Anda di halaman 1dari 8

Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019

ISBN 987-623-7482-00-0
APLIKASI MESIN PULPER DUA TINGKAT UNTUK PENINGKATAN
PRODUKTIVITAS USAHA KOPI DADONG DI KINTAMANI,
BANGLI
IM Rajendra1, NGAP Harry Saptarini2, NW Sadiyani3, IGN Jemmy AP4
1JurusanTeknik Mesin, 2Jurusan Teknik Elektro, 3Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Bali, Kampus Bukit
Jimbaran, Badung-Bali, 4Program Studi Farmasi FMIPA, Universitas Udayana, Kampus Bukit Jimbaran, Badung-Bali
E-mail: maderajendra@pnb.ac.id

ABSTRACT

The technology applied in post-harvest coffee processing in Indonesia, from planting to processing
varies greatly from traditional to modern methods. The technology used by coffee entrepreneurs has one goal
in common: increasing the productivity of quality coffee. One of the stages of post-harvest processing that
uses technology in the form of a machine is stripping the coffee skin using a pulper machine. Coffee peeling
machine or commonly called a pulper machine generally only consists of one level, with a capacity of 10 kg /
minute. Based on observations in Kopi Dadong, Belantih Village, Kintamani, Bangli, the shortcomings of
this one-stage pulper machine are that 40% of the peeled coffee is still found. based on these conditions, it is
necessary to find an effort to overcome it by combining similar peeling drums into one construction with
different positions (leveled) using a single drive machine. This modification is designed as a combination of
two components from two engine units. The results of the application of this two-stage pulper machine can
reach 97.5% of coffee peeled.

Keywords: pulper, two stage, coffee

ABSTRAK

Teknologi yang diterapkan pengolahan pasca panen kopi di Indonesia, sejak penanaman hingga
pengolahan sangat bervariasi mulai dari cara tradisional hingga modern sekalipun. Teknologi yang digunakan
pengusaha kopi memiliki satu tujuan yang sama yaitu meningkatkan produktivitas kopi yang
berkualitas.Salah satu tahapan proses pengolahan pasca panen yang menggunakan teknologi berupa mesin
adalah pengupasan kulit kopi menggunakan mesin pulper. Mesin pengupas kulit kopi atau biasa disebut
dengan mesin pulper umumnya hanya terdiri satu tingkat saja, dengan kapasitas 10 kg/menit. Hasil observasi
di Kopi Dadong, Desa Belantih, Kintamani, Bangli, kekurangan dari mesin pulper satu tingkat ini adalah
masih ditemukan kopi tidak terkupas mencapai 40%. Berdasarkan data di atas maka perlu mencari upaya
untuk mengatasinya yaitu dengan jalan menggabungkan drum pengupas sejenis menjadi satu kontruksi
dengan posisi yang berbeda (bertingkat) dengan menggunakan satu mesin penggerak. Modifikasi yang
dirancang ini merupakan penggabungan sebagian komponen dari dua unit mesin. Hasil dari aplikasi mesin
pulper dua tingkat ini dapat mencapai 97.35% kopi terkupas.

Kata kunci: pulper, dua tingkat, kopi

1170
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

PENDAHULUAN antara drum dan dinding stator sehingga


terjadi proses pengupasan kulit.
Berdasarkan cara kerjanya, pengolahan Berdasarkan hasil observasi di Kopi
buah kopi dibedakan menjadi 2 macam yaitu Dadong, Desa Belantih, Kintamani, Bangli,
pengolahan basah (wet process) dan pada pengguanaan mesin pulper satu tingkat
pengolahan kering (dry process) (Haryanto, terdapat kekurangan yakni masih banyak
2014). Perbedaan tersebut terletak pada waktu ditemukannya kopi yang belum terkelupas,
pengupasan, dimana cara kering, pengupasan mencapai 40%, sehingga harus dilakukan
daging buah, kulit tanduk dan kulit ari pengulangan proses terhadap kopi yang tidak
dilakukan setelah kering, sedangkan pada cara terkupas. Kondisi ini menyebabkan
basah pengupasan kulit buah dilakukan produktivitas pengusaha kopi menjadi
sewaktu masih basah. Proses pengolahan kopi terhambat.
basah meliputi buah kopi yang diolah harus Berdasarkan kondisi di atas maka perlu
masak atau matang yang berwarna merah, mencari upaya untuk mengatasinya dengan
setelah itu kopi dimasukkan ke dalam bak air jalan menggabungkan dua mesin sejenis
yang bertujuan untuk memisahkan kopi yang menjadi satu kontruksi dengan posisi yang
busuk berdasarkan berat jenis. Kopi mutu baik berbeda dan menggunakan satu sistem
selanjutnya dikupas menggunakan mesin penggerak. Modifikasi yang dirancang ini
pulper yang bertujuan untuk memisahkan merupakan penggabungan dari dua buah
antara kulit dan biji kopi (Rahardjo, 2012). mesin yang ada di pasaran, namun terdapat
Mesin pengupas kulit kopi atau biasa beberapa perubahan pada celah pengumpan
disebut dengan mesin pulper umumnya hanya dan sistem penggeraknya. Inovasi ini
terdiri satu tingkat, dengan spesifikasi mesin diharapkan dapat meningkatkan produktivitas
kapasitas 300-400 kg/jam (Wicaksana, 2019) pengolahan khususnya pada tahap pengupasan
ukuran mesin 800 mm x 345 mm x 1000 mm, kulit kopi.
menggunakan motor bensin 6,5 HP 3600 rpm, A. Proses Pengolahan Biji Kopi Basah
rangka menggunakan profil siku 40 x 40 x 4 Usaha Kopi Dadong sebagian besar
mm, sistem transmisi mengunakan 2 puli memproduksi jenis Kopi Arabika. Pengolahan
masing-masing diameter 100 mm dan 300 jenis kopi ini menggunakan metode olah
mm, v-belt jenis A No.62, dan poros pejal basah. Adapun tahap-tahap dalam proses
diameter 20 mm. Prinsip kerja mesin pulper pengolahan biji kopi basah menurut Haris,
satu tingkat yaitu motor bakar memutar pully 2018 adalah sebagai berikut:
dan diteruskan oleh v-belt untuk 1. Sortasi buah kopi
menggerakkan drum pengupas melalui pully Setelah buah kopi dipanen, agar segera
yang terpasang pada poros. Pada poros ini dilakukan sortasi untuk memisahkan buah
terdapat sprocket yang terhubung ke sprocket dari kotoran, buah berpenyakit dan buah
lainnya menggunakan rantai untuk cacat. Selain itu untuk memisahkan buah
menggerakkan hopper. Cara kerja mesin ini, yang berwarna merah dengan buah yang
pertama mesin dihidupkan kemudian kopi kuning atau hijau. Pemisahan buah yang
yang bercampur dengan air dimasukkan ke mulus dan berwarna merah (buah superior)
dalam mesin pulper melalui corong dengan buah inferior berguna untuk
pengumpan (V. Kelik dkk, 2016). Kopi basah membedakan kualitas biji kopi yang
didorong oleh poros belimbing menuju celah dihasilkan.
pengumpan. Pada celah ini terjadi gesekan

1171
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0
2. Pengupasan kulit buah dihasilkan stabil tidak mudah berubah rasa
Pengupasan kulit buah kopi, disarankan dan tahan serangan jamur. Untuk
dengan bantuan mesin pengupas (pulper). mendapatkan kadar air sesuai dengan yang
Terdapat dua jenis mesin pengupas, yang diinginkan dapat dilakukan penjemuran
diputar manual dan bertenaga mesin. lanjutan. Namun langkah ini biasanya agak
Selama pengupasan, agar dialirkan air lama mengingat sebelumnya biji kopi
secara terus menerus ke dalam mesin sudah direndam dan difermentasi dalam
pengupas. Fungsi pengaliran air untuk air. Biasanya, pengeringan lanjutan
melunakkan jaringan kulit buah agar dilakukan dengan bantuan mesin pengering
mudah terlepas dari bijinya. Hasil dari hingga kadar air mencapai 12%. Langkah
proses pengupasan kulit buah adalah biji ini akan lebih menghemat waktu dan
kopi yang masih memiliki kulit tanduk, tenaga.
atau disebut juga biji kopi HS. 5. Pengupasan kulit tanduk
3. Fermentasi biji kopi HS Setelah biji kopi HS mencapai kadar air
Tahap berikutnya adalah fermentasi 12%, selanjutnya mengupas kulit tanduk
terhadap biji kopi yang telah dikupas. yang menyelimuti biji. Pengupasan bisa
Terdapat dua cara, pertama dengan ditumbuk atau dengan bantuan mesin
merendam biji kopi dalam air bersih. pengupas (huller). Dianjurkan dengan
Kedua, menumpuk biji kopi basah dalam mesin untuk mengurangi resiko kerusakan
bak semen atau bak kayu, kemudian biji kopi. Hasil pengupasan pada tahap ini
atasnya ditutup dengan karung goni yang disebut biji kopi beras.
harus selalu dibasahi. Lama proses 6. Sortasi akhir biji kopi
fermentasi pada lingkungan tropis berkisar Setelah dihasilkan biji kopi beras, langkah
antara 12-36 jam. Proses fermentasi juga berikutnya adalah sortasi akhir. Tujuannya
bisa diamati dari lapisan lendir yang untuk memisahkan kotoran dan biji pecah.
menyelimuti biji kopi. Apabila lapisan Selanjutnya, biji kopi dikemas dan
sudah hilang, proses fermentasi bisa disimpan sebelum didistribusikan.
dikatakan selesai. Setelah difermentasi
dilanjutkan dengan pencucian kembali biji B. Prinsip Kerja Mesin Pulper Satu Tingkat
kopi dengan air. Disarankan juga untuk Prinsip kerja alat pengupas kopi atau
memersihkan sisa-sisa lendir dan kulit pulper satu tingkat, seperti ditunjukkan pada
buah yang masih menempel pada biji. Gambar 1, dimana untuk menggerakkan alat
4. Pengeringan biji kopi HS ini digunakan dua puli, yaitu puli pengupas
Langkah selanjutnya biji kopi HS hasil dan puli di hoper. Mekanisme alat ini, ketika
fermentasi dikeringkan. Proses digerakkan oleh tenaga motor bakar maka puli
pengeringan bisa dengan dijemur atau pengupasan dan pully di hoper berputar secara
dengan mesin pengering. Untuk bersamaan. Puli di hoper berfungsi untuk
penjemuran, biji kopi HS ditebarkan di atas memperlancar masuknya buah kopi kedalam
lantai jemur secara merata. Ketebalan biji rotor sehingga tidak terjadi penumpukan buah
kopi sebaiknya tidak lebih dari 4 cm. Biji di pintu masuk. Sedangkan puli pengupas
kopi harus dibalik secara teratur terutama berfungsi memutar rotor yang dihubungkan
ketika masih dalam keadaan basah. Lama oleh sabuk V dan mendorong buah ke stator,
penjemuran sekitar 2-3 minggu dan akan sehingga buah terkupas dan masuk ke jaring–
menghasilkan biji kopi dengan kadar air jaring (mes) untuk memisahkan bji dan kulit,
berkisar 16-17%. Sedangkan kadar air kemudian keluar melalui saluran pengeluaran.
yang diinginkan dalam proses ini adalah Selama proses ini kopi yang masuk wajib
12%. Kadar air tersebut merupakan kadar diberi aliran air yang bertujuan untuk
air kesetimbangan agar biji kopi yang

1172
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0
melembabkan biji kopi hingga mudah rancang bangun. Observasi dilakukan
terkupas (Sodik, 2016). terhadap kondisi yang dihadapi oleh
Mata pisau (bubble) yang digunakan pada pengerajin kopi sedangkan uji coba dilakukan
alat ini berbentuk U yang tersusun rapi terhadap obyek hasil modifikasi rancang
sehingga pada waktu proeses pengupasan, bangun mesin pulper.
tekanan yang diberikan ke permukaan buah Mesin pulper satu tingkat
kopi semakin besar sehingga proses menggunakan satu drum pengupas yang
pengupasan lebih cepat dan hasilnya lebih digerakkan oleh motor bakar. Celah
bagus (Marbun, 2015). Seperti yang pengumpan antara drum dengan stator, seperti
dinyatakan oleh Widyotomo, 2010 bahwa ditunjukkan pada Gambar 2, hanya dapat
komponen bubble yang berada di permukaan diatur pada satu ukuran saja, sehingga tekanan
silinder pengupas (rotor) akan memberikan yang diterima oleh buah kopi tidak sama. Hal
tekanan serta sobekan pada permukaan kulit tersebut disebabkan oleh karakteristik
buah agar proses pengupasan dapat diameter buah kopi yang tidak sama.
berlangsung lebih cepat dan hasil yang baik. Diameter buah yang besar akan menerima
Tinggi rendahnya persentase biji pecah yang tekanan yang besar sehingga terjadi proses
diperoleh dari proses pengupasan kulit buah pengupasan sedangkan buah yang kecil tanpa
dapat disebabkan oleh perbedaan karakteristik mengalami penekanan sehingga tidak terkupas
fisik buah kopi (Widyotomo dkk, 2009). dan keluar dalam keadaan masih utuh maupun
tergores sebagian bercampur dengan kopi
yang telah terkupas.
Proses yang harus dilakukan
selanjutnya adalah memisahkan kopi terkupas
dan tidak terkupas dimana pekerjaan ini
sangat menyita waktu cukup lama. Buah yang
belum terkupas selanjutnya dimasukkan
kembali ke mesin pulper dimana sebelumnya
jarak celah pengumpan harus diatur lebih
kecil. Proses tersebut membutuhkan waktu
yang lama dan tenaga serta energi cukup
besar, sehingga produktivitas menjadi
terhambat. Mengatasi hal tersebut dibutuhkan
solusi berupa mesin yang mampu mengupas
buah kopi dengan berbagai ukuran dalam
sekali proses. Mesin tersebut harus memiliki
Gambar 1. Mesin pulper satu tingkat dua celah pengumpan besar dan kecil, yang
dibentuk oleh dua drum dan stator tersusun
METODE bertingkat dalam satu konstruksi dengan
penggerak tunggal.
Metode yang digunakan dalam kegiatan
ini adalah metode observasi dan uji coba

1173
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

Gambar 2. Konsep Pengupasan Drum pada Mesin Pulper

Konsep desain dari mesin pulper dua pembuangan bagi limbah kulit, dimana
tingkat yang direncanakan adalah saluran tersebut menyatu dalam satu aliran.
penggabungan dua mesin pulper yang disusun Konsep rancangan tersebut selanjutnya
secara bertingkat. Pada mesin pertama dengan dituangkan dalam gambar desain agar
posisi lebih tinggi memiliki celah pengumpan penyatuan kedua mesin tersebut menghasilkan
yang besar yakni 3 mm. Pada bagian ini satu konstruksi mesin yang kompak, kuat,
terpasang juga corong pemasukan buah kopi. estetik, dan berfungsi guna. Hal yang perlu
Pada saat memasuki corong, buah kopi akan mendapat perhatian adalah sistem penggerak.
didorong masuk ke celah pengumpan oleh Pada awalnya, masing-masing mesin memiliki
rotor berupa poros belimbing. Akibat motor penggerak sendiri. Dalam rancangan ini
dorongan tersebut maka terjadi gesekan antara mesin pulper dua tingkat hanya menggunakan
drum, buah kopi dan stator akibatnya terjadi satu motor penggerak, sehingga
pengupasan dan keluar melalui celah membutuhkan perhitumgan dalam hal
keluaran. Mesin kedua terpasang dibagian transmisi daya menggunakan pulley dan belt.
bawah dengan tujuan agar biji kopi hasil Dalam setiap pembuatan rancang
pengupasan pertama baik terkupas maupun bangun tentunya terdapat gambar komponen
tidak terkupas yang keluar dari corong dan susunannya sehingga nantinya
keluaran akan masuk ke corong masukan mempermudah pada saat pengerjaan atau
mesin kedua. Celah pengumpan pada mesin mewujudkan rancangan yang dibuat. Proses
kedua diatur lebih kecil yakni 1 mm. Pada perancangan modifikasi mesin pulper dua
celah ini, diharapkan terjadi proses tingkat untuk mengupas kulit kopi ini desain
pengupasan bagi buah kopi yang belum gambar menggunakan program Autodesk
terkupas, sedangkan biji yang telah terkupas Inventor 2018. Rancangan dibuat secara detail
hanya mengalami penekanan dan dorongan sehingga mempermudah pada saat pengerjaan.
menuju ke celah keluaran. Pada mesin Hasil rancangan modifikasi mesin pulper dua
pertama maupun kedua memiliki saluran tingkat ditunjuukan pada Gambar 3.

1174
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0

Berdasarkan hasil rancangan dan


perhitungan komponen, selanjutnya dilakukan
pembuatan mesin melalui beberapa tahap
pengerjaan, diantaranya :
1. Persiapan bahan baku
Untuk melancarkan kegiatan rancang
bangun maka perlu adanya persiapan
bahan, mulai dari survei hingga
pembelian komponen-komponen rancang Gambar 4. Aplikasi Mesin Pulper Dua
bangun. Adapun bahan yang dipersiapkan Tingkat Hasil Modifikasi di Kopi Dadong
untuk rancang bangun ini adalah ; Besi
siku 60 x 60 x 6 mm panjang 6 meter
HASIL DAN PEMBAHASAN
sebanyak 3 batang, Baja ST 37 diameter 1
inch panjang 800 mm sebanyak 2 batang, Pengujian produktivitas dilakukan
Bantalan diameter lubang 20 mm terhadap mesin pulper modifikasi dua tingkat
sebanyak 8 buah, Motor Bakar 6,5 HP, ini dilakukan 3 kali. Pengujian bertujuan
Sabuk V tipe A sebanyak 1 buah, Puli 3 untuk menguji performansi dari mesin
inch 1 buah, Puli 6 inch 2 buah, Puli 12 tersebut. Hasil pengujian alat disajikan dalam
inch 1 buah, Baut, mur dan ring, Cat dasar Tabel 1 berikut :
dan warna, serta Pelat ukuran 1x1 m Tabel 1. Hasil Pengujian Mesin Pulper Dua
sebanyak 1lembar. Tingkat
2. Proses Pembuatan Kopi Tidak Terkupas (Ktt)
Pegujian
Adapun komponen yang dibuat meliputi ; Kopi Awal Pengumpan I Pengumpan II
ke-
pembuatan rangka, penutup dan Celah 3 mm Celah 1 mm
pembuatan poros. Selanjutnya dilakukan 1 2000 gram 500 gram 50 gram
proses perakitan, dan finishing. 2 2000 gram 600 gram 50 gram
Adapun hasil modifikasi rancang 3 2000 gram 700 gram 60 gram
Rata-rata 600 gram 53 gram
bangun mesin pulper dua tingkat dan
aplikasinya di Kopi Dadong, ditunjukkan pada
Gambar 4 di bawah ini. Kriteria buah kopi yang tidak terkupas
yaitu buah kopi yang masih utuh beserta
kulitnya keluar dari lubang pengeluaran biji.
Pengukuran persentase kopi yang tidak

1175
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0
terkupas (Ktt) dapat ditentukan dengan perbaikan maupun modifikasi. Seperti,
(Ginting dkk, 2015) : pemilahan kopi dalam bak perendam menuju
Berat kopi tidak terkupas (gram) mesin pulper yang selama ini menggunakan
Ktt (%) = --------------------------------------- x 100% gayung dapat menggunakan konveyor
Berat kopi awal (gram) sederhana. Begitu juga pada tahap
pengayakan kopi untuk mendapatkan empat
Berdasarkan rata-rata hasil pengujian grade kopi berdasarkan besar butir dapat
dapat dilihat bahwa pengupasan menggunakan dilakukan dengan memodifikasi tiga buah
mesin pulper dua tingkat menunjukkan ayakan yang terpisah menjadi satu kontruksi
prosentase kopi tidak terkupas (Ktt) sebesar mesin yang digerakkan oleh satu motor
2,65%. Nilai tersebut mendekati sama dengan penggerak sehingga mampu mengurangi
pengujian yang dilakukan oleh Mawardi dkk, penggunaan tenaga manusia dan mampu
2018, terhadap mesin pulper silinder ganda meningkatkan produktivitas.
dimana prosentase kopi yang tidak terkupas
mencapai 3%. sehingga produktivitas proses DAFTAR RUJUKAN
pengupasan mencapai 97,35%. Bila
dibandingkan dengan penggunaan mesin Ginting A, AP Munir, N. Ichwan. 2015. Uji
pulper satu tingkat dimana produktivitas Jarak Rotor Dan Variasi Bentuk Mata
Pisau Pada Alat Pengupas Kulit Kopi
hanya 60% maka ada kenaikkan hampir
Mekanis Silinder Tunggal, J. Rekayasa
37,35%. Sehingga, penggunaan mesin pulper Pangan dan Pert., Vol.3 No. 2.
dua tingkat sangat menguntungkan bagi
pengusaha Kopi Dadong. Haris, BPP Busungbiu 2018. Proses
Pengolahan Biji Kopi (Olah Basah),
SIMPULAN https://bulelengkab.go.id/detail/artikel/p
roses-pengolahan-biji-kopi-olah-basah-
89
Hasil modifikasi mesin pulper dua
tingkat untuk pengupasan kulit kopi dapat Haryanto, Ian Siahaan. 2014. Luas Kebun
dikatakan berhasil guna untuk meningkatkan Kopi Arabika Untuk Kebutuhan
produktivitas usaha Kopi Dadong. Hal ini Pengolahan Biji Kopi Di Daerah
menunjukkan bahwa upaya untuk Kintamani, Kabupaten Bangli Berbasis
meningkatkan produktivitas dibutuhkan ide- Metode Fuzzy Logic, Bina Ilmu
Yogyakarta.
ide lebih kreatif dan inovatif dalam
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi. Marbun, W.P., Munir. A.P., Harahap L. A,
Dalam hal inovasi tidak selamanya 2015. Modifikasi Alat Pengupas Kulit
membutuhkan perangkat atau peralatan Kopi Mekanis. J.Rekayasa Pangan dan
maupun mesin-mesin yang canggih. Namun Pert., Vol.3 No. 4.
cukup dengan ketajaman dalam menganalisis
Mawardi, I., Hanif, Zaini, 2018.
situasi maka kita mampu mendapatkan solusi
Pengembangan Konstruksi Mesin
yang tepat. Pulper Portable Dalam Upaya
Motode penyelesaian permasalahan Meningkatkan Efektifitas dan
dengan memodifikasi peralatan yang ada Produktifitas Petani Kopi di Desa
perlu ditingkatkan pada proses-proses yang Petukel Blang Jorong Kecamatan
lain. Sehingga semua tahapan dalam proses Bandar Kabupaten Bener Meriah,
pengolahan kopi terlaksana dengan baik dan Proceeding Seminar Nasional
Politeknik Negeri Lhokseumawe, Vol.2
kualitas baik serta menghasilkan produktivitas
No.1 September 2018 | ISSN: 2598-
yang tinggi. Melihat tahapan proses yang 3954
dilakukan oleh pengusaha Kopi Dadong,
masih banyak peralatan yang memerlukan

1176
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 987-623-7482-00-0
Rahardjo, P. 2012. Kopi Panduan Budidaya Silinder Horizontal. Jurnal Enjiniring
dan Pengolahan Kopi Arabika dan Pertanian, Vol. 8, No. 1. Hal 27-38
Robusta. Penebar Swadaya. Jakarta
Widyotomo, S. Mulato, S. Ahmad, H. dan
Sodik, A, K. Suharno, S. Widodo, 2016. Soekarno. 2009. Kinerja Pengupas
Perancangan Mesin Pengupas Kopi Kulit Buah Kopi Segar Tipe Silinder
Dengan Menggunakan Dua Rol Ganda Horizontal. Pelita Perkebunan,
Pengupas. Wahana Ilmuwan, jurnal. Vol. 27, No. 1, Hal. 37.
untidar.ac.id Jurnal Hasil Penelitian
Fakultas Teknik Universitas Tidar Wicaksana, Andia Achmadi. 2019. Uji
Kinerja dan Analisis Ekonomi Mesin
V. Kelik dkk, 2016. Perancangan Mesin Pengupas Buah Kopi (Pulper),
Pengupas Dan Pemisahkulit Buah SAINTEKS 2019, Hal. 79 – 81
Kopi, JTM Vol. 05, No. 2, Juni 2016
ISSN 2089 -7235

Widyotomo, S. 2010. Evaluasi Kinerja Mesin


Pengupas Buah Kulit Kopi Basah Tipe

1177

Anda mungkin juga menyukai