Oleh :
HERLINA
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
KOPI DI INDONESIA
• Indonesia merupakan peringkat 3 produksi
kopi dunia setelah Brasil dan Vietnam.
• Luas lahan 1,3 Juta Ha (Robusta 1 juta Ha,
Arabika 0,30 Ha) , 96 % kopi Rakyat.
• Produktivitas kopi di Indonesia 700 kg biji
kopi / Ha/tahun.
• Jenis kopi di Indonesia : Gayo Coffee,
Mandailing, Lampung, Java, Kintamani,
Toraja, Bajawa, Wamena, dan Luwak
Coffee.
PRODUKSI KOPI INDONESIA
• Tahun 2012 produksi kopi Indonesia
750.000 ton ( robusta = 600.000 ton
dari luas areal 250.000 ha dan
arabika=150.000 ton dari luas areal
1,05 juta ha. )
• Ekspor produk kopi olahan tahun
2011 mencapai USD 268,6 juta dan
tahun 2012 USD 315,6 juta.
• Ekspor didominasi : kopi instant,
ekstrak, esens dan konsentrat kopi.
INSTITUSI YANG TERLIBAT DALAM
PERKEBUNAN KOPI
• GAEKI = Gabungan Eksportir Kopi
Indonesia
• AKSI = Asosiasi Kopi Spesial
Indonesia
• PUSLITKOKA = Pusat Penelitian Kopi
dan Kakao Indonesia
• Kementerian Pertanian dan
Perkebunan
POHON INDUSTRI BUAH KOPI
4 JENIS KOPI DI INDONESIA
1. KOPI ARABICA
• Kopi arabika tumbuh di ketinggian 700-1700 m dpl
dengan suhu 16-20 derajat celcius, rentan terhadap
penyakit karat daun, namun Kopi arabika saat ini telah
menguasai sebagian besar pasar kopi dunia dan
harganya jauh lebih tinggi daripada jenis kopi lainnya.
2. KOPI ROBUSTA
• Kopi Robusta tumbuh baik di ketinggian 400-700 m dpl
ut) dengan suhu 21-24 derajat celcius. Jenis kopi
robusta lebih tahan terhadap serangan penyakit karat
daun. rasanya yang kurang mantap dan cenderung
lebih pahit dibandingkan dengan arabika. Harganya
pun jauh lebih murah dibandingkan dengan kopi
berjenis arabika.
4 JENIS KOPI DI INDONESIA
3. KOPI LIBERICA
• Kopi liberika berasal dari Liberia, Afrika barat.
Rentan terhadap penyakit karat daun. Memiliki
kualitas buah yang relatif rendah, namun kopi
berjenis liberika mampu berbuah sepanjang tahun
dan dapat tumbuh dengan baik di dataran
rendah.
4. KOPI EKSELSA
• Kopi jenis Ekselsa ini sangat cocok dibudidayakan
di daerah dataran rendah yang basah. Kopi jenis
ini sangat mudah dalam hal pembudidayaannya,
karena kopi berjenis ekselsa tidak rentan diserang
penyakit. Kopi ini juga dapat ditanam di areal
lahan gambut.
PENGOLAHAN KOPI TEMPO DULU
PENGOLAHAN KERING PENGOLAHAN BASAH
PENGOLAHAN KOPI SESUAI STANDAR
1. FUUL WASHING
2. SEMI WASHING
3. HONEY
4. NATURAL
TAHAPAN PENGOLAHAN KOPI SESUAI
STANDAR
1. PEMETIKAN
Pemetikan buah kopi dilakukan pada
masa panen. Secara normal, buah kopi
akan mengalami masa panen sekitar
bulan Mei sampai dengan bulan Oktober.
Ukuran kematangan buah
secara visual ditandai oleh perubahan
warna kulit buah. Buah yang sudah
masak akan memiliki warna kemerahan.
Kematangan buah kopi juga dapat dilihat
dari kekerasannya yang mempunyai
daging lunak dan berlendir.
PENGOLAHAN KOPI SESUAI STADAR
2. SORTASI VISUAL DAN PERAMBANGAN
Sebelum dilakukannnya perambangan,
pisahkan buah dari kotoran, buah berpenyakit
dan buah cacat. Pisahkan pula buah yang
berwarna merah dengan buah yang kuning
atau hijau.Proses sortasi perambangan dapat
dilakukan dengan cara merendam biji kopi di
dalam bak penampungan. Biji kopi yang
mengapung disisihkan ke wadah yang
berbeda, selanjutnya biji kopi yang tenggelam
dikumpulkan untuk dilakukan tahapan
selanjutnya.
PENGOLAHAN KOPI SESUAI STANDAR
3. PENGUPASAN KULIT BUAH (PULPING)
Pengupasan kulit buah dilakukan dengan
mesin pulper. Buah kopi hasil panen sebaiknya
dipisahkan atas dasar ukurannya sebelum
dikupas agar hasil kupasan lebih bersih dan
jumlah biji pecahnya sedikit. Pada proses ini, biji
kopi akan terpisah dari kulitnya yang berwarna
kemerahan. Pengupasan buah kopi umumnya
dilakukan dengan menyemprotkan air ke dalam
silinder mesin bersama dengan buah yang akan
dikupas, maka dapat dikatakan proses ini juga
membutuhkan ketersediaan air bersih.
PENGOLAHAN KOPI SESUAI STANDAR
4. FERMENTASI
Tujuan proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang
tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah
proses pulping. Terdapat dua cara Proses Fermentasi, pertama
dengan merendam biji dalam air bersih. Kedua, menumpuk biji
basah dalam bak semen atau bak kayu, kemudian atasnya ditutup
dengan karung goni yang harus selalu dibasahi.
2.PELARUTAN
Ekstraksi bubuk kopi dilakukan secara batch dalam kolom dengan sirkulasi pelarut air perbandingan 1/3,5
pada suhu 80 oC selama 45 menit.
3.KRISTALISASI
Ekstrak kopi dimasukkan ke dalam alat kristalisator dan ditambah gula dengan proporsi 1/1.
4.PENGHALUSAN
Kristal gula-kopi digiling secara mekanik menjadi bubuk halus.
5.PENCAMPURAN
Selain disajikan dalam bentuk murni, bubuk kopi instant juga bisa dicampur dengan bubuk krimer susu
instant pada proporsi tertentu dengan alat pencampur putar tipe hexagonal.