NIM : 201710201035
Kelas : TEP-C
BAGIAN A
1. Deskripsi Pascapanen dan Pengolahan Kopi
Pengertian pasca panen dan pengolahan kopi
Pasca panen kopi adalah kegiatan yang dilakukan setelah proses pemanenan atau penanganan
hasil kopi yang terdiri atas pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran, penyimpanan,
dan pengemasan.
Pengolahan kopi adalah suatu proses dimana setelah pasca panen kopi terus dilakukan
pengolahan dan dijadikan sebagai sebuah produk.
Pasca Panen primer kopi
Cara Basah :
1. Sortasi : Buah kopi yang baru selesai dipanen harus segera disortasi/dipisahkan antara buah
yang superior dan buah yang inferior, serta kotoran dibuang. Sortasi buah kopi dapat dilakukan
dengan 2 cara yaitu Perambangan cara manual (Dilakukan dengan merendam buah kopi dalam
air, buah yang mengapung diambil dan dipisahkan dan biasanya diproses dengan pengolahan
kering. Sedangkan buah yang terendam (yang bagus) digunakan untuk proses pengolahan
selanjutnya dengan cara basah). Perambangan cara semi mekanis (Buah kopi dimasukkan ke
dalam tangki yang dilengkapi dengan air untuk memindahkan buah kopi yang mengambang,
sedangkan buah kopi yang terendam langsung masuk menuju bagian alat pemecah kulit).
2. Pengupasan kulit buah kopi : Pengupasan bertujuan untuk memisahkan biji kopi dari kulit
terluar dan bagian daging. Pengupasan ini dapat dilakukan baik secara manual maupun
menggunakan mesin. Proses pengupasan kulit yang dilakukan dengan menggunakan mesin
disebut pulper. Buah kopi setelah dipanen, dipecah dengan pulper, sehingga diperoleh biji kopi
yang telah terpisah dari kulit buahnya.
3. Fermentasi : Fermentasi bertujuan untuk membantu melepaskan/menghilangkan lapisan lendir
yang masih tersisa di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pengupasan. Fermentasi
juga bertujuan untuk mengurangi rasa pahit dan mendorong terbentuknya kesan mild pada cita
rasa seduhannya. Lamanya proses fermentasi dipengaruhi oleh jenis kopi, suhu dan kelembaban
lingkungan serta ketebalan tumpukan biji kopi. Akhir fermentasi ditandai dengan
mengelupasnya lapisan lendir yang menyelimuti kulit tanduk. Fermentasi kering dilakukan
dengan cara menumpuk kopi yang baru keluar dari mesin pengupas kulit di tempat yang teduh
selama 2-3 hari. Tumpukan kopi ditutup dengan goni agar tetap lembab sehingga proses
fermentasi berlangsung dengan baik.
4. Pencucian Lendir : Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil fermentasi yang
masih menempel pada kulit tanduk. Setelah kulit buah kopi terkupas dilakukan proses
pencucian. Kapasitas besar menggunakan mesin pencuci, sedangkan untuk kapasitas kecil,
pencucian secara sederhana dapat dilakukan di dalam bak/ember, segera diaduk-aduk dengan
tangan/dinjak-injak dengan kaki. Bagian yang terapung berupa sisa lapisan lendir.
5. Pengeringan : Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kandungan air dalam biji kopi yang
semula 60-65% menjadi 20%. Pengeringan dapat dilakukan dengan penjemuran atau
pengeringan dengan alat pengering. Hal ini dilakukan agar dapat mempermudah dalam proses
berikutnya yaitu pengupasan kulit tanduk. Penjemuran dapat dilakukan di atas para-para atau
lantai penjemuran. Pembalikan dilakukan setiap jam pada waktu kopi masih basah. Rata-rata
pengeringan antara seminggu sampai 10 hari. Pengeringan secara mekanis dapat dilakukan jika
cuaca tidak memungkinkan untuk melakukan penjemuran. Pengeringan mekanis dilakukan
dengan alat pengering yang hanya memerlukan waktu 18 jam. Kadar air yang dihasilkan masih
tinggi yaitu 20 %.
6. Pengupasan Kulit Tanduk : Biji kopi yang dihasilkan dari proses di atas masih dilapisi oleh
kulit tanduk. Untuk menghilangkan kulit tanduk pada biji kopi dilakukan pengupasan kulit
tanduk. Pengupasan kulit tanduk dapat dilakukan secara manual maupun menggunakan mesin
pengelupas. Pada pengupasan kulit tanduk dengan huller, biji kopi hasil pengeringan
didinginkan dulu selama min 24 jam. Biji kopi yang dihasilkan pada tahap ini dikenal dengan
kopi beras.
7. Pengeringan Kopi Beras : Pengeringan kopi beras bertujuan untuk memperoleh kadar air biji
kopi sekitar 11%, untuk menjaga stabilitas penyimpanan. Hal ini dilakukan 2 – 3 hari di bawah
sinar matahari dengan menggunakan tempat pengeringan/lantai jemur/ para-para. Pengeringan
tahap ini dapat juga dilakukan secara mekanis dengan pemanasan pada suhu 50-60ºC selama 8-
12 jam sampai kadar air 11%.
8. Pengemasan dan Penyimpanan : Pengemasan biji kopi yang sudah dikeringkan dan telah
mencapai kadar air 11% dilakukan dalam karung-karung plastik/karung goni yang bersih dan
jauh dari bau-bau asing. Penyimpanan dilakukan hanya sementara sebelum biji kopi dijual ke
eksportir atau sebelum diolah selanjutnya. Penyimpanan harus dilakukan di ruang yang bersih,
bebas dari bau asing dan kontaminasi lainnya. Atur tumpukan karung kopi di atas landasan
papan/kayu setinggi 10 cm sehingga tidak langsung bersentuhan dengan lantai.
Cara Kering :
Pengolahan kering dilakukan setelah buah kopi dipanen langsung dikeringkan (pengupasan daging
buah, kulit tanduk dan kulit ari dilakukan setelah kering). Kopi dikatakan kering apabila waktu
diaduk terdengar bunyi gemerisik. Pengeringan dapat dilakukan secara manual atau dengan mesin
pengering. Penjemuran dilakukan pada cuaca cerah, sampai memperoleh kadar air 11-12%.
Pengeringan memerlukan waktu 2 – 3 minggu dengan cara dijemur. Pada awal pengeringan buah
kopi yang masih basah harus sering dibalik dengan alat penggaruk. Pengeringan dengan mesin
pengering dilakukan apabila sering hujan. Pengupasan kulit buah pada cara kering bertujuan untuk
memisahkan biji kopi dari kulit buah, kulit tanduk, dan kulit ari. Pengupasan kulit buah dengan
menggunakan mesin pengupas (huller). Pengupasan kulit dengan cara menumbuk tidak dianjurkan
karena mengakibatkan banyak biji yang pecah. Hasil pengupasan akan diperoleh biji kopi beras,
yang siap untuk disimpan atau diolah lebih lanjut.
Foto mesin
b. Mesin Pencuci Biji Kopi (Washer)
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Nyalakan mesin dieselnya untuk menggerakkan mesin pencuci.
2. Alirkan udara secukupnya menggunakan selang ke dalam tabung mesin melalui corong
tempat masuknya kopi.
3. Kemudian sambil dialiri air, orde kopi sesuai kebutuhan melalui corong tersebut.
4. Pastikan di ujung mesin ini ada wadah untuk menyimpan kopi yang selesai.
5. Mesin ini bekerja untuk mencuci kopi secara otomatis di dalam tabung pencucian.
6. Apabila kopinya selesai melewati proses pencucian, maka akan keluar dengan sendirinya
melalui lubang keluarandi ujung mesin ini dan mengarah ke wadah penampungan.
7. Di bawah mesin terdapat kran yang dapat dibuka untuk mengeluarkan udara kotor dari
tabung pencucian.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 500 Kg/Jam.
Foto mesin
c. Mesin Pengering Biji Kopi (Box Dryer)
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Menyiapkan bahan bakar pada tangki.
2. Memasukkan bahan yang akan dikeringkan ke dalam mesin.
3. Lalu mengalirkan bahan bakar pada tengki menuju kompor dengan cara membuka keran
bahan bakar.
4. Menyalakan burner dengan korek api.
5. Setelah api di dalam kompor/ burner membesar/ kemudian menghidupkan motor listrik.
6. Motor listtrik akan memutar blower sehingga akan menghembuskan udara panas ke mesin
pengering.
7. Pada saat proses pengeringan berlangsung bahan pertanian harus dibolak-balik supaya hasil
pengeringannya lebih merata.
8. Setelah selesai proses pengeringan kran bahan bkar di tutup supaya tidak mengalir ke
minyak tanah. bahan bakar ke kompor.
9. Setelah api diburner mengecil, jagan lupa untuk mematikan blower dengan cara mematikan
motor listrik tersebut.
10. Mengeluarkan bahan melalui pintu pengeluaran.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 500 - 3000 Kg/Batch
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
f. Mesin Penghalusan/Penggilingan
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Hidupkan penggerak atau diesel giling kopi.
2. Masukkan biji kopi yang akan digiling kedalam corong input gilingan kopi.
3. Kemudian bahan baku akan digiling oleh mesin.
4. Tepung hasil gilingan akan keluar pada corong pengeluaran mesin.
5. Selanjutnya menyediakan tempat penampung hasil pada corong output mesin sehingga
tepung mudah diambil.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 50-100 Kg/Jam
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
BAGIAN B
1. Deskripsi Pascapanen dan Pengolahan Kakao
Pengertian pasca panen dan pengolahan kakao
Pasca panen kakao adalah kegiatan yang dilakukan setelah proses pemanenan atau penanganan
hasil kakao yang terdiri atas pengeringan, pendinginan, pembersihan, penyortiran,
penyimpanan, dan pengemasan.
Pengolahan kakao adalah suatu proses dimana setelah pasca panen kakao terus dilakukan
pengolahan dan dijadikan sebagai produk.
Pasca Panen primer kakao
1. Sortasi : Proses sortasi sangat berperan penting dalam menghasilkan biji kakao dengan kualitas
yang baik. Digunakan untuk memisahkan buah kakao yang sehat dari buah kakao yang rusak
karena penyakit, busuk maupun cacat. Hal ini perlu dilakukan agar buah yang sehat tidak ikut
tercemar karena ditimbun di satu tempat.
2. Pemeraman : Pemeraman bertujuan untuk membantu pembentukan cita rasa dan aroma kakao.
Di samping itu juga mempermudah proses fermentasi karena pemeraman akan menyebabkan
pulp lebih mudah terlepas dari biji kakao. Waktu pemeraman berkisar antara 6-9 hari sebelum
buah tersebut dipecah.
3. Pengupasan : Setelah pemeraman, buah segera dikupas atau dipecahkan baik dengan pisau
maupul lainnya. Pemecah biji harus dilakukan secara hati-hati supaya tidak melukai biji yang
kemudian diikuti dengan pemisahan biji dari buah dan sekaligus disortasi agar diperoleh ukuran
biji yang seragam.
4. Fermentasi : Fermentasi bertujuan untuk membentuk cita rasa coklat serta mengurangi rasa
pahit dan sepat yang ada dalam biji kakao. Selain itu untuk melepaskan pulp dari keping biji,
dan mempermudah lepasnya kulit biji dari keping biji pada proses pengeringan/penyangraian
biji kakao. Beberapa hal penting untuk kesempurnaan proses fermentasi adalah berat biji yang
akan difermentasi, pengadukan (pembalikan), lama fermentasi dan rancangan kotak fermentasi.
Proses fermentasi biasanya berlangsung 4-6 hari, namun waktu fermentasi yang sempurna
dianjurkan adalah selama 5 hari. Biji-biji yang difermentasi secara penuh ditandai dengan
adanya warna coklat gelap pada 80% kulit luar biji dan terbentuknya pori-pori kecil di dalam
biji. Apabila fermentasi gagal warna biji sebagian besar ungu dan tidak ada pori-pori di dalam
biji.
5. Pengeringan : Kadar air yang tinggi pada akhir proses fermentasi harus diturunkan menjadi
sekitar 6-7% sebelum biji kakao tersebut diolah lebih lanjut. Hal ini dilakukan agar pada biji
kakao tidak mudah tumbuh kapang maupun jamur yang dapat mengurangi kualitas dari biji
kakao. Ada berbagai cara pengeringan yang dapat dilakukan yaitu pengeringan secara alami
(penjemuran/sun drying) dan pengeringan secara buatan (menggunakan alat/artificial drying)
(Mulato dan Widyotomo, 2003).
6. Penentuan Mutu Biji Kakao : Standar mutu diperlukan sebagai sarana untuk pengawasan mutu.
Standar mutu biji kakao Indonesia diatur dalam Standar Nasional Indonesia Biji Kakao. Standar
ini meliputi definisi, klasifikasi, syarat mutu, cara pengambilan contoh, cara uji, syarat
penandaan, cara pengemasan dan rekomendasi. Standar mutu terbagi atas dua syarat mutu,
yaitu syarat umum dan syarat khusus. Syarat umum merupakan syarat yang harus dipenuhi oleh
setiap partai biji kakao yang akan diekspor dan syarat khusus merupakan syarat yang harus
dipenuhi untuk setiap klasifikasi jenis mutu.
Foto mesin
b. Mesin Pemeras Lendir Biji Kakao (Depulper)
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Masukan kakao kedalam mesin tersebut.
2. Salurkan air untuk membantu proses pemerasan lendir.
3. Hidupkan mesin, lalu mesin akan berputar 360° sehingga lendir yang menempel pada biji
kakao tersebut akan hilang/terlepas.
4. Setelah proses tersebut selesai, biji kakao akan keluar melalui corong pengeluaran.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 500 kg/jam
Foto mesin
c. Mesin Pengering Kakao (Dryer)
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Masukan kakao kedalam mesin pengering terlebih dahulu.
2. Panaskan mesin dengan menggunakan tungku kayu bakar.
3. Pengeringan dilakukan dengan suhu dan waktu tertentu, apabila melebihi maka mutu kakao
akan berkurang.
4. Setelah proses pengeringan selesai, angkat kakao dan dinginkan di suhu ruang.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 750 kg/Batch
Foto mesin
Foto mesin
e. Mesin Sangrai Kakao (Roaster)
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Hidupkan mesin sangrai terlebih dahulu.
2. Masukkan kakao yang akan disangrai kedalam tabung.
3. Kakao dipanaskan dalam ruang sangrai yang berputar dengan suhu tertentu, sehingga
pemanasan bisa merata.
4. Lama penyangraian 50 menit merupakan waktu terbaik dalam proses penyangraian.
Jika lama penyangraian lebih dari 50 menit maka akan mengalami penurunan mutu.
5. Suhu penyangraian yaitu 95-145°C. Suhu penyangraian diatas 100oC menyebabkan
kehilangan flavanol 10%.
6. Setelai penyangraian selesai, angkat kopi dari mesin kemudian dinginkan.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 5 kg/batch [1 batch = 15-20 menit ]
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
h. Mesin Pengempa Lemak Manual
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Pertama, nyalakan heater atau pemanas dan tunggu lebih kurang 10-15 menit.
2. Masukkan partikel kakao yang telah di haluskan ke dalam tabung pemasukan.
3. Setelah heater panas, lakukan proses pengepresan dengan cara naikkan dongkrak
menggunakan tangan yang ada di bagian bawah tabung, lakukan secara perlahan hingga
lemak /minyak kakao keluar melalui corong output di bagian samping tabung wadah bahan
baku.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 500 gram / batch (1 batch = 15 menit)
Foto mesin
i. Mesin Pengempa Lemak Mekanis
Mekanisme dan kapasitas kerja
Mekanisme Kerja :
1. Siapkan mesin pengempa minyak mekanis.
2. Siapkan coklat yang sudah menjadi pasta.
3. Masukkan coklat tadi kedalam tabung yang telah disediakan.
4. Selanjutnya nyalakan mesin.
5. Pengepresan membutuhkan waktu 10-15 menit.
6. Terdapat tuas untuk mengatur pengepressan dan pengangkatan alat press.
7. Output akan keluar pada pipa atau melalui saluran yang sudah tersedia.
Kapasitas Kerja :
Kapasitas : 1 Kg/Batch
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin
Foto mesin