Anda di halaman 1dari 4

Seminar Nasional Hasil Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Pranata Laboratorium

Pendidikan Politeknik Negeri Jember Tahun 2019, ISBN : 978-602-14917-8-2

JENIS ALAT DAN LAMA PENGERINGAN TERHADAP KUALITAS MUTU


PADA PEMBUATAN TEH CASCARA KOPI

Prayitno, SP (1),Guntoro (2). Sri Santi Utami (2)


1)
,Program Studi Teknik Produksi Benih
2)
,Program Studi Teknik Industri Pangan
Politeknik Negeri Jember

I. PENDAHULUAN proses pengolahan. Tahapan proses pengolahan kopi


Cascara merupakan bahasa Spanyol yang juga menghasilkan limbah/produk samping yang
berarti “kulit”. Cascara merupakan minuman yang cukup melimpah.
terbuat dari bagian luar kulit kopi, tetapi bukan kopi, Pengolahan buah kopi selama ini dikenal
karena warna minuman ini lebih cenderung seperti ada dua cara yaitu pengolahan buah kopi secara
teh sehingga disebut teh cascara, rasanyapun tidak kering (dry process) dan pengolahan buah kopi
memiliki rasa kopi sama sekali. Teh cascara kini secara basah (wet process). Perbedaan kedua cara
mulai populer di Indonesia walau sesungguhnya pengolahan kopi tersebut terletak pada adanya
minuman ini telah lama populer di negara lain di penggunaan air yang diperlukan untuk pengupasan
dunia, seperti para petani asal Yaman dan Ethiopia kulit buah kopi maupun pencucian biji kopi
Tingginya hasil panen kopi berdampak pada Pengolahan kopi cara basah dilakukan pada
banyaknya limbah kulit kopi yang dihasilkan pada buah kopi hasil panen yang memenuhi syarat telah
proses pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi. matang di pohon dengan ciri buah kopi sudah
Keterbatasan informasi dan sosialisasi serta berwarna merah.
kesadaran masyarakat dalam pengolahan dan Diagram alur proses olah basah menurut Ciptadi dan
pemanfaatan limbah yang dihasilkan oleh kulit kopi Nasution, 1985 adalah sebagai berikut :
ini membawa pengaruh pada lingkungan. Yaitu Panen Pilih –» Sortasi Buah –» Pengupasan kulit
menumpuknya limbah tersebut di sekitar pemukiman buah merah (Pulper) –» Fermentasi –» Pencucian –»
masyarakat dan tempat pengilingan kopi bubuk. Pengeringan –» Pengemasan dan penyimpanan –»
Sebagian masyarakat menanggulangi penumpukan Sortasi Biji Kering –» Pengupasan kulit kopi
limbah tersebut dengan membakarnya begitu saja. (Huller)
Limbah tersebut seharusnya bisa menjadi nilai Teh Cascara
tambah pemanfaatannya dan penggunaannya. Secara Produk teh kulit buah kopi sendiri sebenarnya sudah
sederhana bisa dijadikan sebagai pupuk alami pada beredar dipasaran internasional tetapi masih sangat
tanaman kopi itu sendiri. Selain itu juga bisa jarang ditemukan di Indonesia karena kurangnya
dimanfaatkan sebagai media tumbuh jamur pada pengetahuan dan minat masyarakat tentang
baglog, sebagian diantaranya dimanfaatkan oleh keberadaan produk teh kulit buah kopi. Produk teh
pengrajin jamu tradisional sebagai bahan jamu. kulit buah kopi dikenal dengan sebutan carscara.
Berdasarkan hasil penelitian, pada limbah kulit kopi Menurut (Carpenter, 2015), teh cascara memiliki
tersebut mengandung Lemak Kasar, Serat Kasar dan rasa manis dan aroma yang khas seperti teh herbal
Protein Kasar. Sehingga jika dilakukan pengolahan dengan aroma seperti buah mangga, buah ceri,
lebih lanjut dengan teknik dan mekanisme tertentu kelopak mawar bahkan asam jawa. Menurut
bisa dijadikan nutrisi tambahan untuk pakan ternak. (Galanakis, 2017) tahapan proses pembuatan teh dari
Selain itu limbah kulit kopi juga mengandung kulit buah kopi terdiri dari sortasi dan pencucian
minyak kulit kopi yang dalam pengolahan lebih buah kopi, pengupasan dan pengeringan kulit buah.
lanjutnya bisa menghasilkan bioetanol, yang bisa Cascara sendiri adalah teh dari kulit ceri kopi yang
dijadikan sebagai bahan bakar alternatif pengganti diolah sedemikian rupa dan kemudian dikeringkan.
BBM. (Arief Budiman, 2013). Setelah dikeringkan cascara kemudian bisa diseduh
layaknya teh dan dinikmati seperti menikmati kopi
II.TINJAUAN PUSTAKA dan teh. Cascara memiliki cita rasa fruity yang kuat.
Kopi Dengan adanya cascara, limbah kopi kini mulai
Indonesia merupakan salah satu negara berkurang jumlahnya.
penghasil kopi di dunia. Luas areal kopi di Indonesia Oven Cabinet Dryer
mencapai 1.354.000 ha dengan nilai produksi Pengering cabinet dryer merupakan alat pengering
mencapai 733.000 ton dan produktivitas mencapai yang menggunakan udara panas dalam ruang
743 kg/ha pada tahun 2012 (Azwar, 2012). Sebelum tertutup (chamber). Ada dua tipe yaitu tray dryer dan
menjadi kopi siap seduh, biji kopi melalui beberapa vacuum dryer. Vacuum dryer menggunakan pompa

321
Seminar Nasional Hasil Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Pranata Laboratorium
Pendidikan Politeknik Negeri Jember Tahun 2019, ISBN : 978-602-14917-8-2

dalam penghembusan udara, sedangkan pada tray pengering bahan makanan ini sangat mudah dan
dryer tidak menggunakan pompa. disebut juga sederhana dalam mengeringkan bahan makanan.
pengering rak atau pengering kabinet, dapat Dengan menggunakan mesin untuk mengeringkan
digunakan untuk mengeringkan padatan bergumpal bahan makanan ini maka kegiatan mengeringkan
atau pasta, yang ditebarkan pada baki logam. bahan makanan akan semakin cepat dan mudah. Saat
Pengeringan jenis baki atau wadah adalah dengan ini dalam mengeringkan bahan makanan atau produk
meletakkan material yang akan dikeringkan pada makanan tak perlu lagi menunggu waktu lama dan
baki yang lansung berhubungan dengan media tak perlu repot. Pengeringan bahan makanan tak
pengering. Cara perpindahan panas yang umum usah menjemurnya dibawah sinar matahari cukup
digunakan adalah konveksi dan perpindahan panas dengan memasukan bahan makanan kedalam mesin
secara konduksi juga dimungkinkan dengan pengering ini. Dan mengatur suhu panas dalam
memanaskan baki tersebut. mesin maka bahan makanan akan mengering sesuai
Alat tipe ini sistem pengeringannya dengan keinginan Anda. Kegiatan ini tentu sangat
mengunakan Uap air panas atau udara panas yang membantu para pengusaha kuliner, para ibu rumah
dialirkan. Uap air panas mempunyai sifat pindah tangga, petani dan berbagai kegiatan pengeringan
panas yang lebih unggul dari pada udara pada suhu bahan makanan lainnya. Mesin ini merupakan mesin
yang sama. Karena tidak ada tahanan terhadap difusi pengering makanan digital dengan model terbaru
uap air dalam uap itu sendiri, laju pengeringan pada yang mudah dioperasikan. Dengan adanya mesin
periode laju konstan hanya tergantung pada laju pengering maka kegiatan pengeringan bisa berjalan
pindah panas. Pada prinsipnya, setiap pengering dengan mudah. Jadi jangan sampai Anda
langsung atau tak langsung melewatkan mesin usaha untuk mengeringkan bahan
Untuk produk cascara ini masih mengarah pada SNI makanan ini.
Teh kering (SNI 01-3836-2000)
III.METODE
TABEL 1. SPESIFIKASI MUTU TEH KERING DALAM KEMASAN Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan
No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
Pangan Dan Laboratorium Analisis pangan Kampus
1 Keadaan air seduhan
Warna Hijau Politeknik Negeri Jember. Pelaksanaan penelitian
1.1 - kekukingan dilakukan pada bulan Juni – Desember 2019.
sampai merah Alat yang digunakan pada penelitian ini meliputi
Bau kecoklatan
1.2 - Khas teh bebas
:Oven cabinet dryer, Dehydrator, Baskom, Tray,
Rasa bau asing Timbangan, Sendok , Nampan plastik
1.3 - Khas teh bebas Bahan yang digunakan pada penelitian ini meliputi
bau asing :Kulit kopi Arabika (dari biji kopi pilihan warna
Kadar air
2 Kadar ekstrak dalam % b/b Maks. 8
merah, bahan diambil dari Kelompok “Usaha Tani
3 air % b/b Min. 32 XI” Desa Sukorejo Kec. Sumber Wringin Kabupaten
Kadar abu total Bondowoso)
4 Kadar abu larut dalam % b/b Maks. 8 Penelitian dilakukan dengan rancangan acak lengkap
5 air dari abu total % b/b Min. 45
(RAL) menggunakan 2 faktor dengan masing –
Kadar tak larut dalam
asam masing menggunakan 6 unit perlakuan dengan
6 Alkalinitas abu larut % b/b Maks. 1 ulangan 3 kali.
dalam air (sebagai Faktor A : Jenis Pengeringan ini menggunakan suhu
7 KOH) % b/b 1-3
Serat kasar
50ºC yang digunakan untuk teh cascara, dibagi
Cemaran logam menjadi 2 yaitu :
8 Timbal (Pb) % b/b Maks. 16 A1 : Oven Cabinet Dryer
9 Tembaga (Cu) A2 : Dehydrator
9.1 Seng (Zn) Mg/kg Maks. 20
9.2 Timah (Sn) Mg/kg
Faktor B : Lama Pengeringan, dibagi menjadi 3
9.3 Raksa (Hg) Mg/kg Maks. 150,0 level yaitu
9.4 Cemaran arsen (As) Mg/kg Maks. 40,0 B1 : 6 Jam
9.5 Cemaran Mikroba Mg/kg Maks. 40,0 B2 : 8 Jam
10 Angka lempeng total Mg/kg Maks. 0,03
B3 : 10 Jam
Bakteri Coliform Maks. 1,0
11 Mg/kg Kombinasi Penelitian yang didapatkan:
11.1 Mg/kg Maks. 3 x 103 A1B1 = Oven Cabinet, Pengeringan 6 Jam
A1B2 = Oven Cabinet, Pengeringan 8 Jam
11.2 Mg/kg ˂3
A1B3 = Oven Cabinet, Pengeringan 10 Jam
Dehydrator A2B1 = Dehydrator, Pengeringan 6 Jam
Mesin food dehydrator adalah mesin yang bisa A2B2 = Dehydrator, Pengeringan 8 Jam
digunakan untuk mengeringkan produk makanan A2B3 = Dehydrator, Pengeringan 10 Jam
misalnya sayur, buah, biji – bijian dan daging. Mesin

322
Seminar Nasional Hasil Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Pranata Laboratorium
Pendidikan Politeknik Negeri Jember Tahun 2019, ISBN : 978-602-14917-8-2

Prosedur Pembuatan Teh Cascara : Perlakuan penggunaan alat oven cabinet dan
1. Pemilihan kulit kopi yang merah (dari buah dehidrator serta lama pengeringan 6,8, dan 10 jam
kopi yang merah dalam pemanenan), agar secara umum menunjukkan kadar air < 10%.
menghasilkan produk yang mutu baik dan Berdasarkan SNI 01-3836-1995 kadar air maksimal
dilakukan penimbangan, air tek maksimal 12 %. Berdasrarkan Pusat
2. Pencucian kulit kopi agar terhindar dari Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2104)
kotoran yang menempel pada proses menyatakan komposisi kimia komponen air dalam
pemanenan, daging buah kopi masak sebesar 42,66%.
3. Kemudian dilanjutkan dengan penirisan Kadar pH Teh Cascara
agar kandungan air berkurang,
4. Kemudian dilakukan pengukusan pada suhu pH Teh Cascara
100ºC selama 15 menit, tujuannya untuk
mempertahankan warna dan menghilangkan 7
bau langu pada produk 6
5. Selanjutnya dilakukan pendinginan dengan 6,29
5
cara diangin-anginkan pada suhu ruang,
6. Dilanjutkan dengan pengeringan pada suhu 4 4,92
50ºC sesuai dengan perlakuan yaitu metode 4,14 4,44 4,28 4,31 4,33
3
pengeringan (Oven Cabinet dryer dan
2
Dehydrator) dan lama Pengeringan (6, 8
dan 10 jam), pengeringan ini menghasilkan 1
kadar air ±8%. 0
7. Setiap waktu pengeringan (6, 8 dan 10 jam) A1B1 A1B2 A1B3 A2B1 A2B2 A2B3 SM
dilakukan uji kadar air
8. Kemudian dilakukan penimbangan hasil Berdasarkan grafik didapatkan nilai pH
pengeringan ini agar diketahui rata-rata bersifat asam yaitu dibawah 6 untuk semua
rendemennya perlakuan jenis alat maupun lama pengeringan,
9. Hasil pengeringan kemudian dilakukan begitu juga pada pengeringan matahari. Sedangkan
pengujian sifat fisik, kimia dan organoleptik pada pengeringan dengan alat oven cabinet dengan
lama pengeringan selama 10 jam didapatkan nilai pH
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 6, 29 atau pada pH netral. Sifat kopi arabika
Penelitian jenis alat dan lama penegringan mempunyai tingkat keasaman yang lebih tinggi di
terhadap kualitas/ mutu pembuatan teh cascara , bandingkan kopi robusta dan liberika. Menurut
menggunakan jenis alat dehidrator dan oven cabinet Heny Gusril (2006) menyatakan pH air sebaiknya
dengan lama pengeringan bervariasi selama 6 jam, 8 tidak asam dan tidak basa atau netral untuk
jam dan 10 jam. Parameter pengamatan antara lain : mencegah terjadinya pelarutan logam berat. pH yang
dianjurkan aadalah 6,5 – 8,5.
Kadar Air Teh Cascara
Kadar Fenol Teh Cascara
Kadar Air
Kadar Fenol (%)
20
6
15 18,42 5 5,7
14,47 5,17
10 4 4,814,945,024,62
5
Series1 3 4,09
3,942,25 7,1 6,475,78 2 Series1
0
1
SM
A1B1
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3

Berdasarkan grafik diatas didapatkan kadar


air terendah pada penggunaan pengering oven Berdasarkan grafik didapatkan nilai kadar
cabinet dengan lama pengeringan 10 jam sebesar fenol dari semua perlakuan, baik itu jenis alat dan
2,25 % . Sedangkan kadar air tertinggi pada lama pengeringan didapatkan hasil yang hampir
penggunaan pengering oven cabinet selama 6 jam sama. Nilai kadar fenol didapatkan pada perlakuan
yaitu 18,42 %. Pada pengeringan dengan sinar jenis alat pengering oven cabinet dengan lama
matahari didapatkan kadar air sebesar 14,47%. pengering 6 jam sebesar 4,09 %.. Sedangkan kadar

323
Seminar Nasional Hasil Pengabdian Masyarakat dan Penelitian Pranata Laboratorium
Pendidikan Politeknik Negeri Jember Tahun 2019, ISBN : 978-602-14917-8-2

fenol tertinggi didapatkan pada perlakuan jenis alat kadar air sebesar 1,29 %. Berdasrarkan Pusat
oven cabinet dengan lama 10 jam sebesar 5,70 %. Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia (2104)
Menurut Karori (2007) perbedaan kandungan fenolik menyatakan komposisi kimia komponen kafein
dari teh tergantung pada cara pengolahan. Pengujian dalam biji kopi kering sebesar 1 - 2 %.
total fenol bertujuan untuk menentukan total
KESIMPULAN
senyawa fenolik yang terkandung dalam bahan,
Berdasarkan hasil penelitian tentang jenis
sehingga diduga semakin tinggi kadar fenol maka
alat dan lama pengeringan terhadap kualitas mutu teh
aktivitas antioksidan akan semakin tinggi.
cascara, dapat disimpulkan :
Kadar Tanin Teh Cascara 1. Penggunaan alat pengering jenis oven
Kadar Tanin (%) cabinet/dryer memberikan kualitas / mutu teh
casccara
10 2. Lama pengeringan terbaik adalah selama 10 jam
3. Penggunaan jenis alat pengering oven
8 cabinet/dryer dengan lama pengering an 10 jam
8,598,97
7,938,068,217,63 memberikan hasil terbaik pada kadar air, pH,
6 6,96 kadar tanin, kadar kafein, kadar fenol.
4 Series1 DAFTAR PUSTAKA
[1] Arief Budiaman. 2013. Jurnal Lingkungan Hidup. Pengolahan
2 Limbah Kulit Kopi dan Pemanfaatannya yang Menjadi Nilai
Tambah Dalam Kehidupan
0 [2] Ciptadi danNasution, 1985. Panduan Pengolahan Kopi Secara
A2B3
A1B1
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2

SM

Basah
[3] Direktorat Jenderal Perkebunan, 2015. Statistik Perkebunan
Indonesia: Kopi 2014-2016. Kementerian Pertanian Jakarta
Berdasarkan grafik didapatkan kadar tanin [4] Mustika Treisna Yuliandri, 2017. Manfaat Dari Limbah Kopi
terendah pada penggunaan pengering oven cabinet [5] Sukrisno Widyotomo. 2013. Perkembangan Teknologi
Diversifikasi Limbah Kopi Menjadi Produk Bernilai Tambah.
dengan lama pengeringan 6 jam sebesar 6,96 % . Review Penelitian Kopi dan Kakao 1 (1) 2013; 62-79
Sedangkan kadar tanin tertinggi pada penggunaan [6] Henny Gusril, 2006, Studi kualitas air minum PDAM di Kota
pengering oven cabinet selama 10 jam yaitu 8,97 %. Duri Riau, jurnal Geografi, Bukit Tinggi
Pada pengeringan dengan sinar matahari didapatkan
kadar air sebesar 7,63 %. Secara umum jenis alat
dan lama pengeringan menunjukkan kadar tanin
yang dikandung bahan diatas rata-rata, hal ini sesuai
dengan SNI 01-3836-1995 dimana kadar tanin
minimal yang dikandung teh sebesar 5 %..
Berdasrarkan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao
Indonesia (2104) menyatakan komponen tanin dalam
daging buah kopi masak sebesar 8,56%.
Kadar Kafein

Kadar Kafein (%)


2
1,5
1,56
1,43
1 1,23 1,3 1,351,351,29
Series1
0,5
0
A1B1
A1B2
A1B3
A2B1
A2B2
A2B3
SM

Berdasarkan grafik didapatkan kadar kafein


terendah pada penggunaan pengering oven cabinet
dengan lama pengeringan 6 jam sebesar 1,23 % .
Sedangkan kadar tanin tertinggi pada penggunaan
pengering oven cabinet selama 10 jam yaitu 1,56 %.
Pada pengeringan dengan sinar matahari didapatkan

324

Anda mungkin juga menyukai