Dibuat Oleh:
Jennie Rose Komala (01034220009)
Jennifer Felicia Prananto (01034220024)
Vivi Valencia (01034220016)
Puji dan syukur Penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya yang melimpah “Laporan Hasil Survei Arabica Jakarta Roastery” dapat diselesaikan
pada tanggal 2 Februari 2023.
Laporan Hasil Survei Arabica Jakarta Roastery ini berisi tentang pengamatan sistem
pemanasan, yaitu proses roasting biji kopi di kafe Arabica Jakarta Roastery. Pengamatan
dilakukan secara langsung dengan mengunjungi kafe Arabica Jakarta Roastery pada tanggal 24
Januari 2023. Laporan ini dibuat dengan tujuan untuk memenuhi persyaratan tugas Mata Kuliah
Pengantar Teknologi Pangan.
Dalam penyusunan laporan ini, Penulis menerima banyak bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Pak Satria, selaku narasumber yang telah mendampingi kami selama kegiatan
survei berlangsung.
2. Pak Adolf, selaku dosen Mata Kuliah Pengantar Teknologi Pangan yang telah
mengadakan kegiatan survei lapangan ini.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih diliputi banyak kekurangan.
Oleh karena itu, semua saran dan kritik yang membangun dari pembaca sangat diharapkan demi
mengembangkan laporan ini. Semoga laporan yang kami susun ini dapat memberikan manfaat
dan juga inspirasi bagi para pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Ada empat jenis proses pemanasan produk pangan, yaitu pasteurisasi, sterilisasi,
blanching, dan roasting. Walaupun istilah-istilah tersebut terdengar asing bagi
masyarakat, keempat jenis pemanasan ini sering diaplikasikan dalam kehidupan
sehari-hari maupun industri. Salah satu penerapan sistem pemanasan ada di Arabica
Jakarta Roastery yang merupakan sebuah coffee shop terkenal. Mereka menyajikan
berbagai minuman berbahan dasar kopi dengan menerapkan sistem pemanasan roasting
pada biji kopi tersebut. Arabica Jakarta Roastery sendiri memiliki keunikan dibandingkan
kafe-kafe lain karena kafe ini menunjukkan proses roasting biji kopi dari yang mentah
berwarna hijau, hingga menjadi matang berwarna coklat. Pada Arabica Jakarta Roastery,
mesin roasting juga diperlihatkan sehingga pengunjung dapat mengamati proses
pembuatannya dari biji kopi hingga menjadi kopi yang siap untuk diminum.
Saat ini, ada banyak sekali pecinta minuman berkafein tinggi seperti kopi.
Menurut data International Coffee Organization (ICO), Indonesia tercatat sebagai negara
kelima pengonsumsi kopi terbesar di dunia pada akhir tahun 2021. Namun, masih banyak
masyarakat Indonesia yang belum mengetahui mengenai proses roasting biji kopi yang
merupakan salah satu jenis sistem pemanasan. Oleh karena itu, penulis mengunjungi kafe
Arabica Jakarta Roastery secara langsung untuk mengamati serta mengumpulkan
informasi mengenai proses roasting agar dapat bermanfaat bagi para pembaca.
2.1 Pemanasan
2.1.1 Definisi
Pemanasan adalah proses penurunan kadar air dari suatu bahan pangan. Selain
untuk membunuh mikroba, pemanasan juga berperan dalam inaktivasi enzim
sehingga bahan pangan tetap stabil selama penyimpanan. Pemanasan pada makanan
dapat dibagi menjadi 5, yaitu pemanasan menggunakan air, uap panas, minyak
panas, dan energi radiasi (Caporaso, 2018).
2.2 Kopi
Kopi merupakan salah satu tanaman tropis dengan nilai ekonomis yang tinggi. Selain
berperan sebagai sumber penghasilan bagi petani Indonesia, kopi juga mempunyai
berbagai manfaat menarik bagi kesehatan tubuh seperti menjaga kesehatan hati,
mengurangi resiko diabetes tipe 2, melegakan sakit kepala dan sebagainya (Budiman,
2012). Hal ini karena kopi memiliki sifat antibakteri dan mengandung kafein yang dapat
menghilangkan rasa kantuk. Kopi dapat dijual dalam bentuk biji kopi, kopi sangrai,
bubuk, instan, dan lain sebagainya (Rahmi, 2016).
Jenis Kopi
a. Arabika (Coffea arabica): Kopi Arabika memiliki rasa yang halus dan sedikit pahit.
b. Robusta (Coffea canephora): Kopi Robusta memiliki ukuran biji yang lebih besar,
bentuknya oval, mengandung kafein yang tinggi, namun memiliki aroma yang
kurang harum.
c. Liberika (Coffea liberica): Kopi yang berasal dari Afrika Barat ini memiliki ukuran
biji paling besar. Kopi Liberika memiliki aroma bunga dan buah yang khas.
d. Excelsa (Coffea liberica var. dewevrei): Walau kopi excelsa termasuk dalam jenis
Liberika, rasa dan aroma keduanya cukup berbeda. Kopi ini memiliki aroma smokey
yang berpadu dengan rasa asam dan buah (Winarno, 2002).
1. Apa jenis biji kopi yang digunakan? Biji kopi brazil dan Arabika
2. Apa fungsi pemanasan pada biji kopi Untuk mengubah cita rasa kopi, membuat
tersebut? aroma kopi keluar sehingga enak
dikonsumsi.
6. Bagaimana proses roasting pada Arabica Proses dimulai dengan drying phase untuk
Jakarta Roastery? membuang bau earthy/tanah dari biji kopi
mentah, kemudian maillard yang menjadi
proses perubahan warna dari biji kopi
menjadi kecoklatan. Terakhir, biji kopi
melewati proses karamelisasi yang
membuat sweetness dari biji kopi keluar.
7. Berapa lama waktu pemanasan biji 15-16 menit untuk 18 kg biji kopi.
kopinya?
8. Apa kualitas dan kadar air pada biji kopi Ya, standar kadar air pada biji kopi adalah
mempengaruhi proses pemanasan? 1-2%. Jika lebih dari itu maka akan
berdampak pada waktu roasting dan
kualitas dari produk akhir.
Kopi sudah menjadi salah satu produk yang disegani oleh masyarakat dunia
dalam waktu yang sangat lama. Biji kopi dapat diolah menjadi jenis produk yang sangat
bervariasi. Hasil produk kopi diolah melalui proses dan tahapnya. Roasting atau
penyangraian pada biji kopi menjadi salah satu tahapan yang krusial dan dapat
menentukan kualitas kopi. Biji kopi yang terlebih dahulu dipanaskan atau roast akan
menghasilkan warna, rasa, dan aroma yang lebih ideal. Pengaruh terhadap ketiga faktor
ini terjadi akibat reaksi Maillard. Selama proses pemanggangan, kopi yang dipanaskan
menghasilkan melanoidin, zat yang berpengaruh terhadap antioksidan dan efek
antiinflamasi yang terkandung pada kopi.
Proses roasting pada biji kopi dilakukan dengan cara pemanasan. Salah satu alat
atau mesin yang sering dipergunakan untuk melakukan roast pada biji kopi merupakan
sebuah mesin khusus bernama Probat yang telah digunakan oleh Arabica Jakarta
Roastery sejak tahun 1997. Sama seperti hasil pengamatan di Arabica Roastery, mesin
roasting yang digunakan dalam jurnal ini terbuat dari stainless steel, dilengkapi dengan
drum silinder, pengaduk, ruang pendingin dan fiberglass. Hal ini dilakukan untuk
mencegah kehilangan panas. Namun, ada perbedaan pada jumlah biji kopi dan lama
pemanasannya. Arabica Roastery menggunakan mesin Probat untuk 18 kg biji kopi
dengan waktu pemasaan 15-16 menit, sedangkan jurnal tersebut menggunakan 25 kg biji
kopi dengan waktu pemanasan 20 menit.
Proses roasting dengan mesin probat dimulai dengan pemasukan biji kopi hijau
dan mentah ke dalam mesin melalui tabung yang terletak di atas mesin. Biji kopi yang
sudah dimasukkan ke dalam drum akan dipanaskan menggunakan sumber panas yang
terletak pada bawah drum secara konstan. Selagi dipanaskan, terdapat sebuah pengaduk
pada mesin agar mencapai hasil pematangan dan perubahan warna rata. Tahap
pematangan biji kopi dapat dipantau dan diperhatikan dengan adanya fitur pada Probat
yang memungkinkan untuk mendapatkan sampel seiring berjalannya proses pemanasan.
Setelah melewati durasi yang optimal, biji kopi matang akan ditumpahkan ke dalam
wadah di bawah drum lalu diaduk. Pengadukan dilakukan agar panas dapat merata secara
keseluruhan, selagi membantu dengan proses menurunkan suhu kopi.
Gambar 3.1 Mesin Probat Roasting Biji Kopi
Menurut Olusola (2020), penyangraian biji kopi dapat dibagi menjadi 3 tahapan
yaitu pengeringan, pirolisis dan pendinginan. Penyangraian tersebut dapat dilakukan
dengan dua cara, tradisional atau modern. Pada cara tradisional, biji kopi akan diletakkan
di atas plastik atau textile foil dan dikeringkan menggunakan sinar matahari. Sedangkan
pada cara modern, penyangraian dilakukan dengan bantuan teknologi mesin.
Aroma khas pada kopi turut dipengaruhi oleh sebuah variabel, yaitu kandungan
kadar air. Pada proses Coffee Roasting atau pemasakan kopi, berkurangnya kandungan air
menjadi bermanfaat. Dengan mengurangi berat kopi, pengeringan yang terjadi akan
meningkatkan aroma kopi. Kadar air yang ideal untuk produk roasted coffee di Arabica
Jakarta Roastery sebaiknya hanya mencapai 1-2%. Maka dari itu, semakin tinggi kadar
air dalam biji kopi, durasi pemanasan biji kopi membutuhkan waktu yang semakin lama.
Kopi Arabika merupakan jenis kopi yang paling sering diolah dan digunakan oleh
Arabica Jakarta Roastery. Arabica Jakarta Roastery menyediakan berbagai macam jenis
kopi dari berbagai negara. Adanya perbedaan jenis kopi memerlukan treatment
pengolahan yang juga berbeda dan sesuai dengan karakteristik setiap biji kopi. Adaptasi
pada proses pengolahan biji kopi dilakukan agar dapat memaksimalkan potensi produk
kopi dari segi tampilan, rasa, dan aroma. Setelah melalui proses roasting, biji kopi yang
telah dipanaskan menjadi berwarna coklat, semakin mengeluarkan aroma khas kopi dan
rasa manis, disertai pahit dan asam.
Berbeda dari Arabica Roastery, Kopi Seduh Coffee Shop menggunakan mesin
penyangrai manual dengan kapasitas maksimum biji kopi sebanyak 400 gram. Mesin
tersebut dilengkapi dengan drum ukuran kecil, handle dan hooper untuk memasukkan biji
kopi. Fitur-fitur mesin ini masih tidak bisa mengisolasi panas dengan baik sehingga
dianggap belum efisien. Akibatnya, tingkat kematangan biji kopi berbeda-beda karena
panas yang menyebar tidak merata. Secara tahapan proses roasting pun berbeda.
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan analisis tersebut, dapat disimpulkan bahwa proses roasting biji kopi
yang dilakukan Arabica Jakarta Roastery sesuai dengan teori pemanasan pada umumnya.
Dengan menggunakan mesin roasting Probat 25kg dan menerapkan metode pengolahan
yang modern, kualitas kopi yang dihasilkan oleh Arabica Jakarta Roastery sesuai dengan
standar pemanasan. Proses pemanasan dilakukan pada suhu 180-190℃ selama 15-16
menit menghasilkan kopi medium roast. Selain itu, tahap roasting yang dilakukan juga
sesuai dengan, jurnal Olusola (2020), yaitu pengeringan (dry process), pirolisis dan
pendinginan (cooling). Pengeringan dilakukan untuk menghilangkan aroma dedaunan
dan tanah yang tidak diinginkan pada biji kopi. Dilanjutkan dengan tahap caramelizing,
yaitu perubahan warna biji kopi menjadi kecoklatan dan menghasilkan aroma yang khas.
Setelah membaca makalah ini, kami berharap para pembaca dapat memahami
Saran
Untuk pengamatan selanjutnya, perlu dikaji lebih lanjut tentang metode
pemanasan menggunakan mesin lainnya dan membandingkan dengan standar Indonesia.
Setelah membaca makalah ini, para pembaca diharapkan untuk memahami tahapan
proses roasting, serta dapat membedakan tahapan roasting kopi. Maka dari itu, para
pembaca seharusnya dapat mengidentifikasi kualitas produk kopi hasil roasting, serta
ciri-cirinya dari segi tampilan, aroma, dan rasa.
DAFTAR PUSTAKA
Alfia, R. (2019). Review Proses Penyangraian Kopi Dan Terbentuknya Akrilamida Yang
Berhubungan Dengan Kesehatan. Journal of Applied Agricultural Science and Technology, 3 (1):
129-145.
Antu, M. Y., Hasbullah, R., & Ahmad, U. (2017). Dosis Blansir Untuk Memperpanjang
Umur Simpan Daging Buah Kelapa Kopyor. Jurnal Penelitian Pascapanen Pertanian, 13(2).
https://doi.org/10.21082/jpasca.v13n2.2016.91-98
Choi S, Jung S, Ko KS. (2018). Effects of Coffee Extracts with Different Roasting
Degrees on Antioxidant and Anti-Inflammatory Systems in Mice. Nutrients.
Khurniyati, M. I., & Estiasih, T. (2015). Effect of Concentration Sodium Benzoate and
Pasteurization (Temperature and Time) on Characteristics Extract Drink of Apple With Different
Varieties: A Review (Vol. 3, Issue 2).
Kuntjahjawati dan Darmadji, P. (2004). Identifikasi komponen volatil asap cair daun
tembakau (Nicotiana Tabacum L.) rajangan. Fakultas Teknologi Pertanian. UGM. Yogyakarta.
Agritech. 24(1): 17–22.