Kopi luwak adalah kopi yang diproduksi dari biji kopi yang telah dimakan dan melewati saluran pencernaan hewan luwak (musang) liar atau luwak yang dipelihara. Luwak memilih buah kopi yang betul-betul matang sempurna sebagai makanannya. Dalam proses pencernaan, biji kopi yang dilindungi kulit keras tidak ikut tercerna dan akan keluar bersama kotoran luwak (Sinaga, 2015). Namun budidaya luwak ini memiliki beberapa kelemahan, antara lain (1) biaya produksi menjadi mahal, mengingat di luar musim panen kopi, luwak tetap memerlukan biaya pakan dan (2) dapat mengancam kelestarian luwak liar di alam. Oleh karena itu, diperlukan alternatif cara pembuatan kopi luwak yang ramah lingkungan tanpa mengurangi mutu kopi luwak yang dihasilkan (Rubiyo dan juwito, 2013). Produksi kopi luwak dalam skala besar memerlukan penanganan yang baik agar diperoleh biji kopi dengan kualitas yang baik. Salah satu tahapan penting dalam penanganan pasca panen kopi adalah proses fermentasi, hal ini dilakukan karena proses fermentasi dapat menjadikan kopi luwak rendah kafein, dengan aroma yang khas, lebih harum dan dengan rasa yang lebih nikmat (Zahiroh, 2013). Pada fermentasi ini akan ditambahkan mikroba probiotik yang dimana mikroba probiotik adalah mikroba yang berperan dalam pencernaan makanan yang hidup dalam saluran pencernaan. Mikroba probiotik merupakan kultur tunggal maupun campuran dari mikroba hidup yang dapat membantu pencernaan hewan/manusia. Menurut Guntoro (2010), BPATP (2010) dan Hill et al. (2012) pada hewan luwak proses pencernaan oleh mikroba yang intensif berlangsung pada organ intestinum tenue (usus halus) dan caecum (usus buntu). Ada beberapa jenis mikroba yang efektif untuk hidrolisa protein dan karbohidrat pada saluran pencernaan hewan monogastrik termasuk luwak, yaitu Lactobacillus dan Bifidobacterium (Kawuri, 2008). Jenis mikroba tersebut dapat ditemukan dengan konsentrasi cukup tinggi disepanjang organ intestium tenue dan caecum (Rubiyo dan Juwito, 2013). Hasil penelitian Guntoro (2010) mendapatkan bahwa fermentasi biji kopi olah basah dengan mikroba probiotik yang diisolasi dari organ pencernaan luwak menghasilkan produk kopi yang memiliki cita rasa dan aroma yang mendekati kopi luwakasli. Adapun peneliti ITRI (Industrial Technology Research Institute) Taiwan maupun Puslitkoka dengan mikroba probiotik bakteri asam laktat dari genus Lactobacillus dan Leuconostoc yang diisolasi dari feses luwak menghasilkan kualitas produk kopi yang hampir setara dengan kualitas kopi luwak asli. Pada penelitian ini, akan dilakukan fermentasi biji kopi dengan mikroba probiotik yang diisolasi dari intestenum tenue dengan menggunakan kopi arabika yang telah diseleksi yaitu buah kopi yang telah matang dan berwarna merah serta fermentasi ini dilakukan dalam 3 periode yaitu 4, 5, dan 6 hari. Hal ini bertujuan agar didapatkan periode/waktu fermentasi yang terbaik dalam menghasilkan kualitas cita rasa dan aroma kopi yang setara dengan kopi luwak.
1.2 Perumusan Masalah
Pemasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh waktu dan temperatur fermentasi probiotik menggunakan mikroba probiotik dari intestenum tenue terhadap kualitas cita rasa dan aroma kopi yang dihasilkan.
1.3 Tujuan Percobaan
Adapun tujuan percobaan penelitian ini yaitu untuk dapat mengetahui bagaimana pengaruh waktu dan temperatur fermentasi probiotik menggunakan mikroba probiotik dari intestenum tenue terhadap kualitas cita rasa dan aroma kopi yang dihasilkan.
1.4 Manfaat Percobaan
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah 1. Mendapatkan kopi hasil terbaik yang setara kopi luwak. 2. Mengetahui pengaruh mikroba probiotik terhadap kualitas dan cita rasa biji kopi. 3. Mengetahui periode/waktu fermentasi probiotik yang terbaik dalam menghasilkan kualitas cita rasa dan aroma kopi yang sama dengan kopi luwak. 4. Mengetahui temperatur fermentasi probiotik yang tepat dalam menghasilkan kualitas cita rasa dan aroma kopi yang setara dengan kopi luwak. 1.5 Ruang Lingkup Percobaan Percobaan ini dilakukan di Laboratorium Proses Industri Kimia, Departemen Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Adapun bahan-bahan yang digunakan yaitu buah kopi arabika, mikroba probiotik yang diisolasi dari intestenum tenue. Peralatan yang digunakan meliputi saringan 40 mesh, pisau, blender, spektrofotometer, sentrifuse, Laminar Air Flow, shaker, inkubator, vortex, timbangan analitik, pipet mikro, erlenmeyer, pH meter, botol durham, cawan petri, jarum inokulasi, bunsen, oven, tabung reaksi, tabung eppendorf, tabung sentrifuse, autoklaf, penangas air, alat-alat gelas dan berbagai peralatan laboratorium mikrobiologi lainnya. Adapun variabel-variabel dalam percobaan ini adalah : 1 . Variabel tetap 1. Mikroba probiotik yang diisolasi dari intestenum tenue. 2. Buah kopi arabika. 3. Variabel berubah 1. Temperatur : 37 C dan 30C 2. Waktu : 4, 5 ,dan 6 hari