net/publication/340483281
Pengaruh suhu dan waktu sangrai terhadap hasil bubuk bramseko pada alat
penyangrai biji-bijian fluidisasi
CITATIONS READS
0 331
3 authors, including:
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Rusdianasari Rusdianasari on 03 February 2021.
Abstrak
Minuman kopi termasuk salah satu jenis minuman yang paling digemari oleh hampir seluruh masyarakat dunia.
Minuman serupa kopi ternyata dapat dibuat dari biji rambutan. Biji rambutan yang digunakan sebagai obat
diabetes diolah dengan cara disangrai dan dihaluskan kemudian diseduh agar bisa dikonsumsi. Pengolahan
tersebut sama dengan cara pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi. Proses penyangraian biji rambutan
dilakukan dengan alat penyangrai biji-bijian tipe fluidisasi. Alat penyangrai tipe fluidisasi yang dirancang terdiri
dari tangki sangrai yang berbentuk limas segiempat, 2 buah heater, 1 buah blower dan control panel. Biji
rambutan dimasukkan ke dalam tangki sangrai kemudian dikontakkan dengan udara panas yang dihembusakan
oleh blower. Kecepatan fluidisasi minimum untuk 200 gram biji rambutan adalah 5 m/s. Penyangraian biji
rambutan secara optimum terjadi pada suhu sangrai 180oC dengan waktu sangrai 10 menit. Bubuk biji rambutan
serupa kopi (bramseko) dianalisa nilai kadar air dan kadar abu yang hasilnya adalah 0,20% dan 2,34%, hasil ini
memenuhi standar mutu bubuk kopi SNI 01-3542-2004. Untuk mengetahui nutrisi bubuk “bramseko”,
dilakukan analisa protein dan kadar proteinnya adalah 2,79%. Dari hasil analisa ekonomi yang dilakukan,
pengolahan “bramseko” akan mencapai BEP jika telah menyangrai biji rambutan sebanyak 17 kg/bulan dengan
keuntungan sebesar Rp.4.969.688/bulan dan waktu pengembalian modal adalah 2 bulan.
Kata kunci : Kopi, Biji Rambutan, Sangrai, Fluidisasi.
Abstract
Coffee drinks are one of the most popular drink by almost all the people of the world. Coffee drinks can be
made from rambutan seeds. Rambutan seeds used as a diabetes drug is processed by roasted and mashed and
then brewed to be consumed. That process is similar to the processing of coffee beans into coffee powder. The
process of rambutan seed’s roasting is done with the fluidized seeds roaster. The designed consists of a
rectangular pyramid tank, 2 pieces heater, 1 blower and a control panel. Rambutan seeds inserted into a
roasting tank and then contacted with hot air blown by blowers. Rambutan seed roasting is optimum at 180oC of
roasting temperature with 10 minutes of roasting time. Rambutan seed coffee (bramseko) is analyzed value of
moisture content, ash content, of which result is 0.20% and 2.34%, this result meets SNI 01-3542-2004 coffee
powder quality standard. To know the nutrition of “bramseko”, protein analysis is done and obtained protein
content of 2.79%. From the economic analysis, the processing of “bramseko” will generate BEP if it has
roasted as much as 17 kg/month with profit is Rp.4.969.688/month and the length of time required to restore
capital is 2 months.
e. Kadar Protein
Protein adalah senyawa organik kompleks
berbobot molekul tinggi yang merupakan polimer
Ket : dari monomer-monomer asam amino yang
C1 = Waktu Sangrai 6 Menit Suhu 100oC dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida.
D1 = Waktu Sangrai 10 Menit Suhu 100oC Protein berfungsi sebagai pembangun struktur,
C2 = Waktu Sangrai 6 Menit Suhu 120oC biokatalis, hormon, sumber energi, penyangga racun,
D2 = Waktu Sangrai 10 Menit Suhu 120oC pengatur pH, dan berperan penting dalam struktur
C3 = Waktu Sangrai 6 Menit Suhu 140oC dan fungsi semua sel makhluk hidup. Menilik dari
D3 = Waktu Sangrai 10 Menit Suhu 140oC fungsi protein ini, maka perlu diuji kandungan
C4 = Waktu Sangrai 6 Menit Suhu 160oC protein yang dimiliki oleh kopi biji rambutan.
D4 = Waktu Sangrai 10 Menit Suhu 160oC Bubuk kopi biji rambutan yang digunakan sebagai
C5 = Waktu Sangrai 6 Menit Suhu 180oC sampel adalah kopi biji rambutan dengan suhu
D5 = Waktu Sangrai 10 Menit Suhu 180oC 160oC (waktu sangrai 6 dan 10 menit) dan 180oC
Gambar 5. Uji Kesukaan (Hedonik) Bubuk (waktu sangrai 6 dan 10 menit). Keempat sampel ini
Bramseko dipilih karena warna, aroma dan rasa yang menurut
Gambar 4 menunjukkan penilaian terhadap rata-rata penilaian 10 panelis menyerupai kopi asli.
kemiripan warna, aroma dan rasa seduhan kopi biji Hasil uji protein dapat dilihat pada Gambar 6.
rambutan terhadap seduhan kopi asli. Range
penilaiannya dimulai dari angka 1 sampai dengan 7
dan merupakan hasil rata-rata dari penilaian 10
panelis. Nilai 1 artinya bukan aroma kopi, nilai 2
artinya tidak ada aroma kopi, nilai 3 sedikit aroma
kopi, nilai 4 ada aroma kopi, nilai 5 artinya khas
kopi, nilai 6 artinya kopi menyengat dan nilai 7 kopi
sangat menyengat. Untuk penilaian uji hedonik
(kesukaan) dimulai dari angka 1 sampai dengan
angka 5 dan artinya secara berurut adalah tidak suka,
kurang suka, netral, suka, dan sangat suka.
Sampel yang memiliki nilai paling tinggi
diantara sampel lainnya adalah sampel C5 dan D5
atau kopi biji rambutan dengan suhu sangrai 180 oC
dengan waktu sangrai 6 menit dan 10 menit. Gambar 6. Hasil Uji Protein (%) pada Bubuk
Menurut panelis, C5 memiliki warna coklat tua, Bramseko
aroma khas kopi dan rasa nya pahit. Untuk D5,
menurut panelis memiliki warna yang coklat muda, Pada Gambar 21 menunjukkan bahwa kadar
aromanya khas kopi dan rasa yang sangat pahit. protein untuk 1,5 gram sampel mengalami
Untuk uji kesukaan atau uji hedonik dari peningkatan dengan meningkatnya suhu sangrai dan
Gambar 5, sampel C4, C5 dan D5 baik aroma dan waktu sangrai. Nilai protein untuk suhu 180oC yang
warna nya memiliki nilai 4 yang artinya suka dan didapatkan lebih tinggi dari nilai protein untuk suhu
untuk rasa C4 dan C5 secara rata-rata panelis 160oC dan nilai protein untuk waktu sangrai 6 menit
menyatakan rasanya netral sedangkan untuk D5 lebih kecil dari nilai protein dengan waktu sangrai