Disusun Oleh:
16/400476/TP/11689
YOGYAKARTA
2019
DAFTAR ISI
2.2. Simplisia…………………………………………………………………….8
i
3.2.1. Alat .............................................................................................................. 19
ii
3.7.1. Rancangan Perlakuan ............................................................................... 28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Kopi merupakan salah satu produk pertanian yang saat ini digemari oleh
banyak kalangan. Minuman kopi yang saat ini banyak diproduksi menjadi bukti
bahwa produk ini sangat digemari oleh masyarakat, disamping adanya produk lain
yang diproduksi dari kopi. Hal ini terlihat pada data yang dirilis oleh International
sebanyak 4,6 juta Lb (Anonim, 2017). Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat
Indonesia cenderung gemar mengkonsumsi kopi. Oleh karena itu, kopi menjadi
salah satu produk komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan lebih
kopi itu sendiri. Peningkatan jumlah permintaan kopi ini bisa berbanding lurus
dengan jumlah produksi yang dihasilkan, sehingga komoditas kopi menjadi salah
Sumber: http://www.ico.org/historical/1990%20onwards/PDF/1b-
domestic-consumption.pdf
Salah satu produk yang bisa dihasilkan dari kopi ialah minuman kopi
herbal. Produk ini merupakan produk modifikasi dari minuman kopi yang
dihasilkan melalui formulasi antara bubuk kopi yang digunakan dengan tanaman
simplisia yang digunakan sebagai bahan tambahan herbal. Produk ini dihasilkan
sebagai respon atas tren gaya hidup sehat yang mulai diterapkan oleh masyarakat
modern. Akan tetapi, dalam survei yang dilakukan AIA, aktivitas hidup sehat di
Indonesia pada tahun 2018 menurun menjadi 3,6 dibandingkan tahun 2016 sebesar
4,0 (Anonim, 2018). Hal ini bisa menjadi faktor pemicu bagi produsen kopi herbal
untuk bisa memproduksi kopi herbal guna mendorong konsumsi makanan dan
2
minuman kesehatan, karena ada juga faktor konsumsi kopi Indonesia yang cukup
Selain khasiat yang bisa diunggulkan dari kopi herbal, beberapa konsumen
juga menginginkan adanya kesesuaian selera antara produk yang ingin dikonsumsi
memiliki rasa pahit dikarenakan kandungan kimia yang ada di dalamnya. Rasa pahit
cenderung dihindari oleh konsumen karena tidak sesuai dengan selera mereka. Oleh
karena itu, salah satu pertimbangan dalam membuat kopi herbal ialah formulasi
yang tepat antara bubuk kopi yang dihasilkan dengan simplisia yang digunakan,
herbal ini. Selain aspek rasa yang telah dijelaskan sebelumnya, faktor lainnya
seperti aroma, kekentalan, keasaman, serta kesan rasa juga dapat mempengaruhi
kesukaan konsumen. Hal inilah yang perlu diperhatikan oleh produsen, bahwa
Evaluasi sensoris dapat menjadi opsi untuk menilai mutu suatu produk.
Pengujian ini dilakukan melalui panca indera, sehingga perlu adanya panelis yang
dapat menilai suatu mutu dan merubah nilai kualitatif menjadi kuantitatif.
3
Dalam kasus kopi herbal, panelis dapat menilai mutu kopi herbal
berdasarkan aspek rasa, aroma, tekstur, keasaman, dan kesan rasa. Kopi herbal yang
mendapatkan nilai preferensi tertinggi dapat menjadi opsi untuk bisa diproduksi.
Nilai preferensi yang tinggi berarti tanaman simplisia yang digunakan dalam kopi
1. Apa saja khasiat yang terkandung di dalam tanaman simplisia yang digunakan
1. Simplisia yang digunakan ialah mahkota dewa, bunga rosella, jahe, ginseng,
3. Tambahan bahan yang digunakan ialah gula stevia dengan komposisi tetap
4
5. Panelis yang dijadikan sampel ialah panelis tidak terlatih.
kopi herbal.
diagram laba-laba.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Green bean coffee atau biji kopi hijau merupakan biji kopi yang belum
disangrai. Yuwono dan Waziiroh (2017), menjelaskan bahwa masa panen biji kopi
hijau ialah tiga bulan. Pemetikan dilakukan ketika buah kopi sudah masak dengan
warna buah ialah merah. Fisik biji pada buah merah penuh akan berwarna agak
keabu-abuan dengan aroma dan cita rasa bagus. Keasaman biji akan seimbang, body
bagus, bitterness sedang, dan astringent sedang. Rasa dari biji ini tidak ada.
Adapun karakteristik kimia dari biji kopi hijau menurut Yuwono dan
Tabel 2.1. Karakteristik kimia biji kopi hijau Robusta dan Arabika dalam % bobot
kering
Acid
6
Asam Alifatis 1,5-2 1-1,5 1,5-2,1 1-1,5
Asam Amino 2 0 - 0
Salah satu zat yang terkandung di dalam biji kopi hijau ialah asam
pengobatan hipertensi, asam klorogenat akan melibatkan Nitrat oksida yang akan
meningkat karena adanya asam ferulik. Selain itu, asam klorogenat juga dapat
mencegah nekrosis hati akibat obat paracetamol. Asam klorogenat juga dapat
Kandungan asam klorogenat pada biji kopi hijau lebih besar dibandingkan
kopi yang sudah disangrai. Selama proses penyangraian terjadi perubahan besar
dalam aktivitas biologis dan komposisi kimia sebagai akibat aktivitas Maillard dan
Strecker. Efeknya ialah peningkatan rasa pahit karena adanya pelepasan asam
kafein dan pembentukan lakton dan derivatif fenol lain yang mempengaruhi rasa
serta aroma. Ketika penyangraian, asam klorogenat akan berkurang karena terurai
7
2.2. Simplisia
bahan alami yang dipergunakan sebagai obat yang belum mengalami pengolahan
apapun dan berupa bahan yang telah dikeringkan. Simplisia terdiri atas tiga macam,
yaitu:
a. Simplisia nabati, yaitu simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian tanaman,
atau eksudat tanaman (isi sel yang keluar secara spontan dari tanaman atau
dengan cara tertentu dikeluarkan dari selnya atau zat-zat nabati lainnya yang
dengan cara tertentu dipisahkan dari tanamannya dan belum merupakan zat
kimia murni).
b. Simplisia nabati, yaitu simplisia yang berupa hewan utuh, sebagian hewan,
atau zat-zat berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum merupakan zat
kimia murni.
c. Simplisia pelikan atau mineral, yaitu simplisia yang berupa bahan mineral
yang belum diolah dengan cara sederhana dan belum berupa zat kimia murni.
yaitu:
c. Simplisia biji, yaitu simplisia yang dimanfaatkan bagian bijinya, seperti biji
8
d. Simplisia daun, yaitu simplisia yang dimanfaatkan bagian daunnya, seperti
seperti mahkota dewa, bunga rosella, kayu manis, jahe, dan ginseng. Pemanfaatan
dewa merupakan jenis tanaman perdu yang dapat tumbuh pada tanah yang subur
pada ketinggian 10-1200 meter diatas permukaan laut. Tinggi tanaman ini dapat
mencapai enam meter jika tidak terawat, namun umumnya tumbuh tegak pada
ketinggian 1-2,5 meter. Produktivitas mahkota dewa dapat dipertahankan pada usia
10-20 tahun.
9
Gambar 2.1. Mahkota Dewa
Sumber: http://www.satuharapan.com/read-detail/mahkota-dewa-buah-
simalakama-si-raja-obat
alergi, liverm vaskular, kanker, gagal ginjal, stroke, dan hipertensi. Bagian yang
dimanfaatkan ialah batang, daun, dan buahnya. Daun mahkota dewa memiliki zat
2.2.2. Rosella
10
dalam bidang kesehatan. Nilai kemanfaatan ini disebabkan adanya senyawa
fitokimia alami yang potensial di seluruh bagian rosella. Komponen fitokimia ini
meliputi fenol, alkaloid, tannin, flavoid, saponin, asam organik, antosianin, dan
Sumber: https://8villages.com/full/petani/article/id/5b02c2dfad0662f803ce24f2
Salah satu bagian yang dimanfaatkan ialah kelopak bunga. Dalam 100
gram kelopak bunga segar terkandung air sebanyak 9,2 gram, protein sebanyak
1,145 gram, lemak sebanyak 2,61 gram, serat sebanyak 12 gram, abu sebanyak 6,9
gram, kalsium sebanyak 1,263 gram, fosforus sebanyak 273,2 mg, zat besi
sebanyak 8,89 gram, karoten sebanyak 0,029 mg, thianin sebanyak 0,0117 mg,
riboflavin sebanyak 0,277 mg, niacin sebanyak 3,765 mg, dan asam askorbat
sebanyak 6,7 mg. Rosella juga mengandung vitamin B1, niasin, vitamin D, serta 18
asam amino. Adapun zat antioksidan yang paling berperan penting di rosella ialah
11
antosianin. Aktivitas antioksidan antosianin lebih besar dibandingkan alfa
tokoferol, asam askorbat, dan beta karoten. Bagian yang memiliki zat antioksidan
tertinggi ialah kalik, sementara yang terendah ialah batang (Nurnasari dan Khuluq,
2017).
2.2.3. Jahe
India dan Cina sejak zaman dahulu. Jahe mengandung 400 senyawa yang berbeda,
gingerol, paradol, dan shogaol. Selain itu, ditemukan juga asam amino, serat
mentah, abu, protein, pitosterol, vitamin, serta mineral (Prasad dan Tyagi, 2015).
Fauzi, et.al. (2019) menyatakan bahwa jahe juga mengandung antioksidan pada
Sumber: https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/6-manfaat-jahe-bagi-
kesehatan/
12
Prasad dan Tyagi (2015) menjelaskan bahwa jahe dapat dimanfaatkan
untuk mengatur menstruasi dan detak jantung. Jahe juga dapat dimanfaatkan
mual di pagi hari, kolik, sakit perut, kembung, kehilangan nafsu makan, dan diare.
Jahe juga dpaat menyembuhkan radang sendi, nyeri otot, nyeri dada, sakit perut,
2.2.4. Ginseng
flavonoid, tamin, serta steroid (Kalium 41,44%, Natrium 10,03%, Kalsium 2,21%.
Magnesium 5,50%, dan Besi 0,32%). Zat-zat tersebut berfungsi untuk membantu
2010). Ginseng memiliki rasa manis, mampu menjaga tubuh tetap hangat, serta
memberikan efek perlindungan pada lima visera, yaitu jantung, paru-paru, hati,
13
Gambar 2.4. Ginseng
Sumber: https://www.sbs.com.au/food/article/2019.05/28/how-eat-ginseng-and-
safely-reap-health-benefits-winter
menginduksi apoptosis dan menurunkan aktivitas telomerase dan COX-2 dalam sel
ginsenoside Rh2 juga memiliki efek anti kanker, antioksidan, serta anti tumor ( Kim
seperti bubuk, minyak atsiri, atau oleoresin. Kulit kayu manis dapat digunakan
sebagai bumbu masakan serta campuran dalam bahan makanan dan minuman.
Minyak atsiri dari kayu manis mengandung berbagai zat kimia, seperti sinamat
14
yang berperan sebagai antioksidan ialah eter, aqueous, dan ekstrak methanol (Rao
Sumber: https://www/jawapos.com/lifetyle/20/04/2019/4-resep-air-rebusan-kayu-
manis-untuk-tubuh-sehat/
Adapun kandungan kimia kayu manis menurut Rao dan Gan (2014) ialah
sebagai berikut.
Eugenol (70-95%)
Eugenol (5-10%)
15
Caryophyllene (9-14%)
Alpha-bergamotene (27,83%)
Alpha-copaene (23,05%)
Trans-alpha-bergamotene (7,97%)
memiliki kemampuan anti mikroba, anti fungi, antioksidan, anti tumor, penurun
tekanan darah dan kolestrol, serta memiliki senyawa rendah lemak. Senyawa
eugenol dan sinamaldehid memiiki potensi sebagai anti bakteri dan antibiofilm.
NPC cell.
2.3. Stevia
cm-90 cm serta berbunga sepanjang tahun. Batang tanaman memiliki bentuk bulat
lonjong dan berbulu halus, daunnya berbentuk lonjong langsing sampai oval,
bergerigi halus, dan terletak berhadapan. Bunga stevia merupakan bunga sempurna
16
Kingdom : Plantae
Dvisi : Speramtophyta
Kelas : Dicotyledonae
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Campanulatae
Famili : Compositae
Genus : Stevia
mengukur, menganalisis, dan menafsirkan respon yang dirasakan dari suatu produk
produk. Metode ini dapat membantu untuk menilai perubahan yang dikehendaki
17
atau yang tidak dikehendaki dalam produk maupun dalam formulasi bahan,
a. Faktor psikologis.
ekspektasi, sugesti, distraksi, simulus dan logika, efek hali dan kedekata,
b. Faktor fisiologis
Faktor ini berhubungan erat dengan kondisi kesehatan panelis. Selain itu,
faktor umur dan tingkat stres juga berpengaruh pada kemampuan indra panelis.
c. Faktor kultural
Contoh dari faktor kultural ialah kode produk yang digunakan dianggap
BAB III
METODE PENELITIAN
Objek yang akan diteliti dalam penulisan ini ialah minuman green bean
coffee yang telah digiling. Kopi ini akan dibuat dalam bentuk minuman dan
18
ditambahkan berbagai jenis simplisia, seperti kayu manis, jahe, ginseng, mahkota
dewa, dan bunga rosella. Perbandingan antara bubuk biji kopi hijau dengan bubuk
simplisia yang digunakan ialah 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40, dan 50:50.
3.2.1. Alat
a. Sloki berukuran 20 ml
b. Sendok plastik
c. Grinder
d. Teko
e. Laptop
g. Timbangan analitik
h. Oven listrik
i. Labu Kjehdal
j. Gelas ukur
k. pH meter
3.2.2. Bahan
b. Kayu manis
19
c. Jahe
d. Gginseng
e. Mahkota dewa
f. Bunga rosella
g. Gula stevia
h. Air panas
j. HCl 0,01 N
k. Aquades
l. H2SO4 pekat
tahap dalam jangka waktu perencanaan sekitar satu hingga dua bulan.
Data primer yang diambil ialah data hasil penilaian yang ditulis pada
borang uji skoring dan ranking yang dilakukan oleh panelis. Selain itu, data primer
20
juga diperoleh dari penelitian pendahuluan untuk uji coba pengujian sensoris serta
Data sekunder yang digunakan ialah data dari literatur pustaka berupa
simplisia yang digunakan sebagai kopi herbal, standar pengujian sensoris, serta
dasar penelitian ini. Permasalahan yang terjadi ialah simplisia apa saja yang bisa
menjadi bahan tambahan untuk kopi herbal yang sesuai dengan selera konsumen
akurat.
terlebih dahulu. Bahan digunakan diutamakan memiliki khasiat herbal yang bagus
21
dan dapat diterima oleh masyarakat. Berdasarkan hasil studi literatur dan
brainstorming, diperoleh simplisia yang digunakan ialah jahe, kayu manis, ginseng,
ke dalam variabel tetap dan terikat. Hal ini penting untuk merancang desain
penelitian yang akan dilakukan. Variabel tetap yang digunakan ialah gula stevia
yang komposisinya sama untuk setiap sloki. Sementara itu, variabel bebas yang
Kopi yang digunakan ialah green bean coffee yang berasal dari Gunung
tersebut.
Pada penelitian ini, ada beberapa sifat fisiokimia yang diuji. Pengujian
akan dilakukan sebanyak tiga kali ulangan. Pengujian tersebut ialah sebagai berikut.
22
Seduhan kopi herbal diambil sebanyak 2 ml dan dimasukkan ke dalam
botol timbang. Sampel dikeringkan menggunakan oven dengan suhu 100°C selama
dinyatakan dalam:
𝑚𝑔 (𝑊1 − 𝑊2)𝑥1000
𝐴( )=
𝑚𝑙 𝑉
dimana:
Pengukuran pH
sebanyak 0,1 ml dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan etanol 0,9 ml. Sampel
23
sprektofotometer dengan panjang gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan dapat
Andrew (Khotimah, 2014). Sampel diambil sebanyak 5 gram, lalu digiling dan
dipanaskan hingga mendidih selama dua jam. Kemudian, sampel didinginkan dan
filtrat dimasukkan ke dalam labu godok dan ditambahkan 100 mL H2SO4 dan
dipanaskan sampai volume 100 mL, lalu dimasukkan ke dalam corong pemisah.
Labu godok dibilas dengan asam sulfat dan dikocok enam kali dengan kloroform
(25, 20, 15, 10, 10, dan 10 mL). Cairan bilasan dimasukkan dalam corong pemisah
dan ditambahkan 5 mL larutan KOH 1%, dikocok, dan dibiarkan sampai cairan
terpisah. Fase bagian bawah dimasukkan dalam corong pemisah dan dicuci lagi
dengan pemanas air sampai tinggal residunya, selanjutnya dikeringkan dalam oven
dengan suhu 100oC sampai didapat massa konstan dan didapat kafein kasar.
24
Uji Total Polifenol
dengan cara memasukkan 0,1 ml seduhan kopi herbal ke dalam tabung reaksi, lalu
vortex dan didiamkan selama 60 menit di dalam ruangan gelap. Absorbansi diukur
absorbansi digunakan untuk membuat kurva standar asam galat, sehingga diperoleh
𝐴𝑏𝑠𝑜𝑟𝑏𝑎𝑛𝑠𝑖 − 0,0196
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑜𝑙𝑖𝑓𝑒𝑛𝑜𝑙 =
0,006
sebanyak 1 ml, 1,25 ml, 1,5 ml, 1,75 ml, dan 2 ml. Kemudian, masing-masing
2% dan asam asetat 5%. Hasil akhir diperoleh konsentrasi masing-masing 2,5
µg/ml, 3,125 µg/ml, 3,748 µg/ml, 4,378 µg/ml, dan 5 µg/ml. Dilakukan pembacaan
Dari hasil ini dibuat persamaan kurva standar 𝑦 = 𝑏𝑥 + 𝑎. Ekstrak rosella sebanyak
25
standar. Hasil absorbansi dimasukkan ke dalam persamaan kurva standar dan
antara gula stevia dengan gula jagung, serta green bean coffee dengan kopi
roasting. Dilakukan juga simulasi uji skoring dan ranking saat pengujian sensoris
Formulasi bahan yang digunakan ialah 100:0, 90:10, 80:20, 70:30, 60:40,
sehingga akan diperoleh 25 sampel tiap panelis. Bahan berupa bubuk simplisia dan
green bean coffee akan dicampurkan sesuai prosedur saat percobaan pendahuluan.
orang. Panelis diambil dengan skema purposive sampling dengan kriteria berusia
18-30 tahun. Panelis akan dipilih berdasarkan kuisioner online yang disebarkan.
dan skoring oleh panelis. Ada lima aspek yang diuji, yaitu aroma, tekstur, rasa,
keasaman, dan aftertaste. Berdasarkan kelima aspek tersebut, panelis akan menilai
26
atribut mutu sensorik kopi herbal melalui borang uji skoring. Setelah itu, panelis
akan mengurutkan kopi herbal berdasarkan atribut mutu secara keseluruhan melalui
antara hasil pengujian atribut mutu dan ranking yang diisi oleh panelis. Setelah itu,
hasil uji skoring akan direkap dalam tabel QDA. Hasil rekapan ini akan
digambarkan dalam diagram laba-laba untuk menampilkan profil mutu dari hasil
Data yang telah diperoleh akan dianalisis melalui pengujian normalitas dan
melihat apakah data yang diperoleh memiliki perbedaan nyata atau tidak. Jika nilai
signifikansi yang diperoleh kurang dari 0,05, maka H0 akan ditolak. Sebaliknya,
jika nilai signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05, maka H0 akan diterima. Jika
hasil tidak berbeda nyata, maka pengujian dilanjutkan dalam Duncan’s Test.
27
3.7. Rancangan Percobaan
Biji kopi green bean akan dihaluskan, lalu dicampurkan dengan bubuk
Perbandingan komposisi kopi dengan simplisia ialah 100:0, 90:10. 80:20, 70:30,
60:40, dan 50:50. Rancangan yang digunakan ialah rancangan acak lengkap melalui
Kontrol 100 0
Campuran 1 90 10
Campuran 2 80 20
Campuran 3 70 30
Campuran 4 60 40
Campuran 5 50 50
Panelis akan disedian lima sampel kopi herbal, dimana pada setiap sampel
terdiri atas lima komposisi simplisia. Total sampel yang digunakan ialah 25 buah
sampel kopi herbal tiap panelis. Panelis akan diminta untuk menilai atribut sensoris
28
kopi herbal yang disediakan, lalu dilakukan pemeringkatan yang ditulis dalam
Mulai
Studi Literatur
Percobaan Pendahuluan
Screening Panelis
29
A
Penentuan Variabel
Pengujian Sensoris
Pengolahan Hasil
Selesai
30
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ico.org/historical/1990%20onwards/PDF/1b-domestic-
Anonim. 2018. Riset AIA Healthy Living Index Ungkap Tingkat Kepuasan
http://www.aia-financial.co.id/id/about-aia/info-media/press-
releases/2018/riset-aia-healthy-living-index-ungkap-tingkat-kepuasan-
Dewi, K.H.; Efenndi, Z.,; dan Yanti, I.A. 2017. Hubungan Penambahan Rosella
(Hibiscus sabdariffa L.) Dengan Sifat Fisik dan Kimia Serbuk Sari Buah
63-71
Emilda. 2018. Efek Senyawa Bioaktif Kayu Manis (Cinnanomum burmanii NEES
Farhaty, N.; dan Muchtariadi. 2016. Tinjauan Kimia dan Aspek Farmakologi
Senyawa Asam Klorogenat Pada Biji Kopi: Review. Dalam Jurnal Farmaka,
31
Fauzi, M.; Novijanto, N.; dan Rarasati, D.P. 2019. Karakteristik Organoleptik dan
Singapore
Khotimah, K. 2014. Karakteristik Kimia Kopi Kawa Dari Berbagai Umur Helai
Daun Kopi yang Diproses Dengan Metode Berbeda. Dalam Jurnal Teknologi
Kim, S.J.; Kim, A.K. 2015. Anti-Breast Cancer Activity of Fine Black Ginseng
Lestari, I.C. 2018. Efek Antidiabetik Ekstrak Etanol Daun Mahkota Dewa
Exact Ganeca
Nurasari, E.; Khuluq, A.D. 2017. Potensi Diversifikasi Rosela Herbal (Hibiscus
32
Prasad, S.; Tyagi, A.K. 2015. Ginger And Its Constituent: Role In Prevention And
Rao, P.V.; dan Gan, S.H. 2014. Cinnamon: A multifaceted Medicinal Plant. Dalam
642942: 1-12
Tarwendah, I.P. 2017. Jurnal Review: Studi Komparasi Atribut Sensoris dan
Kesadaran Merk Produk Pangan. Dalam Jurnal Pangan dan Agroindustri, Vol. 5
No.2: 66-73
Utami, M.; Widiawati, Y.; Hidayah, H.A. 2013. Keragaman dan Pemanfaatan
Malang: UB Press
33