Anda di halaman 1dari 13

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nomor : 01

Sekolah : SMK Negeri 1 Temanggung


Mata Pelajaran : Analisa Kimia Instrumen
Bab : Kromatografi
Materi Pokok : Deskripsi dan Jenis-jenis Kromatografi
Kelas/ Semester : XII/5 (Gasal)
Alokasi Waktu : 12 JPL (3x TM)

A. KOMPETENSI INTI

KI. 3 Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual,


konseptual, operasional lanjut, dan metakognitif secara multidisiplin sesuai dengan bidang
dan lingkup kerja Kimia Analisis pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks
pengembangan potensi diri sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga
masyarakat nasional, regional, dan internasional
KI. 4 Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang
lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Kimia Analisis.
- Menampilkan kinerja mandiri dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai
dengan standar kompetensi kerja.
- Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif,
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam
ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri.
- Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan,
gerak mahir, menjadikan gerak alami, sampai dengan tindakan orisinal dalam
ranah konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah,
serta mampu melaksanakan tugas spesifik secara mandiri

B. KOMPETENSI DASAR

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4


KD. 3.13 KD 4.13
Memahami analisis kromatografi Mengelompokkan analisis kromatografi

INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)


3.13.1 Mendeskripsikan kromatografi 4.13.1 Mengelompokkan analisis kromatografi
3.13.2 Mengidentifikasi jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
4.13.2 Mengelompokkan analisis kromatografi
berdasarkan sistem geometri
4.13.3 Mengelompokkan analisis kromatografi
berdasarkan prinsip pemisahan

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari analisis kromatografi, peserta didik mampu:
1. Memahami deskripsi analisis dan jenis-jenis kromatografi dilanjutkan dengan mengelompokkan analisis
kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak dengan mengedepankan sikap berwawasan
informasi dan teknologi, disiplin, menjalankan ajaran agama, keadilan, musyawarah
2. Memahami deskripsi analisis dan jenis-jenis kromatografi dilanjutkan dengan mengelompokkan analisis
kromatografi berdasarkan sistem geometri dengan mengedepankan sikap berwawasan informasi dan
teknologi, disiplin, menjalankan ajaran agama, keadilan, musyawarah
3. Memahami deskripsi analisis dan jenis-jenis kromatografi dilanjutkan dengan mengelompokkan analisis
kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan dengan mengedepankan sikap berwawasan informasi dan
teknologi, disiplin, menjalankan ajaran agama, keadilan, musyawarah

D. MATERI PEMBELAJARAN

1. Materi Reguler 1) Deskripsi kromatografi


(terlampir) 2) Teori pemisahan kromatografi
3) Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
4) Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
5) Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan
2. Materi Remedial 1) Deskripsi kromatografi
2) Teori pemisahan kromatografi
3) Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
4) Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
5) Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan
3. Materi Pengayaan Pengaplikasian analisis kromatografi dalam dunia usaha/dunia industri

E. PENDEKATAN DAN MODEL PEMBELAJARAN


1. Pendekatan : Saintifik
2. Model pembelajaran : Discovery Learning
3. Metode : percobaan sederhana, diskusi kelompok, presentasi

F. MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN


Media : Power point
Alat : Laptop, LCD, alat dan bahan percobaan sederhana

G. SUMBER BELAJAR
1. Ashadi. 1999. Dasar-dasar Kromatografi. Surakarta: PMIPA FKIP UNS.
2. Hardjono Sastrohamidjojo. Kromatografi. Yogyakarta: UGM.
3. Modul Analisis Kromatografi Kelas XII Kimia Analisis Semester Gasal Tahun 2019/2020
4. Worksheet/lembar bahan ajar (Lampiran 1)

H. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Langkah-langkah pembelajaran:

PERTEMUAN 1
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 Menit
 Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai (Berdoa adalah Penguatan
pendidikan karakter)
 Mengecek Kehadiran Peserta didik ( Jika ada pesrta didik yang tidak hadir ditanyakan
mengapa sakit lalu meminta peserta didik untuk menengok temannya dan mendoakan
kesembuhan peserta didik yang sakit adalah PPK)
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberi motivasi kepada
peserta didik
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
 Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilaksanakan yaitu bertanya jawab,
diskusi kelompok
 Guru menyampaikan rencana penilaian pengetahuan dan keterampilan
 Memotivasi melalui tanya jawab: Guru mengajukan pertanyaan, misalnya “Ketika kalian
minum minuman kemasan yang berwarna dari kantin, kira-kira pewarna yang digunakan
aman atau tidak?”
 Guru menggali pengetahuan siswa mengenai zat warna dan kromatografi kertas
 Merekam (memperhatikan dan menulis ungkapan yang dikemukakan peserta didik di
papan tulis) memberi sedikit ulasan
 Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai berkaitan dengan analisis
kromatografi
 Menyampaikan garis besar cakupan materi analisis kromatografi dan kegiatan yang akan
dilakukan
 Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi analisis kromatografi
 Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan pembelajaran dari guru.
Sintak Model
KEGIATAN PEMBELAJARAN 150 Menit
Pembelajaran
1. Stimulation Peserta didik diminta untuk memperhatikan dan mengamati
(stimulasi/ beberapa kejadian dalam kehidupan sehari-hari yaitu: macam-
pemberian macam produk makanan/minuman yang dijual bebas, obat-obat,
rangsangan jamu, dan macam-macam bahan alam, isajikan lewat tayangan
gambar/foto.
Mengamati
Guru meminta siswa untuk:
 Membuat satu titik pada ujung potongan tissue menggunakan
spidol warna
 Mencelupkan tissue pada gelas plastik bekas air mineral berisi
sedikit air (titik spidol jangan sampai tercelup air)
 Menggantungkan potongan tissue pada tengah-tengah gelas
 Mengamati proses berjalannya titik warna oleh air yang
merambat pada tissue

Menanya
Guru menanya:
 Pernahkah kalian memperhatikan komponen zat warna
penyusun tinta spidol?
 Apa yang ada di benak kalian terhadap hasil pengamatan yang
percobaan sederhana yang telah dilakukan?
2. Problem a) Peserta didik membagi diri dalam 7 kelompok dimana tiap
statement kelompok terdiri dari 4-5 orang
(pernyataan/ b) Guru mengatur tempat duduk siswa sesuai dengan
identifikasi kelompoknya
masalah) c) Peserta didik berdiskusi untuk mengidentifikasi:
 Deskripsi kromatografi
 Teori pemisahan pada kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa
gerak
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan

Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: berwawasan informasi dan teknologi, disiplin, menjalankan ajaran agama,
keadilan, musyawarah
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
1. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk
mempelajari lebih lanjut materi yang telah didiskusikan
2. Melakukan refleksi atau umpan balik untuk memberikan
penguatan kepada peserta didik.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, yaitu
merumuskan hasil diskusi dalam bentuk makalah dan
power point untuk presentasi
4. Menyampaikan pesan Moral.
5. Memberi salam.

PERTEMUAN 2
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 Menit
 Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai (Berdoa adalah Penguatan
pendidikan karakter)
 Mengecek Kehadiran Peserta didik ( Jika ada pesrta didik yang tidak hadir ditanyakan
mengapa sakit lalu meminta peserta didik untuk menengok temannya dan mendoakan
kesembuhan peserta didik yang sakit adalah PPK)
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberi motivasi kepada
peserta didik.
 Peserta didik mengumpulkan tugas individu yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
 Melalui tanya jawab membahas kembali tentang analisis kromatografi
 Merekam (memperhatikan dan menulis ungkapan yang dikemukakan peserta didik di
papan tulis) memberi sedikit ulasan
 Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai berkaitan analisis kromatografi
 Menyampaikan garis besar cakupan materi analisis kromatografi dan kegiatan yang akan
dilakukan
 Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi analisis kromatografi
 Guru menanyakan tentang materi pembelajaran berkaitan analisis kromatografi, misalnya
: Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan pembelajaran dari guru.
Sintak Model
KEGIATAN PEMBELAJARAN 150 Menit
Pembelajaran
3. Pengumpulan Mengumpulkan informasi
data Siswa untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber
(buku yang tersedia di perpustakaan maupun internet) tentang:
 Deskripsi kromatografi
 Teori pemisahan pada kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan

Menalar/Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi ke dalam bentuk
tulisan (makalah dan power point) yang berisi tentang:
 Deskripsi kromatografi
 Teori pemisahan pada kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: berwawasan informasi dan teknologi, disiplin, menjalankan ajaran agama,
keadilan, musyawarah
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
1. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari
lebih dalam materi yang telah didiskusikan guna
mempersiapkan presentasi pada pertemuan berikutnya
2. Melakukan refleksi atau umpan balik untuk memberikan
penguatan kepada peserta didik.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, yaitu
presentasi hasil diskusi
4. Menyampaikan pesan Moral.
5. Memberi salam.

PERTEMUAN 3
KEGIATAN PENDAHULUAN 15 Menit
 Memberi salam dan berdoa sebelum pembelajaran dimulai (Berdoa adalah Penguatan
pendidikan karakter)
 Mengecek Kehadiran Peserta didik ( Jika ada pesrta didik yang tidak hadir ditanyakan
mengapa sakit lalu meminta peserta didik untuk menengok temannya dan mendoakan
kesembuhan peserta didik yang sakit adalah PPK)
 Mengkondisikan suasana belajar yang menyenangkan dengan memberi motivasi kepada
peserta didik.
 Peserta didik mengumpulkan tugas individu yang telah diberikan pada pertemuan
sebelumnya.
 Melalui tanya jawab membahas kembali tentang analisis kromatografi
 Merekam (memperhatikan dan menulis ungkapan yang dikemukakan peserta didik di
papan tulis) memberi sedikit ulasan
 Menyampaikan kompetensi dan tujuan yang akan dicapai berkaitan analisis kromatografi
 Menyampaikan garis besar cakupan materi analisis kromatografi dan kegiatan yang akan
dilakukan
 Menyampaikan metode pembelajaran dan teknik penilaian yang akan digunakan saat
membahas materi analisis kromatografi
 Guru menanyakan tentang materi pembelajaran berkaitan analisis kromatografi, misalnya
: Peserta didik menerima informasi tentang topik dan tujuan pembelajaran dari guru.
Sintak Model
KEGIATAN PEMBELAJARAN 150 Menit
Pembelajaran
4. Pembuktian (data Mengkomunikasikan
processing/verific  Siswa mempresentasikan hasil diskusi menggunakan media
ation) power point yang sudah dibuat
 Siswa lain untuk menanggapi presentasi berdasarkan referensi
valid yang mereka miliki
Menalar/Mengasosiasi
Siswa berdiskusi dan merumuskan hasil diskusi ke dalam bentuk
tulisan (makalah dan power point) yang berisi tentang:
 Deskripsi kromatografi
 Teori pemisahan pada kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan
5. Menarik Mengkomunikasikan
simpulan/generali Guru dan siswa bersama-sama menarik simpulan hasil diskusi
sasi dan presentasi tentang:
 Deskripsi kromatografi
 Teori pemisahan pada kromatografi
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan fasa diam dan fasa gerak
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan sistem geometri
 Jenis-jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan
Catatan :
Selama pembelajaran berlangsung, guru mengamati sikap siswa dalam pembelajaran yang
meliputi sikap: berwawasan informasi dan teknologi, disiplin, menjalankan ajaran agama,
keadilan, musyawarah
KEGIATAN PENUTUP 15 menit
1. Memberikan tugas kepada peserta didik untuk mempelajari
materi berikutnya yaitu tentang fase diam dan fase gerak
2. Melakukan refleksi atau umpan balik untuk memberikan
penguatan kepada peserta didik.
3. Menyampaikan rencana pembelajaran berikutnya, yaitu
diskusi tentang penerapan fasa diam dan fasa gerak untuk
analisis kromatografi
4. Menyampaikan pesan moral.
5. Memberi salam.

I. PENILAIAN HASIL BELAJAR


1. Teknik penilaian
a. Pengetahuan : Tes tertulis (ulangan harian)
b. Keterampilan : Presentasi
2. Instrumen penilaian (Terlampir)

J. REMEDIAL DAN PENGAYAAN


a. Kegiatan remidial
Guru mengulang pembelajaran tentang analisis kromatografi bagi siswa yang nilainya belum memenuhi
syarat

b. Kegiatan Pengayaan
Guru memberikan penugasan pembuatan mind map pengaplikasian analisis kromatografi dalam dunia
usaha/dunia industri

Temanggung, Juli 2019


Kepala Sekolah Ka. Kompetensi Keahlian Guru Mata Pelajaran

Tri Setya Budi, S.Pd. Sri Wahyuni, S.Pd. Yotie Kurnia Tunika, S.Si
NIP. 19650507 198703 1 024 NIP. 19850926 201001 2 023 NIP. 19850926 201001 2 023
Lampiran 1
KROMATOGRAFI

Kromatografi menurut Keulmans pada tahun 1959 adalah teknik pemisahan campuran secara fisika
didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut di antara dua fase, fase
diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas). Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa terdapat
dua komponen penting dalam kromatografi, yang fase diam (padat atau cair) dan fase gerak (cair atau gas).
Definisi kromatografi menurut IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry),
kromatografi adalah metode yang digunakan untuk memisahkan komponen dalam sampel, dimana komponen
tersebut didistribusikan diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau
cairan yang dilapiskan pada padatan atau gel. Bila fasa diam berupa zat padat aktif, maka kromatografi ini
dikenal dengan kromatografi penyerapan (adsorption chromatography). Bila fasa diam berupa zat cair, maka
teknik ini disebut kromatografi partisi atau kromatografi pembagian (partition chromatography).
Suatu campuran pewarna dapat dipisahkan dengan teknik kromatografi karena adanya perbedaan
kelarutan antara zat penyusun campuran pewarna tersebut. Selain itu, kecepatan bergerak partikel penyusun
sangat dipengaruhi oleh ukuran partikel penyusunnya. Senyawa yang lebih kecil akan bergerak lebih cepat dari
pada senyawa dengan ukuran lebih besar. Misalnya, tinta hitam merupakan campuran beberapa warna. Kita
dapat memisahkan campuran warna tersebut dengan kromatografi sehingga kita dapat melihat komponen
penyusun warna hitam tersebut.

Sejarah Kromatografi
Kromatografi pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli botani asal Rusia pada tahun 1906 yaitu
Mikhail Semyonovich Tsvet (1901-1903). Tsvet pertama kali menemukan teknik kromatografi dalam
penelitiannya untuk memisahkan klorofil dari pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman.

Mikhail Semyonovich Tsvet, penemu teknik pemisahan kromatografi

Pada penelitian tersebut, Tsvet menggunakan sebuah kolom gelas yang diisi dengan serbuk kalsium karbonat
untuk memisahkan pigmen tanaman. Bubuk kalsium karbonat ini berfungsi sebagai penyerap (adsorben),
sehingga kolom tersebut dikenal dengan istilah kolom adsorben.
Metode ini kemudian diuraikan dalam sebuah pertemuan yaitu XI Congress of Naturalists and
Doctors di St. Petersburg pada tanggal 30 Desember 1901, sedangkan terbitan pertama yang berisi tentang
deskripsi metode ini dipublikasikan di dalam Proceedings of the Warsaw Society of Naturalists, section of biology
tahun 1903. Tsvet pertama kali menggunakan istilah kromatografi dalam 2 papernya tentang klorofil dalam
jurnal botanical German, Berichte der Deutschen Botanischen Gesellschaft pada tahun 1906.

Konstruksi kromatografi sederhana yang dilakukan oleh Tsevet


Pada awal perkembangannya, metoda kromatografi berkembang sangat lambat selama dua puluh tahun
pertama. Pada tahun 1948 A. Tiselius dari Swedia mendapatkan hadiah nobel dalam bidang kromatografi yaitu
analisis dengan elektroforesis dan adsorpsi. Setelah metoda kromatografi partisi diperkenalkan pada tahun
1952, metoda kromatografi menjadi suatu metoda yang sangat universal.
Metoda kromatografi banyak digunakan dalam bidang biokimia, kimia organik maupun kimia
anorganik, kimia analisa, kimia bahan pangan dan bidang lainnya. Pada perkembangan selanjutnya,
kromatografi telah dilengkapi dengan perangkat canggih seperti komputer dan alat bantu lain sehingga
memperluas pemanfaatannya dalam berbagai disiplin ilmu yang lain. Kromatografi terus berkembang dengan
lahirnya berbagai jenis kromatografi antara lain kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS), kromatografi
cair tekanan tinggi (HPLC) serta kromatografi ion.

Prinsip Kerja Kromatografi


Kromatografi bekerja dengan prinsip dasr yaitu jumlah zat terlarut yang berbeda untuk masing-masing
komponen pada waktu tertentu saat kesetimbangan terjadi antara fase diam dan fase geraknya. Pemisahan
dengan metode kromatografi dapat terjadi apabila suatu molekul maupun senyawa memiliki sifat yang berbeda,
di antaranya adalah:
1. Memiliki kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.
2. Memiliki sifat kelarutan atau sifat untuk berikatan yang berbeda satu sama lain dengan fase
diamnya.
3. Memiliki sifat mudah menguap (volatil) pada temperatur yang berbeda.

Berikut ini penjelasan singkat mengenai pemisahan senyawa pada kromatografi. Pemisahan secara
kromatografi, senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan pada sistem tertentu (seperti: kolom) di
mana dalam sistem tersebut terdapat bagian yang diam atau stasioner (biasanya berupa padatan atau cairan
yang dideposisikan pada padatan) yang disebut sebagai fasa diam dan kemudian dibawa atau mengalir melalui
suatu bagian mobile atau yang diketauhi sebagai fase gerak, dimana selama proses pengaliran tersebut akan
terjadi interaksi antara komponen senyawa dengan fase diamnya. Selama berinteraksi akan terjadi proses
pelarutan, adsorpsi maupun penguapan dari komponen senyawa yang akan dipisahkan.

Sifat-sifat dari komponen penyusun senyawa tersebut akan menentukan apakah komponen-komponen tersebut
mampu bergerak bebas (berinteraksi lemah) atau berinteraksi kuat dalam fase diamnya. Bila semua komponen-
komponen yang ada tidak dapat bergerak dalam fase diam, maka proses pemisahan tidak mungkin dapat
berlangsung. Apabila dapat bergerak, pemisahan akan bergantung pada sejauh mana kecepatan bergerak di
antara komponen-komponen tersebut maupun perbedaan kecepatannya dengan kecepatan fasa gerak yang
dipakai pada sistem tersebut.

Oleh karena itu pada metoda kromatografi perlu dilakukan pemilihan fase gerak sedemikian rupa sehingga
semua komponen dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda sehingga proses pemisahan dapat
terjadi. Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah proses migrasi diferensial dimana komponen-
komponen sampel ditahan secara selektif oleh fase diam. Gambar berikut merupakan ilustrasi pemisahan
menggunakan metode kromatografi kolom.

Gambar berikut merupakan ilustrasi pemisahan menggunakan metode kromatografi kolom.


Pemisahan komponen A dan B pada kolom kromatografi

Kromatogram Pemisahan Senyawa A dan B

Pada gambar tersebut, sampel berada dalam fasa gerak (eluen) dimasukkan ke dalam kolom pemisahan.
Komponen dalam sampel akan mulai terpisah sesaat setelah berada dalam kolom. Setelah berinteraksi dengan
fase diam kolom, eluen dan komponen senyawa akan keluar dari kolom melalui detektor untuk selanjutnya
dianalisis secara kuantitatif.

Teori pemisahan pada kromatografi


Ada dua pendekatan yang digunakan untuk menjelaskan tentang proses pemisahan yang digunakan dalam
metode kromatografi, yaitu plate theory dan rate theory.

1. Plate Theory,
Teori ini dikenalkan pertama kali oleh Martin dan Synge pada tahun 1941. Teori ini didasarkan pada analogi
dengan proses distilasi dan ekstraksi. Plate Theory mengasumsikan bahwa pada kromatografi kolom terdapat
sejumlah lapisan-lapisan pemisah yang dikenal sebagai theoretical plates. Pemisahan sampel antara fasa diam
dan gerak terjadi pada “plates” tersebut. Analit bergerak sepanjang kolom melalui transfer keseimbangan fasa
gerak dari satu plate ke plate selanjutnya.

Teori Plate

Dalam plate theory, kita mengasumsikan bahwa kolom kromatografi merupakan sebuah sistem tetap dalam
kesetimbangan. Masing-masing spesies menunjukkan sistem keseimbangan antara fasa diam dan fasa
geraknya.

2. Rate Theory,
dikenalkan oleh J.J. van Deemter pada tahun 1956 dimana proses pemisahan didasarkan pada jumlah
pemisahan pada kondisi dinamisnya. Proses yang terjadi dalam kolom membutuhkan waktu tertentu untuk zat
terlarut mencapai keseimbangan dengan fase diam dan fase geraknya. Hasil analisis kromatogram berupa
puncak-puncak kromatografi yang dipengaruhi oleh laju elusinya. Bentuk atau karakter pelebaran puncak
kromatogram disebabkan oleh 3 faktor yaitu difusi eddy, difusi longitudinal dan transfer masa.

a. Diffusi Eddy
Difusi Edi disebabkan karena ketidakseragaman packing pada kromatografi kolom, meliputi perbedaan bentuk,
ukuran partikel-partikel pengisi kolom, cara pengisian kolom, dan diameter dari kolom Perbedaan ini
mengakibatkan solut akan mengambil jalan yang berbeda untuk melalui kolom sehingga terjadi perbedaan
waktu keluarnya molekul-molekul dari kolom. Perbedaan tersebut menyebabkan pelebaran puncak dari solut.
Untuk memperkecil efek ini, digunakan partikel-partikel kecil dengan ukuran sama tetapi tidak menyebabkan
penurunan tekanan yang terlalu tinggi dalam kolom, diameter kolom yang kecil, pengepakan yang mampat dan
ukuran sama tanpa memecahkan partikel-partikel pengisi kolom tersebut.

Pelebaran puncak akibat distribusi Eddy


b. Difusi Longitudinal
Difusi Longituidinal disebabkan karena kecenderungan zat terlarut untuk berdifusi. Molekul-molekul zat terlarut
cenderung untuk berdifusi dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Akibatnya, waktu melintasi kolom, molekul-molekul akan menyebar (berdifusi) ke belakang dan ke depan.
Derajat pelebaran puncak pada longitudinal diffusion dipengaruhi oleh proses difusi solut dan Laju alir solut
selama melewati kolom.

Difusi Longitudinal

c. Transfer Massa
Transfer massa untuk pemisahan zat terlarut pada fase diam, tidak terjadi begitu saja melainkan bergantung
pada partisi zat terlarut dan koefisien difusinya.

Yang pertama transfer massa fase gerak. Solut yang tidak bergerak melalui kolom ketika berada pada fase
gerak dalam kondisi stagnant akan membutuhkan waktu lebih lama di dalam kolom daripada solut yang
melewati kolom begitu saja bersama fase geraknya. Transfer massa fase gerak dapat menyebabkan pelebaran
puncak kromatogram karena perbedaan profil alir pada kanal atau diantara partikel pendukung pada kolom.
Solut yang melalui bagian tengah kanal akan lebih dahulu mencapai ujung kolom daripada solut yang melalui
bagian tepi kanal. Derajat pelebaran puncak yang dipengaruhi oleh difusi Eddy dan transfer massa fase gerak
dikarenakan ukuran dari packing materialnya dan laju difusi solut.

Difusi transfer massa fasa gerak

Yang kedua adalah Transfer massa fase gerak tetap (stagnant). Transfer massa fase gerak stagnant
menyebabkan pelebaran puncak karena perbedaan laju difusi dari molekul solut antara fase gerak diluar pori
pada fase diam (flowing mobile phase) dengan fase gerak didalam pori (stagnant) pada fase diamnya (stagnant
mobile phase). Derajat pelebaran puncak sangat dipengaruhi oleh beberapa hal yaitu ukuran, bentuk dan
struktur pori dari packing material, difusi dan retensi dari solute, serta laju alir solut ketika melalui kolom.

Difusi transder massa fasa gerak tetap

Jenis-jenis kromatografi
Jenis-jenis kromatografi dapat diklasifikasikan antara lain berdasarkan jenis fase (baik fasa diam maupun
bergerak) yang digunakan, sistem geometri dan prinsip pemisahannya. Perhatikan tabel di bawah ini, tabel
penggolongan kromatografi.
1. Kromatografi berdasarkan fasa yang terlibat
Pemisahan tipe kromatografi berdasarkan fase yang terlibat ditunjukkan pada tabel berikut :

2. Kromatografi berdasarkan sistem geometri


Klasifikasi jenis kromatografi berdasarkan sistem geometrinya dapat dibagi menjadi kromatografi kolom dan
kromatografi planar.

a. Kromatografi kolom
Kromatografi kolom, fase diamnya terdeposisi pada pipa yang berbentuk kolom. Pada kromatografi kolom,
komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak melalui kolom tersebut dan kemudian setiap
komponen akan terpisahkan.

Kromatografi gas menggunakan kolom sebagai pemisah

Setiap komponen yang keluar dari kolom akan masuk ke detektor untuk dianalisis. Hasilnya disajikan dalam
bentuk puncak-puncak (peaks) kromatogram yang mengidentifikasikan konsentrasi eluen sebagai fungsi waktu.
Luasan puncak sebanding dengan konsentrasi komponen sampel.

Kolom Kapiler Kromatografi


b. Kromatografi planar
Kromatografi Planar (Kromatografi lapis tipis) merupakan jenis kromatografi di mana fase diamnya berupa film
tipis dengan partikel padat yang terikat bersama melalui kekuatan mekanik pada senyawa pengikat seperti
kalsium sulfat.

Kromatografi planar – kromatografi lapis tipis

Pada kromatografi lapis tipis ini komponen yang akan dipisahkan bergerak bersama fase gerak dalam sebuah
bidang datar. Senyawa yang bergerak terlihat seperti noda (spot) yang dapat dikenali. Posisi noda menunjukkan
identitas suatu komponen/senyawa, sedangkan besar atau intensitas noda menunjukkan konsentrasinya.

Pada kromatografi planar ini beberapa bercak komponen/senyawa dapat dipisahkan langsung secara bersamaan
maupun dipisahkan dengan beberapa langkah, dimana langkah yang selanjutnya tegak lurus arahnya dengan
langkah yang pertama. Cara ini dikenal dengan metode kromatografi dua dimensi. Gambar dibawah ini
menunjukkan proses pemisahan menggunakan metode kromatografi planar.

3. Kromatografi berdasarkan prinsip pemisahan


Klasifikasi jenis kromatografi berdasarkan prinsip pemisahannya dapat dibagi menjadi Kromatografi Adsorpsi,
Kromatografi Partisi, Kromatografi Pertukaran ion, Exclusion Chromatography dan Affinity Chromatography.

a.Kromatografi Adsorpsi
Pada jenis kromatografi adsorpsi, prinsip pemisahan berdasarkan proses adsorpsi analit dalam permukaan
padatan fase diam. Padatan fase diam dapat berupa silika gel atau alumina yang memiliki luas permukaan relatif
besar. Kromatografi adsorpsi merupakan salah satu metode kromatografi yang cukup lama. Pemisahan
didasarkan pada perbedaan sifat afinitas adsorpsi dari komponen sampel pada permukaan padatan aktif.
Kromatografi adsorpsi menggunakan fase gerak cairan maupun padatan yang mampu teradsorp pada
permukaan fase diamnya. Pada gambar dibawah ini ditunjukkan interaksi adsorpsi antara analit pada fase gerak
dengan permukaan fase diamnya.

Kromatografi adsorpsi

Metode kromatografi adsorpsi memiliki beberapa kelemahan dia antaranya yang pertama adalah keterbatasan
jumlah adsorben yang dapat digunakan untuk melakukan pemisahan. Kedua adalah koefisien distribusi terhadap
adsorpsi yang seringkali tergantung pada konsentrasi total komponen yang akan dipisahkan, sehingga
mengakibatkan pemisahan kurang sempurna.

b. Kromatografi Partisi
Kromatografi partisi adalah kromatografi dimana proses pemisahannya berdasakan kemampuan adsorpsi analit
pada lapisan tipis cairan yang dilapiskan pada partikel padatan inert fase diamnya. Prinsip utama pemisahan
berdasarkan perbedaan kelarutan antara komponen sampel pada fase diamnya (gas chromatography), atau
berdasarkan perbedaan kelarutan komponen dalam fase gerak dengan fase diamnya (liquid chromatography).
Keuntungan metode kromatografi partisi ini adalah distribusinya tidak bergantung pada konsentrasi, sehingga
pemisahan dapat terjadi lebih baik.
Kromatografi partisi

c. Kromatografi Pertukaran ion


Pada kromatografi penukar ion, ion terpisahkan berdasarkan gaya elektrostatiknya membentuk grup fungsional
yang bermuatan pada fase diam. Kromatografi penukar ion menggunakan resin sebagai padatan fase diam yang
berguna untuk mengikat anion atau kation. Larutan ion bermuatan pada fase gerak akan berikatan denga resin
yang memiliki muatan berlawanan melalui gaya elektrostatik.

Kromatografi penukar ion

d. Exclusion Chromatography
Exclusion Chromatography merupakan tipe kromatografi yang tidak banyak dipengaruhi oleh interaksi antara
fase diam dengan zat terlarutnya. Proses pemisahan berdasarkan volume hidrodinamik dari molekul atau
partikel. Dalam teknik ini, gel nonionik dengan ukuran pori yang sama digunakan untuk memisahkan campuran
berdasarkan perbedaan ukuran molekulnya (BM).

Kromatografi eksklusi

Molekul-molekul yang kecil akan memasuki pori-pori dari gel sedangkan molekul besar akan melewati sela-sela
gel lebih cepat bila dibandingkan dengan molekul yang melewati pori-porinya. Jadi urutan elusi mula-mula
adalah molekul yang lebih besar, molekul sedang, dan terakhir molekul yang paling kecil. Apabila fasa diamnya
adalah gel yang hidrofil maka teknik ini disebut gel filtration chromatography dan bila digunakan gel yang
hidrofob (polystyrene-divinylbenzene) disebut gel permeation chromatography.

e. Affinity Chromatography
Kromatografi afinitas bekerja berdasarkan pada interaksi spesifik antara satu jenis molekul zat terlarut dengan
jenis molekul lain yang terimmobilisasi dalam fase diam. Sebagai contoh, molekul yang terimmobilisasi dapat
menjadi antibodi untuk beberapa protein yang spesifik. Saat zat terlarut yang mengandung campuran protein
melewati molekul ini, hanya protein tertentu saja yang akan bereaksi dengan antibodi yang terimmobilisasi pada
fase diam.

Kromatografi afinitas

Sumber:
http://kedaisains.blogspot.com/2017/05/cara-kerja-kromatografi.html

Anda mungkin juga menyukai