Oleh:
METODOLOGI
Alat dan Bahan
Hasil
Kopi beras
Hasil
b. Pengolahan sangrai
Kopi beras
Hasil
c. Pengolahan Kopi Bubuk
Kopi yang
sudah disangrai
Digiling
Ditimbang
Hasil
d. Uji VRS
1 g contoh
Titrasi dengan Na2S2O3 0.02 N dengan indikator kanji yang ditambahkan pada labu aerasi
Hasil
e. Uji Kadar Sari
2 g contoh
Dimasukkan ke gelas piala dan ditambahkan 200 ml air mendidih, didiamkan 1 jam
Larutan contoh disaring ke labu ukur 500 ml, dibilas dengan air panas sampai larutan jernih
Diamkan sampai suhu kamar, tambahkan air sampai tepat pada garis
Hasil
f. Produk Olahan Kopi (Minuman kopi)
Hasil
Dilakukan uji organoleptic dengan 12 panelis
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
[Terlampir]
Pembahasan
Penyangraian
Selama proses penyangraian berlangsung, terjadi perpindahan panas dari
permukaan pemanas ke dalam bahan. Panas yang masuk ke bahan menyebabkan
perubahan suhu dalam bahan. Panas yang menyebabkan perubahan temperatur
bahan tersebut dinamakan panas sensible. Kondisi ini akan berakhir ketika
keadaan mulai jenuh yaitu bila suhu bahan terus meningkat sampai mendekati
suhu penyangraian. Keadaan seperti ini diakibatkan adanya panas latent
penguapan yang menyebabkan terjadinya perubahan massa (air) yang terkandung
dalam bahan
Penyangraian dapat dilakukan dengan menggunakan panci yang terbuat
dari steinless steel atau logamdan menggunakan kwali yang terbuat dari tanah liat.
Penggunaan peralatan Wajan yang terbuat dari gerabah tanah liat memberikan
hasil sangrai dilihat dari karakter kopi bubuk yang berbeda dibandingkan Wajan
dari bahan logam. Perbedaan dapat dilihat dari indikator warna biji kopi, aroma
kopi bubuk dan cita rasa kopi seduhan. Hal ini sesuai dengan pedoman dalam
menentukan mutu kopi yang baik ( Ismayadi, 1985).
Sesuai dengan pedoman dalam menentukan mutu kopi yang baik (
Ismayadi, 1985). Faktor pertama dalam menentukan mutu kopi adalah warna.
Warna kopi bubuk yang ditunjukkan dari proses sangrai menggunakan Wajan
Logam menghasilkan biji warna hitam mendekati gosong (over –roast), sementara
kopi yang menggunakan Wajan Gerabah memberikan warna kopi yang lebih
terang kecoklatan tidak sampai berwarna hitam. Hal ini disebabkan material
logam wajan yang lebih cepat menghantarkan panas dibandingkan gerabah,
sehingga biji kopi juga lebih cepat menjadi matang. Menurut skala warna
kematangan kopi “Roast Meter” (Gambar 1) menunjukkan warna sangrai kopi
dengan Wajan Gerabah cenderung mendekati warna ViennaRoast sementara
dengan Wajan Logam berwarna Burnt Roast. Hasil ini sesuai dengan hasil
pengujian tingkat kesukaan panelis bahwa kopi yang berwarna burn roast
(gosong) kurang disukai. Dengan demikian proses sangrai dengan menggunakan
wajan gerabah lebih disukai dibandingkan wajan logam.
DAFTAR PUSTAKA
Afriliana S. 2018. Teknologi Pengolahan Kopi Terkini. Yogyakarta(ID):
Deepublish.
Anonim. 2017. Kopi Robusta Dampit Khas Malang. www.lintaskopi.com. 26
November 2018.
Clarke, R,J dan R.. Macrae, 1985, Coffee, Volume I Chemistry, Elsevier Applied
Science, London and New York USA
Clifford, M,N, KC Wilson, 1985, , The Avi Publishing Company Inc, Westport,
Connecticut, USA
Ismayadi, C, 1985. Kopi dan Mutunya di Mata konsumen. Warta Balai Penelitian
Perkebunan Jember, No. 1 : 19-21, Jember
Pradipta K, Fibrianto K. 2017. Jurnal review perbedaan air seduh terhadap
persepsi multisensoris kopi. J Pangan dan Agroindustri. 5(1): 85-91.
Rahardjo. 2012. Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi Arabika dan Robusta.
Jakarta(ID). Penebar Swadaya.
Ryan MS, Soemarno. 2016. Pengolahan Lahan untuk Kebun Kopi. Malang(ID):
Gunung Samudera.
Sitanggang J. 2013. Pengembangan potensi kopi sebagai komoditas unggulan
kawasan agropolitan kabupaten dairi. J Ekonomi dan Keuangan. 1(6): 33-
48.
Sivetz, M, 1963, Coffee Processing Technology, Vol I. The Avi Publishing
CompanyInc,Westport
Wigati E, Pratiwi E, Nissa T, Utami N.2018. Uji karakteristik fitokimia dan
aktivitas antioksidan biji kopi robusta (coffea canephora pierre) dari bogor,
bandung, dan garut dengan metode DPPH (1,1-diphenyl-2-
picrylhydrazyl). Fitofarmaka. 8(1): 53-59.
Yuwono SS, Waziiroh E. 2017. Teknologi Pengolahan Hasil Perkebunan.
Malang(ID): UB Press.