PRODUKSI BIOINSEKTISIDA
(KULTIVASI CAIR DAN PADAT)
Oleh :
Shinta Dewi F34160020
Fanuel Febrianto Bethel F34160027
Chrisman Siagian F34160028
Latar Belakang
Pada masa sekarang, para petani tidak begitu gelisah dengan hama
serangga yang menyerang tanaman pertanian mereka. Hal itu disebabkan telah
banyak produk hasil teknologi yang banyak beredar untuk membasmi hama
serangga yang sering disebut pestisida. Pestisida biologi saat ini banayak dipakai
adalah jenis insektisisda biologi (mikroorganisme pengendali serangga) dan jenis
fungisida biologi (mikroorganisme pengendali jamur).
Insektisida biologi dapat dibuat dari beberapa macam tumbuhan, hewan,
bahkan mikroorganisme. Insektisida yang dibuat dari mikroorganisme umumnya
termasuk dalam insektisida hayati karena mikroorganisme tersebut tdak diubah
dalam tubuh mikroorganisme tersebut terdapat substansi atau bahan aktif yang
dapat membunuh hama atau serangga sejenisnya apabila bahan aktif tersebut
masuk ke dalam tubuh hama atau serangga.
Insektisida mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertanian dan
perindustrian, khususnya untuk melindungi hasil pertanian. Meskipun demikian,
penggunaan insektisida yang tidak terbatas selama beberapa dekade telah
mengakibatkan dampak yang negatif terhadap lingkungan dan spesies non-target.
Selain itu, insektisida kimia dengan dosis dan frekuensi yang tinggi menjadikan
serangga vektor penyakit menjadi resisten terhadap insektisida kimia yang
menyebabkan serangga target tetap hidup dan merusak hasil-hasil pertanian.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, maka bioinsektisida merupakan salah
satu alternatifnya.
Mikroorganisme yang dapat berfungsi sebagai bionsektisida yaitu bakteri
dan virus. Virus merupakan mikroorganisme yang memberi harapan sebagai
pemberantas hama atau pengendali hama. Virus hanya bekerja terhadap satu atau
beberapa spesies dan tidak merusak organism lain dalam lingkungannya. Namun
kendala dari pengembangan virus adalah harus dikembangkan pada inang yang
hidup, yang berarti harus memelihara spesies tersebut.
Dari kendala pengembangan virus tersebut menimbulkan banyak
insktisida kimia yang diproduksi dan telah beredar di masyarakat. Namun
penggunaan insektisida kimia secara terus menerus untuk membasmi hama
serangga dapat menyebabkan hama serangga tersebut menjadi kebal (resisten),
Tetapi dengan insektisida bakteri yang dibuat secara bioteknologi maka problem
resisten ini dapat diatasi. Selain itu, insektisida bakteri ini tidak berbahaya
terhadapa lingkungan. Salah satu jenis bakteri yang digunakan untuk membuat
insektisida adalah Bacillus thuringiensis aizawai.
Tujuan
Pada praktikum kali ini alat yang digunakan adalah autoklaf, inkubator
goyang, loop, labu erlenmeyer, pH meter, aluminium foil, spektrofotometer, petri
dish, oven. Sementara bahan yang digunakan adalah Nutrien broth, Bacillus
thuringiensis aizawai, glukosa, urea, MgSO4.7H2O, FeSO4.7H2O, ZnsO4.7H2O,
MnSO4.7H2O, CaCO3, onggok, limbah cair tahu, dan kapur bubuk.
Metode
a. Produksi bioinsektisida kultivasi cair
1. Tahap Propagasi
Nutrient Broth
Bacillus thuringiensis
aizawain dalam nutrient
broth
2. Tahap Fermentasi
media
fermentasi
media
fermentasi steril
penambahan glukosa
media
fermentasi +
glukosa
bioinsektisida
3. Pengambilan Sampel pH
sampel
nilai pH
4. OD 660 nm
sampel
nilai OD
5. Biomassa Kering
sampel
endapan
biomassa kering
6. Viable Spore Count (VSC)
sampel
dilakukan pengenceran
berseri
diinokulasi 0,1 ml ke
dalam Nutrient Agar
diinkubasi selama 24 - 48
jam
nilai vsc
b. Produksi Bioetanol dengan Teknik Kultivasi Substrat Padat
onggok + limbah
cair
diratakan dalam
erlenmeyer dan ditutup
dengan alumunium foil
media steril
produk kering
bioinsektisida
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil Pengamatan
[Terlampir]
Pembahasan
Simpulan
Saran