Evi Indah Wigati*, Esti Pratiwi, Trisni Fatwatun Nissa dan Novi Fajar Utami
Program Studi Farmasi, FMIPA, Universitas Pakuan, PO Box 452 Bogor 16143,
West Java, Indonesia
*E-mail: evhy_indah@yahoo.com
ABSTRAK
Kopi robusta mengandung senyawa alkaloid, flavonoid, saponin, tanin, kafein dan
fenol. Senyawa fenol pada kopi memiliki aktivitas sebagai antioksidan. Biji kopi
robusta yang ditanam di daerah Bandung, Bogor dan Garut, Jawa Barat dikenal
memiliki ciri dan citarasa berbeda yang khas dan unik. Perbedaan jumlah kandungan
senyawa kimia dari suatu tumbuhan disebabkan oleh perbedaan agroekologi (iklim dan
ketinggian tempat). Daerah Pangalengan (Bandung) memiliki ketinggian 817 mdpl,
Cariu (Bogor) memiliki ketinggian 680 mdpl dan Cikeris (Garut) memiliki ketinggian
900 mdpl. Tujuan dari penelitian ini untuk menentukan karakteristik fitokimia dan
aktivitas antioksidan pada biji kopi robusta roasting yang ditanam di ketiga daerah
tersebut. Karakteristik fitokimia dilakukan secara kualitatif dan aktivitas antioksidan
dilakukan dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Hasil uji karakteristik
fitokimia menunjukkan bahwa ekstrak biji kopi robusta Bandung, Bogor dan Garut
mengandung senyawa alkaloid, flavanoid, saponin dan tanin. Ekstrak kopi robusta
Bandung, Bogor dan Garut menunjukkan aktifitas antioksidan yang berbeda nyata
berdasarkan hasil uji statistik analisis variansi dengan nilai IC50 masing-masing dicapai
pada konsentrasi 55,13 ppm, 56,48 ppm, dan 54,14 ppm. Dapat disimpulkan bahwa
ekstrak kopi robusta dari Garut memiliki kadar antioksidan paling tinggi dibandingkan
dengan aktifitas antioksidan dari kopi robusta Bandung dan Bogor.
Kata kunci: Kopi robusta, aktifitas antioksidan, metode DPPH
ABSTRACT
59
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
680 AMSL mdpl and Cikeris (Garut) has a height of 900 AMSL mdpl. The purpose of
this study was to determine the phytochemical characteristics and antioxidant activity of
robusta roasting coffee beans grown in these three areas. Phytochemical characteristics
were performed qualitatively and antioxidant activity was performed by DPPH method
(2,2-diphenyl-1-picrylhydrazyl). The results of phytochemical characteristics test
showed that the extract of robusta coffee bean from Bandung, Bogor and Garut contain
alkaloid, flavanoid, saponin and tannin. The extract of robusta coffee from Bandung,
Bogor and Garut showed significantly different antioxidant activity based on results of
variance analysis statistical test with IC50 value of each achieved at concentrations of
55.13 ppm, 56.48 ppm, and 54.14 ppm. It can be concluded that robusta coffee extract
from Garut has the highest antioxidant level compared with antioxidant activity of
robusta coffee from Bandung and Bogor.
Keywords : Coffea canephora, antioxidant activity, DPPH method
PENDAHULUAN
Kopi merupakan bahan minuman 2016). Senyawa polifenol yang paling
yang terkenal di seluruh dunia maupun di banyak terkandung pada kopi adalah
Indonesia. Kopi yang berbentuk bubuk asam klo-rogenat dan asam kafeat.
maupun seduhannya memiliki aroma dan Jumlah asam klorogenat mencapai 90%
citarasa yang khas yang tidak dimiliki dari total fenol yang terdapat pada kopi
oleh bahan minuman lainnya (Yusmarini, 2011). Senyawa fenolik yang
(Ridwansyah, 2003). Umumnya tanaman terkandung dalam biji kopi robusta adalah
kopi ditanam di daerah yang memiliki asam klorogenat sebesar 9,0 gram/100
bulan kering maksimum 3 per tahun dan gram. Hasil penelitian menunjukkan
curah hujan pada kisaran1500-3500 mm bahwa asam klorogenat memiliki
per tahun. Untuk tanaman kopi jenis aktivitas antioksidan yang cukup kuat
robusta yang memiliki ciri berdaun lebar (Herawati dan Sukohar, 2013), juga
dan tipis, biasanya ditanam di ketinggian bersifat sebagai antifungi, antivirus,
40-900 meter dpl dan suhu rata-rata 15- antiinflamasi dan antibakteri (Amiliyah et
25°C (Hulupi dan Martini, 2013). Ada al., 2015).
beberapa daerah di Jawa Barat, yang Aktivitas antioksidan dari ekstrak
biasa ditanami kopi robusta yaitu daerah kopi maupun ekstrak tanaman lainnya
Pangalengan (Bandung) pada ketinggian umumnya diuji menggunakan metode
817 mdpl, Cariu (Bogor) pada ketinggian pengukuran radikal bebas dengan DPPH
680 mdpl dan Cikeris (Garut) pada (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil). Pada metode
ketinggian 900 mdpl. Perbedaan letak ini parameter yang diukur adalah IC50.
geografis dari suatu tumbuhan dapat Metode ini mengukur konsentrasi
menyebabkan perbedaan jumlah senyawa yang dibutuhkan untuk
kandungan metabolit sekunder yang menghambat 50% aktivitas senyawa
dihasilkan tumbuhan tersebut (Kardono, radikal bebas 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil
2003). menggunakan satu seri konsentrasi
Biji kopi robusta diketahui me- senyawa uji, kemudian
ngandung senyawa alkaloid, tanin, menginterpretasikan data eksperimental
saponin dan polifenol (Chairgulprasert, tersebut (Dehpour et al., 2009).
60
Uji Karakteristik Fitokimia…..(Evi Indah Wigati, dkk.)
61
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
62
Uji Karakteristik Fitokimia…..(Evi Indah Wigati, dkk.)
63
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
Tabel 1. Kandungan Fitokimia Serbuk Ekstrak Kopi Robusta Dari Bandung, Bogor dan
Garut
Golongan Senyawa Kimia
Nama Bahan
Alkaloid Tanin Saponin Flavanoid
Bandung + + + +
Bogor + + + +
Garut + + + +
Keterangan : + = Positif mengandung senyawa tersebut
Analisis alkaloid ektstrak biji kopi kuat sampel dengan akuades selama 30
robusta Bandung, Bogor dan Garut detik hingga terbentuk buih stabil dengan
menunjukkan hasil yang positif. penambahan HCl 2 N. Saponin pada
Pengujian ini dilakukan dengan pereaksi umumnya berada dalam bentuk glikosida,
Bouchardat dengan timbulnya endapan sehingga mempunyai kemampuan
coklat dan pereaksi Dragendroff dengan membentuk buih dalam air (Hanani,
adanya endapan coklat. Timbulnya 2015).
endapan karena adanya penggantian ligan Analisis senyawa flavanoid pada
nitrogen pada alkaloid yang memiliki ekstrak biji kopi robusta Bandung, Bogor
pasangan elektron bebas menggantikan dan Garut mengahsilkan hasil yang
ion iodo dalam pereaksi yang digunakan positif karena terjadinya perubahan warna
(Hanani, 2015). menjadi merah setelah ditambahkan
Analisis tanin pada ekstrak biji serbuk Magnesium. Hasil ini
kopi robusta Bandung, Bogor dan Garut menunjukkan adanya senyawa flavanoid
menghasilkan warna hijau kecoklatan pada sampel. Perubahan warna menjadi
yang dilakukan dengan penambahan merah karena terjadi reduksi oleh asam
pereaksi FeCl3. Hasil ini menunjukkan klorida dan magnesium (Hanani, 2015).
bahwa ekstrak biji kopi robusta positif
mengandung senyawa tanin yang Aktivitas Antioksidan
merupakan tanin terkondensasi. Selain Prinsip metode DPPH adalah
FeCl3 digunakan gelatin 1% dan NaCl penangkapan elektron bebas dari senyawa
10% yang ditandai dengan terbentuknya radikal yang menyebabkan berkurangnya
endapan putih yang menunjukkan bahwa intensitas warna radikal DPPH dari warna
sampel mengandung tanin. Hal tersebut ungu menjadi kuning (Dehpour et al.,
menunjukkan bahwa sifat tanin dapat 2009). Aktivitas antioksidan ekstrak kopi
mengendapkan protein (Hanani, 2015). dari Bandung, Bogor dan Garut dapat
Analisis senyawa saponin pada dilihat dari nilai IC50 pada Tabel 2.
ekstrak biji kopi robusta Bandung, Bogor
dan Garut dilakukan dengan mengocok
64
Uji Karakteristik Fitokimia…..(Evi Indah Wigati, dkk.)
Tabel 2. Nilai IC50 Ekstrak Kopi Robusta dari Bogor, Bandung dan Garut
Asal Jenis Ekstrak IC 50 (ppm)
Bandung 55,13 ± 0,28a
Bogor 55,13 ± 0,28a
Garut 54,14 ± 0,11c
65
Fitofarmaka Jurnal Ilmiah Farmasi
66