Anda di halaman 1dari 6

UJI KADAR ALKALOID DAN KADAR FLAVONOID PADA SEDUHAN BIJI

KOPI ROBUSTA (Coffea canephora Pierre ex. A Froehner)


TUNGGAL (Peaberry) GREEN BEAN DARI PAGAR ALAM
DENGAN METODE SPEKROFOTOMETRI UV-VIS

Hety Askiana
Fakultas Farmasi, Universitas Kader Bangsa, Palembang
askianahety@gmail.com

ABSTRAK
Kopi robusta lebih resisten terhadap serangan hama dan penyakit. Kopi peaberry
merupakan kopi berbiji tunggal. Kopi mengandung senyawa flavonoid dan alkaloid yang
tergolong antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan dan kadar alkaloid
dan flavonoid pada biji kopi robusta (Coffea canephora) tunggal (Peaberry) dari Pagar Alam.
Hasil rata-rata kadar alkaloid total biji kopi robusta tunggal 2,45%. Hasil rata-rata kadar
flavonoid biji kopi robusta tunggal 8,62%.
Kata kunci : Alkaloid, Flavonoid, Coffea canephora, Peaberry.

ABSTRACT
Robusta coffee was more resistant from bug and diseases. Peaberry coffee was a single
bean. Coffee was contain flavonoid and alkaloid which were classified as antioxidants. This
study aimed to determine alkaloid content and flavonoid content of the robusta peaberry bean
from Pagar The result showed that the average content of alkaloid total is 2,45% . Alam and the
average content of flavonoid total is 8,62% .
Keywords : Alkaloid, Flavonoid, Coffea canephora, Peaberry.

penyakit. Oleh karena itu harga kopi Robusta


PENDAHULUAN
lebih murah (Buldani, 2011).
Salah satu jenis tanaman Kandungan Senyawa yang terdapat
perkebunan yang banyak dibudidayakan pada kopi robusta yaitu kadar kafein 2%,
di dunia adalah tanaman kopi. Indonesia minyak atsiri 10% - 16%; asam klorogenat
merupakan penghasil kopi kedua terbesar 6% - 10%, zat gula 4% - 12%, selulosa 22% -
di dunia yang ikut berperan dalam 27%, polifenol 0,2 %. Jenis senyawa yang
menyediakan kopi berkualitas yang terdapat dalam kopi yaitu antara lain kafein,
banyak dikonsumsi masyarakat. Ada dua asam klorogenat, trigonelin, karbohidrat,
jenis spesies kopi yang dibudidayakan lemak, asam amino, asam organik, aroma
volatil, dan mineral. beberapa komponen
dan memiliki nilai ekonomis yaitu kopi
arabika dan kopi robusta. Kedua jenis fenolik selain tokoferol yang terdapat
kopi tersebut mempunyai perbedaan yaitu pada kopi mengandung antioksidan
seperti iklim yang ideal untuk tumbuh, seperti asam klorogenat dan asam kafeat,
aspek fisik, dan komposisi kimia. asam ferulat serta asam p-kaumarat yang
Kopi Robusta merupakan kopi kelas terdapat dalam bentuk bebas. Kopi
dua setelah kopi Arabika, karena kopi robusta mengandung senyawa flavonoid yang
memiliki rasa yang lebih pahit, sedikit asam, tergolong antioksidan. Dimana senyawa
dan mengandung kadar kofein yang lebih flavonoid merupakan kelompok berat
tinggi daripada Arabika. Tetapi untuk molekul rendah berbasis inti 2-fenil-
cakupan daerah tumbuh kopi robusta lebih kromon yang merupakan biosintesis dari
luas bila dibandingkan dengan kopi arabika. turunan asam asetat / fenilalanin dengan
Kopi jenis ini memiliki keunggulan yaitu menggunakan jalur asam shikimat. Dari
lebih resisten terhadap serangan hama dan
uraian di atas maka penulis tertarik untuk menggunakan ayakan 80 mesh dan dilakukan
melakukan penelitian mengenai kadar uji kadar alkaloid dan kadar flavonoid.
alkaloid dan kadar flavonoid pada biji
kopi robusta (Coffea canephora) tunggal Ekstraksi
(Peaberry). Cara ekstrasi/ pembuatan ekstrak biji
kopi robusta (Coffea canephora Pierre ex. A
Froehner) tunggal (peaberry) dengan proses
METODE PENELITIAN
penyeduhan yang dilakukan dengan cara
Alat dan Bahan menimbang 2 gram sampel kemudian diseduh
dengan aquadest sebanyak 100 ml pada suhu
Alat yang digunakan pada penelitian 80°C. Kemudian diaduk menggunakan
ini yaitu batang pengaduk (Pyrex), Grinder magnetic stirrer dengan wqktu 20 menit,
(Vicenca), botol maserasi, corong (Pyrex), hingga diperoleh ekstrak kopi. Kemudian
Erlenmeyer (Pyrex), kertas saring, kuvet, disaring menggunakan kertas saring yang
labu ukur, Ph meter, rak tabung reaksi, dipotong bulat dan dibentuk seperti corong
sendok besi, mikropipet (Boeco), pipet ukur, dan menggunakan alat bantu berupa corong
spatula, spektrofotometer UV-VIS, tabung kaca untuk proses penyaringannya.
reaksi (Pyrex), timbangan analitik, magnetic
stirrer dan pipet volume. Uji kualitatif Alkaloid
Bahan yang digunakan adalah Air Menyiapkan 2 gram serbuk simplisia
steril/ Aquadest, alumunium foil, AlCl3 ditambahkan 1 ml HCl 2 N dan 9 ml air
10 % biji, kopi robusta (Coffea suling. Lalu dipanaskan diatas penangas air
canephora) tunggal (peaberry) dari Pagar selama 2 menit, didinginkan dan disaring.
Alam, dapar phospat Ph 4,7 , asam sitrat, Filtrat yang diperoleh digunakan untuk
BCG(Bromocresol Green), kloroform, mencampurkan pereaksi Mayer, Wagner dan
kuarsetin, methanol, bubuk Mg, pereaksi Dragendorff. Tabung pertama ambil filtrate 3
tetes, lalu ditambahkan pereaksi Mayer 2
Mayer, pereaksi wagner, pereaksi
tetes, tabung kedua ambil filtrat 3 tetes
Dragendrof dan asam asetat 5 %. ditambahkan peraksi Wagner 2 tetes dan
tabung ketiga ambil filtrate 3 tetes
Prosedur Kerja ditambahkan peraksi Dragendorff 2 tetes.
Terbentuknya endapan putih hingga
Proses Pengolahan dan Persiapan Sampel kekuningan pada tabung pertama dan endapan
Cara Kerja Proses pengolahan kopi jingga/ merah bata pada tabung ketiga
Menurut Permata (2015), yang telah di menunjukkan adanya alkaloid.
modifikasi yaitu Pemanenan buah kopi
dilakukan pada buah yang telah sepenuhnya Uji Kuantitatif Alkaloid
matang atau merah. Selanjutnya dilakukan Pembuatan Kurva Kalibrasi Kafein
proses sortasi manual dan sortasi rambang Pembuatan larutan bromocresol green (BCG)
menggunakan air. Tujuan dari proses ini Larutan bromocresol green (BCG) dibuat
adalah agar mempermudah proses sortasi biji dengan mencampur 6,98 mg bromocresol
kopi.Selanjutnya Buah kopi yang telah green dengan 0,3 ml NaOH 2 N dan 0,5 ml
dilakukan proses pengeringan di balik secara aqudest. Kemudian larutan campuran
berkala . Proses pengeringan ini dilakukan diencerkan dengan 100 ml aquadest (Patel
sampai kadar air kopi 12,5 % . Kopi yang dkk., 2015).
sudah kering dilakukan pengupasan kulit Pembuatan dapar fosfat Ph 4,7
dengan mesin penggiling kopi. Tahap terakhir Dapar fosfat Ph 4,7 dibuat dengan
yaitu dilakuan proses sortasi biji kopi dan mencampur natrium fosfat (7,16 gram
dilakukan pengemasan dan penyimpanan Na2HPO4) dan 4,202 gram asam sitrat
Pada saat sortasi biji kopi dilakukan (C6H8O7), kemudian dimasukkan kedalam
pemisahan kopi biji tunggal (Peaberry) green labu ukur 100 ml dan ditambahkan aquadest
been yang sesuai dengan SNI 01-2907-2008. sampai batas volume.
Setelah dilakukan sortasi biji kopi tunggal, Pembuatan larutan standar kafein
kopi biji tunggal digiling dan diayak
Pembuatan larutan baku kafein mengukur absorbansi pada larutan standar
Ditimbang sebanyak 250 mg kafein, kafein (Sari et al, 2019).
dimasukkan ke dalam beaker gelas dilarutkan
dengan akuades panas secukupnya, lalu Uji Kualitatif Flavonoid
dimasukkan kedalam labu ukur 250 mL Sebanyak 2 gram sampel
kemudiaan diencerkan dengan akuades ditambahkan etanol sebanyak 3 ml, ditambah
hingga tanda batas dan dihomogenkan. serbuk Mg secukupnya untuk mengoksidasi
Sehingga diperoleh larutan kafein dengan sampel ditambah 10 tetes HCl 5M.
konsentrasi 1000 ppm. Dipipet larutan standar keberadaan flavonoid ditandai dengan
kafein sebanyak 2,5 mL, dimasukkan ke terbentuknya warna hitam kemerahan pada
dalam labu ukur 25 mL kemudian diencerkan larutan. (Lusi Mamita Sari, Yuliar; , Mauritz
dengan akuades hingga tanda batas dan Pandapotan Marpaung;, 2019).
dihomogenkan. Sehingga diperoleh larutan
kafein dengan konsentrasi. Uji Kuantitatif Flavonoid
Pembuatan kurva standar Pembuatan Larutan Uji Flavonoid
Pembuatan larutan standar didahului 1. Pembuatan Larutan Pembanding Kuarsetin
dengan memipet 0,1; 0,3; 0,6; 0,9; 1,2; dan Larutan stok 100 ppm dibuat dengan
1,5mL dari larutan standar kafein 100 ppm cara ditimbang 10 mg kuarsetin kemudian
dan diencerkan menjadi 10mL sehingga dilarutkan dengan methanol dalam labu
konsentrasi larutan standar yang diperoleh terukur 100 ml, lalu dibuat beberapa variasi
berturut-turut adalah 1; 3; 6; 9; 12; dan 15 konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm
ppm. Larutan standar kafein diukur dengan dan 50 ppm dibuat dengan cara masing-
menggunakan alat spektrofotometri UV-Vis masing stok dipipet 1 ml,2 ml,3 ml, 4 ml dan
sehingga diperoleh 𝜆max. 5 ml. Lalu dicukupkan dengan methanol
sampai volume akhir 10 ml.
Penentuan Kadar Alkaloid Total 2. Pembuatan larutan seduhan biji kopi
1.Pembuatan larutan induk sampel Pembuatan larutan seduhan biji kopi
konsentrasi 1000 ppm robusta 100 ppm dibuat dengan cara
Dalam pembuatan larutan induk 1000 ditimbang 10 mg ekstrak biji kopi robusta
ppm, ditimbang 10 mg ektrak biji kopi kemudian dilarutkan dengan methanol dalam
robusta tunggal dan dilarutkan sampai dengan labu ukur 100 ml, lalu dibuat konsentrasi.
10 mL masing-masing konsentrasi etanol, Konsentrasi 10 ppm, 20 ppm, 30 ppm,
kemudian dikocok hingga homogen, dipipet 40ppm, dan 50 ppm dibuat dengan cara
sebanyak 1 mL ditambah masing-masing masing-masing stok dipipet 1 ml, 2 ml,3 ml,
etanol sampai dengan 10 mL. lalu dikocok dan 5 ml , lalu dicukupkan dengan methanol
sampai homogen sehingga diperoleh volume akhir 10 ml.
konsentrasi 100 ppm. Penetapan Kadar Flavonoid Total
2.Penentuan kadar alkaloid total biji kopi 1.Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
tunggal Robusta (ƛmaks) Kuersetin
Penentuan kadar alkaloid total Larutan pembanding (kuersetin) 100
dilakukan dengan cara mengambil 2 mL biji ppm diambil sebanyak 1 ml ditambahkan
kopi arabika, masing-masing konsentrasi dengan 1 ml AlCl3 10 % dan 8 ml asam asetat
yang terdapat pada tabel 4.1 dari masing- 5 %. Lakukan pembacaan dengan
masing larutan uji ekstrak ditambahkan dapar spektrofotometri UV-Vis pada panjang
posfat (pH 4,7) dan larutan BCG gelombang 350-400 nm (Bakti, A A;
(bromocresol green) kemudian diekstraksi Triyasmono, L; Rizki, M I;, 2017)
dengan mengikat kloroform sebanyak tiga 2. Pembuatan Kurva Baku Kuersetin
kali menggunakan vortex. Diambil fase Kurva baku dibuat dengan
kloroform dimasukkan ke dalam labu ukur 10 menghubungkan konsentrasi larutan standar
mL dan ditambahkan kloroform sampai batas dengan hasil serapannya yang diperoleh dari
volume. Di ukur absorbansinya pada panjang pengukuran dengan menggunakan
gelombang optimumnya. Panjang gelombang spektrofotometer ultraviolet visible (UV-VIS)
maksimum kafein 250-300 nm dengan pada panjang gelombang maksimum (serapan
pada ordinat dan konsentrasi kuersetin pada dengan pelarut yang mengandung asam
absis). Lalu dipanaskan diatas penangas selama 2
3. Penetapan Kadar Flavonoid Total menit setelah itu didinginkan dan
Larutan seduhan 100 ppm diambil disaring. Filtrat yang diperoleh digunakan
sebanyak 1 ml AlCl3 10 % dan 8 ml asam untuk mencampurkan pereaksi mayer,
asetat 5 % lalu didiamkan selama 16 menit.
pereaksi wagner, dan pereaksi dragedorff.
Dilakukan pembacaan absorbansi pada
panjang gelombang maksimum (Bakti, A A; Uji mayer ditandai dengan adanya
Triyasmono, L; Rizki, M I;, 2017) endapan putih atau kuning. Diperkirakan
endapan tersebut adalah kompleks
Analisis Data kalium-alkaloid, pada pembuatan pereaksi
Penentuan kadar alkaloid dan mayer,larutan merkurium (II) klorida
flavonoid dilakukan dengan mencari nilai ditambah kalium iodide akan bereaksi
regresi dan perhitungan koefisien variasi membentuk endapan merah. Jika kalium
regrresi linier. Setelah itu dilakukan iodide ditambah berlebihan maka akan
perhitungan % ekstrak biji kopi robusta terbentuk kalium tetraiodomerkurat (II)
(canephora coffea Pierre ex. A Froehner) (Svehla, 1990). Alkaloid mengandung
tunggal (Peaberry) green bean dari pagar alam
atom nitrogen yang mempunyai pasangan
dengan menggunakan rumus y = bx + a.
elektron bebas sehingga dapat digunakan
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk membentuk ikatan kovalen
koordinat dengan ion logam (McMurry,
2004). Hasil alkaloid dalam uji wagner
Hasil skrining fitokimia alkaloid
ditandai dengan adanya endapan coklat
N Perea Hasil kriteria Kesi
O ksi mpu muda sampai kuning. Hasil alkaloid pada
lan uji dragendorff ditandai dengan
terbentuknya endapan coklat muda
1 Perea Endapan Menghas Posi sampai kuning.
ksi berwarna ilkan tif
maye kuning warna Penentuan Panjang Gelombang
r putih Maksimum Baku Kafein
atau Dari hasil pengukuran panjang
kuning gelombang menggunakan spektrofotometri
2 Perea Endapan Menghas Posi UV-Vis dilakukan dengan rentang 200-300
ksi berwarna ilkan tif nm, maka dieroleh panjang gelombang
wagn coklat warna maksimum yaitu 273,0 nm, nilai absorbansi
er hitam yang didapat dan dibuat dalam bentuk tabel
kecoklat dan kurva dengan menggunakan perhitungan
an manual yaitu dengan perhitungan regresi.
3 Perea Endapan Menghas Posi Didapatkan kurva baku dari konsentrasi
ksi berwarna ilkan tif larutan standar kafein yaitu y = 0,0059x +
drago merah warna 0,2308 hasil regresi menunjukkan bahwa r
ndorf bata merah hitung dan r tabel adalah 0,9042, maka hubungan
f bata antara konsentrasi dan absorbansi memiliki
koleransi yang bermakna.
Dari hasil penelitian biji kopi robusta
jenis tunggal positif mengandung alkaloid menentukan panjang gelombang
dilakukan dengan menggunakan tiga maksimum yang bertujuan untuk mengetahui
pereaksi yang berbeda, pengujian besarnya panjang gelombang yang
dilakukan dengan mengambil ekstrak biji dibutuhkan larutan kafein untuk mencapai
serapan maksimum. Pemilihan panjang
kopi ditambahkan HCl dan air suling,
gelombang serapan maksimum ini karena
tujuan ditambahkan HCl karena alkaloid akan diperoleh sensitivitas maksimum
bersifat basa sehingga biasanya diekstrak (Suherman, 1995).
Penetapan Kadar Alkaloid Seduhan Vortex merupakan suatu alat sederhana yang
Biji Kopi Tunggal Robusta digunakan unuk campuran dalam wadah kecil
yang fungsi utamanya untuk melarutkan atau
Konsen Absorb Kadar Alkaloid mengaduk larutan dalam tabung reaksi
trasi ansi Total sehingga benar-benar homogen, setelah
Mg/ g/g % larutan homogen diambil fase kloroformnya
g ekstr di masukkan kedalam labu ukur 10 mL dan
ekstr ak ditambahkan kloroform sampai tanda batas
ak volume. Lalu dilihat absorbansinya pada alat
1 ppm 0,320 0,015 1,5 spektrofotometri dengan panjang gelombang
15,1 118 118 273,0 nm. Data absorbansi yang diperoleh
18 kemudian dihitung dan dimasukkan kedalam
3 ppm 0,353 0,020 2,0 kurva persamaan regresi linier larutan standar
20,7 711 711 kafein yang sudah didapat sebelunya. Hasil
11 dari penetapan kadar alkaloid secara
6 ppm 0,378 0,024 2,4 spektrofotometri yang diperoleh yaitu sampel
24,9 949 949 ekstrak 15 ppm 0,320, sampel ekstrak 20 ppm
49 0,353, sampel ekstrak 6 ppm 0,378, sampel
9 ppm 0,391 27,1 0,027 2,7 ekstrak 9 ppm 0,391, sampel ekstrak 12 ppm
52 152 152 0,396 dan sampel ekstrak 15 ppm 0,415. Dari
hasil peneitian diatas menunjukan bahwa
12 ppm 0,396 28,0 2,8
kadar alkaloid yang tertinggilah yang dapat
0 0,028 000
menyari alkaloid.
15 ppm 0,415 31,2 0,031 3,1
2 22 22
Hasil skrining fitokimia flavanoid
Rata- 24,5 0,024 2,4
Pereaksi Hasil Kreteria Kesimpu
rata 5 5
lan
Logam Hitam Hitam Positif
Pembuatan larutan sampel seduhan
magnesi kemerah kemerah
biji kopi robusta jenis tunggal dibuat dengan
um + an an
larutan induk konsentrasi 1000 ppm dengan
HCl
cara menimbang sempel ekstrak biji kopi
sebanyak 10 mg dilarutkan sampai dengan 10
mL masing-masing konsnetrasi etanol, Penentuan Panjang Gelombang
kemudian dibuat konsnetrasi 100 ppm dengan Maksimum Baku Kuersetin
cara dipipet sebanyak 1 mL ditambahkan
masing-masing konsnetrasi etanol sampai Panjang gelombang maksimum
dengan 10 mL. Pengukuran kadar alkaloid ditentukan dengan cara membuat kuersetin
total dibuat dalam 6 konsnetrasi yaitu 15 ppm, 100 ppm kemudian sebanyak 1 ml larutan
12 ppm, 9 ppm, 6 ppm, 3 ppm, dan 1 ppm, kuersetin 100 ppm tersebut direaksikan
selanjutnya masing-masing konsnetrasi dengan 1 ml AlCl3 10 % didalam tabung
diambil sebanyak 2 mL lalu dimasukkan reaksi.Kemudian ditambahkan 8 ml asam
kedalam tabung reaksi ditambahkan dapar asetat 5 % kedalam larutan dan dilakukan
posfat pH 4,7 agar terbentuk garam alkaloid pembacaan pada rentang panjang gelombang
kemudian ditambahkan bromocresol green (λ) 350-450 nm. Pada hasil percobaan yang
(BCG) agar pH larutan menjadi basa. telah dilakukan, diperoleh bahwa panjang
Perlakuan tersebut dilakukan agar garam gelombang maksimum dari larutan baku
alkaloid membentuk basa bebas alkaloid, kuersetin adalah 400,0 nm yang diukur
reaksi alkaloid dengan basa secara umum menggunakan alat spektrofotometro UV-Vis.
dapat dilihat pada reaksi tersebut (Titis et
al.,2013). Kemudian diekstrasi dengan Pembuatan Kurva Baku Kuersetin
kloroform menggunkan vortex selama 5
Kurva baku kuersetin dibuat dari
menit , kloroform digunakan untuk menarik
larutan baku kerja dengan penambahan
bahan-bahan yang mengandung basa alkaloid,
pereaksi AlCl3 dan asam asetat dengan
dammar, dan minyak atsiri (Marjoni, 2016).
menggunakan UV-Vis pada panjang kandungan senyawa flavonoid total dihitung
gelombang 400,0 nm dengan konsentrasi 10 dalam persen dan diperoleh kadar flavonoid
ppm, 20 ppm, 30 ppm ,40 ppm , dan 50 ppm. total dari seduhan biji kopi robusta Coffea
Penentuan kadar flavonoid total dilakukan canephora Pierre ex. A Froehner) tunggal
dengan menggunakan larutan kuersetin 10 (Peaberry) green bean yaitu sebesar 8,96 %
ppm, 20 ppm, 30 ppm, 40 ppm, dan 50 ppm. yang dihitung terhadap larutan pembanding
Pengukuran absorbansi dilakukan (kuersetin).
menggunakan spektrofotometri UV-Vis
dengan panjang gelombang 400 nm. 10 ppm KESIMPULAN
nilai absorbansinya (0,291), 20 ppm nilai Seduhan Biji kopi robusta (Coffea
absorbansinya (0,296), 30 ppm nilai canephora Pieree ex. A Froehner) tunggal
absorbansinya (0,305), 40 ppm nilai (Peaberry) green bean dari Pagar Alam
absorbansinya (0,318), dan 50 ppm nilai positif mengandung alkaloid dan flavonoid.
absorbansinya (0,333). Hasil yang diperolah Kadar total alkaloid yang terkandung
dari pengukuran kurva baku, yaitu semakin dalam seduhan biji kopi robusta (Coffea
tinggi konsentrasi , maka semakin tinggi nilai canephora Pieree ex. A Froehner) tunggal
absorbansinya.bahwa semakin besar (Peaberry) green bean adalah sebesar 2,45 %
konsentrasi (ppm) maka nilai absorbansinya dan kadar total Flavonoid yang terkandung
juga semakin besar dengan persamaan garis dalam seduhan biji kopi robusta (Coffea
regresi kurva baku yaitu y = 0,00106+0,2768. canephora Pieree ex. A Froehner) tunggal
Nilai koefisien korelasi r yaitu 0,9643. (Peaberry) green bean dari pagar alam adalah
sebesar 8,62 %
Penetapan Kadar Flavonoid Seduhan
Biji Kopi Robusta Tunggal DAFTAR PUSTAKA
Buldani, D. 2011. E-book_Mengungkap
Konsentr Absorba Kadar Flavonoid rahasia bisnis kopi luwak.
asi nsi Total Cicalengka, Bandung
Mg/g g/g % Marjoni RM. 2016. Dasar-dasar Fitokimia.
ekstr ekstr Jakarta: CV. Trans Info Media.
ak ak McMurry J, Fay RC. 2004. McMurry Fay
10 ppm 0,310 31.3 0,03 3,1 chemistry 4th edition. Belmont , CA:
13 3 pearsone education international.
20 ppm 0,354 72,8 0,07 7,2 Permata, S, I., 2015. Pengaruh Ekstrak Biji
28 8 Kopi Robusta (Coffeea Robusta)
30 ppm 0,372 0,08 8,9 terhadap Aktivitas Fagositosit Sel
89,8 98 8 Monosit. Skripsi. Fakultas
40 ppm 0,390 106, 0,10 10, Kedokteran Gigi Universitas Jember
7 67 67 Sari AIN, Kuntari. 2019. Penentuan Kafein
50 ppm 0,415 130, 0,13 13, Dan Paracetamol Dalam Sediaan
3 03 03 Obat Sakit Kepala Secara Simultan
Rata-rata 86,2 0,08 8,6 Menggunkan Spektrofotometri UV-
62 2 Vis. Jurnal of chemical analysis. Vol
02 (1)
Dan nilai absorbansi yang didapatkan Svehle G. 1990. Buku teks analisis organik
pada seduhan biji kopi robusta (Coffea kualitatif makro dan semimikro. Edisi
canephora Pierre ex. A Froehner) tunggal kelima. Penerjemah: Setiono L dan
(Peaberry) green bean yaitu 0,310, 0,354, pudjaatmaka. Jakarta: PT Kalman
0,372, 0,390, dan 0,415. Media Pustaka.
Dari data hasil penelitian terlihat
bahwa semakin besar nilai absorbansi sampel
maka kadar flavonoid total dalam sampel juga
semakin besar. Jadi, dari hasil analisis total

Anda mungkin juga menyukai