ABSTRAK
Biji, kulit buah dan daun kopi (Coffea arabica L.) memiliki kandungan kafein yang merupakan
senyawa alkaloid turunan xantine (basa purin). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan
kadar kafein pada ekstrak biji, kulit buah dan daun kopi dengan metode spektrofotometri UV-Vis.
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstraksi sokletasi dengan pelarut etanol
96% dan metode yang digunakan untuk uji kadar kafein adalah metode spektrofotometri UV-
Vis.Kadar kafein ekstrak biji, kulit buah dan daun kopi dianalisis secara statistik menggunakan uji post
hoct LSD menunjukkan sampel ekstrak biji dengan kulit buah kopi tidak ada perbedaan kadar kafein
(p> 0,05), sedangkan pada sampel ekstrak biji dengan daun kopi dan ekstrak kulit buah dengan daun
kopi menunjukkan adanya perbedaan kadar kafein (p< 0,05). Kadar kafein tertinggi terdapat pada
ekstrak daun kopi yaitu 3,28% b/b.
ABSTRACT
Seeds, fruits and coffea leaves (Coffea arabica L.) contain caffeine which is an alkaloid compound of
xanthine derivates (purine base). This study aims to determine differences in caffeine levels in seed
extract, fruit skin and coffea leaves with spectrophotometry UV-Vis method. The extraction method
used in this study was socletation extraction with ethanol 96%solvent and the method used for
caffeine grade assay was spectrophotometry UV-Vis method. Levels of caffeine seed extract, fruit skin
and coffea leaves were analyzed statistically using post hoct LSD test showed a sample of seed extract
with coffea pell no difference of caffeine content (p> 0,05), whereas in sample extract of seed with
coffea leaves and skin extract fruit with coffea leaves showed a difference in caffeine levels (p< 0,05).
The highest levels of caffeine found in coffea leaf extract is 3,28% w/w.
29
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
larutan induk baku kemudian dimasukkan dapat terekstrak sempurna, karena dilakukan
kedalam labu takar 250 mL dan 100 mL dan berulang-ulang. Sampel yang sudah dibungkus
ditambahkan etanol 96% sampai garis tanda dengan kertas saring dimasukkan kedalam alat
dan dihomogenkan. Selanjutnya diukur sokletasi dan pada labu alat sokletasi
serapannnya dengan spektrofotometer pada dimasukkan masing-masing 150 mL etanol
panjang gelombang serapan maksimum 96% kemudian dilakukan sokletasi sebanyak
dengan blanko serapan aquadest dan dihitung 15 kali sirkulasi.
jumlah kafein dari angka serapan masing-
masing. Pelarut etanol 96% digunakan karena etanol
memiliki dua sisi yang terdiri dari gugus –OH
4. Penetapan Kadar Sampel yang bersifat polar dan gugus CH2CH3 yang
Hasil ekstrak kental ditimbang sebanyak 0,1 g, bersifat non polar (Aziz, dkk., 2014) sifatnon
kemudian dimasukkan kedalam labu takar 100 polar inilah yang membuat etanol mampu
mL, diencerkan dengan etanol 96% sampai mengekstrak kandungan alkaloid di dalam
tanda batas dan dihomogenkan.Kemudian serbuk biji, kulit buah dan daun kopi. Hasil
dibaca serapannya dengan spektrofotometri ekstrak yang diperoleh kemudian dipekatkan
UV-Vis pada panjang gelombang 275 dengan cara diuapkan diatas penangas air
nm.Perlakuan sama dilakukan untuk ekstrak sampai diperoleh ekstrak kental, kemudian
kulit buah dan daun kopi. Perhitungan kadar ekstrak ditimbang untuk mengetahui
kafein dapat dilakukan dengan rumus sebagai banyaknya ekstrak yang didapat dari sokletasi,
berikut : selanjutnya dihitung nilai rendemen dari
Kadar Kafein = x Cb x P masing-masing ekstrak. Pemilihan pelarut akan
mempengaruhi hasil kandungan senyawa yang
HASIL terekstraksi. Pemilihan pelarut untuk ekstraksi
Ekstraksi Sampel dilakukan berdasarkan kepolaran zat, dimana
Proses ekstraksi sampel biji, kulit buah dan zat yang non polar akan larut dalam pelarut
daun kopi dilakukan dengan metode sokletasi. non polar sedangkan zat yang polar akan larut
Sampel yang sudah halus ditimbang sebanyak dalam pelarut polar (Fatoni, 2015).
30 gram kemudian dibungkus dengan kertas
Hasil Rendemen Ekstrak
saring. Ekstraksi sokletasi dilakukan untuk
Hasil rendemen ekstrak biji, kulit buah dan
mempermudah pelarut organik menarik
daun kopi yang diperoleh dapat dilihat pada
alkaloid dalam bentuk garamnya menjadi basa
tabel 1.
bebas dengan adanya pemanasan, dan senyawa
Tabel 1.
Rendemen Ekstrak
Rendemen (%)
Replikasi Biji Kopi Kulit Buah Kopi DaunKopi
1 49,81 40,47 25,18
2 48,26 34,50 37,36
3 41,00 47,17 33,30
Rata-rata 46,35 40,71 31,94
Hasil Uji Kualitatif Kafein Metode Parry berwarna biru tua atau hijau jika ditambahkan
Uji kualitatif metode parry dilakukan untuk dengan reagen parry (Anonim, 1995). Hasil uji
mengetahui keberadaan kafein dalam sampel kualitatif metode parry dapat dilihat pada tabel
serbuk biji, kulit buah dan daun kopi. 2.
Keberadaan kafein ditunjukkan dengan larutan
Tabel 2.
Hasil Uji Kualitatif Kafein Metode Parry
No Sampel Etanol 96%, reagen parry, ammonia Hasil
1. Ekstrak biji kopi Hijau +
2. Ekstrak kulit buah kopi Hijau +
3. Ekstrak daun kopi Hijau +
31
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 3.
Nilai Rf Kafein Ekstrak Biji, Kulit Buah dan Dun Kopi
Sinar tampak Sinar UV 254 nm
Baku Biji Kopi Kulit Buah Daun Kopi Baku Biji Kulit Buah Daun Kopi
Kopi Kopi Kopi
- 0,43 0,48 0,45 0,55 0,55 0,53 0,58
0,87
0,90
Hasil Uji Kuantitatif Kafein Metode ppm dan diukur dengan panjang gelombang
Spektrofotometri UV-Vis maksimum 272 nm, hasil absorbansi larutan
Penentuan kurva baku dilakukan baku kafein dengan berbagai konsentrasi
berdasarkan perhitungan nilai kafein dapat dilihat pada tabel 4.
yaitu konsentrasi 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16
Tabel 4.
Absorbansi Larutan Baku Kafein pada Panjang Gelombang 272 nm
Konsentrasi (ppm) Koreksi kadar (ppm) Absorbansi
4 4,032 0,187
6 6,048 0,285
8 8,064 0,373
10 10,08 0,462
12 12,096 0,564
14 14,112 0,658
16 16,128 0,759
32
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Kendal
Setelah diperoleh hasil pengukuran (r) sebesar 0,9997, dari persamaan garis
absorbansi larutan baku kafein, selanjutnya tersebut y menyatakan absorbansi dan x
dibuat kurva baku yang menghubungkan menyatakan konsentrasi. Grafik
absorbansi dengan konsentrasi dan didapat pengukuran larutan baku dapat dilihat pada
persamaan garis y = 0,0469x + (- gambar 1.
,0357x10⁻3) dengan nilai koefisien korelasi
1
y = 0,0469 + (-4,0357x10⁻3)
Absorbansi
r = 0,9997
0,5 Absorbansi
0
4 6 8 10 12 14 16
Konsentrasi (ppm)
Gambar 1.Kurva Baku Kafein
Tabel 5.
Hasil PengukuranEkstrak Dengan Metode Spektrofotometri UV-Vis.
Absorbansi
Replikasi Biji Kopi Kulit Buah Kopi Daun Kopi
1 0,327 0,550 0,509
2 0,373 0,519 0,470
3 0,365 0,555 0,451
Absorbansi yang diperoleh dari hasil hasil absorbansi sampel kemudian dilakukan
pengukuran ekstrak biji, kulit buah dan daun pengukuran kadar kafein yeng terdapat dalam
kopi diatas semuanya memenuhi range ekstrak biji, kulit buah dan daun kopi. Hasil
absorban 0,2-0,8 atau 15% sampai 70% jika perhitungan kadar kafein pada ekstrak biji kulit
dibaca sebagai transmitan. Setelah diperoleh buah dan daun kopi dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 6.
Hasil Perhitungan Kadar Kafein Ekstrak Biji, Kulit Buah dan Daun Kopi
Kadar Kafein dalam
Absorbansi Absorbansi Konsentrasi
Sampel Rep 1 g serbuk simplisia
Sampel (As) Baku (Ab) Baku (Cb)
Mg % b/b
1 0,327 0,373 8,0640 17,6000 1,76
Ekstrak Biji
2 0,373 0,373 8,0640 19,4544 1,94
Kopi
3 0,365 0,373 8,0640 16,1759 1,61
Rata-rata 17,7434 1,77
1 0,550 0,564 12,0960 23,8682 2,38
Ekstrak Kulit
2 0,519 0,564 12,0960 19,1963 1,91
Buah Kopi
3 0,555 0,564 12,0960 27,4579 2,74
Rata-rata 23,5074 2,35
1 0,509 0,564 12,0960 27,4733 2,74
Ekstrak Daun
2 0,470 0,462 10,0800 38,3266 3,83
Kopi
3 0,451 0,462 10,0800 32,7632 3,27
Rata-rata 32,8543 3,28
33
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Tabel 7.
Hasil Analisa Univariate Kadar Kafein Ekstrak Biji, Kulit Buah dan Daun Kopi
Sokletasi n Mean Median Standar Devisiasi
1 3 1,7700 1,7600 0,1652
Kadar Kafein
2 3 2,3433 2,3800 0,4162
3 3 3,2800 3,2700 0,5450
2. AnalisaBivariate statistik menggunakan uji one way ANOVA,
Hasil perhitungan kadar kafein ekstrak biji, sebelum dilakukan uji tersebutterlebih dahulu
kulit buah dan daun Kopi dihitung secara dilakukan adalah uji normalitas data.
Tabel 8.
Hasil Test of Normality Kadar Kafein
Sampel Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Walk
Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.
Kadar Kafein Ekstrak Biji Kopi ,191 3 , ,997 3 ,900
Ekstrak Kulit Buah Kopi ,202 3 , ,997 3 ,854
Ekstrak Daun Kopi ,177 3 , 1,000 3 ,970
Tabel 9.
Hasil Uji Homogeneity Of Variance
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.000 2 6 ,422
Tabel 10.
Hasil Uji One way ANOVA Kadar Kafein
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 3,486 2 1,743 10,508 ,011
Within Groups ,995 6 ,166
Total 4,481 8
Hipotesis :
H0 = Tidak ada perbedaan antara kadar kafein pada masing-masing sampel.
H1 = Ada perbedaan kadar kafein antara kadar kafein pada masing-masing sampel.
Tabel 11.
Hasil Uji Post Hoct LSD Kadar Kafein Ekstrak Biji, Kulit Buah dan Daun Kopi
Sampel Nilai P Value Keterangan Kesimpulan
Signifikan (95%)
A vs B 0,135 0,05 P>0,05 Tidak berbeda signifikan
A vs C 0,004 0,05 P<0,05 Berbeda signifikan
B vs A 0,135 0,05 P>0,05 Tidak berbeda signifikan
B vs C 0,030 0,05 P<0,05 Berbeda signifikan
C vs A 0,004 0,05 P<0,05 Berbeda signifikan
C vs B 0,030 0,05 P<0,05 Berbeda signifikan
34
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
36
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
37
Jurnal Farmasetis Volume 6 No 2, Hal 29 - 38, November 2017 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kendal
Maramis, R.K., Citraningtyas G., & Stahl, E., 1985. Analisis Obat Secara
Wehantouw F., (2013). Analisis Kafein Kromatografi dan Makroskopi. Cetakan
Dalam Kopi Bubuk Di Kota Manado I, 229, Penerbit ITB, Bandung.
Menggunakan Spektrofotometri UV-Vis.
JurnalIlmiah Farmasi – UNSRAT, Vol. Widyotomo, S., Mulato, S., 2007. Kafein :
2, No. 04, 122 – 128. Senyawa Penting Pada Biji Kopi.
Peneliti Pasca Panen, Pusat Penelitian
Marcelinda, A., Ridhay, A., & Kopi dan Kakao Indonesia, 44 – 50.
Prismawirayanti, (2016). Aktivitas
Antioksidan Ekstrak Limbah Kulit Ari Wulandari, A., 2014. Aktivitas Antioksidan
Biji Kopi Berdasarkan Tingkat Kombucha Daun Kopi (Coffea arabica)
Kepolaran Pelarut. Online Jurnal of Dengan Variasi Lama Waktu Fermentasi
Natural Science, Vol. 5, 21 – 23. Dan Konsentrasi Ekstrak, Skripsi,
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan
Risky, T., A., Saleh, C., Alimuddin, Universitas Muhammadiyah Surakarta
(2015).AnalisisKafeinDalam Kopi
38