Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

PRODUKSI BERSIH

POTENSI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH DI CV FRINSA


AGROLESTARI, BANDUNG

Disusun oleh:

Kelompok 10

Yusuf Abdhul Azis 16/400495/TP/11708

Sofianisa Rozdianda 16/405738/TP/11770

Nathalia F. Agapa 16/406188/TP/11773

Ayu Sundari 17/410526/TP/11812

Cicilia Annisatul M. 17/413968/TP/11910

DEPARTEMEN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

2019
A. Deskripsi Singkat Perusahaan
Commanditaire Vennootschap (CV atau Persekutuan Komanditer) Frinsa
Agrolestari adalah salah satu industri pengolahan kopi yang berlokasi di Jl Raya
Pintu No.506, Margamulya, Pangalengan, Bandung, Jawa Barat 40378. Produk
utama yang dihasilkan oleh CV. Frinsa Agrolestari yaitu green bean atau biji kopi
hijau jenis arabika yang merupakan hasil olahan dari coffee cherry (buah kopi).
Green bean tersebut didapatkan setelah pengolahan langsung coffee cherry yang
dilakukan di kebun dan di pabrik. Buah kopi hasil pemanenan merupakan biji yang
masih dilapisi kulit buah, daging buah, lapisan lendir, kulit tanduk dan kulit ari
dengan kadar air berkisar antar 60 – 65 %. Bahan baku kopi yang digunakan hanya
berasal dari kebun milik sendiri dan beberapa mitra pilihan di sekitar Jawa Barat.
Produk CV Frinsa Agrolestari sudah didistribusikan baik didalam maupun di luar
negeri (Eropa dan Asia).
B. Identifikasi Proses dan Usulan Produksi Bersih
1. Pemanenan
Pemanenan buah kopi dilakukan dengan cara memetik buah kopi secara
selektif yang artinya hanya buah yang telah memnuhi standar yang akan
dipetik yaitu buah yang berwarna merah. Pemetikan secara selektif
merupakan cara yang diterapkan oleh perusahaan sebagai salah satu tindakan
preventif untuk menghindari adanya limbah kopi yang masih mentah. Pada
proses ini limbah yang mungkin muncul adalah buah kopi yang masih
mentah, daun dan atau ranting ikut terpetik. Usulan perbaikan pada proses ini
yaitu melakukan tindakan pengawasan terhadap petani kemudian untuk
limbah yang terlanjur dihasilkan akan dimanfaatakn sebagai pupuk organik
untuk budidaya kopi.

Gambar 1. Neraca proses pemanenan


2. Pencucian I
Pencucian I (pertama) bertujuan menghilangkan kotoran yang menempel
pada buah kopi selain itu pencucian ini diakukan untuk men-sortasi buah
kopi. Buah yang mengapung akan dipisahkan dan yang tengggelam akan
dilanjutkan pada proses selanjutnya. Limbah yang muncul dari proses
pencucian tersebut adalah air bekas pencucian berupa limbah cair dan kotoran
yang berupa limbah padat. Maka ususlan langkah produksi bersih yang dapat
dilakukan adalah pemanfaatan kotoran hasil pencucian sebagai pupuk.
Perusahaan telah menerapkan sistem produksi bersih untuk penggunaan
kembali air bekas pencucian sebagai sumber air yaitu pada proses pencucian
dilakukan di kebun bertujuan untuk menciptakan sumber air terbaru yang
dapat mengalir ke bagian bawah kebun. Artinya air yang telah digunakan
dimanfaatkan pada proses pemupukan tanah ke lahan basah terkonstruksi atau
kebun disekitar.

Gambar 2. Neraca proses pencucian I


3. Pulping
Pada proses pulping ini diawali dengan pengupasan kulit buah dengan mesin
pulper. Dalam proses ini, biji kopi akan terpisah dari kulitnya yang berwarna
kemerahan. Pengupasan buah kopi umumnya dilakukan dengan
menyemprotkan air ke dalam silinder mesin bersama dengan buah yang akan
dikupas, maka dapat dikatakan proses ini membutuhkan air bersih. Dapat
dilihat input dari proses ini berupa buah kopi dan air dengan output berupa
biji kopi HS dan limbah air serta pulp (gambar 3). Dari limbah tersebut pulp
yang berupa kulit kopi dapat dimanfaatkan sebagai produk samping menjadi
pupuk kompos. proses pulping dilakukan agar biji kopi terpisah dengan kulit
terluar dan dagingnya (mesocarp). Dalam proses ini dapat digunakan mesin
pulper berjenis raung pulper yang penggunaan airnya lebih sedikit dari pada
cara manual.

Buah kopi Pulping Biji kopi


Air HS

Air
Pulp

Gambar 3. Neraca proses pulping


4. Fermentasi
Tujuan dari proses ini adalah untuk menghilangkan lapisan lendir yang tersisa
di permukaan kulit tanduk biji kopi setelah proses pulping. Input dari proses
ini adalah (Gambar 4.) biji kopi HS, air, dan ragi yang menghasilkan output
biji kopi HS yang bersih dari lendir dan limbah berupa air, ragi, dan lendir
kopi (getah).

Gambar 4. Neraca proses fermentasi


Rencana produk bersih yang dapat dilakukan untuk mengurangi limbah
tersebut adalah dengan mengolah limbah yang berupa lendir kopi /getah kopi
(mucilage) yang lengket dan manis karena mengandung banyak gula dari sisa
fermentasi dapat didaur ulang dan air sisa dapat disaring sebelum dibuang
untuk mengurangi pencemaran lingkungan.
5. Pencucian II
Pencucian II (kedua) dilakukan untuk biji kopi yang telah difermentasi agar
nantinya lendir yang telah dipisahkan pada biji selama proses fermentasi
dapat terlepas dari biji. Input dari porses ini adalah Biji kopi HS dan air
seperti pada Gambar 5, setelah melalui proses pencucian II didapatkan produk
Biji kopi Fermentasii Biji kopi
utama berupa biji kopi HS dan
Biji air sisa pencucian. Untuk
kopi
Ragi itu rencana produksi
Fermentasii BijiHS
kopi
Ragi adalah manajemen air dan pembuatan HS
bersih yang akan diusulkan
penampungan khusus air cucian yang nantinya dapat digunakan sebagai
pembuatan asam asetat Wusnah, 2018).
Ragi
Ragikopi
Lendir
Lendir
Air kopi
Air

Gambar 5. Neraca proses pencucian II


6. Penjemuran I
Penjemuran biji kopi HS dilakukan dibawah sinar matahari di lantai
penjemuran dengan alas terpal. Penjemuran ini dimaksudkan untuk
menurunkan kadar air biji kopi hingga berkisar antara 25 – 30% agar ketika
iji kopi melalui proses hulling biji kopi tidak mudah pecah. Berdasarkan
Gambar 6, input dari proses ini adalah biji kopi HS dan outputnya berupa biji
kopi HS dengan kadar air 25 – 30% dan uap air. Rencana produksi bersih
pada proses ini adalah memaksimalkan panas agar waktu penjemuran dapat
dipersingkat dan kopi tidak terlalu terbuka yaitu dengan pembuatan
greenouse penjemur kopi. Penjemuran diakukan didalam greenhouse karena
greenhouse dapat menahan panas matahari serta melindungi kopi dari air dan
benda asing lainnya sehingga diharapakan penjemuran dapat berlangsung
kontinu dan optimal nantinya dinding dan atap greenhouse terbuat dari
bahan yang berwarna gelap (hitam) untuk memaksimalkan penyerapan panas
Gambar 6. Neraca proses penjemuran I
7. Hulling
Hulling adalah proses pemisahan biji kopi dari kulit air dan tanduk-nya. Pada
pemisahan ini dihasilkan kulit ari dan tanduk sebagai limbahnya seperti pada
Gambar 7.

Gambar 7. Neraca proses hulling


Upaa produksi bersih ang akan dilakukan adalah dengan menggunakan silo
kapasitas besar dapat mengurangi jumlah tenaga kerja serta efektivitas
penggunaan jam kerja dan produksi menjadi lebih kontinu.
8. Penjemuran II
Penjemuran II berfungsi untuk menurunkan kadar air biji kopi hingga 13%,
penjemuran ini dimaksudkan untuk memperpanjang umur simpan biji kopi,
nput dan output keiatan ini dapat dilihat pada Gambar 8. Penjemuran ini
dilakukan dengan penyinaran matahari di lahan terbuka. Sama seperti
penjemuran I, usulan produksi bersih yang dilakukan adalah pemasangan
greenhouse penjemuan biji kopi.

Gambar 8. Neraca proses penjemuran (II)


9. Sutton
Sutton adalah salah satu upaya pengendalian mutu dengan mengandalkan
massa kopi. Kegiatan ini dilakukan dengan blower, ketika greenbeans ditiu
blower maka biji yang baik akan terlempar dekat dari blower sedangkan biji
yang tidak baik ringan) akan telrempar jauh dari blower. Proses ini
menghasilkan greenbeans defect sebagai limbahnya seperti pada Gambar 9.
Usulanp roduksi bersih pada tahap ini yaitu dengan membuat penutup atau
penyedot kotoran. Dalam prosesnya, banyak debu dan sisa kotoran kulit
tanduk yang beterbangan akibat adanya hembusan blower yang besar.
Sehingga sebaiknya dibuatkan penutup pada bagian atas untuk mengurangi
kotoran yang masuk ke udara atau dengan penyedot debu. Kemudian
disiapkan tempat untuk menampung sisa kotoran yang disedot satu.

Gambar 9. Neraca proses sutton


10. Grading Ukuran
Grading ukuran adalah proses men-sortir kopi berdasarkan ukurannya.
Gambar 10 menunjukkan input dan output pada proses ini yaitu greenbeans
dan biji defect. Proses grading menggunakan prinsip getaran dan hal tersebut
menyebabkan biji kopi mudah terlempar keluar mesin, oleh karena itu usulan
produksi bersih dalam proses ini adalah pembuaan penutup mesin agar biji
tidak terlempar keluar dari mesin.

Gambar 10. Neraca proses grading ukuran

Anda mungkin juga menyukai