Anda di halaman 1dari 12

TUGAS

PERENCAAN INSTALASI PRODUKSI


TATA LETAK FASILITAS PABRIK KOPI

OLEH :

FARHAN FIKSI 1604002010001


MUHAMMAD RIDHA 1604002010010
AHMAD SABKI 1604002010011
WAHYU MAULIZAR SAPUTRA1604002010012

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK MESIN


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2018
PENDAHULUAN

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya danberperan penting
sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperanpenting sebagai sumber
devisa, melainkan juga merupakan sumberpenghasilan bagi tidak kurang dari satu
setengah juta jiwa petani kopi diIndonesia.Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi
pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas
dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia.
Kopi adalah komoditas agroindustri yang hanya bisa dikonsumsi oleh
manusia setelah melalui proses pengolahan. Kopi selama ini sudah terbiasa
diminum dalam kondisi panas. Kopi juga merupakan komoditas dengan manfaat
tunggal untuk minuman. Kopi bubuk merupakan proses pengolahan kopi yang
sangat sederhana, dimana biji kopi yang telah disangrai kemudian dihancurkan
dan dikemas. Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedangang
pengecer, industri dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya
dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat-alat sederhana.
Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya
mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi
akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat
antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian.
Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap
tahapan pengolahan biji kopi.
PT. Kopi D3 Mesin dalam melakukan pembangunan agroindustri kopi
perlu dilakukan perencanaan industri, diantaranya perlu dilakukan pertimbangan
perencanaan lokasi, tata letak bangunan, kapasitas produksi, mesin dan peralatan.
Maka dari itu dalam melakukan perencanaan agroindustri kopi dilakukan dengan
mempertimbangkan alternatif-alternatif dengan menggunakan metode-metode
tertentu.
PERENCANAAN BANGUNAN DAN TATA LETAK

a. Perencanaan Bangunan
Untuk bangunan pabrik kopi terbuat dari beton. Jenis gedung yang akan
digunakan yaitu gedung tidak bertingkat.

b. Perencanaan Tata Letak


Setelah lokasi pabrik yang akan didirikan sudah diputuskan, maka
selanjutnya perlu dilakukan perencanaan tata letak fasilitasdi dalam
pabrik.Tujuan perencanaan tata letak ini, yaitu:
 Meminimasi backtracking (aliran bolak balik);
 Meminimasi penundaan pekerjaan atas material;
 Meminimasi penanganan material;
 Meningkatkan fleksibilitas baik dari segi variasi rencana produuk maupun
jumlah yang dapat diproduksi;
 Termanfaatkan tenaga kerja dan ruang secara efektif;
 Meningkatkan semangat moral karyawan dalam bekerja;
 Memberikan kemudahan perawatan fasilitas dan kebersihan.
Tata letak fasilitas di pabrikkopi bubuk PT. Kopi Jayadisusun menurut
kebutuhan–kebutuhan operasi produk dan menentukan layoutmesin–mesin
serta peralatan lainnya. Layout tata letak tersebut didasarkan pada urutan-
urutan proses produksi dalam membuat suatu barang/produk.
Manfaat menggunakan tipe tata letak fasilitas tersebut mengurangi
proses material handling dan juga memudahkan pengawasan di dalam aktivitas
produksinya. Desain ruang produksipabrik kopi bubuk PT. Kopi Jayamemiliki
lubang sirkulasi sehingga aliran udara menjadi lancar. Selain itu, juga terdapat
penerangan alami melalui atap transparan serta bantuan dari penerangan lampu
neon yang menjadikan ruang kerja terlihat semakin terang.
Penyusunan tata letak fasilitas di pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya
didasarkan pada product layout, yaitu penyusunan mesin dan peralatan sesuai
dengan aliran proses produksi. Semua alat pada perusahaan ini disusun
menurut urutan proses dari produk yang akan dibuat. Produk-produk bergerak
secara terus-menerus dalam suatu garis perakitan. Pada pabrik kopi bubuk PT.
Kopi Jaya terdapat fasilitas untuk para pekerja, antara lain tempat parkir
yang diletakkan di halaman pabrik, ruang ganti sebagai tempat untuk
berganti pakaian kerja, mushola sebagai tempat ibadah dan kantin sebagai
tempat untuk makan dan beristirahat para pekerja. Desain tata letak pabrik kopi
bubuk PT. Kopi Jaya dapat dilihat pada Gambar 1.

2 5

1 4 6 7

3 9
8

14 15

10

13 12 11

15
16 18 19

1
7

Gambar 1. Desain tata letak pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya

Keterangan:

1.Sortasi Gelondong 11.Pengupasan Kulit Tanduk

2.Limbah Sortasi 12. Penyangraian

3.Tempat Ganti Pekerja 13.Penggilingan

4.Pulping/Pengupasan Kulit Buah 14.Pengemasan

5.Limbah Kulit Buah 15.Penyimpanan Bahan Baku


6.Fermentasi 1 16.Tempat Parkir

7.Fermentasi 2 17. Toilet Pekerja

8.Pencucian 18.Musholla

9.Limbah Pencucian 19. Kantin

10.Pengeringan

PROSES PRODUKSI, MESIN DAN PERALATAN

a. Proses Pengolahan Pasca Panen Buah Kopi


Sortasi glondong
Sortasi glondong bertujuan untukmemisahkan kopi merah dengan kopi
hampa/terserang bubuk.Alat yang digunakan pada sortasi glondong yaitu bak
sortasi. Cara kerja dari bak sortasi adalah biji kopi dimasukkan ke dalam bak
kemudian ditambah air dan dilakukan pengadukan. Biji yang memiliki kualitas
baik atau sehat akan tenggelam, sedangkan biji yang hampa akan terapung.
Selanjutnya, biji yang baik atau sehat tersebut dimasukkan ke dalam mesin
pulper dan biji yg hampa dilakukan pengolahan dengan cara kering. Mesin
sortasi glondong dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Mesin sortasi glondong


Pulping/Pengupasan Kulit Buah
Pengupasan kulit buah bertujuan untuk memisahkan biji dari kulit
buahnya. Biji kopi yg masih terbungkus oleh kulit tanduknyadimasukkan ke
dalam mesin pulper (vis pulper). Bagian terpenting dari mesin pulper adalah
silinder dan plat pememar. Dengan kedua bagian ini kopi akan tergencet dan
terkupas kulitnya. Mesin ini mempunyai 2-3 selinder. Mesin pulper (vis
pulper)dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Mesin pulper (vis pulper)

Fermentasi
Fermentasi bertujuanuntuk menghilangkan lapisan daging buah
berlendir yg melekat pada kulit tanduk (parchement) yang disebut “mucilage”.
Fermentasi dapat terjadi dengan kegiatan jazad renik yaitu bakteri asam laktat.
Bakteri asam laktat ini akan memecah komponen lapisan lendir yaitu
protopektin dan gula yang akan diubah menjadi asam-asam dan alkohol
sehingga lapisan lendir akan terlepas dari kulit tanduknya.Lama fermentasi
sekitar 1,5–4,5 hari. Bila fermentasi terlalu lama(over fermented) akan
menghasilkan kopi beras berbau apek karena terjadi pemecahan komponen isi
putih lembaga.
Proses fermentasi kopi dilakukan dengan menggunakan alat bak
fermentasi. Bak fermentasi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bak fermentasi pada kopi

Pencucian
Pencucian bertujuan untuk membersihkan biji kopi dari lendir-lendir,
daging buah dan kulit kopi. Pencucian dilakukan dengan menggunakan mesin
raung washer. Cara kerja dari raung washer adalh biji kopi dimasukkan ke
dalam mesin pengaduk yang berputar pada sumbu horisontal dan mendorong
biji kopi dengan air mengalir, kemudian lapisan lendir yg masih melekat pada
biji akan lepas dan dibuang bersama aliran air. Biji yang sudah bersih (tidak
licin lagi) kemudian dikeringkan. Raung washer dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5. Mesin pencucian (raung washer)


Pengeringan
Pengeringan bertujuan untuk mengurangi kadar air pada biji kopi
sehingga kadar air maksimalnya mencapai 11%. Pengeringan dilakukan
melalui penguapan dengan jalan pemanasan. Mesin yang dipakai yaitu vis
dryer. Vis dryer merupakan mesin pengeringan non mekanisberbentuk seperti
rumah dengan lantai yang berlubang-lubang. Cara kerja vis dryer adalah kopi
dihamparkan pada lantai dengan tebal hamparan 8 cm. Udara panas dilewatkan
melalui pipa-pipa. Selama proses pengeringan, biji kopidibalik setiap 1-2 jam
sekali.Vis dryer dapat dilihat pada Gambar 6.

Gambar 6. Mesin pengeringan (vis dryer)


Pengupasan Kulit Tanduk
Pengupasan dilakukan menggunakanmesin huller yang mempunyai
silinder yang dapat berputar horizontal. Pada permukaannya terdapat pisau
dengan arah memanjang dan miring. Pisaudapat diatur menurut besar kecilnya
biji kopi yang akan dikupas.Cara kerja mesin huller adalah biji dimasukkan
melalui corong kemudian akan jatuh diatas permukaan silinder. Silinder akan
berputar sehingga biji akan saling bergesekan satu sama lain. Selain itu, biji
juga bergesekan dengan belebas hingga kulit tanduk dan kulit arinya terlepas
dan tertiup keluar sehingga terpisah dari biji kopi beras yg akan jatuh kebawah
masuk ke dalam wadah. Mesin pengupasan kulit tanduk (huller) dapat dilihat
pada Gambar 7.
Gambar 7. Mesin pengupasan kulit tanduk (huller)

b. Proses Pengolahan Kopi Bubuk


Kopi bubuk adalah kopi yang dilakukan pengolahan beberapa tahap
antara lainperendangan (penyangraian), penggilingan, pengayakan dan
pengemasan. Syarat bahan dasar yang harus dimiliki kopi yaitu biji kopi harus
bersih, tidak terserang hama/jamur/pecah serta ukuran, bentuk dan warna
seragam. Diagram alir proses produksi kopi bubuk dapat dilihat pada Gambar
8.

Biji kopi

Roasting/penyangraian

Penggilingan

Pengayaan

Kopi bubuk

Pengemasan

Gambar 8. Diagram alir proses produksi kopi bubuk


Perendangan (penyangraian)
Perendangan dilakukan dengan cara memanaskan kopi beras pada suhu
200–225oC. Perendangan ini bertujuan untuk mendapatkan kopi rendang yang
berwarna coklat kayu manis kehitaman. Selama proses perendangan biji kopi
akan mengalami 2 tahap proses penting yaitu:
a. Penguapan air pada suhu 100oC
b. Pirolisis pada suhu 180–225oC
Pada saat proses pirolisis ini kopi akan mengalami perubahan-
perubahan kimia antara lain pengarangan serat kasar, terbentuknya senyawa
volatile, penguapan zat-zat asam dan terbentuknya zat beraroma khas kopi.
Perubahan-perubahan warna yang terjadi berturut-turut dari hijau atau
coklat muda menjadi coklat kayu manis hingga hitam dengan permukaan
berminyak.Bila kopi sudah berwarna kehitaman dan mudah pecah (retak),
maka penyangraian harus segera dihentikan dan kopi segera diangkat dan
didinginkan.
Perendangan dilakukan secara terbuka dan tertutup. Perendangan secara
terbuka dilakukan menggunakan wajan. Perendangan secara tertutup akan
menghasilkan kopi bubuk yang mempunyai rasa agak asam akibat tertahannya
air dan beberapa jenis asam yang mudah menguap. Aromanya juga lebih tajam
karena senyawa kimia yang mempunyai aroma khas kopi tidak banyak yang
menguap. Selain itu, kopi akan terhindar dari pencemaran bau yang berasal dari
luar seperti bau bahan bakar atau bau gas hasil pembakaran yang tidak
sempurna.
Alat penyangrai yang digunakan adalah coffea roaster terdiri dari
silinder, pemanas dan alat penggerak atau pemutar silinder. Cara kerja silinder
yaitu dipanaskan sampai suhu 340oC dengan 10 putaran/menit atau 310oC
dengan putaran 20 putaran/menit. Setelah itu, kopi dimasukkan ke dalam
silinder sampai mencapai tahap roasting point (kopi masak sangrai). Setelah
mencapai tahap tersebut pemanasan segera dihentikan dan didinginkan. Waktu
yang dibutuhkan selama 1 jam untuk 15 kg kopi, sedangkan 15 menit untuk
3kg kopi.Mesin coffea roaster dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9. Mesin perendangan/penyangraian (coffea roaster)

Penggilingan (penumbukan)
Penggilingan yaitu proses pemecahan (penggilingan) butir-butir biji
kopi yang telah dilakukan perendangan untuk mendapatkan kopi bubuk yang
berukuran maksimal 75 mesh.Ukuran butir-butir (partikel-partikel) bubuk kopi
akan berpengaruhterhadap rasa dan aroma kopi. Semakin kecil ukuran butir
kopi, maka akan semakin baik rasa dan aromanya karena sebagian besar bahan-
bahan yg terdapat didalam kopi bisa larut dalam air ketika diseduh.
Penggilingan kopi skala luas selalu menggunakan mesin coffea grinding
yang memiliki gerinda beroda (roller) dengan gerigi 2 sampai 4 pasang.
Partikel kopi dihaluskan selama melewati tiap pasang roller. Sedangkan, alat
penggilingan yang digunakan oleh industri kecil/pabrik yaitu menggunakan
mesin giling yang dilengkapi dengan alat pengatur ukuran partikel kopi
sehingga secara otomatis bubuk kopi yg keluar sudah mempunyai ukuran
seperti yg diinginkan dan tidak perlu dilakukan penyaringan ulang.
Hasil penggilingan biji kopi dibedakan menjadi 4 yaitu coarse (bubuk
kasar), medium (bubuk sedang), fine (bubuk halus), dan very fine (bubuk
sangat halus). Penggilingan melepaskan sejumlah kandungan CO2 dari kopi.
Sebagian besar dilepaskan selama proses dan setelah penggilingan. Sejumlah
besar mungkin masih tertahan terutama pada kopi giling kasar. Mesin coffea
grinding dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10. Mesin penggilingan (coffea grinding)

Pengemasan
Kopi yg sudah dilakukan perendangan dan penggilingan akan mudah
sekali mengalami perubahan-perubahan, seperti aroma, kadar air dan
ketengikan.Kopi bubuk yg disimpan ditempat terbuka akan kehilangan aroma
dan berbau tengik setelah 2-3 minggu.Kehilangan aroma ini disebabkan karena
menguapnya zat caffeol yg beraroma khas kopi. Ketengikan disebabkan karena
adanya reaksi antara lemak yg terdapat dlm kopi dgn oksigen dr udara.Untuk
menghindari penurunan mutu, kopi yang telah direndang sebaiknya disimpan
sebelum digiling karena kopi rendang mempunyai daya simpan 2-3 kali dengan
kopi yang sudah digiling.Kopi yang sudah digiling harus disimpan dan dipak
dengan lapisan yang kedap udara, misalnya menggunakan plastik atau
aluminium foil. Pada pabrik modern kopi bubuk dikemas dalam kemasan
kaleng yang hampa udara.

Anda mungkin juga menyukai