OLEH :
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis cukup tinggi diantara tanaman perkebunan lainnya danberperan penting
sebagai sumber devisa negara. Kopi tidak hanya berperanpenting sebagai sumber
devisa, melainkan juga merupakan sumberpenghasilan bagi tidak kurang dari satu
setengah juta jiwa petani kopi diIndonesia.Keberhasilan agribisnis kopi
membutuhkan dukungan semua pihak yang terkait dalam proses produksi kopi
pengolahan dan pemasaran komoditas kopi. Upaya meningkatkan produktivitas
dan mutu kopi terus dilakukan sehingga daya saing kopi di Indonesia dapat
bersaing di pasar dunia.
Kopi adalah komoditas agroindustri yang hanya bisa dikonsumsi oleh
manusia setelah melalui proses pengolahan. Kopi selama ini sudah terbiasa
diminum dalam kondisi panas. Kopi juga merupakan komoditas dengan manfaat
tunggal untuk minuman. Kopi bubuk merupakan proses pengolahan kopi yang
sangat sederhana, dimana biji kopi yang telah disangrai kemudian dihancurkan
dan dikemas. Pembuatan kopi bubuk banyak dilakukan oleh petani, pedangang
pengecer, industri dan pabrik. Pembuatan kopi bubuk oleh petani biasanya
dilakukan secara tradisional dengan menggunakan alat-alat sederhana.
Peningkatan produksi kopi di Indonesia masih terhambat oleh rendahnya
mutu biji kopi yang dihasilkan sehingga mempengaruhi pengembangan produksi
akhir kopi. Hal ini disebabkan, karena penanganan pasca panen yang tidak tepat
antara lain proses fermentasi, pencucian, sortasi, pengeringan, dan penyangraian.
Selain itu spesifikasi alat/mesin yang digunakan juga dapat mempengaruhi setiap
tahapan pengolahan biji kopi.
PT. Kopi D3 Mesin dalam melakukan pembangunan agroindustri kopi
perlu dilakukan perencanaan industri, diantaranya perlu dilakukan pertimbangan
perencanaan lokasi, tata letak bangunan, kapasitas produksi, mesin dan peralatan.
Maka dari itu dalam melakukan perencanaan agroindustri kopi dilakukan dengan
mempertimbangkan alternatif-alternatif dengan menggunakan metode-metode
tertentu.
PERENCANAAN BANGUNAN DAN TATA LETAK
a. Perencanaan Bangunan
Untuk bangunan pabrik kopi terbuat dari beton. Jenis gedung yang akan
digunakan yaitu gedung tidak bertingkat.
2 5
1 4 6 7
3 9
8
14 15
10
13 12 11
15
16 18 19
1
7
Gambar 1. Desain tata letak pabrik kopi bubuk PT. Kopi Jaya
Keterangan:
8.Pencucian 18.Musholla
10.Pengeringan
Fermentasi
Fermentasi bertujuanuntuk menghilangkan lapisan daging buah
berlendir yg melekat pada kulit tanduk (parchement) yang disebut “mucilage”.
Fermentasi dapat terjadi dengan kegiatan jazad renik yaitu bakteri asam laktat.
Bakteri asam laktat ini akan memecah komponen lapisan lendir yaitu
protopektin dan gula yang akan diubah menjadi asam-asam dan alkohol
sehingga lapisan lendir akan terlepas dari kulit tanduknya.Lama fermentasi
sekitar 1,5–4,5 hari. Bila fermentasi terlalu lama(over fermented) akan
menghasilkan kopi beras berbau apek karena terjadi pemecahan komponen isi
putih lembaga.
Proses fermentasi kopi dilakukan dengan menggunakan alat bak
fermentasi. Bak fermentasi dapat dilihat pada Gambar 4.
Gambar 4. Bak fermentasi pada kopi
Pencucian
Pencucian bertujuan untuk membersihkan biji kopi dari lendir-lendir,
daging buah dan kulit kopi. Pencucian dilakukan dengan menggunakan mesin
raung washer. Cara kerja dari raung washer adalh biji kopi dimasukkan ke
dalam mesin pengaduk yang berputar pada sumbu horisontal dan mendorong
biji kopi dengan air mengalir, kemudian lapisan lendir yg masih melekat pada
biji akan lepas dan dibuang bersama aliran air. Biji yang sudah bersih (tidak
licin lagi) kemudian dikeringkan. Raung washer dapat dilihat pada Gambar 5.
Biji kopi
Roasting/penyangraian
Penggilingan
Pengayaan
Kopi bubuk
Pengemasan
Penggilingan (penumbukan)
Penggilingan yaitu proses pemecahan (penggilingan) butir-butir biji
kopi yang telah dilakukan perendangan untuk mendapatkan kopi bubuk yang
berukuran maksimal 75 mesh.Ukuran butir-butir (partikel-partikel) bubuk kopi
akan berpengaruhterhadap rasa dan aroma kopi. Semakin kecil ukuran butir
kopi, maka akan semakin baik rasa dan aromanya karena sebagian besar bahan-
bahan yg terdapat didalam kopi bisa larut dalam air ketika diseduh.
Penggilingan kopi skala luas selalu menggunakan mesin coffea grinding
yang memiliki gerinda beroda (roller) dengan gerigi 2 sampai 4 pasang.
Partikel kopi dihaluskan selama melewati tiap pasang roller. Sedangkan, alat
penggilingan yang digunakan oleh industri kecil/pabrik yaitu menggunakan
mesin giling yang dilengkapi dengan alat pengatur ukuran partikel kopi
sehingga secara otomatis bubuk kopi yg keluar sudah mempunyai ukuran
seperti yg diinginkan dan tidak perlu dilakukan penyaringan ulang.
Hasil penggilingan biji kopi dibedakan menjadi 4 yaitu coarse (bubuk
kasar), medium (bubuk sedang), fine (bubuk halus), dan very fine (bubuk
sangat halus). Penggilingan melepaskan sejumlah kandungan CO2 dari kopi.
Sebagian besar dilepaskan selama proses dan setelah penggilingan. Sejumlah
besar mungkin masih tertahan terutama pada kopi giling kasar. Mesin coffea
grinding dapat dilihat pada Gambar 10.
Pengemasan
Kopi yg sudah dilakukan perendangan dan penggilingan akan mudah
sekali mengalami perubahan-perubahan, seperti aroma, kadar air dan
ketengikan.Kopi bubuk yg disimpan ditempat terbuka akan kehilangan aroma
dan berbau tengik setelah 2-3 minggu.Kehilangan aroma ini disebabkan karena
menguapnya zat caffeol yg beraroma khas kopi. Ketengikan disebabkan karena
adanya reaksi antara lemak yg terdapat dlm kopi dgn oksigen dr udara.Untuk
menghindari penurunan mutu, kopi yang telah direndang sebaiknya disimpan
sebelum digiling karena kopi rendang mempunyai daya simpan 2-3 kali dengan
kopi yang sudah digiling.Kopi yang sudah digiling harus disimpan dan dipak
dengan lapisan yang kedap udara, misalnya menggunakan plastik atau
aluminium foil. Pada pabrik modern kopi bubuk dikemas dalam kemasan
kaleng yang hampa udara.