Anda di halaman 1dari 16

BAB III

METODE PEMBUATAN

3.1 Metode Pembuatan


Pada proses pembuatan moulding dan produk safety helmet ada beberapa
tahap yang harus dilakukan agar menjadi suatu produk sesuai yang diinginkan.
Adapun langkah-langkah yang harus dilakukan pada proses pembuatan safety
helmet adalah sebagai berikut:

Mulai

Kajian Literatur

Perancangan Pola Acuan, Moulding, dan Produk

Pembuatan Moulding dan Produk Safety Helmet

Analisa Produk

Pembahasan dan Kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1 Diagram Alir Perancangan

18
3.2 Konsep Rancangan
Konsep rancangan merupakan fungsi manajemen yang penting kerena
dengan konsep rancangan yang baik akan menghasilkan suatu pekerjaan yang baik.
Konsep rancangan safety helmet mulai dari awal membuat moulding sampai proses
akhir harus diperhatikan. Konsep rancangan segala sesuatu membutuhkan tahapan-
tahapan yang sesuai dengan parameter-parameter yang sudah ditentukan. Konsep
rancangan mencakup tujuan dilakukannya suatu pekerjaan. Rancangan
membutuhkan tahapan-tahapan rencana untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Pembuatan konsep rancangan untuk menghindari kegiatan-kegiatan yang tidak
diperlukan, agar tidak terjadi pemborosan dan tindakan berlebihan. Konsep
rancangan bertujuan untuk menghemat waktu dan biaya pekerjaan. Konsep
rancangan meliputi tahapan pekerjaan yang akan dilakukan, perkiraan waktu yang
dibutuhkan untuk pengerjaan dan kebutuhan alat dan bahan yang dibutuhkan.
3.3 Perancangan Pembuatan Safety Helmet
Perancangan pembuatan safety helmet yang pertama di lakukan ialah
melihat pola acuan (pattern) dari safety helmet terlebih dahulu sebelum pola acuan
(pattern) digunakan sebagai pembuatan moulding dalam proses pencetakan sampai
hasil pembuatan produk. Adapun bentuk pola acuan (pattern) dari safety helmet
dapat di lihat pada gambar 3.2 berikut:

Gambar 3.2 Pola Acuan (Pattern)


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

19
3.3.1 Perancangan Bentuk Moulding Safety Helmet
Perancangan bentuk moulding sama seperti bentuk pola acuan (pattern),
tetapi perancangan bentuk moulding berbeda pada volume. Volume moulding lebih
besar dari pada volume pola acuan (pattern) karena adanya penambahan ukuran 1%
dari ukuran pola acuan (pattern) untuk penyusutan. Moulding terbagi menjadi dua
bagian yang di rekatkan oleh baut dan mur. Tujuan moulding terbagi menjadi dua
bagian dan disatukan dengan baut dan mur adalah pada saat selesai proses
pencetakan produk, moulding lebih mudah di lepas dari produk. Adapun bentuk
perancangan moulding dapat dilihat pada gambar 3.3 berikut ini:

Cope

Produk

Cavity

Gambar 3.3 Desain Moulding Safety Helmet


(Sumber: Didesain Oleh Said, 2019)

3.3.2 Perancangan Bentuk Produk Safety Helmet


Perancangan bentuk produk sama seperti bentuk pola acuan (pattern),
volumenya juga sama, yang membedakan adalah prosesnya saja. Adapun bentuk
perancangan produk dapat dilihat pada gambar 3.4 berikut ini:

Gambar 3.4 Desain Produk Safety Helmet


(Sumber: Didesain Oleh Said, 2019)

20
3.4 Pembuatan Moulding dan Produk Safety Helmet
3.4.1 Bahan Pembuatan Moulding dan Safety Helmet
Pembuatan moulding dan produk safety helmet menggunakan material
komposit, bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan moulding dan produk
safety helmet adalah sebagai berikut:
a. Serat Gelas
Serat gelas yang digunakan berjenis E-glass tipe chopped strand mat. Serat
gelas memiliki fungsi untuk pelapisan campuran dasar dari fiberglass. Ketika semua
bahan kimia di campurkan dan bersenyawa serta mengeras, bahan ini berfungsi
sebagai pengikat semua bahan tersebut.
Bahan ini berupa anyaman mirip kain dan terdiri dari beberapa model, dari
model anyaman halus sampai dengan anyaman yang kasar atau besar. Berfungsi
sebagai pelapis campuran adonan dasar fiberglass, sehingga sewaktu unsur kimia
tersebut bersenyawa dan mengeras, material ini berfungsi sebagai pengikatnya.
Akibatnya fiberglass menjadi kuat dan tidak getas.

Gambar 3.5 Serat E-Glass Tipe Chopped Strand Mat 300


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

b. Resin Polyester 157 BQTN


Bahan ini berujud cairan kental seperti lem, berkelir hitam atau bening.
Berfungsi untuk mencairkan / melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua
bahan yang akan dicampur. Biasanya bahan ini dijual dalam literan atau dikemas
dalam kaleng. Sebagai matrik dalam proses pencetakan produk safety helmet
menggunakan material resin polyester 157 BQTN. Resin berfungsi untuk

21
mencairkan/melarutkan sekaligus juga mengeraskan semua bahan yang akan di
campur.

Gambar 3.6 Resin Polyester 157 BQTN


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Hardener/Katalis
Hardener yang digunakan yaitu methyl ethyl ketone peroxide. Hardener
berfungsi sebagai mempercepat reaksi pengerasan resin. Zat ini berwarna bening
dan berfungsi sebagai mempercepat reaksi pengerasan resin. Zat kimia ini biasanya
dijual bersamaan dengan resin.

Gambar 3.7 Hardener/Katalis


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

d. Bubuk Bedak Industri (Talc Powder Liaoning)


Pada saat proses pembuatan produk diperlukan talc sebagai campuran agar
permukaan moulding dan produk mudah dirapikan menggunakan amplas pada saat
proses finishing. Sesuai dengan namanya bahan ini berupa bubuk berwarna putih
seperti sagu. Berfungsi sebagai campuran adonan fiberglass agar keras dan agak
lentur.

22
Gambar 3.8 Bubuk Bedak Industri (Talc Powder Liaoning)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
e. Dempul
Dempul digunakan untuk menutupi lubang (void) yang terdapat pada
produk hasil proses cetakan. Lubang (void) mungkin saja terjadi karena proses
penyebaran resin yang tidak merata masuk ke rongga rongga serat E-glass.

Gambar 3.9 Dempul


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

f. Anti Lengket
Anti lengket digunakan sebagai bahan pelapis cetakan agar produk tidak
menempel pada cetakan, sehingga proses pelepasan produk dari cetakan lebih
mudah dilakukan.

Gambar 3.10 Anti Lengket


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

23
g. Pigment
Pigment adalah zat pewarna sebagai pencampur saat bahan fiberglass
dicampur. Pemilihan warna disesuaikan dengan selera pembuatnya. Pada umumnya
pemilihan warna untuk mempermudah proses akhir saat pengecatan, sehingga
pigment menjadi warna dasar produk.

Gambar 3.11 Pigmen


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.4.2 Alat Pembuatan Moulding dan Safety Helmet


Alat-alat yang harus disiapkan untuk proses pembuatan safety helmet adalah
sebagai berikut:
a. Kuas
Kuas adalah alat berfungsi untuk proses pengolesan/meratakan gealcoat ke
produk maupun ke moulding dan meratakan ke sumua bidang yang cacat-cacat
produk. karena dengan kuas bidang yang sulit pun bisa terjangkau dengan mudah.
Kuas yang digunakan yaitu merek SKR ukuran 3”.

Gambar 3.12 Kuas SKR Ukuran 3”


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

24
b. Gunting
Gunting yaitu alat yang digunakan untuk memotong, dalam hal ini gunting
digunakan untuk memotong serat kaca. Penggunaan gunting diperlukan untuk
menghasilkan potongan yang lebih rapi. Merek gunting yang digunakan yaitu
Kenko dengan seri Sc-838-N.

Gambar 3.13 Gunting


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

c. Cutter
Cutter yaitu alat yang digunakan untuk memotong yang tidak dapat
dijangkau oleh gunting, dalam hal ini cutter digunakan untuk memotong serat kaca.
Penggunaan cutter diperlukan untuk menghasilkan potongan yang tidak dapat
terjangkau gunting agar lebih rapi. Merek cutter yang digunakan yaitu Kenko
dengan seri L-500.

Gambar 3.14 Cutter


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

25
d. Sabun

Sabun adalah produk yang digunakan sebagai pembersih dengan media air.
Secara umum berbentuk padatan (batang) dan ada juga yang cair. Masing-masing
bentuk tentunya mempunyai keuntungan tersendiri diberbagai sarana publik. Jika
diterapkan pada suatu permukaan, air bersabun secara efektif dapat mengikat
partikel dalam suspensi yang mudah dibawa oleh air bersih. Sabun yang digunakan
yaitu sabun colek merek Ekonomi.

Gambar 3.15 Sabun


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

e. Amplas
Amplas adalah sejenis alat kerja yang terbuat dari kertas atau kain yang telah
ditambahkan dengan bahan yang kasar seperti butiran pasir sehingga terkadang
disebut juga dengan kertas pasir. Amplas berfungsi untuk membuat permukaan
benda yang kasar menjadi lebih halus dengan cara menggosokkan amplas ke
permukaan kasarnya sampai halus. Merek Amplas yang digunakan yaitu Duco No.
120, 280, dan 1.000.

Gambar 3.16 Amplas


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

26
f. Lem
Lem adalah zat atau bahan perekat yang berfungsi merekatkan dua bagian
(sisi) suatu benda. Secara garis besar material pembentuk lem terbuat dari bahan
alami maupun bahan sintetis. Ada berbagai macam jenis lem menurut bahannya
antara lain lem dari bahan alami, lem sintetis, lem campuran epoxy dan hardener
dan lain-lain. Lem yang digunakan yaitu jenis lem sintetik merek Alteco 110.

Gambar 3.17 Lem


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

g. Kompresor
Kompresor adalah mesin atau alat mekanik yang berfungsi untuk
meningkatkan tekanan atau memampatkan fluida gas atau udara. Kompresor
biasanya menggunakan motor listrik, mesin diesel atau mesin bensin sebagai tenaga
penggeraknya. Kompresor yang digunakan merek Hitek.

Gambar 3.18 Kompresor


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

27
h. Gerinda Tangan
Mesin gerinda adalah salah satu mesin perkakas yang digunakan untuk
mengasah/memotong ataupun menggerus benda kerja dengan tujuan atau
kebutuhan tertentu. Prinsip kerja mesin gerinda adalah batu gerinda berputar
bersentuhan dengan benda kerja sehingga terjadi pengikisan, penajaman,
pengasahan, atau pemotongan. Gerinda tangan yang digunakan merek Bosch.

Gambar 3.19 Gerinda Tangan


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

i. Skrap
Skrap biasa digunakan ketika akan mengecat. Alat ini biasanya digunakan
untuk mengerok cat lama atau menambal lubang dan retakan pada dinding atau
lantai. Skrap ukuran yang beragam. Masing-masing jenis skrap ini hadir dengan
fungsi yang berbeda pula.

Gambar 3.20 Skrap


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

28
j. Wadah plastik
Wadah plastik adalah wadah yang terbuat dari plastik yang digunakan untuk
menampung sementara antara resin dan katalis. Wadah plastik berukuran
secukupnya sesuai dengan volume produk yang akan dicetak.

Gambar 3.21 Wadah Plastik


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
k. Karton Tebal
Karton tebal adalah material yang terbuat dari pulp, baik pulp organik, pulp
sintetis atau sisa produksi kertas (daur ulang). Merujuk pada ISO 536, sebuah
material yang terbuat dari kertas dengan berat lebih dari 200 g/m2 dikategorikan
sebagai karton.

Gambar 3.22 Karton Tebal


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

29
l. Ember Plastik
Ember plastik adalah sebuah alat kedap air berbentuk silinder dan vertikal,
dengan bagian atas terbuka dan bagian bawah yang datar, biasanya dilengkapi
dengan timbaan berbentuk setengah lingkaran.

Gambar 3.23 Ember Plastik


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

3.4.3 Penentuan Komposisi


Keberhasilan proses pembuatan komposit sangat dipengaruhi dari proses
penentuan nilai komposisi. Hal ini dipengaruhi karena unsur-unsur penyusunan
komposit baik matrik maupun penguat (reinforcement) memiliki pengaruh yang
besar terhadap sifat mekanik komposit yang dihasilkan. Penentuan komposisi yang
dilakukan pada proses pencetakan safety helmet terdiri dari resin-katalis dan
polimer-penguat (serat).

3.4.4 Komposisi Resin-Katalis


Komposisi katalis terhadap banyak atau sedikitnya yang ditambahkan pada
resin akan berdampak pada kekerasan komposit yang dihasilkan. Semakin banyak
katalis dicampurkan pada resin maka semakin cepat proses pengeringan pada
komposit, komposisi ideal resin-katalis yaitu 200:1 yang artinya menggunakan 200
liter resin dengan campuran 1 liter katalis. Resiko lainnya yaitu apabila proses
pengadukan tidak merata, maka dapat menimbulkan void yang berlebihan.

3.4.5 Komposisi Polimer-Penguat (Serat)


Komposisi penyusunan komposit polimer-penguat (serat) ditentukan
dengan menggunakan fraksi berat.

30
3.5 Langkah Pembuatan Moulding Safety Helmet
Langkah pembuatan/pencetakan moulding di mulai dari membersihkan pola
acuan (pattern) dan menghaluskan permukaan pada pola acuan (pattern).
Pencetakan moulding dilakukan dari bagian luar pola acuan (pattern) karena
volume moulding lebih besar dari volume pola acuan (pattern).

3.5.1 Langkah Persiapan


1. Siapkan pola acuan (pattern) yang sudah ada, sebelum digunakan untuk
pembuatan moulding, permukaan pola acuan (pattern) dihaluskan dulu dengan
amplas merk duco nomer 500 sampai permukaannya rata.
2. Jika ingin mendapatkan kehalusan yang maksimal, maka kita harus menhaluskan
lagi permukaaan pola acuan (pattern) dengan amplas nomer 1.000.
3. Setelah permukaan pola acuan (pattern) halus, lalu pola acuan (pattern)
dibersihkan dengan sabun lalu dikeringkan.
4. Setelah penjemuran selesai, cetakan dibersihkan kembali dengan menggunakan
kain hingga bersih untuk memudahkan dalam pembuatan moulding.

3.5.2 Persiapan Serat E-Glass Choopped Strand Mat 300


1. Serat glass 1 kg / 1 m²
2. Pemotongan serat glass di sesuaikan dengan pola acuan (pattern) secara
menyeluruh.
3. Serat yang digunakan pencetakan moulding mencapai 2 lapisan mat.

Gambar 3.24 Serat E-Glass Choopped Strand Mat 300


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

31
3.5.3 Persiapan Matrik
1. Siapkan resin 3 liter ke dalam ember yang berkapasitas 3 liter, lalu tambahkan
talc atau aerosil kira-kira 0,5 kg agar bahan tidak getas, lalu tambahkan pigment
5 cc (cubic centimetre) kemudian aduk perlahan dan merata.
2. Tuang pada wadah berkapasitas 1 liter setiap akan digunakan kemudian
campurkan katalis 2 cc(cubic centimetre) agar tidak cepat kering, lalu aduk
kembali secara merata dan perlahan untuk meminimalisir gelembung (void).

3.6 Langkah Pencetakan Produk Safety Helmet


3.6.1 Langkah Persiapan
1. Siapkan moulding safety helmet, sebelum digunakan untuk pencetakan moulding
sebaiknya dibersihkan terlebih dahulu.
2. Cetakan yang sudah dibersihkan dengan sabun kemudian dikeringkan.
3. Setelah penjemuran selesai, cetakan dibersihkan kembali dengan menggunakan
kain hingga bersih untuk memudahkan dalam pembuatan produk.

3.6.2 Persiapan Serat E-Glass Choopped Strand Mat 300


1. Persiapkan serat E-glass 0,5 kg / 0,5 m².
2. Pemotongan serat glass di sesuaikan dengan moulding secara menyeluruh.
3. Serat yang digunakan pencetakan produk hanya 2 lapisan mat.

3.6.3 Persiapan Matrik


1. Siapkan resin 1 liter ke dalam ember yang berkapasitas 3 liter, lalu tambahkan
talc atau aerosil kira-kira 0,1 kg agar bahan tidak getas, lalu tambahkan pigment
2 cc (cubic centimetre) kemudian aduk perlahan dan merata.
2. Tuang pada wadah berkapasitas 1 liter setiap akan digunakan lalu campurkan
katalis 2 cc (cubic centimetre) agar tidak cepat kering, lalu aduk kembali secara
merata dan perlahan untuk meminimalisir gelembung (void)

3.7 Langkah Pencetakan Safety Helmet


Skema pembutan produk safety helmet tidak jauh berbeda dari
pembuatan/pencetakan moulding, pencetakan dilakukan dari dalam moulding agar
sama volume produk dengan pola acuan (pattern) yang sudah ada. Perlu

32
diperhatikan bahwa proses pencetakan dilakukan dengan dipres menggunakan cope
dan cavity serta dikunci dengan baut dan mur, hal ini dilakukan untuk menjaga
produk agar tidak bergelombang.

33

Anda mungkin juga menyukai