PENDAHULUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana situasi atau keadaan pada saat langsung bekerja
di lapangan nyata.
2. Menggali potensi diri dan memantapkan disiplin ilmu Teknik Mesin.
3. Memahami alat-alat yang ada di PT.IMEDAL KARYA TEKNIK
4. Memenuhi persyaratan kurikulum dalam menyelesaikan studi Jurusan Diploma
III Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala.
1
Imedal Karya Teknik yang harus diikuti oleh mahasiswa adalah seperti dapat
dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Jadwal Kerja Praktek
2
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
Sejak didirikan pada tahun 2011, PT. IMEDAL KARYA TEKNIK Berdiri
sebagai perusahaan yang bergerak di bidang industri manufaktur untuk : Parts
Machining, Jig & Dies Maker,General Fabrication & Contruction,Automation
Engineering ,Special Purpose Machine maker .
PT. Imedal Karya Teknik adalah perusahaan yang bergerak dalam sektor
Industri Manufaktur,Yang Bekerja Sama Dengan PT. United Tractor Pandu
Engineering (PATRIA ). PT.Imedal Karya Teknik memproduksi komponen untuk
otomotif, Fabrikasi, komponen mesin-mesin, komponen kelistrikan dan juga dapat
membuat produk khusus yang sesuai permintaan & model dari pelanggan.
3
memperbaiki kesejahteraan masyarakat sekitar,focus pada kepuasaan
pelanggan ,menciptakan lingkungan kerja yang harmonis .
4
BAB III
DASAR TEORI
3.1 Pengertian Las
Definisi pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam atau logam paduan yang dilaksanakan dalam
keadaan lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan setempat
dari beberapa batang logam dengan menggunakan energy panas.
Mengelas menurut Alip (1989) adalah suatu aktifitas menyambung dua
bagian benda atau lebih dengan cara memanaskan atau menekan atau gabungan
dari keduanya sedemikian rupa sehingga menyatu seperti benda utuh.
Penyambungan bisa dengan atau tanpa bahan tambah (filler metal) yang sama atau
berbeda titik cair maupun strukturnya. Pengelasan dapat diartikan dengan proses
penyambungan dua buah logam sampai titik rekristalisasi logam, dengan atau
tanpa menggunakan bahan tambah dan menggunakan energi panas sebagai
pencair bahan yang dilas. Pengelasan juga dapat diartikan sebagai ikatan tetap dari
benda ataulogam yang dipanaskan.
Mengelas bukan hanya memanaskan dua bagian benda sampai mencair dan
membiarkan membeku kembali, tetapi membuat lasan yang utuh dengan cara
memberikan bahan tambah atau elektroda pada waktu dipanaskan sehingga
mempunyai kekuatan seperti yang dikehendaki. Kekuatan sambungan las
dipengaruhi beberapa faktor antara lain: prosedur pengelasan, bahan, elektroda
dan jenis kampuh yang digunakan .
5
Bila diadakan pengklasifikasian yang lebih terperinci lagi, maka kedua klasifikasi
tersebut diatas dibaur dan akan terbentuk kelompok-kelompok yang banyak
sekali.
Diantara kedua cara klasifikasi tersebut diatas kelihatannya klasifikasi cara kerja
lebih banyak digunakan karena itu pengklasifikasian yang diterangkan dalam bab
ini juga berdasarkan cara kerja.
Berdasrkan klasifikasi ini pengelasan dapat dibagi dalam tiga kelas utama
yaitu : pengelasan cair, pengelasan tekan dan pematrian.
1. Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan dipanaskan sampai
mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api gas yang terbakar.
2. pengelasan tekan adalah pcara pengelasan dimana sambungan dipanaskan dan
kemudian ditekan hingga menjadi satu.
3. pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan diikat dan disatukan
denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair rendah. Dalam
hal ini logam induk tidak turut mencair.
Pemotongan yang dibahas dalam buku ini adalah cara memotong logam yang
didasarkan atas mencairkan logam yang dipotong. Cara yang banyak digunakan
dalam pengelasan adalah pemotongan dengan gas oksigen dan pemotongan
dengan busur listrik. Pengelasan yang paling banyak digunakan pada waktu ini
adalah pengelasan cair dengan busur gas. Karena itu kedua cara tersebut yaitu las
busur listrik dan las gas akan dibahas secara terpisah. Sedangkan cara-cara
penngelasan yang lain akan dikelompokkan dalam satu pokok bahasan.
Pemotongan, karena merupakan masalah tersendiri maka pembahasannya juga
dilakukan secara terpisah.
Dibawah ini klasifikasi dari cara pengelasan :
a. Pengelasan cair
• Las gas
• Las listrik terak
• Las listrik gas
• Las listrik termisLas listrik elektron
• Las busur plasma
6
b. Pengelasan tekan
• Las resistensi listrik
• Las titik
• Las penampang
• Las busur tekan
• Las tekan
• Las tumpul tekan
• Las tekan gas
• Las tempa
• Las gesek
• Las ledakan
• Las induksi
• Las ultrasonic
c. Las busur
• Elektroda terumpan
d. Las busur gas
• Las m16
• Las busur CO2
e. Las busur gas dan fluks
• Las busur CO2 dengan elektroda berisi fluks
• Las busur fluks
a. Las elektroda berisi fluks
b. Las busur fluks
1. Las elektroda tertutup
2. Las busur dengan elektroda berisi fluks
3. Las busur terendam
c. Las busur tanpa pelindung
• Elektroda tanpa terumpan
d. Las TIG atau las wolfram gas
Yang berfungsi sebagai pengubah arus bolak-balik dari PLN menjadi arus
pengelasan, serta menjaga kestabilan arus.
8
Gambar 3. 1 Mesin Las Listrik
2. Kabel Las Listrik
Yang berfungsi sebagai penghantar arus pengelasan dari mesin las ke benda
kerja.
Yang berfungsi sebagai pemegang elektroda yang digunakan sebagai bahan isisan
dalam pengelasan.
4. Klem Massa
9
Gambar 3. 4 Klem Massa
5. Elektroda Las
Gambar 3. 5 Elektroda
10
Gambar 3. 7 Pengkodean Elektroda Digit
Terakhir AWS
Ada 2 cara untuk menyalakan busur listrik yaitu sebagai berikut:
Diayunkan
Disentuhkan
Penyalaan ini dengan cara menyentuhkan elektroda tegak lurus terhadap benda
kerja.
11
Gambar 3. 9 Penyentuhan Elektroda
12
Gambar 3.11 Tabung Acetylene
Berfungsi menampung gas oksigen agar menaikkan suhu api pengelasan ketika
bercampur dengan gas acetylene.
3. Regulator
Berfungsi untuk mengetahui tekanan isi tabung oksigen dan acetylene dan untuk
mengatur tekanan kerja yang dubutuhkan pada saat pengelasan.
Gambar 3. 13 Regulator
13
4. Selang (Hose)
Digunakan untuk mengalirkan gas acetylene dan oksigen dari tabung yang melalui
regulator yang akan menuju ke setang las (torch).
Berfungsi sebagai tempat pencampur gas acetylene dengan gas oksigen, pada
setang las terdapat katup acetylene dan katup oksigen yang berfungsi untuk
mengatur besarnya gas yang akan dikeluarkan sekaligus tempat pembakaran
campuran gas acetylene dan oksigen
Disamping itu ada juga jenis-jenis api dari pengelasan oxy-acetylene yaitu
sebagai berikut:
Api Netral
Yaitu api yang campuran gas acetylene dengan gas oksigen adalah sama banyak.
14
Api Karburasi
Yaitu nyala api yang campuran gas acetylene lebih banyak dari gas oksigennya.
Api Oksidasi
Yaitu nyala api yang campuran gas oksigen lebih banyak dari gas acetylene.
1. Mesin Las
15
Gambar 3. 20 Mesin Las MIG
Tabung gas mulia berfungsi untuk menampung gas mulia yang akan
digunakan selama pengelasan berlangsung, pada pengelasan MIG menggunakan
gas mulia berupa gas karbondioksida
16
4. Kawat Las MIG
Las TIG adalah proses las cair, dimana pengelasan yang sumber panasnya berasal
dari loncatan bunga api listrik dengan dilindungi oleh gas mulia dan bahan
tambahnya ditambahkan dari luar.
17
Gambar 3. 25 Mesin Las TIG
Berfungsi untuk menampung gas mulia yang akan digunakan dalam melindungi
busur las dari atmosfer.
Berfungsi sebagai tempat keluarnya gas mulia dan tempat penyalaan busur listrik.
18
3.3 Jenis - Jenis Sambungan Las
1. Sambungan Tumpul.
2. Sambungan Sisi.
3. Sambungan Tumpang.
4. Sambungan Sudut.
5. Sambungan T
1. Kampuh V.
2. Kampuh 1 2 V.
3. Kampuh X.
4. Kampuh K.
5. Kampuh Double U.
6. Kampuh I
19
Gambar 3. 29 Jenis Kampuh Las
Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada dibagian bawah tangan welder.
Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada sejajar tangan welder,
dimana terdapat dua arah pengelasan yaitu horizontal dan vertikal.
Pada posisi ini benda kerja yang akan dilas berada diatas kepala welder.
1. Alur Spiral.
2. Alur Zig-Zag.
3. Alur Melingkar.
4. Alur Segitiga.
5. Alur Trapesium
20
Gambar 3. 30 Jenis Ayunan Elektroda
1. Porosity
Adalah cacat las yang disebabkan adanya gas yang terperangkap didalam logam
lasan, cara mengatasinya adalah dengan membersihkan daerah pengelasan dan
menurunkan kecepatan pengelasan.
Gambar 3. 31 Porosity
21
2. Slag Inclusion
Adalah pengotor dari terak/ kotoran terak, cara mencegahnya adalah dengan
membersihkan manik las sebelum melakukan pengelasan lapisan berikutnya.
3. Incomplete Fusion
Adalah pencairan yang tidak sempurna dari manik las, pencegahannya adalah
bersihkan daerah lasan dan lakukan pre-heating.
4. Incomplete Penetration
Adalah kedalaman penembusan logam las kurang dalam/ tidak sempurna, cara
mencegahnya adalah dengan menurunkan kecepatan pengelasan.
BAB IV
TUGAS KHUSUS
22
4.1 Las MIG ( Metal Inert Gas )
4.1.1 Sejarah dan Perkembangan Las MIG ( Metal Inert Gas )
Las MIG ( metal inert gas ) merupakan sebuah pengembangan dari
pengelasan GMAW ( gas metal arc welding ). Las GMAW mempunyai dua tipe
gas pelindung yaitu inert gas dan actif gas yang kemudian sering dikenal dengan
sebutan las MIG ( metal inert gas ) dan las MAG ( metal actif gas ). GMAW (gas
metal arc welding) atau sering di sebut dengan las MIG ( Metal Inert Gas ) mulai
dikenalkan di dunia industri pada tahun 1940-an. Di awal tahun 1950 yang
diprakarsai oleh Lyubavshkii and Novoshilov, melakukan pengembangan GMAW
dengan menggunakan diameter elektroda yang lebih besar dan gas pelindung yang
digunakan adalah karbon dioksida CO2. Pengembangan ini menghasilkan
percikan elektroda yang tinggi, dan panas pada benda kerja yang sedang. Di akhir
tahun1950 terjadi perkembangan dibidang teknologi power source, dan
perkembangan diameter elektroda yang digunakan semakin kecil 0.035" - 0.062"
(0.9 - 1.6 mm).
Proses las MIG sukses dikembangkan oleh Battele Memorial Institute pada
tahun 1948 dengan sponsor Air Reduction Company. Las MIG ( metal inert gas )
pertama kali dipatenkan pada tahun 1949 di Amerika Serikat untuk pengelasan
alumunium. Keunggulannya adalah penggunaan elektroda yang berdiameter lebih
kecil dan sumber daya tegangan konstan (constant-voltage power source) yang
telah dipatenkan sebelumnya oleh H.E. Kennedy. Pada tahun 1953, Lyubavskii
dan Novoshilov mengumumkan penggunaan proses las MIG menggunakan gas
CO2 sebagai gas pelindung. Mereka juga menggunakan gas CO2 untuk mengelas
besi karbon. Gas CO2 dicampur dengan Gas Argon yang dikenal sebagai Metal
Active Gas (MAG), yang kemudian berkembang menjadi proses las MAG.
Perkembangannya dari tahun ke tahun mengalami peningkatan, dengan kemajuan
teknologi saat ini GMAW dapat diaplikasikan pada Proses Pengelasan dengan
Sistem Otomasi (robot).
23
menggunakan elektroda gulungan (filler metal) yang sama dengan logam dasarnya
(base metal) dan menggunakan gas pelindung ( inert gas ). Las MIG (Metal Inert
Gas) merupakan las busur gas yang menggunakan kawat las sekaligus sebagai
elektroda. Elektroda tersebut berupa gulungan kawat ( rol ) yang gerakannya
diatur oleh motor listrik. Las ini menggunakan gas argon dan helium sebagai
pelindung busur dan logam yang mencair dari pengaruh atmosfir.
Proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), panas dari proses pengelasan
ini dihasilkan oleh busur las yang terbentuk diantara elektroda kawat (wire
electrode) dengan benda kerja. Selama proses las MIG ( metal inert gas ),
elektroda akan meleleh kemudian menjadi deposit logam las dan membentuk
butiran las(weld beads). Gas pelindung digunakan untuk mencegah terjadinya
oksidasi dan melindungi hasil las selama masa pembekuan (solidification).
Proses pengelasan MIG ( metal inert gas ), beroperasi menggunakan arus
searah (DC), biasanya menggunakan elektroda kawat positif. Ini dikenal sebagai
polaritas “terbalik” (reverse polarity). Polaritas searah sangat jarang digunakan
karena transfer logam yang kurang baik dari elektroda kawat ke benda kerja. Hal
ini karena pada polaritas searah,panas terletak pada elektroda. Proses
pengelasan MIG ( metal inert gas ), menggunakan arus sekitar 50 A hingga
mencapai 600 A, biasanya digunakan untuk tegangan las 15 volt hingga 32 volt.
Adapun proses Las MIG dapat dilihat dalam gambar di bawah ini :
24
Gambar 4.1 Proses pengelasan las MIG (Metal Inert Gas )
25
Gambar 4.3 Aplikasi Las MIG (Metal Inert Gas )
Penggunaan Las MIG ( Metal Inert Gas ) dalam berbagai pengelasan memiliki
beberapa kelebihan antara lain dapat disebutkan berikut ini :
26
Peralatan utama adalah peralatan yang berhubungan langsung dengan
proses pengelasan, yakni minimum terdiri dari:
1. Mesin las
Sistem pembangkit tenaga pada mesin MIG ( metal inert gas ) pada
prinsipnya adalah sama dengan mesin SMAW yang dibagi dalam 2 golongan,
yaitu : Mesin las arus bolak balik (Alternating Current / AC Welding
Machine) dan Mesin las arus searah (Direct Current/DC Welding Machine),
namun sesuai dengan tuntutan pekerjaan dan jenis bahan yang di las yang
kebanyakan adalah jenis baja, maka secara luas proses pengelasan dengan
MIG ( metal inert gas ) adalah menggunakan mesin las DC. Adapun gambar
rangkaian perlengkapan mesin las adalah sebagai berikut:
28
2. Unit pengontrol kawat elektroda (wire feeder)
Alat pengontrol kawat elektroda (wire feeder unit) adalah alat/ perlengkapan
utama pada pengelasan dengan MIG ( metal inert gas ). Alat ini biasanya tidak
menyatu dengan mesin las, tapi merupakan bagian yang terpisah dan
ditempatkan berdekatan dengan pengelasan. Fungsinya adalah sebagai
berukut:
Pada Dasarnya terdapat tiga jenis wirefeeder : yaitu jenis dorong, jenis tarik
,jenis dorong tarik . Perbedaannya adalah dari cara menggerakkan elektroda dari
spool ke tourch . Kecepatan dari wirefeeder dapat diatur mulai dari 1 hingga 22
m / menit pada mesin Las MIG ( Metal Inert Gas ) performa tinggi ,
Kecepatannya dapat mencapai 30 m / menit . Adapun contoh Wirefeeder dapat
dilihat pada gambar 4.7 .
29
Gambar 4.7 Contoh Wire Feeder
Untuk jenis rolnya wirefeeder dibagi dalam dua jenis yaitu sistem 2 (dua) rol dan
sistem 4 ( empat ) rol. Sedangkan menurut bidang kontaknya rol dari wirefeeder
dapat dibagi menjadi jenis trapesium halus, jenis setengah lingkaran halus, dan
jenis setengah lingkaran kasar.
3. Welding Gun
Pada mesin las terdapat kabel primer (primary powercable) dan kabel
sekunder atau kabel las (welding cable). Kabel primer ialah kabel yang
menghubungkan antara sumber tenaga dengan mesin las. Jumlah kawat inti pada
kabel primer disesuaikan dengan jumlah phasa mesin las ditambah satu kawat
sebagai hubungan pentanahan dari mesin las. Kabel sekunder ialah kabel-kabel
30
yang dipakai untuk keperluan mengelas, terdiri dari kabel yang dihubungkan
dengan tang las dan benda kerja serta kabel- kabel control.
Fungsi utama dari regulator adalah untuk mengatur pemakaian gas. Untuk
pemakaian gas pelindung dalam waktu yang relatif lama, terutama gas CO2
diperlukan pemanas (heater-vaporizer) yang dipasang antara silinder gas dan
regulator.Hal ini diperlukan agar gas pelindung tersebut tidak membeku yang
berakibat terganggunya aliran gas.
6. Pipa kontak
Pipa pengarah elektroda biasa juga disebut pipa kontak. Pipa kontak terbuat
dari tembaga, dan berfungsi untuk membawa arus listrik ke elektroda yang
bergerak dan mengarahkan elektroda tersebut ke daerah kerja pengelasan. Torch
dihubungkan dengan sumber listrik pada mesin las dengan menggunakan kabel.
31
Karena elektroda harus dapat bergerak dengan bebas dan melakukan kontak listrik
dengan baik, maka besarnya diameter lubang dari pipa kontak sangat
berpengaruh. Adapun gambar dari pipa kontak dapat dilihat dalam gambar 4.10
Nozzle gas pelindung akan mengarahkan jaket gas pelindung kepada daerah las.
Nozzle yang besar digunakan untuk proses pengelasan dengan arus listrik yang
tinggi. Nozzle yang lebih kecil digunakan untuk pngelasan dengan arus listrik
yang lebih kecil. Adapun gambar dari pipa kontak dapat dilihat dalam gambar
4.11
1. Sikat baja
Untuk membersihkan hasil las, yaitu pengaruh oksidasi udara luar sehingga
rigi-rigi las benar-benar bebas dari kotoran, selain itu digunakan untuk
membersihkan bidang benda kerja sebelum dilas.
32
Gambar 4.12 Sikat Baja
Untuk memegang benda kerja yang panas dipergunakan smith tang atau tang
panas penjepit dengan macam-macam bentuk, seperti bentuk moncong rata,
moncong ulat, moncong serigala dan moncong kombinasi.
33
Gambar 4.14 Anti Spatter Liquid
Untuk melindungi Nozzle dari Percikan antara Logam dan Kawat las yang
telat mencair , dan agar nozzle tetap bersih dan cerah .
34
Sarung tangan Helm las Kedok las Helml Las modern
Mesin Las Mig/ Mag CO2 merk panasonic type KR 350 untuk pengelasan
Besi atau Aluminium dengan menggunakan kawat las wire roll diameter 0, 8mm -
1, 2mm dan menggunakan gas CO2/ argon, Mesin ini Sangat Cocok dalam
pekerjaan untuk mengejar target produksi, karena lebih cepat dan efisien.
Spesifikasi :
35
Rated Duty Cycle : 60 % (10min)
Efficiency : 89 %
Power Factor : 0.87
Dimension : 641mm x 300mm x 528mm
Weight : 50 Kg
Namun saat ini banyak instalasi las MIG dengan wire feeding unit tergabung
dengan power source-nya, sehingga gas dialirkan ke mesin las. Dari mesin las
tersebut semua saluran disatukan menuju welding gun.
1. Pastikan benda kerja bersih dari debu, oli, dan kotoran lainnya agar tidak
terjadi cacat las.
2. Siapkan elektroda di dalam wire feeding unit.
36
3. Sambungkan saluran gas dari tabung gas menuju wire feeding unit, jika
wire feeding unit menjadi satu dengan power source, maka langsung
disambungkan ke mesin las.
4. Jika wire feeding unit terpisah dengan power source, maka sambungkan
kabel listrik dari power source ke wire feeding unit.
5. Sambung kabel dari wire feeding unit / mesin las ke welding gun.
6. Hidupkan mesin las yang sudah tersambung dengan sumber listrik
eksternal.
7. Pasang klem pada benda kerja atau meja kerja yang bersifat konduktor
listrik.
8. Atur kapasitas gas, besar tegangan dan kecepatan elektroda keluar sesuai
kebutuhan.
9. Mulai melakukan pengelasan terhadap benda kerja.
10. Matikan mesin, cabut sumber listrik eksternal, dan saluran gas terlebih
dahulu jika selesai mengelas.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.3 Saran
Supaya PT. Imedal Karya Teknik dapat selalu mengutanakan kesehatan dan
keselamatan kerja dan juga melengkapi alat-alat keselamatan dalam pengelasan.
DAFTAR PUSTAKA
38
Tim Fakultas teknik UNY. 2004 . Mengelas Dengan Proses Las Gas Metal.
39