Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi di era globalisasi saat ini
mendorong manusia untuk meningkatkan wawasan, baik ilmu yang diperoleh
melalui teori dalam perkuliahan maupun praktek di lapangan. Praktek Kerja
Lapangan adalah salah satu bentuk tatap muka yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa di industri- industri atau tempat dimana mahasiswa melakukan
Praktek Kerja Lapangan. Dengan adanya Praktek Kerja Lapangan, mahasiswa
dapat mengenal lebih jauh mengenai proses-proses yang terjadi di industri,
sehingga berkesinambungan antara ilmu yang diperoleh dari lapangan dengan
teori dipraktek.
Jurusan Teknik Metalurgi Fakultas Teknik Universitas Jenderal Achmad
Yani mengadakan mata kuliah Kerja Praktek yang merupakan mata kuliah
wajib dengan bobot 1 satuan kredit studi (sks). Mata kuliah ini harus ditempuh
sebagai salah satu syarat kelulusan mahasiswa program S-1 Jurusan Teknik
Metalurgi
Kerja Praktek bertujuan memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk
mendapatkan pengalaman kerja yang sesuai dengan dunia kerja yang akan
dimasuki, membandingkan dan menerapkan pengetahuan akademis yang telah
didapatkan, serta memahami konsep-konsep non akademis dan non teknis di
dunia kerja nyata seperti hubungan atasan bawahan, hubungan sesama kolega,
deadline, ketidakpastian, dan penerapan di lapangan yang terkadang tidak
sesuai dengan teori akademis.
Praktek Kerja Lapangan akan bermanfaat terhadap penciptaan hubungan
yang saling mendukung. Peran perguruan tinggi sebagai penghasil sumber
daya manusia yang nyata dan memiliki tingkat kredibilitas tinggi mampu

TEKNIK METALURGI
1
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

berperan di dunia industri dengan menjadikan perusahaan sebagai rekan kerja


dalam penelitian maupun dalam pemberi masukan. Dengan adanya Praktek
Kerja akan tercipta kerja sama yang saling menguntungkan dan kemitraan
yang saling mendukung antara perguruan tinggi dan dunia industri.
1.2 Tujuan dan Manfaat
1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa dapat mengetahui secara langsung pekerjaan dan
kegiatan yang ada di lapangan baik pada industri maupun lainnya sehingga
dapat menambah ilmu pengetahuan dan memperoleh teknologi baru dari
dunia industri, sekaligus sebagai pengemban tugas baik di lembaga
maupun di industri nantinya.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan diharapkan mahasiswa:
a. Memperoleh pengetahuan dan keterampilan keteknikan, serta teknologi
baru yang diperoleh di industri dan belum pernah didapatkan
sebelumnya di lembaga pendidikan.
b. Mempelajari manajemen perusahaan, struktur organisasi serta proses
kerja dalam perusahaan tersebut.
c. Membantu melaksanakan tugas-tugas dan kegiatan proses produksi di
dalam suatu industri.
d. Membuat laporan praktek industri untuk memenuhi syarat wajib
membuat laporan setelah praktek kerja lapangan selesai.
1.3 Manfaat Praktek Kerja Lapangan
Adapun manfaat yang didapatkan dari hasil praktek kerja lapangan ini ialah :
1.3.1 Manfaat Bagi Mahasiswa
a.
Mahasiswa dapat mengetahui secara langsung bagaimana
dunia kerja baik yang berhubungan dengan jurusannya, kondisi
b.

pegawai, alat- alat yang digunakan, serta proses kerja yang dilakukan
Mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah
dipelajari sebelumnya dalam akademis atau perkuliahan yang dapat
menambah wawasan

TEKNIK METALURGI
2
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

c.
d.

Mengetahui

perkembangan

ilmu

pengetahuan

dan

teknologi sesuai dengan tuntutan perkembangan industri.


Dapat membina hubungan dengan industri sehingga
memungkinkan untuk dapat bekerja di industri tempat pelaksanaan
Praktek Kerja Lapangan setelah lulus nanti.

1.3.2 Manfaat Bagi Lembaga


a.
Universitas

Jenderal

Terjalinnya hubungan baik antara


Achmad

Yani

dan

PT

Kayo,

sehingga

memungkinkan kerja sama ketenagakerjaan dan kerja sama lainnya.


b.
Mendapat umpan balik untuk
meningkatkan kualitas pendidikan sehingga selalu sesuai dengan
perkembangan dunia industri.

TEKNIK METALURGI
3
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1.3.3 Manfaat Bagi Perusahaan


a. Dapat menjalin hubungan yang baik dengan lembaga pendidikan
khususnya dengan Universitas Jenderan Achmad Yani
b. Perusahaan akan lebih dikenal sebagai pemasok tenaga kerja praktek
oleh lembaga pendidikan
1.4 Lokasi, Waktu dan Tempat Kerja
Untuk menjaga agar pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dan proses
perkuliahan dapat berjalan dengan baik dan tidak berlangsung bersamaan,
maka kami menerapkan pelaksanaan praktek industri dilaksanakan pada:
Mulai : Juli 2016
Selesai : Juli 2016
Dengan lokasi praktek kerja di PT. Kayo

1.5 Jadwal Kegiatan


Jadwal kegiatan praktek kerja lapangan terlampir dalam halaman lampiran
1.6 Sistematika Penulisan
Sistematika yang digunakan dalam pembuatan Laporan Praktek Kerja
Lapangan ini ialah sebagai berikut:

Bab I
Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan manfaat, lokasi, waktu dan tempat
kerja, dan sistematika penulisan

Bab II
Bab ini berisi sejarah dan organisasi perusahaan, struktur organisasi,
produk dan jasa
Bab III
Bab ini berisi tinjauan pustaka
Bab IV
Bab ini berisi pendalaman proses
Bab V
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
TEKNIK METALURGI
4
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Lampiran
Daftar Pustaka

TEKNIK METALURGI
5
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1. Latar belakang Perusahaan
PT. Kayo Surya Utama berdiri pada tanggal 27 Juli 1999 yang beralamat
di Jln. Mohammad Toha 35713 Bandung, Selanjutnya pada Juni 2007 PT. Kayo
Surya Utama pindah ke Jln. Gede Bage No.18 Bandung dengan menempati area
yang lebih luas dengan jumlah karyawannya saat ini sebanyak 165 orang.
PT. Kayo Surya Utama saat ini memproduksi komponen untuk lemari
pendingin dan AC antara lain; Pipa Suction Line, Connector, Pipa Cappilary, DP
Condensor, DP Cabinet dll. Bahan baku pembuatan produk-produk tersebut
adalah tembaga murni yang berbentuk gulungan pipa.
PT. Kayo Surya Utama memenuhi order untuk perusahaan-perusahaan
elektronik lokal antara lain;

PT. SHARP INDONESIA


PT. PANASONIC INDONESIA
PT. HARTONO ISTANA TECHNOLOGY (POLYTRON)
PT. TIGA BERLIAN
PT. FUJISEI METAL INDONESIA
PT. HAIER
PT. SANKEN
Untuk jumlah karyawan yang bekerja di PT.Kayo Surya Utama sejumlah

165 orang yang diantaranya laki-laki 87 orang dan wanita 78 orang.


Pekerjaan yang dilakukan di PT.Kayo Surya Utama adalah pembuatan
pipa capillary untuk lemari pendingin dan AC,soldering,brazzing dan suction line
2.2 Struktur Organisasi Perusahaan PT.Kayo Surya Utama
Struktur organisasi adalah gambaran secara structural dari sebuah
organisasi yang menggambarkan jalur pertanggung jawaban dan jalur koordinasi
antar setiap bagian dalam organisasi tersebut. Struktur organisasi di PT.Kayo
Surya Utama merupakan struktur organisasi jenis fungsional dimana struktur

TEKNIK METALURGI
6
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

organisasinya disusun sesuai dengan fungsi atau jenis pekerjaannya. Struktur


organisasi di PT.Kayo Surya Utama dapat dilihat pada Gambar berikut :

I WAYAN SOKI
PRECIDENT DIRECTOR
NI KETUT ARNA SURYADI
AUDITOR
HUDINI INDRA H
MANAGING DIRECTOR

I GEDE RAWI S
CHIEF PRODUCTION

SOPIAH
CHIEF ADMINISTRATION/HRD

I KADEK ERY
QUALITY ASSURANCE

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT.Kayo Surya Utama

R.THOMAS
XPORT-IMPORT

EKO
SECURITY

MINGGASANTIE
ACCOUNTING/
PURCHASING

DIAN
EKSPEDISI

WAWAN
SUPERVISOR

DEDE
SUPERVISOR

ANWAR
SUPERVISOR

KURNIA
OFFICE BOY

EROS
QC

SUPRIADI
QC

OPERATOR

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

3.1 Pembentukan Logam


DEFINISI : Proses pembentukan logam dengan mempergunakan gaya
tekan untuk mengubah bentuk dan atau ukuran dari logam yang
dikerjakan.Secara umum dapat dibagi 4 kelompok besar :
1. Pressing
2. Drawing
3. Bending
4. Shearing
Berdasarkan proses pengerjaan, dibagi 2 bagian :
1. Hot working process
2. Cold working process
TEKNIK METALURGI
7
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

3.2 Hot working process


Proses pengerjaan panas dapat didefinisikan sebagai proses pembentukan yang
dilakukan pada daerah temperatur rekristalisasi logam yang diproses. (agar lebih
singkat daerah tamperatur diatas temperatur rekristalisasi untuk selanjutnya
disebut sebagai daerah temperatur tinggi). Dalam proses deformasi pada
temperatur tinggi terjadi peritiwa pelunakan yang terus menerus, khususnya akibat
terjadinya rekristalisasi. Akibat yang konkret ialah bahwa logam bersifat lunak
pada temperatur tinggi. Kenyataan inilah yang membawa keuntungan-keuntungan
pada proses pengerjaan panas. Yaitu bahwa deformasi yang diberikan kepada
benda kerja dapat relative besar. Hal ini disebabkan karena sifat lunak dan sifat
ulet, sehingga gaya pembentukan yang dibutuhkan relative kecil, serta benda kerja
mampu menerima perubahaan bentuk yang besar tanpa retak. Karena itulah
keuntungan proses pengerjaan panas biasanya digunakan pada proses-proses
pembentukan primer yang dapat memberikan deformasi yang besar, misalnya:
proses pengerolan panas, tempa dan ekstrusi.
Akibatnya adalah kurva tegangan regangan sebenarnya secara garis besar
berupa garis mendatar pada regangan diatas titik luluh. Hal ini merupakan
perbadaan yang jelas apabila perbandingan dengan kurva tegangan regangan
sebenarnya yang naik keatas pada deformasi dibawah temperatur rekristalisasi.
Dengan demikian proses pengerjaan panas secara drastis mampu mengubah
bentuk material tanpa akan timbulnya retak pembentukan yang berlebihan.
Disamping itu, temperatur tinggi memacu proses difusi sehingga hal ini dapat
menghilangkan ketidak homogenan kimiawi, pori-pori karena efek pengelasan
dapat tertutup atau ukurannya berkurang selama derformasi berlangsung serta
struktur metalurgi dapat diubah sehingga diperoleh sifat-sifat akhir yang lebih
baik. Dilihat dari segi negatif, temperatur tinggi dapat mengakibatkan reaksi yang
tidak dikehendaki antara benda kerja dengan lingkungannya.
Toleransi menjadi rendah sebagai akibat adanya penyusutan /pemuaian
thermal ataupun akibat pendinginan yang tidak seragam. Secara metalurgis dapat
terjadi sehingga ukuran butir produk akan bervariasi tergantung pada basar

TEKNIK METALURGI
8
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

reduksi yang alami, temperatur deformasi yang terakhir, setelah doformasi dan
faktor-faktor lainnya.
Keberhasilan dan kegagalan proses pengerjaan panas sering sangat
tergantung pada keberhasilan mengatur kondisi termal, karena hampir 90% energi
yang diberikan kepada benda kerja akan diubah menjadi panas maka temperatur
benda kerja akan naik jika deformasi berlangsung sangat cepat. Meskipun
demikian, pada umumnya pemanasan benda kerja dipanaskan pada temperature
yang lebih rendah.
Panas banda kerja hilang melalui permukaan-permukaannya dan panas
paling

besar

melalui

permukaan

yang

bersentuhan

dengan dies yang

bertemperatur lebih rendah begitu permukaan benda kerja menjadi dingin ketidak
seragaman temperatur akan terjadi. Adanya aliran benda kerja yang panas dan
lunak pada bagian dalam akan mengakibatkan retakan pada permukaan benda
kerja yang dinging dan getas. Oleh kerena itu temperatur benda kerja perlu dijaga
agar kesseragam mungkin.
Guna mendapatkan toleransi produk yang lebih baik maka temperatur dies
dinaikan dan waktu kontak yang lebih lama (kecepatan deformasi yang lebih
rendah). Namun dengan cara seperti ini juga akan semakin memperpendek
umur dies. Pada saat memproses forming produk yamg bentuknya rumit, seperti
pada hot forging, bagian tipis akan mendingin lebih cepat dari pada bagian yang
tebal sehingga hal ini akan semakin memperumit perilaku aliran benda kerja.
Lebih jauh lagi ketidak seragaman pendinginan benda karja akan menimbulkan
tegangan sisa pada produk akhir hasil proses hot working.
Keuntungan hot working process :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Energi yang dibutuhkan kecil


Flow ability tinggi
Difusi cepat
Blow hole dan porosity dapat dieliminir
Butir-butir lebih halus
Ductility dan toughness meningkat

Kelemahan hot working process :


1. Terjadi oksidasi
2. Decarburization permukaan
3. Toleransi besar
TEKNIK METALURGI
9
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

4. Struktur dan sifat logam tidak uniform


5. Perlu peralatan tahan panas
6. Kontaminasi tidak dapat dikurangi

3.3 Cold working process


Proses pengrjaan dingin didefinisikan sebagai proses pambantukan yang
dilakukan pada daerah temperatur dibawah temperatur rekristalisasi. Dalam
praktek memang pada umumnya pangerjaan dingin dilakukan pada temperatur
kamar, atau dengan lain perkataan tanpa pemanasan benda kerja.
Agar lebih singkat, untuk selanjutnya daerah temperatur dibawah temperature
rekristalisasi disebut saja sebagai daerah temperatur rendah. Pada kondisi ini pada
logam yang diderformasi terjadi peristiwa pengrasan regangan. Logam akan
bersifat makin keras dan makin kuat tetapi makin getas bila mengalami deformasi.
Hal ini menyebabkan relatif kecil deformasi yang dapat diberikan pada proses
pengerjaan dingin. Bila dipaksakan adanya suatu perubahan bentuk yang besar,
maka benda kerja akan retak akibat sifat getasnya.
Meskipun demikian, proses pengerjaan dingin tetap menempati kedudukan
yang khas, dalam rangkaian proses pengerjaan. Langakah deformasi yang awal
biasanya adalah pada temperature tinggi, misalnya proses pengerolan panas. Billet
ataupun slab di rol panas menjadi bentuk yang lebih tipis, misalnya pelat. Pada
tahapan tersebut deformasi yang dapat diberikan adalah relatif besar. Namun
proses pengerolan panas ini tidak dapat dilanjukan pada pelat yang relative lebih
tipis. Memang mungkin saja suatu gulungan pelat dipanaskan terlebih dahulu
pada tungku sampai temperaturnya melewati temperatur rekristalisasi. Akan tetapi
bila pelat tersebut dirol, maka temperaturnya akan cepat turun sampai dibawah
temperatur rekristalisasi. Hal ini disebabkan oleh besarnya panas yang berpindah
dari pelat ke sekitarnya. Pelat yang tipis akan lebih cepat mengalami penurunan
temperatur dari pada pelat yang tebal.
Dari uraian tersebut jelaslah behwa proses deformasi yang dapat dilakukan
pada benda kerja yang luas permukaan spesifiknya besar hanyalah proses
pengerjaan dingin. Beberapa contohnya adalah proses pembuatan pelat tipis

TEKNIK METALURGI
10
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

dengan

pengerolan

dingin,

proses

pembuatan

kawat

dengan

proses

panarikan (wire drawing), serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet
metal forming).
Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja
yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak
pada permukaan.
Keunggulan lainya ialah kekerasa dan kekuatan logam sebagai akibat
pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti pula oleh suatu kerugian, yaitu makin
getasnya logam yang dideformasi dingin.
Sifat-sifat logam dapat diubah dengan proses perlakuan panas (heat
treatment). Perubahan sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat
dilunakan dan diuletkan kembali dengan proses anil (annealing).
Ditinjau dari segi proses pembuatan (manufacturing), proses pengerjaan dingin
mempunyai sejumlah kelebihan yang jelas sehingga bebagai Jenis proses
pengerjaan dingin menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apabila
dibandingkan dengan proses pengerjaan panas maka proses pengerjaan dingin
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
1. Tidak perlu pemanasan
2. Permukaan akhir lebih baik
3. Pengaturan dimensi lebih bisa terkendali, sehingga walaupun ada
sangat sedikit sekali proses pemesinan lanjut
4. Produk yang dihasilkan mempunyai reproducibility (mammpu
diproduksi

kembali

dengan

kualitas

yang

sama) interchangeability(mampu tukar) yang lebih baik


5. Kekuatan, kekuatan lelah (fatigue strength) dan ketahanan ausnya lebih
baik
6. Sifat-sifat terarah (directional properties) dapat dimunculkan
7. Masalah kotaminasi dapat dikurangi
Adapun kerugianya adalah
1.
2.
3.
4.

Diperlukan gaya yang besar untuk melakukan deformasi


Perlu peralatan yang berat dan berdaya besar
Produk menjadi kurang ulet
logam harus bersih dan bebas kerak
TEKNIK METALURGI
11
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

5. Terjadi pengeras regangan (strain hardening) sehingga perlu poses


pelunakan (annealing) antara proses bila digunakan proses deformasi
6. Rusaknya directional properties
7. Timbulnya tegangan sisa
Dari fakta-fakta diatas seperti yang telah dipaparkan diatas. Terlihat bahwa
proses pengerjaan dingin khusus cocok untuk produksi dalam jumlah yang
banyak, dimana kuantitas produk dapat mengimbangi ongkos peralatan yang
mahal.
Cocok tidaknya logam diproses pambentukan dingin ditentukan olah sifat-sifat
tariknya yang mana hal ini langsung berkaitan dengan struktur metalurginya.
Dengan penjelasan yang sama maka proses pengerjaan dingin akan mengubah
sifat material pada produk yang dihasilkan. Defomasi plastis pada suatu logam
hanya dapat terjadi jika batas elastis logam dilewati.
3.4 Jenis-jenis hot working process
1. Rolling
Proses ini sering digunakan sebagai langkah awal dalam mengubah ingot
dan billet menjadi produk setengah jadi/akhir.
Prinsip rolling : menekan bahan dasar dengan menggunakan 2 rol atau
lebih dengan arah putaran yang berlawanan sehingga terjadi perubahan dimensi
(dimensi penampang).
Faktor yang harus diperhatikan dalam proses rolling adalah sudut gigitan.
Proses rolling ini ada beberapa macam diantaranya :
Rolling mill
Prinsip : mengurangi ketebalan bisa dilakukan dengan pengerjaan panas
maupun pengerjaan dingin.
Rolling forging
Pada proses ini roll dapat dibagi 2 bagian, yaitu shape rolling dan rolling
forging. Shape rolling umumnya mengerjakan bagian-bagian yang kecil, misalnya
ulir dan dikerjakan pada pengerjaan panas. Sedangkan rolling forging
dikhususkan pada pengerjaan dingin dan mengerjakan bagian yang besar.

TEKNIK METALURGI
12
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Keuntungan rolling forging : benda kerja memiliki strength tinggi, biaya


cost produksi lebih rendah dan laju produksi lebih tinggi dibanding dengan proses
cutting.
Roll forming
Proses ini memproduksi lembaran logam untuk pembuatan pipa, plat strip.
Roll forming dikerjakan pada pengerjaan dingin untuk pembuatan lembaran kecil,
lembaran dengan penampang tipis dan material yang lunak, misal aluminium,
tembaga.
2. Forging
Forging adalah proses pembentukan logam secara plastis dengan
memberikan gaya tekan pada logam yang akan dibentuk. Gaya tekan yang
diberikan bisa secara manual maupun secara mekanis (hidrolis ataupun
pneumatis). Proses forging bisa dikerjakan pada pengerjaan dingin maupun
pengerjaan panas.

Ada 3 hal yang perlu diperhatikan dalam proses forging :


Drawn out
Upset
Squeezed
Jenis proses forging:
1.
Hammer forging
2.
Drop forging
3.
Press forging
4.
Upset forging
5.
Roll forging
6.
Swaging
HAMMER FORGING
Proses ini merupakan forging yang paling sederhana. Pada umumnya
landasan (ANVIL) dan HAMMER yang dipakai berbentuk datar. Sehingga proses
ini diprioritaskan untuk membuat benda kerja yang sederhana dan skala produksi
kecil. Prosesnya lama dan hasilnya tergantung dari skill operator.
DROP FORGING
PRINSIP : Memaksa logam panas yang plastis memenuhi dan mengisi
bentuk die dengan cara penempaan. Proses ini yang diperlengkapi dengan die. Die

TEKNIK METALURGI
13
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

umumnya dibagi dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang
lainnya pada anvil.
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban
impact,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja denga
nkrom, molibdenum dan nickel.
Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan
tenaga hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer
mampu bekerja sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis.
Impact forging juga merupakan bagian dari closed die forging hanya saja
gerakan hammernya horisontal dan bisa dikerjakan dalam pengerjaan panas
maupun dingin.
PRESS FORGING
Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada
saat penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan
luar benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. karena
itu untuk benda kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging.
Prinsip press forging : dilakukan penekanan secara perlahan-lahan pada
benda kerja sampai menghasilkan aliran logam yang uniform.
Press forging biasanya dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya
berbentuk datar.
UPSET FORGING
Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung
batang logam ditekan dalam arah memanjang.
Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa bar bulat, wire ataupun
benda kerja berbentuk silindris.
Ada 3 hal yang diperhatikan pada saat melakukan upset forging :
1.Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang
2.Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang
3.Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari diameter
batang
SWAGING
SWAGING adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang
berbentuk bulat baik solid meupun berongga dengan cara penempaan berulang
kali.Disini die berfungsi sebagai hammer.

TEKNIK METALURGI
14
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Proses swaging juga dapat membentuk bentuk kerucut dan mengurangi


diameter dalam maupun diameter luar penampang
ROLL FORGING
Proses forging untuk mengurangi ketebalan dari bar yang berbentuk bulat
atau datar sehingga mengalami perpanjangan ke arah sumbu axisnya.
Roll forging biasanya memproduksi poros, batang taper dan pegas daun.
Roll forging terdiri dari dua roll semisilindris dengan bentuk groove
sebesar 25-75 % sumbu putaran.
3. Pipe Welding
Pipe welding adalah proses pengerjaan panas pembuatan pipa yang
dibentuk dari lembaran logam, dilengkungkan sehingga penampangnya berbentuk
lingkaran dan kemudian kedua sisinya disambungkan dengan pengelasan.
Bahan dasar proses ini berupa skelp, merupakan lembaran logam yang panjang
dan sempit dengan ketebalan tertentu hasil proses hot rolling.
Berdasarkan cara penyambungan kedua sisi yang dilas, pipe welding dibagi :

A. BUTT WELDED PIPE


B. LAP WELDED PIPE
BUTT WELDED PIPE
PRINSIP : mula-mula skelp dalam bentuk gulungan (koil) ditempatkan
pada welding bell, kemudian dilewatkan pada furnace dengan suhunya diatas
temperatur rekristalisasi.
Setelah dari furnace ditarik menuju roll forming untuk diubah bentuknya
menjadi silindir dan kedua sisinya disambung. Proses ini digunakan untuk
membuat pipa berdiameter 1/8 s/d 3.
LAP WELDED PIPE
PRINSIP : mula-mula skelp sudah mempunyai bentuk sudut sepanjang
kedua sisinya, dilewatkan pada furnace dan setelah itu diarik diantara roll-roll
sehingga berbentuk silinder dengan tepinya saling tertindih. Sambil dipanaskan
kembali, skelp yang ditekuk bergerak melalui dua buah roll dimana terdapat
mandrel untuk mengatur diameter dalam pipa. tepi-tepi dilas dengan tekanan antar
roll dan mandril.

TEKNIK METALURGI
15
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Proses ini digunakan untuk membuat pipa berdiameter 2 s/d 16 dengan


panjang pipa maksimum 7 m dan biasanya untuk membuat pipa tembaga dan pipa
kuningan.
4. Piercing
Piercing merupakan proses pengerjaan panas untuk membuat pipa tanpa
sambungan (seamless pipe) dengan bahan baku berupa billet (batang bulat dan
padat) Dengan demikian hasil dari proses ini tidak terdapat suatu garis
penghubung hasil sambungan.
Batang logam padat yang telah dipanasi dengan salah satu ujungnya
berlubang ditengah-tengahnya sebagai penunjuk bagi mandrel, dimasukkan ke
dalam roll yang sumbunya membentuk 6 % terhadap sumbu benda kerja. Roll
berputar searah, dan bentuk roll lebih kecil dibandingkan dengan diameter bahan.
Pada saat batang dimasukkan, batang akan terbawa oleh putaran dari roll
dan karena adanya sudut kemiringan batang seakan-akan ditarik oleh kedua roll.
5. Hot Drawing
Hot drawing adalah suatu proses pengerjaan panas dengan m,embentuklembaran
logam menjadi bentuk tiga dimensi yang mempunyai kedalaman beberapa kali
dari tebalnya dengan memberikan tekanan kepadanya melalui punch dan die
6. Ekstrusi
PRINSIP : Logam ditekan dan ditarik mengalir melalui lubang die untuk
membentuk benda kerja dengan luas penampang yang lebih kecil. Die yang
dipakai umumnya terbuka. Ekstrusi dapat dibagi 3 jenis, yakni ekstrusi langsung,
ekstrusi tidak langsung dan impact extrusion.
Proses ekstrusi bisa dikerjakan dalam pengerjaan dingin dan panas.
7. Hot Spinning
HOT SPINNING adalah proses pembentukan logam panas secara plastis dari
bentuk datar dengan ukuran tertentu menjadi bentuk yang sesuai dengan die
dengan cara memutar benda kerja dan memberikan tekanan secara lokal pada sisi
benda kerja.
Proses spinning dapat juga dikerjakan dengan proses pengerjaan dingin bahan
benda kerjanya merupakan lembaran logam yang tipis dengan ketebalan sampai
6 untuk pengerjaan panas.
3.5 Jenis-jenis cold working process

TEKNIK METALURGI
16
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

1. SQUEEZING
Sebagian besar dari proses ini identik dengan pengerjaan panas. Alasan
utama dalam pembentukan dingin dingin adalah keakuratan dimensi dan
peningkatan permukaan akhir.
2. SWAGING
Cold swaging selalu dilakukan dengan menggunakan mesin putar yang
mempunyai sederetan rol-rol yang berfungsi sebagai hammer yang
menggerakkan anvil berikut die ke pusat perputaran. Proses ini untuk
mengurangi diameter, membentuk taper,tube.
3. RIVETING
RIVETING

adalah

proses

pengelingan.

beberapa

macam proses

pengelingan tergantung dari mekanisme pembentuknya.


Bila menggunakan mesin press, prosesnya hanya sekali tekan sedangkan
bila menggunakan hammer, bisa beberapa kali pemukulan.

4. STAKING
Fungsinya hampir sama dengan riveting, yaitu menyambung dua buah
komponen yang satu lebih menonjol melalui sebuah lubang.
Karena adanya tekanan dari punch maka timbul deformasi ke arah radial
dan ini akan mengunci/mengikat dua komponen tadi.
5. COINING
Proses ini digunakan untuk membuat medali dan mata uang yang
memerlukan ketelitian yang tinggi dna ukuran yang tepat.
Tekanan yang dibutuhkan dalam proses ini tinggi sekali dan tidak ada
kelebihan logam yang mengalir dari die.
Pengukuran yang teliti dari volume logam sangat diperlukan untuk
menghindari kerusakan dari die.
6. COLD EXTRUSION (IMPACT EXTRUSION)
Dalam proses ini dapat dibagi 2 jenis tipe, yaitu : tipe forward dan tipe
backward. Dimana pada masing-masing tipe ini menggunakan open die
maupun closed die.
Pada mulanya cold extrusion digunakan untuk logam-logam yang
kekuatannya rendah, seperti timah putih, timah hitam, seng dan aluminium
TEKNIK METALURGI
17
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

sehingga menghasilkan produk, misalnya tube yang bisa dilipat : pasta gigi,
obat maupun cream.
Cold extrusion memungkinkan untuk mengekstruksi logam yang bersifat
brittle, seperti halnya molybdenum

7. ROLL EXTRUSION
Digunakan untuk membentuk dinding silinder yang tipis dari dinding
silinder tebal dengan menggunakan rol.
Prinsip : memaksakan logam mengalir keluar dari daerah antara rol dan
die akibat penekanan dari rol yang berputar.
8. SHEARING
SHEARINGadalah proses pemotongan bahan tanpa pembentukan chip
atau tanpa menggunakan burning atau melting.
Jika cutting blade lurus dinamakan shearing sedangkan jika cutting blade
berbentuk lengkungan, bisa dinamakan blanding, piercing, notching dan
trimming
Proses shearing dapat dibagi 2 kelompok besar, yaitu shear forming dan
shearing
9. SHEAR FORMING
Bentuk-bentuk seperti kerucut, setengah bola sering kali dibentuk dengan
shear forming atau flow turning, yaitu merupakan modifikasi dari proses
spinning dimana tool formernya berputar dan bergerak maju.

TEKNIK METALURGI
18
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

10. SHEARING
Sewaktu punch turun mengenai benda kerja, logam terdeformasi plastis
didalam die. Karena kelonggaran diantara punch dan die hanya 5-10% dari
tebal benda kerja maka deformasi terlokalisir di daerah itu saja
11. SLITTING
Proses shearing yang menggunakan rol pemotong asepanjang benda kerja
dengan lebar pemotongan sama dengan jarak antar rol.
Proses slitting ini merupakan proses kontinu dan dapat melakukan operasi
secara cepat dan ekonomis

12. PIERCING AND BLANKING


Piercing dan blanking adalah operasi shearing dimana benatuk pisau
merupakan lengkungan yang tertutup.
Perbedaan blanking dan piercing dapat ditinjau dari benda kerja dan skrapnya.
Bila hasil yang dipunch adalah benda kerja sedangkan bentuk yang tidak
diinginkan tertinggal pada plat sisa adalah skrapny, ini dinamakan proses
blanking.
Bila hasil yang dipunch adalah skrapnya sedangkan bentuk yang tertinggal
pada plat sisa adalah benda kerja, ini dinamakan proses piercing.
SKEMATIK PERBEDAAN BLANKING & PIERCING
Piercing dan blanking biasanya dikerjakan dengan menggunakan mesin
press mekanis.
Secara teoritis, punch seharusnya dapat masuk dengan tepat ke dalam die
dengan kelonggaran merata hampir mendekati nol dan punch tidak perlu
masuk ke dalam die.
Pada prakteknya kelonggaran ini diperlukan berkisar antara 5-12% dari
ketebalan bahan, sedang yang umum dipakai sekitar 5-7% dan punch masuk
sedikit ke dalam die.
Syarat-syarat piercing dan blanking :
1. Sudut benda kerja pada blanking harus merupakan radius yang tepat
2. Lebar dari slot yang dibentuk >= 1.5 tebal
3. Diameter piercing >= tebal sheet dan minimum 0.025 inch.
4. Jarak kedua lubang atau lubang dengan tepi >= tebal logam

TEKNIK METALURGI
19
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Dalam pengertian piercing dapat dijumpai istilah seperti lancing,


perforating, nibbling, dinking, dan notching.
13. DRAWING
Cold drawing merupakan proses pembentukan dingin secara plastis dari
metal sepanjang sumbunya.
Proses ini dapat dibagi 5 kelompok besar
1. BAR AND TUBE DRAWING
2. WIRE DRAWING
3. STRETCH FORMING
4. DEEP DRAWING
5. FORMING WITH RUBBE
BAR AND TUBE DRAWING
Hasil dari bar drawing adalah pengecilan penampang melintang dan
pemanjangan batang dengan konsekuensinya timbul strain.
Hardening pada umumnya proses ini dilakukan secara bertahap
Proses bar drawing ini biasanya diikuti dengan proses annealing jika
reduksi penampangnya melebihi 30-50 %
Proses tube drawing digunakan untuk membuat pipa tanpa sambungan.
Bahan dasar yang digunakan berbentuk pipa sehingga kualitas pipa yang
dihasilkan memiliki permukaan yang halus, berdinding tipis dan keakuratannya
tinggi serta kekuatannya naik.
Mandrel dipergunakan dalam proses ini untuk diameter tube 1/2-10

WIRE DRAWING
Prinsipnya sama dengan bar drawing. Hanya saja diameternya lebih kecil,
dan dikerjakan secara kontinu melalui beberapa die.
Jika diperlukan kawat yang lunak, annealing dilakukan didalam dapur
dengan mengontrol temperaturnya setelah proses drawing terakhir.
Pada proses penarikan kontinu, kawat ditarik melalui beberapa die dan rol
penarik yang disusun seri.
STRETCH FORMING

TEKNIK METALURGI
20
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pada proses ini, die (form block) hanya dikenai tegangan kompresi, benda
kerja yang diikat dengan grip dan ditarik ke arah horisontal. Die umumnya
terbuat/dapat dibuat dari kayu atay plastik.
Stretch forming merupakan proses yang dikembangkan dari aerospace
dalam pembuatan penampang yang lebar dari sheet dan ditarik untuk
membentuk lengkungan penampang.
DEEP DRAWING
Proses ini ditujukan untuk membuat tangki dengan berbagai bentuk
dimana kedalamannya lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter, dan
disamping itu dikenal juga istilah shallow drawing.
Pada dasarnya proses ini ada dua, yaitu:
1.SHRINK FORMING
Pada proses ini terjadi kompresi melingkar selama proses dengan
pengurangan diameter dan logam cenderung tipis. Karena material cukup tebal
maka pada dinding produk akan berakibat terjadi kerutan.

2.STRETCH FORMING
Pada proses ini terjadi pengecilan benda kerja sebagi akibat tarikan
melingkar yang digunakan untuk memperbesar diameter.
Guna mencegah kerutan dna ketebalan dinding yang tidak merata, aliran
logam harus dikontrol. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan ring penakan.
FORMING WITH RUBBER
Pada proses ini karet dipakai sebagai penekan, ditujukan untuk
mengeliminir salah satu die aas atau bawah.
Proses guerin forming didasarkan pada kenyataan bahwa sifat konsisten
dari karet dapat mentransfer seluruh tekanan yang diberikannya secara
uniform ke segala arah.
Proses bulging didasarkan bahwa fluida atau karet dimanfaatkan untuk
memindahkan tekanan yang dibutuhkan untuk mengembangkan bahan baku
ke arah luar sehingga menempel pada die.
13. BENDING
TEKNIK METALURGI
21
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Bending adalah proses deformasi secara plastik dari logam terhadap


sumbu linier dengan hanya sedikit atau hampir tidak mengalami perubahan
perubahan luas permukaan.
Bending menyebabkan logam pada sisi luar sumbu netral mengalami
tarikan, sedangkan pada sisi lainnya mengalami tekanan.
Proses bending dapat dibagi menjadi 6 bagian :
1. ANGLE BENDING
2. ROLL BENDING
3. ROLL FORMING
4. SEAMING
5. STRAIGHTENING
6. FLANGING
ANGLE BENDING
Angle bending untuk membuat lengkungan dengan sudut sampai +- 150o
pada lembaran logam.
ROLL BENDING
Biasanya digunakan untuk membentuk silinder. Bentuk-bentuk lengkung
atau lingkaran dari pelat logam.
ROLL FORMING
Proses ini digunakan untuk membuat bentuk-bentuk kompleks dengan
bahan dasar lembaran logam . tebal bahan sebelum maupun sesudah proses
pembenatukan tidak mengalami perubahan posisi roll dipasang sejajar dan
prosesnya berjalan continu.
SEAMING
Seaming adalah operasi bending yang digunakan untuk menyambung
ujung lembaran logam sehingga membentuk benda kerja seperti kaleng, drum,
ember, dsb. Sambungan dibentuk dengan rol-rol kecil yang disusun secara
berurutan.

14. STRAIGHTENING
STRAIGHTENING merupakan proses yang berlawanan dengan bending ,
digunakan untuk meluruskan lembaran logam .

TEKNIK METALURGI
22
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

Pada umumnya straightening dilaksanakan sebelum benda kerja


dibending.
Proses ini menggunakan rol-rol yang dipasang sejajar dengan ketinggian
sumbu rol yang berbeda.
15. FLANGING
Proses Flanging sama dengan seaming hanya saja ditunjukkan untuk
melipat dan membentuk suatu permukaan yang lebih besar.
16. HIGH ENERGY RATE FORMING
PRINSIP: Proses pembentukan logam secara plastis dengan menggunakan
energy yang tinggi dalam interval yang singkat . Seringkali High Energy Rate
Forming disingkat dengan Herf.
Keuntungan dari HERF:
1. Memungkinkan membuat benda kerja besar dan sulit untuk dibentuk
dengan peralatan yang lebih murah daripada yang lain
2. Hampir tidak ada Spring Back.
HERF dapat dilaksanakan dengan 5 metoda:
1. Underwater Explosions
2. Teknik Electrohydraulic
3. Pneumatic Mechanical Mean
4. Internal Combustion of Gaseous Mixtures
5. Teknik Electromagnetik

TEKNIK METALURGI
23
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

Anda mungkin juga menyukai