BAB I
PENDAHULUAN
TEKNIK METALURGI
1
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
pegawai, alat- alat yang digunakan, serta proses kerja yang dilakukan
Mendapatkan pengalaman baru yang belum pernah
dipelajari sebelumnya dalam akademis atau perkuliahan yang dapat
menambah wawasan
TEKNIK METALURGI
2
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
c.
d.
Mengetahui
perkembangan
ilmu
pengetahuan
dan
Jenderal
Yani
dan
PT
Kayo,
sehingga
TEKNIK METALURGI
3
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Bab I
Bab ini berisi latar belakang, tujuan dan manfaat, lokasi, waktu dan tempat
kerja, dan sistematika penulisan
Bab II
Bab ini berisi sejarah dan organisasi perusahaan, struktur organisasi,
produk dan jasa
Bab III
Bab ini berisi tinjauan pustaka
Bab IV
Bab ini berisi pendalaman proses
Bab V
Bab ini berisi kesimpulan dan saran
TEKNIK METALURGI
4
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Lampiran
Daftar Pustaka
TEKNIK METALURGI
5
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
BAB II
SEJARAH PERUSAHAAN
2.1. Latar belakang Perusahaan
PT. Kayo Surya Utama berdiri pada tanggal 27 Juli 1999 yang beralamat
di Jln. Mohammad Toha 35713 Bandung, Selanjutnya pada Juni 2007 PT. Kayo
Surya Utama pindah ke Jln. Gede Bage No.18 Bandung dengan menempati area
yang lebih luas dengan jumlah karyawannya saat ini sebanyak 165 orang.
PT. Kayo Surya Utama saat ini memproduksi komponen untuk lemari
pendingin dan AC antara lain; Pipa Suction Line, Connector, Pipa Cappilary, DP
Condensor, DP Cabinet dll. Bahan baku pembuatan produk-produk tersebut
adalah tembaga murni yang berbentuk gulungan pipa.
PT. Kayo Surya Utama memenuhi order untuk perusahaan-perusahaan
elektronik lokal antara lain;
TEKNIK METALURGI
6
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
I WAYAN SOKI
PRECIDENT DIRECTOR
NI KETUT ARNA SURYADI
AUDITOR
HUDINI INDRA H
MANAGING DIRECTOR
I GEDE RAWI S
CHIEF PRODUCTION
SOPIAH
CHIEF ADMINISTRATION/HRD
I KADEK ERY
QUALITY ASSURANCE
R.THOMAS
XPORT-IMPORT
EKO
SECURITY
MINGGASANTIE
ACCOUNTING/
PURCHASING
DIAN
EKSPEDISI
WAWAN
SUPERVISOR
DEDE
SUPERVISOR
ANWAR
SUPERVISOR
KURNIA
OFFICE BOY
EROS
QC
SUPRIADI
QC
OPERATOR
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
TEKNIK METALURGI
8
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
reduksi yang alami, temperatur deformasi yang terakhir, setelah doformasi dan
faktor-faktor lainnya.
Keberhasilan dan kegagalan proses pengerjaan panas sering sangat
tergantung pada keberhasilan mengatur kondisi termal, karena hampir 90% energi
yang diberikan kepada benda kerja akan diubah menjadi panas maka temperatur
benda kerja akan naik jika deformasi berlangsung sangat cepat. Meskipun
demikian, pada umumnya pemanasan benda kerja dipanaskan pada temperature
yang lebih rendah.
Panas banda kerja hilang melalui permukaan-permukaannya dan panas
paling
besar
melalui
permukaan
yang
bersentuhan
bertemperatur lebih rendah begitu permukaan benda kerja menjadi dingin ketidak
seragaman temperatur akan terjadi. Adanya aliran benda kerja yang panas dan
lunak pada bagian dalam akan mengakibatkan retakan pada permukaan benda
kerja yang dinging dan getas. Oleh kerena itu temperatur benda kerja perlu dijaga
agar kesseragam mungkin.
Guna mendapatkan toleransi produk yang lebih baik maka temperatur dies
dinaikan dan waktu kontak yang lebih lama (kecepatan deformasi yang lebih
rendah). Namun dengan cara seperti ini juga akan semakin memperpendek
umur dies. Pada saat memproses forming produk yamg bentuknya rumit, seperti
pada hot forging, bagian tipis akan mendingin lebih cepat dari pada bagian yang
tebal sehingga hal ini akan semakin memperumit perilaku aliran benda kerja.
Lebih jauh lagi ketidak seragaman pendinginan benda karja akan menimbulkan
tegangan sisa pada produk akhir hasil proses hot working.
Keuntungan hot working process :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
TEKNIK METALURGI
10
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
dengan
pengerolan
dingin,
proses
pembuatan
kawat
dengan
proses
panarikan (wire drawing), serta seluruh proses pembentukan terhadap pelat (sheet
metal forming).
Keunggulan proses pengerjaan dingin adalah kondisi permukaan benda kerja
yang lebih baik dari pada yang diproses dengan pengerjaan panas. Hal ini
disebabkan oleh tidak adanya proses pemanasan yang dapat menimbulkan kerak
pada permukaan.
Keunggulan lainya ialah kekerasa dan kekuatan logam sebagai akibat
pengerjaan dingin. Namun hal ini diikuti pula oleh suatu kerugian, yaitu makin
getasnya logam yang dideformasi dingin.
Sifat-sifat logam dapat diubah dengan proses perlakuan panas (heat
treatment). Perubahan sifat menjadi keras dan getas akibat deformasi dapat
dilunakan dan diuletkan kembali dengan proses anil (annealing).
Ditinjau dari segi proses pembuatan (manufacturing), proses pengerjaan dingin
mempunyai sejumlah kelebihan yang jelas sehingga bebagai Jenis proses
pengerjaan dingin menjadi sangat penting dalam kehidupan sehari-hari. Apabila
dibandingkan dengan proses pengerjaan panas maka proses pengerjaan dingin
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
1. Tidak perlu pemanasan
2. Permukaan akhir lebih baik
3. Pengaturan dimensi lebih bisa terkendali, sehingga walaupun ada
sangat sedikit sekali proses pemesinan lanjut
4. Produk yang dihasilkan mempunyai reproducibility (mammpu
diproduksi
kembali
dengan
kualitas
yang
TEKNIK METALURGI
12
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TEKNIK METALURGI
13
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
umumnya dibagi dua bagian dimana satu bagian diletakkan pada hammer, yang
lainnya pada anvil.
Syarat die yang digunakan harus kuat dan tangguh terhadap beban
impact,keausan, dan temperatur umumnya terbuat dari campuran baja denga
nkrom, molibdenum dan nickel.
Faktor yang penting dan harus diperhatikan adalah tenaga pneumatis dan
tenaga hidrolis sehingga mesin-mesin tipe steam hammer maupun air hammer
mampu bekerja sangat cepat, mudah dikontrol dan otomatis.
Impact forging juga merupakan bagian dari closed die forging hanya saja
gerakan hammernya horisontal dan bisa dikerjakan dalam pengerjaan panas
maupun dingin.
PRESS FORGING
Pada hammer forging maupun drop forging energi yang diberikan pada
saat penempaan sebagian besar terserap oleh anvil, pondasi mesin dan permukaan
luar benda kerja sedangkan bagian dalam benda kerja belum terdeformasi. karena
itu untuk benda kerja dengan penampang tebal dan besar digunakan press forging.
Prinsip press forging : dilakukan penekanan secara perlahan-lahan pada
benda kerja sampai menghasilkan aliran logam yang uniform.
Press forging biasanya dikerjakan tanpa die dan hammer maupun anvilnya
berbentuk datar.
UPSET FORGING
Proses forging yang dikhususkan untuk pembesaran diameter pada ujung
batang logam ditekan dalam arah memanjang.
Pada dasarnya benda kerja yang diupset berupa bar bulat, wire ataupun
benda kerja berbentuk silindris.
Ada 3 hal yang diperhatikan pada saat melakukan upset forging :
1.Panjang benda yang diupset tidak lebih dari 3 kali diameter batang
2.Diameter upset tidak lebih dari 1,5 kali diameter batang
3.Panjang benda kerja yang tidak ditumpu oleh die tidak lebih dari diameter
batang
SWAGING
SWAGING adalah proses pengurangan diameter benda kerja yang
berbentuk bulat baik solid meupun berongga dengan cara penempaan berulang
kali.Disini die berfungsi sebagai hammer.
TEKNIK METALURGI
14
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TEKNIK METALURGI
15
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TEKNIK METALURGI
16
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
1. SQUEEZING
Sebagian besar dari proses ini identik dengan pengerjaan panas. Alasan
utama dalam pembentukan dingin dingin adalah keakuratan dimensi dan
peningkatan permukaan akhir.
2. SWAGING
Cold swaging selalu dilakukan dengan menggunakan mesin putar yang
mempunyai sederetan rol-rol yang berfungsi sebagai hammer yang
menggerakkan anvil berikut die ke pusat perputaran. Proses ini untuk
mengurangi diameter, membentuk taper,tube.
3. RIVETING
RIVETING
adalah
proses
pengelingan.
beberapa
macam proses
4. STAKING
Fungsinya hampir sama dengan riveting, yaitu menyambung dua buah
komponen yang satu lebih menonjol melalui sebuah lubang.
Karena adanya tekanan dari punch maka timbul deformasi ke arah radial
dan ini akan mengunci/mengikat dua komponen tadi.
5. COINING
Proses ini digunakan untuk membuat medali dan mata uang yang
memerlukan ketelitian yang tinggi dna ukuran yang tepat.
Tekanan yang dibutuhkan dalam proses ini tinggi sekali dan tidak ada
kelebihan logam yang mengalir dari die.
Pengukuran yang teliti dari volume logam sangat diperlukan untuk
menghindari kerusakan dari die.
6. COLD EXTRUSION (IMPACT EXTRUSION)
Dalam proses ini dapat dibagi 2 jenis tipe, yaitu : tipe forward dan tipe
backward. Dimana pada masing-masing tipe ini menggunakan open die
maupun closed die.
Pada mulanya cold extrusion digunakan untuk logam-logam yang
kekuatannya rendah, seperti timah putih, timah hitam, seng dan aluminium
TEKNIK METALURGI
17
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
sehingga menghasilkan produk, misalnya tube yang bisa dilipat : pasta gigi,
obat maupun cream.
Cold extrusion memungkinkan untuk mengekstruksi logam yang bersifat
brittle, seperti halnya molybdenum
7. ROLL EXTRUSION
Digunakan untuk membentuk dinding silinder yang tipis dari dinding
silinder tebal dengan menggunakan rol.
Prinsip : memaksakan logam mengalir keluar dari daerah antara rol dan
die akibat penekanan dari rol yang berputar.
8. SHEARING
SHEARINGadalah proses pemotongan bahan tanpa pembentukan chip
atau tanpa menggunakan burning atau melting.
Jika cutting blade lurus dinamakan shearing sedangkan jika cutting blade
berbentuk lengkungan, bisa dinamakan blanding, piercing, notching dan
trimming
Proses shearing dapat dibagi 2 kelompok besar, yaitu shear forming dan
shearing
9. SHEAR FORMING
Bentuk-bentuk seperti kerucut, setengah bola sering kali dibentuk dengan
shear forming atau flow turning, yaitu merupakan modifikasi dari proses
spinning dimana tool formernya berputar dan bergerak maju.
TEKNIK METALURGI
18
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
10. SHEARING
Sewaktu punch turun mengenai benda kerja, logam terdeformasi plastis
didalam die. Karena kelonggaran diantara punch dan die hanya 5-10% dari
tebal benda kerja maka deformasi terlokalisir di daerah itu saja
11. SLITTING
Proses shearing yang menggunakan rol pemotong asepanjang benda kerja
dengan lebar pemotongan sama dengan jarak antar rol.
Proses slitting ini merupakan proses kontinu dan dapat melakukan operasi
secara cepat dan ekonomis
TEKNIK METALURGI
19
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
WIRE DRAWING
Prinsipnya sama dengan bar drawing. Hanya saja diameternya lebih kecil,
dan dikerjakan secara kontinu melalui beberapa die.
Jika diperlukan kawat yang lunak, annealing dilakukan didalam dapur
dengan mengontrol temperaturnya setelah proses drawing terakhir.
Pada proses penarikan kontinu, kawat ditarik melalui beberapa die dan rol
penarik yang disusun seri.
STRETCH FORMING
TEKNIK METALURGI
20
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
Pada proses ini, die (form block) hanya dikenai tegangan kompresi, benda
kerja yang diikat dengan grip dan ditarik ke arah horisontal. Die umumnya
terbuat/dapat dibuat dari kayu atay plastik.
Stretch forming merupakan proses yang dikembangkan dari aerospace
dalam pembuatan penampang yang lebar dari sheet dan ditarik untuk
membentuk lengkungan penampang.
DEEP DRAWING
Proses ini ditujukan untuk membuat tangki dengan berbagai bentuk
dimana kedalamannya lebih besar dibandingkan dengan ukuran diameter, dan
disamping itu dikenal juga istilah shallow drawing.
Pada dasarnya proses ini ada dua, yaitu:
1.SHRINK FORMING
Pada proses ini terjadi kompresi melingkar selama proses dengan
pengurangan diameter dan logam cenderung tipis. Karena material cukup tebal
maka pada dinding produk akan berakibat terjadi kerutan.
2.STRETCH FORMING
Pada proses ini terjadi pengecilan benda kerja sebagi akibat tarikan
melingkar yang digunakan untuk memperbesar diameter.
Guna mencegah kerutan dna ketebalan dinding yang tidak merata, aliran
logam harus dikontrol. Hal ini dapat diatasi dengan memberikan ring penakan.
FORMING WITH RUBBER
Pada proses ini karet dipakai sebagai penekan, ditujukan untuk
mengeliminir salah satu die aas atau bawah.
Proses guerin forming didasarkan pada kenyataan bahwa sifat konsisten
dari karet dapat mentransfer seluruh tekanan yang diberikannya secara
uniform ke segala arah.
Proses bulging didasarkan bahwa fluida atau karet dimanfaatkan untuk
memindahkan tekanan yang dibutuhkan untuk mengembangkan bahan baku
ke arah luar sehingga menempel pada die.
13. BENDING
TEKNIK METALURGI
21
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
14. STRAIGHTENING
STRAIGHTENING merupakan proses yang berlawanan dengan bending ,
digunakan untuk meluruskan lembaran logam .
TEKNIK METALURGI
22
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
TEKNIK METALURGI
23
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI