PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Sejalan dengan kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang semakin pesat pada saat ini, manusia selalu berusaha untuk menemukan atau
menciptakan suatu peralatan yang
mendapatkan hasil yang baik, namun semakin tinggi teknologi yang berhasil
diciptakan akan semakin tinggi pula konsekwensi keselamatan dan potensi bahaya
yang harus ditanggung,maka dari itu diperlukan keahlian dalam pengoperasiannya
agar prosesnya dan hasilnya sesuai dengan yang diharapkan yang tentunya dalam
penggunaannya tidak melupakan prosedur Keselamatan dan Kesehatan kerja (K3).
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan, masalah keselamatan dan kesehatan
kerja(K3) merupakan faktor penting yang harus menjadi perhatian utama semua
pihak. Kerberhasilan kita dalam melaksanakan pekerjaan tidak hanya diukur dari
selesainya pekerjaan tersebut. Banyak hal yang dijadikan sebagai parameter
penilaian terhadap keberhasilan suatu pekerjaan. Pekerjaan dinilai berhasil apabila
keamanan dan keselamatan semua sumber daya yang ada terjamin, dapat
diselesaikan tepat waktu atau bahkan bisa lebih cepat dari waktu yang ditentukan,
memberikan keuntungan bagi perusahaan, memberikan kepuasan kepada semua
pihak .
Masalah keselamatan dan kesehatan kerja menjadi sangat penting, karena
dengan terwujudnya keselamatan dan kesehatan kerja berarti dapat melakukan
pencegahan terhadap terjadinya suatu kecelakaan. Pengalaman telah membuktikan
bahwa akibat tidak di patuhinya K3 banyak terjadi peristiwa-peristiwa seperti
terbakarnya suatu industri, meledaknya tangki-tangki bahan bakar atau kecelakaan
lain yang banyak memakan korban jiwa dan mengakibatkan banyak kerugian dan
pengaruhnya (Korban, Keluarag,kerugian perusahaaan,kerugian negara).
Permesinan merupakan sumber bahaya paling banyak terjadinya kecelakaan
industri. Beberapa studi di Amerika Serikat menyatakan bahwa kecelakaan yang
disebabkan oleh mesin menduduki rangking 3 dan menduduki rangking pertama
penyebab cacat permanen yang dialami oleh pekerja,yaitu 32% dari kecelakaan
yang disebabkan oleh permesinan ini,20% diantaranya adalah akibat dari lemahnya
pelindung/pengaman mesin, selain itu juga tentunya ada disebabkan oleh kelalaian
manusia yang mengoperasikan mesinnya akibat dari kurangnya pengetahuan
tentang penggunaan mesinnya dan potensi bahaya yang dapat terjadi.
Dikarenakan oleh hal itu maka diperlukan mengidentifikasi potensi bahaya dan
pelindungannya pada mesin agar supaya dapat menambah pengetahuan dan
menyadarkan pentingnya K3 sehingga manusia yang akan mengoperasikan mesin
pun dapat berhati-hati karena mengetahui potensi bahaya yang dapat terjadi dan
meminimalisir kemungkinan terjadinya kecelakaan dengan pencegahan serta dapat
memperbaiki peralatan kerja dan cara (sistem) kerjanya.
Potensi bahaya adalah segala sesuatu yang berpotensi menyebabkan
terjadinya kerugian, kerusakan, cidera, sakit, kecelakaan atau bahkan dapat
mengakibatkan kematian yang berhubungan dengan proses dan sistem kerja.
Pada makalah ini khususnya akan mengidentifikasi potensi bahaya pada mesin
las di Lab Bawah Teknik Energi Politeknik Negeri Bandung.
1.2 Tujuan
a) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keselamatan dan Kesehatan Keja
(K3);.
b) Mengidentifikasi potensi bahaya dari mesin las;
c) Mengidentifikasi pengelolaan bahaya yang telah dilakukan di mesin las;
d) Mengidentifikasi kekurangan dalam pengelolaan bahaya yang terdapat
di mesin las;
e) Memberikan saran perbaikannya untuk mesin las.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Mesin Las
Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa
tekanan dan dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan
yang kontinyu.
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi
perkapalan, jembatan, rangka baja, bejana tekan, pipa pesat, pipa saluran dan
sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi
misalnya untuk mengisi nlubang-lubang pada coran. Membuat lapisan las pada
perkakas mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam macam
reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan sarana
untuk mencapai ekonomi pembuatan yang lebih baik. Karena itu rancangan las dan
cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan memperlihatkan kesesuaian
antara sifat-sifat las dengan kegunaan kontruksi serta kegunaan disekitarnya.
Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya didalamnya
banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana pemecahannya memerlukan
bermacam-macam penngetahuan.
Karena itu didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi
praktek, secara lebih bterperinci dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi
bangunan dan mesin dengan sambungan las, harus direncanakan pula tentang
cara-cara pengelasan. Cara ini pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang akan
digunakan, berdasarkan fungsi dari bagian-bagian bangunan atau mesin yang
dirancang.
Berdasarkan definisi dari DIN (Deutch Industrie Normen) las adalah ikatan metalurgi
pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Dari definisi tersebut dapat dijabarkan lebih lanjut bahwa las adalah sambungan
setempat dari beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas. Pada
waktu ini telah dipergunakan lebih dari 40 jenis pengelasan termasuk pengelasan
yang dilaksanakan dengan cara menekan dua logam yang disambung sehingga
lapisan tipis fluks, dimana fluks ini berguna melarutkan dan mencegah terbentuknya
oksida-oksida pada saat pengelasan. Kawat las berlapis tebal paling banyak
digunakan terutama pada proses pengelasan komersil.
maka tangan kita dapat melepuh. Untuk mencegah hal tersebut, dapat
digunakan sarung tangan kulit. Dan untuk menyentuh benda kerja
dapat digunakan tang penjepit yang terdapat isolasinya.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan dan Saran
Pada dasarnya sistem pengamanan dan proteksi pada mesin las di lab
bawah Teknik Energi ini sudah cukup baik namun tentunya meskipun sistem
pengamannya sudah baik tetapi mengingat Keselamatan di tempat kerja khususnya
di bagian mesin dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berhubungan,
diantaranya yaitu: factor manusia, factor lingkungan kerja, dan factor mesin itu
sendiri. Maka untuk menghindari terjadinya kecelakaan perlu ketiga faktor tersebut
untuk diketahui kondisi-kondisi dan potensi-potensi yang dapat menimbulkan bahaya
serta pengetahuan tentang faktor-faktor tersebut dapat diaplikasikan dalam
pekerjaan, dan dengan identifikasi potensi bahaya ini kita dapat mengetahui potensi
bahaya apa saja yang mungkin dapat terjadi sehinnga kita dapat melakukan
pencegahan terjadinya kecelakaan pada pengoperasian dan penggunaan mesin
bubut.