Anda di halaman 1dari 40

Hal: 1

BENGKEL TEKNIK MESIN


POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 1
1. MESIN PEMBAKARAN DALAM

a. Pendahuluan
Mesin Pembakaran Dalam (Internal Combustion Engine) adalah dasar
dari Motor Bakar Torak yang harus dipahami Praktikan. Kendaraan bergerak
umumnya menggunakan mesin pembakaran dalam, walaupun ada pula yang
menggunakan mesin pembakaran luar.
Kelebihan Mesin Pembakaran Dalam ini adalah lebih efisien dan lebih
bersih dibandingkan pembakaran luar. Saat ini mesin pembakaran dalam
mengalami kelangkaan bahan bakarnya, karena cadangan minyak bumi yang
semakin menipis. Sehingga sumber-sumber energi terbarukan terus diteliti dan
diujicoba seperti halnya etanol, biodiesel, dsb.

b. Tujuan
Tujuan Praktek ini adalah:
 Agar Praktikan dapat memahami teori Mesin Pembakaran Dalam pada motor
bakar torak
 Agar Praktikan memahami cara kerja mesin kendaraan.

c. Isian Praktek
 Definisi motor bakar :
Suatu mekanisme / konstruksi mesin yang merubah energy panas menjadi energy
mekanik

 Bagaimana dapat terjadinya energi panas :


Terjadinya energi panas karena adanya proses pembakaran, adanya bahan
bakar, udara dan adanya suatu system pengapian

 Bagaimana dapat terjadinya perubahan energi panas menjadi energi mekanik :


Dengan adanya suatu konstruksi mesin sehingga memungkinkan terjadinya
siklus kerja mesin untuk usaha dan tenaga dorong dari hasil ledakan
pembakaran diubah oleh konstruksi mesin menjadi energi mekanik atau tenaga
penggerak.
Hal: 2
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Jenis Motor Bakar
1. Motor pembakaran luar (external combustion chamber)
Motor pembakaran luar adalah suatu motor bakar dimana proses pembakaran
atau perubahan energy panas dilakukan diluar dari kons.mesin / mekanisme.
Dari ruang pembakaran energi panas tersebut dialirkan ke kontruksi mesin melalui
media penghubung lagi .

Contohnya :
- mesin uap/ turbin uap
- mesin nuklir/ turbin nuklir

2. Motor pembakaran dalam (internal combustion chamber)


Motor pembakaran dalam suatu motor bakar dimana proses pembakaran atau
perubahan energy panas di mana dilakukan didalam kontruksi mesin itu sendiri
dan tempat terjadinya proses pembakaran itu disebut ruang bakar atau
combustion chamber

Contohnya :

- motor bensin
- motor diesel
- mesin jet

Prinsip kerja, motor bakar dalam melakukan siklus kerjanya dibagi menjadi :

A. siklus 4 tak.
B. siklus 2 tak

(https://ftkceria.wordpress.com/2013/11/21/motor-bakar-pengertian-dasar/)
Hal: 3
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Langkah kerja motor bakar bensin 4 tak

1. Langkah Hisap

- Piston bergerak dari tma. ke tmb

- Katup hisap terbuka

- Karena piston bergerak kebawah maka di


dalam ruang silinder timbul penghisapan
udara dengan bahan bakar, sehingga
campuran antara udara dan bensin masuk
ke ruang bakar

2. Langkah Kompresi

- Akhir dari langkah hisap

- Piston bergerak dari tmb ke tma

- Kedua katup tertutup

- Karena piston bergerak ke tma maka


campuran udara dan bahan ba-kar yang
berada di dalam silinder dikompresi ke
atas dan kepadatan campuran bahan
bakar meningkat di dalam ruang bakar
Hal: 4
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
3. Langkah Usaha

- Akhir dari langkah langkah kompresi

- Sesaat piston belum mencapai TMA, busi


memantikkan api atau bunga listrik ke
dalam ruang bakar, sehingga campuran
bahan bakar dengan gas yang sudah
dipampatkan akan terbakar dan akan
menimbulkan tenaga pada piston
sehingga piston bergerak dan
menggerakkan crankshaft atau mekanik.

4. Langkah buang

- Akhir dari langkah usaha

- Piston bergerak dari tmb ke tma

- Karena piston bergerak ke tma maka gas


hasil pembakaran di dalam silinder akan
terdorong ke luar melalui katup buang

(Wikipedia dan buku tek.mesin industry [sunyoto])


Hal: 5
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 2
2. SISTEM BAHAN BAKAR
a. Tujuan
Tujuan Praktek ini adalah:
 Agar Praktikan dapat memahami teori Sistem Bahan Bakar pada Mesin
Bensin/Mesin Otto
 Agar Praktikan memahami cara kerja sistem bahan bakar.

b. Isian Praktek
Fungsi sistem bahan bakar adalah menyimpan bahan bakar secara aman,
menyalurkan bahan bakar ke mesin sehingga mengkabutkan bahan bakar agar
bercampur dengan udara
Motor Bensin/Motor Otto

2 3

Komponen-komponen sistem bahan bakar Mesin bensin :


1. karburator
1. pompa bensin (fuelpump)
2. saringan bensin (fuel filter)
Hal: 6
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
3. tangki bensin (fuel tank)

Karburator
Fungsi : mencapur udara dengan bensin dengan komposisi yang sesuai agar gas
mudah terbakar

3 2

8
4

5
7

Keterangan :
1. Choke valve 5. Throttle valve
1. Saluran masuk bensin 6. Idle mixture adjusting screw
2. Venturi 7. Intake manifold
3. main nozzle 8. Needle valve
Hal: 7
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 3
3. SISTEM PELUMASAN
a. Tujuan
Tujuan Praktek ini adalah:
 Agar Praktikan dapat memahami teori Sistem Pelumasan
 Agar Praktikan memahami cara kerja system pelumasan

b. Isian Praktek

Fungsi : melindungi bagian yang bergerak dengan mencegah kontak langsung


dua logam yang bergesekan

1
2
3
Hal: 8
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

Komponen-komponen sistem pelumasan

1. Oil pump
1. Oil filter
2. Oil strainer
3. Crank shaft
4. Rocker shaft
Hal: 9
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 4
4. SISTEM PENDINGINAN

Fungsi : menjaga temp.kerja mesin dan mencegah mesin over heating

6 7

5 4

Komponen-komponen sistem pendinginan


1. radiator
2. waterpump
3. reservoir
4. hose radiator inlet
5. hose by pass
6. hose radiator out let
7. fan blade
Hal: 10
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 5
5. SISTIM PENGAPIAN
a. Tujuan
Tujuan Praktek ini adalah:
 Agar Praktikan dapat memahami teori system pengapian
 Agar Praktikan memahami cara kerja system pengapian

b. Isian Praktek
Fungsi : memberikan percikan bunga api untuk memulai pembakaran campuran
udara dan bahan bakar didalam silinder

5
4

3
2
1

Komponen-Komponen sistem pengapian


1. aki
1. external resistant
2. distributor
3. busi
4. ignition switch
5. kabel busi
6. ignition coil
Hal: 11
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

MODUL 6
5. SISTEM STARTER

Fungsi : sebagai penggerak awal pada mesin, untuk menghidupkan mesin

5 4

1
2

Komponen-komponen sistem stater


1. aki
1. motor starter
2. solenoid starter
3. ignition switch
4. mesin
Hal: 12
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

MODUL 7
7. SISTEM PENGISIAN

Fungsi : - mengisi arus listrik ke battery (aki)


-memberikan suplai arus listrik ke sistim kelistrikan setelah mesin
hidup

3
2

Komponen-komponen sistem pengisian


1. aki
1. alternator
2. votage regulator
3. ignition switch
(purnama-bgp.blogspot.com/2013/11/system-pendukung-mesin.html)
Hal: 13
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 8
7. KARBURATOR

1. Uap Campuran

Bensin Cair Uap Bensin


(Sukar Meledak) (Mudah Meledak)

Maka dari itu,


Bensin harus diubah dari bentuk cair menjadi uap

Bagaimana caranya ?

1. ________________________ 2. ___________ melalui pemanasan


(memecahkan menjadi bagian-bagian
yang kecil)

Caranya adalah Caranya adalah

Mengatur datangnya arus udara memanaskan dasar carburator


tegak lurus atas saluran bensin (manifold)

Apakah Tujuannya

Agar terjadi pembakaran yang sempurna (terbakar semua)


Hal: 14
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
2. Bagaimanakah perbandingan bahan bakar dan udara tersebut ?
Perbandingan campuran udara & bensin yang ideal (seimbang) untuk pembakaran di dalam
mesin pada suhu & tekanan tertentu, andaikan pengisian silinder normal adalah :
1 bagian Bagian bahan bakar dan 15 bagian Bagian udara
Hal: 15
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Tidak terbakar Terbakar Tidak terbakar

1 11 11
18 15 8

KURUS IDEAL GEMUK

PEMBAKARAN PEMBAKARAN CEPAT PEMBAKARAN TIDAK


LAMBAT DAN SEMPURNA SEMPURNA

Akibatnya : Akibatnya :

Hasil tenaga kecil hasil tenaga kecil


Panas operasi mesin berlebihan boros bensin
Gas buang hitam gas buang hitam
Hal: 16
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
3. Apakah yang dimaksud campuran homogen ?

Pembagian yang merata dari bagian-bagian terkecil udara & bagian-bagian terkecil bensin.

1. Campuran heterogen 2. Campuran homogen

DIMANAKAH TERJADINYA CAMPURAN HOMOGEN ?

1. Sebagian kecil 2. Lebih banyak 3. Lebih banyak lagi


Di karburatot dimanifold diruang silinder

APAKAH TUJUANNYA ?

Mempercepat pembakaran

KENAPA ?

Karena campuran hanya mendapat kesempatan yang singkat sekali untuk terbakar di dalam
ruang bakar (lamanya pembakaran kira-kira 0,001- 0,002 detik)

(viarohidinthea.blogspot.com/2015/01/prinsip-kerja-karburator.html)
Hal: 17
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

Karburator dasar terdiri dari Fungsi

Pelampung mengatur bahan bakar agar tetap pada


mangkuk karburator

Throttle Butterfly pengatur debit udara yang masuk silinder

Venturi meningkatkan kevakuman udara yang


disebabkan perb.diameter lubang

Diffuser memperlambat kecepatan dan kenaikan


tekanan udara

Jet mengatur besarnya semprotan bensin dari


main noozle pada waktu pedal gas digunakan
Hal: 18
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
MODUL 9
8. SISTIM PENGAPIAN

Pada motor bensin, campuran bahan bakar dan udara yang dikompresikan di dalam
silin-der harus dibakar untuk menghasilkan tenaga.

Jadi sistim pengapian berfungsi untuk membakar campuran udara dan bensin di
dalam ruang bakar pada saat akhir langkah kompres

Sistim pengapian yang digunakan adalah sistim pengapian listrik, dimana untuk
mengha-silkan percikan api digunakan busi sebagai pemercik api.
Hal: 19
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
KOMPONEN-KOMPONEN SISTIM PENGAPIAN
2 3 8

6
7

1
4
5

1 Baterai
2 Sikring (fuse)
3 Kunci kontak (switch)
4 External resistor
5 Ignition coil
6 Distributor
7 Busi
8 Kabel tegangan tinggi

1 BATERAI

Fungsi :

Sebagai sumber tenaga arus listrik yang


mengalir pada lilitan primer coil pada waktu
mesin hidup atau pada mesin putaran idling
apabila kec.mesin sudah mulai tinggi dynamo
mengganti tugas dari aki
Hal: 20
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

2 FUSE / SIKRING

Fungsi :

Sebagai pencegah terjadinya hub.singkat


agar tidak langsung sampai kekomponen
kelistrikan khususnya sekring yang ada di
komponen system pengapian konvensional

3 KUNCI KONTAK / IGNITION SWITCH

Fungsi :

Untuk menghubungkan dan memutuskan


aliran listrik dari baterai ke coil.

4 EXTERNAL RESISTOR
Fungsi :
Mengurangi penurunan tegangan pada
kumparan sekunder saat mesin berputar pada
putaran tinggi
Hal: 21
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
5 IGNITION COIL / COIL PENGAPIAN

Fungsi :
3
Untuk merubah arus listrik, dari 12 Volt
2 menjadi tegangan tinggi(10kV atau lebih)
1
utk menghasilkan loncatan bunga api yang
kuat pada busi

Untuk dapat mempertinggi tegangan listrik


tersebut, pada ignition coil terdapat dua
kumparan.
5
4
1 Kumparan primer
7 - Menciptakan medan magnet
- Penampang kawat besar
6 - Jumlah gulungan sedikit ± 400

2 Kumparan sekunder
- Merubah induksi menjadi te-gangan
tinggi
- Penampang kawat kecil
- Jumlah gulungan banyak ±
30.000
1 (+) Primary terminal (input)
2 (-) Primary terminal (to switching device)
3 Secondary terminal (output)
4 Primary windings
5 Secondary windings
6 Laminated iron core
7 Case
Hal: 22
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Ignition coil dengan resistor

Pada ignition coil yang dilengkapi dengan resistor, mempunyai sebuah resistor
(tahanan luar) yang dihubungkan seri dengan kumparan primer pada coil.
Dibandingkan dengan ignition coil tanpa memakai resistor penurunan tegangan pada
kumparan primer saat mesin berputar tinggi akan dapat meningkat

Ada 2 type resistor :

1 external resistor type


2 intergrated resistor type

External resistor type

Integrated resistor type

Ignition coil tanpa resistor


Hal: 23
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
- Putaran rendah.

- Waktu tertutup platina lebih lama


- Arus yang mengalir ke kumparan
primer, cukup meski ada self
induksi.
- Tegangan tinggi pada kumparan
sekunder tetap.

- Putaran tinggi.

- Waktu tertutup platina lebih cepat


- Arus yang mengalir kekumparan
primer berkurang
- Tegangan tinggi pada kumparan
sekunder menurun

Ignition coil dengan resistor

Putaran rendah

- Peristiwanya sama seperti pada coil


tanpa resistor

Putaran tinggi

- Waktu menutup platina lebih cepat


- Karena harga tahanan primer lebih
kecil arus yang meng-alir masih
cukup untuk membentuk
kemagnetan.
- Tegangan tinggi yang dihasilkan
kumparan sekunder tetap besar

Pada saat start mesin, arus dari baterai lebih banyak mengalir ke motor starter,
sehingga tegangan baterai akan drop dan mengurangi arus yang mengalir ke
kumparan primer.
Akibatnya tegangan tinggi pada kumparan sekunder berkurang dan bunga api pada
busi lemah, mesin sulit hidup.
Hal: 24
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Guna mencegah kejadian seperti itu, saat posisi start arus yang mengalir ke kumparan
primer di by pass langsung tanpa melewati resistant, sehingga arus yang mengalir ke
kumparan primer mencukupi.
Catatan:

Pada rangkaian sistim pengapian kendaraan


yang dilengkapi dengan sebuah dioda, yang
dipa-sang antara terminal output dan massa
Hal: 25
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
6 DISTRIBUTOR
1

6 1 Distributor cap
2 Breaker points
3 Governor spring
7 4 Governor weight
2 5 Distributor shaft
8 6 Rotor
7 Damper spring
9 8 Breaker plate
9 Condenser
3
10 Vacuum advancer
10
11 Ball bearing
4
11

Bagian-bagian distributor.

I Bagian pemutus : 1 Cam lobe


2 Breaker point (platina)

II Bagian pembagi arus 1 Rotor


3 Tutup distributor

III Bagian pemaju pengapian 1 Vacuum advancer


2 Governor advancer

IV Condenser
Hal: 26
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
TERBENTUKNYA TEGANGAN TINGGI

Jika platina menutup, arus dari baterai dapat mengalir ke kumparan primer, sehingga
inti besi menjadi sebuah magnet

Ketika platina membuka, arus pada kumparan primer terputus, dan medan magnet
menghilang

Akibat menghilangnya medan magnet, akan dibangkitkan teg.induksi pada


kumparan sekunder yang diteruskan ke busi.

CARA KERJA SISTIM PENGAPIAN

1 Kontak point (platina) sedang menutup.

Arus mengalir dari baterai  pusc ,


slander koil , platina(ignition coil)
Ignition coil menjadi magnet
Hal: 27
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
2 Kontak point (platina) membuka.

Arus primer terputus dengan cepat,


maka :

- Medan magnit hilang


- Terjadi arus induksi tegangan
tinggi pada komponen
sekunder
- Terjadi lompatan api diantara
elektroda busi

Bagian kontak pemutus (platina)

Fungsi :
Untuk memutus dan menyambung arus yang mengalir ke kumparan primer agar
terjadi tegangan induksi pada kumparan sekunder.

1 Cam distributor
2 Kontak tetap
3 Kontak lepas
4 Pegas
5 Lengan kontak pemutus
6 Sekrup pengikat
7 Ebonit
8 Kabel
9 Alur penyetel

Sudut pengapian

Yaitu : Sudut putar cam distributor dan saat platina mulai membuka
sampai platina mulai membuka pada tonjolan cam berikutnya (2)
Hal: 28
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

Contoh sudut pengapian

Mesin 2 silinder

Sudut pengapian = 360/2=1800


1
Mesin 4 silinder
2 Sudut pengapian = 360/4=900

Sudut dwell

Sudut buka platina a dan b


Sudut tutup platina b dan c

B Kesimpulan :
A
Sudut dwell adalah sudut cam
distributor pada saat platina mulai
C menutup(b) sampai platina
mulai membuka kembali (c)

Sudut dwell = 60% x sudut pengapian


= 60% x 360/2
Toleransi = +- 2 derajat

Contoh : Mencari sudut dwell mesin 4 silinder dan 6 silinder

Mesin 4 silinder

Sudut pengapian = 360derajat/4=90


Sudut dwell =. 60%x90drajat
= 54 drajat
Toleransi = +- 2 drajat
Hal: 29
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Sudut dwell = 52-56 drajat

Mesin 6 silinder

Sudut pengapian = 360 drajat/6


= 60 drajat
Sudut dwell =. 60%x60 drajat
= 36 drajat
Toleransi = +-2 drajat
Sudut dwell = 34-38 drajat

Pengaruh sudut dwell

Sudut dwell besar

1 Celah platina kecil


2 Arus yang mengalir ke pri-mer
coil terlalu lama
3 Kemagnetan jenuh
4 Platina panas

Sudut dwell kecil

1 Celah platina lebar


2 Arus yang mengalir ke pri-mer
coil terlalu singkat
3 Kemagnetan tidak tercapai max
4 Tegangan induksi kumparan
sekunder kurang

CONDENSER

Fungsi :
Hal: 30
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Mencegah/ menghilangkan terjadinya loncatan bunga api listrik pada permukaan
platina.
Tegangan induksi yang di-hasilkan
kumparan sekunder akan semakin
besar, jika menghilangnya kemagnetan
(self induksi) kumparan primer berlang-
sung dengan singkat.
Condensor akan mempercepat
menghilangnya tegangan induksi
kumparan primer dengan cara
menyerap arus induksi tersebut.
Dengan cara itu maka 4 tegangan tinggi kumparan sekunder dapat
dihasilkan.Kemampuan dari suatu kondensor dinyatakan dengan besarnya kapasitas
kondensor

Bagian pemaju saat pengapian

Governor advancer

Fungsi :
memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya peranan putaran mesin
Hal: 31
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

1
5
1 Cam
2 Spring support pin
6 3 Guide pin
2
7
4 Screw
5 Governor spring
6 Cam plate
7 Fly weight
8 8 Weight support pin
3 9 Distributor shaft

9
Hal: 32
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Cara kerja

Sebelum bekerja

- Fly weight (pemberat) belum


mengembang
- Cam plate belum ditekan
- Advance belum bekerja
- Salah satu pegas pembalik masih
masih longgar

Saat bekerja

- Fly weight centrifugal mulai


mengembang sampai maksimum
- Cam plate mulai ditekan
- Advance centrifugal mulai bekerja
sampai maksimum
- Kedua pegas pengembali bekerja
Hal: 33
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
VACUUM ADVANCER

Fungsi :

memajukan saat pengapian sesuai dengan besarnya beban mesin

Saat beban rendah atau menengah, kecepatan pembakaran rendah karena atomisasi
campuran sedikit, campuran kurus.
Oleh sebab itu pembakaran menjadi lama. Agar mendapatkan tekanan pembakaran
maksimum tetap terjadi sesudah TMA, saat pengapian harus dimajukan
1
7 3
5

8
7
6

2
4

1 Plat dudukan platina


2 Rod (tuas)
3 Diafraghma
4 Pegas
5 Selang untuk vacuum
6 Langkah
7 Advance port
8 Throttle valve
Hal: 34
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Cara kerja

Vacuum advance belum bekerja

Kevakuman pada intake manifold masih


rendah, sehingga diafraghma belum
bekerja

Vacuum advance sedang bekerja

Kevakuman pada intake manifold tinggi


, sehingga diafraghma terisap dan rod
(tuas) tertarik akibatnya dudukan
platina ikut bergerak, dan pembukaan
platina dipercepat

Dobel vacuum advancer


Hal: 35
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
7 BUSI

Fungsi :

Meloncatkan bunga api listrik melalui elektroda

1 Insulator
1 8 2 Insulator
3 Cincin perapat
4 Cincin perapat
2 9 5 Penghantar
6 Rongga pemanas
7 Terminal
8 Baut sambungan
9 Rumah busi
3 10
10 Elektroda pusat (+)
11 Celah elektroda
12 Elektroda massa (-)
4
11
5

6
12

Nilai panas

Nilai panas busi adalah : Suatu index yang menunjukkan jumlah panas yang dapat
dipindahkan oleh busi

Kemampuan busi menyerap dan memindahkan panas ter-


gantung pada kaki isolator
Hal: 36
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Nilai panas busi harus sesuai dengan kondisi operasi
mesin

Busi panas

- Luas permukaan insulator lebih


besar
- Banyak menyerap panas
- Lintasan pemindah panas panjang,
akibatnya pemindahan panas
sedikit

Busi dingin

- Luas permukaan isolator kecil


- Sedikit menyerap panas
- Lintasan pemindah panas pendek

Permukaan muka busi

Normal

Isolator berwarna kuning atau coklat


muda
Puncak isolator bersih, permukaan
rumah isolator kotor berwarna coklat
muda atau abu-abu
- Kondisi kerja mesin baik
- Pemakaian busi dengan nilai panas
yang tepat

Pada permukaan kaki isolator ada


partikel-partikel kecil yang menempel
Isolator berwarna putih atau kuning
Hal: 37
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Penyebab :

- Nilai oktan bensin terlalu rendah


- Campuran terlalu kurus
- Knoking (detonasi)
- Saat pengapian terlalu awal
- Type busi yang terlalu terlalu panas

Berkerak karena oli

Kaki isolator, elektroda-elektroda sangat


kotor
Warna kotoran coklat/ oli mesin

Penyebab :

- Ring piston aus


- Penghantar katup aus
- Penghisapan oli melalui sistim
ventilasi karter

Berkerak karbon

Kaki isolator, elektroda-elektroda, rumah


busi berkerak jelaga

Penyebab :

- Campuran terlalu kaya


- Type busi yang terlalu dingin

Isolator retak

Penyebab :
- Jatuh
- Kelemahan bahan
Bunga api dapat meloncat dari isolator
yang retak
Hal: 38
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN

SAAT PENGAPIAN

Pengapian terjadi sebelum


Pengapian terjadi setelah
piston mencapai TMA
piston melewati TMA

Saat pengapian adalah saat busi memercikkan bunga api untuk memulai pembakaran

Saat pengapian diukur dalam derajat poros engkol, sebelum atau sesudah TMA
Hal: 39
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Persyaratan saat pengapian

Mulai dari saat pengapian sampai proses pembakaran berakhir dibutuhkan waktu
tertentu

Waktu rata-rata pembakaran lebih dari 2 mili detik


(bestmechanic.blogspot.com/2
012/11/sistim-pengapian-
ignition-system.html)

Grafik pembakaran motor bensin

1 Saat pengapian
2 Tekanan pembakaran maksimum
3 Akhir pembakaran (automotive.meximas.com/system-pengapian-2/)

Kesimpulan:

.a Untuk mendapatkan langkah kerja yang efektip tekanan pembakaran


maksimum terjadi beberapa derajat setelah TMA
.b Agar tekanan pembakaran maksimum terjadisetelah TMA, maka saat pengapian
harus diset sebelum TMA
Hal: 40
BENGKEL TEKNIK MESIN
POLITEKNIK MODUL
NEGERI
JAKARTA PRAKTEK PERAWATAN &
PERBAIKAN
Saat pengapian dan kemampuan mesin

.a Saat pengapian terlalu awal

Mengakibatkan detonasi/knockong, daya mesin berkurang, mesin menjadi


panas dan menimbulkan kerusakan pada piston, bearing, busi

.b Saat pengapian tepat

Menghasilkan langkah kerja yang ekonomis, daya mesin max

.c Saat pengapian terlalu lambat

Menghasilkan langkah kerja kurang ekonomis/ tekanan pembakaran


maksimum jauh setelah TMA, daya maksimum kurang, boros bahan bakar

Catatan :

Stel saat pengapian yang sesuai dengan rekomendasi dari pabrik

Anda mungkin juga menyukai