Disusun Oleh
KELOMPOK 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Praktikum merupakan salah satu komponen yang penting dalam proses belajar
Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum motor bakar adalah :
1.
2.
3.
4.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
energi kimia menjadi energi mekanik berupa kerja (rotasi) . Pada dasarnya mesin kalor
(Heat Engine) dikategorikan menjadi dua (2), yaitu:
a. External Combustion Engine
Yaitu mesin yang menghasilkan daya dengan menggunakan peralatan lain
untuk menghasilkan media yang dapat digunakan untuk menimbulkan daya seperti
turbin uap, dimana uap yang digunakan untuk menghasilkan daya berasal dari
proses lain yang terjadi di boiler, di boiler tersebut air dipanaskan sehingga
menghasilkan uap (superheated steam) dan kemudian uap ini dikirim ke turbin uap
untuk menghasilkan daya.
b. Internal Combustion Engine
Merupakan mesin yang mendapatkan daya dari proses pembakarannya yang
terjadi dalam mesin itu sendiri, hasil pembakaran bahan bakar dan udara digunakan
langsung untuk menimbulkan daya. Contohnya mesin yang menggunakan piston
seperti gasoline engine, diesel engine, dan mesin dengan turbin penggerak (turbin
gas).
torak atau 1 kali putaran poros engkol. Motor bakar 2 langkah juga tidak memiliki katup
isap (KI) dan katup buang (KB) dan digantikan oleh lubang isap dan lubang buang.
Secara teoritis, pada berat dan displacement yang sama, motor bakar 2 langkah
menghasilkan daya 2 kali lipat dari daya motor bakar 4 langkah, tetapi pada
kenyataannya tidak demikian karena efisiensinya lebih rendah akibat pembuangan gas
buang yang tidak komplit dan pembuangan sebagian bahan bakar bersama gas buang
akibat penggunaan sistem lubang. Tetapi melihat konstruksinya yang lebih simpel dan
murah serta memiliki rasio daya-berat dan daya-volume yang tinggi maka motor bakar
2 langkah cocok untuk sepeda motor dan alat-alat pemotong.
2.2
karena itu pada umumnya siklus motor bakar didekati dalam bentuk siklus udara standar
(air standar cycle). Dalam air standar cycle fluida kerja menggunakan udara, dan
pembakaran bahan bakar diganti dengan pemberian panas dari luar. Pendinginan
dilakukan untuk mengembalikan fluida kerja pada kondisi awal. Semua proses
pembentuk siklus udara standar dalam motor bakar adalah proses ideal, yaitu proses
reversibel internal.
2.
3.
4.
diperlukan karena fluida kerja udara tetap berada didalam silinder. Apabila tekanan gas
dan volume silinder secara bersamaan pada setiap posisi torak dapat diuraikan maka
dapat digambarkan siklus aktual motor bensin yang bentuknya seperti ditunjukkan pada
gambar.
Langkah Kompresi
2.
3.
Langkah pembuangan
4.
Langkah isap
2.
3.
4.
5.
6.
2.
3.
4.
5.
2.3
hubungan
antara
indikator
kerja
sebagai
variabel
terikat
dengan
indikator
operasionalnya sebagai variabel bebas. Dengan adanya bentuk hubungan antara kedua
indikator tersebut maka dapat diketahui kondisi optimum suatu motor bakar harus
dioperasikan, atau apakah kondisi suatu motor bakar masih baik dan layak untuk
dioperasikan.
2.3.1 Indikator Kerja dan Indikator Operasional Motor Bakar
Beberapa indikator kinerja motor bakar yang biasa digunakan untuk mengetahui
kinerja suatu motor bakar diantaranya adalah:
1.
dimana
(m)
dimana
T: Torsi (kg . m)
n : putaran (rpm)
3.
4.
10
c. Efisiensi Mekanis
d. Efisiensi Volumetrik
6.
Beberapa Indikator Kerja yang lain, misalnya konsumsi bahan bakar spesifik
(SFC), kandungan polutan dalam gas buang dan neraca panas
Indikator operasional motor bakar menunjukkan kondisi operasi dimana motor
bakar tersebut dioperasikan. Dua jenis indikator operasional sebagai variabel bebas
dalam pengujian karakteristik kinerja suatu motor bakar adalah :
1)
2)
untuk mesin mesin transportasi, yang biasanya beroperasi pada putaran yang berubah
ubah. Sedangkan pengujian motor bakar dengan daya efektif sebagai variabel bebas
LABORATORIUM MOTOR BAKAR
JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA
11
dari
mesin
yang
bersangkutan.
Data
yang
digunakan
untuk
Putaran terhadap daya indikatif (Ni), daya efektif (Ne), dan daya mekanik (Nf)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
2.4
2.4.1 Grafik hubungan Putaran dengan Daya Poros dan Fuel Consumption.
a.
12
pembakaran
kurang
sempurna
sehingga
daya
mengalami
penurunan, inilah yang menyebabkan SCF meningkat. Selain itu dengan naiknya
putaran maka daya yang dibutuhkan semakin besar
c.
13
2.4.2 Grafik hubungan antara momen putar (torsi), daya poros, dan MEP
14
c.
d.
2.4.3
15
b.
c.
2.5
Orsat apparatus
Orsat apparatus merupakan suatu alat yang dipergunakan untuk mengukur dan
menganalisa komposisi gas buang. Untuk itu digunakan larutan yang dapat mengikat
gas tersebut dengan kata lain gas yang diukur akan larut dalam larutan pengikat.
Masing - masing larutan tersebut adalah :
a.
b.
c.
16
II.
III.
2.6
Diagram Sankey
17
Kerugian pembuangan
Gas buang yang bertemperatur 300o 600o C, merupakan kerugian
karena panas/kalor tersebut tidak dimanfaatkan. Selain itu, karena perbedaan
temperatur
didalam
sistem
lebih
tinggi
dibandingkan
diluar
sistem,
Kerugian Pendinginan
Silinder, katup-katup, dan torak akan menjadi panas karena berkontak
langsung terhadap gas panas yang bertemperatur tinggi, sehingga dibutuhkan
fluida pendinginan berupa air dan udara untuk menjaga komponen tersebut agar
tidak rusak, pendinginan ini merupakan kerugian juga karena banyaknya kalor /
panas yang hilang akibat diserap oleh fluida pendinginannya
Kerugian Mekanis
Merupakan kerugian gesekan yang diubah dalam bentuk kalor yang
merupakan beban pendingin.
2.7
18
19
1.
2.
3.
20
4.
Pengurangan Asap
Mesin turbocharger menghasilkan fase pembakaran lebih efisien dan bersih,
yang mengurangi produksi asap pada mesin.
5.
6.
7.
8.
9.
b)
1.
21
Minyak pelumas lebih boros karena digunakan juga untuk melumasi komponenkomponen yang terdapat pada turbocharger.
3.
4.
Motor membutuhkan kualitas minyak tinggi dan perubahan minyak lebih sering,
karena mengalami kondisi kerja yang lebih keras harus melumasi bantalan dari
turbin dan kompresor sering pada suhu yang sangat tinggi.
5.
Motor dengan turbocharger memerlukan bahan yang lebih baik dan pelumasan
serta sistem pendinginan yang lebih efisien
22
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1
: 15.00 WIB
3.2
Pelaksanaan Praktikum
Peralatan bantu seperti instalasi air pendingin dan penyaluran gas buang.
Unit motor bakar yang digunakan adalah motor diesel dengan 4 silinder, dengan
Siklus: 4 langkah
Jumlah silinder: 4
Diameter silinder: 83 mm
Perbandingan kompresi: 22 : 1
Pendingin: Air
Model: DWE 47 50 HS AV
23
Barometer
Digunakan untuk mengukur tekanan atmosfer
24
Aerometer (kg/m3)
Digunakan untuk mengukur massa jenis bahan bakar
untuk
mengetahui
parameter-parameter
yang
menunjukkan
25
Stopwatch (s)
Digunakan untuk mengetahui waktu konsumsi bahan bakar
Higrometer (%)
Digunakan untuk mengukur kelembaban relatif udara
26
Dynamometer (kg)
Digunakan untuk mengetahui gaya pembebanan pada poros
Tachometer (rpm)
Digunakan untuk menghitung putaran mesin
27
Manometer (mmH2O)
Digunakan untuk mengukur perbedaan tekanan dalam sistem
Viscometer
Digunakan untuk mengukur viskositas fluida
28
pengambilan data yang diperlukan untuk memenuhi tujuan praktikum di atas. Dalam
melaksanakan proses pengujian tersebut, mahasiswa harus mengikuti semua aturan dan
tata tertib yang berlaku di laboratorium dan mengikuti semua petunjuk asisten
laboratorium yang bertugas.
Metode percobaan dengan variasi putaran, parameter yang diukur adalah :
1.
Gaya Pengereman
2.
3.
4.
Suhu Udara
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Tekanan Udara
29
2.
3.
30
Set ketiga tabung I, II, III pada ketinggian tertentu dengan membuka keran A, B,
C dan mengatur tinggi larutan pada tabung I, II, III dengan menaik turunkan
gelas B, kemudian tutup keran A, B, C setelah didapatkan tinggi yang
diinginkan. Posisi ini ditetapkan sebagai titik acuan.
2.
Naikkan air yang ada pada tabung ukur C sampai ketinggian air mencapai 50 ml
dengan cara membuka keran H dengan menaikkan gelas B. Setelah didapatkan
tinggi yang diinginkan, tutuplah kembali keran H.
3.
Ambil gas buang dari saluran gas buang untuk diukur, salurkan melalui selang
yang dimasukkan ke dalam pipa H.
4.
Buka keran H sehingga gas buang akan masuk dan mengakibatkan tinggi air
yang ada di tabung ukur C akan berkurang.
5.
Setelah tinggi air pada tabung ukur turun sebanyak 50 ml (sampai perubahan air
mencapai angka 0) tutuplah keran H dan kita sudah memasukkan volume gas
buang sebanyak 50 ml.
6.
Untuk mengukur kandungan CO2 buka keran C supaya gas buang bereaksi
dengan larutan yang ada pada tabung III dengan mengangkat dan menurunkan
gelas B sebanyak 5 7 kali.
7.
Setelah 5 7 kali kembalikan posisi larutan III ke posisi acuan pada saat set
awal dan tutup keran C setelah didapatkan posisi yang diinginkan.
31
Baca kenaikan permukaan air yang ada pada tabung ukur C. Kenaikan
permukaan air merupakan volume CO2 yang ada pada 50 ml gas buang yang kita
ukur.
9.
10.
Baca kenaikan permukaan air pada tabung ukur C dengan acuan dari tinggi
permukaan air sebelumnya.
T F l (kg.m)
Dimana : F
l
2. Daya Efektif
Ne
Dimana : n
T n
(PS)
716 ,2
: putaran (rpm)
Ne
: daya efektif
: momen torsi
749
Pa Pw
273
;
293
Pw .Ps
: faktor konversi
Ne
: daya efektif
Pa
Pw
: kelembamam udara
Ps
32
Neo 0,45 z
Vd i n
Pe =
Dimana : Pe
[ kg/cm ]
: tekanan efektif
: langkah mesin
Vd
: volume langkah
5. Fuel Consumption
FC
V
3600
[ kg/jam ]
t
1000
Dimana : FC
Qb FC .LHV BahanBakar (
Dimana : Qb
FC
kcal
)
Jam
a o .
Dimana : Pa
Pa .Ps
760
273
. w
273
Ps
8. Koefisien Udara
P1 P2
P1
33
P1
: koefisien udara
Dimana :
. . .d 2
2.g. a P1 P2 (kg/s)
Gs
: diameter nozzle
: gravitasi
Gg Gs
Dimana : Gg
FC
(kg/s)
3600
GS
Fc
Teg
Tud
: temperatur
Gg
Qeg
g
Dimana : g
Qeg
x100 %
Qb
: efisiensi kerugian
Qeg
Qb
34
w
Dimana : w
Qw
x100 %
Qb
Qw
Qb
e
Dimana : e
Ne
x632 x100 %
Qb
: efisiensi efektif
Ne
: daya efektif
Qb
Dimana : f
: efisiensi gesekan
: efisiensi kerugian
: efisiensi efektif
Qf
LHVBB .FC
(PS)
632
FC
35
Nf
Dimana : Nf
f xQf
100 %
: efisiensi gesekan
Qf
Ni Ne Nf
Dimana : Ni
: daya indikasi
Ne
: daya efektif
Nf
: daya mekanis
SFCe
FC
Ne
Ne
: daya efektif
SFCi
FC
Ni
Ni
: daya indikatif
Qe 632.Ne
Dimana : Qe
Ne
: panas efektif
: daya efektif
Qpp Qb Qeg Qw Qe
Dimana : Qpp : panas yang hilang karena sebab lain
Qb
Qeg
Qw
36
: panas efektif
i
Dimana : i
Ni
x632 x100 %
Qb
: efisiensi indikasi
Ni
: daya indikasif
Qb
m
Dimana : m
Ne
x100%
Ni
: efisiensi mekanis
Ni
: daya indikasif
Ne
: daya efektif
v
Dimana : v
Gs .z.60
x100 %
a .n.Vd .i
: efisiensi volumetric
Vd
: volume engkol
: langkah mesin
Gs
: putaran poros
Dimana : R
Gs
x3600
FC .
Gs
Fc
Ro 34 ,48 h
3
Dimana : Ro
c
37
Dimana :
R
Ro
Ro
Dimana : A
T
Tst
0,5
P
= st
P
t 273
t st 273
0,5
: faktor koreksi
Pst
Tst
: 25 C
: temperatur ruangan
Ne st
A.Ne
: faktor koreksi
Ne
: daya efektif
T st
A.T
: faktor koreksi
: torsi
SFCest SFCe
A
: faktor koreksi
38
Vco
x 100%
Veg
% O2 =
Vo 2
x 100%
Veg
% CO2 =
% N2 =
Dimana : VCO2
Vco2
x 100%
Veg
VN 2
x 100%
Veg
: Volume CO2
VO2
:Volume O2
VCO
: Volume CO
VN2
: Volume N2
Veg
39