1. Latar Belakang Sektor infrastruktur jalan merupakan salah satu sektor vital untuk memacu
pertumbuhan ekonomi. Pembangunan jalan memiliki fungsi aksesibilitas untuk
membuka keterisoliran daerah kurang berkembang dan fungsi mobilitas untuk
memacu daerah yang telah berkembang. Manfaat langsung dari pembangunan
jaringan jalan diukur dari peningkatan mobilitas dan efisiensi yang terjadi dalam
masyarakat. Adanya peningkatan kuantitas dan kualitas jaringan jalan mendorong
peningkatan lalulintas orang, barang, maupun jasa-jasa baik oleh masyarakat
setempat maupun mobilitas antar daerah.
Selain itu, Jalan arteri dalam hal ini adalah Jalan Nasional mensyaratkan tingkat
mobilitas yang tinggi dimana hambatan terhadap akses harus dikurangi dan
dibatasi. Hambatan yang masih banyak ditemui adalah lokasi simpang sebidang
jalan dengan jalan maupun dengan rel kereta api. Di beberapa persimpangan jalan
telah terjadi tundaan yang menyebabkan antrian yang cukup panjang di kaki
simpang. Pembangunan rel jalur ganda yang melintasi jalan nasional harus
didukung dengan suatu adanya simpang tak sebidang (flyover atau underpass)
sehingga mobilitas di jalan nasional tidak terganggu. Selain itu diharapkan dapat
mereduksi dan/atau mengeliminasi kecelakaan yang sering terjadi di simpang
sebidang jalan dengan rel kereta api. Sejalan dengan Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2007 Pasal 91 disebutkan bahwa perpotongan antara jalur kereta api dan
jalan dibuat tidak sebidang, kecuali dapat dilakukan dengan tetap menjamin
keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api dan lalu lintas jalan.
Pada tahun 2022 diprediksi akan terjadi peningkatan lalu lintas kendaraan di
Provinsi Jawa Tengah mengingat angka pertumbuhan kendaraan yang cukup
signifikan, aktifitas ekonomi mulai membaik setelah pandemi Covid 19, dan
adanya dampak pembangunan Kawasan Industri Terpadu (KIT) Brebes, namun
yang tidak diiringi dengan penambahan kapasitas jalan sehingga dibutuhkan
penanganan pada simpang-simpang sebidang daerah perkotaan dan ruas-ruas
yang memiliki kepadatan cukup tinggi.
Kegiatan Studi kelayakan ini dirasa sangat penting untuk menilai kebutuhan
investasi dan tingkat kepentingan pengembangan jalan di wilayah-wilayah
tersebut. Kegiatan Studi kelayakan ini akan memberikan beberapa alternatif
pilihan dan skenario yang masing-masing mempunyai konsekuensi yang dapat
diperhitungkan, sehingga dapat disusun pemecahan masalah yang sesuai untuk
sebuah kegiatan, termasuk proyek jalan dengan berdasarkan kondisi dan
permasalahan yang sudah teridentifikasi.
2
Hasil dari studi ini berupa rekomendasi yang bersifat spesifik dan merupakan
solusi terbaik dalam penyelesaian masalah, perlu tidaknya proyek yang dikaji ini
dilanjutkan pada tahap lebih lanjut, dan mengkaji sejauh mana tingkat kelayakan
proyek untuk dilaksanakan khususnya dari aspek ekonomi dan finansial, aspek
teknik dan aspek lingkungan.
2. Maksud Dan Maksud dari kegiatan ini adalah menyusun dokumen studi kelayakan sebagai
Tujuan bahan masukan kebijakan untuk memecahkan masalah transportasi khususnya
subsektor jalan dengan mengidentifikasi permasalahan, bentuk penanganan,
metode yang digunakan, kemudian mengkaji sejauh mana kelayakan proyek yang
akan dilaksanakan nantinya, agar sumberdaya yang terbatas dapat dialokasikan
secara tepat, efesian dan efektif.
3. Sasaran Sasaran dari kegiatan ini adalah dihasilkannya dokumen studi kelayakan yang
memuat indikator kelayakan teknik, ekonomi dan lingkungan sebagai acuan
dalam perencanaan dan pemrograman pelaksanaan Pembangunan Jalan dan
Jembatan di Provinsi Jawa Tengah.
5. Sumber Untuk Pelaksanaan kegiatan ini dibutuhkan biaya kurang lebih pagu Pendanaan
Pendanaan Rp 1.278.348.000,- (Satu Miliar Dua Ratus Tujuh Puluh Delapan Juta Tiga Ratus
Empat Puluh Delapan Ribu Rupiah) termasuk PPN dengan sumber pendanaan
APBN Tahun Anggaran 2023
6. Nama Dan Pejabat Pembuat Komitmen Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Jalan, Balai
Organisasi Pejabat Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Jawa Tengah – DI Yogyakarta, Direktorat
Pembuat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Komitmen
7. Data Dasar Database IRMS (Integrated Road Management System) tahun data 2022 dan
Database BMS (Bridge Management System) Tahun 2022
8. Standar Teknis Pedoman No, Pd. T-19-2005-B tentang Pedoman Studi Kelayakan Proyek Jalan dan
Jembatan.
10. Referensi Hukum 1. Undang-undang No. 02 Tahun 2022 tentang Perubahan Kedua atas Undang-
undang No. 38 Tahun 2004 tentang Jalan
2. Undang-undang No. 11 Tahun 2020 Tentang Cipta Kerja;
3. Peraturan Pemerintah No. 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
4. Peraturan Pemerintah No. 13 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah No. 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional;
5. Kepmen PU No. 567/KPTS/M/2010 Tentang Rencana Umum Jalan Nasional;
6. Kepmen PUPR No. 430/KPTS/M/2022 Tentang Penetapan Ruas Jalan Dalam
Jaringan Jalan Primer Menurut Fungsinya Sebagai Jalan Arteri (JAP) dan Jalan
Kolektor-1 (JKP-1);
7. Kepmen PUPR No. 1688/KPTS/M/2022 Tentang Penetapan Ruas Jalan
Menurut Statusnya Sebagai Jalan Nasional.
4. Aspek Teknis
a. Lalu Lintas
Analisa perkiraan pertumbuhan pergerakan dan lalu lintas bertujuan
untuk menentukan rute optimum yang dapat dijadikan sebagai dasar
bahan pertimbangan penentuan rute terpilih. Analisa pertumbuhan lalu
lintas berdasarkan trend pertumbuhan ekonomi dan sosial, pertumbuhan
penduduk, pertumbuhan kepemilikan kendaraan, rencana tata ruang,
dan perkembangan wilayah dari wilayah studi yang ditinjau.
b. Topografi
Survei topografi diperlukan untuk memberikan gambaran topografi pada
wilayah studi. Survei topografi dilakukan menggunakan data sekunder
maupun data primer berbasiskan foto udara. Hasil survei topografi
dijadikan acuan dalam penentuan trase optimum dan dapat dijadikan
input dalam perencanaan rute optimum melalui perangkat lunak
(software) pemilihan rute.
c. Geometri
Geometri jalan dan jembatan didesain sesuai dengan standar minimal
jalan nasional mengikuti spesifikasi, standar dan pedoman yang
diterbitkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Perancangan geometri pada persimpangan, baik sebidang, flyover,
ataupun underpass agar dapat mempertimbangkan perencanaan tapak
hasil rekomendasi urban design dan/ atau masterplan yang ada.
e. Perkerasan Jalan
Jenis perkerasan jalan yang akan digunakan perlu mempertimbangkan
kemudahan memperoleh material, rencana beban lalu lintas, serta
kemudahan pelaksanaan di lapangan. Perkerasan jalan harus mampu
memberikan kualitas dan pelayanan sesuai dengan umur rencana jalan.
g. Struktur Jembatan
Dari hasil pengumpulan data primer maupun sekunder, konsultan
melakukan perancangan struktur desain jembatan yang memenuhi
prinsip pokok perencanaan jembatan yaitu:
1. Kekuatan dan stabilitas struktur
2. Keawetan dan kelayakan jangka panjang
3. Kemudahan pemeriksaan
4. Kemudahan pemeliharaan
5. Kenyamanan bagi pengguna jembatan
6. Ekonomis
7. Kemudahan pelaksanaan
8. Estetika dan iconic
9. Dampak lingkungan pada tingkat yang wajar dan cenderung
minimal
12. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari kegiatan ini adalah dokumen studi kelayakan yang
mencakup aspek:
1. Kelayakan secara teknis dan ekonomi dengan mempertimbangkan aspek
lingkungan.
2. Desain Awal sebagai dasar Detail Engineering Design (DED)
3. ROW Plan sebagai dasar pengadaan tanah
13. Peralatan, Penggguna jasa akan menunjuk seorang staf-nya yang bertugas sebagai Project
Material, Personil Officer (PO), yang akan membantu konsultan dalam kebutuhan administrasi dan
Dan Fasilitas Dari perizinan, serta memfasilitasi pertemuan pembahasan.
Pejabat Pembuat
Komitmen PO juga akan memfasilitasi penyedia jasa dengan data penunjang sebagaimana
disebutkan pada butir 7-10 KAK ini.
14. Peralatan Dan Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilitas dan peralatan
Material Dari yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan.
Penyedia Jasa
Konsultansi
16. Jangka Waktu Keseluruhan pekerjaan Studi Kelayakan Pembangunan Jalan dan Jembatan ini
Penyelesaian harus diselesaikan dalam waktu 5 (lima) bulan.
Kegiatan
17. Tenaga Ahli No Posisi Tim SKA Pendidikan Pengalaman Jml org Total OB
1 Ketua Tim/Ahli Ahli Teknik S2 T.Sipil 3 Tahun 1 5
Jembatan Jembatan - Madya
Madya
2 Ahli Jalan Ahli Teknik S1 T.Sipil 3 Tahun 1 5
Jalan - Muda Muda
3 Ahli Geoteknik Ahli Geoteknik - S1 T.Sipil 3 Tahun 1 5
Muda Muda
4 Ahli Hidrologi/ Ahli Sumber S1 T.Sipil 3 Tahun 1 3
Drainase Daya Air – Muda
Muda
5 Ahli Lingkungan Ahli Teknik S1 T. 3 Tahun 1 3
Lingkungan – Lingkungan
Muda Muda
6 Ahli K3 Konstruksi Ahli K3 S1 T.Sipil 3 Tahun 1 3
Konstruksi – Muda
Muda
2. Ahli Jalan – 1 Orang. Mempunyai sertifikat keahlian Teknik Jalan Ahli Muda
dengan jumlah total orang bulan sebesar 5 OB. Tenaga ahli yang disyaratkan
seorang Sarjana Teknik (S1) jurusan Teknik Sipil lulusan
universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah
diakreditasi atau yang telah lulus ujian Negara atau perguruan tinggi luar
negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam pelaksanaan
pekerjaan perencanaan jalan/jembatan selama minimal 3 tahun.
Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim sebanyak
5 (lima) paket pekerjaan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga
ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tugas dan tanggung jawab Ahli
Jalan adalah:
a. Mengidentifikasikan keperluan data sistem transportasi, sistem jaringan
jalan dan lalu lintas, baik data sekunder maupun data primer.
b. Bertanggungjawab atas pembentukan tim survei dan pelaksanaan
survei lalu lintas.
c. Melakukan review atas data-data lalu lintas sekunder serta validasi
berdasar hasil survei
d. Melakukan perkiraan pertumbuhan volume lalu lintas yang akan
digunakan dalam pertimbangan desain akhir
e. Bertanggungjawab atas kompilasi dan evaluasi data lalu lintas.
f. Menganalisis parameter-parameter kondisi jaringan yang ada dan
kondisi lalu lintas serta memberikan masukan untuk mendukung
strategi dan tahapan pelaksanaan proyek.
g. Mengidentifikasi parameter-parameter biaya dan manfaat dari
pembangunan jalan;
h. Mengembangkan metoda pendekatan untuk memperkirakan/
mengkuantifikasi dampak penerapan jalan terutama yang menyangkut
nilai waktu dan biaya operasi kendaraan (BOK);
i. Melakukan analisis kelayakan ekonomi menurut strategi
pentahapannya.
j. Menguasai Penerapan Building Information Modelling (BIM) pada
kontruksi jalan dan jembatan
dipertimbangkan.
b. Bertanggungjawab atas pelaksanaan survei geoteknik dan pengujian
laboratorium.
c. Menganalisis hasil survei/investigasi lapangan dan hasil-hasil uji
laboratorium.
d. Memberikan masukan bagi penentuan desain jalan dan struktur dari
pertimbangan geoteknik dan geologi.
e. Memberikan dukungan teknis perbaikan tanah bila diperlukan.
20. Laporan Laporan Manajemen K3 adalah dokumen yang dibuat oleh Penyedia yang
Penerapan Sistem memerincikan rencana pelaksanaan Sistem Manajemen keselamatan Konstruksi
Manajemen (SMKK), penerapan dan pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan,
Keselamatan serta keberlanjutan selama paket ini berlangsung. dengan menggunakan Permen
Konstruksi PUPR Nomor 10 Tahun 2021, tentang Pedoman Sistem Manajemen Keselamatan
(SMKK) Konstruksi. Laporan Penerapan SMKK ini diterbitkan dengan jumlah sebanyak 6
(Manajemen K3) (enam) buku laporan untuk masing-masing lokasi kajian.
Program Mutu dibahas pada saat Pembahasan Pre Construction Meeting.
13
24. Produksi Dalam Semua kegiatan jasa konsultansi berdasarkan KAK ini harus dilakukan di wilayah
Negeri Negara Kesatuan Republik Indonesia.
14
25. Persyaratan Jika kerjasama dengan penyedia jasa konsultansi lain diperlukan untuk Kerjasama
Kerjasama pelaksanaan kegiatan jasa konsultansi ini maka persyaratan berikut harus
dipatuhi:
1. Lingkup pekerjaan yang dapat dikerjasamakan dengan penyedia jasa
konsultansi lain hanya yang terkait dengan pengumpulan dan pengolahan
data.
2. Lingkup pekerjaan yang bersifat analisis dan penyusunan laporan tidak boleh
dikerjasamakan dengan penyedia jasa konsultansi lainnya.
2) Kondisi utilitas
ii. Geologi
1) Sifat-sifat fisik tanah
2) Ciri-ciri geologi
iii. Hidro-Oceanografi
1) Kondisi drainase
2) Kondisi pantai dan laut/gelombang (untuk wilayah pesisir)
3) Hal-hal lainnya yang diperlukan
iv. Sosial dan Ekonomi
1) Identifikasi ciri-ciri tata guna tanah
2) Kependudukan dan tenaga kerja
3) Struktur wilayah administratif
4) Identifikasi sarana dan prasarana sosial ekonomi
5) Persepsi dan ciri-ciri kondisi ekonomi regional
v. Budaya dan Lingkungan
1) Inventarisasi situs sejarah dan peninggalan budaya
2) Inventarisasi rona lingkungan awal
b) Survei Jaringan Jalan dan Lalu Lintas, sebelum survei, pekerjaan persiapan
harus dilakukan untuk mendapatkan hasil yang memuaskan.
Identifikasikan karakteristik daerah studi, penentuan lokasi dan luas
daerah survei lalu lintas serta prosedur survei yang akan digunakan
disesuaikan dengan prosedur standar Bina Marga dan harus didiskusikan
dan disetujui oleh pemberi pekerjaan sebelum dimulai Kegiatan survei
lalu lintas meliputi:
i. Survei Jaringan Jalan
Survei dilakukan untuk mengidentifikasi sistem jaringan jalan di
wilayah studi sebagai dasar dalam melaksanakan pemodelan
pertumbuhan pergerakan dan lalu lintas serta penentuan lokasi dan
desain simpang susun.
d) Survei Topografi. Survei Topografi untuk studi kelayakan ini meliputi hal-
hal sebagai berikut:
i. Pemotretan udara memakai pesawat remote UAV dengan metode
foto small format sepanjang trase jalan yang ditinjau yang
selanjutnya digunakan sebagai input perangkat lunak penentuan
rute jalan optimum.
ii. Survei Pengukuran lapangan berupa poligon tertutup, waterpass
dan cross section.
iii. Penentuan Koordinat melalui survei GPS.
iv. Penampang melintang, dengan lebar penampang dan interval
yang disesuaikan dengan kebutuhan pada daerah datar setiap 1
km dan pada daerah lainnya yang memerlukan pengukuran
tambahan dengan interval yang lebih kecil.
v. Penampang memanjang rencana as jalan dengan interval yang
disesuaikan dengan kebutuhan pada daerah datar dan pada
daerah lainnya yang memerlukan pengukuran tambahan dengan
interval yang lebih kecil.
vi. Hasil pengukuran lapangan yang dikombinasikan dengan peta
Bakosurtanal.
17
vii. Hasil analisa berupa gambar ROW Plan dan di plot dalam peta citra
satelit dan peta bakosurtanal sebagai dasar pembebasan tanah.
viii. Pada lokasi rencana simpang tak sebidang, agar dilakukan
pekerjaan pengukuran, pengukuran dan pemasangan patok BM.
Seluruh proses dan hasil survei primer didokumentasikan dalam suatu laporan
terpisah sebagai bagian dari laporan antara.
27. Alih Pengetahuan Penyedia Jasa Konsultansi berkewajiban untuk menyelenggarakan pertemuan dan
pembahasan dalam rangka alih pengetahuan kepada personil proyek / satuan
kerja Pejabat Pembuat Komitmen berikut :
1. Pertemuan dan pembahasan dilakukan pada setiap kali penyedia jasa akan
menyerahkan laporannya, yaitu pada saat akan menyerahkan Laporan
Pendahuluan, Laporan Antara dan Laporan Draft Akhir.
2. Sebelum pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasa harus
melakukan penjelasan rencana pembahasan kepada petugas yang telah
ditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yang bersangkutan.
3. Setelah pertemuan dan pembahasan dilakukan, penyedia jasa harus
melakukan konsultasi hasil pertemuan dan pembahasan dengan petugas yang
telah ditunjuk sebagai Project Officer kegiatan yang bersangkutan.
REPUBLIK INDONESIA
Jl. Soekarno - Hatta Km. 26 Karangjati Kab. Semarang, Kode Pos 50552
PAKET:
REPUBLIK INDONESIA
Jl. Soekarno - Hatta Km. 26 Karangjati Kab. Semarang, Kode Pos 50552
PAKET: