PETUNJUK TEKNIS
PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN
PROGRAM JALAN KABUPATEN
DAFTAR ISI
Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 2/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Tugas yang sangat penting mengenai perencanaan dan persiapan program pekerjaan
tahunan untuk jaringan jalan kabupaten, sudah mulai dilakukan secara sistematis.
Sebelumnya kebanyakan program disusun berdasarkan usulan-usulan `ad-hoc' yang
diajukan oleh kabupaten yang kurang didukung dengan perencanaan yang memadai
atau dengan evaluasi sehingga didapat pilihan alternatif yang prioritas. Persiapan
program lima tahun dengan bantuan konsultan untuk mendapatkan Bantuan Luar
Negeri (BLN), tidak menunjukkan sebagai suatu cara yang efisien dan memuaskan.
Dalam kenyataannya aspirasi dan kemampuan daerah kurang dipertimbangkan
karena terlalu banyaknya petunjuk dari instansi di tingkat pusat yang memaksakan
suatu kerangka kerja yang kaku dan kurang dapat diterima di dalam pemilihan
proyek untuk jangka panjang. Rencana-rencana yang dihasilkan dengan cara ini
cenderung sudah kadaluarsa, bahkan sebelum pelaksanaannya dapat dimulai.
2. Peranan kabupaten dalam mempersiapkan program penanganan jaringan jalan
sendiri jelas diperlukan untuk menjamin adanya keluwesan dalam mengadakan
perubahan-perubahan sesuai kebutuhan daerah dan untuk mengalihkan tanggung
jawab instansi tingkat pusat ke tingkat kabupaten. Pada saat yang sama, Pemerintah
Pusat dan pihak donor memerlukan jaminan bahwa program semacam ini
mempunyai dasar yang rasional dan disusun secara sistimatis. Demikian pula dengan
sumber daya ekonomi nasional yang jumlahnya terbatas, supaya dapat digunakan
seefisien mungkin.
3. Prosedur perencanaan jalan semacam ini perlu diperkenalkan kepada kabupaten.
Pengalaman selama ini menunjukkan bahwa tidaklah cukup hanya dengan
menyerahkan suatu buku petunjuk begitu saja untuk diterapkan secara bersama.
Untuk memperkenalkan suatu prosedur secara efektif, perlu didukung oleh program
pelatihan, bimbingan dan bantuan teknis di tingkat kabupaten, termasuk pengarahan
yang tegas dari instansi yang tingkatnya lebih tinggi. Kegiatan ini telah mulai
dilakukan sejak tahun 1990 seiring dengan SK No. 77 - Dirjen Bina Marga
4. Keberhasilan juga mungkin dapat lebih dicapai dari pendekatan terpusat yang
menerima kenyataan bahwa untuk mencakup seluruh jaringan jalan sekaligus dalam
sekali studi tidak dapat dilaksanakan. Karena itu perlu dipertimbangkan bahwa
untuk mengalihkan prosedur perencanaan dari tingkat pusat ke daerah harus
dilakukan melalui suatu periode peralihan beberapa tahun, dimana instansi di tingkat
propinsi harus ikut melakukan peranan pemeriksaan dan pengawasan yang dahulu
hampir semuanya dilakukan oleh pusat.
5. Keperluan mendasar dalam proses perencanaan adalah untuk membuktikan bahwa
dari setiap proyek dapat diharapkan suatu tingkat pengembalian (rate of return) yang
dapat dipertanggung-jawabkan. Tanpa melakukan hal ini paling tidak akan
memboroskan beberapa sumber daya yang disediakan untuk proyek jalan kabupaten.
Untuk memberikan program pekerjaan yang potensial dan melibatkan berbagai
proyek dalam skala besar, diperlukan latihan perencanaan yang cukup banyak
dengan lengkap.
6. Alasan utama diperlukannya masukan perencanaan dalam skala besar bukannya
karena kerumitan metodologi yang diusulkan, namun karenabesarnya jumlah
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
3/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
proyek yang berdiri sendiri yang harus dinilai dan banyaknya jenis proyek yang
terlibat. Pengalaman dari beberapa tahun pelaksanaan studi jalan kabupaten di
Indonesia telah menunjukkan bahwa karena besarnya variasi jenis jalan, mulai dari
jalan aspal yang dilewati beberapa ribu kendaraan per hari sampai dengan jalan
setapak yang tidak dapat dilewati kendaraan, menyebabkan setiap proses
perencanaan harus mempertimbangkan ruas-ruas jalan atas dasar kondisi masing-
masing dengan suatu bentuk penaksiran yang sesuai supaya rekomendasi yang
dihasilkan mempunyai kelayakan yang memadai.
7. Bagian pokok dari proses perencanaan ini meliputi suatu kegiatan survai
pengumpulan data yang diperlukan, terutama dalam hal lokasi jalan, panjang dan
kondisinya saat ini, serta informasi mengenai tingkat lalu lintas atau jumlah
penduduk pengguna jalan yang bersangkutan (informasi seperti ini seringkali tidak
tersedia sulit didapatkan).
8. Bagian pokok berikutnya adalah kegiatan evaluasi proyek dengan dengan
menggunakan data hasil survai di atas. Ada beberapa metode penaksiran atau
evaluasi yang dapat dilaksanakan; metode yang paling sederhana yakni penyusunan
peringkat proyek dengan menggunakan cara indeks menunjukkan korelasi yang
lemah dari hasil evaluasi ekonomi. Karena itu pada prosedur ini cara tersebut tidak
digunakan dan dipakai suatu sistim yang tetap berhubungan langsung dengan kriteria
ekonomi konvensional. Sistim ini tidak memerlukan tambahan data survai dan
waktu analisa yang berarti, ataupun tingkat keahlian yang lebih tinggi dari pada
yang dibutuhkan oleh metode yang paling sederhana tadi.
1.2 TUJUAN
1. Tujuan umum dari Prosedur Perencanaan dan Penyusunan Program ini adalah :
Untuk menyusun prioritas penangan jalan sesuai dengan dana yang tersedia
dengan cara yang efisien, agar menunjang pembangunan ekonomi dan sosial
daerah tersebut.
2. Tujuan khusus-nya adalah untuk :
Memberi pengetahuan kepada staf kabupaten di dalam melaksanakan pekerjaan
survai, analisa dan evaluasi, sesuai dengan prosedur yang sistematis dan menuju
ke arah persiapan yang tepat waktu dari program tahunan dalam standar yang
konsisten.
Memberi kepastian bahwa alokasi sumber daya berdasarkan kategori pekerjaan
didasarkan atas kriteria ekonomi yang sederhana namun rasional, sehingga dapat
memberikan tingkat kepercayaan yang memadai baik bagi donor maupun
instansi pemerintah bahwa investasi yang diusulkan telah sesuai.
Mendokumentasikan dan membangun `database' dari informasi mengenai
1. Prosedur perencanaan dibagi dalam lima komponen utama atau kelompok tugas,
dimana setiap kelompok tercakup dalam bagian terpisah dalam buku petunjuk ini :
Jan - Feb
Okt-Nop
Peringkat
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 5/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 6/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 7/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Prosedur Perencanaan ini dimaksudkan untuk diterapkan pada seluruh jaringan jalan
kabupaten secara sistematis.
2. Data survai terbaru yang dapat diandalkan dari setiap ruas dalam jaringan jalan harus
tersedia sehingga pilihan pekerjaan yang diperlukan dapat dipertimbangkan dan
disusun dalam urutan prioritas. Alokasi dana yang rasional hanya dapat dibuat bila
datanya lengkap untuk seluruh jaringan jalan.
3. Jaringan jalan tersebut dibagi dalam dua bagian :
memerlukan pemeliharaan.
Jalan tidak mantap (tidak stabil ; tidak dapat diandalkan untuk dilalui
kendaraan roda 4 sepanjang tahun), terutama yang kondisinya `rusak/rusak berat'
yang memerlukan ‘pekerjaan berat' (rehabilitasi, perbaikan, konstruksi),
termasuk jalan tanah yang saat ini tidak dapat dilewati kendaraan roda-4.
4. Untuk menjaga kemutakhiran data inventarisasi jalan seluruh jaringan (agar umur
datanya selalu tidak akan lebih dari tiga tahun) perlu dilakukan hal berikut :
Pada jalan-jalan yang mantap, setiap tahunnya harus dilakukan `Survai
Penjajagan Kondisi Jalan' (S1)
Pada jalan-jalan yang tidak mantap, setiap tahunnya harus dilakukan ‘Survai
Penyaringan Jalan’ (S2) pada sepertiga bagian jalan saja, sehingga seluruh
bagian jalan dapat tercakup dan selesai disurvai dalam daur tiga tahun.
Pada jalan-jalan yang tidak mantap, dibagi dalam tiga bagian yang kira-kira
sama, lalu setiap tahun satu bagian harus dicakup dalam `Survai Penyaringan
Jalan' (S2), sehingga seluruh bagian jalan dapat tercakup dan selesai disurvai
dalam daur tiga tahun.
5. Pada prinsipnya semua jalan mantap setiap tahunnya harus mendapatkan prioritas
untuk ditangani dengan pemeliharaan rutin dan/atau berkala. Untuk itu, informasi
survai yang terbaru diperlukan untuk menentukan kebutuhan teknis yang tepat,
lalu lintas yang diharapkan. Manfaat ini kemudian dapat diperbandingkan dengan
perkiraan biaya peningkatan jalan, untuk memberikan tingkat pengembalian
ekonomi proyek (misalnya, Net Present Value = nilai bersih saat ini atau NPV/Km).
Kemudian sejumlah proyek dapat disusun peringkatnya dan proyek yang NPV/km-
nya tertinggi harus dipilih untuk dilaksanakan terlebih dahulu.
Dengan cara ini baik kabupaten maupun secara nasional dapat memanfaatkan
dengan sebaik mungkin keadaan kelangkaan dana tersebut.
8. Jaringan jalan yang tidak mantap selanjutnya dapat dibagi lagi kedalam dua
kelompok :
Jalan terbuka yang dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang tahun.
Jalan tertutup yang tidak dapat dilalui kendaraan roda-4 untuk sepanjang atau
sebagian tahun.
9. Permintaan akan angkutan pada jalan yang terbuka bagi kendaraan roda-4, bisa
diperkirakan
jalan dengan lalu-lintas
yang tertutup baik melalui survai
yang ada lalu lintas
bukan yang ada
merupakan (S5). ukuran
suatu Sedangkan
yang pada
baik
bagi permintaan angkutan yang potensial, untuk itu dilakukan perkiraan dari jumlah
penduduk yang terlayani oleh jalan dan dari tingkat hambatan akses yang dialami
sekarang. Data ini diperoleh langsung dari survai penduduk (S7) dan survai
hambatan lalu-lintas (S8).
10. Gambaran bagaimana jaringan jalan kabupaten dicakup oleh studi perencanaan
dapat dilihat pada gambar berikut :
M
Jalan Kondisi
A
Baik /Sedang
N
T
Survai Tahunan S1 dan 20% S5 A
P
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 9/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
11. Karena jaringan jalannya berkembang, maka lebih banyak jalan yang akan pindah
dalam kelompok mantap dan memerlukan survai tahunan untuk pemeliharaan. Data
lalu lintas juga diperlukan untuk kelompok ini, supaya standar teknis dan standar
biaya yang sesuai dapat diterapkan. Target yang harus dicakup adalah paling sedikit
20 % dari jaringan yang mantap dilakukan survai lalu-lintas setiap tahunnya,
sehingga tidak akan ada ruas jalan yang data lalu lintasnya lebih lama dari lima
tahun.
12. Pada saat informasi tentang kebutuhan pemeliharaan dan tingkat lalu- lintas telah
meningkat, sistim prioritas secara ekonomi dilakukan juga terhadap pekerjaan
pemeliharaan berkala yang terpadu dengan sistim untuk pekerjaan berat.
13. Meskipun telah dilakukan pemeliharaan, beberapa jalan yang mantap akan
memburuk ke kondisi `rusak/rusak berat', sementara lainnya mungkin memerlukan
pelebaran atau perkuatan karena lalu-lintasnya meningkat. Karena itu setiap
tahunnya, sejumlah ruas dicakup dalam survai S2, sebagai hasil dari survai
STUDI
KHUSUS
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 10/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Untuk keperluan perencanaan dan penyusunan program, pekerjaan jalan ini dapat
dibagi ke dalam tiga kelompok besar sebagai berikut :
a. Pekerjaan pemeliharaan : untuk jalan berkondisi `baik/sedang'
b. Pekerjaan berat : untuk jalan berkondisi `rusak/rusak berat'
(pembangunan baru, peningkatan, rehabilitasi)
c. Pekerjaan penyangga : untuk jalan berkondisi `rusak/rusak berat'
2. Ditinjau dari nilainya, pekerjaan berat dapat dibedakan dengan pekerjaan ringan
(yakni pekerjaan pemeliharaan dan penyangga) seperti yang juga ditunjukkan pada
matriks biaya (lihat tugas 4)
DARURAT
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 12/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 13/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Informasi
manfaat ini
dari digunakan bersama-sama
peningkatan data dari menggunakan
jalan dengan S7 untuk memperkirakan
metodologi
`kependudukan'.
a. Data survai harus disusun secara sistimatis untuk keperluan dokumentasi,
pemantauan dan evaluasi proyek.
b. Suatu lembar data (A1) disiapkan untuk menganalisa setiap proyek yang telah
tercakup dan didukung oleh survai S2 serta setiap proyek pemeliharaan berkala
yang tercakup oleh survai S1; foto- foto disusun secara terpisah dalam format yang
standar.
c. Lembar-lembar analisa data `antara' dipersiapkan untuk mendokumentasikan dan
menganalisa data lalu-lintas pada jalan-jalan yang terbuka bagi roda-4 (A2), serta
data kependudukan dan hambatan akses jalan pada jalan- jalan yang tidak terbuka
bagi roda-4 (A3).
d. Informasi yang telah dirangkum dalam formulir A1 ini kemudian digunakan untuk
menentukan proyek-proyek yang layak untuk ditangani. Suatu tabel penuntun yang
sederhana digunakan dalam menaksir manfaat proyek.
e. Tahap analisa terutama akan dilaksanakan pada periode waktu Mei-Juni.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 15/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 17/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
P1 ini disusun di kantor, pada bulan Juli - Agustus, terutama berdasarkan daftar
induk K1. Penyusunannya harus disertai dengan perbaikannya dan harus
memasukkan jalan-jalan yang sedang dalam peningkatan atau dalam
pemeliharaan, ditambah dengan setiap jalan yang layak dipelihara yang
ditemukan selama survai S2 yang baru dilaksanakan.
Hasilnya akan menjadi dasar bagi Survai Penjajagan Kondisi Jalan (S1) di bulan
September - Oktober dan harus dikaji ulang dan diperbaiki dengan memasukkan
usulan pekerjaan pemeliharaan awal untuk tahun yang akan datang.
P1 terutama digunakan untuk keperluan pendanaan awal, dimana prioritas
pendanaannya diberikan pada kebutuhan pemeliharaan.
5C. Persiapan Daftar Panjang Pekerjaan Berat (P2) :
Semua studi yang dicakup dalam proses analisa perencanaan (A1) harus
didokumentasikan dalam daftar P2, bersama-sama dengan setiap proyek
`luncuran' dari studi selama tiga tahun yang lampau, yang belum dilaksanakan.
Jadi P2 harus memuat data evaluasi proyek yang baru saja dibuat untuk seluruh
bagian dari jaringan yang belum ada pada daftar P1. Proyek-proyek layak harus
diurutkan sesuai dengan NPV/Km.
Daftar P2 akan dibagi ke dalam empat bagian : Bagian A mencakup proyek
`luncuran' yang layak; Bagian B mencakup proyek layak yang baru distudi ;
Bagian C mencakup proyek yang tidak layak atau proyek yang tidak dievaluasi
tidak termasuk pemeliharaan ; Bagian D mencakup bagian jalan yang baru
disurvai yang layak untuk pemeliharaan termasuk hasil evaluasi ekonomi
terhadap proyek pemeliharaan berkala.
5D. Kaji Ulang Kebutuhan Anggaran dan Strategi Pekerjaan (P5) :
Penaksiran kebutuhan anggaran tahunan dengan batasannya dibuat dengan
menggunakan formulir P5, untuk membantu kabupaten dalam menyusun strategi
pembiayaan yang pantas untuk pekerjaan jalan, serta untuk menyediakan
informasi guna membantu pemerintah pusat dalam pengalokasian dana.
5E. Persiapan Daftar Pendek Pekerjaan Berat (P3/P4) :
Kemungkinan kebutuhan anggaran beserta batasannya harus dipertimbangkan
didalam pemilihan ruas untuk `daftar pendek' pendahuluan tentang usulan
pekerjaan berat (P3, UR-1.JK).
Semua proyek dalam P3 harus layak secara ekonomi yang ditunjukkan oleh studi
perencanaan. Namun permasalahan setempat perlu juga diperhitungkan,
termasuk rencana pembangunan kabupaten dan fungsi jalan.
Jalan-jalan berkondisi `rusak/rusak berat' yang terbuka untuk roda-4 tetapi tidak
tercantum dalam P3 karena tidak layak atau karena keterbatasan dana harus
diberi tanda untuk pekerjaan `penyangga' dan dimasukkan dalam daftar P4.
5F. Kaji Ulang Program dan Dokumentasi Anggaran :
Kaji ulang program secara luas dan perbaikannya mungkin diperlukan antara
waktu untuk menyusun program pendahuluan di bulan Juli - September dan
pematangannya pada RAKON di bulan Desember.
Kaji ulang ini meliputi penyaringan lingkungan dan audit studi perencanaan
yang dilakukan oleh staf di tingkat pusat atau propinsi. Kaji ulang juga meliputi
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 19/320
penyesuaian-penyesuaian dengan kriteria kebijaksanaan di tingkat nasional atau
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 20/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3 KEBUTUHAN SUMBERDAYA
3.1 KEBUTUHAN STAF
a. Diperlukan suatu Tim Perencana Jalan di kabupaten yang terdiri dari empat orang
staf yang dapat diambil dari staf dinas yang terkait dengan penanganan jalan. Tim
akan diminta untuk melaksanakan studi perencanaan selama kurang lebih dua
sampai empat bulan setiap tahunnya, mengikuti prosedur dan jadwal waktu yang
telah ditetapkan. Mereka diperlukan dalam sebuah tim yang bekerja dan
bertanggung jawab kepada Dinas yang secara langsung menangani jalan
(PU/BM/Praswil Kab.), dan secara umum mendapat pengarahan dari Bupati.
b. Angota Tim yang bekerja dalam tugas ini harus diangkat melalui Surat Keputusan
(SK) dari Bupati. Mereka harus tetap pada kedudukannya paling tidak selama dua
tahun, supaya upaya pelatihan dan pengalaman yang telah didapat dapat
dimanfaatkan secara optimal.
c. Staf yang ditunjuk akan ditempatkan pada posisi tugas seperti di bawah ini, berikut
dengan perkiraan waktu yang diperlukan setiap tahun :
d. Salah seorang dari staf di atas, biasanya Planning Engineer atau Transport Planner,
ditetapkan pula sebagai staf yang bertanggung jawab atas masalah lingkungan yang
berkaitan dengan jalan kabupaten.
e. Secara struktural, alternatif usulan kebutuhan staf dapat dilihat pada Gambar 4.
Pada pokoknya anggota Tim perencana dapat diambil dinas-dinas yang terkait
dengan penangan jalan. Perlu dicatat bahwa tim secara keseluruhan mendapatkan
pengarahan dan bertanggung jawab kepada Kepala Dinas yang secara langsung
menangani jalan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 21/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Gambar 4.
STRUKTUR TIM PERENCANA JALAN KABUPATEN
BUPATI
Kepala DPU/ BAGIAN
BAPPEDA BM/PW Kab. PEMBANGUN
KOORDINATOR
f. Pengalaman khusus dalam perencanaan umum jalan tidak selalu mutlak diperlukan,
karena diharapkan bahwa masing-masing staf dapat mengenali masalah dan
mengembangkan kemampuannya setelah mengikuti pelatihan di lapangan, serta
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 22/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3. Planning Engineer ; ikut berperan serta dalam Kaji Ulang dan Pemutakhiran
Database, termasuk khususnya Data Sumber Daya (1C) dan Persiapan Program
Tahunan. Tanggung jawab utamanya adalah :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 23/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Gambar 5.
USULAN PENETAPAN TUGAS & TARGET ALOKASI WAKTU PER TAHUN
1A 5 5 10 10
1B 5 5 10 10
1C 2 3 5 10 10
1D 3 2 5 5 1-2
1E 5 5 10 5 5 5
1F 5 5 5
1G 5 5 10 10
2A 10 10 20 2 18 20
2B 22 22 2 20 20
2C * * 0 2-3
2D 15 15 2 13 13
2E 1 22 23 3 20 ***
2F ** ** 0
3A 6 6 6
3B 5 5 5
3C 3 2 5 5 2-3
3D 3 2 5 5
3E 3 5 8 8
3F 2 2 2
3G 7 7 2 5 5
4A 1 1 1
4B 1 1 2 2
4C 5 5 5
4D 1 1 1 1-2
4E 1 1 1
4F 2 2 2
5A 5 5 5
5B 5 3 2 10 10
5C 5 2 7 7 1-2
5D 3 3 3
5E 2 2 2
5F 5 5 2 12 12
1. Gambar 6 menunjukkan target jadwal kegiatan perencanaan. Kegiatan survai utama
biasanya dilaksanakan antara Maret - April untuk survai Peningkatan dan Oktober -
Nopember untuk survai pemeliharaan, lalu analisanya antara Mei - Juni dalam tahun
kerja yang bersangkutan, sehingga usulan program pendahuluan untuk konsultasi
berikutnya bisa dipersiapkan dari bulan Juli - Agustus, sedangkan pekerjaan disain
dimulai dari bulan September.
2. Koordinator Tim bertanggung jawab dalam penyusunan jadwal dan biaya survai dan
kegiatan perencanaan setiap tahunnya untuk memperjelas ruang lingkup dan jadwal
waktu kegiatan perencanaan yang diusulkan. Biasanya hal ini dilaksanakan dalam
bulan Januari segera setelah program pendahuluan tahun sebelumnya selesai.
3. Koordinator Tim harus membicarakan jadwalnya dengan Kepala DPUK/DPU-BM-
K dan Ketua Bappeda Kabupaten dan memastikan bahwa dana yang diperlukan
akan dialokasikan untuk melaksanakan survai pada waktunya. Ia kemudian harus
memantau dan melaporkan kemajuan survainya secara teratur kepada Kepala
DPUK/DPU-BM-K, serta mengkonsultasikannya dengan Ketua Bappeda
Kabupaten.
4. Contoh format untuk membuat jadwal kegiatan perencanaan dapat dilihat pada
Gambar 7 : di situ harus terdaftar setiap ruas yang akan tercakup dalam survai dan
rencana mingguan untuk survai dan analisa.
5. Periode bulan Oktober - Nopember dapat pula dipergunakan untuk proses
dokumentasi, tindakan lanjutan dan studi khusus serta pemutakhiran data sumber
daya.
3.4 PEMBIAYAAN
1. Biaya untuk studi perencanaan jalan ini harus disisihkan sebagai `komponen khusus'
*)
dari Biaya Umum Proyek Jalan Kabupaten . Kebutuhan dana untuk studi
perencanaan tahunan bagi semua pekerjaan jalan disediakan secukupnya ( ± 0.25%
dari total biaya proyek).
2. Koordinator Tim bertanggung jawab dalam mengusahakan kebutuhan dana untuk
melaksanakan jadwal perencanaan tahunan dan membahasnya bersama-sama dengan
Kepala Dinas PU/BM/PW-Kab dan Ketua Bappeda Kabupaten. Mereka bersama-
sama bertanggung jawab untuk memastikan bahwa dana untuk Tim Perencana Jalan
Kabupaten dapat disediakan agar Tim tersebut dapat melaksanakan kegiatan
perencanaan yang telah dijadwalkan pada waktunya.
. .
*) Biaya Penyusunan Perencanaan Program dan Perencanaan Teknis, menjelaskan penggunaannya
untuk merencanakan program dan persiapan teknis untuk tahun anggaran berikutnya, seperti
pengeluaran untuk kegiatan survai dalam rangka pengumpulan data dan analisa kelayakan
program proyek jalan (dari Petunjuk Pelaksanaan Inpres Dati II TA 1994/95, Direktorat
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
Jenderal Pengembangan Wilayah, Departemen Dalam Negeri, 5/4/94). 25/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Diperlukan ruang kerja dengan luas minimal 15 meter persegi yang bersifat
permanen dalam kantor (misalnya di DPU/BM-Kab.) yang kira-kira sesuai bagi
ruang kerja Tim Perencana Jalan.
2. Kelengkapan yang diperlukan adalah dua atau tiga meja kerja, sebuah meja besar
untuk membuka peta atau keperluan rapat, dan tempat penyimpanan dokumen yang
dapat dikunci.
3. Bagi keperluan survai harus disiapkan sekitar 63 hari kendaraan dan 63 hari
pengemudi dengan jatah BBM mencukupi untuk mencakup panjang 50 - 100
kilometer per hari kendaraan. Kemungkinan diperlukan dua buah kendaraan dalam
waktu yang bersamaan. Kendaraan bermotor itu harus terdiri dari jenis jeep dobel-
gardan dan jenis `kijang' untuk mengangkut anggota survai lalu lintas. Kedua
kendaraan dilengkapi masing-masing dengan pengemudi tetap, serta odometer yang
bekerja baik. Perubahan mengenai keperluan dan penggunaan kendaraan
dimungkinkan sesuai dengan kondisi dan kemampuan masing-masing kabupaten.
4. Perlengkapan kantor dan keperluan survai yang diperlukan setiap tahun terdiri atas :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 26/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 27/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 28/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
DAFTAR ISI
Halaman
2.3
3. Tugas
TUGAS 1B/2
1C –– Penyelesain
PEMUTAKHIRANK4 ...........................................................................
DATA SUMBER DAYA ......................... 1B-5
1C-1
3.1 Ruang Lingkup dan Tujuan .............................................................................. 1C-1
3.2 Tugas 1C/1 – Penyelesaian K7 ......................................................................... 1C-1
3.3 Tugas 1C/2 – Penyelesai K8 ............................................................................. 1C-3
3.4 Tugas 1C/3 – Penyelesaian K9 ......................................................................... 1C-5
4. TUGAS 1D – PEMUTAKHIRAN DATA SOSIAL-EKONOMI .................... 1D-1
4.1 Ruang Lingkup dan Tujuan .............................................................................. 1D-1
4.2 Prosedur Penyelesaian K10 .............................................................................. 1D-1
5. TUGAS 1E – PEMUTAKHIRAN DATA JEMBATAN ................................. 1E-1
5.1 Ruang Lingkup dan Tujuan .............................................................................. 1E-1
5.2 Tugas 1E/1 – Data Kependudukan (K11) ........................................................ 1E-2
5.3 Tugas 1E/2 – Data Pusat Kependudukan (K12) ............................................... 1E-5
5.4 Tugas 1E/3 – Data Kecamatan (K13) ............................................................... 1E-10
5.5 Tugas 1E/4 – Kegiatan Pembangkit Lalu LintasBerat danRencanaPengembangan Sektoral .... 1E-10
5.6 Penyelesaian S6B (Rencana/Pola Transmigrasi dan PIR/NES) ....................... 1E-15
5.7 Penyelesaian S6C (Kegiatan Sektor Pariwisata) .............................................. 1E-18
6. TUGAS 1F – PEMUTAKHIRAN PETA ......................................................... 1F-1
6.1 Ruang Lingkup dan Tujuan .............................................................................. 1F-1
6.2 Tugas 1F/1 – Perbaikan dan Pemutakhiran Peta Dasar Jaringan Jalan ............ 1F-1
6.3 Tugas 1F/2 – Penyempernaan Peta Dasar ........................................................ 1F-2
6.4
7. Tugas
TUGAS 1F/3
1G––Penyempurnaan
DOKUMENTASI Peta Dasar .........................................................
STUDI ........................................................ 1F-3
1G-1
7.1 Ruang Lingkup dan Tujuan .............................................................................. 1G-1
7.2 Prosedur ............................................................................................................ 1G-1
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 29/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
33B) yang
jalan atau menerus.
gabungan angka bulat dan desimal (33, 33.1) untuk membedakan ruas
b. Sekali sudah ditetapkan, maka nomor ruas tersebut harus terus dipertahankan dan
tidak boleh dirubah (kecuali dengan alasan yang sangat khusus), supaya tidak
menimbulkan keraguan dan kesalahan dalam pembacaan peta dan proses database
komputer.
c. Ruas-ruas baru yang sebelumnya tidak bernomor atau belum masuk di daftar K1,
dapat diberi nomor lanjutan dari nomor terakhir yang telah ada sebelumnya, bila
sebelumnya telah sampai ruas nomor 100, maka ruas berikutnya harus diberi
nomor 101, dst.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 31/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 32/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
d. Bila belum ada kejelasan mengenai status resmi suatu ruas, maka sebagai alternatif
dapat digunakan nomor kode sementara yang dapat dipakai sebagai patokan,
sebagaimana contoh pada tabel berikut :
Kode Keterangan
Sementara
400 Jalan Kota (yaitu 401, 402, 403, ... dan seterusnya)
500 Jalan Irigasi
600 Jalan Baru
700 Jalan Transmigrasi
800 Jalan Perkebunan/PIR atau Jalan Kehutanan/Angkutan Kayu
900 Jalan Desa
Jalan Negara/Propinsi/Jalan Toll
JN/JP/JT
(gunakan nomor jalan BM/PW yang sudah ditetapkan)
e. Nomor tersebut kemudian dapat diganti dengan nomor yang tetap, bila telah
disetujui secara resmi oleh Kabupaten dan telah dilakukan survai perencanaannnya.
Bersamaan dengan itu, maka data pada peta dan pada semua yang berkaitan dengan
database juga harus diganti.
f. Di dalam database, nomor-nomor ruas telah digabung dengan kode Kabupaten dan
Propinsi yang mengikuti sistim pemberian kode Biro Pusat Statistik (BPS). Kode
tersebut dapat dilihat pada bagian atas formulir K1 di sisi nama Propinsi dan
Kabupaten ; misalnya Propinsi Aceh (11), Kabupaten Aceh Selatan (01).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 33/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Gambar 1A1.
CONTOH KESALAHAN DALAM PEMBERIAN NOMOR DAN NAMA RUAS
SALAH BENAR
PETA NO NAMA NO NAMA
RUAS RUAS RUAS RUAS
45 Dadu
Alam
2 2 Bisa-Alam 2 Alam-Bisa
Citra Bisa 45 Dadu-Citra 45 Citra-Dadu
Dadu
Alam 2 45 2 Bisa-Alam 2 Alam-Bisa
Citra Bisa
45 Alam-Dadu 45 Citra-Dadu
47
45
02 46
c. Persimpangan dengan ruas jalan Nasional atau Propinsi dinyatakan dengan pal-km
jalan raya yang diukur dari patok kilometer terdekat dengan nama kota acuannya
(biasanya ibukota Propinsi), misalnya : JN. Km 14,5 Medan.
ke Medan
40
Km 14.0
Km 15.0
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 34/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
d. Pada kasus jalan buntu atau ruas jalan tanpa persimpangan; beri tanda pengenal
yang jelas pada titik dimana nomor ruas jalan itu berubah, berdasarkan titik
pengenal yang spesifik dan menetap, seperti pada contoh berikut :
e. Hindari penggunaan titik pengenal seperti `desa/kampung’ saja, karena tidak
memberikan penjelasan yang cukup dimana tepatnya titik pangkal atau ujung ruas
tersebut.
f. Bila menggunakan titik pengenal ‘jembatan’, pastikan bahwa jembatan tersebut
termasuk dalam ruas jalan tersebut atau tidak. Berikan tambahan keterangan seperti
pada contoh berikut : Ut.Jbt.S.Siak (Utara Jembatan Sungai Siak)
g. Cara penentuan titik pengenal ruas yang benar dan yang salah, diilustrasikan pada
gambar berikut :
Gambar 1A2.
CONTOH KESALAHAN DALAM PENENTUAN TITIK PENGENAL
NAMA RUAS TITIK PENGENAL
NO
PETA (PANGKAL/
RUAS SALAH BENAR
UJUNG)
Km 21
45 Jln. Desa
46 Esa Bts. Desa Mesjid Esa
Dadu
46 Desa Esa
47
Esa
Kampung Esa
46
2 45 Citra 2 2/2
Dadu
Citra 47
45
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 35/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
c. Kecuali untuk fungsi pelayanan umum atau jalan kota, fungsi ekonomi lainnya
harus ditunjang oleh dokumen pendukung sesuai dengan jenis dan skala kegiatan
yang dilayani, dengan menggunakan baik itu K2 untuk ruas- ruas strategis, ataupun
survai S6 untuk sektor-sektor tertentu.
d. Peraturan Pemerintah (PP No. 26/1985) menjelaskan bahwa sebagian besar jalan
kabupaten juga ditentukan fungsinya sebagai jalan `lokal' yang menghubungkan
antara `pusat' dengan daerah pemukiman (persil), atau menghubungkan antar pusat
orde ketiga sebagian kecil jalan kabupaten ditentukan sebagai jalan `kolektor'
yang menghubungkan antar pusat orde ke-dua atau pusat orde kedua dan ketiga.
K : Kabupaten
D : Desa
P : Perkebunan
H : Kehutanan/angkutan balok kayu
T : Transmigrasi
A : Irigasi/pengairan
JN/JP/JT : Nasional/Propinsi/Toll
c. Jangan menggunakan pal km yang diukur dari kota Kabupaten atau kota Propinsi.
Sistim ini akan mudah menyebabkan kekacauan bagi ruas jalan kabupaten yang
pendek dan bagi keseluruhan jaringan jalan.
b. Kondisi permukaan rata-rata suatu segmen, terutama yang mencerminkan kualitas
berkendaraan (kenyamanannya) atau kekasarannya, ditentukan menurut kategori
berikut :
B : Baik
S : Sedang
SR : Sedang/Rusak
R : Rusak
RB : Rusak Berat
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 37/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
c. Penambahan satu angka di belakangnya (.1, .2 atau .3) menunjukkan bagian dari
jumlah truk sedang dan berat dalam lalu lintas tersebut (lihat tugas 4B).
Merupakan catatan dari database komputer yang menunjukkan kapan (bulan tahun)
terakhir kali data diperbaharui.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 39/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1.5.2 KRITERIA
Jaringan jalan strategis harus mencakup jalur utama yang melayani hubungan antar
berbagai bagian di dalam kabupaten, yang sesuai dengan kriteria sebagai berikut :
a. Ruas jalan yang umumnya bersifat antar kota, yaitu menghubungkan kota
kabupaten dengan pusat-pusat administrasi pemerintahan seperti kota kecamatan,
dan pusat-pusat kegiatan ekonomi seperti pasar utama ; ini akan meliputi jalan
`kolektor' yang menghubungkan kota 'orde' kedua dan ketiga (seperti yang
ditetapkan menurut peraturan yaitu : PP No. 26, 1985).
b. Ruas jalan alternatif yang salah satunya sudah ditetapkan dan memenuhi hubungan
yang memadai, tidak termasuk dalam kriteria ini.
c. Ruas jalan yang biasanya sudah menampung tingkat lalu lintas tinggi (atau
berpotensi tinggi pada wilayah yang jaringannya belum berkembang secara penuh)
pada kenyataannya tingkatan ini bisa berbeda, misalnya, mulai dari di atas 500
LHR di daerah padat penduduk di Pulau Jawa sampai di atas 50 LHR di daerah
kurang berkembang di pulau lain.
d. Ruas jalan yang biasanya sudah diaspal, kecuali pada daerah yang jaringan jalannya
belum dikembangkan.
e. Ruas jalan yang melayani sumber-sumber penyebab meningkatnya lalu lintas selain
perkotaan, seperti sumber material besar, pabrik atau daerah perkebunan, dapat
pula masuk ke dalam kriteria ini asalkan ruas jalannya terbuka bagi lalu lintas
umum.
f. Ruas jalan yang melayani pangkalan jenis angkutan lain (yakni ruas menuju
pelabuhan laut atau sungai, lapangan udara, atau stasiun KA)
g. Ruas jalan yang pendek (yakni kurang dari 5 km), tapi bukan bagian dari rute
lanjutan, tidak termasuk dalam kriteria ini (kecuali pada vi)
h. Ruas jalan di daerah perkotaan tidak termasuk dalam kriteria ini, kecuali kalau ruas
tersebut merupakan bagian dari rute lanjutan jaringan jalan strategis yang
menghubungkan dua pusat kota.
i. Ruas jalan utama antar kabupaten bisa dimasukkan apabila tidak ada jalan
negara/propinsi yang memadai untuk jalur tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 41/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
j. Bagian ruas jalan negara/propinsi yang berada di dalam kabupaten secara otomatis
merupakan bagian dari jaringan jalan strategis, walaupun pemeliharaan atau
peningkatannya tidak masuk ke dalam program jalan kabupaten.
k. Perlu dicatat, bahwa istilah ‘strategis’ disini didasarkan atas konsep ekonomi.
Berbeda halnya dengan istilah `strategis keamanan' yang mengacu pada jalan
khusus dengan fungsi keamanan negara, seperti jalan yang berdekatan dengan batas
negara (jalan seperti ini tidak tercakup dalam prosedur ini).
KELOMPOK A :
a. Beri tanda di peta dan cantumkan pada formulir K2 semua ruas jalan nasional dan
propinsi, termasuk nomor ruasnya (sesuai dengan nomor Bina Marga).
b. Informasi ini bisa diperoleh dari Dinas PU / Bina Marga/prasana wilayah Propinsi
KELOMPOK B :
a. Beri tanda di peta dan cantumkan pada formulir K2 : ruas jalan terpendek yang
menghubungkan setiap kota kecamatan ke jalan nasional / propinsi dan ke ibukota
kabupaten.
b. Perhatikan: jalur baru secara umum tidak dapat dimasukkan kecuali bila
penghematan jarak tempuhnya ke kota kabupaten mencapai paling sedikit 50
persen dari jarak tempuh lewat jalur yang sudah ada; perhatikan juga bahwa jalur
baru itu memerlukan studi khusus yang justru memperlambat penyertaannya dalam
program.
c. Catat pada formulir K2 nama kota yang dilayani ruas jalan itu, instansi mana yang
bertanggung jawab untuk pemeliharaannya dan data informasi tentang kondisi
perkerasan serta keterbukaan ruas jalan itu (dari formulir K1).
KELOMPOK C :
a. Beri tanda pada satu jalur langsung yang menerus dan wajar, yang merupakan
penghubung antar kota kabupaten dengan ibukota kabupaten di sekitarnya dan
cantumkan nomor ruas jalur itu jika belum tercatat pada kelompok A atau B.
b. Biasanya jalur ini merupakan ruas jalan yang sudah ada; karena jalur baru hanya
akan diterima bila terjadi penghematan jarak tempuh paling sedikit 50 persen dari
yang ada.
c. Ruas-ruas jalan penghubung antar kabupaten yang bertetangga ini harus ditentukan
sebagai jalur strategis.
KELOMPOK D :
a. Beri tanda dan cantumkan kemungkinan ‘pilihan lain’ untuk dimasukan sebagai
jalur strategis, diantara pilihan berikut ini :
Ruas jalan lain yang melayani lalu lintas tinggi yang secara khusus merupakan
ruas jalan langsung penghubung dua bagian penting di dalam daerah
kabupaten.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 42/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Ruas jalan lain ke jalan Nasional / Propinsi atau ke ibukota kabupaten, dari
sumber penyebab lalu lintas tinggi selain dari kota kecamatan (sebutkan
sumber penyebabnya)
b. Periksa
panjang bahwa total (B+C+D)
jaringan tidak lebih
jalan kabupaten (dariatau sama
K1). denganmasukkan
Jangan 20 persenruas
dari jalan
total
berprioritas rendah bila total tersebut sudah melebihi target.
c. Kaji ulang dan sesuaikan usulan itu seperlunya sewaktu konsultasi dengan instansi
yang terkait dengan penanganan jalan di Propinsi dan kalau ada dengan konsultan
pembimbing, khususnya untuk mendapatkan :
Status yang sebenarnya dari ruas jalan kabupaten yang kemungkinannya dalam
d. Cantumkan pada formulir K1 (kolom 7) ruas jalan yang termasuk dalam klasifikasi
jaringan jalan strategis (JJS).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 43/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 44/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 45/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 47/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 48/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Sebutkan sumber-sumber dana lainnya dan masukkan sumber dana dari Luar
Negeri (BLN) bila ada, misalnya IBRD.
L = Proyek `Luncuran'
ST = Pekerjaan yang dikerjakan dengan menggunakan dana sisa tender.
MY = Kontrak berlanjut ke tahun berikutnya (multi year)
B = Proyek Baru
CATATAN :
Bila setelah beberapa tahun pekerjaan halaman K3 untuk ruas tersebut sudah
penuh, mulailah dengan halaman baru yang diberi nomor urut di bagian atasnya.
Pertahankan formulir K3 tersusun secara berurutan berdasarkan nomor ruas.
Catatan :
Pisahkan jumlah (D) dalam komponen dana APBN dan BLN jika ada.
Biaya umum dan lain sebagainya harus dimasukkan dalam sub-total biaya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 50/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
b. Bagian bawah formulir membagi TOTAL biaya untuk jalan ke dalam lima
komponen utama dan juga memberikan rangkuman panjang jalan (kilometer) dan
jembatan (meter) :
Pekerjaaan Berat (PK) termasuk Pembangunan Baru (PB) dan Rehabilitasi
(RE)
Pemeliharaan Berkala/Periodik (MP)
Biaya umum
Catatan :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 51/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 52/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Tugas ini ditujukan untuk mencatat secara sistimatis aspek-aspek sumber daya yang
tersedia di Kabupaten, untuk keperluan persiapan dan pelaksanaan program serta
pengadministrasian dan pemantauan. Sumber daya tersebut mencakup hal-hal
seperti peralatan, kontraktor, sumber-sumber material dan jumlah staf.
2. Beberapa dari aspek sumber daya Kabupaten telah tercakup dalam petunjuk teknis
atau prosedur lain, misalnya data kontraktor (dulu K6) dan data peralatan (dulu K5)
yang tercakup dalam Buku Petunjuk Peralatan yang dikeluarkan oleh Bina Marga
dan Bangda : Sistem Pengelolaan Armada Peralatan Dati II.
3. Aspek-aspek yang masih dicakup dalam prosedur perencanaan sekarang ini adalah :
3.2.1 PROSEDUR
a. Formulir K7 digunakan terutama untuk mencatat data staf kabupaten yang terlibat
dalam Tim Perencanaan Jalan Kabupaten, mencakup : nama, jabatan dalam Tim,
asal instansi, jabatan di instansi dan golongan / pangkatnya.
b. Tentukan siapa dari anggota tim perencana atau staf lain yang bertanggung jawab
untuk masalah lingkungan dan untuk perencanaan pemeliharaan.
c. Dalam formulir ini juga diterangkan informasi mengenai jumlah keseluruhan staf
Dinas PU dan staf Bappeda Kabupaten.
d. Formulir ini harus diperbaiki setiap tahun dan ditanda tangani oleh pejabat instansi
terkait seperti Kepala Dinas PU, BAPPEDA dan Bagian Penyusunan Program
Kabupaten, serta dilampiri dengan SK Bupati untuk Tim Perencana.
e. Informasi ini akan digunakan didalam penyusunan database mengenai anggota Tim
Perencana, untuk keperluan pelatihan serta pemantauan prestasi kerja anggota tim.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 53/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 54/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3.3.1 PROSEDUR
a. Formulir K8 (yang berkaitan dengan K9) digunakan untuk mencatat sumber-
sumber utama material lokal untuk pekerjaan jalan di Kabupaten.
b. Cantumkan nama sumber material (quarry / sungai / lainnya) pada peta dasar , lalu
perkirakan jarak ke ruas terdekat dan sebutkan nomor ruasnya.
c. Material yang ada dalam daftar tersebut harus ditentukan dengan kode nomor dan
satuan yang sama dengan yang digunakan di daftar K9.
d. Harga yang dicantumkan harus berdasarkan pada harga di sumbernya tanpa
memasukkan ongkos angkut yang sudah ditentukan secara terpisah dalam K9.
e. Berikan keterangan, misalnya apakah sumber material tersebut sampai saat ini
masih dipakai, juga mengenai kualitas atau kapasitas produksinya.
f. Formulir K8 ini setiap tahun pada bulan Januari harus diperiksa kembali dan
diperbaiki.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 55/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 56/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Formulir K9 berisikan daftar harga material lokal dan upah buruh di kabupaten
dalam kisaran tertentu, yang digunakan dalam pembangunan jalan kabupaten.
b. Daftar harga ini akan digunakan untuk memutakhirkan Matriks Biaya Perencanaan,
oleh karena itu K9 harus selalu diperbaharui setiap tahun, paling lambat pada bulan
Januari.
c. Setiap Kabupaten hanya perlu menyiapkan satu (1) daftar K9, yang dianggap
mewakili.
d. Kebenaran data tersebut harus diperiksa secara teliti dan harus ditanda-tangani oleh
kepala Dinas PU / BM Kabupaten, lalu disampaikan ke Dirjen Prasarana Wilayah
Direktorat Bina Teknik atau atau Konsultannya di Jakarta.
Bila pajak dimasukkan dan tidak dapat dipisahkan secara tepat, tunjukkan pada
harga tersebut dengan tanda bintang ( * ).
menggunakan prosedur berikut ini (angka / nilai yang tertera hanya untuk
ilustrasi saja).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 57/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Catatan :
Jangan menggunakan perkiraan biaya angkut untuk K9, ataupun untuk Disain
& DURP (misalnya : Rp 75,- per ton per km , dan lain sebagainya)
e. Pajak
Pajak ini termasuk Pajak Penghasilan, Asuransi Tenaga kerja (Astek) dan 10%
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk material, (perlu di catat bahwa biasanya
hal ini sudah dimasukkan dalam harga material yang dibawa ke kabupaten).
f. Pengesahan
Bila K9 sudah terisi, lengkapi dengan pengesahannya (K9 harus ditanda
kepada
Januari,Ditjen
supayaPrasarana Wilayah
pengolahan atau Konsultannya)
komputer paling lambat
untuk pembuatan pada biaya
matriks akhir
pekerjaan jalan ( perencanaan ) dapat diselesaikan pada waktunya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 58/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 59/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 61/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 62/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
5. Keterangan untuk beberapa hal khusus yang diisikan ke dalam K10 adalah sebagai
berikut
JN = Penyeberangan Jalan
KA = Penyeberangan Kereta Api
S = Penyeberangan Sungai
L = Lain-lain
Harus ditentukan sebagai lebar jalur jalan saja ( kolom 6.1) dan total lebar
jembatan sampai dengan bagian luar dari sandaran (kolom 6.2).
6. Kode rujukan (pada formulir K10L) dan catatan khusus pada uraian komponen-
komponen bangunan atas, diberikan secara singkat di bawah ini :
Y = Gorong-gorong Pipa
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 63/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
S = Jembatan Sementara
Jembatan sementara adalah jembatan yang digunakan sebagai alat hantaran
sementara sampai jembatan permanen dibangun. Jembatan sementara dapat
berupa rangka, gelagar, pelat atau lainnya. Jembatan Bailey termasuk dalam
kategori ini.
FX = Ferry
Jika penyeberangan sungai dilakukan dengan ferry (untuk kendaraan ataupun
tidak), catatlah dalam laporan. Perkirakanlah lebar penyeberangan tersebut.
Nyatakanlah dalam catatan, waktu tunggu rata-rata dan perkiraan panjang
jembatan yang diperlukan.
Sumber / asal pemasok terutama mengacu kepada negara pembuat dengan cara
memberi Kode negara asal dengan huruf tersendiri seperti diberikan pada
lampiran formulir K10L.
Kode bahan yang digunakan untuk pemeriksaan inventarisasi dapat dilihat pada
lampiran formulir K10L. Terdapat sejumlah 21 bahan yang berbeda, yang
Kode untuk tiap jenis bahan lantai jembatan harus dibentuk dengan dua huruf
yang diambil dari daftar bahan seperti tersebut di atas. Satu huruf untuk jenis
bahan bagian perletakan lantai dan huruf lainnya untuk jenis bahan jalur
kendaraan, misalnya KA = lantai jembatan kayu dengan jalur kendaraan aspal.
Disiapkan kode untuk dua bentuk kepala jembatan dan enam jenis pilar. Kode
ditentukan dengan satu huruf seperti yang dapat dilihat dalam lampiran formulir
(K10L).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 64/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
lanjut.
Diberikan delapan jenis pondasi, masing-masing ditentukan dengan dua huruf.
Apabila terdapat data, maka isilah jenis pondasi tersebut dengan menggunakan
kode dari lampiran formulir K10 (K10L), jika tidak ada data, biarkan kolom
tersebut tetap kosong.
Bangunan atas
Sistim lantai jembatan
Sandaran (dan pagar pengaman, dll)
Pondasi (dan aliran air)
Kepala jembatan dan pilar-pilar
Penilaian kondisi jembatan menggunakan skala 0-5 seperti yang ditetapkan pada
bagian bawah lampiran formulir K10 (K10L).
7. Bila ruangan pada formulir K10 tidak cukup untuk mendaftar semua jembatan yang
ada pada suatu ruas, gunakan halaman kedua, beri nomor halaman pada formulir
menurut urutannya. Usahakan formulir yang telah di selesaikan selalu tersusun
sesuai dengan urutan nomor ruas.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 65/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4. Informasi tersebut di atas, umumnya bisa didapat dari dua sumber utama :
Statistik sosial-ekonomi yang telah diterbitkan dan tersedia di tingkat
kabupaten atau kecamatan (misalnya : data penggunaan lahan BPN, kabupaten
dalam angka, monografi desa)
Informasi
perkebunankhusus yang
(mengenai diperoleh dari
sumber-sumber wawancara
pembangkit dengan
lalu lintas manajemen
berat), manager
pabrik, quarry, dan lain sebagainya ; atau dari instansi- instansi pemerintah
sektoral yang bertanggung jawab atas rencana khusus (seperti : kehutanan,
pertanian, irigasi, pariwisata).
5. Informasi ini diperlukan untuk memperkirakan lalu lintas potensial dan penggunaan
jalan dimasa datang, serta untuk menafsirkan data lalu lintas; termasuk menentukan
pergerakan kendaraan-kendaraan berat yang dapat mempengaruhi disain jalan.
6. Satu copy dari peta dan dokumen pokok Rencana Utama Tata Ruang Kabupaten
(RUTR-K), harus selalu disimpan di dalam ruangan Tim Perencana Jalan
Kabupaten. Ini akan diperlukan untuk memastikan bahwa perencanaan jalan sudah
mengacu kepada tujuan perencanaan pembangunan kabupaten dalam skala yang
lebih luas.
7. Tugas-tugas di atas harus dilaksanakan pada bulan Januari – Februari setiap
tahunnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 66/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Perkiraan jumlah penduduk yang dilayani oleh ruas jalan, diperlukan untuk
menaksir manfaat dari peningkatan jalan yang sekarang ini tertutup untuk lalu
lintas kendaraan roda-4 karena kondisi jalannya.
b. Sebagai kerangka kerja untuk tugas ini, maka perlu dibuat (di kantor) suatu tabulasi
sebaran penduduk per desa dan per ruas jalan untuk seluruh kabupaten dengan
menggunakan formulir K11. Hal ini akan membantu di dalam menentukan ruas-
ruas mana yang memerlukan survai yang lebih terinci (S7).
c. Sekali hal ini dikerjakan dengan benar, maka K11 hanya memerlukan kaji ulang
dan perbaikan secara berkala bila data survai S7 yang lebih terinci telah diperoleh.
Catat tanggal diperbaikinya K11 dan tanggal diselesaikannya survai S7.
Tujuan utama dari tugas ini adalah mencoba menentukan keterlibatan seluruh
penduduk desa itu kepada satu ruas jalan yang diperkirakan akan digunakan
sebagai jalur pilihan ke pusat kegiatan di luar desa (pasar, dan sebagainya) atau
untuk mencapai jaringan jalan utama lainnya.
Kelompok penduduk yang sama jangan ditentukan pada lebih dari satu ruas
jalan.
Jangan mengabaikan satu bagianpun dari penduduk desa, meskipun bagian itu
diperkirakan telah dilayani langsung oleh ruas jalan negara atau propinsi
daripada oleh ruas jalan kabupaten itu sendiri.
Penduduk yang berada di titik pangkal atau ujung yang merupakan
persimpangan ruas jalan (misalnya dalam jarak 500 meter dari titik
persimpangan dengan ruas jalan yang lebih penting) perlu dipisahkan dan
dimasukkan ke dalam jangkauan pelayanan ruas jalan yang lebih penting tadi
ke bagian mana ruas jalan itu bersambung.
Tandai desa-desa yang jelas terlayani sepenuhnya oleh satu ruas jalan saja 67/320
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
dan
masukkan jumlah penduduknya pada kolom nomor ruas jalan yang dimaksud.
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Bagi desa yang dilayani oleh beberapa ruas jalan dan pembagian jumlah
penduduknya meragukan, beri tanda silang ( x ) kolom ruas jalan yang sesuai,
dan pada tahap ini jangan mencoba memasukkan jumlah penduduk tersebut
(dalam kasus ini ada desa-desa yang nantinya akan memerlukan studi
tambahan).
e. Minta pada setiap kecamatan untuk menyediakan peta kecamatan dan sket tiap
desa di kecamatan itu dengan skala perkiraan (Formulir S7 bisa digunakan) , yang
menunjukkan :
nama dan lokasi tiap kampung atau pemukiman yang terpisah di dalam
wilayah desa
jumlah penduduk tiap kampung (data registrasi terakhir)
lokasi dan panjang jalan desa, tipe dan kondisi permukaan jalan serta
hambatan aksesnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 68/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 69/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Tujuan dari tugas ini adalah untuk menentukan lokasi, karakteristik dan ukuran
relatif dari semua pasar atau pusat kegiatan yang berarti (cukup besar) di wilayah
Kabupaten.
b. Informasi ini terutama diperlukan untuk hal - hal sebagai berikut :
membantu menafsirkan data lalu lintas dengan menentukan pusat- pusat
kegiatan yang diperkirakan menjadi pusat daya tarik untuk melakukan
perjalanan ;
membantu dalam menentukan dan menjelaskan variasi lalu lintas harian
sehubungan dengan hari pasar;
membantu dalam menentukan tingkat lalu lintas yang potensial pada ruas jalan
yang saat ini mengalami hambatan akses dikaitkan dengan ukuran dan tipe
pusat kegiatan luar yang digunakan (tugas 3D).
c. Tugas ini menggunakan formulir K12 yang akan mencatat seluruh kota pusat
administrasi kecamatan dan kabupaten, serta kota/pusat lainnya yang memiliki
pasar. Untuk mengisi data khusus selanjutnya bagi setiap kota yang tercatat tadi,
mintalah bantuan staf kecamatan bila perlu mengenai :
status administratif
informasi pasar
d. Hasil pendataan tersebut akan digunakan dalam menentukan ukuran relatif dari
pusat-pusat kegiatan itu yang dikelompokkan ke dalam lima (5) ukuran.
e. Metode ini merupakan suatu bentuk penyederhanaan dari hasil studi yang
dikembangkan oleh Direktorat Jendral Cipta Karya dan sesuai dengan petunjuk
Bappenas terhadap pengertian tingkat orde kota. Penerapan metode pengukuran
dari hasil penilaian bagi pusat-pusat kegiatan berdasarkan urutan kategori itu
dapat berubah sesuai dengan kenyataan atau faktor-faktor tentang perkembangan
karakteristik yang ada.
f. Sekali telah dilakukan dengan benar, K12 hanya perlu untuk dikaji ulang dan
diperbaiki secara berkala, kira-kira tiga tahun sekali.
5.3.2 KRITERIA
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 71/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Pusat-pusat sedang dan kecil biasanya hanya memiliki fasilitas orde sedang
atau lebih rendah, seperti SMP atau Puskesmas, dengan radius pelayanan
kurang dari 25 km dan jumlah penduduk kurang dari 50 ribu jiwa.
V 15 - 25 Km 20 - 50 Pusat sedang 30 - 50
Pasar dapat dimasukkan ke dalam salah satu dari tiga kelompok ukuran relatif
yang didasarkan pada perkiraan volume kegiatan mingguan. Apabila data
khusus tidak ada, maka petunjuk di bawah ini dapat dipakai sebagai indikator
ukuran relatif :
Pasar "kabupaten" adalah pasar yang secara resmi dikelola oleh kabupaten
(termasuk pemeliharaan fasilitasnya) bagi pemasukan pajak (IPEDA);
sedangkan pasar kecamatan belum memiliki pengaturan bagi pajak pendapatan
pasar dan kebanyakan belum memiliki fasilitas yang permanen.
c. Fasilitas
Ada 15 macam fasilitas yang sudah ditentukan dan dibagi ke dalam 3 kelompok
tipe yang khas sesuai dengan kepentingannya di kabupaten, yaitu :
a. Catat pada formulir K12, setiap kota dalam wilayah kabupaten yang berstatus
administrasi setingkat kecamatan atau yang lebih tinggi dan juga pusat lainnya
yang mempunyai pasar termasuk pasar kecil yang tidak dikelola oleh kabupaten.
b. Tunjukkan status administrasi dari setiap pusat kegiatan pada kolom 2 di formulir
K12, dengan menggunakan petunjuk angka berikut ini :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 73/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
besar : 30
sedang : 20
kecil : 10
d. Untuk setiap tipe fasilitas dalam kolom 8-12; 14-18 dan 20-24, isilah dengan
angka 1 bila fasilitas ada atau 0 bila tidak ada. Untuk pusat sedang/kecil,
fasilitasnya harus berada di dalam radius 2 km dari titik pusatnya (misalnya pasar);
kolom
kolom (2),
(26),(7),
lalu(13), (19), tipe
tentukan (25) pusat
untuk kegiatan
mendapatkan skor total
itu dengan keterpusatan
memakai kisaran pada
skor
dalam kolom (27) sebagai berikut :
Pusat kabupaten/utama : > 85
Pusat besar : 51 - 85
Pusat sedang : 30 - 50
Pusat kecil : 15 - 29
Pusat terkecil : < 15
g. Tandai pada peta topo copy-1 dan peta jaringan jalan 2, semua pusat kegiatan yang
telah ditentukan sesuai dengan tanda indikatornya. (lihat tugas
1F).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 74/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Diperlukan suatu rangkuman data sosial-ekonomi per kecamatan untuk menyusun
program-program tahunan, dalam hubungannya dengan pengembangan kabupaten
yang lebih luas.
b. Formulir K13 digunakan untuk mencatat informasi mengenai jumlah desa, jumlah
penduduk, jumlah kepala keluarga (KK), luas wilayah, penggunaan lahan dan hasil
utama daerah besar atau kegiatan-kegiatan lokal yang besar per kecamatan.
c. Gunakan sumber data kependudukan yang sama seperti untuk tugas 1E/1 (K.11).
d. Data penggunaan lahan bisa didapatkan dari BPN.
e. Periksa bahwa jumlah kolom dan pada barisnya benar.
f. Sekali formulir K13 dilengkapi dengan benar, maka kaji ulang dan perbaikan
hanya diperlukan secara berkala, kira-kira setiap tiga tahun sekali.
d. Survai ini dilaksanakan oleh transport planner pada waktu yang telah ditentukan
bersama-sama dengan survai lainnya (tugas kelompok 2).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 75/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 76/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 77/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
e. Beberapa informasi yang diperlukan mungkin bisa diperoleh dari instansi
pemerintah di kabupaten. Sumber-sumber lalu-lintas yang layak untuk disurvai
dengan S6A, adalah :
f. Masukkan rencana dan proyek pengembangan yang sedang dikerjakan atau yang
sudah diangggarkan. Usaha swasta di dalam wilayah perkotaan sebaiknya tidak
perlu dicatat kecuali kalau membangkitkan lalu lintas yang cukup berarti pada jalan
kabupaten (dibandingkan dengan jalan negara atau propinsi)
g. Survai ini dimaksudkan untuk mengetahui informasi berikut:
jumlah lalu lintas truk per hari ke / dari lokasi kegiatan berdasarkan tipe truk
dan beban muatan rata-rata.
variasi lalu lintas yang terjadi sesuai dengan kondisi iklim atau musim
kecenderungan volume lalu lintas dimasa datang
h. Formulir S6A tidak dimaksudkan untuk memberikan daftar pertanyaan yang
mendalam; beberapa tambahan pertanyaan mungkin dibutuhkan.
i. Secara khusus, penting untuk memeriksa ulang bahwa perkiraan volume per hari
atau per minggu sesuai dengan perkiraan jumlah perjalanan dikalikan dengan rata-
rata muatan per truk.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 78/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 79/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
5.6.2 PROSEDUR
Informasi yang dikumpulkan dengan formulir S6B ini mencakup hal-hal berikut :
a. Nama kecamatan dimana proyek berada dan nama desa / kampung utama terdekat.
b. Nama Proyek, PTP (berapa?) dan nama perusahaan (PT atau lainnya) bila ada
c. Tipe proyek : misalnya PIR/NES; perkebunan besar (swasta atau BUMN);
SKP/WPP Transmigrasi
d. Jenis tanaman pohon untuk ekspor yang telah ditanam atau yang direncanakan,
catat data tiap jenis tanaman kalau lebih dari satu macam
e. Data terbaru dari total luas areal yang sudah ditanami per jenis tanaman (hektar)
f. Rencana atau proyeksi total luas areal yang akan ditanami dalam 5 tahun ini per
jenis tanaman (sebut tahun rencananya).
g. Produktivitas yang ada : data terakhir dari produksi rata-rata (ton / hektar) yang
ada sekarang, sebut jenis produksinya (mis : kelapa segar, minyak kelapa, dsb)
h. Rencana atau proyeksi produktivitas : rata-rata produksi ton per hektar yang
diharapkan dalam 5 tahun ini (sebut tahunnya) ; jelaskan jenis produksinya.
i. Total produksi dalam ton yang ada sekarang ; yaitu data no. (5) x (7)
j. Total produksi dalam ton yang diharapkan ; yaitu data no. (6) x (8)
k. Bila produksi tanaman perlu diolah terlebih sebelum dipasarkan, tanyakan dimana
lokasi pengolahannya (tandai pada peta)
l. Tanyakan juga rencana pembangunan tempat pengolahan dalam 5 tahun (jika ada)
m. Nama lokasi pelabuhan utama dari tanaman yang akan diekspor atau tempat utama
untuk penampungan pertama.
n. Perkirakan panjang jalan penghubung (km) yang berkondisi baik/sedang yang
hanya perlu pemeliharaan dan kondisi rusak/rusak berat untuk perbaikan atau
rehabilitasi; catat total panjang jembatan yang perlu dibangun, diganti atau
diperbaiki; kelompokkan jalan penghubung tadi ke dalam pengertian di bawah ini :
SEKTOR TRANSMIGRASI
Berapa jumlah keluarga (KK dan Jiwa) yang sudah ada dan akan ditempatkan
di proyek dalam 5 tahun ini.
Kapan proyek transmigrasi secara fisik siap, yakni kapan transmigran pertama
datang ? (sebut bulan dan tahunnya).
Kapan proyek ini wewenangnya diserahkan ke kabupaten ? (sebut bulan dan
tahunnya).
SEKTOR PIR
Berapa jumlah keluarga (atau jumlah buruh) yang bekerja di perkebunan yang
diharapkan terlibat dalam proyek PIR pada saat seluruhnya selesai.
Apabila areal perkebunan yang tersedia masih belum ditanami, kapan areal
tersebut akan mulai ditanami ? Apakah dana untuk penanaman tersebut sudah
tersedia ? Apakah proyek tersebut pernah distudi secara teknis dan ekonomis ?
PETA
Sediakan peta yang menunjukkan areal proyek dan batas-batasnya, lokasi dan
nomor ruas jalan masuknya, lokasi pabriknya, kantor utamanya dan lain-lain.
SEMUA SEKTOR
Penjelasan tentang ruas jalan yang mempunyai prioritas tertinggi di proyek
untuk perbaikan, catat nama dan panjang ruas bila memungkinkan. Kalau
belum ada jalan penghubung, maka perlu penjelasan mengenai pilihan alat
transportasi yang memadai, seperti angkutan sungai, laut dan sebagainya.
Penjelasan atas masalah-masalah selain dari jalan penghubung yang
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 81/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 82/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Formulir S6C harus digunakan untuk mendapatkan latar belakang informasi
mengenai proyek-proyek jalan yang digolongkan melayani atraksi/obyek wisata
yang sudah ada atau yang diusulkan.
b. Beberapa dari informasi ini bisa didapat secara langsung di lokasi obyek wisata,
namun sebagian besar hanya bisa didapat dari instansi yang terlibat langsung dalam
perencanaan dan pengembangan pariwisata di tingkat kabupaten, propinsi atau
pusat.
5.7.2 PROSEDUR
a. Gunakan formulir S6C sebagai daftar periksa didalam melakukan wawancara
dengan responden yang berkompeten di kantor obyek wisata atau di instansi
pariwisata yang berwenang.
b. Satukan data dan peta yang didapat bersama-sama dengan formulir S6C yang telah
diisi, lalu gunakan informasi ini sewaktu melakukan kajian perencanaan terhadap
ruas jalan yang terkait .
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 83/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 84/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2. Tujuan (a) dan (b) adalah tugas-tugas tahunan yang berulang, sedangkan, tujuan (c)
adalah sasaran jangka panjang.
3. Sebagian besar kabupaten saat ini mempunyai peta dasar jaringan jalan ukuran A1
atau A0 yang biasanya berskala antara 1 : 100.000 dan 1 : 250.000. Peta-peta ini
dibuat dalam bentuk lembaran kalkir yang dapat diperbaiki dan diperbanyak dengan
mudah. Versi yang telah diperkecil menjadi format A3 juga dibuat untuk
kemudahan pemakaian. Akurasi dari sebagian besar peta-peta ini yang telah
ditingkatkan dengan cara menyesuaikannya dengan peta topo, namun ketepatan
untuk hal-hal lainnya masih relatif rendah.
4. Dalam jangka panjang peta jalan hasil olahan komputer dengan Sistem Informasi
Geografi (Geographical Information Systems - GIS) akan disiapkan. Informasi
gambar tersebut dapat dihubungkan kepada database jaringan jalan (K1), melalui
suatu proses `digitasi peta' yang akan dilaksanakan oleh tingkat pusat. Peta jaringan
jalan kabupaten yang sudah ada sekarang akan menjadi masukkan pokok dalam
proses ini, karena itu sangatlah penting untuk dijaga agar selalu mutakhir dan
akurat.
6.2.1 LINGKUP TUGAS & PROSEDUR
a. Yang paling diperlukan dari peta dasar jaringan jalan kabupaten adalah bahwa
nama dan nomor ruasnya benar dan sama dengan yang tercantum pada daftar K1.
Alinyemen horizontal dari ruas-ruas jalannya harus kurang lebih benar dan
bersimpangan secara benar dengan ruas lainnya. Namun demikian untuk banyak
keperluan perencanaan, suatu pendekatan `Peta Skets' dapat diterima sampai peta
yang lebih baik dan lebih sempurna dapat disiapkan.
b. Peta dasar harus diperiksa dan diperbaharui setiap tahunnya pada bulan Januari,
pada waktu yang sama dengan pelaksanaan kaji ulang dan perbaikan pada K1, yang
terutama didasarkan atas bukti hasil survai S1 dan S2. Koreksi harus dilaksanakan
pada `kalkirnya'.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 85/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
c. Tidak perlu melakukan penggambaran ulang seluruh peta, cukup hanya membuat
koreksi dan perbaikan. Adapun yang perlu diperiksa adalah sebagai berikut :
d. Bila di lapangan ditemukan bahwa peta dasarnya ternyata sama sekali tidak cocok /
salah, maka harus diberi keterangan mengenai hal tersebut pada peta toponya.
Jalan Kabupaten
- Aspal Baik / Sedang : biru _________
- Aspal Rusak / Rusak Berat : biru ______
- Kerikil / Batu Baik / Sedang : hijau _________
- Kerikil /Batu Rusak / Rusak Berat : hijau ______
Jalan Tanah
- Terbuka untuk Kendaraan Roda-4 : kuning _________
- Tertutup untuk Kendaraan Roda-4 : kuning ______
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 86/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
g. Beri kode pewarnaan pada Peta 2 sebagai berikut (lihat juga tugas 1A/3) :
Jalan Kabupaten
Penghubung Kota Kecamatan ( B )
: biru
Antar Kabupaten ( C )
: hijau
Pilihan ( D )
: kuning
h. Beri kode pewarnaan pada Peta 3 sebagai berikut (lihat juga tugas 5E) :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 87/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
6.4.2 PROSEDUR
a. Untuk keperluan kegiatan perencanaan jalan di kabupaten dibutuhkan satu set peta
topografi skala 1:50.000 yang mencakup wilayah kabupaten tersebut.
b. Siapkan
mencakuplima buahwilayah
setiap fotocopysurvai.
dari peta topowilayah
Untuk asli danyang
gabung
luas,menjadi mosaik yang
guna memudahkan
pekerjaan di lapangan, maka dianjurkan untuk memperkecil `copy' peta topo tadi
menjadi skala 1 : 100.000 dengan cara `fotocopy perkecil'.
c. Lima buah copy peta topo tersebut akan digunakan untuk hal-hal berikut ini :
Copy-3. Copy lapangan untuk survai penyaringan ruas jalan
(tugas 2 B dan 2 F)
e. Dalam pemberian tanda pada setiap copy Peta Topo tersebut, gunakan standar
pewarnaan dan kode-kode berikut ini :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 88/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Membantu
kabupaten dipemantauan dan dan/atau
tingkat propinsi penelitian ulang
tingkat dari data perencanaan jalan
pusat.
Membentuk suatu `data base', yang diawali dari tingkat pusat.
Memberikan dasar pembuatan laporan ke pemerintah tingkat pusat dan badan-
badan donor dari luar.
2. Selain dari kebutuhan pengarsipan yang sistematis terhadap seluruh formulir dan
peta yang telah dilengkapi dan diperbaiki, maka kebutuhan utama lainnya dari
kabupaten adalah dua macam laporan tahunan berikut ini :
7.2 PROSEDUR
1. Semua formulir asli yang telah dilengkapi untuk kerangka studi, hasil dokumentasi
survai, analisa, serta penyaringan proyek dan program (yakni formulir seri K,S, A
dan P), harus diarsipkan dalam `map-odner' atau map-kantong dan disimpan di
kantor.
2. Untuk memudahkan pekerjaan perencanaan jalan kabupaten selanjutnya, maka
disarankan untuk mengelompokkan data & peta, dengan cara sebagai berikut :
Formulir seri S harus disimpan rapi berdasarkan ruas jalannya.
Formulir seri K, A dan P disimpan bersama-sama berdasarkan tahun
programnya.
Peta asli harus dikumpulkan dan disimpan bersama-sama untuk memudahkan
pencariannya , yaitu meliputi :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 89/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
A1-A3 - Lembar Data Proyek untuk semua proyek yang telah disurvai.
P1-P5 - Formulir Program / Penyaringan Proyek
K1-K14 - Formulir Kerangka Kerja / Lembar Dokumentasi Sumber Data
Peta-1 - Peta Kondisi Jalan
Peta-2 - Peta Jaringan Jalan Strategis
Peta-3 - Peta Program Tahunan
5. Copy dari ikhtisar dan laporan tadi harus dikirimkan masing-masing kepada :
Ikhtisar Laporan
Instansi Program Dokumentasi
Tahunan Tahunan
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 90/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
DAFTAR ISI
Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 91/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
TUGAS 2 : SURVAI
WAKTU : MARET – MEI ( 2B, 2C, 2D, 2E, 2F )
SEPTEMBER - OKTOBER ( 2A )
ANALISA 3
2B SURVAI
PENYARINGAN
Dilaksanakan pada 'sepertiga bagian jaringan jalan yang tidak mantap' (kondisi
RUAS JALAN S2, S3
rusak / rusak berat) setiap tahunnya untuk ;
memutakhirkan data inventarisasi-kondisi jalan
mengumpulkan informasi mengenai kondisi jalan dengan f oto, sehingga
memungkinkan untuk digunakan dalam penaksiran biaya peningkatan jalan
dan penilaian manfaat, untuk keperluan penyaringan program
2C SURVAI KECEPATAN S4
Dilaksanakan pada semua ruas yang terbuka untuk kendaraan roda-4 dan
telah dilakukan survai S2, untuk membantu penilaian kondisi permukaan jalan.
2D SURVAI LALU LINTAS S5-A/B/C
Dilaksanakan pada ruas-ruas jalan yang terbuka untuk kendaraan roda-4
(TB, TMH) dan telah di -survai S2, untuk m endapatkan data lalu lintas harian
rata-rata (LHR) yang akan digunakan dalam ;
memperkirakan nilai manfaat dari peningkatan jalan
menentukan standar disain jalan yang sesuai
1.1 TUJUAN :
1. Memutakhirkan daftar K1 dan peta.
2. Memeriksa daftar P1 dan melakukan penyaringan program pemeliharaan (sekaligus
melaksanakan survai persiapan pemeliharaan di lapangan).
3. Menunjang rencana survai-survai selanjutnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 93/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 94/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
b. Satu formulir S3 kosong untuk setiap kendaraan per 5 hari survai
c. Papan penjepit untuk menulis
d. Alat tulis cadangan
e. Daftar K1
f. Daftar P1 (format yang telah dikaji ulang - lihat tugas 5B)
g. Peta dasar jaringan jalan (Peta 1)
h. Peta Topografi (copy ke 2)
i. Meteran (10 m atau lebih)
j. Kamera photo dan 2 rol film isi 36
k. Papan penunjuk lokasi foto
l. Stapler
m. Kalkulator
memerlukan penyesuaian sekitar 5-10 persen (dibawah), ini suatu kesalahan yang
cukup berarti sekalipun pada jarak yang pendek.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 95/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 96/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
c. Faktor penyesuaian odometer akan berlainan antara kendaraan yang satu dengan
yang lainnya, dan mungkin akan berbeda dari waktu ke waktu untuk kendaraan
yang sama. Oleh karena itu faktor penyesuai ini harus dilakukan untuk masing-
masing kendaraan survai setiap kali survai akan dimulai.
d. Cara yang termudah untuk melakukannya adalah dengan membandingkan hasil
bacaan odometer dengan patok pal km sepanjang 10 km pada ruas jalan negara atau
propinsi yang kondisinya relatif datar.
a. Gunakan selalu formulir S1 yang baru setiap kali memulai survai di suatu ruas
jalan, dan catat pada bagian atas halaman pertama data survai :
titik pengenal pangkal dan ujung sesuai dengan K1
nama kabupaten
nama survaior
tanggal survai
jenis dan nomor polisi kendaraan yang digunakan
faktor penyesuai odometer dan tanggal penyesuaian (formulir S3)
nomor ruas sesuai dengan data K1 dan peta
nama ruas sesuai dengan K1 dan peta
nomor halaman
b. Untuk halaman kedua dan selanjutnya pada ruas yang sama cukup dituliskan
nomor ruas dan nomor halaman saja.
survai.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 97/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
e. Idealnya sampel berjalan kaki pada survai pemeliharaan ini adalah 10% atau 100
meter untuk setiap kilometer. Untuk itu disarankan supaya dilakukan secara
sistimatis, sebagai contoh : antara km 0,5 - 0,6 setiap kilometernya sehingga
sampel diharapkan terhindar dari `bias'. Setelah lebih berpengalaman dalam
melaksanakan survai ini, mungkin lebih tepat jika mengkonsentrasikan sampel
berjalan kaki pada jalan yang sulit sekali untuk dilihat kerusakan permukaannya
dari dalam mobil (misalnya retak-retak). Biasanya akan lebih mudah untuk
menentukan jenis kerusakan pada jalan yang berkondisi baik atau rusak dari
kendaraan yang berjalan.
f. Pengisian data pada formulir S1 dilakukan mulai dari bawah ke atas. Buatlah garis
melintang jika survai pada suatu ruas telah selesai dan gunakan formulir yang baru
untuk memulai dengan ruas berikutnya.
g. Diperlukan waktu sekitar 8 jam per hari untuk mencapai target survai sepanjang 30
- 50 km/hari. Dengan asumsi kecepatan rata-rata kendaraan 15-20 km/jam,
diperlukan sekitar 3 jam untuk survai berkendaraan dan sekitar 3 jam diperlukan
untuk survai berjalan kaki dan berhenti (rata- rata 3-4 menit/km), serta sekitar 2
jam untuk perjalanan pergi-pulang.
pada K1 sudah benar dan jelas, lalu catat data tersebut pada kotak yang tersedia
di bawah bagian tengah dari formulir S1.
Jika data di K1 tidak jelas atau salah, tentukan data titik pengenal yang benar di
pangkal ruas dan masukkan datanya di formulir S1 (lihat tugas 1A/1 untuk
keterangan lebih lanjut).
Pada halaman ke dua dan selanjutnya untuk ruas yang sama, abaikan pengisian
benar dan jelas. Jika tidak, perbaiki datanya dan catat pada kotak yang tersedia
di bagian atas formulir S1, hanya pada halaman pertama saja.
survai, hal ini akan berguna untuk menyusun kembali formulir S1 sesuai
dengan urutannya sewaktu pengolahan di kantor nantinya.
Catatan waktu ini secara khusus dapat digunakan untuk maksud survai
kecepatan.
Jika kendaraan yang dipakai memiliki odometer yang dapat diatur angkanya,
maka setiap mulai survai di pangkal ruas odometer diatur pada angka 0,0, lalu
catat jarak selanjutnya dimulai dari 0,0. Namun demikian, angka odometer
kumulatif (yang tidak dapat diatur) harus tetap dicatat setiap mulai survai di
ruas baru.
d. Tipe dan Kondisi Permukaan Jalan
Catat tipe permukaan jalan hasil pengamatan dengan kode sebagai berikut :
Untuk jalan tak beraspal, berikan secara sederhana suatu penaksiran yang
didasarkan atas kekasaran jalan dan kualitas kenyamanan berkendaraan
−
Simpangan jalan
− Alinyemen jalan : kelokan, tanjakan - turunan
− Lokasi pos penghitungan lalu lintas
− Survai lalu lintas sambil berkendaraan
− Catatan karakteristik dan kebutuhan pekerjaan, khususnya saluran drainase.
− Nomor yang menunjukkan setiap pengambilan foto
yang memerlukan perbaikan , tulis kode `GG' pada kolom panjang jembatan.
h. Kerusakan Permukaan
Tipe dan tingkat dari setiap kerusakan permukaan jalan diamati secara visual
dari kendaraan tanpa berhenti, ditambah dengan survai berjalan kaki pada
sampel segmen 100 m per km yang dilaksanakan secara sistematis sepanjang
waktu mengijinkan antara km 0,5 - 0,6 di setiap bagian kilometer jalan.
Kerusakan permukaan dikelompokkan, diamati, diberi kode dan dinilai seperti
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 100/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Bahu jalan pada jalan tidak beraspal diasumsikan integral (jadi satu) dengan
perkerasan.
Kondisi permukaan / tekstur (A) tidak termasuk dalam penilaian, tetapi
termasuk di S1 untuk keperluan penilaian kondisi secara umum (lihat bahasan
tipe / kondisi permukaan di atas)
i. Penentuan dan Penilaian Tingkat Kerusakan
Kode angka 1 - 4 harus dimasukkan pada setiap kolom jenis tingkat kerusakan
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 102/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
j. Drainase
Penilaian terhadap keberadaan drainase/parit samping dilakukan untuk setiap
jarak 1 km, dengan memberi tanda pada kotak (kode M) yang terdapat di
bagian tengah formulir, gunakan kriteria yang serupa dengan formulir MS2,
yaitu :
0 = Tidak ada, tidak perlu
1 = Baik
2 = Sedang (cukup pembersihan saja)
3 = Rusak (perlu perbaikan kecil)
4 = Rusak Berat
5 = Tidak ada, tapi perlu
Hasil penilaian, diberikan pada segmen yang sesuai di bagian bawah formulir.
Catatan mengenai kebutuhan pekerjaan drainase juga perlu dibuat untuk bagian
yang bersangkutan di S1.
k. Pekerjaan Darurat
Catatan dan foto harus dilakukan untuk kebutuhan pekerjaan darurat yang
memungkinkan seperti kerusakan akibat banjir, longsor pada tebing atau jalan.
Kebutuhan akan pekerjaan darurat ini harus segera dilaporkan kepada kepala
DPU/BM Kab.
l. Pemotretan
Pemotretan diperlukan untuk membantu menaksir jenis pemeliharaan yang
diperlukan pada saat pengolahan di kantor nantinya, dan sebagai bukti bahwa
survai telah dilakukan.
Pemotretan terutama dilakukan pada saat sampel survai berjalan kaki, tetapi
juga pada suatu bagian jalan atau jembatan memerlukan penanganan khusus.
Paling tidak harus ada satu foto yang mewakili untuk setiap jarak 5 km dan
nomor foto pada kolom `no. foto' di baris yang sesuai dengan pal km-nya dan
jika perlu beri catatan dan arah pemotretan.
Lampirkan foto yang telah dicetak bersama-sama formulir S1 untuk ruas yang
sama.
sudah selesai, kemudian gunakan formulir S1 baru untuk ruas yang berikutnya.
Kembali ke halaman pertama untuk ruas yang sama dan isi titik pengenal ujung
masukkan pada kotak di bagian kanan atas halaman pertama. Kalikan angka
tersebut dengan Faktor Penyesuai Odometer (FPO) untuk mendapatkan panjang
ruas yang sudah disesuaikan, kemudian masukkan pada kotak yang tersedia di
Periksa hasilnya dengan panjang ruas di daftar K1, jika ada perbedaan yang
berarti ( > 10% ), periksa apakah survai berakhir di tempat yang benar ; jika ada
keraguan lakukan survai ulang.
Lengkapi kotak penilaian pemeliharaan di bagian bawah formulir untuk setiap
bagian 2 km. Tentukan, segmen yang homogen dengan pal km; penilaian
untuk drainase; gabungkan penilaian rata-rata untuk kerusakan permukaan; dan
jenis pekerjaan pemeliharaan yang kemungkinan diperlukan dengan cara
memberikan kode 'X' pada satu atau beberapa kotak isian yang sesuai (lihat
penjelasan di bawah untuk petunjuk lebih lanjut).
Berikan komentar mengenai pekerjaan yang disarankan pada bagian bawah dari
formulir S1 sebagai catatan untuk analisa di kantor nantinya.
Jika untuk kembali harus melalui ruas yang sama, periksa kembali hasil
penilaian kerusakan permukaan yang telah dibuat dan perbaiki dimana perlu
penilaian kerusakan permukaan.
Periksa kebenaran penomeran halaman, jika urutannya telah sesuai, satukan
dengan stapler.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 104/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 105/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1.3.4.1 SEGMENTASI
a. Gunakan FPO (Faktor Penyesuai Odometer) untuk menyesuaikan hasil bacaan
odometer. Masukkan mulai dari titik 0,0 di formulir S1 ; seluruh titik-titik penting
di sepanjang ruas ke dalam km YSD, seperti pada contoh berikut :
b. Kaji ulang data di formulir S1 untuk membagi ruas dalam segmen-segmen yang
homogen dalam hal tipe permukaan, kondisi dan kerusakan untuk keperluan
penilaian pemeliharaan. Buat segmen seperlunya, hindari untuk membuat banyak
segmen dengan jarak pendek (ratusan meter saja), beberapa pengambilan rata-rata
mungkin diperlukan.
c. Kaji kembali dan perbaiki ringkasan dari segmen, penilaian dan usulan kategori
pekerjaan pemeliharaan di dalam kotak isian penilaian pemeliharaan pada bagian
bawah formulir S1. Suatu penilaian pendahuluan harus sudah dibuat selama survai
lapangan.
d. Masukkan dalam kolom 14/15 pada format P1 yang baru (lihat tugas 5B), pal km
awal dan akhir segmen yang telah diperbaiki. Pastikan kesemuanya mencakup
keseluruhan ruas secara lengkap dan konsisten dengan total panjang ruas; bisa saja
hasilnya berbeda dengan yang sudah ada di P1. Format baru hasil komputer akan
menyediakan tempat / ruang untuk memasukkan hasil rata-rata segmen, sepanjang
jumlah km yang diperlukan.
e. Penilaian umum tipe dan kondisi permukaan yang sudah ada di format P1 kolom
8/9 di P1 harus sesuai atau diperbaiki. Catat bahwa ini adalah penilaian umum dari
kondisi yang mencerminkan kekasaran permukaan dan kualitas pengendaraan. Hal
ini biasanya berkaitan dengan kerusakan permukaan tetapi mungkin juga tidak.
f. Suatu penilaian umum pemeliharaan dari segmen, dibuat dengan menjumlahkan
dan merata-ratakan kode tingkat kerusakan permukaan untuk setiap 100 m segmen.
Jika pengisian kode yang menggambarkan untuk segmen 100 m terlupa atau
terlewat, jangan sampai pengisiannya lalu rancu dengan kondisi kerusakan yang
ditemui pada tempat-tempat lainnya. Sebagai alternatif, penilaian yang mewakili
mungkin sudah dapat ditentukan untuk setiap bagian kilometer dari bagian sampel
berjalan kaki.
g. Masukkan kode tingkat penilaian pemeliharaan S1 (6 - 24) untuk setiap segmen
yang telah ditentukan pada kolom-16 pada P1. Angka-angka penilaian yang sama
seperti pada MS2 (6 - 24) harus diisikan nantinya pada kolom-17 jika survai MS2
juga dilakukan untuk segmen tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 106/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Kategori pekerjaan pemeliharaan harus ditentukan dalam kotak isian penilaian
pemeliharaan di bagian bawah formulir S1, dan juga dalam daftar P1 pada kolom
ringkasan, seperti berikut :
b. Harus dicatat bahwa pemilihan pekerjaan pemeliharaan pada tahap ini hanyalah
untuk tujuan penyaringan saja. Survai penegasan yang lebih rinci (MS2) akan
dilakukan untuk seluruh segmen, jika hasil penilaian sesuai untuk pekerjaan
pemeliharaan periodik.
c. Pertimbangan teknis berdasarkan pengalaman diperlukan untuk melakukan
pemilihan ini. Dalam Petunjuk Teknis untuk Persiapan Program Pemeliharaan
Jalan Kabupaten, telah tersedia pedoman bagaimana melakukan pertimbangan ini
dan harus dipelajari dengan seksama oleh survaior S1.
d. Beberapa `aturan umum' mungkin dapat dijadikan pedoman secara hati-hati pada
tahap perencanaan, didasarkan atas penaksiran dari hasil penilaian ;
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 108/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 109/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2.1 TUJUAN
1. Mendokumentasikan karakteristik fisik dan lingkungan dari setiap ruas secara
sistematis, baik untuk keperluan inventarisasi maupun untuk keperluan evaluasi
pekerjaan jalan.
2. Mendapatkan informasi-informasi tertentu yang akan digunakan dalam menentukan
kebutuhan akan peningkatan jalan dan penentuan biaya secara umum (Tugas 4),
serta perkiraan manfaat dari peningkatan jalan (Tugas 3D).
1. Survai S2 dilaksanakan setiap tahun terhadap (+/-) sepertiga dari total panjang ruas
jalan kabupaten yang berkondisi `rusak/rusak berat'.
2. Pendokumentasian mencakup kegiatan survai/pengamatan langsung dan pembuatan
foto yang biasanya terkait dengan pembacaan odometer kendaraan survai. Semua
hasil pengamatan tersebut dicatat pada formulir S2, dimana satu lembarnya
mencakup satu kilometer (odometer) bagian jalan.
3. Formulir S2 terdiri dari lima bagian yang meliputi: odometer / pal-Km; catatan foto;
penentuan titik pengenal, jembatan dsb. ; kode indikator untuk karakteristik
permukaan jalan, kelandaian jalan, panjang dan lebar jembatan, penggunaan lahan ;
serta catatan mengenai kondisi jalan, foto-foto, dan lain sebagainya.
4. Bila suatu ruas baru untuk pertama kalinya disurvai, maka harus dipastikan bahwa
hasil survai ini akan dipakai untuk memperbaiki data inventarisasi ruas K1,
termasuk titik-titik pengenalnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 111/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2.3.4 PERSIAPAN
a. Siapkan kendaraan yang odometernya masih bekerja baik dengan pembacaan
interval 100 m. Setiap selang waktu tertentu Odometer tersebut harus dikalibrasi
dengan menggunakan formulir S3 (lihat formulir dan catatan di Tugas 2A).
b. Bila jalan tertutup untuk kendaraan bermotor atau bila kendaraan bermotor yang
dipakai odometernya tidak bekerja, maka survai harus dilaksanakan dengan
berjalan kaki dan untuk pengukurannya digunakan pita ukur.
c. Perlengkapan yang harus dibawa ke lapangan :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 112/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
nama kabupaten
b. Mulailah dengan formulir baru untuk setiap bagian kilometer. Untuk formulir S2
kedua dan seterusnya dalam ruas yang sama, hanya perlu dimasukkan lagi nomor
ruas dan nomor urut lembarnya.
c. Pada ujung ruas, periksa bahwa seluruh formulir S2 telah diberi nomor halaman
yang benar dan pada masing-masing lembar tercatat nomor ruasnya. Susun dalam
urutan yang benar dan satukan dengan stapler.
nama pangkal ruas
nama ujung ruas
titik pengenal pangkal ruas
titik pengenal ujung ruas
b. Sebagai kontrol, pada waktu menyusun kembali formulir S2, (catat juga bacaan
angka odometer pada akhir tiap bagian kilometer di sepanjang ruas pada sudut kiri
atas formulir; angka ini kemudian diulang pada lembar berikutnya sebagai awal
bacaan odometer pada bagian kilometer berikutnya.
c. Keterkaitan khusus terhadap ruas jalan (km 0-1, 1-2 dan seterusnya) perlu juga
dicatat pada kotak yang bertanda AWAL KM dan AKHIR KM.
d. Hasil bacaan odometer dicatat juga pada kolom bagian kiri, bilamana dijumpai hal-
hal penting yang dicatat pada kolom lain di formulir itu (misalnya titik pangkal,
jembatan, perubahan tipe permukaan).
e. Titik ujung tiap ruas jalan harus dicatat dengan jelas, pada formulir dengan angka
bacaan odometer dan simpul ruas jalan atau nama lokasi, dan juga pada peta
dengan tanda yang jelas. Juga catat AKHIR RUAS KM yang berkaitan dengan
ruas itu, pada kotak yang tersedia. Kosongkan untuk sementara kotak KM YSD
pada tahap ini.
Pada titik pangkal, titik ujung, dan tiap 500 meter sepanjang ruas jalan yang
disurvai; pemotretannya dibidik ke arah titik ujung ruas (bila ini menentang
matahari, pemotretan dapat dibidik ke belakang ke arah awal ruas).
Pemotretan jembatan diambil dari sisi jalan yang harus memperlihatkan lantai/
permukaan jembatan, dan bila memungkinkan juga struktur penopang
bangunan bawahnya. Bila jembatan dalam kondisi rusak, dianjurkan untuk
melakukantersebut.
jembatan pemotretan khusus dari samping, terhadap bangunan bawah
Pemotretan juga perlu dilakukan bila ada hal khusus yang menarik di sepanjang
ruas jalan, misalnya:
− simpul utama/persimpangan
− bagian ruas jalan yang rusak berat, seperti:
− bagian jalan terendam air/banjir
− gorong-gorong rusak/putus
− tempat longsor
− bagian jalan yang terkena erosi
− perubahan tipe perkerasan/kondisi
− tempat pos PLL
Pemotretan pada sungai yang tidak ada jembatannya dari kedua sisi sungai,
agar dapat memperlihatkan bentuk dan kondisi kedua sisi sungai tersebut
b. Semua pemotretan harus dilengkapi dengan catatan masalah secara rinci pada
kolom CATATAN yang tersedia di bagian kanan formulir S2.
c. Setiap rol film (berwarna, isi-36) harus ditandai dengan nomor tersendiri segera
setelah dibeli. Tanda penomoran ini harus dilekatkan pada rol film, bukan pada
tabung plastiknya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 114/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
d. Pada saat memulai survai di sebuah ruas jalan baru, nomor rol film yang dipakai
harus ditulis pada kotak yang tersedia di bagian atas formulir S2. Setiap kali
pemotretan dilakukan, nomor fotonya harus dicatat pada kolom yang tersedia,
sebaris dengan pencatatan angka odometer. Tunjukkan arah pemotretan pada
formulir S2 kalau pemotretannya berlawanan dengan arah survai (pemotretan ke
belakang).
e. Jika memungkinkan, pergunakan alat potret yang dilengkapi dengan fasilitas
tanggal pengambilan. Sebagai tambahan, gunakan sistem yang standar untuk
menunjukkan lokasi pemotretan, berupa `papan lokasi foto' yang akan muncul di
sudut kiri bawah setiap foto yang secara jelas menampilkan nama kabupaten,
nomor ruas, dan angka pal kilometer dengan satu angka di belakang koma.
f. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah:
Foto permukaan jalan adalah tujuan utama dari pemotretan, namun jika
keadaan memungkinkan ambil jarak sepanjang 100 meter ke depan dengan cara
tidak membungkuk; ini akan memungkinkan terlihatnya bahu jalan, selokan
dan tata guna tanah di sepanjang ruas itu yang akan sangat berarti bagi
engineer. Pada pangkal dan ujung ruas perlu dibuat masing-masing dua foto
yang arahnya saling berhadapan.
Usahakan agar tulisan pada `papan lokasi foto' dapat terlihat dengan jelas,
namun jangan sampai posisi papan tersebut mengganggu obyek pengambilan
foto (yaitu keadaan permukaan jalan). Untuk itu `papan' harus diletakkan
kurang lebih tiga meter dari alat potret. Kendaraan yang dipakai harus
diusahakan agar tidak menghalangi pandangan pada foto. Hindarkan pantulan
sinar matahari bila menggunakan "white board" sebagai papan lokasi foto.
Hentikan pengambilan foto sebelum cuaca menjadi gelap agar hasilnya
memadai.
Jangan lupa untuk mengganti angka pal-km pada papan lokasi foto di setiap
titik pemotretan, dan periksa ulang bahwa angka-angka yang tercantum itu
sesuai dengan angka kilometer pada formulir S2.
g. Setelah survai selesai, film-film yang sudah terpakai harus segera dicuci-cetak
dengan ukuran kartu pos sebanyak dua kali. Tulis nomor film negatifnya pada
formulir S2. Tulis juga nama kabupaten, nomor ruas jalan dan pal kilometer pada
setiap cetakan foto dengan spidol bilamana tulisan pada papan lokasi foto ternyata
kurang jelas.
h. Dua set cetakan foto itu supaya disusun pada lembaran rangkuman yang memuat
beberapa foto per halamannya secara berurutan sehingga akan memudahkan dalam
meneliti dan memperbandingkan secara cepat untuk bagian jalan tertentu (sebagai
contoh, lihat format pada halaman berikut).
i. Sebagai alternatif, album foto dengan lembaran plastik tembus pandang akan cocok
sekali untuk penyusunan ini. Satu set cetakan foto disimpan di kabupaten dan satu
set lainnya diserahkan kepada PP-PPJKK propinsi untuk keperluan pemantauan
selanjutnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 115/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 116/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
b. Catat tipe permukaan jalan setiap 500 meter dalam kotak yang tersedia pada tiap
lembar formulir dan pada setiap titik (sesuai dengan hasil bacaan odometer)
dimana perubahan tipe permukaan terjadi.
c. Catat kondisi permukaan ruas jalan setiap 500 meter dalam kotak yang tersedia dan
juga catat pada setiap titik dimana kondisinya berubah sesuai dengan hasil bacaan
odometer.
d. Gunakan kode dan kriteria berikut ini sesuai dengan tipe permukaannya :
Permukaan Beraspal
melaju dengan nyaman pada kecepatan yang diinginkan tanpa lonjakan yang
berarti (tampaknya hanya ditemui pada ruas jalan yang baru dibangun).
S (Sedang) : Permukaan jalan dalam kondisi relatif mulus meski terdapat
banyaknya lubang besar dan bagian yang amblas ditambah drainasenya buruk
atau tidak memadai. Kendaraan harus berjalan lambat agar tidak terguncang,
sehingga penumpang merasa sangat tidak nyaman.
Permukaan Batu/Telford
Biasanya digolongkan sebagai Rusak (R) atau Rusak Berat (RB).
Ukur lebar perkerasan jalan (dalam meter) dengan pita ukur setiap 500 meter
dan pada setiap titik dimana terdapat perubahan lebar perkerasan yang
mencolok.
Untuk jalan dengan perkerasan Aspal (A), Batu (B) atau Kerikil (K), ukur lebar
permukaan hamparan material tanpa lebar bahu jalannya.
Untuk tipe perkerasan lain yang tidak dapat dibedakan secara jelas bahu
jalannya, ukur saja gabungan lebar perkerasan dan bahu jalannya.
Untuk semua ruas jalan, ukur lebar keseluruhan dari perkerasan dan bahu jalan,
yaitu jarak antara kedua parit / selokan samping bila dijumpai atau antara kedua
tepi bagian jalan yang dapat dilewati kendaraan bermotor.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 118/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Catat kelandaian jalan yang dominan sesuai dengan kategori di atas pada setiap
jarak 500 meter dan juga catat dimana terdapat perubahan kelandaian yang
berarti, pada suatu titik tertentu.
a. Berhentilah pada setiap jembatan yang panjangnya 2,0 meter atau lebih, dan ukur
panjang serta lebarnya (dalam meter) dengan pita ukur. Lakukan pula pemotretan
serta catat angka yang terbaca pada odometer.
b. Lebar dan panjang jembatan harus diukur seperti yang ditunjukkan pada gambar
berikut ini:
Lebar Jembatan
Lebar
Sandaran
Jalan kendaraan
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 119/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a b c
Ukur lebar (y) disertai pengambilan foto dari lintasan sungai tanpa jembatan,
baik sungai besar maupun kecil; ukur ketinggian tanah di sisi sungai pada
kedua tepinya.
Gambarkan pada formulir S2 sket penampang sungai tersebut.
Kebutuhan Pekerjaan
Catat tipe pekerjaan jembatan yang kemungkinan diperlukan sebagai berikut,
dengan tambahan keterangan dalam kolom catatan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 120/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Catat penggunaan lahan yang utama pada bagian kanan dan kiri jalan setiap 500 m
dan pada setiap titik bila ada perubahan yang mencolok.
b. Gunakan kode standar berikut:
S : Sawah (Padi)
T : Tegalan/Ladang (Tanaman pangan palawija)
P : Perkebunan (Tanaman keras)
De : Desa/Perkampungan (Perumahan dengan pekarangan/kebun)
Ko : Kota/perkotaan (Perumahan/bangunan tanpa pekarangan)
H : Hutan (Pepohonan dengan semak-semak)
TK : Tanah Kosong/Padang Rumput
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 121/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3.3 PROSEDUR
1. Tempuh panjang ruas jalan itu sekali saja pada setiap arah, dengan kecepatan
normal yang nyaman sesuai kondisi jalannya. Usahakan untuk mengikuti
kecepatan rata-rata kendaraan lain pada ruas jalan itu. Bila ini tidak
memungkinkan, pilih kecepatan tertentu yang mendekati kecepatan maximum yang
nyaman dan aman untuk melintasi ruas itu.
2. Jangan mengurangi kecepatan yang sudah dipilih atau berhenti untuk melakukan
aktivitas lain yang tidak berhubungan dengan kegiatan survai.
3. Catat angka bacaan odometer kendaraan dan waktunya, untuk hal-hal berikut :
pada titik pangkal dan titik ujung perjalanan (catat juga namanya)
pada titik dimana terdapat perubahan tipe perkerasan atau kondisi ruas jalan,
yang harus dicatat dalam formulir.
pada titik dimana kendaraan bergerak kembali atau terpaksa harus berhenti
(catat lama waktu setiap kali berhenti, serta alasannya mengapa berhenti).
pada ruas jalan yang panjang, catat paling tidak setiap 5 kilometer sekali.
4. Jika titik pangkal atau titik ujung ruas jalan terletak di daerah perkotaan, dimana
kecepatan kendaraan terhambat oleh kepadatan lalu- lintas atau faktor lain, mulai
dan akhiri survai pada titik batas daerah perkotaan, sehingga kecepatan yang tercatat
mewakili kondisi yang serupa dari sebagian besar panjang ruas jalan itu. Catat pada
formulir bila hal ini terjadi dan catat pula bila kepadatan lalu lintas atau faktor
penyebab lain di luar kondisi jalan menjadi penghambat kecepatan laju kendaraan
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
122/320
survai di ruas jalan tersebut.
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 123/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4. Untuk menghemat biaya dan keperluan pengaturan angkutan serta akomodasi bagi
tim PLL, disarankan agar tim tersebut ditempatkan di daerah sekitar tempat
tinggalnya atau tempat bekerjanya dan melaksanakan PLL pada semua ruas yang
ada di daerah tersebut. Namun supaya jumlah staf PLL yang perlu dilatih tidak
terlalu banyak, diusulkan agar tiap tim melaksanakan setidak-tidaknya 5 pos
penghitungan, kecuali kalau jaringan jalannya masih jarang dan belum berkembang.
5. Koordinator Survai Lalu lintas harus mengunjungi setiap pos PLL paling tidak dua
sampai tiga kali pada setiap hari penghitungan, guna memeriksa kebenaran dari
pelaksanaan PLL. Setiap kesalahan yang terjadi harus diperbaiki di lokasi pos PLL,
pada saat itu juga.
4.3 PROSEDUR
4.3.1 KRITERIA UNTUK PENEMPATAN POS PLL
a. Kriteria yang terpenting ialah ; lokasi pos penghitungan lalu lintas harus dipilih
secara seksama, di tempat yang tingkat lalu lintasnya dianggap dapat
menggambarkan keadaan lalu lintas pada ruas jalan secara keseluruhan, atau pada
bagian ruas jalan yang tercakup dalam survai PLL.
b. Bila memungkinkan, lokasi pos PLL yang sesuai harus sudah ditentukan pada saat
survai (S1/S2) sebelumnya, oleh Koordinator Survai lalu lintas dan bukan oleh tim
PLL.
c. Pilihlah lokasi pos PLL dengan menggunakan petunjuk berikut ini:
Pilih satu pos di setiap ruas jalan atau bagian ruas jalan kalau ruas tersebut
terdiri dari beberapa bagian ruas jalan dengan tipe permukaan yang berbeda.
Suatu ruas atau bagian ruas yang mempunyai panjang 10 km atau lebih, harus
dibagi sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian ruas jalan yang mempunyai
panjang lebih dari 10 km. Titik yang tepat untuk membagi suatu ruas ialah di
suatu kampung atau persimpangan yang dapat menyebabkan tingkat LL nya
berubah. Bila tidak ada tempat semacam itu, bagilah dengan bagian yang sama.
Semua bagian ruas harus dipertimbangkan secara terpisah untuk maksud survai
PLL.
Biasanya lokasi pos PLL ditempatkan pada kurang lebih 1/3 dari titik pangkal
ruas jalan yang dianggap lebih penting / ramai.
Hindari memilih lokasi pos yang letaknya berdekatan dengan pasar, sekolah,
mesjid, pusat desa, atau tempat ramai lainnya. Biasanya sebagian besar arus
lalu lintas tak bermotor akan menggunakan bagian ruas jalan tersebut, sehingga
tidak mewakili gambaran ruas jalan secara keseluruhan.
Pilih lokasi pos PLL yang sekaligus merupakan tempat berteduh, seperti
warung. Lokasi harus ditunjukkan dengan jelas pada gambar peta sket dan foto
di formulir laporan PLL (S5C), yang memungkinkan untuk ditemukan kembali
dalam pelaksanaan PLL berikutnya. Semua pos PLL harus diberi nomor, dan
diusulkan agar nomor ruas dijadikan nomor pos. Kalau ruas terbagi ke dalam
beberapa bagian, nomor pos PLL harus dibedakan atas huruf; contoh 33 A dan
33 B merupakan dua pos PLL di Ruas nomor 33.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 125/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 126/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
f. Kotak-kotak isian data lalu-lintas pada formulir S5A harus diisi dengan tanda ' / '
yang mewakili satu penghitungan, setiap kotak diisi paling banyak dengan 5 buah
tanda, contoh : ////
1. Pejalan kaki; orang yang tidak / sedikit membawa barang, termasuk anak-anak.
2. Pikulan dan penggendong barang; orang yang menggendong / memikul barang,
termasuk pikulan kosong.
3. Sepeda dengan sedikit atau tanpa barang } Hitung juga
4. Sepeda dengan muatan barang (bukan orang) } sepeda dan becak
5. Becak } meski didorong
Kendaraan bermotor :
7. Sepeda motor, skuter dan kendaraan bermotor roda dua lainnya
8. Microbus atau tipe kendaraan ringan lainnya yang ber-as belakang tunggal dan ber-
roda tunggal, biasanya digunakan untuk angkutan penumpang
9. Pick-up atau tipe kendaraan ringan lainnya yang ber-as belakang tunggal dan ber-
roda tunggal, biasanya digunakan untuk angkutan barang
10. Bis sedang dan bis besar, ber-as belakang tunggal dan ber-roda ganda
11. Truk ringan,
tunggal dengan ganda
dan ber-roda daya angkut maksimum Colt,
(mis : Mitsubishi antaraToyota
4,0 - Dyna)
8,0 ton, ber-as belakang
12. Truk sedang, dengan daya angkut maksimum antara 6,0 - 12,0 ton, ber-as belakang
tunggal dan ber-roda ganda (mis: Mitsubishi Fuso)
13. Truk berat / besar, dengan daya angkut maks. lebih dari 8 ton, ber-as belakang
ganda dan ber-roda ganda (Truk gandengan termasuk dalam kelompok ini )
14. Sedan dan Jeep
15. Tipe kendaraan khusus yang namanya diberikan pada saat survai.
(jika ada tipe kendaraan khusus yang biasa digunakan di daerah tertentu, seperti
bemo atau traktor roda-4, hitung jumlahnya yang lewat dan tulis namanya pada
setiap formulir dalam kolom tipe - 15, dan catat tipe yang paling banyak lewat di
ruas jalan ini di formulir S5C - No. 7 )
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 128/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
b. Isilah satu formulir S5C untuk setiap pos PLL, segera setelah pekerjaan PLL
selesai. Ini harus dikerjakan oleh koordinator survai berkoordinasi dengan
penghitung lalu lintas.
c. Perlu diperhatikan bahwa lokasi pos harus digambar secara jelas pada peta sket,
sehingga dapat dikenali kembali bila PLL diperlukan lagi di kemudian hari.
Tunjukkan jarak pos PLL dalam kilometer dari titik pengenal yang jelas (misalnya
persimpangan). Lakukan pemotretan terhadap pos PLL selama dilakukan
penghitungan dan lampirkan pada S5C untuk mendokumentasikan pelaksanaan
survai dan letak posnya.
d. Setiap kejadian khusus yang mempengaruhi tingkat lalu lintas selama
penghitungan harus dicatat dalam bagian 4 dari S5C.
e. Perhatian khusus harus diberikan terhadap lalu lintas truk, termasuk catatan pada
S5C ( no. 5 ) mengenai jenis muatannya; mungkin perlu dilaksanakan survai S6
untuk menentukan secara lebih rinci mengenai sumber dan muatan yang meningkat
karena adanya kegiatan khusus setempat, seperti quarry atau perkebunan (lihat
Tugas 1E/4).
f. Penting sekali untuk memeriksa apakah bagian atas formulir S5A dari setiap pos
PLL telah dilengkapi dengan jelas dan dikelompokkan menjadi satu, dan apakah
formulir penghitungan untuk masing-masing pos PLL tetap terpisahkan.
g. Bagian atas dari tiap lembar formulir S5A, S5B dan S5C harus diisi lengkap. Tiap
formulir S5A harus ditanda tangani oleh pelaksana PLL pada saat survai
dilaksanakan. Tiap formulir S5B dan S5C harus ditanda tangani oleh koordinator
survai LL yang juga bertanggung jawab dalam analisa data lalu lintas.
h. Jumlah dan perkiraan waktu kunjungan pos PLL oleh koordinator harus dicatat
pada S5C (bagian 8).
i. Bila fomulir yang digunakan dalam survai lalu lintas tidak diisi dan ditanda tangani
dengan benar, maka hasil tersebut tidak akan diterima sebagai dasar untuk
melakukan analisa.
j. Setelah PLL selesai, isi formulir S5A tidak boleh diubah atau disalin; hanya
formulir S5A asli yang sudah ditanda tangani di lapangan atau foto copynya yang
akan diterima sebagai hasil PLL.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 129/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 130/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 131/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 132/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 133/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
5.2 PROSEDUR
a. Himpun dan kaji kembali semua ruas jalan yang terpilih untuk studi kependudukan
yang berkaitan dengan kerangka data kependudukan. Hal ini sudah terhimpun
sebelumnya di dalam tugas 1E/1, yakni formulir K11, peta Topo 1 dan peta sket
dari setiap desa jika telah diserahkan sebelumnya oleh tiap kecamatan (formulir
S7).
b. Tentukan desa-desa yang akan disurvai yang memenuhi kriteria tersebut di atas,
dimana sebaran penduduknya kurang jelas atau memerlukan penegasan. Siapkan
program survai, bersama-sama dengan kebutuhan survai dalam tugas 2F.
c. Survaior harus membawa copy K11 untuk kecamatan yang bersangkutan dan copy
peta topo ke setiap kantor desa pada masing-masing desa yang memerlukan survai
ini, kemudian catat pada formulir S7 hal- hal berikut :
nama beserta lokasi setiap pemukiman pada desa itu (kampung, dusun, RK dan
lain sebagainya);
lokasi ruas jalan kabupaten dan desa yang dapat atau tidak dapat dilalui
kendaraan roda-4, dan bila ada tuliskan nomor ruas serta panjangnya, jembatan
utama, penyeberangan sungai yang tidak ada jembatannya;
perkirakan batas desa dan wilayah RK/Kampung;
keadaan alam seperti sungai, danau;
ruas jalan penghubung dan nama desa yang bertetangga; arah dan jarak ke pusat
kegiatan yang terletak di luar desa;
perkiraan skala dari peta sket yang dibuat.
d. Catat pada formulir S7 semua nama pusat pemukiman yang terdapat dalam desa
beserta perkiraan jumlah penduduknya, sambil memeriksa apakah masing-masing
desa sudah ditandai lokasinya pada peta sket dan jumlah total penduduknya sudah
sesuai dengan angka-angka resmi jumlah penduduk desa masing-masing.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 136/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
e. Minta bantuan kepala desa pada waktu penentuan jumlah penduduk yang dilayani
tiap ruas jalan (kecuali jalan desa kecil) pada desa itu; ikuti petunjuk sebagai
berikut :
seluruh penduduk desa harus ditentukan keterlibatannya pada satu ruas jalan
yang paling memungkinkan digunakan untuk mencapai pusat kegiatan di luar
desa tersebut, atau untuk mencapai jaringan jalan utama lainnya;
kelompok penduduk yang sama itu jangan ditentukan pada lebih dari satu ruas
jalan; dan juga jangan sampai ada bagian-bagian tertentu dari kelompok
penduduk yang terlewatkan
penduduk yang dilayani oleh bagian ruas jalan dekat titik simpul (misalnya,
dalam jangkauan 500 meter dari persimpangan dengan ruas jalan yang lebih
penting) harus dipisah dan ditentukan keterlibatannya pada ruas jalan yang
lebih penting tadi, ke arah mana bagian ruas jalan itu bersambung.
Contoh :
E
SKALA
F
0 500 1000 M
04
01
A B C D
02 03
Penduduk Kampung A B C D E F
Ditentukan keterlibatannya
01 02 02 03 04 01
pada ruas jalan
f. Selesaikan atau perbaiki formulir K11 bagi semua desa yang telah dilakukan survai
kependudukan. Catat tanggal dilaksanakannya survai S7 pada K11. Periksa dengan
teliti apakah semua bagian dari desa yang bertetangga di dalam wilayah survai
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 137/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
6.2 PROSEDUR
1. Gunakan formulir S8 untuk keperluan survai ini; untuk setiap pusat pemukiman
yang ada di sepanjang ruas diperlukan satu formulir S8 yang harus diisi berdasarkan
wawancara dengan kepala desa/kampung atau penduduk lainnya.
2. Pelaksanaannya biasanya digabung dalam suatu survai lapangan bersama-sama
dengan survai penyeberangan penduduk (tugas 2E/formulir S7) dan survai
penyaringan (Tugas 2B/ Formulir S2).
3. Pekerjaan survai itu harus dilakukan oleh salah seorang Transport Planner; tidak
dapat dibenarkan untuk memberikan tugas ini kepada staf yang masih muda dan
belum berpengalaman atau kepada pejabat desa.
4. Pada saat melaksanakan survai, survaior harus membawa hal-hal berikut ini :
Copy formulir K12 yang telah dilengkapi datanya
Copy - 3 peta topo
Copy formulir S2 bila telah diselesaikan
5. Pada saat di lokasi survai, survaior harus menyelesaikan setiap pertanyaan sampai
dengan `Jenis Angkutan yang Dipakai Survaior ke Lokasi Survai'.
6. Pertama-tama responden harus ditanya mengenai pusat kegiatan yang paling sering
dikunjungi oleh penduduk, dan berapa jarak antara pusat kegiatan tadi dengan
tempat wawancara.
7. Di dalam wawancara ini yang penting ialah memeriksa bahwa nama pusat kegiatan
dari responden tersebut tercantum dalam K12. Jika namanya tidak ada di K12,
tanyakan secara rinci mengenai pusat kegiatan itu seperti yang diperlukan dalam
K12. Juga tanyakan mengapa pusat kegiatan itu yang lebih disukai dari pada yang
ada di K12, dan catat alasan-alasannya pada ruang kosong di bawah kotak Nama
Pusat Kegiatan di formulir S8.
8. Untuk pertanyaan berikutnya sampai dengan nomor 5.3, jawaban yang diberikan
responden harus dicatat. Jika memungkinkan, survaior harus memeriksa ulang dan
mencoba untuk memperjelas jawaban-jawaban tidak konsisten yang diberikan
responden.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 138/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
9. Di dalam mengisi pertanyaan nomor 2, responden mungkin tidak mengetahui lokasi
hambatan berdasarkan pal kilometer pada ruas dan hanya mengetahui nama
lokasinya. Dalam hal ini survaior harus memeriksa lokasi tersebut dari peta topo,
atau formulir S2 dan cantumkan perkiraan pal kilometernya.
10. Lengkapi pertanyaan nomor 6 dari jawaban nomor 2,3,4 dan 5. Bagian pertama dari
pertanyaan ini, berikan tanda silang `X' pada kotak yang sesuai untuk setiap tipe
hambatan yang ada di antara lokasi survai dan pusat kegiatan.
11. Sebelum mengakhiri wawancara, survaior harus menyelesaikan sket diagram untuk
membantu menafsirkan dan memeriksa informasi-informasi yang dicatat dalam
wawancara terdahulu yang menunjukkan :
12. Akhirnya selesaikan bagian 7 yang berkaitan dengan riwayat dari ruas tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 139/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 140/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 141/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 142/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
DAFTAR ISI
Halaman
3.
3.1 TUGAS 3C – PENENTUAN
Ruang Lingkup PROYEK .......................................................... 3C-1
dan Tujuan ............................................................................... 3C-1
3.2 Prosedur Penomoran Proyek ............................................................................. 3C-1
3.3 Prosedur Penentuan Proyek .............................................................................. 3C-2
3.4 Ilustrasi Penentuan Proyek ................................................................................ 3C-3
3.5 Kriteria Penentuan Proyek ................................................................................ 3C-4
3.6 Prosedur Penaksiran Karakteristik Proyek ........................................................ 3C-4
4. TUGAS 3D – PENAKSIRAN PEMANFAAT LALU LINTAS ...................... 3D-1
4.1 Ruang Lingkup dan Tujuan ............................................................................... 3D-1
4.2 Kriteria Lalu Lintas dan Kondisi Jalan ............................................................. 3D-2
4.3 Prosedur ............................................................................................................ 3D-5
5. TUGAS 3E – ANALISA PROYEK KEPENDUDUKAN ............................... 3E-1
5.1 Ruang Lingkup dan Tujuan ............................................................................... 3E-1
5.2 Analisa Data ...................................................................................................... 3E-1
5.3 Prosedur Penyelesaian Formulir A3 ................................................................. 3E-3
5.4 Penanganan Ruas Jalan yang Memiliki Dua Arah Jalan Keluar ....................... 3E-10
5.5 Penyesuaian Bagi Ruas Cabang ........................................................................ 3E-10
5.6 Penanganan Ruas Jalan Tanpa Hambatan ......................................................... 3E-11
6. TUGAS 3F – STUDI DAN PERMASALAHAN KHUSUS ............................ 3F-1
6.1 Ruang Lingkup dan Tujuan ............................................................................... 3F-1
6.2 Proyek Pengalihan Lalu Lintas (Tugas 3F/1)..................................................... 3F-1
6.3
6.4 Proyek
Proyek Jembatan
Pelebaran (Tugas 3F/2) 3F/3)
Jalan (Tugas ......................................................................... 3F-11
................................................................ 3F-22
6.5 Studi Pengembangan Pertanian (Tugas 3F/4) ................................................... 3F-25
6.6 Jalan Perkotaan (Tugas 3F/5) ............................................................................ 3F-27
6.7 Jalan Berlalu-Lintas Tinggi (Tugas 3F/6) ......................................................... 3F-28
7. TUGAS 3G – PENILAIAN LINGKUNGAN DAN PROSEDUR KONSULTASI ........... 3G-1
7.1 Penilaian Lingkungan (Tugas 3G/1) ................................................................. 3G-1
7.2 Prosedur Konsultasi (3G/2) .............................................................................. 3G-8
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 143/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
TUGAS 3 - A N A L I S A
WAKTU : MEI - JUNI
SURVAI
2
ANALISA DATA
RUAS JALAN
3A
ANALISA DATA ANALISA PROYEK STUDI DAN PENILAIAN
LALU LINTAS KEPENDUDUKAN PERMASALAHAN LINGKUNGAN &
PENENTUAN KHUSUS KONSULTASI
3B PROYEK 3E 3F 3G
3C
PENAKSIRAN
MANFAAT PENAKSIRAN EVALUASI &
PERSIAPAN
LALU LINTAS BIAYA PENYARINGAN
3D PROGRAM
PEKERJAAN PROYEK
4 5A TAHUNAN
5
3. Formulir A1 pada bagian kiri mencakup informasi mengenai : karakteristik yang
ada pada setiap ruas jalan, yang dilengkapi dengan kolom untuk pengisian data
bagian ruas jalan per kilometer hingga sepanjang sepuluh kilometer.
4. Bagian kanan formulir akan digunakan untuk menentukan proyek peningkatan atau
pemeliharaan berkala dan pengisian ringkasan data proyek, biaya proyek serta
manfaatnya.
5. Foto-foto hasil pemotretan survai harus dikumpulkan secara terpisah sesuai dengan
petunjuk pada survai penyaringan ruas jalan (S2).
Kabupaten, tetapiinformasi
konsisten dengan pentinghasil
untuk diperiksa
survai lagi ruas
penyaringan apakah
jalan.informasinya masih
3. Lihat Tugas 1A/1 tentang bagaimana menentukan titik pengenal ruas jalan.
4. Jika hasil survai menunjukkan odometer kendaraan tidak dapat digunakan, tulislah
panjang perkiraan pada kotak KM YSD dan beri penjelasan bagaimana ruas jalan
itu diukur pada kotak ODOM (misalnya: pita ukur/meteran).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 145/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 146/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 147/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2. Mulailah dari Km 0,0 pada bagian bawah formulir A1, yaitu titik yang bertepatan
dengan nama serta titik pengenal. Bila panjang ruas jalan melebihi 10 kilometer,
lanjutkan ikhtisar data ruas jalan tersebut pada lembar kedua (dengan memberi
nomor halaman yang berurutan pada kotak yang tersedia di sudut kanan atas);
ulangi prosedur penentuan data ruas dan panjang ruas jalan lalu catat kembali
lanjutan panjang kilometernya pada formulir baru dari bagian bawah ke atas
(dimulai dari Km 10, 11, 12, dan seterusnya).
3. Buat garis mendatar sebagai penutup pada kilometer ujung ruas jalan dan tarik garis
diagonal pada bagian sisa yang kosong.
4. Prosedur pengisian ikhtisar data ruas jalan adalah sebagai berikut :
Pada kolom bagian kiri formulir, tunjukkan pada pal km yang sesuai; lokasi
persimpangan jalan, nomor ruas yang bersimpangan lokasi dan nama
pemukiman, sungai/jembatan, dan sebagainya.
Pada kolom-kolom bagian tengah, tunjukkan perubahan pokok dari karakteristik
jalan. Gunakan data rata-rata atau yang dominan bila terdapat banyak variasi
perubahan pada kilometer yang sama.
Beri tanda '+' untuk setiap lokasi pemotretan dan tanda '(x)' untuk setiap lokasi
PLL; periksa apakah lokasi pos PLL juga tercantum pada peta topo. Tulis S8
untuk menunjukkan perkiraan lokasi survai S8 jika dilaksanakan.
Catat kecepatan rata-rata kendaraan untuk tiap bagian ruas jalan (dari formulir
S4).
Catat lebar lintasan sungai tanpa jembatan dan beri tanda (misalnya x 25) pada
kolom yang sesuai. Demikian pula dengan sungai yang mempunyai jembatan,
catat panjang dan lebarnya.
Gunakan tinta warna hitam dalam merangkum seluruh data pada formulir ini
sejelas dan serapi mungkin, agar memberikan hasil copy yang memadai.
5. Informasi mengenai riwayat pekerjaan jalan (bila tersedia dari formulir K3 yang
telah disusun sebelumnya) harus dipindahkan ke ruang yang disediakan di pojok
kiri bawah dari lembar A1. Masukkan keduanya baik pekerjaan berat (PK) maupun
pemeliharaan berkala (MP). Ini diperlukan untuk dokumentasi dan untuk membantu
membuat penilaian bagi kebutuhan pekerjaan lebih lanjut (Tugas 4).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 148/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 149/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 150/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
7. Hitung rata-rata dua hasil penghitungan untuk tiap tipe kendaraan dengan jalan
menjumlahkan angka pada kolom A dan B kemudian dibagi dua. Catat hasilnya di
kolom C. Masukkan dan periksa ulang SUB-TOTAL beserta TOTAL;
8. Sesuaikan angka rata-rata lalu lintas dari penghitungan 12 jam menjadi 24 jam
dengan jalan mengalikan angka di kolom C dengan faktor yang tertera di kolom D.
Masukkan hasilnya di kolom E, kemudian bulatkan angkanya. Masukkan dan
periksa sub total dan nilai manfaat total di kotak pada bagian bawah dari kolom E.
(Faktor penyesuai pada kolom D memberikan kemungkinan bagi lalu lintas malam
hari yang tidak tercatat dan merubah data lalu- lintas ke dalam bentuk `ekivalen
kendaraan roda-4' sebagai dasar bagi keperluan evaluasi proyek);
9. Hitung jumlah lalu lintas rata-rata kendaraan roda-4 saja selama 24 jam dengan
mengalikan sub total kendaraan nomor 8-15 yang ada di kolom C dengan faktor
penyesuai 12/24 jam yang ada. Masukkan segera hasilnya ke dalam kotak KRLL di
bagian bawah kolom C.
10. Hitung proporsi Bauran Kendaraan Berat (BKB) untuk keperluan penaksiran biaya
nantinya (Tugas 4B) ; tambahkan data lalu lintas (yang belum disesuaikan) untuk
jenis 12 + 13 (truk sedang dan berat, bila ada) dalam kolom C, lalu bagi dengan
jumlah total (yang belum disesuaikan) untuk kendaraan roda 4 (total 8-15) ;
kemudian kalikan dengan 100 untuk mendapatkan persentasenya.
f. Laporan S5C (No.4) dapat memberikan alasan mengapa data penghitungan lalu
lintas tidak menunjukkan tingkat lalu lintas yang normal;
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 151/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
g. Sesuai dengan kriteria lokasi pos PLL yang terdapat pada peta sketsa di formulir
laporan, lokasi itu sangat tidak sesuai untuk melakukan penghitungan lalu
lintas yang mewakili ruas itu.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 152/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Setiap proyek jalan yang sudah ditetapkan masuk ke dalam sistim perencanaan
perlu diberi nomor khusus bagi pendokumentasian serta pemantauan dengan
komputer di tingkat pusat).
2. Proyek-proyek ditentukan dengan sistim pemberian kode, seperti contoh berikut :
90 32 07 002 0
Tahun Usulan Kode Propinsi Kode Kabupaten Nomor Ruas Kode Sub
Konstruksi (mis: Jawa (mis: Garut) Kabupaten Proyek pada
(1990/91) Barat) Ruas ybs
3. Proyek-proyek tersebut mungkin akan dibagi lebih lanjut oleh Planning Engineer ke
dalam segmen-segmen terpisah untuk keperluan perhitungan biaya, tetapi
kesemuanya ini akan dijumlahkan kembali untuk keperluan evaluasi (Bila perlu
nomor segmen tersebut dapat ditambahkan pada angka terakhir dari nomor proyek,
misalnya 004.11 atau 003.02).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 153/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4. Proyek `jembatan saja' sebagai proyek yang terpisah dapat pula ditentukan dengan
cara ini ; misalnya, 004.01 menunjukkan proyek jembatan yang terpisah pada ruas
nomor 04.
3. Bila data ruas jalan terdiri dari satu proyek tetapi dicatat pada dua lembar atau
lebih yakni ruas jalan yang panjangnya lebih dari 10 kilometer, lengkapi data
proyek di bagian atas lembar kerja A1 pada halaman pertama, dan biarkan bagian
data proyek pada halaman dua (dan selanjutnya) kosong.
4. Bila suatu ruas jalan mempunyai panjang kurang dari 10 kilometer dan dibagi ke
dalam dua proyek atau lebih, buat copy lembar kerja tadi berikut data ruas jalannya;
gunakan lembar kerja asli untuk memasukkan data proyek yang pertama, lalu
copynya untuk memasukkan data proyek yang kedua. Coret atau buat garis
diagonal pada bagian data ruas jalan yang tidak berhubungan dengan proyek yang
sedang dievaluasi pada lembar kerja yang bersangkutan (asli maupun copynya), lalu
buat garis mendatar yang memotong kolom data ruas jalan pada titik perpotongan
kedua proyek; dengan demikian terdapat lembar kerja terpisah bagi masing-masing
proyek.
5. Bila data suatu ruas jalan terdiri dari dua proyek dan tercatat dalam dua lembar atau
lebih, masukkan data proyek kedua ke dalam lembar kerja asli kedua atau
berikutnya. Buatlah garis mendatar (tanpa menarik garis diagonal) pada kilometer
yang merupakan batas kedua proyek tersebut.
6. Dua ruas jalan yang terpisah jangan digabung menjadi satu proyek untuk
menghindari nomor proyek yang membingungkan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 154/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KM 0,0 - 4,0 KM
1004,0
LHR- 10,0 50 LHR
0,0 4.0 10.0
AS BRB Pembagian berdasarkan arus lalu lintas dan tipe/kondisi
permukaan pada titik dimana terdapat perubahan tipe
permukaan.
D
KM 0,0 - 5,1 KM
1205,1
LHR- 9,5 80 LHR
0,0 5.1 9.5
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 155/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2. Bila ruas jalan dibagi ke dalam 2 proyek atau lebih , titik pengenal di lapangan
harus ditentukan sejelas mungkin untuk menandai titik awal dan akhir proyek,
sebagai tambahan pada Pal KM; sebagai contoh hal ini dapat berupa titik
persimpangan jalan, maupun titik-titik yang dapat dikenali pada pemukiman dan hal
itu harus ditentukan pada bagian inventarisasi di lembar data proyek A1.
3. Kriteria utama untuk menentukan proyek didasarkan pada urutan kepentingannya
Perubahan mencolok pada lalu lintas kendaraan roda-4 yang melintasi jalan
Perubahan mencolok pada tipe atau kondisi permukaan.
Perubahan mencolok pada kelandaian jalan.
4. Jangan membagi ruas jalan ke dalam beberapa proyek, bila perubahannya relatif
sedikit. Sebagai contoh; abaikan bagian pendek dengan permukaan aspal sedang
pada ruas jalan yang tipe-kondisinya dominan aspal rusak, atau bagian kecil yang
tingkat kelandaian jalannya berbukit dibanding dengan dominasi tingkat kelandaian
jalan yang datar pada suatu ruas jalan, atau perbedaan yang kecil pada arus lalu
lintas (± 25% atau ± 10 LHR kendaraan roda 4, bila komposisi lainnya sama).
5. Secara umum coba hindari proyek-proyek yang sangat pendek (kurang dari 2
kilometer) atau proyek-proyek yang sangat panjang (lebih dari 15 kilometer),
kecuali bila ada alasan yang tepat untuk itu. Kebanyakan proyek sebaiknya
mempunyai panjang kurang dari 10 kilometer.
6. Semua proyek harus juga ditentukan dengan pal kilometer dari ruas jalan yang
tercakup.
2. Karakteristik yang `diusulkan' untuk setiap proyek, yaitu tipe permulaan dan lebar
perkerasan, akan dimasukkan ke dalam lembar data proyek A1 setelah Kelas
Rencana Lalu Lintas (KRLL) ditentukan, hal ini akan dicakup dalam tugas 4B.
a. Pindahkan data lalu lintas yang sudah disesuaikan (ekivalen) dari kolom E formulir
A2 ke tempat yang tersedia di bagian bawah lembar A1 (lihat tugas 3B).
b. Bila ada dua penghitungan lalu lintas pada bagian proyek yang telah ditentukan,
ternyata secara kasar menunjukan tingkat lalu lintas yang relatif sama, hitung
terlebih dahulu rata-rata untuk dua penghitungan tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 156/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Penilaian tipe dan kondisi permukaan yang ada pada suatu jalan merupakan aspek
terpenting dalam menentukan suatu proyek, sebab karakteristik ini menentukan
satuan nilai manfaat ekonomis yang ditimbulkan dari perbaikan jalan tersebut.
b. Tingkat kekasaran atau ketidak rataan permukaan jalan yang berpengaruh terhadap
biaya operasi kendaraan di jalan (seperti ; keausan ban, biaya pemeliharaan
kendaraan dsb.), biasanya ditentukan dengan suatu perangkat khusus yaitu
‘roughness meters’. Untuk studi jalan kabupaten sekarang ini, tingkat kekasaran
jalan cukup ditaksir secara subyektif berdasarkan tiga sumber informasi di bawah
ini:
Penaksiran subyektif dari hasil survai penyaringan ruas jalan (S2), serta dari
ikhtisar data ruas jalan di lembar data proyek A1;
Foto-foto yang diambil sewaktu survai penyaringan ruas jalan (S2);
Survai kecepatan (S4), dimana sering merupakan petunjuk yang baik bagi
kondisi permukaan.
Informasi dari ketiga sumber ini harus diperbandingkan untuk menghasilkan
kesesuaian atau kepastian dalam mengambil keputusan.
c. Hubungan yang khas antara kondisi dan kecepatan, dapat dilihat pada Tabel 3C1.
Bila petunjuk kecepatan tidak sesuai, periksa kembali pada formulir survai
kecepatan (S4), untuk melihat apakah ada faktor tertentu yang mempengaruhi hasil
survai kecepatan atau ada kesalahan dalam perkiraan. Amati juga standar foto yang
ada di dalam buku pedoman foto jalan, untuk dapat membantu memastikan kondisi
permukaan jalan. Bagaimanapun juga, bila sumber informasi tersebut tidak sesuai,
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 157/320
beri prioritas pada foto sebagai faktor penentu terakhir.
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
d. Tujuan dari penilaian ini adalah untuk memperoleh penilaian rata-rata secara
menyeluruh dari suatu proyek jalan. Bila terlihat adanya perubahan tipe/kondisi
permukaan yang luas pada suatu ruas jalan, maka ruas jalan harus dibagi ke dalam 2
proyek atau lebih.
e. Gunakan istilah standar pada Gambar 3C1 berikut ini bagi penaksiran tipe/kondisi
permukaan :
Tabel 3C1
PENAKSIRAN KONDISI JALAN BERDASARKAN KECEPATAN
40 + 45 Baik
30 – 45 40 Baik
25 – 40 35 Sedang
25 – 35 30 Sedang/Rusak Sedang
20 – 30 25 Rusak Sedang/Rusak Sedang
15 – 25 20 Rusak
15 – 20 17 Rusak Berat Rusak
10 – 20 15 Rusak Berat Rusak
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 158/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
7. Nilai manfaat ini dapat diperbandingkan secara langsung dengan biaya peningkatan
jalan untuk mendapatkan nilai kelayakan dari proyek. Nilai kelayakan dari masing-
masing proyek, kemudian akan disusun berdasarkan peringkatnya menurut kriteria
ekonomi.
8. Perhitungan nilai manfaat pada tabel penuntun ini sudah mencakup perkiraan untuk
seluruh kategori manfaat yang telah disebutkan di atas. Perkiraan tersebut
didasarkan atas bukti dari banyak studi-studi jalan kabupaten-sebelumnya. Tabel
penuntun tersebut tidak akan seteliti perhitungan terinci yang didasarkan pada
metode program komputer atau manual, tetapi hal tersebut telah mencukupi bagi
prosedur evaluasi penyaringan pada tahap ini.
9. Untuk masing-masing propinsi, telah disiapkan dua tabel penuntun manfaat yang
sudah dilengkapi dengan nilai- nilai yang sesuai dan tingkat pertumbuhannya. Ini
akan diperbaharui setiap tahunnya oleh instansi yang berwenang di tingkat pusat
atau konsultan pendampingnya.
PMA untuk seluruh pekerjaan berat yang diusulkan sebagai standar pengaspalan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 160/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 161/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 162/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
6. Jika jalan masih dalam kondisi baik/sedang, pemeliharaan (M) harus
direkomendasikan dan survai S1 harus dilaksanakan (lihat Tugas 2A). Tabel
penuntun manfaat memasukkan tipe/kondisi permukaan yang ada yang sesuai
dalam kelas-kelas baris manfaat yang memungkinkan proyek pemeliharaan berkala
untuk dievaluasi ; hasil evaluasi ini dapat berupa overlay PMA 5 cm (MP) atau
untuk perbaikan pelapisan ulang aspal tipis untuk pencegahan (MS) pada jalan
beraspal, dan overlay kerikil 5 cm pada jalan kerikil atau jalan telford (MP). Survai
S1 (atau MS2) nilai kerusakan permukaan harus digunakan sebagai pedoman untuk
menentukan tipe dari perlakuan yang sesuai ; batas nilai normal untuk kelas
perlakuan tercantum juga sebagai pedoman pada kolom bagian kiri dari tabel
penuntun. Pada banyak kasus pemeliharaan rutin (MR) sendiri mungkin sesuai dan
karena itu tidak diperlukan evaluasi proyek.
7. Manfaat juga diberikan untuk proyek pelebaran jalan (BW) yang masih dalam
kondisi sedang, namun dengan lalu lintas paling sedikit 500 LHR. Ini
diperbolehkan
(lihat tugas 3F/3untuk
untukpeningkatan dari lanjut).
penjelasan lebih perkerasan 3.0 atau 3.5 m menjadi 4.5 m
4.3 PROSEDUR
1. Tentukan kelas tipe/kondisi permukaan jalan yang ada dari lembar data A1.
2. Tentukan pekerjaan yang sesuai, yaitu pekerjaan berat (PK) atau pemeliharaan
berkala (MP atau MS), lalu beri tanda `X' dalam kotak isian yang sesuai pada
bagian kanan lembar A1 di sebelah `TIPE PEKERJAAN JALAN'.
3. Tentukan total LHR (ekivalen roda-4) untuk proyek tersebut dari lembar A1 (yang
telah dipindahkan sebelumnya dari formulir A2)
4. Pilih angka nilai manfaat bruto (gross benefit) yang sesuai dari kotak dalam tabel,
yaitu yang terdekat dengan tingkat lalu lintas yang telah ditentukan jika tingkat lalu
lintasnya terletak di antara dua buah kotak, ambil rata-rata kedua nilai manfaat yang
berdekatan. Alternatif lainnya ; perkiraan bisa dilakukan dengan interpolasi.
5. Masukkan angka nilai manfaat itu ke dalam kotak pada formulir A1 tanpa
penyesuaian (Penyesuaian manfaat untuk kelandaian tidak diperlukan lagi. Bukti
terakhir mengenai Biaya Operasi Kendaraan (BOK/VOC) untuk semua kondisi
jalan kabupaten menunjukkan bahwa : penghematan rata-rata biaya operasi
kendaraan pada jalan-jalan terjal/berbukit sama dengan yang untuk jalan datar).
9. Jika ditemui jalan tanah dengan kondisi `sedang' dan melayani tingkat lalu lintas
yang sangat berarti (misalnya > 20 LHR roda-4), kategori kerikil `rusak' dapat
dipakai sebagai alternatif dari jalan tanah berkondisi `rusak' guna memberikan nilai
penaksiran manfaat yang lebih realistis.
CONTOH :
1. LHR Total : 70
Tipe/kondisi ruas jalan yang ada : Aspal Rusak Berat
Nilai manfaat bruto dari Tabel 1 : Rp 173 juta/Km
Biaya proyek (misalkan) : Rp 78 juta/Km
NPV/Km : 173 - 78 = + 95
2. LHR Total : 350
Tipe/kondisi ruas jalan yang ada : Aspal Rusak
Nilai manfaat bruto dari Tabel 2 : Rp 569 juta/Km
Biaya proyek (misalkan) : Rp 92 juta/Km
NPV/Km : 569 - 92 = + 477
3. LHR Total : 130
Tipe/kondisi ruas jalan yang ada : Kerikil Rusak
Usulan ( 1 ) : Kerikil
Nilai manfaat bruto PK / K : Rp 152 juta/Km ( pada LHR antara 120 - 140 )
Biaya proyek (misalkan) : Rp 76 juta/Km
NPV/Km : 152 - 76 = + 76
Usulan ( 2 ) : Aspal
Nilai manfaat bruto PK / A : Rp 229 juta/Km ( pada LHR antara 120 - 140 )
Biaya proyek (misalkan) : Rp 87 juta/Km
NPV/Km : 229 - 87 = + 142
=> Pilih usulan ( 2 ) sebagai proyek yang lebih ekonomis
4. LHR Total : 28
Tipe/kondisi ruas jalan yang ada : Tanah Rusak Berat
Nilai manfaat bruto dari Tabel 1 : Rp 17 juta/Km
Biaya proyek (misalkan) : Rp 61 juta/Km
NPV/Km : 17 - 61 = - 44
=> Proyek belum layak ;
( periksa hambatan akses dan coba dengan metoda kependudukan )
5. LHR Total : 80
Tipe/kondisi ruas jalan yang ada : Aspal Baik / Sedang ( skor MS2 = 10 )
Nilai manfaat bruto untuk
Pengaspalan Preventif : Rp 30 juta/km
Biaya proyek untuk Pengaspalan
Preventif (misalkan) : Rp 29 juta/km
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 164/320
NPV/Km : 30 - 29 = + 1
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Pergerakan lalu lintas dapat terjadi, yang mana sebelumnya mempunyai nilai
keterhambatan yang lebih mahal ditinjau dari segi biaya dan non-biaya
(misalnya, usaha melewati jalan rusak, resiko keterlambatan, ketidak-nyamanan,
dan sebagainya).
Perjalanan yang sebelumnya harus dilakukan dengan jalan kaki atau dengan
kendaraan tidak bermotor dapat beralih ke alat angkutan bermotor seperti pick-
up atau truk.
Perkembangan yang lebih cepat pada kegiatan ekonomi lokal dapat terjadi,
karena rangsangan perdagangan dan peningkatan kebutuhan persediaan bahan
pokok.
Tambahan biaya pemeliharaan jalan diperkirakan dapat terus disiapkan.
3. Suatu metode yang disederhanakan telah dikembangkan untuk mengukur suatu
taksiran terhadap manfaat dan biaya tersebut di atas, yang secara langsung akan
dapat dibandingkan dengan perkiraan biaya perbaikan ruas jalan itu, untuk
memberikan ukuran terhadap nilai ekonomis suatu proyek. Pendekatan ini serupa
dengan yang telah dikembangkan bagi manfaat yang berkaitan dengan lalu lintas
(Tugas 3D), meskipun dengan ketelitian yang lebih rendah.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 165/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 166/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
B
C :: Ruas jalan proyek.
Cabang ruas jalan.
Ruas ke pusat C
kegiatan luar Proyek distudi
Pusat
kegiatan A B
luar
C
C Cabang ruas
jalan
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 167/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Ruas jalan proyek (B) yang dimaksud adalah ruas jalan yang sedang distudi.
Ruas jalan penghubung ke luar wilayah (A) adalah rute jalan penghubung dari
titik awal proyek (B) ke arah jaringan jalan utama dan terus menuju ke pusat
kegiatan luar yang telah ditetapkan.
Cabang ruas jalan (C) tidak termasuk ke dalam ruas yang distudi, tetapi
merupakan bagian jaringan yang berpengaruh terhadap ruas jalan proyek (B) dan
juga kepada ruas jalan penghubung ke pusat kegiatan (A). Analisa tipe C ini
dikerjakan secara terpisah dengan memakai lembar A3 untuk masing-masing
ruas jalan. Jangan memperhatikan cabang ruas jalan yang panjangnya kurang
dari 2 kilometer atau melayani penduduk jumlahnya kurang dari 250 jiwa.
jalan (PC).
5.3.4 PENENTUAN HAMBATAN AKSES (A3 : BAGIAN KANAN ATAS)
a. Pergunakan survai hambatan lalu lintas (S8) untuk menentukan tingkat hambatan
akses pada setiap bagian rute proyek (B).
b. Susun formulir S8 yang sudah diselesaikan untuk ruas tersebut dan kaji kembali
sket diagramnya. Bila ada beberapa formulir S8, maka untuk dapat menafsirkan
hasil keseluruhan survai, sebaiknya gambarkan gabungan diagram akhir untuk
keseluruhan ruas pada formulir S8 cadangan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 168/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
c. Tingkat hambatan itu ditentukan dan diberi kode angka sebagai berikut :
1 : TERTUTUP BERKALA ; tertutup bagi kendaraan roda-4 dengan jumlah
periode waktu 2 - 6 minggu dalam setahun (kategori ini bisa juga digunakan
4 Km
3 Km 2 Km 1 Km 3 Km
2 Km 1 Km
Berlumpur Berlumpur
2
1
Pada kasus (1) bagian berlumpur sepanjang satu kilometer secara efektif
menghambat lalu lintas sampai sepanjang 4 kilometer dari jalan penghubung
(feeder roads) yang `buntu' ; sedangkan pada kasus (2), hanya bagian tengah
yang berlumpur menjadi penghambat, namun kemungkinan pencapaian dari
kedua ujung ruasnya masih ada.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 169/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Lingkari angka tingkat perjalanan yang terpilih (pada kotak E) sesuai dengan
rata- rata jarak perjalanan (RJP) ke pusat kegiatan luar.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 170/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 171/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 172/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
g. Cantumkan kode akses dan data jumlah penduduk pada kotak yang tersedia di sudut
kanan bawah A1.
h. Pindahkan data yang berkaitan ke dalam P2 untuk membantu melengkapi pekerjaan
penyaringan dan penyusunan peringkat.
1. Model klasik berupa jalan `buntu' dengan satu arah jalan keluar (1), mungkin tidak
sesuai dengan beberapa ruas jalan berlalu lintas rendah tidak dapat dilalui
kendaraan roda-4.
2. Ruas-ruas ini mungkin justru dapat menghubungkan antara dua bagian jaringan
jalan yang lebih ramai, sekaligus memberi kemungkinan bagi jalan keluar ke dua
arah (2).
1 2
3. Jika ruas-ruas seperti ini dipertimbangkan akan mempunyai arti yang lebih luas
terhadap jaringan jalan dan memungkinkan untuk menjadi jalan tembus bagi lalu
lintas yang besar setelah jalannya ditingkatkan, maka untuk mengevaluasinya
diperlukan studi non-standar sebagai tambahan terhadap analisa kependudukan.
4. Namun demikian, banyak kasus seperti ini mempunyai potensi lalu lintas lokal dan
sebenarnya dapat ditangani sebagai dua bagian jalan penghubung atau (feeder
roads) yang terpisah. Ruas seperti ini harus dibagi menjadi dua sub-proyek ; setiap
sub-proyek hanya melayani penduduk di sekitarnya saja, lalu memperhitungkan
arah perjalanan yang diinginkan dan pusat kegiatan luar yang dipilih, seperti yang
ditunjukkan dalam survai hambatan lalu lintas (S8).
5. Pada daerah-daerah yang kepadatan penduduknya rendah, prioritas harus diberikan
kepada penyediaan akses dasar bagi jalan penghubung dengan standar yang
memadai; pembuatan rute alternatif, termasuk rute penghubung antar jaringan jalan
seperti di atas, hanya dapat dibenarkan pada tahap pengembangan jaringan jalan di
kemudian hari, terutama jika bagian rute penghubung tersebut memerlukan
pekerjaan jembatan dengan biaya yang besar.
2. Dalam kasus seperti ini, disarankan untuk hanya memasukkan saja setengah dari
penduduk di cabang ruas dalam perkiraan penduduk yang akan menggunakan jalan,
untuk menghitung jumlah perjalanan yakni :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 175/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 176/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 177/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Ruas 02 : 7 Km 02 03 Ruas 03 : 7 Km
A 01 B
Ruas 01 : 10 Km
Proyek pertama ;
Peningkatan ruas 01 menjadi Aspal Baik yang standar. Bila tidak dilaksanakan,
jalan tersebut akan tetap tertutup untuk segala lalu lintas sehingga harus
menggunakan ruas 02 dan 03.
Manfaat dari proyek ini adalah perbedaan dalam biaya untuk melakukan
perjalanan dari A ke B lewat ruas 01 dibandingkan lewat ruas 02 dan 03, yaitu
perjalanan sepanjang 10 Km dibandingkan 14 Km.
Bila biaya penggunaan jalan pada jalan Aspal Baik adalah Rp 300,- per Km,
maka manfaatnya adalah Rp 1200,- untuk setiap perjalanan, yaitu Rp 300,-
(biaya perjalanan per Km) x 4 Km (perbedaan jarak antara kedua perjalanan).
Manfaat totalnya dapat dihitung dengan mengalikan angka tersebut dengan LHR
(Lalu lintas Harian Rata-rata), kemudian dikalikan dengan 365 untuk
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 179/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
6.2.3 KRITERIA
a. Penghitungan manfaat pengalihan dapat menjadi rumit dan biasanya hanya akan
dilaksanakan bila kondisi-kondisi berikut ini dipakai :
Sudah jelas bahwa akan terjadi pengalihan
Proyeknya tidak dapat dievaluasi atau tidak layak atau kelayakannya ada pada
batas ambang bila menggunakan prosedur standar.
b. Meskipun proyek itu dinyatakan layak berdasarkan prosedur standar, namun ada
kemungkinan bahwa pengalihan rute akan memperbesar lalu lintas sampai pada
tingkat dimana diperlukan Kelas Rencana Lalu Lintas yang lebih tinggi dari yang
dihasilkan oleh lalu lintas saat ini saja, maka studi pengalihan dapat dilaksanakan
untuk memperoleh perkiraan yang lebih baik mengenai lalu lintas yang akan datang.
c. Prioritas untuk studi pengalihan harus diberikan pada proyek-proyek yang
melibatkan pembukaan suatu rute yang sebelumnya tertutup untuk lalu lintas, atau
meningkatkan jalan tidak beraspal yang kondisinya rusak atau rusak berat menjadi
aspal standar.
6.2.4 PROSEDUR
Semua proyek yang melibatkan pengalihan lalu lintas harus mengikuti langkah-langkah
berikut ini : (untuk kasus proyek jalan dengan jembatan besar atau jembatan saja yang
berkaitan dengan pengalihan lalu lintas, diberikan prosedur tambahan pada bagian
3F/2)
a. Tentukan ruas-ruas dan segmen-segmen yang memerlukan pekerjaan berat dimana
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 182/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 183/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
e. Pada bagian A dari formulir A4 isikan informasi mengenai ruas-ruas yang terlibat
dalam pengalihan lalu lintas, yaitu ruas-ruas yang mungkin kehilangan atau
memperoleh tambahan lalu-lintas sebagai akibat dari adanya pekerjaan berat (dalam
contoh ini semua ruas terlibat kecuali ruas 15 dan 23). Dengan cara yang sama
seperti pembagian proyek dalam prosedur perencanaan standar, bagilah ruas- ruas
ke dalam segmen-segmen bila ada perbedaan mencolok dalam tipe dan kondisi
permukaan jalan atau dalam tingkat lalu lintasnya. Sebagai tambahan, bagilah ruas-
ruas ke dalam segmen-segmen pada simpangan dengan ruas lainnya bila mereka
belum dibagi pada titik tersebut (dalam contoh, ruas 20 harus dibagi menjadi dua
segmen pada km 3,5 dan ruas 22 pada Km 6,0, yang merupakan titik awal dan akhir
Ruas 16). Bila suatu ruas dibagi menjadi beberapa segmen, beri tanda segmen-
segmen dengan menambahkan ".1", ".2" dan seterusnya pada nomor ruas untuk
memudahkan pengenalannya pada tahap analisa berikutnya. Catat pal Km tiap ruas
atau segmen ruas pada baris yang bertanda "Segmen". Pada bagian kiri dari bagian
A isikan informasi yang berkaitan dengan kondisi yang ada, sedangkan pada bagian
kanan isikan informasi yang berkaitan dengan kondisi setelah proyek pekerjaan
berat dilaksanakan untuk ruas-ruas yang proyeknya sedang dievaluasi (dalam hal ini
ruas 16). Pilih harga VOC/Km yang sesuai dari daftar pada bagian paling kanan.
Kalikan harga ini dengan panjang ruas atau segmen untuk mendapatkan harga VOC
Ruas, lalu catat hasilnya pada kolom yang sudah disediakan (bila suatu ruas atau
segmen tersebut tertutup untuk lalu lintas, seperti halnya pada ruas 16 dalam
contoh, maka informasi mengenai ruas tersebut tidak perlu dicatat).
f. Dari Formulir Analisa Lalu-Lintas A2, catat LHR (ekivalen roda 4 dari kolom E)
untuk Sepeda Motor dan untuk sub-total kendaraan jenis 8 - 15. Catat data tersebut
dalam kolom yang sesuai untuk ruas/segmen dimana dilakukan penghitungan lalu-
lintas. Jumlahkan angka-angka tersebut untuk mendapatkan LHR total kendaraan
bermotor.
g. Tentukan pusat-pusat pemukiman penduduk di wilayah yang tercakup dalam peta
dan juga rute-rute dari wilayah tersebut ke pusat-pusat di luar wilayah tersebut.
Gambarkan ini semua pada peta sebagai A, B, C dan seterusnya. Bila mungkin
batasi jumlah pusat dan rutenya hanya sampai empat (4) saja.
h. Gunakan informasi dari formulir K12, informasi dari penduduk mengenai wilayah
tersebut, serta informasi mengenai rute angkutan umum, untuk memperkirakan
proporsi lalu-lintas yang tercatat dalam penghitungan lalu-lintas yang mungkin
melakukan perjalanan antar setiap pusat. Catat perkiraan ini dalam kolom di bagian
digabungkan dengan lalu-lintas ke atau dari titik D). Untuk beberapa kasus,
memperkirakan proporsi ini agak sukar dan memerlukan pertimbangan yang hati-
hati. Perkiraan proporsi untuk setiap ruas atau segmen, bila dijumlahkan hasilnya
harus 1 atau 100 %.
i. Gunakan perkiraan tersebut di atas bersama-sama dengan LHR total di bagian A
untuk memperkirakan LHR total antar setiap pusat, lalu catatlah dalam kolom di
sebelah kanan angka proporsi ini. Bila proporsi yang diperkirakan dalam langkah
sebelumnya sudah tepat, maka perkiraan LHR-nya akan sama walaupun digunakan
pos penghitungan lalu lintas yang manapun. Hitung perkiraan LHR antar setiap
pusat dengan menggunakan data dari semua pos PLL yang relevan. Bila terdapat
perbedaan yang besar dari perkiraan ini, kaji kembali angka proporsinya. Catat
perkiraan LHR akhir yang dipilih. Isikan juga hasil perkiraan LHR tersebut dalam
kolom pertama dari bagian C.
j. Tentukan rute yang paling mungkin digunakan untuk perjalanan antar setiap pusat
dalam kasus "saat ini" yaitu sebelum proyek peningkatan jalan. Asumsikan bahwa
rute yang digunakan adalah yang terbuka untuk lalu lintas dengan biaya terendah.
Gunakan data VOC (Biaya Operasi Kendaraan) Ruas yang dihitung di Bagian A
untuk menentukan biaya minimum rute antar setiap pusat. Catat semua ruas dan
segmen yang digunakan untuk setiap perjalanan dengan menuliskan nomor
ruas/segmen dalam kolom 1-5 di bawah judul "Rute Tanpa Proyek".
k. Ulangi latihan ini untuk kasus "Dengan Proyek" yaitu menggunakan VOC Ruas
yang diterapkan dalam situasi sesudah proyek peningkatan jalan dan jembatan.
Catat ruas-ruas yang digunakan, dalam kolom-kolom di bawah judul "Rute Dengan
Proyek".
l. Bila benar-benar rute yang sama yang digunakan untuk seluruh perjalanan antar
pusat dalam kedua kasus "Tanpa Proyek" dan "Dengan Proyek", maka lalu lintasnya
dapat diabaikan karena hal tersebut tidak akan mempengaruhi hasilnya (dalam
contoh, ini berlaku bagi lalu lintas A-B, A-C, B-C dan C-D). Bila untuk perjalanan
antar dua pusat kegiatan ditemukan adanya perubahan dalam rute, hitunglah jumlah
"Biaya Operasi Kendaraan" untuk perjalanan antara ke dua pusat tersebut. Lakukan
ini dengan mencatat Biaya Operasi Kendaraan Ruas dari bagian A untuk setiap
ruas/segmen, untuk seluruh rute antar pusat. Jumlahkan ini untuk setiap rute dan
kalikan dengan perkiraan hasil LHR untuk lalu lintas antar pusat-pusat tersebut, dan
catat hasilnya dalam Rp. '000,-. Lakukan hal ini dua kali, untuk kasus `tanpa dan
dengan proyek' secara bergiliran.
m. Hitung jumlahnya untuk mendapatkan jumlah Biaya Operasi Kendaraan untuk
perjalanan antar semua pusat yang rute-rutenya berbeda dalam kasus `dengan dan
tanpa proyek', lalu catat hasilnya dalam baris di bagian paling bawah dari bagian C.
n. Selesaikan penghitungan dalam bagian D. Biaya (VOC) dalam kasus tanpa proyek
dikurangi biaya dalam kasus dengan proyek memberikan manfaat harian. Hasil ini
kemudian dikalikan dengan faktor manfaat total yang mengubah manfaat harian
menjadi manfaat total yang dijumlahkan selama 10 tahun dan didiskon menjadi
nilai saat ini. Nilai ini dibagi dengan panjang proyek yang melibatkan pekerjaan
berat pada rute dimana lalu lintasnya dialihkan, seperti yang tercatat pada bagian
atas dari formulir A4, untuk mendapatkan gambaran manfaat per km. Ubah angka
o. Bila tidak cukup kolom atau baris pada formulir A4, analisanya dapat dilaksanakan
pada lembar kertas terpisah. Dalam beberapa kasus dimungkinkan untuk
mengurangi jumlah ruas dan segmen yang dimasukkan dalam formulir A4 (dalam
contoh, lalu lintas pada segmen 20.1 dan 22.2 tidak dipengaruhi oleh pengalihan,
maka segmen tersebut boleh untuk tidak dimasukkan dalam analisa tanpa
mempengaruhi hasilnya).
Sebelum menggunakan hasil manfaat pengalihan, suatu kaji ulang terhadap situasi
harus dilakukan dengan menggunakan butir-butir berikut ini sebagai acuan.
a. Manfaat pengalihan dapat digunakan pada formulir A1 dengan cara yang biasa.
Bila saat ini lalu lintasnya tidak ada, Kelas Rencana Lalu Lintas (KRLL) harus
didasarkan pada lalu lintas yang akan menggunakan rute setelah pekerjaan
dilaksanakan (asumsikan kondisinya adalah Aspal Baik pada waktu menggunakan
Matrik Biaya untuk menentukan KRLL).
b. Bila suatu proyek telah dievaluasi dengan menggunakan metode lalu lintas atau
kependudukan, maka manfaat pengalihan merupakan tambahan pada manfaat
standarnya. Lalu lintas yang dialihkan dapat ditambahkan pada lalu lintas yang ada
untuk menentukan Kelas Rencana Lalu Lintasnya.
c. Bila rute proyek dalam kondisi yang ada sekarang tertutup secara musiman
sehingga memaksa lalu lintas untuk menggunakan rute yang lebih panjang untuk
sebagian waktu dalam setahun, maka manfaat pengalihan mungkin harus
disesuaikan dengan mempertimbangkan situasi ini. Hitung manfaat pengalihan
untuk
dengandua kasusbulan
jumlah tanpayang
proyek yanguntuk
berlaku berbeda dansituasi.
setiap gunakan rata-ratanya, lalu kalikan
d. Suatu rute yang diperkirakan akan menerima pengalihan lalu lintas mungkin terdiri
dari beberapa ruas. Maka manfaatnya harus dibagi di antara semua ruas yang
memerlukan pekerjaan berat dalam rute ini. Ini akan dilakukan secara otomatis pada
langkah terakhir prosedur bila manfaatnya telah dibagi dengan panjang total proyek
pada rute yang akan menerima pengalihan lalu lintas. Semua segmen jalan yang
belum ditingkatkan harus dimasukkan meskipun tidak ada maksud untuk
meningkatkannya dalam program tahunan yang akan datang. Perlu dicatat bahwa
bila bagian-bagian dari rute telah ditingkatkan, maka panjang bagian-bagian ini
tidak dimasukkan dalam perhitungan akhir untuk menghasilkan manfaat per km.
e. Bila rute pengalihan dibagi dalam proyek-proyek yang terpisah, maka hasil manfaat
pengalihan per km dapat digunakan untuk semuanya tanpa memperhatikan kondisi
permukaan jalan yang ada dari setiap proyek.
f. Seringkali terjadi suatu ketidak-pastian mengenai proporsi lalu-lintas yang
ditentukan antar pusat. Prosedur yang benar untuk mengatasi masalah ini adalah
melaksanakan "survai Asal dan Tujuan" dimana kendaraan diminta berhenti dan
pengemudinya diwawancarai untuk menentukan titik awal dan akhir perjalanan
mereka. Dari informasi ini dimungkinkan untuk mengalokasikan lalu-lintas antara
rute yang satu dengan rute lainnya dengan tepat, baik dalam situasi "Dengan"
maupun "Tanpa" proyek. Namun demikian, ini merupakan jenis survai yang sulit
untuk diorganisir dan dilaksanakan. Survai ini hanya akan dilaksanakan pada kasus
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
dimana tidak mungkin untuk menunjukkannya dengan cara lain 186/320
bahwa suatu proyek
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
itu secara jelas layak atau tidak layak. Sebelum melaksanakan hal ini, harus dipilih
terlebih dahulu nilai-nilai maksimum dan minimum untuk proporsi tersebut. Hal
ini dapat digunakan bersama dengan data VOC untuk menghitung kemungkinan
tingkat maksimum dan minimum dari manfaat suatu proyek, dan dalam beberapa
kasus untuk menentukan apakah suatu proyek itu benar-benar layak atau benar-
benar tidak layak. Misalnya, untuk menentukan manfaat maksimum, tentukan untuk
jalur antar pusat yang mana, pengalihan lalu lintas menghasilkan manfaat tertinggi.
Jumlah total manfaat akan maksimum bila kemungkinan maksimum dari proporsi
lalu-lintas antar pusat ini diasumsikan. Bila dalam kasus ini proyeknya tidak layak,
dapat diasumsikan bahwa proyek ini benar- benar tidak layak.
g. Jalan-jalan Nasional dan Propinsi harus tercakup dalam studi pengalihan lalu lintas.
Bagaimanapun kaji ulang harus dilakukan dalam kasus dimana terlihat bahwa lalu-
lintas akan beralih dari jalan Nasional/Propinsi ke jalan kabupaten. Rute yang lebih
pendek lewat jalan kabupaten mungkin tidak akan digunakan, bila jalannya lebih
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 187/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
jalannya (karena
melibatkan jembatannya
pekerjaan jalan yangpanjang atauPada
pendek). termasuk
situasidalam
sepertiproyek yang hanya
ini, memasukkan
pekerjaan jembatan dalam evaluasi proyek standar, cenderung akan memberikan
hasil yang menyimpang yang dapat menyebabkan ditolaknya proyek penting yang
sebenarnya secara potensial layak untuk dibangun. Oleh karena itu evaluasi
pekerjaan jalan dan jembatan secara terpisah dapat dipertimbangkan untuk proyek
yang tidak layak dari hasil prosedur evaluasi standar.
e. Prosedur evaluasi yang harus diikuti dalam hal proyek jembatan akan dijelaskan di
bawah dan dirangkum dalam gambar Ringkasan Prosedur Evaluasi Proyek
Jembatan di bawah.
6.3.3 PROSEDUR - A :
TIDAK DIPERLUKAN STUDI JEMBATAN SECARA TERPISAH
a. Kasus-kasus dimana studi jembatan secara terpisah tidak diperlukan, akan
dijelaskan di bawah ini.
b. Bila panjang jembatan tersebut 30m atau lebih, atau gabungan seluruh panjang
proyek jembatan pada suatu ruas jalan adalah 10 meter per km atau lebih, maka
harus dilakukan suatu kaji ulang untuk menentukan apakah ada alternatif
penyelesaiannya.Prosedur kaji ulang berikut ini harus diterapkan pada semua
proyek jembatan.
c. Bila proyek jembatannya merupakan :
Penggantian pada jembatan yang ada,
Pada bagian jalan dengan jumlah lalu-lintas 500 LHR atau lebih.
Maka jembatannya dapat diasumsikan sebagai layak tanpa tambahan studi lebih
lanjut karena manfaatnya hampir pasti cukup besar untuk membenarkan proyek
jembatan tersebut.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 189/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
atau
Jembatan Jembatan Jembatan Jembatan Lakukan Lakukan
Proyek jalan dan yang ada tidak ada yang ada tidak ada PLL di PLL di
embatan, layak terbuka jalan terbuka jalan tertutp Ferry jembatan
dengan membagi tertutup
biaya jembatan
terhadap proyek
lainnya diruas yang
sama Lakukan Lakukan Lakukan Lakukan Tentukan Lalu-lintas Lalu-lintas
PLL di survai PLL di PLL di biaya > 1000 < 1000
atau jembatan S7 jembatan ruas-ruas pelayanan LHR LHR
lain fery
Penggantian jembatan
dan tingkat lalu lintas >
500 LHR
Tentukan jumlah Alokasikan lalu lintas Bandingkan Lebar Lebar
perjalanan / tahun dan dan tentukan manfaat dgn. Biaya lantai lantai
manfaat dengan form dengan form A4 proyek jemb. jembatan jembatan
A3 < 4.0 m > 40 m
Proyek Proyek
Jembatan layak Jembatan tidak layak
h. Bila gabungan proyek mempunyai NPV/Km positif, seperti contoh diatas, kedua
proyek dapat dianggap layak dan kode rekomendasinya didasarkan pada jumlah
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 191/320
NPV/Km.
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
i. Prosedur ini tidak mengevaluasi pekerjaan jembatan, namun didisain untuk
menghilangkan kemungkinan penyimpangan dari studi perencanaan sebagai hasil
dari pendistribusian biaya jembatan diantara kedua proyek yang terpisah pada ruas
tersebut.
j. Bila ada tiga atau lebih proyek pada suatu ruas, maka semuanya dapat digabungkan
dengan cara ini, asalkan semua proyek yang aslinya tidak layak menjadi layak tanpa
biaya jembatan. Bila ada yang tidak layak tanpa biaya jembatan prosedur ini tidak
dapat digunakan, karenanya evaluasi secara terpisah seperti yang akan bahas
dibawah ini harus diikuti untuk semua proyek yang tidak layak.
Ambil hasil penghitungan untuk sepeda motor (dari kolom C), dan kalikan
dengan 1,28 untuk mendapatkan perkiraan selama 24 jam, kemudian kalikan lagi
dengan 1,5 (rata-rata jumlah penumpang sepeda motor) untuk mendapatkan
jumlah perjalanan dengan sepeda motor per harinya.
Ambil hasil perhitungan untuk KRLL (dari kolom C bagian bawah), dan kalikan
365 untuk menghasilkan angka Total Perjalanan per tahun. Masukkan hasil ini
dalam formulir A3.
f. Bila saat ini tidak ada jembatan atau untuk alasan tertentu lalu lintas yang lewat
dibatasi, maka Jumlah Perjalanan harus dihitung dengan menggunakan metode
standar berdasarkan data kependudukan yang tercatat dalam formulir S7.
g. Kode Hambatan Akses harus dipilih sesuai dengan jenis hambatan penyeberangan
sungai tanpa jembatan ; dimulai dari angka 1 bila sungainya dapat diseberangi
hampir sepanjang tahun sampai angka 4 bila tidak ada kendaraan yang dapat
menyeberangi sungai. Bagian jalan pada sisi seberang jembatan harus diberi Kode
Akses 1 seperti dalam metodologi A3 yang normal. Bila jembatan yang ada masih
terbuka, maka akan sukar untuk menentukan Hambatan Akses yang potensial
terjadi. Karena itu harus dibuat suatu perkiraan berdasarkan sifat dasar
penyeberangan sungai tersebut. Namun demikian bila tidak ada jembatan gunakan
metode standar berdasarkan formulir S8.
h. Perkiraan manfaat yang didapat dari formulir A3 tidak seluruhnya dapat diterapkan
pada jembatan, karena manfaat tersebut merupakan gabungan dari dua jenis
manfaat yaitu; yang timbul dari penghilangan Hambatan Akses (dapat diterapkan
pada jembatan) dan yang timbul dari peningkatan kondisi permukaan jalan (tidak
dapat diterapkan pada jembatan). Unsur hambatan akses dihitung antara 20 - 50
persen dari jumlah total dan dapat diperkirakan dengan cara mengalikan total
manfaat yang tertera pada formulir A3 dengan faktor-faktor berikut :
Hambatan Akses 4 3 2 1
Faktor 0,45 0,40 0,33 0,20
i. Bagian dari unsur hambatan akses yang dapat dipakai sebagai manfaat pada
jembatan perlu untuk dipertimbangkan dengan hati- hati :
Bila setelah pekerjaan jembatan selesai tidak ada lagi hambatan akses yang
diakibatkan oleh kondisi jalan, maka seluruh manfaat dapat dipakai.
Bila masih ada hambatan akses, maka pengurangan daripada manfaat harus
dilakukan. Misalnya ; bila suatu jalan secara total akan tertutup bagi semua jenis
lalu-lintas tanpa adanya jembatan, dan kemudian setelah proyek jembatan
dilaksanakan kode hambatan akses 1 diterapkan pada jalan maka manfaat yang
dapat dipakai pada proyek jembatan adalah manfaat pada hambatan akses 4
dikurangi hambatan akses 1.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 193/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
j. Gunakan hasil akhir Manfaat per perjalanan per km pada hasil Total Perjalanan
untuk mendapatkan Total Manfaat Perjalanan. Bila yang dievaluasi hanya jembatan
saja, maka tidak perlu untuk mengurangi dengan Biaya Pemeliharaan jalan,
sehingga Manfaat Perjalanan Total adalah Manfaat Total Kotor.
k. Manfaat yang ada pada formulir A3 dijelaskan sebagai manfaat per-km. Karena itu
biaya jembatan harus dirubah menjadi biaya per Km, dengan cara membaginya
dengan panjang bagian jalan yang secara efektip menjadi terbuka bagi lalu-lintas
karena adanya jembatan.
c. Bila tersedia rute alternatif situasi yang ada mungkin (seperti halnya prosedur
berdasarkan kependudukan yang diuraikan untuk kasus tipe-1) ; ada jembatannya
dan rute yang menggunakan jembatan tersebut terbuka untuk lalu-lintas atau
mungkin tidak ada jembatannya dan rutenya tertutup. Untuk setiap kasus prosedur
evaluasinya adalah sama dan didasarkan pada situasi yang akan dipakai bila
pekerjaan jembatan tidak dilaksanakan. Karena itu evaluasinya dapat didasarkan
atas satu situasi dengan asumsi bahwa tanpa pekerjaan jembatan, jembatan yang ada
akan tertutup dan lalu-lintas dipaksa untuk beralih ke rute yang lebih panjang,
sementara pekerjaan jembatan akan memungkinkan lalu lintas untuk melanjutkan
penggunaan rute yang ada sekarang. Dalam situasi yang lain, pekerjaan jembatan
akan memungkinkan lalu-lintas untuk beralih dari rute yang ada ke rute baru yang
lebih pendek. Situasi yang ada tidak mempengaruhi dasar dari pada evaluasi, yaitu
membandingkan biaya penggunaan jalan pada rute yang lebih panjang dengan yang
lebih pendek.
d. Bila
makaproyek
suatu jembatan merupakan
penghitungan penggantian
lalu-lintas dari jembatan
yang dilaksanakan padayang
ataumasih
dekatdigunakan,
jembatan
biasanya sudah cukup untuk mengenali lalu-lintas yang akan beralih. Hasil dari
pada penghitungan lalu-lintas ini akan menunjukkan tingkat lalu-lintas yang
menggunakan jembatan pada kasus dimana diasumsikan bahwa proyek jembatan
dilaksanakan, sebagai jembatan baru yang akan mempertahankan situasi yang
sekarang. Pada kasus "tanpa proyek jembatan", diasumsikan bahwa jembatan yang
ada tertutup untuk lalu-lintas dan lalu-lintas yang tercatat dalam penghitungan lalu-
lintas akan terpaksa beralih ke rute yang lebih panjang (atau biaya yang lebih
tinggi). Gunakan formulir A4 seperti yang dijelaskan pada bagian 3F/1 untuk ;
memperkirakan biaya dari rute alternatif, mengalokasikan lalu- lintas, dan
menghitung manfaatnya.
e. Proyek jembatan mungkin merupakan penggantian untuk jembatan yang sudah
tidak dapat digunakan atau merupakan jembatan baru. Pada kasus seperti ini,
mungkin tidak ada lalu-lintas yang menggunakan ruas jalan dimana jembatan
tersebut berada. Laksanakan penghitungan lalu- lintas pada semua ruas lainnya di
wilayah itu, ikuti prosedur penggunaan formulir A4 seperti yang dijelaskan pada
bagian 3F/1.
f. Bila ada kemungkinan bagi kendaraan untuk menyeberangi sungai untuk sebagian
waktu dalam setiap tahunnya, maka penghitungan manfaat pengalihan hanya akan
diterapkan untuk bagian waktu dimana sungainya tidak dapat diseberangi.
g. Bila ada pelayanan ferry bagi kendaraan roda-4, maka manfaat pengalihan tidak
dapat diterapkan dan proyeknya harus dievaluasi dengan mengikuti prosedur yang
diberikan untuk kasus tipe-3 di bawah ini. Namun demikian bila ferry yang
beroperasi hanya dapat mengangkut sepeda motor, maka manfaat pengalihan hanya
dihitung untuk lalu-lintas kendaraan roda empat saja, yaitu dengan mengeluarkan
lalu-lintas sepeda motor dari perhitungan hasil lalu- lintas total yang menggunakan
formulir A2.
h. Bila ruas jalan yang ada jembatannya berkondisi baik/sedang, maka semua manfaat
dari pengalihan dapat diberikan pada pekerjaan jembatan.
i. Agar hasilnya dapat dibandingkan dengan hasil evaluasi lainnya, maka biaya
pekerjaan jembatan dan hasil manfaat pengalihan harus dibagi dengan bagian
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 195/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
panjang jalan yang secara efektif terbuka untuk lalu- lintas oleh adanya jembatan,
untuk mendapatkan angka NPV/Km.
a. Bila kondisi jalan juga menyebabkan ruas tersebut sama sekali tertutup bagi lalu-
lintas, maka perlu untuk menggabungkan biaya pekerjaan jalan dan jembatan lalu
mempertimbangkannya secara bersama-sama. Evaluasi terpisah tidak
dimungkinkan, karena tidak akan didapatkan manfaat sampai pekerjaan jalan dan
jembatan dilaksanakan.
b. Bila proyek jembatan merupakan penggantian dari jembatan yang ada dan terdapat
lalu-lintas pada jalan tersebut, namun kondisi jalannya rusak/rusak berat, maka
pekerjaan peningkatan pada jalan tersebut dapat dievaluasi secara terpisah dengan
menggunakan metode berdasarkan lalu- lintas yang standar. Namun metode yang
terbaik adalah gabungkan proyek tersebut dan gunakan asumsi kondisi jalan yang
sudah ditingkatkan, untuk rute dimana jembatan berada, dalam menghitung
pengalihan dan manfaat.
c. Bila pada waktu dilakukan evaluasi akses jalannya terhambat karena kondisi
jembatannya, maka jalannya harus dinilai secara terpisah dengan menggunakan
lalu-lintas yang diasumsikan beralih ke rute tersebut sesudah jembatannya
dilaksanakan sebagai dasar dari pada metode yang berdasarkan lalu-lintas. Seperti
halnya di atas, evaluasi penggabungan dapat dijadikan pilihan.
d. Bila pekerjaan jalannya akan dilaksanakan dalam tahun program lain sesudah
pekerjaan jembatannya dilaksanakan, maka survai lalu-lintas harus dilaksanakan
sesudah jembatannya selesai dibangun, kemudian gunakan metoda standar
berdasarkan lalu-lintas untuk mengevaluasi pekerjaan jalan. Dalam kasus seperti
ini, ada kemungkinan bahwa tambahan lalu-lintas akan beralih ke ruas tersebut. Ini
harus dinilai seperti yang dijelaskan pada Bagian 3F/1
beroperasi 16 jam sehari atau lebih, kalikan data penghitungan selama 12 jam
untuk setiap jenis kendaraan bermotor (kolom C pada formulir A2) dengan
1,28 untuk memperkirakan lalu-lintas selama 24 jam. Tidak perlu untuk
menghitung lalu-lintas ekivalen roda-4 di kolom E.
2) Kalikan tingkat lalu-lintas harian setiap jenis kendaraan dengan ongkos yang
dikenakan pada masing-masing jenis dalam menggunakan ferry, lalu
jumlahkan hasilnya.
3) Kalikan angka total Hasil Ongkos Harian ini dengan Faktor Manfaat Total
seperti yang digunakan dalam Analisa Pengalihan Lalu-Lintas untuk mengubah
hasil Harian ke hasil Total dalam bentuk nilai saat ini untuk periode waktu
sepuluh tahun.
Biaya peningkatan jalan pada ruas dengan pelayanan ferry harus dievaluasi dengan
menggunakan metode standar atas dasar lalu-lintas.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 197/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Dalam beberapa kasus mungkin ada jembatan yang tidak memerlukan penggantian
namun diusulkan untuk dilebarkan atau diperkuat.
b. Dalam hal pelebaran maka manfaatnya adalah pengurangan waktu keterlambatan
lalu- lintas dan kemungkinan pengurangan kecelakaan. Keterlambatan disebabkan
oleh kendaraan yang mengurangi kecepatan bila melewati jembatan yang sempit
dan menanti untuk melewati jembatan bila kendaraan dari arah yang berlawanan
bertemu pada jembatan. Waktu menunggu ini akan semakin besar sesuai dengan
tingkat lalu-lintasnya dan panjang jembatannya.
c. Dalam hal Jalan Kabupaten, manfaatnya mungkin akan kecil. Namun pada ruas
dengan LHR lebih dari 1000, maka jembatan yang panjangnya kurang dari 30 m
dapat disetujui untuk dilebarkan bila saat ini hanya ada satu lajur untuk semua jenis
kendaraan, yaitu dengan lebar dek kurang dari 4,0 meter. Semua kasus lainnya
harus diarahkan untuk studi khusus.
d. Dalam hal penguatan jembatan, terdapat dua jenis manfaat ; yaitu biaya angkut
barang per ton yang lebih murah karena penggunaan kendaraan yang lebih besar
dan lebih efisien, atau pengalihan kendaraan angkutan dari rute yang lebih panjang.
Dalam kedua kasus ini manfaatnya mungkin akan kecil dan semua proyek seperti
ini harus diarahkan untuk studi khusus.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 198/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Bila lebar perkerasan jalan kurang dari lebar standar disain minimum yang sesuai
untuk tingkat lalu lintasnya dan bila kondisi jalannya rusak atau rusak berat, maka
pelebaran yang diperlukan dapat dilakukan dalam pelaksanaan proyek pekerjaan
berat. Dalam hal ini tidak diperlukan evaluasi terpisah terhadap pelebaran jalan
tersebut.
b. Namun demikian bila jalannya berkondisi baik atau sedang, dan hanya memenuhi
syarat untuk pemeliharaan saja, maka pelebaran harus dianggap sebagai
permasalahan yang terpisah. Biaya bagi dua pilihan untuk pelebaran jalan dengan
KRLL 4 sudah dimasukkan dalam matriks biaya. Pilihan ini adalah pelebaran dari
3,0 meter ke 4,5 meter dan dari 3,5 meter ke 4,5 meter.
c. Prosedur standar tidak dapat digunakan untuk mengevaluasi proyek-proyek
pelebaran ini. Tidak dibenarkan untuk menggunakan Tabel Penuntun Manfaat
dalam menghitung manfaat bagi jalan-jalan berkondisi Baik/Sedang. Tabel
Penuntun ini hanya digunakan untuk menghitung manfaat peningkatan kondisi
permukaan jalan yang rusak menjadi baik. Oleh karena itu hanya manfaat untuk
pelebaran saja yang dapat diterapkan.
d. Manfaat pelebaran jalan diperoleh dari :
Dimungkinkannya kecepatan yang lebih tinggi bagi kendaraan (tanpa hambatan).
Berkurangnya pengaruh interaksi lalu lintas, yaitu pengurangan kecepatan bila
kendaraan berpapasan dengan lalu lintas yang datang dari arah depan atau jika
akan mendahului kendaraan didepannya yang berjalan lebih lambat.
Berkurangnya kekasaran rata-rata karena kendaraan akan lebih jarang dalam
menggunakan bahu jalan bila berpapasan atau mendahului kendaraan lain.
Berkurangnya dampak dari tingkat lalu lintas tak bermotor yang tinggi, terhadap
kecepatan kendaraan bermotor.
Berkurangnya kecelakaan lalu lintas.
e. Gambaran nilai manfaat yang menggabungkan pengaruh-pengaruh tersebut harus
digunakan untuk mengevaluasi proyek pelebaran jalan. Tabel penuntun manfaat
standar memasukkan manfaat pelebaran jalan pada kolom `Aspal Sedang' untuk
jalan dengan lebar 3,0 dan 3,5 meter menjadi 4,5 meter.
6.4.2 KRITERIA
d. Daerah Milik Jalan (DMJ) cukup lebar untuk pelebaran bahu dan perkerasan jalan
di sepanjang ruas jalan, serta tidak ada masalah mengenai pembebasan tanah.
e. Jumlah lalu lintas kendaraan roda empat telah mencapai 500 LHR.
6.4.3 PROSEDUR
a. Lakukan survai lalu lintas standar selama dua hari dan lengkapi Lembar Analisa
Lalu lintas A2.
b. Periksa bahwa perhitungan tingkat lalu lintas-KRLL dalam Kolom C paling sedikit
500.
c. Pilih biaya yang sesuai pada kolom Aspal Baik/Sedang dari Matriks; 3,0 m --> 4,5
m atau 3,5 m --> 4,5 m. Bila lebar yang ada bervariasi antara 3,0 dan 3,5 meter,
hitung biaya rata-rata per Km sesuai dengan panjang masing-masing lebarnya.
d. Tentukan tingkat lalu lintas total ekivalen roda empat dalam Kolom E dari lembar
A2.
e. Pilih tingkat manfaat yang sesuai dari tabel penuntun manfaat, sesuai dengan lebar
perkerasan yang ada dan tingkat lalu lintasnya (ambil tingkat lalu lintas yang
terdekat). Bila suatu biaya rata-rata telah dihitung sesuai dengan langkah ke-3 di
atas, maka hitunglah manfaat rata-rata dengan cara yang sama.
f. Bila manfaatnya lebih besar dari biayanya, maka proyek tersebut layak.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 200/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 201/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
perjalanan dan nilai perjalanan. Metodologi yang biasanya digunakan di luar daerah
perkotaan ini, pada dasarnya sudah memasukkan penaksiran atas manfaat pertanian
secara normal bagi penduduk yang ada sebagai hasil dari pembangunan sebuah
jalan
2. Adakalanya terdapat situasi dimana metodologi kependudukan tidak sesuai dan
tidak mampu untuk menaksir manfaat pertanian. Ada dua situasi penting yang dapat
dikenali, yaitu :
menghasilkan manfaat yang berarti dalam jangka panjang, namun pada tahap
awal pengembangan tidak terdapat cukup perkembangan atau jumlah penduduk
untuk dapat melayakkan suatu proyek jalan dengan menggunakan metodologi
kependudukan.
Situasi seperti ini relatif jarang dan tidak ada prosedur umum analisa yang
sesuai. Bila data mengenai pengembangan pertanian tersebut tersedia, maka
usulan jalan terkait dapat dipertimbangkan untuk dijadikan kasus khusus.
Sebaiknya pengembangan pertanian tersebut sudah berjalan atau merupakan
program yang sudah dianggarkan dan bukan hanya suatu rencana saja.
b. Jalan baru yang berdekatan dengan pusat-pusat pemukiman.
Seringkali diusulkan pembangunan jalan yang dimaksudkan untuk menyediakan
akses menuju ke daerah lahan baru yang memiliki jumlah penduduk yang cukup
berarti di daerah sekitarnya. Jalan-jalan seperti itu pada dasarnya merupakan
akses untuk menuju ke daerah tersebut dan saat ini mungkin tidak memiliki
cukup banyak penduduk yang tinggal di sekitar jalan. Metodologi kependudukan
tidak sesuai untuk kasus ini dan biasanya akan menghasilkan proyek yang tidak
layak.
3. Suatu metode umum untuk mengevaluasi ruas-ruas seperti di atas sudah
dikembangkan, yang akan memungkinkan jalan yang diusulkan untuk disaring
sebagai kasus khusus. Metodologi ini lebih rumit daripada metodologi
kependudukan dan memerlukan sejumlah masukan dari para `ahli' untuk menambah
data dari kabupaten. Karenanya metodologi ini tidak diperuntukkan bagi Tim
Perencana Jalan Kabupaten. Pada awalnya semua kasus akan dikaji ulang oleh para
`ahli' lalu staf instansi propinsi / pusat akan diminta untuk berperan-serta dalam
mengkaji ulang kasus khusus tersebut.
4. Ruas-ruas jalan atau bagian jalan yang dapat dilalui kendaraan roda-4 akan
dikeluarkan dari analisa jika metodologi lalu lintas sudah sesuai untuk keperluan
evaluasi peningkatan jalan. Analisa terhadap ruas jalan pada kasus khusus ini hanya
akan merekomendasikan jalan kerikil dengan lebar 3 meter, karena metodologi ini
hanya akan diterapkan pada ruas-ruas jalan yang memiliki sedikit penduduk yang
tinggal di sepanjang rute jalan. Analisa ini juga akan diterapkan pada ruas-ruas yang
memiliki akses di kedua ujungnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 202/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Jika Kabupaten menganggap bahwa suatu ruas memiliki faktor-faktor khusus
pertanian yang berkaitan dengan salah satu dari kedua situasi di atas, maka
Kabupaten diminta untuk mengajukan rincian dari faktor khusus tersebut dan
menyediakan informasi tambahan pada formulir yang khusus disiapkan untuk
tujuan ini. Penyaringan awal terhadap ruas-ruas yang dipertimbangkan
membutuhkan studi khusus yang harus dilaksanakan oleh Kabupaten. Istilah
`khusus' menunjukkan bahwa ruas tersebut bukan ruas yang biasa, karenanya
Kabupaten tidak boleh mengajukan semua ruas yang tidak layak berdasarkan
metodologi kependudukan sebagai `kasus khusus'.
b. Metodologi baru ini memerlukan sejumlah tambahan data statistik dari Kabupaten
dan sejumlah rincian tertentu yang berkaitan dengan jalan yang diusulkan. Jika
Kabupaten menganggap bahwa suatu ruas memiliki potensi khusus pertanian, maka
Kabupaten akan diminta untuk melengkapi lembar data dan formulir tambahan
khusus mengenai pertanian yang disiapkan untuk maksud tersebut.
c. Sehubungan dengan keterbatasan sumberdaya untuk melaksanakan studi khusus
tersebut, maka jumlah kasus harus dibatasi dan Kabupaten sendiri harus melakukan
penyaringan terhadap kasus-kasus yang diusulkan dengan cara sebagai berikut :
Keluarkan seluruh jalan yang dapat dilalui kendaraan roda-4, masukkan hanya
bagian jalan yang memiliki kode hambatan akses lebih dari 2 (dari metodologi
kependudukan) dengan panjang lebih dari 1,5 km.
Lengkapi lembar data khusus pertanian lalu hitung faktor perkembangan
sebagaimana yang ditentukan pada lembar tersebut. Ruas tersebut dapat
d. Lembar data khusus pertanian dapat diperoleh dari PP-PPJKK atau Konsultan
pembimbing, yang juga akan membantu dalam pengisiannya serta yang akan
mengatur pelaksanaan kaji ulang terhadap lembar data yang telah dilengkapi.
e. Kasus khusus tersebut akan distudi dan hasilnya akan ditentukan sebagai `proyek
layak' atau `tidak/belum layak'.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 203/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Buku petunjuk ini dimaksudkan untuk mencakup jalan-jalan kabupaten berlalu-
lintas rendah (terutama yang disebut sebagai jaringan "lokal utama" dalam
peraturan jalan), sehingga pada umumnya tidak sesuai untuk menganalisa jalan-
jalan perkotaan (yang disebut sebagai jaringan "sekunder" dalam peraturan jalan).
Jalan-jalan perkotaan yang ada di dalam kota (Kota, Kotip) biasanya secara
langsung melayani kawasan terbangun di daerah komersial dan daerah
permukiman, yang dicirikan dengan padatnya lalu-lintas yang melakukan perjalanan
pendek.
2. Analisa yang benar terhadap jalan perkotaan memerlukan informasi mengenai
permasalahan seperti kapasitas jalan, penetapan kawasan perkotaan, pola perjalanan
dan akibat dari perubahan lalu lintas pada jaringan jalan lokal perkotaan.
Permasalahan tersebut pada umumnya tidak tercakup dalam proyek-proyek jalan
Buat suatu daftar inventarisasi yang sederhana mengenai jalan kota dengan
menggunakan survai S1, tandailah setiap ruas dengan suatu nomor (misalnya
dengan menggunakan seri kode `400'), beri nama (misalnya Jl. Sudirman) dan
titik pengenal pangkal/ujung ruas. Titik pengenal bisa berupa nomor dari ruas-
ruas yang bersimpangan atau sistim penomoran titik-titik pengenal (001...002)
yang secara terpisah diusulkan oleh Binkot (Panduan: Tata Cara Penomoran
Ruas dan Node Jalan 06/T/BNKT/1991). Hal yang penting adalah bahwa setiap
bagian jalan harus mempunyai nomor tersendiri di dalam database.
Cantumkan ruas-ruas yang telah ditentukan dan inventarisasi datanya pada K1,
lalu buat peta yang menunjukkan lokasi semua ruas tersebut untuk setiap daerah
perkotaan.
Km `dalam (Tidak cukup
kota'). hanya ruas
Semua dengan mencantumkan
dalam dalam
kota secara K1, misalnya,
administratif 30
harus
diklasifikasikan sebagai `kota' pada K1, sehingga mereka dapat ditentukan
secara terpisah di dalam database.
Ruas-ruas dalam kondisi baik/sedang harus dilakukan survai S1 tahunan dan
dimasukkan dalam daftar pemeliharaan P1.
Ruas-ruas yang memerlukan pelapisan ulang berkala atau pekerjaan berat harus
dilakukan penghitungan lalu lintasnya, namun tidak dapat dievaluasi dengan
menggunakan matrik biaya atau tabel penuntun manfaat yang ada.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 204/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Matriks Biaya dan Tabel Penuntun Manfaat Standar cukup untuk digunakan bagi
jalan-jalan dengan perkiraan lalu lintas sampai 1500 LHR (kendaraan roda-4)
setelah peningkatan jalan.
2. Kaji ulang secara khusus mungkin diperlukan bagi jalan-jalan dengan perkiraan lalu
lintas di atas tingkat itu (KRLL-5) . Untuk kasus seperti ini, direkomendasikan
langkah-langkah sebagai berikut :
Lakukan kaji ulang terhadap data lalu lintas, dengan suatu pemeriksaan singkat
di lapangan, jika perlu, untuk memeriksa apakah hasil perhitungannya sudah
mewakili : apakah tingkat lalu lintas tersebut permanen atau hanya sementara
(misalnya karena adanya pengalihan lalu lintas dari sistim jaringan jalan
Propinsi).
Jika terdapat data yang cukup berarti mengenai lalu-lintas truk sedang atau berat,
selidiki sumber dan karakteristiknya dengan survai S6A.
Minta staf teknis dari DPUK/DPU-BM-K untuk memeriksa proyek tersebut, dan
buat penentuan pendahuluan untuk pekerjaan yang diperlukan serta biayanya
(sebagai alternatif, dapat digunakan matriks biaya standar `target' yang
menentukan biaya HRS untuk jalan yang lalu lintasnya lebih tinggi).
Tabel penuntun manfaat diperluas sampai 2000 LHR (ekivalen roda-4) dan dapat
digunakan dengan cara normal. Pada batas itu, tabel akan memberikan manfaat
yang terlalu rendah jika lalu lintas yang ada lebih tinggi. Demikian pula jika
diterapkan standar permukaan yang lebih tinggi, seperti halnya HRS ; ini
disebabkan karena tabel penuntun manfaat menggunakan asumsi 'penetrasi-
macadam', padahal HRS memberikan manfaat yang lebih tinggi karena memiliki
tingkat kekasaran yang lebih rendah, umur yang lebih lama dan perbedaan
kebutuhan pemeliharaan.
Sebagai alternatif, minta DPUP/DPU-BM-P untuk melaksanakan analisa
terhadap proyek tersebut dengan menggunakan IRMS, suatu sistem evaluasi
yang digunakan untuk proyek jalan propinsi dan nasional, untuk memeriksa
kelayakan proyek.
3. Jika jalur jalan berkondisi rusak dan/atau lebarnya kurang dari 4,0 m, dan jika
tingkat lalu lintas sekarang melebihi 1000 LHR (kendaraan roda-4), maka pekerjaan
peningkatan atau rehabilitasi merupakan prioritas bagi Kabupaten. Jika jalur jalan
dalam kondisi baik/sedang dan lebarnya lebih dari 4,0 m dengan bahu jalan yang
memadai, maka pekerjaan pemeliharaan sudah mencukupi. Pelebaran jalur jalan
sampai 6 m tidak dapat dibenarkan, kecuali tingkat lalu lintas sudah mencapai 2500
- 3000 LHR atau mencakup proporsi kendaraan berat (truk) yang tinggi.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 205/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
FORMULIR : A1
7.1 PENILAIAN LINGKUNGAN (TUGAS 3G/1)
seperti itu harus diberi tanda pada lembar analisa A1 untuk setiap proyek. Data
tersebut nantinya akan dijadikan satu dalam database jalan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 206/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
20 Kep.Men. PU 377 1996 Petunjuk Tatalaksana UKL dan UPL Dep. PU
21 Kep.Men. PU 296 1996 Petunjuk Teknis Penyususnan UKL dan UPL
Proyek Bidang PU
22 Kep.Men. PU 148 1995 Petunjuk Teknis Penyususnan RKL dan RPL Proyek
Bidang PU
23 Kep.Men. PU 58 1995 Petunjuk Tatalaksana AMDAL Bidang PU
24 Kep.Men. PU 147 1995 Pedoman Teknis Penyususnan Kerangka Acuan
AMDAL Bidang PU
25 Kep.Men. PU 69 1995 Pedoman Teknis AMDAL Proyek Bidang PU
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 207/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Gambar 3G1 menunjukkan suatu proses penyaringan untuk penilaian lingkungan seperti
yang saat ini dilaksanakan oleh tingkat Pusat. Prosesnya terdiri atas beberapa tahapan :
a. Penyaringan Pendahuluan : Periksa pada Peta Lingkungan (dari peta TGHK dan
RePPProT) apakah suatu jalan memasuki kawasan Cagar Alam, Suaka Margasatwa
atau Daerah Konservasi. Rencana peruntukan kawasan biasanya akan mengeluarkan
jalan-jalan dari kawasan ini, dan penilaian lingkungan lebih lanjut akan selalu
diperlukan sebelum suatu proyek jalan disetujui.
b. Penyaringan Tahap Pertama : Tentukan apakah jalan tersebut merupakan jalan
`baru' untuk lalu lintas kendaraan roda-4 berdasarkan atas lembar A1 yang telah
ditandai dan atas hasil pemeriksaan ulang (cross check) dengan bukti lainnya. Bila
tidak, maka jalan tersebut dapat dicakup dalam penilaian sektoral saja dengan
menggunakan petunjuk teknis standar untuk disain, konstruksi dan spesifikasi-
spesifikasinya (kode D = Direct Impact/Dampak Langsung).
c. Penyaringan Tahap Kedua : Jalan-jalan baru harus diperiksa terhadap Peta
Lingkungan untuk menentukan apakah jalan tersebut melewati daerah rawan yang
sudah ditetapkan sebelumnya, seperti; hutan lindung, daerah dengan kemiringan
yang curam, daerah basah, daerah pantai, taman buru, taman nasional dan taman
wisata. Bila tidak, maka jalan tersebut juga cukup ditangani dengan suatu
pendekatan sektoral (kode ID = Indirect Impact/Dampak Tidak Langsung).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 208/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 209/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Bila jalan-jalan baru tersebut melewati daerah rawan yang telah ditentukan, maka
diperlukan penilaian lapangan secara singkat dan laporan oleh Tim Ahli (kode KL).
b. Proyek jalan tersebut tidak boleh dilaksanakan sampai studinya selesai dilakukan,
hasil studinya dapat mengarah kepada langkah pengurangan dampak dalam rencana
pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan (RKL / RPL atau
UKL/UPL), atau dalam beberapa kasus dapat merekomendasikan dilakukannya
penilaian lingkungan yang lebih rinci (ANDAL). Jika direkomendasikan demikian,
maka proyek jalan tidak boleh dilaksanakan sampai ANDAL selesai dilakukan.
c. Setelah penyaringan, semua proyek pada daftar P3 (begitu juga nanti pada P2 dan
K1) harus diberi tanda dengan Kode Status Penilaian Lingkungan sebagai berikut :
D
: "DIRECT" Impact (Dampak Langsung) = untuk jalan yang saat ini
dapat dilalui kendaraan roda-4, penilaian lingkungannya tercakup
bagian proyek akan membuatnya terbuka bagi kendaraan roda-4 untuk pertama
kalinya. Jawaban `ya' atau `tidak' terdapat pada kotak yang disediakan di sudut
kanan bawah dari formulir.
Biasanya ini akan terlihat dari data survai dan kode hambatan aksesnya ; bila
kode aksesnya 3 atau 4, jawaban seharusnya `ya'; bila 0,1, atau 2, jawaban
seharusnya `tidak'.
Bila di masa lampau jalan tersebut pernah terbuka bagi kendaraan roda-4 namun
telah tertutup untuk paling sedikit lima tahun, maka jawabannya adalah `ya'.
Bila terdapat jejak jalan tanah bekas `dibuldozer' dalam satu tahun terakhir ini
tanpa dilakukannya studi lingkungan, maka jawabannya juga `ya'.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 210/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
(> 20%) atau melintasi daerah dengan kemiringan yang curam (> 40%), maka ini
harus dicatat dalam S2.
Sewaktu menyelesaikan lembar proyek A1, tunjukkan apakah bagian jalan
tersebut melewati kawasan hutan atau daerah yang kemiringan curam, dengan
menyatakan `ya' atau `tidak' pada kotak yang disediakan di bagian bawah
formulir.
7.1.5 PENGESAHAN TERHADAP DAERAH RAWAN
dalam rencana tata ruang yang telah ditetapkan oleh Bappeda, bila perlu
bicarakan penerapannya dengan Ketua Bappeda dan Kepala Kantor Kehutanan.
Periksa apakah alinyemen (horizontal) jalan tersebut telah tergambar dengan
benar pada peta dasar jalan dikaitkan dengan daerah `rawan' yang telah
ditentukan, dengan cara membandingkannya terhadap peta yang lebih akurat
seperti peta topo atau dengan mengunjungi daerah dimana jalan tersebut berada.
Periksa dari foto atau S2 ; penggunaan tanah di sepanjang jalan tesebut, terutama
bila wilayahnya digolongan sebagai `hutan lindung' pada peta TGHK (hubungi
Dinas Kehutanan setempat untuk melihat hal ini).
Bila ada bukti yang nyata bahwa dasar yang dipakai untuk melakukan
penyaringan tidak benar dan suatu penilaian lapangan mungkin tidak diperlukan,
maka bukti tersebut harus didokumentasikan secara rinci dan diserahkan kepada
Tim Penilai Lapangan untuk tindakan lebih lanjut. Catatan juga harus diberikan
pada tempat yang tersedia di bagian kaki formulir A1.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 211/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Bila studi penilaian lapangan tetap diperlukan, maka anggota Tim Perencana
harus menyertai Tim Penilai Lapangan ke lapangan dan ikut serta dalam diskusi
dan tindakan selanjutnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 212/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. `Petunjuk Teknis Perencanaan dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten' ini,
dimaksudkan untuk memberikan masukan teknis bagi prosedur konsultasi
masyarakat dan pembuatan keputusan di daerah (yang sudah disusun dengan baik),
khususnya untuk perencanaan jalan.
b. Prosedur Perencanaan Teknis ini tidak menggantikan prosedur konsultasi yang
sudah ada, namun dilaksanakan secara bersamaan dan merupakan tambahan bagi
prosedur konsultasi tersebut dengan menyediakan dasar-dasar teknis untuk
membantu dalam membuat keputusan.
c. Prosedur konsultasi yang telah disusun untuk proyek-proyek pembangunan
diketahui sebagai P5D (Pedoman Penyusunan Perencanaan dan Pengendalian
Pembangunan di Daerah) dan terdiri atas enam tahapan sebagai berikut :
(dengan jadwal yang telah disesuaikan dengan tahun anggaran baru)
Maret / April : Musyawarah Pembangunan Tingkat Desa (MUSBANG Desa)
Mei / Juni : Temu Karya Pembangunan Tingkat Kecamatan (TKPK)
Juli / Agustus : Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah Tingkat Kabupaten
(RAKORBANG Kabupaten)
September / : Rapat Koordinasi Pembangunan Daerah Tingkat Propinsi
Oktober (RAKORBANG Propinsi)
Nopember : Rapat Konsultasi Regional Pembangunan (KONREG)
Desember : Rapat Konsultasi Nasional Pembangunan (KONAS)
d. Sistim P5D ini adalah suatu proses dimana desa-desa biasanya memberitahukan
kepada Pemerintah mengenai kebutuhan pembangunan di desanya, termasuk
kebutuhan akan jalan. Pemerintah lalu menerima usulan kebutuhan ini dan dalam
konsultasinya dengan kepala-kepala desa menentukan prioritas proyek, kemudian
usulan-usulan desa tersebut diproses untuk menentukan mana yang akan dibiayai.
e. Studi perencanaan Umum untuk proyek-proyek ini harus sudah tersedia pada
waktunya, untuk disusun dalam formulir UR-1.JK pada bulan Juni – Juli, untuk
dibicarakan pada RAKORBANG Tk Kabupaten.
Lembaga Musyawarah
proyek-proyek DesaHal
di desanya. (LMD) memberikan
ini harus persetujuan
digunakan atas pelaksanaan
oleh Camat dan Pejabat
Dinas terkait di Kabupaten untuk membicarakan pembangunan jalan yang
sebenarnya, termasuk tindakan terbaik dalam pengalokasian lahan yang
diperlukan untuk proyek tersebut.
Tahapan 1 dan 3 dari proses konsultasi masyarakat untuk jalan-jalan lokal adalah
proses yang normal dari perencanaan pengembangan di bawah P5D dan
pelaksanaan proyeknya di bawah LMD. Tahap 2 hanya merupakan inisiatif
Camat dalam kasus dimana ditemukan kelompok-kelompok masyarakat yang
dipengaruhi oleh rencana jalan tersebut.
Koordinator Tim akan bertanggung jawab untuk menyiagakan dan mengadakan
konsultasi dengan DPUK/DPU-BM-K dan Camat mengenai kemungkinan
diperlukannya pertemuan konsultasi khusus.
b. Proses Konsultasi Masyarakat dan hubungannya dengan Studi Perencanaan
Tahunan (SK 77) dapat dilihat dalam gambar 3G2.
2) Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten / Kota sebagai (wakil ketua) merangkap
anggota
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 214/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
tersebut di atas.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 215/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
DAFTAR ISI
Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 216/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
IDENTIFIKASI &
PENAKSIRAN
BIAYA PEK.
BERAT
PENILAIAN IDENTIFIKASI
KONDISI JALAN & PENAKSIRAN
BIAYA PEK.
4A PEMELIHARAAN 4D EVALUASI &
ANALISA
PENYARINGAN
PROYEK
PENENTUAN IDENTIFIKASI & 5A
3 PENAKSIRAN
KELAS RENCANA
BIAYA PEK.
LALU LINTAS4B PENYANGGA
IDENTIFIKASI &
PENAKSIRAN
BIAYA PEK.
JEMBATAN 4F
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 217/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
a. Matriks berikut ini menunjukkan tipe dan biaya pekerjaan yang tepat untuk tingkat
lalu lintas dan kondisi jalan yang ada, yang perhitungannya dapat
dipertanggungjawabkan.
b. Telah disiapkan matriks yang terpisah untuk setiap tingkat dari lima tingkat biaya,
yang berisi biaya rata-rata berdasarkan data harga satuan yang diberikan oleh setiap
kabupaten. Tiap kabupaten telah ditetapkan untuk menggunakan salah satu dari
tingkat biaya tersebut.
c. Matriks-matriks tersebut tersedia untuk dua kelompok standar, yaitu standar
minimum (tradisional) dan standar target.
d. Matriks yang disajikan pada contoh berikut ini berdasarkan tingkat biaya sedang
(1994) dan standar tradisional.
e. Dalam kotak yang terletak di sebelah kiri atas dari matriks dicantumkan spesifikasi
matriks yang terdiri dari :
Standar Disain (Tradisional/Target)
Metoda Kerja (Buruh/Alat)
Jarak Angkut Material diasumsikan (km)
Bauran Kendaraan Berat (Rendah/Sedang/Tinggi)
Medan (Datar/Berbukit/Pegunungan)
Tinggi Badan Jalan diasumsikan (meter)
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 218/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Sumbu-datar matriks menunjukkan tipe dan kondisi permukaan jalan yang ada :
a. Sumbu-tegak matriks menunjukkan lalu lintas harian rata-rata (LHR) kendaraan
roda-4.
b. Angka ini diturunkan dari analisa data hasil penghitungan lalu lintas yang
dilakukan bagi setiap proyek (2D dan 3B).
a. Kelas Rencana Lalu Lintas (KRLL) menentukan jenis dan lebar perkerasan yang
sesuai, untuk lalu lintas yang diharapkan terjadi setelah perbaikan jalan.
b. Kotak-kotak pada kolom kiri matriks menunjukkan tingkat Kelas Rencana Lalu
Lintas yang dihubungkan dengan lebar minimum perkerasan dan lebar minimum
total (perkerasan berikut bahu jalan).
Untuk kisaran lalu lintas dan kondisi perkerasan tertentu, matriks ini menunjukkan :
a. Kelas rencana lalu lintas (KRLL 1, 2, 3, 4) yang dicantumkan dalam hubungannya
dengan tipe perkerasan (misalnya A3, K2 dan seterusnya), menunjukkan standar
disain yang diperlukan untuk lalu lintas yahg diharapkan.
b. Usulan tipe perkerasan untuk pekerjaan berat, baik aspal (A) maupun kerikil (K)
c. Perkiraan biaya pekerjaan berat dalam Rp juta / km, yang diperlukan untuk
merehabilitasi atau meningkatkan jalan sampai pada standar minimum yang sesuai
untuk taraf lalu lintas yang diharapkan, dengan asumsi tidak diperlukan pelebaran
(yakni total permukaan yang ada dan lebar bahu jalan sudah pada standar
minimum); berlaku untuk umur rencana 10 tahun dengan pemeliharaan yang sesuai
dan untuk bauran kendaraan berat yang `rendah'.
d. Biaya tambahan pelebaran jalan dalam Rp juta/km bila lebar perkerasan dan atau
bahu yang ada berada di bawah standar minimum yang diperlukan oleh kelas
rencana lalu lintas yang bersangkutan (misalnya +2, +3, dan seterusnya).
e. Alokasi biaya rata-rata yang cocok untuk pekerjaan pemeliharaan dalam Rp
juta/km, bagi jalan berkondisi baik/sedang yang tidak memerlukan pekerjaan berat
yang mendesak.
f. Alokasi biaya yang cocok untuk pekerjaan penyangga dengan biaya rendah, sebagai
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
alternatif bagi pekerjaan berat yang harus ditunda atau yang tingkat 219/320
lalu lintasnya
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
d. Untuk tiap kombinasi KRLL dan NDP, tabel tersebut menunjukkan :
Ketebalan pelapisan ulang (dalam milimeter)
Jenis struktur yang ditunjukkan dengan kode pekerjaan untuk :
− lapisan permukaan
− lapisan pondasi atas
− lapisan pondasi bawah
− lapisan tanah dasar
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 220/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 221/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 222/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Menilai tipe dan kondisi permukaan jalan berdasarkan data hasil survai penyaringan
ruas jalan (S2), foto-foto dan survai kecepatan (S4), mencakup pemeriksaan :
3. Daya dukung tanah dasar dapat ditaksir dari foto dengan berpedoman kepada :
4. Apabila data di atas tidak jelas atau tidak ada, lakukan penaksiran sebagai berikut:
5. Hati-hati dengan perkiraan yang terlalu rendah terhadap daya dukung tanah dasar
terutama pada jalan yang rusak berat, karena seringkali kerusakan tersebut bukan
disebabkan daya dukung tanah yang lunak, melainkan tergerus oleh kendaraan yang
melewati jalan tanpa perkerasan dan buruknya drainase.
6. Apabila terdapat perbedaan dan perubahan besar dari daya dukung tanah dasar yang
nyata maka proyek harus dibagi menjadi segmen-segmen untuk keperluan
penaksiran biaya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 224/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3.2 KRITERIA
1. Kelas Rencana Lalu Lintas dan standar disain yang digunakan, sesuai dengan yang
disetujui oleh Bina Marga adalah sebagai berikut :
KRLL 1 2 3 4*
- Kelas jalan Bina Marga III C III B2 III B1 IIIA
- Kisaran LHR kendaraan roda 4 0-50 51-200 201-500 > 500
- TOTAL LHR ekivalen + (0-100) (101-300) (301-600) ( > 600)
- Tipe permukaan KERIKIL KERIKIL / ASPAL ASPAL
ASPAL
A. STANDAR TRADISIONAL (min) **
- Lebar perkerasan usulan (m) 3,0 3,5 3,5 4,5
- Lebar total perkerasan dan bahu (m) 5,0 5,5 6,0 7,0
- Tipe permukaan KERIKIL PEN-MAC / PEN-MAC PEN-MAC
KERIKIL
B. STANDAR TARGET **
- Lebar perkerasan usulan (m) 4,5 4,5 5,0 5,5
- Lebar total perkerasan dan bahu (m) 6,0 6,5 7,0 8,5
- Tipe permukaan KERIKIL BURDA / BURDA / HRS ***
BURTU *** BURTU ***
KERIKIL
Catatan : * Jalan dengan LHR > 1500 disarankan untuk dikaji khusus
** Medan datar / bergelombang
*** Apabila tersedia peralatan dan tenaga yang memadai
2. Standar target dapat dipergunakan apabila anggaran mencukupi dan pekerjaan layak
secara ekonomis. BURDA/BURTU harus dilaksanakan apabila tersedia alat dan
pelaksana berpengalaman yang memadai.
3. Untuk KRLL 2 pilihan antara perkerasan kerikil dan aspal bergantung pada harga
relatif dari material setempat dan perkiraan biaya pemeliharaan. Meskipun
demikian, sebagai petunjuk umum permukaan aspal dapat ditetapkan di kebanyakan
daerah apabila LHR kendaraan bermotor roda 4 melebihi 70 - 100.
3.2.1 PROSEDUR
a. KRLL tertera pada kolom bagian kiri dari matriks lalu lintas/kondisi, dan juga
ditentukan untuk masing-masing kotak pada matriks tersebut. Hal ini sejalan
dengan anggapan standar mengenai pertumbuhan lalu lintas dan tambahan
frekwensi perjalanan sesuai dengan kondisi yang ada.
b. Apabila LHR ekivalen kendaraan bermotor roda 4 yang ada kurang dari 10- 20,
maka penggunaan metode ini kurang tepat. Sebagai gantinya KRLL harus ditaksir
dari jumlah penduduk yang dilayani dengan menggunakan studi kependudukan dan
hambatan akses (Tugas 3E).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 226/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
e. Periksa hasil analisa data PLL pada lembar analisa data lalu lintas A2 dan hitung
persentase kendaraan tipe 12 dan 13 terhadap seluruh kendaraan bermotor roda 4
{yaitu (12+13) : total (8 - 15) x 100} pada kotak yang telah tersedia.
f. Tambahkan kode bauran kendaraan berat yang sesuai pada kode KRLL dalam
formulir A1 ; sebagaimana contoh berikut ini :
g. Bila mungkin lakukan wawancara S6A terhadap sumber pembangkit lalu-lintas
untuk memeriksa temuan yang didapat pada PLL (Tugas 1E). Hal ini menjadi
penting apabila lalu lintas yang ada, kemungkinan tidak mewakili lalu lintas yang
akan datang.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 227/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4.2 PROSEDUR
Gunakan Matrik Pekerjaan dan lembar A1 untuk setiap proyek sebagai berikut :
1. Tentukan pada baris-baris bagian atas matriks tipe dan kondisi permukaan jalan
yang ada serta daya dukung tanah dasar (CBR) dari proyek yang bersangkutan
(Tugas 4A), lalu :
Masukkan harga CBR dan Nomor Disain Perkerasan yang sesuai untuk segmen
1 dalam kotak yang tersedia di formulir A1.
Apabila proyek bersangkutan mempunyai dua atau lebih segmen dengan NDP
berbeda, masukkan panjang, CBR dan NDP masing-masing segmen (sampai
dengan 3 segmen) ke dalam masing-masing kotak yang tersedia di formulir A1.
2. Tentukan dari kolom kiri formulir A1 LEBAR PERKERASAN dan LEBAR
TOTAL (gabungan perkerasan dan bahu ) RATA RATA yang ada dari jalan yang
bersangkutan, kemudian masukkan untuk tiap segmen ke dalam kotak yang tersedia
pada bagian kanan formulir A1.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 228/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3. Tentukan pada bagian kiri matriks jumlah lalu lintas yang ada dalam LHR
kendaraan roda 4 (8-15) dari rangkuman data PLL pada bagian bawah formulir A1.
4. Tentukan pada matriks daerah atau kotak (dibatasi dengan garis tebal) yang sesuai
dengan kombinasi lalu lintas/kondisi yang telah ditentukan lalu catat :
− biaya dasar Pekerjaan Berat yang diperlukan (dalam Rp Juta/km) sesuai dengan
NDP yang dipilih.
− tipe permukaan usulan (A / K) dan kelas rencana lalu lintas (KRLL 1, 2, 3, 4)
− biaya pelebaran (dalam Rp Juta/km) bila diperlukan (misalnya +4)
− lebar minimal perkerasan dan lebar total perkerasan dan bahu yang sesuai untuk
KRLL yang bersangkutan, seperti yang terdapat pada kolom bagian lain dari
matriks.
5. Masukkan pada formulir A1 :
− KRLL
−
usulan tipe permukaan
− usulan lebar perkerasan
− usulan total lebar perkerasan dan bahu
− beri tanda `X' pada kotak isian bertanda `PK' yang menunjukkan tipe usulan
pekerjaan.
6. Bandingkan lebar total perkerasan dan bahu yang ada dengan yang diusulkan :
− bila berbeda kurang dari 0,5 m masukkan langsung biaya dasar per kilometer
dalam formulir A1 pada kotak yang tepat (untuk masing-masing segmen)
− bila lebar perkerasan atau lebar total berbeda 0,5 m atau lebih, tambahkan biaya
pelebaran per kilometer pada biaya dasar per kilometer, kemudian masukkan ke
dalam formulir A1.
7. Hitung biaya segmen dengan cara mengalikan biaya per kilometer dengan panjang
segmen, apabila hanya ada satu segmen masukkan ke dalam kotak JUMLAH
BIAYA JALAN .
8. Bila ada dua atau tiga segmen, jumlahkan setiap BIAYA SEGMEN dan masukkan
ke dalam kotak JUMLAH BIAYA JALAN.
9. Tambahkan JUMLAH BIAYA JALAN dengan JUMLAH BIAYA JEMBATAN,
bila ada (lihat Tugas 4F) kemudian masukkan ke dalam kotak JUMLAH BIAYA
JALAN + JEMBATAN pada formulir A1.
10. Hitung JUMLAH BIAYA JALAN + JEMBATAN per kilometer dengan jalan
membagi JUMLAH BIAYA JALAN + JEMBATAN dengan panjang proyek,
kemudian masukkan pada formulir A1.
11. Bila jalan yang bersangkutan dinilai berkondisi baik atau sedang, biasanya
pekerjaan pemeliharaan lebih disarankan dari pada pekerjaan berat. Matriks akan
menunjukkan alokasi dana pemeliharaan dengan kodenya, dan suatu prosedur
terpisah akan digunakan untuk mengevaluasi proyek pemeliharaan berkala
sebagaimana yang akan di jelaskan pada Tugas 4D.
12. Alternatif pekerjaan penyangga dapat disarankan bila lalu lintas sangat rendah atau
bila pekerjaan berat tidak bisa dilaksanakan karena keterbatasan dana. Matrik
menyajikan alokasi anggaran rata- rata untuk pekerjaan penyangga dalam kotak
13. Bila lalu lintasnya rendah, maka studi kependudukan mungkin diperlukan untuk
menentukan kelas rencana lalu lintas yang sesuai berdasarkan data jumlah
penduduk, bukan lalu lintasnya; seperti dijelaskan pada tugas 3E. Selebihnya
matriks dapat dipergunakan dengan cara yang sama untuk jalan-jalan yang
memerlukan studi kependudukan.
14. Gunakan NDP dan KRLL untuk menentukan tipe dan tebal konstruksi perkerasan
yang sesuai pada Tabel Spesifikasi Pekerjaan.
Contoh
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 230/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Umumnya jalan yang berkondisi baik atau sedang memerlukan pekerjaan
pemeliharaan. Perkerasan dengan tipe permukaan dan lebar yang memadai dan
berkondisi baik/sedang, hanya memerlukan pemeliharaan rutin secara teratur.
2. Apabila permukaan jalan ASPAL masih dapat dilewati dengan kecepatan dan
kenyamanan yang memadai tetapi terlihat adanya tanda-tanda kerusakan, seperti
retak-retak atau tambalan (hasil pemeliharaan rutin), maka mungkin akan tepat
untuk melakukan pemeliharaan berkala dalam bentuk pengaspalan ulang, baik
pengaspalan tipis untuk `pencegahan' atau overlay aspal untuk `perbaikan'.
3. Jalan KERIKIL yang dibangun dan dipelihara dengan baik harus dibentuk ulang
secara teratur. Frekuensi pembentukan ini tergantung dari volume lalu-lintas. Secara
berkala lapisan penutup ini harus dilengkapi dengan pekerjaan pengkerikilan ulang
dengan menggunakan agregat batu pecah bergradasi baik. Pengkerikilan ulang
harus dilakukan paling sedikit satu kali dalam tiga tahun.
4. Mengingat cara pembuatannya, pembentukan ulang dengan alat tidak mungkin
dilakukan terhadap perkerasan TELFORD. Untuk mengatasi masalah ini maka
disarankan pelapisan dengan agregat batu pecah bergradasi baik untuk perkerasan
dengan kondisi sedang. Hal ini akan memungkinkan dilakukannya pemeliharaan
rutin yang teratur termasuk pekerjaan pembentukan ulang dengan alat.
5. Banyak jalan-jalan yang selain berkondisi sedang dan layak untuk pemeliharaan,
juga memerlukan perbaikan drainase.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 231/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4. Kategori pemeliharaan yang terpisah ditentukan berkaitan dengan KRLL dan tipe
permukaan jalan (aspal, kerikil, telford).
5.3.1 PROSEDUR
Tahap-tahap yang serupa dengan perhitungan biaya untuk pekerjaan berat (Tugas 4C)
harus diikuti untuk mengevaluasi usulan proyek pemeliharaan berkala, menggunakan
matriks biaya pekerjaan dan lembar data A1 untuk setiap proyek.
a. Gunakan hasil survai S1 untuk menentukan jenis pekerjaan berkala yang sesuai
(lihat Tugas 2A).
b. Beri tanda silang dalam kotak isian kategori pekerjaan `MP' pada A1 yang
menunjukkan bahwa yang akan dievaluasi adalah pekerjaan pemeliharaan berkala .
c. Nyatakan pada A1 jenis pelapisan/pengaspalan berkala yang diusulkan dengan
menggunakan rincian singkatan jenis permukaan (misalnya : PMA = penmac; BDA
= burda; BRA = buras; K = pelapisan kerikil).
d. Tentukan pada baris bagian atas matriks jenis dan kondisi lapisan permukaan jalan
dan taksiran daya dukung tanah dasar jalan (CBR) untuk proyek (Tugas 4A), lalu
masukkan Nomor Disain Perkerasan (NDP) yang bersangkutan untuk setiap
segmen dalam kotak-kotak yang disediakan pada formulir A1. Untuk jalan-jalan
yang sudah beraspal hanya dapat dimasukkan baik/sedang dengan NDP 1.
e. Tentukan dari kolom sebelah kiri formulir A1 lebar perkerasan rata- rata yang ada,
lalu masukkan dalam kotak segmen pada bagian kanan formulir A1.
f. Tentukan pada bagian kiri dari matriks jumlah lalu lintas kendaraan roda 4 (yaitu
jumlah TOTAL jenis 8-15) dari rangkuman penghitungan lalu lintas pada bagian
bawah formulir A1.
g. Temukan pada matriks biaya pekerjaan berkala M5-M10 dalam Rp juta/km yang
sesuai dengan jenis permukaan dan tingkat lalu lintasnya.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 233/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
− Untuk M5-M7, sesuaikan untuk jenis pelapisan ulang atau pengaspalan ulang
dengan pilihan sebagai berikut:
− KRLL;
− Usulan lebar perkerasan yang harus sama dengan lebar perkerasan yang ada;
− Panjang segmen;
− Harga satuan/km dan perhitungan total segmen dan total biaya jalan ;
− Bila ada, biaya pemeliharaan berkala jembatan;
− Biaya total pemeliharaan berkala jalan dan jembatan;
− Biaya total jalan dan jembatan per km.
i. Perlu dicatat bahwa pekerjaan berat baik untuk bagian jalan ataupun jembatan tidak
boleh dikombinasikan dengan pekerjaan berkala pada lembar A1 yang sama. Bila
bagian lain dari jalan atau suatu jembatan memerlukan pekerjaan berat, maka harus
dibuat lembar A1 terpisah untuk proyek-proyek tersebut.
j. Bila jalan masih dalam keadaan baik, terutama bila dibangun atau mendapat
pelapisan ulang dalam tiga tahun terakhir, atau bila tingkat lalu lintasnya tidak
cukup tinggi untuk bisa dibenarkan mendapatkan pengaspalan ulang, maka
pemeliharaan rutinlah yang paling sesuai untuk penanganannya; dalam hal ini
masukkan data dalam kotak PILIHAN PEKERJAAN di bagian bawah lembar A1
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 234/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
perkerasan sepanjang
mencakup sebagian besarsatu
dari kilometer penuhjalan.
seluruh panjang penggal jalan, juga tidak perlu
3. Umumnya anggaran pekerjaan penyangga digunakan untuk membiayai pekerjaan
pada jalan berkondisi rusak atau rusak berat, tidak untuk pekerjaan pada jalan
berkondisi baik atau sedang.
4. Pekerjaan penyangga mempunyai kisaran anggaran tertentu antara Rp. 3.0 - 10.0
juta per kilometer. Jumlah anggaran pekerjaan ini harus digunakan untuk tiap
kilometer sepanjang ruas jalan, dalam hal ini seluruh dana pekerjaan penyangga
tidak boleh digunakan penuh hanya untuk satu kilometer tertentu saja.
5. Suatu proporsi tertentu dari anggaran harus disisihkan untuk pekerjaan penyangga.
6. Pekerjaan
penghemataniniyang
tidak perlu
berarti dilaksanakan
terhadap apabiladantidak
waktu perjalanan biaya akan
operasimenghasilkan
kendaran.
Perbaikan sementara untuk lubang dan tempat amblas dengan pengisian agregrat
batu pecah ke dalamnya. Cara ini perlu diperhatikan; batu berukuran besar
dalam agregat dapat mengakibatkan kerusakan areal perkerasan bila tergilas oleh
truk berat di atas. Bila hal ini terjadi, maka alternatif lain misalnya stabilisasi
dengan semen perlu dipertimbangkan.
Penyiapan lapisan tahan segala cuaca untuk jalan tanah berlalu lintas ringan,
untuk memperpendek perioda waktu tertutupnya jalan yang bersangkutan
Stabilisasi dengan pasir pada bagian yang pendek dari jalan tanah.
Peninggian pada bagian yang pendek dari jalan tanah
Penambahan parit pembuangan air untuk menjaga agar air jangan sampai
tergenang di bawah badan jalan
Pembuatan alur melintang pada bahu yang tinggi untuk mengalirkan air dari
permukaan jalan
Pembuatan gorong-gorong baru atau penggantian gorong-gorong yang rusak
atau tidak berfungsi untuk menjaga agar jalan tersebut dapat dilewati kendaraan
bermotor sepanjang tahun
Pembuatan jalan pendek memutar sementara pada bagian jalan tanah atau kerikil
yang tertutup apabila tanah di sekitarnya lebih tinggi.
Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan rutin lain yang belum ada alokasi dananya
5. Pada dasarnya pekerjaan penyangga bersifat sementara dan mungkin perlu diulang
dalam waktu kurang dari 12 bulan. Dalam beberapa kasus hasil pengambilan
kebijaksanaan untuk suatu masalah, tidak tepat bila ditinjau dari segi teknis.
6.3 PROSEDUR
1. Untuk kombinasi lalu-lintas dan tipe/kondisi permukaan jalan yang diperlukan,
tentukan biaya pekerjaan penyangga (dalam Rp. juta/km) yang dicantumkan dalam
kotak kecil pada bagian atas masing-masing bagian yang relevan dari matriks.
2. Masukkan biaya pekerjaan penyangga tersebut ke dalam kotak pekerjaan alternatif
pada bagian bawah formulir A1 :
− Tipe : H
− Rp.Jt/km : biaya per kilometer dalam Rp juta berdasarkan matriks
− Rp.Juta : biaya total dalam Rp juta berdasarkan hasil perkalian biaya per
kilometer dengan panjang proyek.
3. Semua ruas/bagian yang dalam tahap perencanaan ditentukan untuk pekerjaan
penyangga, harus disurvai (engineering) terpisah untuk menentukan secara tepat
pekerjaan yang diperlukan dan biayanya bagi setiap bagian ruas (lihat buku petunjuk
terpisah tentang Persiapan Program Pemeliharaan Jalan Kabupaten).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 236/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 237/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2. Setelah lebar jalur jembatan ditentukan, tipe jembatan harus dipilih. Tabel biaya
jembatan yang disajikan pada halaman terakhir dari bab ini memberikan pilihan
berdasarkan tipe berikut :
Tipe 1
Lantai dan gelagar kayu
Kepala jembatan dan pilar tiang/turap kayu (semi permanen)
Lebar jalur = 3,5 meter
Panjang bentang maksimum = 5 meter
Beban rencana = 50% BM
3. Planning engineer harus berdiskusi dengan staf DPUK/DPU-BM-K mengenai tipe
jembatan yang akan dipilih, antara lain berdasarkan kemampuan kontraktor yang
ada dan tersedianya material pada daerah yang bersangkutan.
4. Catatan berikut mungkin dapat membantu dalam pengambilan pilihan yang tepat.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 238/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Tipe - a : Bangunan bawah berupa kepala jembatan pasangan batu dengan tinggi
3,0 meter dan pilar pasangan batu dengan tinggi 5,0 meter (lihat
gambar di bawah).
Tipe – b : Bangunan bawah sama seperti tipe a namun tinggi kepala jembatan 5,0
meter dan tinggi pilar 7,0 m.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 239/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
2. Tipe bangunan bawah mana yang harus dipilih oleh perencana, tergantung pada dua
masalah utama, yaitu : tinggi tebing dan kondisi tanah dasar. Tinggi tebing dapat
ditaksir dari foto-foto, apabila dalam tahap survai tidak dilaksanakan pengukuran.
Kondisi tanah dasar lebih sulit untuk ditaksir oleh perencana, meskipun hanya
penyelidikan tanah yang dapat mengungkapkan sifat tanah dasar secara tepat,
namun kondisi tanah lunak masih mungkin untuk diamati dari foto.
3. Bangunan bawah tipe - a dan b hanya dapat digunakan bila kondisi tanah dasar
`baik' yaitu pasir, kerikil, lempung keras atau batuan. Sementara bangunan bawah
tipe - c dapat digunakan untuk semua tipe tanah dasar.
4. Bila menggunakan bangunan bawah tipe c, panjang jembatan yang diperlukan
mungkin harus ditambah karena lereng di depan kepala jembatan akan mengurangi
kapasitas jalur air (penampang di bawah jembatan). Dalam hal ini jembatan yang
mempunyai bangunan bawah tipe c perlu luas penampang pengaliran yang sama
dengan jembatan yang mempunyai bangunan bawah tipe a atau b. Untuk tinggi
yang sama jembatan dengan bangunan bawah tipe c akan lebih panjang dari pada
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
240/320
jembatan dengan bangunan bawah tipe a atau b.
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
5. Perlu dicatat bahwa harga-harga dalam tabel biaya jembatan, tidak mencakup
harga untuk hal-hal berikut :
Biaya pekerjaan oprit dihitung sebagai pekerjaan berat untuk jalan (Tugas 4C).
Jembatan sementara (untuk memelihara arus lalu lintas) :
Bila jembatan baru dibangun pada lokasi yang sama dengan jembatan lama,
jembatan (dan jalan) sementara perlu dibuat untuk menjaga agar arus lalu lintas
tetap berjalan. Biaya jembatan sementara dapat diambil dari biaya jembatan tipe
1 dalam tabel Biaya Jembatan.
Pembongkaran jembatan lama (bila ada) :
Biaya pembongkaran jembatan lama biasanya relatif kecil sehingga untuk tahap
perencanaan dapat diabaikan.
3. Lalu lintas biasanya masih dapat lewat walaupun jembatan limpas ini terendam
luapan air sampai setinggi 30 cm. Jembatan limpas yang digunakan pada sungai
yang memiliki aliran air yang cukup konstan, harus dilengkapi dengan gorong-
gorong.
4. Sebelum memilih jembatan limpas, perencana harus mempertimbangkan hal- hal
berikut
Jembatan limpas umumnya digunakan hanya untuk lalu lintas rendah yaitu
KRLL 1 dan 2 (lihat Tugas 4B)
Berapa kali dan berapa lama jembatan limpas tidak bisa dilewati karena banjir ?
Penutupan 5-7 kali per tahun dengan jangka waktu masing-masing 1-2 hari
(jumlahnya tidak lebih dari 14 hari per tahun), secara normal dapat diterima
(untuk KRLL 1 dan 2).
Jembatan limpas umumnya tidak boleh digunakan pada sungai yang tanah
dasarnya lunak.
Jembatan limpas juga tidak boleh dipilih untuk penyeberangan pada lembah
yang sempit dan dalam (dimana diperlukan banyak pemotongan tebing).
5. Tabel Biaya Jembatan menyajikan biaya untuk dua tipe jembatan limpas :
Tipe 6a : Tinggi tanggul 0-0,5 meter. Bagian atas tanggul dilindungi dengan
beton setebal 20 cm sedangkan lerengnya dengan pasangan batu.
Tipe 6b : Sama dengan tipe 6a, dengan tinggi tanggul 0-2,0 m dan
dilengkapi dengan gorong-gorong untuk memungkinkan sejumlah aliran yang
konstan melewati jembatan limpas tersebut.
7.7 PROSEDUR
1. Masukkan jumlah total dan panjang dari jembatan atau penyeberangan sungai yang
tidak berjembatan pada bagian proyek yang bersangkutan (bukan ruas) di bagian kiri
dari formulir A1.
2. Tentukan tipe pekerjaan jembatan yang diperlukan untuk setiap jembatan.
menggunakan harga satuan untuk jembatan baru tipe 1. Biaya ini ditambahkan pada
biaya yang diperoleh pada butir-6.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 242/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
9. Masukkan data untuk pekerjaan jembatan ke tempat yang sesuai di formulir A1:
− Pal kilometer lokasi jembatan yang tertera pada bagian kiri dari formulir A1
yang telah dikoreksi dengan faktor penyesuai odometer.
− Tipe pekerjaan jembatan yang diusulkan (PBJ, PAJ, JL)
− Tipe jembatan yang diusulkan (1, 2a, 2b, 2c, 3a, 3b, 3c, dan seterusnya)
− Panjang, lebar, biaya per meter dan biaya total jembatan yang diusulkan.
− Catatan : Seluruh jembatan harus dicatat termasuk yang tidak memerlukan
perbaikan (B/S) dengan tidak memberikan biaya ( ' 0 ' )
10. Biaya total jembatan didapat dengan menjumlah biaya total tiap jembatan.
7.8 CONTOH
1. Jembatan no. 23-004 di kabupaten Labuhan Batu Propinsi Sumatera Utara harus
diganti baru (PBJ : jembatan baru).
2. Panjang jembatan = 20 meter.
3. KRLL 3.1, berdasarkan tabel 4F.1 dipilih lebar jalur jembatan = 6.0 meter.
4. Dipilih jembatan tipe 4 dengan bangunan bawah tipe b.
5. Dalam tabel Biaya Jembatan (contoh Sumatera Utara tahun 1994) didapat harga
satuan Rp. 9,6 juta ( panjang jembatan = 20 meter pada `sumbu mendatar' dan
jembatan tipe 4 dengan bangunan bawah tipe b pada `sumbu tegak'). Biaya
Jembatan baru = 9,6 x 20 = Rp. 192 juta.
6. Misalkan diperlukan jembatan sementara. Biaya bisa diperoleh dengan
menggunakan harga satuan jembatan tipe 1 dalam tabel Biaya Jembatan, dengan
biaya : 0,9 x 20 = Rp. 18 juta.
7. Biaya total jembatan tersebut menjadi 192 + 18 = Rp. 210 juta (yang harus
dimasukkan ke dalam formulir A1).
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 243/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 244/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
DAFTAR ISI
Halaman
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 245/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1.1.1 PROSEDUR
a. Kaji ulang dan periksa setiap lembar A1 untuk kesesuaian dan kekurangan
pemasukan data, lalu perbaiki sesuai kebutuhan, misalnya :
Apakah penentuan ruas lengkap dan sama seperti yang ada pada K1; jika tidak,
tegaskan bahwa data survai yang baru adalah yang benar.
Apakah ruas tersebut dibagi dalam proyek-proyek yang pantas/bisa diterima;
apakah jumlah panjang proyek sama dengan panjang ruas?
Apakah Kelas Rencana Lalu Lintas dimasukkan dengan benar?
Apakah semua jembatan yang diperlukan sudah dipertimbangkan?
Apakah data lalu lintas dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan? Apakah
sudah dipindahkan dari formulir S5B dan A2 dengan benar?
Apakah riwayat pekerjaan yang terakhir sudah dicatat dalam A1? apakah sesuai
dengan kondisi yang ada dan biaya yang diusulkan?
Apakah informasi mengenai kependudukan/kode akses/jalan baru sudah
dimasukkan dan sesuai?
b. Periksa bahwa perkiraan manfaat/km proyek pada setiap lembar A1 telah
dimasukkan dengan benar dari tabel manfaat lalu lintas (tugas 3D), atau dari lembar
A3 jika merupakan proyek kependudukan (tugas 3E).
c. Periksa bahwa biaya pekerjaan jalan dan jembatan pada setiap lembar A1 telah
dimasukkan dengan benar dari matrik biaya (tugas 4C), dan telah dijumlahkan serta
dihitung rata-ratanya per km dengan benar pula.
d. Periksa apakah perhitungan NPV/KM sudah benar yakni dengan cara mengurangkan
biaya/km dari manfaat/km.
e. Kaji kembali status evaluasi setiap proyek dan masukkan salah satu dari kode-kode
di bawah ini dalam kotak yang disediakan dalam lembar A1 :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 247/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
g. Untuk keperluan kaji ulang A1 pada proyek `luncuran', gunakan kode berikut ini;
(lihat penjelasannya pada tugas 5C )
FORMULIR : P1
2.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
1. Sebagai tahap awal dalam mempersiapkan Program Pemeliharaan Tahunan, maka
semua ruas jalan yang berkondisi baik/sedang dan sesuai untuk pemeliharaan harus
dimasukkan dalam daftar pemeliharaan P1.
2. Daftar P1 dimaksudkan untuk membuat jumlah suatu rangkuman pendahuluan dan
kebutuhan pemeliharaan secara umum sebagai dasar bagi penyusunan anggaran
keseluruhan; sementara untuk penyelesaian usulan program pemeliharaan ini, akan
diperlukan survai pemeliharaan yang lebih rinci (ada petunjuk teknis tersendiri).
3. Daftar P1 harus dipersiapkan setiap tahun dibagi dalam dua tahap : P1 pendahuluan
dipersiapkan di kantor dalam bulan Juli - Agustus ; P1 akhir atau hasil kaji ulang
terhadap P1 pendahuluan dilakukan dalam bulan Nopember.
4. P1 akhir menjadi dasar untuk mempersiapkan P1 tahun berikutnya. Sekali sudah
disusun dengan benar, maka P1 tidak perlu lagi ditulis ulang secara keseluruhan
setiap tahunnya; perbaikan ulang terhadap P1 tahunan dan pemutakhiran data
berdasarkan hasil kaji ulang terhadap P1 sebelumnya sudah cukup memadai.
5. Daftar P1 pendahuluan dapat disusun secara manual atau langsung dari database
komputer. Daftar ini mengklasifikasikan jalan sesuai dengan jenis permukaan,
tingkat lalu lintas serta tahun terakhir pelaksanaan pekerjaan berat dan pemeliharaan
berkala.
6. Dalam tahap kaji ulang, P1 versi pendahuluan diperbaiki dan kebutuhan
pemeliharaan awal ditentukan terutama atas hasil survai S1 pada bulan September -
Oktober dan diikuti dengan survai pemeliharaan yang lebih rinci (MS2).
*) menunjukkan asumsi yang dapat dipakai bila data lalu lintas hilang.
6. Kolom 13 dari daftar P1 merupakan ringkasan riwayat pekerjaan dari K3 atau dari
sumber- sumber lain, yang menunjukkan tahun terakhir dilaksanakannya pekerjaan
berat (PK) dan/atau pemeliharaan berkala (MP/pelapisan ulang).
7. Pada akhir daftar P1, ada ringkasan yang menunjukkan :
Baris A : Jumlah panjang segmen jalan dalam kilometer menurut kode M- nya.
Baris B : Pengeluaran rata-rata per km menurut kode M-nya untuk pemeliharaan
rutin berdasarkan matriks biaya perencanaan.
Baris C : Jumlah seluruh pengeluaran yang dibutuhkan untuk pemeliharaan rutin
(AxB).
Baris D : Panjang segmen jalan aspal dan kerikil yang memerlukan pemeliharaan
dengan asumsi rata-rata/seperlima jalan aspal dan sepertiga jalan kerikil
membutuhkan pemeliharaan berkala setiap tahunnya.
Baris E : Biaya rata-rata pemeliharaan berkala per kilometer dari matriks biaya.
Baris F : Pengeluaran yang diperlukan untuk pemeliharaan berkala (DxE).
8. Beberapa kotak yang terpisah juga merupakan ringkasan perkiraan biaya yang
diperlukan untuk seluruh pemeliharaan jalan dan jembatan. Hal ini hanya diperlukan
untuk keperluan perhitungan biaya saja dan akan dimodifikasi dalam tahap kaji
ulang.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 250/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Hasil survai penjajagan kondisi jalan (S1) pada bulan September - Oktober, akan
digunakan untuk mengkaji ulang dan memperbaiki daftar P1 (tugas 2A).
2. Kaji kembali hasil survai S1, bagilah ruas jalan ke dalam segmen-segmen yang
homogen untuk jenis permukaan, kondisi dan kerusakannya, bagi keperluan
penilaian pemeliharaan. Hindari membagi ruas dalam banyak segmen yang masing-
masing panjangnya hanya beberapa ratus meter saja; penentuan secara rata-rata
mungkin diperlukan.
3. Masukkan pal km awal dan akhir segmen yang telah diperbaiki ke dalam kolom
14/15 dari formulir P1 yang telah dikaji ulang, pastikan semua Pal Km tersebut
mencakup seluruh ruas jalan dan sesuai dengan panjang ruas jalan keseluruhan.
Data-data tersebut dapat saja berbeda dengan data yang sudah ada pada P1. Dalam
format versi komputer yang telah dikaji ulang akan disisakan ruangan yang cukup
untuk memasukkan segmen-segmen secara manual (bila diperlukan).
4. Penilaian kondisi permukaan secara umum yang sudah tertera dalam kolom 8/9
harus ditegaskan atau diperbaiki. Perlu dicatat bahwa ini adalah penilaian umum
mengenai kondisi yang mencerminkan kekasaran permukaan jalan dan kenyamanan
berkendaraan di atasnya. Biasanya hal ini berhubungan dengan kerusakan lapisan
permukaan, namun tidak boleh serupa.
5. Suatu penilaian pemeliharaan secara umum untuk segmen-segmen jalan, dibuat
dengan menjumlah dan menghitung rata-rata kode tingkat kerusakan permukaan
untuk setiap bagian 100 m dalam S1. Berhati-hatilah untuk tidak berat sebelah dalam
memberikan jawaban yang rancu terhadap wilayah-wilayah bila terlupa untuk
8. Sebagai tambahan, beberapa segmen dengan jelas memerlukan pekerjaan berkala
lainya yang harus ditentukan seperti drainase atau perbaikan jembatan. Beberapa
segmen mungkin memerlukan gabungan yang tidak jelas antara pelapisan
permukaan dan pekerjaan lainnya. Perlu dicatat bahwa dalam pekerjaan berkala
biasanya juga termasuk ketentuan untuk pekerjaan rutin pada segmen yang sama.
9. Beberapa segmen kondisinya mungkin terlalu jelek untuk dilakukan pemeliharaan
secara konvensional, dan sebaiknya segera dicakup dalam prosedur S2/A1 dan
dievaluasi untuk kemungkinan mendapatkan pekerjaan berat. Pekerjaan penyangga
yang biasanya mencakup pekerjaan pengisian lubang-lubang yang cukup
besar/banyak, untuk sementara merupakan pilihan alternatif.
10. Segmen-segmen yang disarankan untuk pemeliharaan rutin saja hanya akan
menerima alokasi dana yang bersifat umum, dan mungkin belum dapat dilakukan
survai khusus (bukan MS2) lebih lanjut sampai pekerjaan pemeliharaannya sendiri
siap dimulai. Namun demikian, ruas-ruas ini secara teratur harus sudah dalam
2.4 PENYELESAIAN P1 :
1. Panjang segmen yang akan dipelihara harus dimasukkan ke dalam kolom 18 dalam
km (ketelitian satu angka di belakang koma), dan harus cocok dengan panjang
segmen yang ditentukan dalam kolom 15-14 (km akhir - km awal).
2. Biasanya hanya satu tipe pemeliharaan yang dipilih untuk setiap segmen; ini harus
mencerminkan kebutuhan pemeliharaan yang dominan untuk bagian ruas jalan
tersebut (catat bahwa pemeliharaan periodik juga mencakup biaya yang diperlukan
untuk pemeliharaan rutin).
3. Jika dipertimbangkan bahwa suatu segmen memerlukan dua atau lebih tipe
pemeliharaan yang dominan, maka terdapat dua pilihan yaitu :
Bagi segmen tersebut ke dalam dua atau lebih sub-segmen dengan menentukan km
awal/akhir dikolom 14/15 dan kemudian tentukan pilihan tipe pemeliharaan untuk
tiap segmen; atau
Masukkan panjang km yang terpisah untuk dua atau lebih pemilihan tipe
pemeliharaan untuk segmen yang sama, pastikan bahwa total panjang yang terpisah
tadi cocok dengan total panjang segmen sebagaimana ditentukan pada kolom 15-14.
4. Panjang km hanya akan dimasukkan ke dalam kolom drainase, jika terdapat bagian
jalan dimana tipe pemeliharaan drainase merupakan pekerjaan yang dominan, dan
tidak terdapat usulan pekerjaan tipe pemeliharaan lainnya yang cukup berarti.
5. Jika pemeliharaan jembatan dibutuhkan, jangan memasukkan panjang km kedalam
kolom jembatan; tetapi masukkan jumlah panjang jembatan yang memerlukan
pemeliharaan berkala dalam `meter', atau bertanda `x' untuk menunjukkan bahwa
terdapat kebutuhan perbaikan yang berarti namun belum diukur.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 252/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
6. Pilihan tipe pemeliharaan berkala ` campuran' dapat dipilih jika tidak terdapat suatu
tipe pemeliharaan yang dominan. Sebagai contoh : suatu pekerjaan campuran yang
tidak pasti antara penambalan lubang dan bagian 'overlay' yang pendek dengan
perbaikan gorong-gorong dan bahu jalan.
7. Biaya/km dan total biaya yang telah diperhitungkan (misalnya dari MS2), dapat
dimasukkan ke dalam kolom 19/20 pada tahap perencanaan untuk tujuan perkiraan
biaya. Jika tidak terdapat dasar yang memadai (dari MS2 /lainnya) untuk perkiraan
biaya pemeliharaan bagi segmen tersebut, biarkan kolom 19 dan 20 kosong. Program
komputer akan memberikan perkiraan biaya secara umum untuk setiap tipe
pekerjaan pemeliharan yang didasarkan atas : tipe permukaan, lebar jalan, tingkat
lalu-lintas, dan kabupatennya. Hal itu harus diperbaiki setelah dilakukannya MS2,
dan kemudian DURP akan dilengkapi berdasarkan pada pekerjaan sebenarnya yang
diperlukan dan sudah diukur pada saat penyusunan anggaran terakhir.
8. Pada segmen-segmen yang disarankan untuk pemeliharaan rutin, alokasi dananya
hanya ditentukan secara umum saja dan biasanya tidak akan dilakukan survai
tertentu sampai pekerjaan pemeliharaannya sendiri siap untuk dimulai.
Bagaimanapun ruas-ruas ini harus sudah dalam pengawasan dan pemeliharaan
secara teratur.
9. Ruas-ruas yang disarankan untuk pemeliharaan periodik memerlukan survai MS2
untuk menentukan pekerjaan yang dibutuhkan, volume serta biayanya secara lebih
rinci.
10. Bandingkan data K1 dan peta dengan data S1 untuk nomor ruas, nama ruas, titik
pengenal, panjang ruas, lebar perkerasan dan KRLL. Jika data K1 benar-benar
dianggap salah, perbaiki data tersebut secara manual pada P1 dan beri tanda pada
kolom kebutuhan revisi K1 (21) untuk mengingatkan bagian perencanaan supaya
merubah database K1.
11. Periksa juga (dari K3 atau RD-1.JK) apakah riwayat pekerjaan jalan sudah benar
dan perbaiki kode M1-M10 pada kolom 12 jika perlu.
12. Akhirnya masukkan data bulan dan tahun dari survai S1 yang baru dilengkapi pada
kolom 22.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 253/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 254/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 255/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
FORMULIR : P2
1. Semua proyek yang menjadi sasaran studi perencanaan yang didasarkan pada
formulir analisa A1, harus dimasukkan dalam daftar panjang P2.
2. Proyek-proyek ini akan disusun dalam dua kelompok, yaitu : proyek hasil studi baru
dari
tahunstudi
laluperencanaan
yang belumtahun terakhir danKedua
dilaksanakan. proyek kelompok
luncuran dari studi-studi
tersebut sejak
disusun tiga
secara
terpisah dan diurutkan berdasarkan NPV/KM.
3. Proyek yang kelayakannya negatif atau tidak dievaluasi (NE) juga dikelompokkan
secara terpisah. Proyek pemeliharaan periodik hasil evaluasi , juga dikelompokkan
secara terpisah.
4. Daftar P2 disiapkan dalam bulan Juli - Agustus segera setelah tahap analisa selesai.
Daftar P2 tersebut dapat dirubah/diperbaiki berdasarkan hasil dari studi-studi
lanjutan yang dilakukan kemudian.
5. Daftar P2 dapat dibuat secara manual maupun dari database komputer, keduanya
hanya mempunyai
langsung perbedaan
dari lembar kecil saja dalam formatnya. Semua kolom diisi secara
analisa A1.
3.2 PENYUSUNAN P2
Proyek-proyek luncuran dari studi-studi sejak tiga tahun yang lalu namun belum
dilaksanakan (tidak termasuk proyek-proyek dalam program kerja tahun ini).
c. Untuk penyusunan daftar P2 secara manual, maka kelompok proyek luncuran harus
disusun pada lembar P2 yang terpisah untuk kelompok proyek yang baru. Setiap
proyek dimasukkan kedalam daftar dengan nomor ruas/proyek yang berurutan.
Biaya dan manfaat untuk proyek luncuran harus merupakan biaya dan manfaat yang
digunakan dalam studi aslinya dengan nomor tahun proyek yang sama.
d. Dalam P2 hasil komputer, proyek-proyek disusun secara otomatis berdasarkan
peringkat NPV/Km dan dikelompokkan dalam empat bagian :
A = Proyek-proyek Luncuran
B = Proyek-proyek studi baru : layak
C = Proyek-proyek studi baru lainnya : belum layak atau tidak dievaluasi
(tidak termasuk proyek-proyek pemeliharaan)
D = Proyek-proyek pemeliharaan termasuk proyek pemeliharaan berkala (MP)
yang dievaluasi, dan proyek pemeliharaan rutin (MR)
e. Dalam P2 hasil komputer, proyek `luncuran' secara otomatis diperbaharui ke dalam
tingkat harga tahun yang sedang berjalan dengan perhitungan kembali secara
otomatis juga terhadap NPV/Km-nya.
PROYEK LUNCURAN
a. Beberapa proyek `luncuran' sebagian mungkin telah dilaksanakan. Ini harus
dipisahkan ke dalam bagian `yang telah dilaksanakan' dan bagian `luncuran'.
b. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menyesuaikan nomor proyek, panjang dan
biayanya pada copy dari lembar A1 asli, namun dengan menggunakan tingkat biaya
dan manfaat per kilometer yang asli.
c. Pastikan bahwa pekerjaan jembatan ditentukan dalam bagian proyek yang benar,
dan bahwa biaya dan NPV/Km-nya dihitung kembali dengan benar.
d. Data proyek pada A1 yang lama dan bagian yang telah dilaksanakan supaya diberi
kode `X' dalam database dan tidak perlu muncul lagi dalam daftar P2 (disimpan
hanya untuk keperluan dokumentasi).
e. Bagian proyek luncuran baru yang telah `dipisahkan' akan muncul pada P2 dan
diberi kode `R' (direkomendasikan) atau `C' (proyek luncuran prioritas) bila
merupakan prioritas tinggi untuk diselesaikan.
c. Dalam proyek `konstruksi bertahap' ini, penting untuk diperhatikan bahwa `tahap'
kedua akan muncul dalam P2 sebagai proyek `luncuran' yang mendapatkan prioritas
tinggi dengan perkiraan biaya dan manfaat yang benar.
d. Prosedur yang telah disederhanakan untuk menyiapkan data baru bagi proyek
`luncuran' bertahap adalah sebagai berikut :
Perbaiki proyek `luncuran bertahap' dengan kode tahun studi yang sedang berjalan.
Hitung kembali manfaat asli dengan menggunakan tabel manfaat yang baru (tahun
ini), namun berdasarkan pada lalu-lintas/kondisi jalan atau data kependudukan /
hambatan akses yang sama.
Kurangi nilai manfaat hasil perhitungan ulang dengan biaya sebenarnya dari tahap
pertama konstruksi tahun ini, untuk menghasilkan nilai manfaat baru yang telah
diperbaiki.
Ganti tipe/kondisi lapisan permukaan yang ada untuk menggambarkan kondisi
`antara' setelah pelaksanaan konstruksi tahap pertama (misalnya kerikil rusak atau
tanah rusak).
Perkirakan biaya yang sekarang diperlukan untuk menyelesaikan jalan tersebut dari
matrik biaya tahun ini (atau gunakan biaya disain yang sebenarnya bila ada) dan
masukkan data biaya yang baru ke dalam A1.
Hitung kembali secara manual NPV/km yang telah diperbaiki ke dalam A1.
Sesuaikan rekomendasi proyek dengan memberikan kode `C', yakni proyek
luncuran yang harus mendapatkan prioritas tinggi untuk diselesaikan.
Contoh :
= 68
Tambahan biaya yang kini diperlukan
untuk menyelesaikan proyek
50
(dari perkiraan disain / tabel matrik
biaya tahun ini)
68 - 50
NPV baru (yang telah diperbaiki)
= 18
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 258/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
FORMULIR : P5
4.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
1. Prosedur perencanaan ini berlaku bagi semua jenis pekerjaan yang dilaksanakan dan
semua dana yang tersedia untuk jalan kabupaten. Kabupaten perlu untuk secara
teratur membuat suatu penaksiran terhadap pekerjaan-pekerjaan dan kebutuhan
anggaran, serta bagaimana cara mengalokasikan dananya di antara kategori-kategori
pekerjaan jalan seperti pemeliharaan, pekerjaan berat dan lain sebagainya.
2. Formulir P5 digunakan untuk membantu kabupaten merumuskan strategi
penggunaan dana
informasi yang untuk pekerjaan jalan yang masuk akal, serta menyiapkan
diperlukan.
3. Strategi umum yang disarankan adalah sebagai berikut :
Beri prioritas pertama pada semua pekerjaan pemeliharaan yang telah ditentukan
(P1).
Alokasikan sisa dananya pada pekerjaan jalan yang layak dengan prioritas pertama
pada jalan yang dapat dilewati kendaraan bermotor dan prioritas terendah pada jalan
`baru'.
Sisakan cadangan dana untuk pekerjaan penyangga/darurat.
4.2 PENYELESAIAN P5
Baris – A : Masukkan jumlah dana yang tersedia Inpres Dati II, BPJK/IPJK dan
sumber-sumber lainnya termasuk Bantuan Luar Negeri (BLN) pada tahun yang
sedang berjalan.
Baris – B : Tentukan berapa banyak dari dana tersebut yang telah dialokasikan
untuk pekerjaan jalan dan jembatan kabupaten dalam tahun yang sedang berjalan;
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
lainnya. 259/320
tidak termasuk penggunaan dana untuk pasar, irigasi dan infrastruktur
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Baris - C/D/E : Tentukan jumlah kilometer, biaya rata-rata per kilometer dan
alokasi dana dari setiap sumber termasuk BLN dalam tahun program yang sedang
berjalan, untuk pemeliharaan rutin, pemeliharaan berkala dan pekerjaan berat.
Baris - F : Tentukan alokasi dana tahun ini untuk `biaya umum' yang dikaitkan
dengan program jalan, termasuk pemeliharaan untuk alat-alat berat dan bengkel
(workshop). Jelaskan jumlah dana ini sebagai bagian dari jumlah keseluruhan
penggunaan dana untuk pekerjaan jalan.
Baris - G/H : Tentukan asumsi kenaikan dana yang tersedia untuk pembangunan
jalan tahun berikutnya dalam persen; asumsikan ini sebesar 10% (x 1.1) dalam
ketiadaan informasi lainnya. Hitung jumlah dana yang diasumsikan akan tersedia
dengan mengalikan angka-angka di deret B dengan faktor inflasi di deret G.
Sebutkan juga perkiraan tingkat kenaikan harga (misalnya, x 1.1).
Baris – I : Hitung `biaya umum' yang diperlukan dengan menerapkan persentase
yang sama seperti yang dibuat dalam deret G untuk tahun yang sedang berjalan.
Baris – J : Perkirakan dari P1 terakhir, jumlah kebutuhan untuk pemeliharaan
rutin dalam kilometer, jumlah biaya dan biaya rata-rata km; biasanya ini harus
100% dari jalan-jalan aspal dan kerikil yang berkondisi baik/sedang.
Baris – K : Perkirakan dari P1 terakhir, jumlah kebutuhan untuk pemeliharan
berkala dalam kilometer, jumlah biaya dan biaya rata- rata/km; panjang jalan yang
memerlukan pemeliharaan berkala dapat diasumsikan sebagai 25% dari panjang
jalan untuk pemeliharaan rutin.
Baris – L : Sisihkan sebagian dari jumlah seluruh dana untuk pekerjaan
penyangga/ darurat, dalam deret H (coba antara 0 - 15%); perkirakan jumlah
kilometernya yang dapat dilakukan dengan membagi biaya total dengan biaya
pekerjaan penyangga Km yang mewakili (yang tidak akan lebih besar dari 10%
biaya pekerjaan berat/Km di P2, atau kurang lebih dua kali biaya pemeliharaan rutin
per kilometer).
Baris – M : Perkirakan jumlah dana yang tersisa untuk pekerjaan berat (dan
pekerjaan penyangga) dengan mengurangkan biaya total dalam baris (I + J + K + L)
dari seluruh biaya jalan kabupaten dalam kolom (H). Masukkan biaya rata-rata/Km
untuk pekerjaan berat dari P2. Perkirakan jumlah kilometer pekerjaan berat yang
akan dibiayai, dengan membagi seluruh biaya untuk pekerjaan berat dengan biaya
pekerjaan berat rata-rata/Km.
f. Pada P5 versi komputer, data yang perlu dimasukkan adalah hanya untuk :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 260/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 261/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 262/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
FORMULIR : P3 , P4
5.1 RUANG LINGKUP DAN TUJUAN
1. Daftar pendek usulan pekerjaan berat yang dikenal dengan P3 berisikan proyek-
proyek yang dipilih dari daftar panjang P2, dengan jumlah yang dibatasi sesuai
dengan batas kumulatif anggaran yang tersedia dan ditentukan dalam tugas 5D.
2. Hanya proyek-proyek yang telah distudi dan dinyatakan layak secara ekonomi saja
yang dapat dimasukkan dalam daftar ini.
3. Proyek harus dipilih hanya atas dasar prioritas ekonomis yang ditunjukkan oleh hasil
studi perencanaan. Dalam hal ini masalah-masalah daerah perlu juga diperhitungkan,
termasuk rencana pengembangan kabupaten dan fungsi jalan.
4. P3 pendahuluan harus disiapkan segera setelah P2 selesai dalam bulan Juli - Agustus
untuk dijadikan sebagai usulan pekerjaan berat dalam UR-1.JK yang akan diajukan
dalam RAKORBANG.
5. P3 versi komputer disusun secara otomatis berdasarkan nomor urutan prioritas yang
diberikan pada P2 sampai batas anggaran yang ditentukan (sementara) atau batas
panjang Km tertentu. Formulir P3 ini dapat juga disusun secara manual.
6. Proyek-proyek yang tidak dapat dimasukkan ke dalam P3 karena tidak tersedia
cukup dana atau saat ini belum layak untuk pekerjaan berat, harus dimasukkan ke
1. Proyek-proyek yang diusulkan untuk pekerjaan berat pada P3 hanya dapat dipilih
dari kelompok proyek yang layak pada bagian A dan B daftar panjang P2. Proyek-
proyek yang belum layak (NV) atau tidak dievaluasi (NE) tidak boleh dipilih.
2. Kolom 29 dalam P2 harus digunakan untuk membuat peringkat prioritas, dengan
memberi urutan nomor mulai dari 1 sebagai prioritas tertinggi. P3 hasil komputer
akan menggunakan urutan nomor ini untuk menyusun P3 secara otomatis sampai ke
batas kilometer tertentu ataupun batas dana tertentu. P3 secara manual harus
menggunakan urutan nomor-nomor di P2 untuk mendaftar proyek pada P3 dalam
urutan yang diperlukan.
3. Kriteria pokok yang dipakai untuk pemilihan prioritas adalah NPV/KM, dengan
memberikan prioritas pertama pada proyek yang NPV/Km-nya tertinggi. Dalam P2
hasil komputer terdaftar proyek-proyek dalam urutan NPV/Km untuk memudahkan
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten
263/320
pemilihannya.
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 264/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 265/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 266/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
5.4 PENYUSUNAN P4
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 267/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 268/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1. Sebagaimana dijelaskan pada tugas 3G, pemerintah Indonesia telah menetapkan
perlunya dilakukan penilaian lingkungan terhadap seluruh proyek jalan kabupaten.
2. Proses penilaian lingkungan untuk proyek jalan di dalam wilayah kabupaten harus
dilakukan oleh kabupaten mengikuti prosedur yang telah dijelaskan pada tugas 3G
(jika proyek jalan mencakup dua wilayah kabupaten maka pihak Bapedal Propinsi
harus dilibatkan).
3. Kabupaten bertanggung jawab untuk mengesahkan informasi yang dipakai sebagai
dasar dalam penyaringan, dan untuk mengambil tindakan atas dasar rekomendasi
lingkungan tersebut.
4. Beberapa proyek mungkin harus ditangguhkan sebagai hasil dari dilakukannya
penyaringan, sampai studi lingkungan yang lebih terinci selesai dilaksanakan.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 269/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
dalam program Pinjaman / Hibah Luar Negeri (PHLN) antara lain IBRD dan telah
diberlakukan untuk seluruh program jalan kabupaten berdasarkan sampel.
2. Kegunaannya adalah untuk memeriksa ketepatan dan keabsahan data hasil studi
perencanaan, sebagai dasar untuk pelaksanaan pemantauan dan sebagai umpan balik
pada proses perencanaan.
3. Kabupaten akan diberitahu mengenai hasilnya bila audit telah selesai dilaksanakan,
termasuk setiap tindak lanjut yang diperlukan. Sebagai hasilnya beberapa proyek
yang diusulkan mungkin harus ditentukan kembali atau dikeluarkan dari program.
1. Perubahan dalam prioritas kabupaten sendiri, dapat terjadi selama lima sampai enam
bulan antara usulan program awal dan akhir.
2. Sebenarnya hal ini harus dibuat sesingkat mungkin, agar kegiatan persiapan lainnya
dapat diselesaikan pada waktunya. Namun beberapa perubahan memang tidak dapat
dihindarkan; misalnya bila suatu jalan penting ternyata diketahui kerusakannya lebih
cepat daripada yang diperkirakan.
2. Instansi-instansi di luar kabupaten (propinsi atau konsultan) harus melakukan kaji
ulang pasca disain; memeriksa kesesuaian antara usulan disain dengan standar disain
dan dengan usulan perencanaan yang asli.
3. Kelayakan proyek diperiksa kembali dengan mempertimbangkan biaya hasil disain
terhadap biaya perencanaan yang asli. Pada tahap ini beberapa proyek mungkin
harus diperbaiki atau ditolak. Formulir PE1 dapat di gunakan untuk proses kaji ulang
`elijibilitas' ini.
4. Dokumen anggaran (RD-1.JK) dapat diberi kode untuk menunjukkan status
elijibilitas setiap proyek atas dasar kriteria engineering dan perencanaan. Kode yang
digunakan adalah :
1 : Elijibel
0 : Tidak elijibel
9 : Tidak jelas atau menanti keputusan.
5. Kode-kode masalah perencanaan dapat pula digunakan untuk menunjukkan adanya
ketidak- sesuaian antara perencanaan dan disain sebagai berikut :
6. Bila kode ketidak-sesuaian ini digabungkan dengan kode '1' (elijibel), hal ini hanya
sebagai catatan saja untuk keperluan pemantauan dan dokumentasi.
1. Rincian persetujuan teknis harus ditangani selama tahap kaji ulang elijibilitas dalam
bulan Nopember - Desember.
2. Usulan yang sudah elijibel disusun oleh kabupaten dalam format standar di dalam
dokumen RD-1.JK bersama-sama dengan kode elijibilitas. RAKON, dengan
demikian harus dibatasi pada proses formal mengenai persetujuan anggaran.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 271/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3. Format RD-1.JK mempunyai kolom- kolom yang hampir sama dengan yang ada
pada P3 sebagai berikut:
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 272/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 273/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
NOMOR
LEMBAR DATA PROYEK PROYEK A1
AWAL AKHIR
KABUPATEN HAL.
PAL KM
PROYEK
PANGKAL UJUNG
NAMA RUAS
PANJANG KELAN
KRLL
PROYEK (KM) DAIAN
TITIK PENGENAL
KM. ODOM 1 2 3
PANJANG
0
SEGMEN(Km)
HARGA SATUAN
8
Rp. Jt/Km
BIAYA SEGMEN(Rp.Jt)
Rp. Juta
3 JUMLAH BIAYA
JALAN + JEMBATAN
Rp. Jt./Km
TIPE R p. J ut a R p. Jt /Km
0
TOTAL PANJANG JUMLAH
PAL. KM - - - PP-PPJKK
PENDUDUK
PJG. (KM) KONSULTAN
Rp. Jt/Km A2 A3
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 274/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KABUPATEN : WILAYAH :
NAMA RUAS : - NO.RUAS :
A B C D E
TIPE PEMAKAI JALAN PLL PLL A+B
CxD
12 Jam 12 Jam 2
1 Pejalan Kaki
2 Pikulan / Gendongan
3 Sepeda
4 Sepeda + Barang
5 Becak
6 **
7 Sepeda Motor
8 Pick - up Penumpang
9 Pick - up B arang
10 Bis
11 Truk Ringan
12 Truk Sedang
13 Truk Berat
14 Sedan / Jeep
15 ***
x 1.28
KRLL
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 275/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Jln Yg Ada Indik. Skr Tipe Usulan TOTAL LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR EKIVALEN RODA 4)
Kecep. S1/
Tp Kondisi Pekjn Permk 20 30 40 50 60 70 80 90 100 120 140 160 180
Km/Jm MS2
BAIK/ 30-45 <11 MS A MR MR MR 14 19 24 30 39 46 62 71 87 102
RUSAK 15-30 >16 PK A 38 62 76 89 112 137 160 185 210 258 275 325 330
RSK BRT 15-20 >20 PK A 38 62 104 122 147 173 199 225 251 303 337 390 398
PK A - - - 104 128 154 179 205 229 278 326 377 423
WILAYAH : 2 A :A
TINGKAT PERTUMBUHAN LALU LINTAS : 7,5 % K :K
PK :P
NILAI SEKARANG (PV) UNTUK MANFAAT PEKERJAAN BERAT DAN PEMELIHARAAN (Rp Jt/Km) MP :5
MS :A
MR :P
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 276/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Jln Yg Ada Indik. Skr Tipe Usulan TOTAL LALU LINTAS HARIAN RATA-RATA (LHR EKIVALEN RO
Kecep. S1/
Tp Kondisi Pekjn Pmk 350 400 450 500 550 600 650 700 750 800 900 1000 1100 12
Km/Jm MS2
BAIK/ 30-45 <11 MS A 293 324 396 457 529 582 595 621 688 668 834 829 1069 11
SEDANG MP A 324 368 422 492 554 653 670 713 752 754 878 950 1106 12
SEDANG 25-40 <15 MP A 371 418 479 551 618 727 747 689 730 789 922 1048 1164 12
SEDANG/ 25-35 <17 MP A 397 440 506 586 655 774 800 1000 1 047 871 1015 1084 1 220 13
RUSAK PK A 572 647 733 840 925 1063 1088 1351 1401 1178 1372 1477 1642 18
RUSAK 15-30 >16 PK A 569 634 726 978 1095 1 271 1 302 1 366 1 418 1 137 1 333 1 418 1 688 16
RSK BRT 15-20 >20 PK A 739 801 930 1059 1172 1370 1391 1449 1494 1114 1314 1346 1507 16
BAIK 30-45 <11 PK A 586 679 751 837 901 1102 1116 1152 1181 1241 1477 1547
K
E
R SEDANG 25-35 <17 PK A 608 691 752 839 902 1102 1116 1152 1181 1241 1476 1546
I
K
I
L
RUSAK 15-25 >16 PK A 615 688 752 838 901 1047 1060 1093 1117 1183 1372 1367
RSK BRT 10-20 >20 PK A 615 688 752 838 901 1046 1059 1092 1117 1181 1372 1366
B
A RUSAK 15-20 PK A 577 663 733 817
T
U
RSK BRT 10-15 PK A 783 898 1006 1107
T
A RUSAK 10-20 PK A 614 688 750 836
N
A
H
RSK BRT 5-15 PK A 613 686 767 834
WILAYAH : 2 A : As
TINGKAT PERTUMBUHAN LALU LINTAS : 7,5 % MP :5C
MS : As
NILAI SEKAR ANG (PV) UNTUK MANFAAT PEKERJAAN BERAT DAN PEMELIHARAAN (Rp Jt/Km) PK : Pe
BW : Pe
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 277/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KABUPATEN WILAYAH:
NOMOR
PROYEK
NAMA RUAS
PAL KM.
KM. ----
NO. RUAS ODOM FPO KM (YSD) PROYEK
PANJANG
PANJANG RUAS (KM)
PROYEK (KM)
Hal: ………… dari: …………
KODE AKSES 1 2 3 4
LOKASI
DARI
HAMBATAN
PANJANG
PROYEK
(PAL KM)
KE
RUAS
PANJANG SEGMEN
TERHAMBAT (KM)
=
MANFAAT (Rp. =
C1 (Contoh: A + B / 2)
RATA-RATA JARAK
PERJALANAN(RJP)
C2 KE PUSAT
KEGIATANLUAR < 3 Km 3 -20 Km > 20 Km
C3
C4
TINGKAT PERJALANAN[ E ]
(ditaksir satu arah
C5 perjalanan kendaraan
per kapita per tahun)
*
SUB TOTAL (PC)
TINGKAT E TOTAL
TOTAL (PB + PC) X = PERJALANAN
PERJALANAN
X
BIAYA PEMELIHARAAN/KM. (Rp. Juta) M
MANFAAT / PERJALANAN / KM D
TOTAL MANFAAT
> 7000 16.8 23.5 23.5 27.2 3.1 BRUTO (KOTOR) = Rp. Juta / Km
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 278/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Contoh - 1 :
A
0.0 13.0
Jarak pasar ke pangkal ruas
Km Pangkal ruas Ujung ruas
Pasar Pal km Pal km
Nama pasar / pusat kegiatan B
0.0 8.0
P Pasar Minggu Panjang ruas distudi
Nama Lokasi survai
S Kp. Opat Pal km 8.0
Penyebab utama jalan tertutup Jalan Jembatan Banjir /
( lihat no. 2) Licin Putus Tergenang
Nama lokasi hambatan Dari
Ke 0.0 - 4.0 4.0 6.0 - 7.0
H Batas Tolu - Opat Pal km
Kode Tingkat Hambatan 1 4 4
KODE AKSES 1 2 3 4
LOKASI
DARI 0.0 4.0
HAMBATAN
(PAL KM PANJANG
RUAS) KE 4.0 8.0 PROYEK
PANJANG
TERHAMBAT (KM)
< 5
MANF AAT /
PERJALA - 5-15 .
>15 TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 279/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Contoh - 2 :
A
0.0 5.0
Jarak pasar ke pangkal ruas
Km Pangkal ruas Ujung ruas
Pasar Pal km Pal km
Nama pasar / pusat kegiatan B
0.0 12.0
P Pasar Rebo Panjang ruas distudi
Nama Lokasi survai
KODE AKSES 1 2 3 4
LOKASI
DARI 0.0 3.5 6.5
HAMBATAN
(PAL KM PANJANG
PANJANG
TERHAMBAT (KM)
< 5
MANF AAT /
PERJALA - 5-15 .
>15 TOTAL
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 280/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KABUPATEN
- -
- -
- -
JUMLAH
VOC Rp/km
Batu R 602
A-B
A-C
A-D
B-C
B-D
C-D
Tksr. VOC RUTE TANPA PROYEK JML. VOC RUTE DENGAN PROYEK JML.
C
LHR 1 2 3 4 5 JUMLAH X LHR 1 2 3 4 5 JUMLAH X LHR
A-B
A-C
A-D
B-C
B-D
C-D
TOTAL
3000
- = X ¯ =
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 281/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 282/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
GAMBAR 3G1
PENYARINGAN
PENDAHULUAN
TIDAK
Kajian lingkungan ( KL )
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 283/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
GAMBAR 3G2
PROSES KONSULTASI MASYARAKAT DALAM HUBUNGANNYA
DENGAN PROSEDUR PERENCANAAN SK77
R
A
MUSBANG Temukarya RAKORBANG RAKORBANG KONSULTASI Tk
2 K
Tingkat Tingkat Tingkat Tingkat Regional dan
O
Desa Kecamatan Kabupaten Propinsi Nasional
N
1 Alir perencanaan
2 Alir PSD
3 Konsultasi Masyarakat
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 284/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 285/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
. - . . rapa - . ur an- s .
(B) RUAS JALAN PENGHUBUNG T IAP KOTA KECAMATAN KE KOTA KABUPATEN (SATU RUT E SAJA). Data sesuai dengan daftar K1 kolom : 1 - 17
. - . . ang a - p. es . .
(C) RUAS JALAN ANTAR KABUPATEN (BAGIAN YANG BERADA DI KABUPATEN). Data sesuai dengan daftar K1 kolom : 1 - 17
. - . ar sa - man ang n . AR .
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 286/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4. PB = Pembangunan Baru 5. Lihat RD-1.J K / HR 10. PBJ = Pembangunan Baru 14. IJ = Inpres Jalan (IPJK/BPJK/P2JKK)
PK = Peningkatan ( Misal : PMA, LKP, PAJ = Penggantian IK = Inpres Kabupaten ( Dati II )
MP = Pemeli haraan Period ik LPA, LPB, JPT ) Bangunan Atas LL = Lain-lai n ( Inpres Desa,
MR = Pemeliharaan Rutin PJJ = Penunjangan / LL = APBD-I/II, Padat Karya, dll
PJ/ = Penunjangan / 9.1. Nomor Urut Jbt. Pemeliharaan 17. L = Proyek Luncuran (Carry Over)
RE Rehabilitasi ---> Lihat K-10 JL = Jembatan Limpas ST = Proyek Sisa Tender
H = Pekerjaan Penyangga GG = Gorong-gorong MY = Proyek Multi Years
B = Proyek Baru
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 287/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
SUMBER DANA UNTUK SEKTOR JALAN SATUAN 97/98 98/99 99/00 2000 2001 2002
1. Dana Alokasi Khusus / DAK ( IPJK ) Rp Juta
PENINGKATAN (PK)
Km
- DAK / P2JKK / BPJK / IPJK Meter **
Rp Juta
Km
- DAU / DU / IDT-II / IK per kapita Meter **
Rp Juta
Km
- PAD / lainnya : Meter **
Rp Juta
Km
J u m l ah Meter **
Rp Juta
PEMELIHARAAN PERIODIK (MP)
Km
- DAK / P2JKK / BPJK / IPJK Rp Juta
Km
- DAU / DU / IDT-II / IK per kapita
Rp Juta
Km
- Lainnya
Rp Juta
Km
J u m l ah
Rp Juta
PEMELIHARAAN RUTIN (MR)
Km
- DAK / P2JKK / BPJK / IPJK
Rp Juta
Km
- DAU / DU / IDT-II / IK per kapita
Rp Juta
- Lainnya Km
Rp Juta
Km
J u m l ah
Rp Juta
PEKERJAAN JALAN LAINNYA Rp Juta
BIAYA UMUM Rp Juta
TOTAL BIAYA JALAN ( D ) Rp Juta
** Panjang jembatan dalam meter tidak termasuk gorong - gorong
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 288/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
JABATAN NAMA
BUPATI KDH
KEPALA DPUK/DPU-BM-K
KOORDINATOR TIM *
TRANSPORT PLANNER **
PLANNING ENGINEER **
Disetujui oleh :
BUPATI
KOORDINATOR TIM *
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 289/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
M024 M3 37.500
M025 M3 37.500
M026 M3 37.500
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 290/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
UPAH UPAH
NO. TENAGA KERJA KODE TENAGA KERJA NO. TENAGA KERJA KODE TENAGA KERJA
( Rp. / Hari ) ( Rp. / Hari )
1 Mandor Lapangan L_061 6. 700 8 Pembantu Operator L_089 5. 700
2 Mekanik L_071 12. 400 9 Supir Truk L_091 7. 600
3 Mekanik Pembantu L_072 5. 700 10 Supir Personil L_092 7. 600
4 Kepala Tukang L_073 8. 600 11 Pembantu Supir L_099 4. 800
5 Tukang L_079 7. 600 12 Buruh Lapangan Tak Terlatih L_101 4. 800
6 Operator Terlatih L_081 9. 600 13 Bur uh Lapangan Kur ang T er lat ih L_103 5. 200
7 Operator Kurang Terlatih L_082 6. 700 14 Buruh Lapangan Terlatih L_106 5. 700
HARGA DI SUM- JARAK ONGKOS JUMLAH JUMLAH HARGA
BER / QUARRY ANGKUT ANGKUT HARGA PAJAK ( TERMASUK
NO. MATERIAL UNIT KODE ( TANPA PAJAK ) RATA- RA TA P ER UNIT ( TA NP A P AJ AK ) PAJAK )
( Rp. ) ( Km ) ( Rp. ) ( Rp. ) ( Rp. ) ( Rp. )
1 Batu Gunung atau Quarry m3 M_010 9. 300 45 25.000 34.300 4.800 39.100
2 Kerikil dari Galian Bukit m3 M_011 12. 300 45 25.000 37.300 5.200 42.500
3 Kerikil Sungai m3 M_012 12. 300 45 25.000 37.300 5.200 42.500
4 Batu Kali m3 M_013 13. 200 45 25.000 38.200 5.400 43.600
5 Kerikil Sungai Ayak Tanpa Pasir m3 M_014 12. 300 45 25.000 37.300 5.200 42.500
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 291/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 292/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KONDISI :
0 : Baik Sekali
1 : Rusak Ringan, Memerlukan Pemeliharaan Secara Rutin
2 : Rusak, Perbaikan Berkala
3 : Rusak Berat, Perbaikan Secepatnya Dalam Kurun Waktu 1 T
4 : Kritis, Penanganan Segera
5 : Jembatan Runtuh
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 293/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 294/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
N
DATA PASAR FASILITAS BIASA FASILITAS MADYA
N
I A N I
T HARI PASAR 3
M A I I 1 S B
/
D I M N I A N x /
A I T N F K R S
I S x O A P E ) I
A G D R I L ) K P
S E N D A T P E E L E D A 2 A
I K O N L 8 M
NAMA K A A E U E T T O D T R K A A 1 E
U S P I O
P R A K K P U T 1 M N T
T S I L M O O U S D D
N0 PUSAT T A U A
A
T S T P
T N
G T M
O U E S
K A
R O S K
N U
B O /
T D S P
A T I
S O R
I M T
O /
S A
K
A U R P D O A S N A B E
S U A 4 A
P T B K P B 8
(
A T P 1
M S S R K J S K S (
S
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 2
9 PERHATIAN
Catat kota atau pusat kegiatan lainnya yang ada di kabupaten
10
yang untuk contoh ini sampai memerlukan dua lembar formulir.
11
12
13
14
Kecamatan
Desa == 100 SP = Semi
Permanen IHE
K =
= Ikan
Hewan 14
20 -- 18
24 Ada = 0
Tidak ada = 1 > 85
S = Sementara SA = Sayuran
3. KAB. ( Kabupaten ) 51 - 85
KEC. ( Kecamatan ) 7. Besar = 30 13 , 19 , 25 = Total x Bobot 30 - 50
Sedang = 20 15 - 29
Kecil = 10 < 15
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 295/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 296/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
PERHATIAN
Catat perusahaan-perusahaan lainnya yang menggunakan alat
angkutan berat (truk dll) dan dilayani oleh ruas jalan kabupaten.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 297/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 298/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 299/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 300/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 301/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
R U A S P R O Y E K
PAL.KM PERKERASAN
PROYEK YANG ADA
PAN- KLASI NOMER TARGET T K LEBAR LHR
JANG FIKA- PROYEK PAN- I O KENDARA-
NO.
N A M A R U A S RUAS SI JANG P N AN RODA
RUAS
FUNG- PROYEK AWAL AKHIR E D EMPAT
SI I YANG
RUAS S ADA
(Pangkal - Ujung) (Km) (Km) I (m)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
03 SIGAMBAL - SIMPANG RINTIS 8.0 JJS 95/003.00 8.0 0.0 8.0 A R 3.5 109
08 MARSONJA - BINANGA TOLU 13.5 LU 95/008.10 3.4 0.0 3.4 K RB 3.5 36
31 SIMPANG RINTIS - BILAH HULU 7.6 JJS 95/031.00 7.6 0.0 7.6 A R 3.5 71
36 RINTIS - SUKAMAKMUR 13.2 LU 95/036.00 13.2 0.0 13.2 T R 1.0 53
7 54.3
1. NOMOR RUAS (SEMENTARA) : 900=Jalan desa; 800=Jalan perkebunan; 700=Jalan transmigrasi; 600=Jalan kabupaten baru; 500=Jalan irig
4. KLASIFIKASI FUNGSI RUAS : TRAN=Transmigrasi; PIR=Perkebunan Inti Rakyat; NMG=Ekspor Non Migas; PAR=Pariwisata; LU=Pelayana
JI=Irigasi/pusat-pusat beras
9. TIPE PERKERSAN JALAN : A= Aspal; K= Kerikil; B= Batu; T=Tanah; C=Beton
10. KONDISI PERKERASAN JALAN : B=Baik; S=Sedang; SR=Sedang/Rusak; R=Rusak; RB=Rusak Berat
16. KETERANGAN : ***=Kelayakan tinggi; **=Kelayakan sedang; *=Marjinal; NV=Belum Layak; NE=Belum dievaluasi; R=Direkom
M=Direkomendasi untuk pemeliharaan; H=Direkomendasi untuk penyangga; NR=Tidak direkomendasi
D=Disain; :LL=Lalu lintas; P=Penduduk; I=Penentuan proyek/Panjang proyek; SK=Diperlukan studi khusus
C=Proyek Luncuran Khusus
1=Layak tanpa perubahan besar; 2=Layak dengan perubahan besar; 3=Tidak jelas dan perlu survei lebih lanj
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 302/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KABUPATEN : CONTOH P5
J Keperluan untuk
K Keperluan Untuk
Satuan Jumlah Km %
Keterangan :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 303/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
No. No. Nama Ruas Jalan Ruas atau Kegiatan Panjang Proyek Tipe Lebar Biaya Jumlah Panjang Biaya Jumlah P
(Pangkal) (Ujung) (Km) (Kecamatan) (Km) (M) (Rp ribu) (Buah) (M) (Rp ribu) (Rp ribu)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 70 PARISA -SIMANDIANGIN 11.6 JJS A. KANOPAN 5.0 0.0 5.0 A 3.5 400,000 1 10.2 63,000 463,000
2 70 PARISA -SIMANDIANGIN 11.6 JJS A. KANOPAN 6.6 5.0 11.6 A 3.5 627,000 627,000
3 71 SIMANDIANGIN - MANOMPUK 13.0 JJS A. KANOPAN 13.0 0.0 13.0 A 3.5 1,235,000 1 9.0 26,000 1,261,000
4 32 GAPUK - BILAH HULU 10.9 JJS B. HULU 10.9 0.0 10.9 A 3.5 1,264,000 1,264,000
5 38 KUALA BANGKA - KAMPUNG MESJID 9.7 JJS KP. MESJID 9.7 0.0 9.7 A 3.5 776,000 776,000
6 4 TANJUNG HARAPAN - SUKAMAKMUR 9.7 LU L. PAYUNG 6.1 0.0 6.1 A 3.5 555,000 555,000
7 4 TANJUNG HARAPAN - SUKAMAKMUR 9.7 LU L. PAYUNG 3.6 6.1 9.7 A 3.5 418,000 418,000
8 51 LONA - JIOR 12.4 LU L. PAYUNG 12.4 0.0 12.4 A 3.5 1,153,000 1,153,000
9 21 LABUHAN BILIK - SEI BEROMBANG 12.9 JJS L. BILIK 12.9 0.0 12.9 A 3.5 1,213,000 1,213,000
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
(5) SASARAN ATAU FUNGSI (10) TIPE PERKERASAN USULAN (19) DARI STUDI KELAYAKAN
TRA = Transmigrasi A = Aspal *** = NPV/Km > Rp. 20 Jt
PIR = Perkebunan inti rakyat K = Kerikil ** = NPV/Km = Rp. 10 - 20 Jt
NMG = Ekspor non migas * = NPV/Km = Rp. 0 - 9 Jt
PAR = Pariwisata NV = Belum layak
JJS = Jaringan jalan strategis NE = Belum dievaluasi
JI = Jalan irigasi
LU = La yan an um um
LL = Lain-lain
( ) ( ) ( )
Nip Nip Nip
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 304/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 305/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
KABUPATEN :
DISURVAI OLEH : B. SYAFRUDDIN FAKTOR
PENYESUAI
TANGGAL : - - TIPE KENDARAAN : A A ODOMETER
0.96
KM. YSD
TITIK PENGENAL UJUNG RUAS (YANG SUDAH
6.9
HAL 1 DARI 4 DISESUAIKAN)
36 / KD.Rintis
ANG- PERMUKAAN No. Dra Lbng Lgok Retak Alur Bahu Kmrg PE- KONDISI
WAK KA KM JALAN IKHTISAR SITUASI JALAN ina- B C D E L K NI- JEMBATAN
TU KM YSD Ti- Kon. Lbar Fo- Odometer se Lbng Lmbk Erosi Alur Glbg Kmrg LAI- Pjng Jenis
ODOM pe A (m) to M F G H I J K AN (m) Pekj
2 2 2 2 2 2 1
.8
.7
2 2 2 3 2 2 1
2 2 3 2 2 3 1
.6
7.5 A S 4 1 3 2 2 3 2 2 3 1
.5
.4
2 1 2 2 3 3 1
2 1 2 2 3 3 1
.3
A. Rintis
8.1 7.2 1.1 A S 4 .2
2 2 2 2 3 2 1 3.
B
2 2 2 2 2 2 1
.1
.0
2 1 2 2 3 2 1
2 1 2 2 3 2 1
.9
2 1 2 2 3 2 1
.8
.7
2 1 1 2 3 2 1
2 1 2 2 2 3 1
.
8.1 6.5 A S 4 .5
3 2 1 2 2 3 3 1
2 1 2 2 3 3 1
.4
2 1 2 2 2 2 1
.3
.2
2 1 2 2 2 2 1
2 3 2 3 2 2 1
.1
KONDISI PERMUKAAN
B: Beton 31 / 03
K: Kerikil T: Tanah --> Lihat Buku Petunjuk Teknis
B : B ai k S : S ed an g R : R us ak R B: Ru sa k B er at TITIK PENGENAL PANGKAL RUAS Tugas 2A
A KONDISI L BAHU K KEMIRI- KODE SITUASI LAPANGAN KERUSAKAN PERMUKAAN : % LUAS
PERMUKAAN JALAN NGAN TIPE 1 2 3 4
( Jalan Aspal ) ( Jalan Aspal ) JALAN : Be lo ka n t aj am ke kir i : S im pa ng t ig a KERUSAKAN BAIK SDNG RUSAK RS.BRT
B Tekstur rapat 1 Bentuk baik 1 4 % - 2 % : Belok tajam kekanan : Simpang empat BERASPAL
S Tekstur + kemiringan 2 2 % - Flat : Tanjakan terjal : Jembatan B Lubang-lubang 0-1 1-5 5 - 15 > 15
terbuka 2 Kemiringan 3 Datar tdk : Turunan curam : Sungai tanpa C Legokan 0-5 5 - 10 10 - 50 > 50
R Kasar dan buruk merata : Pasar jembatan D Retak-retak 0-3 3 - 12 12 - 25 > 25
Terkelupas 3 Tinggi / Rendah 4 Tdk ber- : Pusat desa : Batas desa E Alur bekas roda 0-3 3-5 5 - 25 > 25
RB Pecah-pecah < 10 cm bentuk / kampung : Jalan neg/prop.
Mengelupas 4 >10cm / tdk ada : Jalan lainnya TDK BERASPAL
PAL KM (YSD) PENILAIAN 6 - 10 Rutin 11 - 16 Periodik > 16 F Lubang-lubang 0-3 3 - 10 10 - 25 > 25
Awal Akhir Draina. Krusakn R S B As-ul OvLy Jemb. Drain Cmpr H PK G Titik2 lembek 0-3 3 - 10 10 - 25 > 25
H Erosi permukaan 0-3 3 - 10 10 - 25 > 25
I Alur bekas roda 0-5 5 - 15 15 - 50 > 50
J Bergelombang 0-3 3 - 10 10 - 50 > 50
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 306/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
NO. ROL FILM : 4 TANGGAL : 3-2-94 TIPE KENDARAAN : KIJANG NO. POLISI : BK 1406 ST KABU
ANGKA NO DISURVAI OLEH : SYAFRUDDIN PERKERASAN JALAN JEMBATAN NO. R
3
F. P. O. ( S3 ) 0.97 Permu Permu Perke- Perke- Jalan Pan- Le - PENGG
AKHIR KM KM YSD. -kaan -kaan rasan rasan jang bar TA
TANGGAL S3 21-1- +Bahu (m) * (m) Kiri
1000
900
800
700
600
0 8 K RB 3
3..5
5 5 .5 D T
. . . . 500
400
300
200
100
3 7 K RB 3.5 5.5 D T
. . . . 0 met er
NAMA SIMPANG KM YSD. A, B, B, S, (m) (m) D, B, * PANJANG S, P, T
AWAL KM 2 LOKASI PUSAT ( YANG SUDAH K, T R, RB G JEMBATAN / Ko
JEMBATAN DISESUAIKAN ) LEBAR SUNGAI
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 307/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
T/RB
ke Makmur Jaya
911
60 ke Kuda
A/R
Pasir
PAL KM
Tgl. Foto :
Perhatian :
- Tulis hal - hal yang tidak jelas dari hasil foto dan lainnya
pada catatan foto disebelah kiri (selain diagram).
- Gunakan formulir ini untuk penempelan foto
Tgl. Foto :
JN. KM 14.3
PAL KM
Tgl. Foto :
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 308/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
PROP / NEG.
02.2 221
03.3 222
04.3 223
05.4 224
06.4 225
07.4 226
08.5 227
09.5 228
10.5 229
FAKTOR 10,0 ( Km )
PENYESUAI ( FPO ) = ------------------------------------------- = 0.97
ODOMETER SELISIH ODOMETER (B-A) Km
PETUNJUK :
Bawa kendaraan survai ke ruas jalan Negara atau Propinsi , di sepanjang bagian ruas jala
yang kondisi permukaannya rata serta memiliki patok kilometer yang masih terbaca jela
Berhentilah pertama kali pada patok kilometer tertentu ( sebagai awal ) dan catat jara
kilometer ke / dari kota terdekat yang tertera pada patok kilometer di kolom bagia
kanan atas , lalu catat pula angka yang terbaca pada odom eter di kolom bagian ki
atas dalam tabel . Jalankan kendaraan ke arah patok kilometer berikutnya , catat angk
yang tertera pada patok kilometer tersebut bersamaan dengan angka yang terbaca pad
odometer kendaraan . Lanjutkan pencatatan tersebut ( setiap 1 patok kilometer ) denga
prosedur yang sama, hingga mencapai jarak 10 patok kilometer dari titik awal.
Prosedur berikutnya adalah membagi jarak total patok kilometer ruas jalan Negara / Propins
yaitu 10,0 Km, dengan selisih jarak perjalanan berdasarkan angka odometer yaitu B - A
untuk mendapatkan Faktor Penyesuai Odometer ( F P O ) .
Faktor ini harus diperiksa ulang berkali - kali ( minimal setiap 2 - 3 minggu ) , karen
hasil pengukuran bisa saja berubah akibat kerusakan kendaraan , misalnya ban kempe
atau lainnya .
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 309/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
SURVAI KECEPATAN S4
012,1 07
07 17
17 Sp.Rintis
AR 2.200 300 26,4
14,3 22
ARB 1.200 240 18,0
15,5 26
AR 4.900 600 29,4
20,4 36 Sigambal
7.100 X 3,6
AR = = 28,4
900
1.200 X 3,6
ARB = = 18,0
240
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 310/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
TIPE DARI PANGKAL RUAS JUM- DARI UJUNG RUAS JUM- TOTAL
PEMAKAI JALAN NAMA : : MARSONJA (1) LAH NAMA : : B. TOLU (2) LAH (1) + (2)
PEJALAN 1
KAKI
16 7 23
PIKULAN 2 2 4 6
SEPEDA 3 4 3 7
SEPEDA 4
BARANG 2 3 5
BECAK 5
0 0 0
6
LAIN-LAIN TAK BERMOTOR 0 0 0
SEPEDA
MOTOR
7 12 5 20
PICK UP
OPELET
COMBI 8 2 1 3
(ORANG)
PICK UP 9
(BARANG) 2 2 4
BIS 10 0 0 0
11 0 0 0
SEDAN
JEEP 14
0 0 0
STATION
WAGON
15
LAIN-LAIN BERMOTOR 0 0 0
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 311/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
RUAS JALAN DARI : MARSONJA KE: BINANGA TOLU PANJANG RUAS : 13,5 Km (YSD)
JALAN 06-07 07-08 08-09 09-10 10-11 11-12 12-13 13-14 14-15 15-16 16-17 17-18 TOTAL 18-19 19-20 20-21 21-22 22-23 23-24 00-01 01
1 23 19 14 15 23 24 10 11 9 10 8 8 174
2 6 5 4 0 2 2 4 5 0 1 4 2 35
3 7 5 5 6 4 4 3 0 0 2 2 2 40
4 5 3 3 2 1 2 5 0 3 0 4 2 30
5 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1 - 6 SUB TOTAL
41 32 26 23 30 32 22 16 12 13 18 14 279
7 20 15 9 8 6 12 9 5 8 12 15 11 130
8 3 1 0 0 0 2 2 1 0 2 3 2 16
9 4 2 0 0 1 3 0 1 2 3 1 2 19
10 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
11 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
12 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
15 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
8 - 15 SUB TOTAL 7 3 0 0 1 5 2 2 2 5 4 4 35
1 - 15 TOTAL 68 50 35 31 37 49 33 23 22 30 37 29 444
CUACA * C C C C C C C C C C C C
* CUACA : C= CERAH, M= MENDUNG, G= GERIMIS, H= HUJAN ** ( CORET YANG TIDAK PERLU ) HP: HARI PASA
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 312/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
1:3
PLL ke 1 PLL ke 2
Kabupaten : LABUHAN BATU
Nama ruas : MARSONJA - BINANGA 3 Hari : JUM'AT SABTU
Nomor ruas Tanggal
Nomor pos :: 08A
08 Jam :: 2/2/1994
06 - 18 3/2/1994
06 - 18
Lokasi pos : RUMAH di Km (YSD): 1,3 dari
pangkal ruas: MARSONJA.
Jembatan hilang/rusak
Gorong-gorong hilang/rusak
Jalan longsor
Lain-lain (jelaskan) :
Kalau tidak : - Berapa lama ruas jalan ini tidak dapat dilalui kendaraan roda 4?
Kira - kira sudah 1 bulan
- Kapan jalan ini diperkirakan akan dapat dilalui kendaraan roda 4?
Akhir A ril atau awal Mei
3. Nama pasar yang ada di sepanjang ruas jalan ini dan pasar lainnya yang mempengaruhi jumlah lalu lintas
pada ruas jalan ini.
* Tulis angkanya saja: Bila hari pasarnya tidak tetap setiap minggunya, catat frekwensinya (misalnya Pon,
Kliwon dsb, setiap tanggal 5 dan 15 tiap bulan)
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 313/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
4 BAHAN Nama Jenis Barang Pupuk, beras, solar dan obat - obatan
Volume BAHAN per Hari per Minggu per Bulan per Tahun
( Ton ) - - 118 -
Jumlah muatan normal per JENIS TRUK * Ringan Sedang Berat
pengangkut hasil (Ton) 4 8
Jumlah TRUK BERMUATAN * yang MASUK
per : Hari / Minggu / Bulan / Tahun 22 4
5 Tujuan HASIL M ed an
Asal / Sumber BAHAN Rantau Prapat
RUTE yang dilalui Truk :
an au - p. aru - saran - ne
Tahun ke 0 1 2 3 4 5
- Volume hasil (Ton)
8.000 10.000 12.000 14.000 16.000 16.000
- Volu me bahan ( Ton)
1.302 1.620 1.950 2.200 2.500 2.500
- Perubahan kapasitas
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 314/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
11 Tipe dan Lokasi Pengo- Yang ada sekarang Huller di A. Nabara +/- 6 Km.
12 lahan Produksi Tanaman Rencana dalam 5 tahun Industri Pengelolaan Hsl. Pert. Di Kanapon.
Kapan Proyek ini Mulai ? Bulan : April - Apakah sudah ada dananya ?
( Kel. Transmigran Pertama ) Tahun : 1977 / 78 ( sumber dananya ? )
17 PETA : Lokasi dan Batas Proyek, Nama dan No. Ruas Jalan, Lokasi Pemukiman ( SKP, SP ),
lokasi pengolahan tanaman, emplasemen, dan lain-lain. *
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 315/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
3 Lokasi Obyek Wisata ( nama desa Kp. Sei Raya, 13 Km dari Batu Tunggal
dan pal-km dari awal ruas )
8 Kalau lokasi obyek wisata bisa LHR Pick-up Sedan Bis Lainnya
dicapai oleh kendaraan roda - 4 , / Jeep
lak sanak an survai penghitungan Hari punc ak 40 15
lalu - lint as ( lihat tugas 2 D ) Bukan Har i puncak 5 1
9 Perkiraan Jumlah Wisatawan Jumlah Yang ada Rencana
yang datang per Hari Hari puncak 550
Bukan Hari puncak 75
10 Dari mana umumnya, tempat Setempat Ibu-kota Propinsi
asal wi satawan yang datang Ibu- kota Kabupaten X Kota di Propinsi lain
er satu ota sa a ) ota d a upaten a n anca-negara
- uar neger )
11 Dimana umumnya, para Di lokasi tempat Di luar lokasi obyek wisata
X
wisatawan tersebut menginap obyek wisata (jarak dari lokasi : . . . . . km)
12 Tipe Fasilitas / Sarana Pariwisata Jenis Fasilitas / Sarana Yang ada Rencana
di lokasi Obyek wisata 1. Hotel / Losmen ( jumlah Tempat-tidur ) 150 400
( Yang sudah tersedia dan yang 2. Restoran / Rumah Makan ( jumlah Meja ) 70 200
direnc anak an --> tahun . . . . . ) 3.
4.
5.
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 316/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
DA TA P ENDUDUK TA HUN : Des . 1993 ( * No. Ruas Jala n Utama Yang Dig unak an Oleh P enduduk Dus un Ybs. )
NAMA JUMLAH NO. NAMA JUMLAH NO.
KAMPUNG / DUSUN / RK PENDUDUK RUAS * KAMPUNG / DUSUN / RK PENDUDUK RUAS *
7. 16.
8. 17.
9. 3.720 J U M L A H ( 1 - 17 )
SIOPUK
SIOPUK
ke B. TOLU 8
SIBADAR PALAS
Ds. RANTO
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 317/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
Lalu-lintas Rendah dan Jalan Yang Tidak Bisa Dilalui Kendaraan Bermotor Hal. 1 : 2
DISURVAI TANGGAL
LABUHAN BATU HUBBAN LUBIS 25 - 3 - 1994
KABUPATEN OLEH SURVAI
NO. / PANJANG
NAMA RUAS 8 Marson a - Binan a Tolu RUAS (Km) 13,6
LOKASI SURVAI JARAK DARI
(NAMA PEMUKIMAN)
S Palas PANGKAL RUAS (Km) 3,5
NAMA + PEKERJAAN /
JABATAN RESP ONDEN J. Siman untak Petani / Pekebun
NAMA PASAR / PUSAT KEGIATAN JARAK PASAR UTAMA
UTAMA YANG DIGUNAKAN
P Lan a Pa un KE LOKASI SURVAI (Km) 29,7
JENIS ANGKUTAN YANG DIPAKAI CUACA PADA
SURVAIOR KE LOKASI SURVAI Se eda motor SAAT SURVAI Cerah
1 LALU - LINTAS
Berapa banyak kendaraan roda-4 ( Truk, Pick-up, Cuaca Hari Pasar Bukan Hari Pasar
Jeep ) yang biasanya lewat tiap hari dari lokasi Kemarau 13
survai ke jalan utama / pasar ? ( satu arah saja ) Hujan 0 0
2 ALASAN DAN LOKASI JALAN TERTUTUP
Apakah jalan ini terbuka sepanjang tahun bagi kendaraan roda-4 ? Ya Tidak
Ketika jalan tertutup untuk kendaraan roda-4 Jalan Sungai Lainnya Tidak
alternatif rute mana yang digunakan ? Setapak / Laut . . . . . . . ada
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 318/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
S8
5.1 Berapa lama biasanya musim Dari ( bulan ) Sampai ( bulan ) Jumlah bulan
penghujan di daerah ini ?
anuari A ril 4
5.2 Selama musim penghuja berapa Terus 5 kali
3 - 4 kali 1 - 2 kali
kali per bula jalan tertutup menerus atau lebih
khusus untuk kendaraan roda - 4 ?
>= 2 7 - 10 3 - 4 1 - 2 < 12
5.3 Berapa lama setiap kali jalan minggu hari hari hari jam
tertutup untuk kendaraan roda - 4 ?
0.0 A 26,2
pangkal ruas distudi
Pasar Pangkal ruas Ujung ruas
Pal Km Pal km
Nama pasar/pusat kegiatan
P Lan a Pa un 0.0 B
13,6
Panjang ruas distudi
Nama / Lokasi survai
Pal Km 3,5
S Palas
Penyebab Utama Jalan Tertutup Berlum ur
( lihat pertanyaan no. 2 )
7 RIWAYAT JALAN
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 319/320
8/10/2019 1.Pedoman Teknis Perencanaan Dan Penyusunan Program Jalan Kabupaten
http://slidepdf.com/reader/full/1pedoman-teknis-perencanaan-dan-penyusunan-program-jalan-kabupaten 320/320