Abstrak
Studi kelayakan proyek adalah kegiatan menganalisa, mengkaji dan menelilti berbagai aspek tertentu suatu
gagasan usaha / proyek yang akan dilaksanakan atau telah dilaksanakan, sehingga memberi gambaran layak
(feasible-go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu gagasan usaha / proyek apabila ditinjau dari manfaat
yang dihasilkan dari proyek / gagasan, dimana Peningkatan jalan merupakan penanganan guna memperbaiki
pelayanan mobilitas barang / jasa maupun hasil bumi, dimana pada proyek pengaspalan jalan ruas mowila –
baito ini berupa peningkatan struktural jalan dan geometriknya agar mencapai tingkat pelayanan yang
direncanakan atau dengan kata lain, peningkatan dilakukan untuk memperbaiki kondisi dengan kemampuan
tidak mantap atau kritis menjadi kondisi mantap. Paket Peningkatan Jalan Ruas Mowila – Baito adalah
merupakan ruas jalan kabupaten dengan fungsi sekunder yang merupakan rute penghubung langsung antara
Konsel – Kendari dan Konsel – Konawe, adapun menjadi tolak ukur untuk dilaksanakannya analisa kelayakan
proyek pada pekerjaan Pengaspalan Jalan Ruas Mowila - Baito yang terletak di Kabupaten Konawe Selatan yang
menjadi salah satu pusat lalu lintas bertujuan untuk meningkatkan taraf pertumbuhan ekonomi masyarakat di
tinjau dari segi Kelayakan Teknis.
Abstract
Project feasibility study is the activity of analyzing, studying and studying various aspects of a particular
business idea / project to be implemented or has been carried out, so as to give a feasible (no-feasible-go) or not
feasible (no-go) idea of a business / project if in terms of the benefits generated from the project / idea, where
road improvement is a treatment to improve the mobility services of goods / services and crops, where in the
pavement project the mowila-baito road is in the form of structural and road structural improvements in order to
reach the planned service level or with In other words, improvements are made to improve conditions with an
unstable or critical ability to become steady conditions. The Mowila - Baito Road Improvement Package is a
district road segment with a secondary function which is a direct connecting route between Konsel - Kendari and
Konsel - Konawe, to serve as benchmarks for conducting a project feasibility analysis on the asphalting work of
the Mowila - Baito Road Section in Konawe District South which is one of the traffic centers aims to improve
the level of economic growth of the community in terms of Technical Feasibility.
Usulan proyek/gagasan usaha tersebut dikaji, Ini menunjukkan bahwa dalam melakukan studi
diteliti, dan diselidiki dari berbagai aspek kelayakan akan melibatkan tim gabungan dari
tertentu apakah memenuhi persyaratan untuk berbagai ahli sesuai dengan bidangnya masing-
dapat berkembang atau tidak. Dalam studi masing seperti ekonom, hukum, psikolog,
kelayakan yang distudi (diteliti) misalnya aspek akuntan, perekayasa teknologi, dan sebagainya.
pemasaran, aspek tehnik, aspek proses termasuk
input, out put dan pemasaran, aspek komersial, Jika proyek yang dilakukan merupakan
aspek yuridis, aspek social budaya, aspek proyek investasi yang berorientasi laba, maka
paedagogis dan aspek ekonomi. studi kelayakan proyek adalah dalam rangka
menilai layak tidaknya proyek investasi yang
Sementara itu, Yacob Ibrahim (1998;1) dilakukan dapat memberikan keuntungan secara
mengemukakan bahwa Studi Kelayakan ekonomis. Tetapi jika proyek tersebut
(feasibility study) adalah kegiatan untuk merupakan proyek investasi yang tidak
menilai sejauh mana manfaat yang dapat berorientasi laba seperti proyek investasi untuk
diperoleh dalam melaksanakan suatu kegiatan lembaga-lembaga sosial maka studi kelayakan
usaha /proyek dan merupakan bahan proyek yang dilakukan adalah untuk menilai
pertimbangan dalam mengambil suatu layak atau tidaknya proyek tersebut dikerjakan
keputusan, apakah menerima atau menolak dari tanpa mempertimbangkan keuntungan secara
suatu gagasan usaha /proyek yang ekonomis.
direncanakan. Pengertian layak dalam penilaian
ini adalah kemungkinan dari gagasan Cakupan Studi Kelayakan
usaha/proyek yang akan dilaksanakan Pada umumnya studi kelayakan harus
memberikan manfaat (benefit), baik dalam arti mencakup :
financial benefit maupun dalam arti social 1. Analisis Kebutuhan
benefit. Layaknya suatu gagasan usaha/proyek 2. Analisis Teknis
dalam arti social benefit tidak selalu 3. Analisis Ekonomi
menggambarkan dalam arti financial benefit, 4. Analisis Finansial
hal ini tergantung dari segi penilaian yang 5. Kajian Lingkungan dan Sosial
dilakukan.
Analisis Kebutuhan bertujuan untuk
Dari kedua pendapat tentang pengertian memperkirakan kebutuhan atas pembangunan
Studi Kelayakan diatas dapatlah disimpulkan proyek tersebut yang biasanya diawali dengan
bahwa studi kelayakan adalah kegiatan kondisi eksisting dan permasalahan yang ada
menganalisa, mengkaji dan menelilti berbagai sehingga dapat disimpulkan bahwa proyek
aspek tertentu suatu gagasan usaha/proyek yang tersebut memang perlu dibangun.
akan dilaksanakan atau telah dilaksanakan,
sehingga memberi gambaran layak (feasible- Kelayakan Teknis
go) atau tidak layak (no feasible-no go) suatu Analisis Teknis dalam studi kelayakan
gagasan usaha/proyek apabila ditinjau dari dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
manfaat yang dihasilkan (benefit) dari kelayakan proyek dari aspek teknis. Aspek
proyek/gagasan usaha tersebut baik dari susut teknis adalah tinjauan investasi dari sudut
financial benefit maupun social benefit (Iwan pandang teknis. Tujuan analisis aspek teknis
Mardi; 2003). adalah agar proyek yang akan dibangun oleh
pemerintah diharapkan memenuhi aspek teknis
Studi kelayakan proyek merupakan suatu sehingga akan memudahkan baik dari segi
studi untuk menilai proyek yang akan perencanaan maupun operasional dan
dikerjakan di masa mendatang. Penilaian disini pemeliharaannya nanti. Parameter/kriteria yang
tidak lain adalah untuk memberikan digunakan dalam analisis meliputi kapasitas
rekomendasi apakah sebaiknya proyek yang proyek, analisis permintaan, durasi pelaksnaan
bersangkutan layak dikerjakan atau sebaiknya konstruksi, metode umum konstruksi, lokasi
ditunda dulu. Mengingat di masa mendatang proyek termasuk ketersediaan lahan serta data-
penuh dengan ketidakpastian, maka studi yang data penunjang, desain teknis dan teknologi
dilakukan tentunya akan melibatkan berbagai yang digunakan.
aspek dan membutuhkan pertimbangan-
pertimbangan tertentu untuk memutuskannya.
4
Untuk proyek infrastruktur yang diperkirakan memuat justi kasi bahwa teknologi tersebut
membutuhkan biaya yang besar selalu aman dan telah terbukti efisien.
dilakukan analisis kelayakan teknis baik itu
proyek melalui pendanaan APBN/APBD ALINYEMEN HORIZONTAL
maupun proyek kerjasama pemerintah badan Umum
usaha (KPBU). Adapun Aliyemen Horizontal terdiri dari
bagian:
Dengan adanya kajian studi kelayakan 1. Alinemen horisontal terdiri atas bagian lurus
secara teknis maka pemerintah akan dan bagian lengkung (disebut juga
mengetahui apakah proyek infrastruktur yang tikungan).
akan dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan 2. Perencanaan geometri pada bagian lengkung
serta kondisi yang ada di lapangan. dimaksudkan untuk mengimbangi gaya
sentrifugal yang diterima oleh kendaraan
Variabel - Variabel yang menentukan yang berjalan pada kecepatanVR.
Kelayakan Teknis 3. Untuk keselamatan pemakai jalan, jarak
pandang dan daerah bebas samping jalan
1. Data Umum terdiri dari : Kapasitas (size) harus diperhitungkan.
proyek, Analisis permintaan (demand
analysis) terhadap fasilitas yang akan Panjang Bagian Lurus
dibangun, Durasi pelaksanaan konstruksi, 1. Dengan mempertimbangkan faktor
Metode umum konstruksi. keselarnatan pemakai jalan, ditinjau dari
segi kelelahan pengernudi, maka panjang
2. Data Teknis, terdiri dari : Komponen dan maksimum bagian jalan yang lurus harus
kebutuhan opera- sional proyek, Desain ditempuh dalam waktu tidak lebih dari 2,5
teknis awal dari aset/fasilitas yang menit (sesuai VR).
diusulkan, Biaya investasi dan biaya 2. Panjang bagian lurus dapat ditetapkan dari
operasional proyek. Tabel 11.15.
Panjang Bagian Lurus Maximum
3. Lokasi Proyek, terdiri dari : Uraian tentang Fungsi (m)
lokasi proyek, Data geografi , hidrologi, Datar Perbukitan Pegunungan
kondisi eksisting dan drainase,
Pertimbangan dalam pemilihan lokasi Arteri 3.000 2.500 2.000
proyek, Komponen pendukung yang Kolektor 2.000 1.750 1.500
tersedia di sekitar lokasi proyek; dan Luas
lahan yang diperlukan serta status Tikungan
kepemilikan lahan proyek saat ini.
1. Bentuk bagian lengkung dapat berupa :
a. Spiral-Circle-Spiral (SCS);
4. Desain Teknis Awal (Basic Enginer- ing
b. full Circle (fC); dan
Design), terdiri dari : Layout Awal: berisi c. Spiral-Spiral (SS).
uraian ten- tang disain teknis atau layout dari
2. Superelvasi
proyek (yang disesuaikan dengan kebutuhan
a. Superelevasi adalah suatu kerniringan
dan karakteristik dari masing-masing
melintang di tikungan yang berfungsi
sektor), mencakup survei teknis untuk
mengimbangi gaya sentrifugal yang
melihat kondisi lapangan, mempertimbang
diterima kendaraan pada saat bedalan
-kan opsi-opsi desain alternatif, termasuk
melalui tikungan pada kecepatan VR.
ketidakpastian dalam proyeksi permintaan
serta berbagai ketidakpastian lain yang b. Nilai superelevasi maksimum ditetap
terkait dengan keadaan di sekitar lokasi - kan 10%.
proyek. 3. Jari-Jari Tikungan
4. Lengkung peralihan
5. Teknologi, berisi uraian tentang teknologi
yang dipilih, termasuk metode konstruksi, Pelebaran Jalur Lalu Lintas di Tikungan
logika penggunaannya serta analisis risiko Pelebaran pada tikungan dimaksudkan untuk
terhadap hambatan yang mungkin akan mempertahankan konsistensi geometrik jalan
dihadapi. Prastudi Kelayakan juga harus agar kondisi operasional Ialu lintas di tikungan
5
Lengkung Vertikal
6
di mana :
L = Panjang lengkung vertikal (m),
A = Perbedaan grade (m),
Jh = Jarak pandangan henti (m),
Y = Faktor penampilan kenyamanan,
didasarkan pada tinggi obyek 10 cm
dan tinggi mata 120 cm.
Landai Pendakian Maksimum
4. Y dipengaruhi oleh jarak pandang di malam 1. Lajur pendakian dimaksudkan untuk
hari, kenyamanan, dan penampilan. Y menampung truk-truk yang bermuatan berat
ditentukan sesuai Tabel 11.23. atau. kendaraan lain yang berjalan lebih
lambat dari kendaraan kendaraan lain pada
Tabel II. 23. Penentuan Faktor Penampilan umumnya, agar kendaraan kendaraan lain
Kenyamanan, Y dapat mendahului kendaraan lambat tersebut
tanpa harus berpindah lajur atau
Kecepatan Rencana Faktor Penampilan menggunakan lajur arah berlawanan.
(km/jam) Kenyamanan, Y 2. Lajur pendakian harus disediakan pada ruas
jalan yang mempunyai kelandaian yang
< 40 1,5 besar, menerus, dan volume lalu lintasnya
40-60 3 relatif padat.
> 60 8 3. Penempatan lajur pendakian harus dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Disediakan pada jalan arteri atau kolektor
5. Panjang lengkung vertikal bisa ditentukan
b. apabila panjang kritis terlampaui, jalan
langsung sesuai Tabel H.24 vang didasarkan
memiliki VLHR > 15.000 SMP/hari, dan
pada penampilan. kenyamanan, dan jarak
persentase truk > 15 %
pandang. Untuk Jelasnva llhat Gambar II.27
4. Lebar lajur pendakian sama dengan lebar
dan Gambar II.28
lajur rencana.
7
Klasifikasi Jalan
Klasifikasi Menurut Fungsi Jalan
1. Jalan Arteri
Jalan yang melayani angkutan utarna dengan
ciri-ciri pedalanan jarak jauh kecepatan rata-
rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi
secara efisien,
2. Jalan Kolektor
Jalan yang melayani angkutan
pengurnpul/pernbagi dengan ciri-ciri
perjalanan jarak sedang. kecepatan rata-rata
sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi,
3. Jalan Lokal
Jalan yang melayani angkutan setempat
dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat,
kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan
masuk tidak dibatasi.
perencanaan geometrik jalan yang tinggi 5 meter dan kedalaman 1,5 meter
memungkinkan kendaraan-kendaraan (Gambar 11.7).
bergerak dengan aman dan nyaman dalam
kondisi cuaca yang cerah, Ialu lintas yang
lengang, dan pengaruh samping jalan yang Ruang Manfaat Jalan (RAWASJA)
tidak berarti.sVR untuk masing masing Ruang Daerah Pengawasan Jalan (Ruwasja)
fungsi jalan dapat ditetapkan dari Tabel 11.6. adalah ruang sepanjang jalan di luar Rumaja
Untuk kondisi medan yang sulit, VR suatu yang dibatasi oleh tinggi dan lebar tertentu,
segmen jalan dapat diturunkan dengan syarat diukur dari sumbu jalan sebagai berikut
bahwa penurunan tersebut tidak lebih dari (Gambar 11.7) :
20 km/jam. 1. Jalan Arteri minimum 20 meter,
2. Jalan Kolektor minimum 15 meter,
Tabel II.6. Kecepatan Rencana, VR, 3. Jalan Lokal minimum 10 meter.
sesuai klasifikasi fungsi dan klasifikasi
medan jalan. Untuk keselamatan pemakai jalan, Dawasja di
Kecepatan Rencana, VR, km/jam daerah tikungan ditentukan oleh jarak pandang
Fungsi bebas.
Datar Bukit Pegunungan
Arteri 70- 120 60-80 40-70 Penampang Melintang
Kolektor 60-90 50-60 30-50
Komposisi Penampang Melintang
Penampang melintang jalan terdiri atas bagian-
Lokal 40-70 30-50 20-30 bagian sebagai berikut (lihat Gambar II. 8 s/d
Gambar II. 10) :
BAGIAN-BAGIAN JALAN 1. Jalur Ialu lintas
2. Median dan jalur tepian (kalau ada)
Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA)
3. Bahu
Ruang Manfaat Jalan (RUMAJA) dibatasi oleh
4. Jalur pejalan kaki;
(lihat Gambar II.7) :
5. Selokan
1. lebar antara batas ambang pengaman 6. Lereng.
konstruksi jalan di kedua sisi jalan, b)
tinggi 5 meter di atas permukaan
perkerasan pada sumbu jalan, dan c)
kedalaman ruang bebas 1,5 meter di
bawah muka jalan.
2. Tinggi 5 meter di atas permukaan
perkerasan pada sumbu jalan. Dan
3. Kedalaman ruang bebas 1,5 meter di
bawah muka jalan
Bahu Jalan
Keterangan : 1. Bahu Jalan adalah bagian jalan yang terletak
TB = Tidak Terbagi di tepi jalur Ialu lintas dan harus diperkeras
B = Terbagi (lihat Gambar Il.15).
2. Fungsi bahu jalan adalah sebagai berikut:
Lebar Jalur
Lebar jalur sangat ditentukan oleh jumlah dan a. Lajur lalulintas darurat, tempat berhenti
lebar laJur peruntukannya. Tabel II.6 sementara, dan atau tempat parkir
menunjukkan lebarialur dan bahuialan sesuai darurat;
VLHR-nya.Lebar jalur minimum adalah 4.5 b. ruang bebas samping bagi lalu lintas,
meter, memungkinkan 2 kendaraan kecil saling dan
berpapasan. Papasan dua kendaraan besar yang
Tabel II.7. Penentuan Lebar Jalur dan Bahu Jalan.
3.000-
7,0 2,0 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,5 7,0 1,5 6,0 1,0
10.000
10.001-
7,0 2,0 7,0 2,0 7,0 2,0 **) **) - - - -
25.000
Median
1. Median adalah bagian bangunan jalan yang
secara fisik memisahkan dua jalur lalu lintas
yang berlawanan arah.
2. Fungsi median adalah untuk: Gambar II.16. Median direndahkan dan
a. Memisahkan dua aliran Ialu lintas yang ditinggikan
berlawanan arah;
b. ruang lapak tunggu penyeberang jalan; Lingkup Penerjaan Perencanaan Geometrik
c. penempatan fasilitas jalan; Pekerjaan perencanaan geometrik jalan antar
d. tempat prasarana kerja sementara; kota meliputi 5 tahapan yang berurutan sebagai
e. penghijauan; berikut:
f. tempat berhenti darurat (jika cukup luas); 1. Melengkapan data dasar
g. cadangan lajur (jika cukup luas); dan 2. Identifikasi lokasi jalan
h. mengurangi silau dari sinar lampu 3. Penetapan kriteria perencanaan
kendaraan dari arah yang berlawanan. 4. Penetapan alinemen jalan yang optimal
3. Jalan 2 arah dengan 4 laJur atau lebih perlu 5. Pengambaran detail perencanaan geometrik
dilengkapi median. jalan dan pekerjaan tanah.
4. Median dapat dibedakan atas (libat Gambar
II.16):
a. Median direndahkan, terdiri atas jalur
tepian dan bangunan pemisah jalur yang
direndahkan.
b. Median ditinggikan, terdiri atas jalur
tepian dan bangunan permisah jalur yang
ditinggikan.
5. Lebar mirnimum median terdiri atas jalur
tepian selebar 0,25-0,50 meter dan bangunan
pemisah jalur, ditetapkan dapat dilihat
dalamTabel II.9.
6. Perencanaan median vang lebili rinci
mengacu pada Standar Perencanaan
PEMBAHASAN/HASIL berlubang dan mengalami ketidakrataan
Metodologi permukaan jalan (perkerasan tanpa penutup
aspal) di karenakan banyaknya kendaraan
Metodologi penulisan ini dilakukan dengan berjenis truk yang melintasi yang bermuatan
pendekatan kualitatif berdasarkan data yang lebih.
diperoleh. Pengumpulan data diperoleh dari
pihak-pihak terkait yang dianggap memiliki Data Umum
kompetensi dibidang pekerjaan jalan tersebut. Data Umum terdiri dari :
Data Sekunder diperoleh dari data literatur, baik Kapasitas Proyek : Meningkatkan
dari laporan teknis maupun penelusuran website Perekonomian Masyarakat
online. Pemilik Kegiatan : Dinas PU Kab. Konsel
Nama Kegiatan : Pengaspalan Jalan Ruas
Variabel Penelitian Mowila – Baito
Adapun variabel dalam penulisan ini Nilai Kontrak : Rp. 13.000.000.000,-
meliputi dari Segi Kelayakan Teknis pada Sumber Dana : APBD-P
Pekerjaan Pengaspalan Jalan Ruas Mowila- Waktu Pelaks. : 180 Hari Kalender
Baito Kab. Konawe Selatan untuk menentukan Penyedia Jasa : PT. Setia Kawan
Kelayakan mengacu pada Ktiteria Persyaratan Tahun Anggaran : 2019
Teknis Jalan berdasarkan Pedoman Standar
Perencanaan Geometrik Jalan Data Teknis
No.038/TBM/1997 dan Permen PUPR No. 19 Data Teknis, terdiri dari :
Tentang Kriteria Perencanaan Teknis Jalan. Panjang Penanganan : 4.38 Km
Jenis Perkerasan : Lentur
Gambaran Umum Lebar Badan Jalan : 6.00 meter
Penanganan jalan Mowila – Baito Struktur Pembentuk Jalan : Laston Lapis
merupakan salah satu ruas jalan yang Pondasi AC - BC,
membantu kegiatan perekonomian masyarakat LPA Kelas A, LPA
di Kabupaten Konsel yang lebih tepatnya yaitu Kelas B
pada Jalan Poros Mowila – Baito, ruas jalan ini Lebar Bahu Jalan : 1.00 meter dan
oleh masyarakat setempat berfungsi sebagai sebahagian Variasi
prasarana mobilisasi untuk menuju ke tempat Struktur Bahu Jalan : Timbunan Pilihan,
mereka bekerja, memenuhi kebutuhan Rabat Beton Fc’10
keseharian, serta mendistribusikan hasil Mpa (setara
perkebunan dan pertanian ke daerah sekitar. K-125).
Bangunan Pelengkap : Pasangan Batu
Mortar (Saluran)