1. Judul penelitian:
PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP UMUR LAYAN
DERMAGA.
2. Variabel:
a. Kendaraan: Type, Sumbu, Berat, dan Dimensi
b. Dermaga: Pondasi, Trestel, Fender, MB, Cat Walk
c. Kapal: DWT/GT, Alat Navigasi Kapal, SDM
d. Air: Pasang Surut, dan Gelombang
e. Asset: Pembangunana, Operasional, Pemeliharaan
3. Pendahuluan
Dalam beberapa hasil penelitian yang terangkum dalam jurnal penelitian , dari
peneliti-peneliti sebelumnya sudah banyak dibahas terkait dengan masalah
pengelolaan asset, bagiamana dengan menilai pasang surut air, gelombang,
dermaga, kendaraan, dan yang lainnya, dari hasil penelitian yang terdahalu
semuanya hanya melihat dari satu sisi saja yang dimana belum dapat
mengambungkan keseluruhannya, namun hasil penelitian-penelitian tersebut
sangan bermanfaat bagi penelitian ini, hal ini dikarenakan penelitian-penelitian
terdahulu telah dapat memberikan gambaran terkait apa, bagiamana, dan harus apa
yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih menyeluruh untuk
dapat menjadikan hasil penelitian ini menjadi bagian dari penelitian-penelitian
terdahulu dan dapat di kategorikan sebagai penelitian yang menemukan dan
mendapatkan ilmu yang baru atau biasa di sebut kebaharuan penelitian.
Pada penelitian kali ini banyak membahas tentang apa saja yang berpengaruh
terhdap kondisi dermaga Pelabuhan penyeberangan yang dimana pada penelitian
penelitian sebelumnya Sebagian besar membahas masalah bahan yang digunakan
untuk mendapatkan kuat tekan beton, kuat dan Tarik, mutu, waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan kuat tekan dan Tarik beton yang lebih baik, dan penelitian yang
sifat untuk menetukan bahan beton saja yang dapat digunakan untuk bahan
konstruksi pada masa masa yang akan datang, namun penelitian-penelitian
terdahulu sangat membantu sekali dalam menentukan arah penelitian ini, apa yang
harus menjadi point utama untuk penelitian ini setelah melihat dan membaca
penelitian-penelitian terdahulu.
4. Rumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada kelaikan baik dari sisi pengelolaan aset, keselamatan
dan fungsi dan untuk mengetahui umur layanan dari pada pelabuhan
penyeberangan sesuai dengan hasil kelaik funsi pelabuhan itu sendiri.
Permasalahan yang selama ini dihadapi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
maupun Badan Usaha Milik Negara dalam pengelolaan aset terutama pada aset
pelabuhan penyeberangan yaitu pengelolaan aset yang sesuai dengan ketentuan
yang ada, kondisi aset pelabuhan yang tidak diketahui kelaikannya yang dikaitkan
dengan pelayanan pelabuhan, kondisi aset pelabuhan dilihat dari fasilitas
keselamatan pengguna jasa yang dialakukan oleh pengelolah pelabuhan untuk
memenuhi standar keselamatan serta umur layanan dari aset dalam hal ini
pelabuhan penyeberangan yang tidak diketahui sama sekali.
Oleh karenanya, penelitian ini adalah untuk mengetahui kelaikan fungsi aset atau
bagunan pelabuhan penyeberangan, secara lebih rinci, rumusan masalah dituliskan
dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah kelebihan beban berpengaruh terhadapat dermaga penyeberangan?
2. Apakah kelebihan beban yang diterima dermaga penyeberangan berpengaruh
terhadap keselamatan pengguna jasa yang ada?
3. Apakah kelebihan beban yang diterima dermaga penyeberangan)
berpengaruh terhadap pelayanan pelabuhan yang ada?
4. Apakah kelebihan beban dermaga penyeberangan berpengaruh terhadap umur
layan dermaga pelabuhan yang ada?
5. Tinjauan Pustaka
Dalam pelayanan terhadap pengguna jasa maupun untuk meningkatkan
pengelolaan aset pelabuhan khususnya pelabuhan penyeberangan , maka terbitlah
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 39 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Minimum Pelabuhan Penyeberangan, sementara untuk
pengelolaan aset pemerintah khusus kementerian perhubungan diatur dengan
peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 59 Tahun 2018
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara Di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
Peraturan-peraturan tersebut diatas pada prinsipnya hanya untuk bagaimana
pelayanan secara minimal dapat terpenuhi untuk melayani pengguna jasa
pelabuhan penyeberangan, serta bagaimana memenuhi pengelolaan aset negara,
namun hal ini tidak secara rinci diurai dalam peraturan tersebut
Selain itu munculnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menambah banyaknya persoalan yang di hadapi oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pengelolaan aset, hal ini dalam
peraturan yang ada belum disiapkan atau dilengkapi dengan petauran atau petunjuk
teknis pelaksanaannya, sehing menambah persoalan pengelolaan aset terasa makin
rumit.
Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara merupakan tahapan penting
dalam pengelolaan BMN. Dengan ditetapkannya keputusan penetapan status
penggunaan BMN, maka Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang
mendapatkan penguasaan dalam penggunaan BMN untuk menyelenggarakan tugas
dan fungsinya sebagai instansi pemerintah sehingga BMN yang diperoleh atas
beban APBN atau perolehan lainnya yang sah dapat digunakan secara optimal
untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, menurut Hamdi
(2015).
6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif, untuk kunatitatif dilakukan untuk mendapatkan data
ataupun hasil lapangan baik wawancara/kuisioner, sementara kualitatif dilakukan
untuk pengelolaan data yang sifatnya hasil observasi atau pengambilan data
lapangan langsung pada obyek yang menjadi bahan penelitian.
Sementara untuk mendapatkan data ril lapangan dilakukan, wawancara,
penggunaan kuisioner, dan pengambilan data atau sampel secara langsung di
lapangan seperti, uji kekuatan beton, uji korositas, uji fleksibilatas,
a. Alir bagan penelitian untuk data primer (kualitatif)
Rumusan Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Data Primer
Data Dermaga
Data Kendaraan
Data Air
Analisa Data
Hasil
Rumusan Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Data Sekunder
Data Kapal
Data Asset
Data SDM
Analisa Data
Hasil
7. Daftar Pustaka