Anda di halaman 1dari 13

PRA PROPOSAL DISERTASI

1. Judul penelitian:
PENGARUH BEBAN BERLEBIH TERHADAP UMUR LAYAN
DERMAGA.

2. Variabel:
a. Kendaraan: Type, Sumbu, Berat, dan Dimensi
b. Dermaga: Pondasi, Trestel, Fender, MB, Cat Walk
c. Kapal: DWT/GT, Alat Navigasi Kapal, SDM
d. Air: Pasang Surut, dan Gelombang
e. Asset: Pembangunana, Operasional, Pemeliharaan

3. Pendahuluan
Dalam beberapa hasil penelitian yang terangkum dalam jurnal penelitian , dari
peneliti-peneliti sebelumnya sudah banyak dibahas terkait dengan masalah
pengelolaan asset, bagiamana dengan menilai pasang surut air, gelombang,
dermaga, kendaraan, dan yang lainnya, dari hasil penelitian yang terdahalu
semuanya hanya melihat dari satu sisi saja yang dimana belum dapat
mengambungkan keseluruhannya, namun hasil penelitian-penelitian tersebut
sangan bermanfaat bagi penelitian ini, hal ini dikarenakan penelitian-penelitian
terdahulu telah dapat memberikan gambaran terkait apa, bagiamana, dan harus apa
yang dilakukan untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih menyeluruh untuk
dapat menjadikan hasil penelitian ini menjadi bagian dari penelitian-penelitian
terdahulu dan dapat di kategorikan sebagai penelitian yang menemukan dan
mendapatkan ilmu yang baru atau biasa di sebut kebaharuan penelitian.
Pada penelitian kali ini banyak membahas tentang apa saja yang berpengaruh
terhdap kondisi dermaga Pelabuhan penyeberangan yang dimana pada penelitian
penelitian sebelumnya Sebagian besar membahas masalah bahan yang digunakan
untuk mendapatkan kuat tekan beton, kuat dan Tarik, mutu, waktu yang diperlukan
untuk mendapatkan kuat tekan dan Tarik beton yang lebih baik, dan penelitian yang
sifat untuk menetukan bahan beton saja yang dapat digunakan untuk bahan
konstruksi pada masa masa yang akan datang, namun penelitian-penelitian
terdahulu sangat membantu sekali dalam menentukan arah penelitian ini, apa yang
harus menjadi point utama untuk penelitian ini setelah melihat dan membaca
penelitian-penelitian terdahulu.

4. Rumusan Masalah
Penelitian ini berfokus pada kelaikan baik dari sisi pengelolaan aset, keselamatan
dan fungsi dan untuk mengetahui umur layanan dari pada pelabuhan
penyeberangan sesuai dengan hasil kelaik funsi pelabuhan itu sendiri.
Permasalahan yang selama ini dihadapi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
maupun Badan Usaha Milik Negara dalam pengelolaan aset terutama pada aset
pelabuhan penyeberangan yaitu pengelolaan aset yang sesuai dengan ketentuan
yang ada, kondisi aset pelabuhan yang tidak diketahui kelaikannya yang dikaitkan
dengan pelayanan pelabuhan, kondisi aset pelabuhan dilihat dari fasilitas
keselamatan pengguna jasa yang dialakukan oleh pengelolah pelabuhan untuk
memenuhi standar keselamatan serta umur layanan dari aset dalam hal ini
pelabuhan penyeberangan yang tidak diketahui sama sekali.
Oleh karenanya, penelitian ini adalah untuk mengetahui kelaikan fungsi aset atau
bagunan pelabuhan penyeberangan, secara lebih rinci, rumusan masalah dituliskan
dalam pertanyaan sebagai berikut:
1. Apakah kelebihan beban berpengaruh terhadapat dermaga penyeberangan?
2. Apakah kelebihan beban yang diterima dermaga penyeberangan berpengaruh
terhadap keselamatan pengguna jasa yang ada?
3. Apakah kelebihan beban yang diterima dermaga penyeberangan)
berpengaruh terhadap pelayanan pelabuhan yang ada?
4. Apakah kelebihan beban dermaga penyeberangan berpengaruh terhadap umur
layan dermaga pelabuhan yang ada?
5. Tinjauan Pustaka
Dalam pelayanan terhadap pengguna jasa maupun untuk meningkatkan
pengelolaan aset pelabuhan khususnya pelabuhan penyeberangan , maka terbitlah
Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 39 Tahun 2015
tentang Standar Pelayanan Minimum Pelabuhan Penyeberangan, sementara untuk
pengelolaan aset pemerintah khusus kementerian perhubungan diatur dengan
peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 59 Tahun 2018
tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengelolaan Barang Milik Negara Di Lingkungan
Kementerian Perhubungan.
Peraturan-peraturan tersebut diatas pada prinsipnya hanya untuk bagaimana
pelayanan secara minimal dapat terpenuhi untuk melayani pengguna jasa
pelabuhan penyeberangan, serta bagaimana memenuhi pengelolaan aset negara,
namun hal ini tidak secara rinci diurai dalam peraturan tersebut
Selain itu munculnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah menambah banyaknya persoalan yang di hadapi oleh
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dalam pengelolaan aset, hal ini dalam
peraturan yang ada belum disiapkan atau dilengkapi dengan petauran atau petunjuk
teknis pelaksanaannya, sehing menambah persoalan pengelolaan aset terasa makin
rumit.
Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara merupakan tahapan penting
dalam pengelolaan BMN. Dengan ditetapkannya keputusan penetapan status
penggunaan BMN, maka Pengguna Barang dan Kuasa Pengguna Barang
mendapatkan penguasaan dalam penggunaan BMN untuk menyelenggarakan tugas
dan fungsinya sebagai instansi pemerintah sehingga BMN yang diperoleh atas
beban APBN atau perolehan lainnya yang sah dapat digunakan secara optimal
untuk melaksanakan tugas dan fungsi Kementerian/Lembaga, menurut Hamdi
(2015).

Sementara meurut Edy Nasrudin (2015) bahwa Efektifitas Sistem Informasi


Manajemen dan Akutansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN) Terhadap
Pengelolaan Aset Negara bahwa Implementasi Sistem Informasi Manajemen
Akuntansi Barang Milik Negara jika dilihat dari sisi user atau pengguna, telah
berjalan dengan efektif dengan catatan pegawai yang ditempatkan sebagai operator
sistem memiliki bekal pengetahuan yang memadai dalam mengoperasikan aplikasi
(SIMAK-BMN). Efektif disini dalam arti (SIMAK-BMN) dapat dengan mudah
digunakan oleh pengguna dalam melakukan pendokumentasian ataupun
penatausahaan terhadap barang-barang milik negara yang mereka Kelola dengan
baik dan minim error. (SIMAK-BMN) cukup berguna dalam mengkonsolidasikan
laporan barang milik negara yang bermacam-macam dan SIMAK-BMN cukup
berkualitas karena dapat bertahan lebih dari 1 (satu) dasawarsa dengan output yang
tidak sedikit.
Pentingnya pelayanan kepda pengguna jasa pelabuhan penyeberangan serta
pengelolaan aset yang baik dan benar tentunya diharapkan untuk dapat menambah
tingkat pelayanan dari pada aset itu sendiri dan pelayanannya, umur layanan dari
pada aset juga perlu juga diperhatikan hal ini dalakukan untuk bagaimana aset
tersebut dapat meningkatkan umur layanannya sehingga dapat berfunsi maksimal
hal ini sangat penting untuk keberlangsungan dari pada tingkat layanan dari aset
yang ada.
Untuk penelitian mengenai kelaikan fungsi bangunan pelabuhan penyeberangan
sampai saat ini belum ada dilakuka namun penelitian-penelitian mengenai
manajemen aset, penilaian kinerja fasilitas pelabuhan penyeberangan, umur
layanan suatu bangunan atapun kondisi pelayanan manajemen keselamatan
pelabuhan sudah banyak di lakukan, beberapa penelitian yang dilakukan sebelum.
Endang Widayanti (2010) dalam penelitiannya tentang “Pengaruh Manajemen
Aset Terhadap Optimalisasi Pemanfaatan Aset Tetap Pemerintah Daerah”, hail dari
penelitian ini dalam pengujian hipotesa mengindikasi bahwa optimalisasi
pemanfaatan aset pemerintah Daerah Kabupaten Sragen dipengaruhi oleh
inventarisasi aset yang dilakukan dan juga dipengaruhi oleh identifikasi aset yang
dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sragen.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (disingkat


UUBG) dan wajib dipenuhi mulai tahun 2010. Namun demikian, meski telah
diamanatkan dalam UUBG, hingga saat ini masih sering ditemui kejadian
kebakaran pada bangunan gedung dan masih ditemukan bangunan yang sudah
beroperasi tapi belum sepenuhnya memenuhi persyaratan SLF tersebut. Dalam
Peraturan Menteri PU-PR NOMOR 27/PRT/M/2018 tentang Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung, Sertifikat Laik Fungsi Bangunan Gedung yang selanjutnya
disingkat SLF memiliki pengertian yaitu sertifikat yang diterbitkan oleh pemerintah
daerah kecuali untuk bangunan gedung fungsi khusus oleh Pemerintah untuk
menyatakan kelaikan fungsi suatu bangunan gedung baik secara administratif
maupun teknis, sebelum pemanfaatannya.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010 Pelabuhan adalah tempat
yang terdiri atas daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu sebagai
tempat kegiatan pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau bongkar muat
barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra-dan antarmoda transportasi, sementara
pengertian terminal sendiri adalah Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri
atas kolam sandar dan tempat kapal bersandar atau tambat, tempat penumpukan,
tempat menunggu dan naik turun penumpang, dan/atau tempat bongkar muat
barang.
Menurut Soemartono (2010) pelabuhan (port) merupakan suatu daerah perairan
yang terlindung dari gelombang dan digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal
maupun kendaraan air lainnya yang berfungsi untuk menaikkan atau menurunkan
penumpang, barang maupun hewan, reparasi,pengisian bahan bakar dan lain
sebagainya yang dilengkapi dengan dermagatempat menambatkan kapal, kran-kran
untuk bongkar muat barang, gudangtransito, serta tempat penyimpanan barang
dalam waktu yang lebih lama,sementara menunggu penyaluran ke daerah tujuan
atau pengapalan selanjutnya.Selain itu, pelabuhan merupakan pintu gerbang serta
pemelancar hubungan antar daerah, pulau bahkan benua maupun antar bangsa yang
dapat memajukan daerahbelakangnya atau juga dikenal dengan daerah
pengaruh.Daerah belakang ini merupakan daerah yang mempunyai hubungan
kepentingan ekonomi, sosial,maupun untuk kepentingan pertahanan yang dikenal
dengan pangkalan militer Angkatan laut (Rahman, 2011).
Edward Marpaung (2013) dalam penelitiannya yang berjudul “Starategi
Peningkatan Pelayanan Pelabuhan Dalam Mendukung Sitem Logistik Nasional”
mendapatkan hasil bahwa Pelabuhan masih sangat rendah pelayanannya terhadap
pelayanan logistic disebabkan antara lain terbatasnya prasarana pelabuhan, kualitas
kinerja operasional pelabuhan yang masih rendah, kurangnya keterpaduan
penyelenggaraan transportasi antarmoda dan belum optimalnya kualitas sumber
daya manusia pelabuhan.
Irawati Andriani dan Dwi Heriwibowo (2014) dalam penelitian yang berjudul
“Evaluasi Fasilitas Keselamatan Angkutan Penyeberangan di Pelabuhan Kendari”
dengan hasilnya Fasilitas keselamatan di Pelabuhan Penyeberangan Kendari berupa
fasilitas perairan yang terdiri atas alur pelayaran, fasilitas sandar kapal/dermaga,
fasilitas bongkar muat kapal, perairan tempat labuh, dan kolam pelabuhan telah
tersedia, namun pemeliharaan fasilitas keselamatan di perairan perlu dilakukan
perawat jika ingin tertap memenuhi standar yang ada.
Darmadi, Muhammad Zainul Arifin, dan Imam Widyawati Agustin (2016) dalam
penelitiannya “Kajian Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Terhadap Kinerja
Pelayanan Angkutan Penyeberangan Lintas Kariangau – Penajam, Balikpapan”
diperoleh hasil sebagai berikut bahwa tingkat kepuasan pengguna jasa terhadap
kinerja pelayanan angkutan penyeberangan lintas Kariangau – Penajam,
Balikpapan berdasarkan persepsi pengguna jasa dengan adanya perubahan pola
operasional kapal dari pola 8:4 (8 kapal operasi dan 4 standby) menjadi pola 10:2
(10 kapal operasi dan 2 standby) dan mendapatkan solusi alternatif untuk mengatasi
permasalahan yang masih ada setelah diberlakukannya system operasional kapal
yang baru. Kajian ini menggunakan metode Importance-Performance Analysis
(IPA) dan Customer Satisfaction Index (CSI). Hasil analisis kuadran IPA, atribut
pelayanan yang menjadi prioritas utama untuk diperbaiki kinerjanya adalah atribut
kebersihan kamar mandi/WC di kapal, ketepatan waktu tiba di pelabuhan tujuan,
ketepatan waktu lamanya perjalanan, kondisi sirkulasi udara di kapal dan peragaan
pemakaian alat keselamatan di kapal. Hasil perhitungan CSI berdasarkan persepsi
pengguna jasa diperoleh nilai 69% yang merepresentasikan bahwa penilaian
pengguna jasa terhadap kinerja pelayanan angkutan penyeberangan lintas
Kariangau – Penajam masuk dalam kategori Puas.
(Sidha Pangesti A, Mamok Suprapto, Winny Astuti, 2018) “Penilaian Kinerja
Komponen Bangunan Sisi Darat Pelabuhan Penyeberangan di Pelabuhan Merak”
diperoleh hasil dari penelitian tersebut adalah Pelabuhan Merak Kondisi komponen
dan subkomponen pelabuhan Merak semakin hari mengalami penurunan.
Seringkali terjadi suatu ketidaksesuaian antara OPP Merak dengan PT. ASDP
dalam menangani komponen yang memerlukan pemeliharaan maupun perbaikan.
Kondisi ini menarik untuk diteliti agar dapat memberikan gambaran dalam
penyusunan program pemeliharaan dan perbaikan terutama untuk komponen-
komponen pokok sisi darat pelabuhan. Dalam penelitian ini hanya menganalisis
komponen sisi darat. Data primer dan data sekunder diperoleh dari kantor OPP
Merak. Metode yang digunakan adalah Metode Analisis Hirarki Proses. Hasil
analisis menunjukkan ada 23 komponen pokok yang berada di Pelabuhan Merak.
Kinerja komponen tersebut berada pada kondisi 94,98-100% yang menunjukkan
dalam kondisi rusak ringan. Hasil AHP menunjukkan urutan prioritas penanganan
bangunan pelabuhan.
(Haryanto, 2017) “Identifikasi Kegagalan Moving Bridge System Dermaga
Penyeberangan Roro Air Putih Kabupaten Bengkalis” Analisa menunjukkan bahwa
terdapat 14 bentuk kegagalan yang memiliki potensi terjadinya functional failures
pada sistem hidrolik di dermaga. resiko yang diberikan dalam FTA menunjukkan
bahwa komponen kritis yang perlu mendapatkan prioritas utama/ memiliki tingkat
kepentingan tinggi untuk diperhatikan adalah kegagalan pada konduktor berupa
pipa / selang dan strainer, dan Kegiatan perbaikan sistem hidrolik harus mengikuti
sistematika perbaikan secara umum.
(Sulardi, 2017) dalam penelitiannya yang berjudul “Menentukan Condition Grade
Kerusakan Struktur Bangunan Beton Dermaga Dengan Inspeksi Teknik dan
Metode Perbaikannya” dengan hasil menunjukan penurunan kuat tekan beton
eksisting 18%. Kedalaman laminating mencapai kedalaman 14 mm dan spalling
mencapai kedalaman 24 mm dengan kondisi tulangan beton korosif. Kualitas inti
beton dengan UVPT 3.6-4.2 dan dalam kondisi baik, tebal selimut beton rata-rata
22 Cm dan karbonasi selimut beton diarea splash zone telah mencapai 6.8 mm dan
diarea tidak terpercik air 1.5 mm. Terhadap temuan kondisi kerusakan dan
penurunan condition grade telah direkomendasi perbaikan struktur bangunan beton
dermaga dengan metode chipping permukaan beton terkarbonasi, penggantian
tulangan beton terkorosi, grouting menggunakan spesifikasi material flowable
microconcrete, perbaikan ikatan beton dengan bonding agent dan proteksi beton
dengan spesifikasi material mastic coat.
(Stania Ekarista Bitty Sjachrul Balamba, Alva N. Sarayar, 2015) dalam penelitian
berjudul “Analisis Kelelahan Struktur Pada Tiang Pancang Di Dermaga Amurang
Dengan Metode S-N Curve” dengan hasil bahwa didapat umur bangunan dari
Kurva S-N untuk kurva X yaitu 29.8 tahun, 81.2 tahun, 247.6 tahun, 310.5 tahun,
844.9 tahun,2546.1 tahun, 3129.3 tahun. Dan kurva X’ yaitu 15.4 tahun, 36.3 tahun,
94.1 tahun, 114.1 tahun, dan 268.4 tahun, 688.4 tahun, 820.9 tahun.
(Koinonia Septrosha Vera Nelwan, Sjachrul Balamba, Alva N. Sarayar, 2015)
“Analisis kelelahan dilakukan dengan metode Fracture Mechanics (FM) atau
mekanika retakan yang hasilnya digunakan untuk menghitung umur kelelahan
akibat beban berulang yang terjadi. Dan diperoleh umur kelelahan untuk tinggi
gelombang Hz = 0,79 m, 1,13 m, 1,47 m, 1,81 m, 2,15 dan 3,0 m umur bangunan
adalah 146052,3 tahun, 26856,6 tahun, 5905,1 tahun, 1405,1 tahun, 373,9 tahun
dan 21,99 tahun.

6. Metode Penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini menggunakan metode penelitian
kuantitatif dan kualitatif, untuk kunatitatif dilakukan untuk mendapatkan data
ataupun hasil lapangan baik wawancara/kuisioner, sementara kualitatif dilakukan
untuk pengelolaan data yang sifatnya hasil observasi atau pengambilan data
lapangan langsung pada obyek yang menjadi bahan penelitian.
Sementara untuk mendapatkan data ril lapangan dilakukan, wawancara,
penggunaan kuisioner, dan pengambilan data atau sampel secara langsung di
lapangan seperti, uji kekuatan beton, uji korositas, uji fleksibilatas,
a. Alir bagan penelitian untuk data primer (kualitatif)

Rumusan Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data

Data Primer

Data Dermaga
Data Kendaraan
Data Air

Uji Validitas Data

Analisa Data

Hasil

b. Alir bagan penelitian untuk data primer (kuantitatif)

Rumusan Masalah
Studi Pustaka
Pengumpulan Data

Data Sekunder

Data Kapal
Data Asset
Data SDM

Analisa Data

Hasil
7. Daftar Pustaka

(Saleh et al., 2009) ANALISIS KELELAHAN STRUKTUR ANTAR TIANG


PANCANG PADA ANJUNGAN LEPAS PANTAI TIPE STS DI SELAT
MAKASSAR DENGAN METODE FRACTURE MECHANICS. (2016). TEKNO.
Analisis Kelelahan Struktur Pada Tiang Pancang Di Dermaga Amurang Dengan Metode
S-N Curve. (2015). TEKNO.
Antoh, A. (2017). Pengaruh Manajemen Aset Dalam Optimalisasi Aset Tetap (Tanah dan
Bangunan) Pemerintah Daerah (Studi di Kabupaten Paniai). Jumabis.
Arianto, D. (2020). Evaluasi Pencapaian Standar Pelayanan di Pelabuhan Balikpapan.
Jurnal Penelitian Transportasi Laut. https://doi.org/10.25104/transla.v16i4.35
Asaithambi, G., Kuttan, M. O., & Chandra, S. (2016). Pedestrian Road Crossing
Behavior Under Mixed Traffic Conditions: A Comparative Study of an Intersection
Before and After Implementing Control Measures. Transportation in Developing
Economies. https://doi.org/10.1007/s40890-016-0018-5
Bevilacqua, M., & Braglia, M. (2000). Analytic hierarchy process applied to maintenance
strategy selection. Reliability Engineering and System Safety.
https://doi.org/10.1016/S0951-8320(00)00047-8
Bifulco, F., D’Auria, A., Amitrano, C. C., & Tregua, M. (2018). Crossing technology
and sustainability in cities’ development. Sustainability Science.
https://doi.org/10.1007/s11625-018-0548-3
Chairunnisa, C., & Sunarto, S. (2019). Kajian Evaluasi Kinerja Pelayanan Bongkar Muat
Barang di Pelabuhan Kendari. Warta Penelitian Perhubungan.
https://doi.org/10.25104/warlit.v24i5.1029
Chomaedhi, C., Affandhie, R. B. A., Indratmo, D., & Rissandy, D. (2017). Modifikasi
Perencanaan Dermaga General Cargo dengan Kapasitas Kapal 10.000 DWT di
Kabupaten Sampang, Madura. Jurnal Aplikasi Teknik Sipil.
https://doi.org/10.12962/j2579-891x.v15i1.3152
Dwitama, N. F., Fadillah, A., & Manullang, S. (2019). Desain Model Fasilitas Dermaga
Penumpang: Sebuah Konsep Berbasis Standar Pelayanan Minimum. Jurnal
Penelitian Transportasi Laut, 21(1), 20–29.
https://doi.org/10.25104/transla.v21i1.990
Field, A. (2012). Mixed Factorial ANOVA Introduction Two-Way Mixed ANOVA using
SPSS. Discovering Statistics with R.
Handoyo, G., & Suryoputro, A. A. . (2015). Kondisi Arus dan Gelombang Pada Berbagai
Kondisi Morfologi Pantai di Perairan Pantai kendal Provinsi Jawa Tengah. Jurnal
Kelautan Tropis. https://doi.org/10.14710/jkt.v18i1.511
Hartono, H., Hartoko, A., Suhendro, B., & Priyosulistyo, H. (2012). Analisis Penempelan
Biota Laut Pada Beton Dan Diffusivitas Air Laut Pada Beton. In Simposium
Nasional RAPI XI FT UMS.
Haryanto, E. (2017). Identifikasi Kegagalan Moving Bridge System Dermaga
Penyeberangan Roro Air Putih Kabupaten Bengkalis. Kapal.
https://doi.org/10.14710/kpl.v14i2.13030
Hoe Goh, B., Subramaniam, K., Tuck Wai, Y., & Ali Mohamed, A. (2012).
PEDESTRIAN CROSSING SPEED: THE CASE OF MALAYSIA. International
Journal for Traffic and Transport Engineering.
https://doi.org/10.7708/ijtte.2012.2(4).03
Juarti, E. R., & Noorlaelasari, Y. (2017). Investigasi Keandalan Struktur Beton Bertulang
Dengan Alat Pundit Lab Pada Bangunan Gedung Penunjang Pendidikan. Potensi :
Jurnal Sipil Politeknik. https://doi.org/10.35313/potensi.v19i2.902
Kevin, K., Leman, S., & Setiawan, N. I. (2019). OPTIMALISASI JARAK ANTAR PILE
CAP DI TRESTLE DENGAN STUDI KASUS PADA PELABUHAN BONTANG.
JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil. https://doi.org/10.24912/jmts.v2i2.4291
Kusanti, N. D., & Herison, A. (2018). ANALISA BEBAN KENDARAAN TERHADAP
UMUR SISA PERENCANAAN DI RUAS JALAN LINTAS PANTAI TIMUR
SUMATERA (SUKADANA-MENGGALA). Jurnal Aplikasi Teknik Sipil.
Mutholib, A. (2019). Kajian Fasilitas Keselamatan Kapal Pada Lintas Penyebrangan 35
Ilir - Muntok. Warta Penelitian Perhubungan.
https://doi.org/10.25104/warlit.v25i2.715
Novico, F., & Priohandono, Y. A. (2016). ANALYSIS OF EROSION AND
SEDIMENTATION PATTERNS USING SOFTWARE OF MIKE 21 HDFM-MT
IN THE KAPUAS MURUNG RIVER MOUTH CENTRAL KALIMANTAN
PROVINCE. BULLETIN OF THE MARINE GEOLOGY.
https://doi.org/10.32693/bomg.27.1.2012.44
Pachakis, D., & Kiremidjian, A. S. (2003). Ship traffic modeling methodology for ports.
Journal of Waterway, Port, Coastal and Ocean Engineering.
https://doi.org/10.1061/(ASCE)0733-950X(2003)129:5(193)
Prayitno, N. (2015). Studi Pengaruh Penggunaan Air Payau Dalam Mix Design Beton.
Konstruksia, 7, 67–75.
Rachman, M. M., Armono, H. D., & Sambodho, K. (2013). KOMPARASI METODE
DAYA DUKUNG AXIAL PADA TIANG PANCANG TUNGGAL (STUDI
KASUS JETTY BARGE LOADING CONVEYOR, MEULABOH). Jurnal
Kelautan Nasional. https://doi.org/10.15578/jkn.v8i2.6225
Rauf, A., & Crawford, R. H. (2015). Building service life and its effect on the life cycle
embodied energy of buildings. Energy.
https://doi.org/10.1016/j.energy.2014.10.093
Ruslan, A. F. (2014). Kepadatan dan Keragaman Macrobiofouling pada Dermaga Beton
dan Dermaga Kayu di Pulau Balanglompo. Kec. Mattiro Sompe. Kab. Pangkep. In
Skripsi.
Saleh, S. M., Tamin, O. Z., Sjafruddin, A., & Frazila, R. B. (2009). Pengaruh Muatan
Truk Berlebih Terhadap Biaya Pemeliharaan Jalan. Jurnal Transportasi.
Sari, D. N. (2014). Analisa Beban Kendaraan Terhadap Derajat Kerusakan Jalan Dan
Umur Sisa. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan.
Sentosa, L., & Roza, A. A. (2012). Analisis Dampak Beban Overloading Kendaraan pada
Struktur Rigid Pavement Terhadap Umur Rencana Perkerasan (Studi Kasus Ruas
Jalan Simp Lago – Sorek Km 77 S/D 78). Jurnal Teknik Sipil, 19(2), 161.
https://doi.org/10.5614/jts.2012.19.2.7
Simanjuntak, G. I., Pramusetyo, A., Riyanto, B., & Supriyono. (2014). Analisis Pengaruh
Muatan Lebih (Overloading) Terhadap Kinerja Jalan dan Umur Rencana Perkerasan
Lentur (Studi Kasus Ruas Jalan Raya Pringsurat, Ambarawa-Magelang). Jurnal
Karya Teknik Sipil.
Somalinggi, D. C., Mudrikah, M., & Idrus, M. (2019). Evaluasi Kekuatan Struktur
Dermaga setelah Perkuatan di Pelabuhan Ambon untuk Proses Unloading Container
Crane. Jurnal Penelitian Enjiniring. https://doi.org/10.25042/jpe.052019.01
Sukaarta, I., Sompie, B., & Tarore, H. (2012). ANALISIS RESIKO PROYEK
PEMBANGUNAN DERMAGA STUDY KASUS DERMAGA PEHE DI
KECAMATAN SIAU BARAT KABUPATEN KEPULAUAN SITARO. Jurnal
Ilmiah Media Engineering.
Sulardi, S. (2017). Menentukan Condition Grade Kerusakan Struktur Bangunan Beton
Dermaga Dengan Inspeksi Teknik dan Metode Perbaikannya. JST (Jurnal Sains
Terapan). https://doi.org/10.32487/jst.v3i2.263
Widiasanti, I., & Nugraha, R. E. M. (2017). Kajian Pengelolaan Pemeliharaan dan
Perawatan Gedung Perguruan Tinggi: Studi Kasus Universitas Negeri Jakarta.
Jurnal Teknologi Rekayasa. https://doi.org/10.31544/jtera.v1.i1.2016.41-46
Yanmaz, A. M., & Apaydin, M. (2012). Bridge scour risk assessment and
countermeasure design. Journal of Performance of Constructed Facilities.
https://doi.org/10.1061/(ASCE)CF.1943-5509.0000254
Yanti, D., Gunawan, I., & Hisyam, E. S. (2018). PERENCANAAN STRUKTUR
DERMAGA PELABUHAN TANJUNG GUDANG BELINYU KABUPATEN
BANGKA. FROPIL (Forum Profesional Teknik Sipil).
https://doi.org/10.33019/fropil.v6i1.1261
(Arianto, 2020)(Antoh, 2017)(Mutholib, 2019)(Novico & Priohandono,
2016)(Handoyo & Suryoputro, 2015)

Anda mungkin juga menyukai