DAN
SUMBER DAYA MANUSIA DI PELABUHAN
DI PELABUHAN
1
TENAGA KERJA BONGKAR MUAT (TKBM)
DAN SUMBERDAYA MANUSIA DI PELABUHAN
Oleh : Ir. SUGIYONO
Abstraksi
Dalam kertas kerja ini disajikan secara garis besar tentang Tenaga Kerja
Bongkar Muat (TKBM) yang memiliki peran pokok dalam pencapaian kinerja
kegiatan bongkar muat barang dari dan ke kapal di pelabuhan serta gambaran
umum tentang Sumber Daya Manusia (SDM) yang sangat berperan pada
seluruh aktivitas di pelabuhan. Pada dasarnya Tenaga Kerja Bongkar Muat
merupakan bagian yang tak terpisahkan dari Sumber Daya Manusia di
pelabuhan secara umum yang karena fungsi dan perannya di pelabuhan lebih
specific dibidang bongkar muat barang maka disebut dengan istilah Tenaga
Kerja Bongkar Muat (TKBM).
Sebagaimana diketahui bahwa pelabuhan sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan pengusahaan serta sebagai tempat perpindahan intra dan
antar moda transportasi dengan keberagaman aktivitas oleh berbagai instansi
baik pemerintahan maupun pengusahaan, terjadi interaksi berbagai sumber daya
manusia dengan berbagai kepentingan, fungsi dan peran yang berbeda, dapat
menimbulkan permasalahan yang sangat kompleks.
Akhir-akhir ini berbagai kalangan menyoroti dan mengkritisi pengelolaan
pelabuhan baik dari segi biaya di pelabuhan yang dinilai masih cukup tinggi,
produktivitas yang dinilai masih rendah serta pelayanan yang dinilai masih belum
memuaskan. Biaya di pelabuhan yang tinggi ini perlu diklarifikasi apakah akibat
tarif yang tinggi atau karena waiting time yang tinggi.
2
Disadari bahwa kondisi pelabuhan dipengaruhi oleh berbagai faktor, selain
kelengkapan, kecukupan dan kualitas sarana dan prasarana, sumber daya
manusia (SDM) juga menjadi factor dominan untuk pencitraan suatu pelabuhan,
baik SDM pemerintah/regulator, SDM operator maupun SDM pengguna jasa
kepelabuhanan/stake holder.
3
Disamping itu juga diperlukan kebijakan strategis dalam pengelolaan dan
pembinaan TKBM sejalan dengan arah kebijakan pengelolaan pelabuhan
kedepan dengan peralatan yang semakin modern, pembinaan TKBM bukan
hanya sekedar menjadikan buruh terampil namun harus menjadikan TKBM
sebagai tenaga skil atau operator alat, yang sangat memerlukan pendidikan dan
pelatihan secara intensive dan terus menerus.
2. Sistem pengupahan.
Di pelabuhan Belawan menerapkan sistem upah borongan berdasarkan
tonase barang, prinsip upah borongan adalah lebih cepat lebih baik, bila
pekerjaan bongkar muat dapat diselesaikan lebih cepat maka TKBM akan
mendapatkan upah yang lebih tinggi dari standar upah rata-rata.
4
Penerapan sistem upah borongan dapat memotivasi TKBM untuk bekerja
lebih giat, kondisi riil kinerja bongkar muat TKBM pelabuhan Belawan saat ini
telah memenuhi bahkan melampaui standar kinerja yang disepakati terkecuali
untuk jenis barang tertentu yang bersifat kasuistis.
3. Kesejahteraan.
Seluruh TKBM terdaftar setiap tahunnya mendapatkan perlengkapan K3
berupa pakaian kerja, sepatu, helmet, sarung tangan, masker, tunjangan hari
Raya (THR) dan perumahan serta diikut sertakan dalam program Jamsostek
yang mencakup 4 (empat) komponen yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK),
Jaminan Perawatan Kesehatan (JPK), Jaminan Hari Tua (JHT) dan Jaminan
Kematian (JK), walaupun saat ini nilai santunan jaminan hari tua dan jaminan
kematian masih relatif kecil, hal tersebut dikarenakan tidak seimbangnya
antara jumlah TKBM dengan kemampuan membayar premi berdasarkan
standar upah minimum.
1. Jumlah TKBM pelabuhan Belawan yang terdaftar saat ini sebanyak 3.458
orang, dari jumlah tersebut yang berusia dibawah 55 tahun sebanyak 2.458
orang dan usia diatas 55 tahun diperkirakan sebanyak 1.000 orang.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama antara Dirjen Hubla, Dirjen
Pembinaan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Deputi Bidang Kelembagaan
Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah tanggal 29 Desember 2011 usia
TKBM dibatasi s/d 55 tahun.
Untuk tidak menimbulkan gejolak lapangan diperlukan kebijakan dan langkah
persuasif termasuk dukungan dana untuk melepaskan TKBM yang berusia
diatas 55 tahun.
5
2. Alokasi.
Sektor I Terminal Belawan Lama 42 regu kerja
Sektor II Terminal ujung Baru 116 regu kerja
Sektor III Terminal Citra 84 regu kerja
Sektor IV Terminal Gabion/BICT 44 regu kerja
1. Cuaca
Perubahan cuaca yang ekstrim akhir-akhir ini sering terjadi, dimana cuaca
dapat berubah secara tiba-tiba, namun hal tersebut merupakan fenomena
alam yang tak dapat dicegah dan diatasi oleh kemampuan manusia.
Jelas bahwa dampak cuaca ekstrim tersebut akan berpengaruh kepada
kinerja bongkar muat barang-barang non petikemas
2. Kondisi Kapal
Kapal ex asia (China, Vietnam, dll) yang masuk pelabuhan Indonesia rata-
rata berusia tua dan kondisi peratannya cukup memprihatinkan, pada
umumnya kapasitas crane relatif kecil dan pergerakannya lambat bahkan
sering rusak, hal tersebut jelas berpengaruh pada kinerja bongkar muat,
namun sebagian kalangan tidak memberikan penilaian obyektif dan selalu
menyatakan kinerja pelabuhan rendah tanpa mengurai penyebabnya.
6
Mekanisasi alat di pelabuhan tidak diimbangi dengan mekanisasi di gudang
penerima mengakibatkan turn round time truck menjadi besar dan
dampaknya kapal gantung sling.
Keamanan juga sering menjadi alasan yang dikemukakan oleh operator
gudang untuk menutup gudang pada malam hari bahkan pada sore hari,
akibatnya kegiatan bongkar di pelabuhan terhenti.
Seandainya di pelabuhan tersedia gudang dengan kapasitas memadai dan
ada kebijakan untuk menggunakan gudang pelabuhan sebagai gudang
alternatif, dapat dipastikan kinerja bongkar muat di pelabuhan akan lebih
meningkat.
4. Alat
Crane kapal yang digunakan sering mengalami kerusakan sehingga harus
mendatangkan shore crane/crane darat, pengadaan crane darat sering
menyita waktu yang cukup lama karena Agen pelayaran umumnya meminta
persetujuan owner/pemilik kapal. Kegiatan bongkar dengan menggunakan
shore crane tidak dapat maksimal karena keterbatasan operator melihat sisi
laut.
7
a. Pengurangan TKBM secara alamiah.
Jumlah TKBM berusia diatas 55 tahun saat ini berkisar + 1.000 orang,
diperlukan kebijakan untuk memberikan solusi dalam penanganan TKBM
lanjut usia baik dengan melepas keanggotaan maupun alokasi kegiatan
lainnya.
Perlu disusun tahapan program dengan melibatkan seluruh pihak terkait
dalam penanganan TKBM lanjut usia yaitu Pengurus Koperasi TKBM, Badan
Usaha Pelabuhan (PT. Pelindo) dan JAMSOSTEK dan SPSI, TKBM yang
meninggal dunia tidak akan diterbitkan pengganti sampai dengan jumlah ideal
sesuai kebutuhan..
Dengan adanya pengurangan jumlah TKBM dipastikan akan meningkatkan
kesejahteraan TKBM baik dari sisi pendapatan dikarenakan man days nya
lebih tinggi maupun kesejahteraan lainnya.