Anda di halaman 1dari 56

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada era globalisasi sekarang diperlukan tenaga-tenaga kerja terampil pada
suatu bidang tertentu yang membutuhkan keahlian yang profesional terutama pada
bidang industri. Adanya kepentingan akan kemajuan industri dan juga
kepentingan mahasiswa untuk mengkaji dan memahami realitas, maka diperlukan
suatu kegiatan yang menitikberatkan pada keterlibatan mahasiswa dengan dunia
industri secara langsung. Sehingga dapat tercipta keterpaduan antara
perkembangan dunia industri dan perkuliahan di kampus.
Sejalan dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa, maka setiap orang harus memiliki wawasan yang luas. Untuk mendukung
tujuan tersebut, maka Universitas Negeri Malang mengadakan suatu program
yang disebut Praktek Industri (PI) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman
industri kepada mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin, sehingga
para mahasiswa memperoleh pengetahuan yang dapat menambah pengalaman
kerja dan wawasan pada dunia industri yang dapat digunakan salah satunya
sebagai bekal mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Pada program Praktik Industri ini, mahasiswa dituntut untuk terjun langsung
merasakan pengalaman bekerja pada suatu perusahaan. Maka pada tanggal 21
Desember 2021 sampai dengan 26 Januari 2021, dilaksanakan kegiatan Praktik
Industri bagi mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang di PT Kalitelu Teknik Tulungagung. Adapun jadwal
harian kegiatan Praktik Industri untuk hari Senin s.d. hari Kamis dimulai pukul
07.00 – 12.00 WIB, setelahnya dibuat istirahat dan sholat dzuhur lalu dimulai lagi
pukul 13.00 – 16.00 WIB kecuali hari Jumat dimulai pukul 07.00 – 11.30 WIB
dan masuk lagi pukul 13.30 – 16.00 WIB, lalu hari sabtu dan minggu libur. Hasil
dari Praktik Industri ini cukup menambah wawasan pengalaman kerja bagi
mahasiswa program studi Pendidikan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas
Negeri Malang yang melaksanakan Praktik Industri di PT Kalitelu Teknik
Tulungagung.

1
B. Tujuan
Adapun tujuan dari pelaksanaan praktek industri di PT Kalitelu Teknik
Tulungagung ini adalah
1. Memberikan pengalaman dan keterampilan kerja pada mahasiswa secara
langsung di lapangan industri.
2. Melatih mahasiswa untuk profesional, cakap, terampil, dan bertanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan selama praktik industri.
3. Memperoleh ilmu pengetahuan yang terbaru sesuai dengan kemajuan
teknologi sehingga dapat menambah wawasan untuk berfikir sebagai tenaga
yang profesional.
4. Memahami dan mengerti tentang pelaksanaan keselamatan kerja yang
diterapkan pada industri.
5. Mengetahui dan memahami segala yang berkaitan dengan dunia kerja dan
resiko-resiko yang dihadapi dunia industri.
6. Memperoleh gambaran yang nyata tentang penerapan atau implementasi
dari ilmu atau teori yang selama ini diperoleh pada perkuliahan dan
membandingkannya dengan kondisi nyata yang ada di lapangan.
7. Melakukan analisis mengenai kegiatan-kegiatan yang dilakukan serta
sistem yang berjalan di lapangan.
C. Manfaat
Dalam pelaksanaan praktik industri ini ada tiga pihak langsung yang terkait
dalam proses pelaksanaan praktik industri, sehingga ada tiga manfaat yang
diharapkan dalam pelaksaan kegiatan ini, yaitu :
1. Bagi Perguruan Tinggi
Sebagai tambahan referensi khususnya mengenai perkembangan
teknologi dan pembelajaran khususnya dibidang pemesinan yang dapat
digunakan oleh pihak-pihak yang memerlukan serta mampu menghasilkan
lulusan yang profesional dan memiliki pengalaman di bidangnya serta dapat
membina kerja sama yang baik antara lingkungan akademis dengan
lingkungan kerja.
2. Bagi Perusahaan

2
Hasil analisa dan penelitian yang dilakukan selama Praktik Industri dapat
menjadi bahan masukan bagi pihak perusahaan di masa yang akan datang.
3. Bagi Mahasiswa
a. Mahasiswa dapat menyajikan pengalaman dan data-data yang diperoleh
selama praktik industri dalam sebuah laporan praktik industri.
b. Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang akan
membuka pemikiran yang lebih luas mengenai disiplin ilmu yang ditekuni
selama ini.
c. Mahasiswa dapat mengenalkan dan membiasakan diri terhadap suasanan
kerja sebenarnya sehingga dapat membangun etika kerja yang baik. Serta
sebagai upaya untuk memperluas wawasan keja.
d. Mahasiswa dapat mengetahui secara lebih mendalam gambaran tentang
kondisi nyata dunia kerja sehingga nantinya diharapkan mampu
menerapkan ilmu yang telah didapat dalam aktivitas dunia kerja yang
sebenarnya.
e. Mahasiswa memperoleh pengetahuan yang dapat menambah pengalaman
kerja dan wawasan pada dunia industri yang dapat digunakan salah
satunya sebagai bekal mengajar di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

3
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Perusahaan
Awal mula usaha ini didirikan Pak Marjuni bersama rekannya di Desa
Ngrendeng pada tahun 1996 dengan 5 karyawan, warga sekitar mengenalnya
dengan Bengkel Pak Marjuni. Namun tidak sampai setahun rekan Pak Marjuni
membuka usaha sendiri sehingga menjalankan usaha mereka masing-masing. Di
Desa Ngrendeng lingkungan sekitar merupakan rumah penduduk sehingga merasa
tidak enak akan kebisingan atas proyek yang dikerjakan, maka bengkel dipindah
ke lokasi yang sekarang ini yaitu di Jln. Raya Tulungagung - Trenggalek, Kalitelu
RT/RW. 01/01,Desa Bendungan, Kec. Gondang, Kab. Tulungagung. Lokasi yang
lebih strategis, mudah ditemukan, dan jauh dari pemukiman Untuk pertama
kalinya pada tahun 1997 Bengkel Pak Marjuni mendapatkan proyek konstruksi
bendungan untuk Bendungan Wonorejo di Tulungagung. Proyek ini dikerjakan
dan inilah yang melatar belakangi perkembangan pesat yang terjadi di Bengkel
Pak Marjuni. Sehingga berkat proyek besar ini Bengkel Pak Marjuni tidak
terdampak krisis moneter pada tahun 1998.
Tahun demi tahun Bengkel Pak Marjuni semakin ramai oleh proyek. Proyek-
proyek yang dilayani biasanya berupa konstruksi jembatan, terowongan, waduk,
pabrik, dan gudang. Hingga pada tahun 2012 penerus Pak Marjuni yakni putranya
sendiri Anton Tricahyono mendirikan PT KALI TELU TEKNIK hingga saat ini.
Di bawah pimpinan Anton, yang tadinya adalah Bengkel Pak Marjuni kini telah
berpengalaman lebih dari 10 tahun dan berkembang sesuai dengan perencanaan
strategi perusahaan. PT KALI TELU TEKNIK selalu berkomitmen dalam
menyelesaikan setiap konstruksi yang dipercayakan. Semuanya tidak lepas dari
peran serta manajemen dan karyawan perusahaan dalam melakukan perencanaan,
pelaksanaan, dan pengendalian proyek dengan berbagai strategi manajemen dan
metode konstruksi yang efektif, efisien, serta mengutamakan standar K-3 di
lingkungan kerja.
Bentuk kerjasama yang baik dengan pihak lain memudahkan PT KALI TELU
TEKNIK dalam menyelesaikan proyek dengan baik. Berbagai mitra usaha seperti

4
supplyer material, sub kontraktor, pihak perbankan, dan SDM yang
berkompetensi tinggi di berbagai keahlian. Sehingga PT KALI TELU TEKNIK
telah dipercaya untuk mengerjakan proyek-proyek konstruksi yang besar di
seluruh Indonesia. PT. KALI TELU TEKNIK yang lebih dari 10 tahun berkarya
dan berperan aktif dalam pembangunan d tanah air merupakan sebuah pencapaian
yang tidaklah mudah. Banyak pengalaman dan proses pembelajaran yang telah di
lalui dari tahun ketahun hingga membawa perusahaan ini terus tumbuh dan
berkembang sesuai dengan perencanaan strategi perusahaan. Kepercayaan yang
diberikan dari berbagi pihak ( pemerintah / BUMN, swasta maupun perorangan)
telah menciptakan berbagai karya konstruksi besar yang tersebar di berbagi sector
konstruksi pembangunan infrasturktur jembatan, terowongan, waduk, pabrik,
pergudangan dan lain sebagainya. Komitmen PT. KALI TELU TEKNIK dalam
menyelesaikan setiap karya konstruksi yang telah di percayakan oleh pihak
rekanan tidak lepas dari peran serta dari manajemen dan karyawan perusahaan itu
sendiri dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian proyek
dengan berbagi strategi manajemen dan metode konstruksi yang efektif, efesien
serta mengutamakan standar K-3 ( keselamatan kesehatan kerja) dan lingkungan
kerja. Kiprah PT. KALI TELU TEKNIK dalam merampungkan setiap karya –
karya konstruksi juga tidak mengesampingan dukungan dari berbagai pihak dalam
jalannya satu proyek , berbagai mitra usaha dalam menyuplai material, sub
kontraktor, pihak perbankan dan SDM yang mempunyai kompetensi tinggi di
berbagi keahlianSebagi wujud dari rangkaian proses pembelajaran dan
pengalaman perusahaan melaui disiplin manajemen dan metode jasa konstruksi
yang efektif efesien dan fleksibelitas. Kami siap memberikan pelayanan jasa
konstruksi dan jasa perbengkelan terbaik dalam menciptakan karya konstruksi
yang nyata dan lebih baik dari pihak lainnya.
B. Lokasi Perusahaan
Jalan Raya Tulungagung - Trenggalek, Kalitelu RT/RW. 01/01, Desa
Bendungan, Kec. Gondang, Kab. Tulungagung. Telepon 081335589898

5
Gambar 2.1 Peta Lokasi PT. KALITELU TEKNIK
C. Bidang Pekerjaan Perusahaan
Beberapa proyek yang telah selesai dikerjakan di antaranya:
 BendunganWonorejo di Tulungagung
 Terowongan bendungan di Meninting, Lombok
 Terowongan Tamblang di Sisingaraja, Bali
 Bendungan Bener di Purworejo
 Bendungan Pamukulu di Sulawesi
 Bendungan Lausimeme di Medan
 Terowongan Double-Track di Notok, Purwokerto
 Terowongan Double-Track di Kebumen
 Bendungan Tugu di Trenggalek
 Bendungan Rababaka di Dompu, NTT
 Bendungan Manikin di Kupang, NTT

6
D. Visi dan Misi Perusahaan
Visi
VISI PT. KALI TELU TEKNIK akan menjadi salah satu perusahan jasa
konstruksi yang terbaik dan amanah di tanah air dengan penekanan pada
pertumbuhan dan perkembangan pembangunan infrastruktur nasional dengan
pengembangan SDM, manajemen teknologi kreatif dan tata kelola perusahaan
yang baik.
Misi
1. Meningkatkan daya saing perusahaan di insdustri jasa konstruksi dengan
mengembangkan pelayanan dan teknologi yang terbaik dan kreatif kepada para
rekanan dan konsumen.
2. Meningkatkan kualitas SDM dan pelayanan yang terbaik, berkopetensi tinggi,
kreatif dan santun serta menciptakan lingkungan kerja yang kondusif.
3. Menyiptakan peluang kerja yang seluas luasnya.
E. Manajemen Perusahaan
Kegiatan pengembangan dan pemeliharaan jasa konstruksi, terdiri dari aktivitas-
aktivitas sbb. :
1. Pengembangan
 Pengembangan jasa konstruksi yang kreatif di setiap
proyeknya
2. Integrasi Sistem
 Kajian dan analisis tentang sistem perencanaan konstruksi
yang akan di rencanakan (existing system) menuju konsep
sistem terintegrasi
3. Pembangunan Infrastruktur
 Pengembangan desain konstruksi Jembatan dan terowongan
 Pengembangan desain/ model mesin Pemecah Batu
 Pengembangan Jasa Service Perbengkelan
4. Konsultansi dan Perencanaan
 Dukungan dalam penyusunan rencana strategis dan grand design
Jasa konstruksi jembatan dan terowongan di seluruh Indonesia
 Dukungan dalam penyusunan rencana tahunan (periodik) project

7
infradtruktur tiap daerah
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIK INDUSTRI

A. Waktu dan Pelaksanaan


1. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan Praktik Industri adalah dengan ketentuan jam kerja
mahasiswa peserta Praktik Industri yang telah ditentukan oleh tempat Praktik
Industri. Waktu pelaksanaan Praktik Industri dilaksanakan pada liburan
semester ganjil yaitu tanggal 21 Desember 2020 sampai dengan tanggal 26
Januari 2021
2. Tempat Pelaksanaan
PT. KALITELU TEKNIK berlokasi di Jalan Raya Tulungagung -
Trenggalek, Kalitelu RT/RW. 01/01, Desa Bendungan, Kec. Gondang, Kab.
Tulungagung. Telepon 081335589898
Penjadwalan waktu praktik kerja lapangan pada PT KALITELU
TEKNIK telah disusun dalam tabel sebagai berikut:
Tabel Jadwal Praktik Kerja Lapangan

HARI SENIN SELASA RABU KAMIS JUMAT


Masuk 07.30 07.30 07.30 07.30 07.30
Istirahat 12.00 12.00 12.00 12.00 11.00
Masuk 13.00 13.00 13.00 13.00 13.00
Pulang 16.30 16.30 16.30 16.30 17.00
Tabel 3.1 Jadwal Praktik Kerja Lapangan
*Sabtu dan minggu libur
*Tanggal merah libur
B. Materi Praktik Industri
a. CNC Cutting and Welding Machine

8
Gambar 3.1 Mesin CNC Cutting and Welding
Salah satu mesin yang dimiliki oleh PT. Kalitelu Teknik adalah CNC
Cutting and Welding. Ini merupakan mesin yang digunakan untuk memotong
plat dan pengelasan. Selama masa proses kegiatan praktek industri pada
bengkel tersebut penulis dilimpahi tugas untuk memotong plat dengan
berbagai ukuran dan ketebalan yang beragam. Misalnya plat pada gambar ini

Gambar 3.2 Plat Penyambung Kerangka

9
Gambar ini merupakan plat untuk menyambungkan kerangka-
kerangka pada konstruksi terowongan air untuk bendungan yang pada hari itu
proyeknya sedang berjalan. Terdapat tiga buah sambungan terowongan air
yang sedang dibangun, kira-kira pekerjaan tersebut memakan waktu kurang
lebih 6 bulan melibatkan belasan pekerja. Mereka bekerja sama secara
terkoordinasi dengan baik. Ada yang melakukan tugas pengelasan, memasang
mur dan baut, menekuk plat, dan lain-lain.
Saat proses mengerjakan pemotongan plat pada awalnya penulis dan
rekan-rekan mengalami berbagai kendala. Itu dikarenakan penulis baru
pertama kali mengoperasikan mesin semacam itu. Pada mulanya seorang
kepala bengkel memberi arahan bagaimana membuat gambar rancangan
benda kerja yang ingin dilakukan pemotongan pada mesin CNC tersebut.
Beliau membimbing dengan cermat mulai dari memilih data, menentukan
titik awal atau titik nol, membuat ukuran, menjalankan mesin, mematikan
mesin, dan menginstruksikan agar operator selalu berhati-hati supaya tidak
terjadi kecelakaan kerja dan kerusakan pada mesin tersebut.
Mesin tersebut bekerja semi-otomatis. Saat menjalankannya operator
harus selalu siap dan memantau keadaan dengan sigap. Soalnya permukaan
bidang plat yang akan dipotong tidak selalu mulus dan datar. Landasan yang
digunakan untuk meletakkan plat tersebut terganjal oleh lelehan logam yang
sudah mengeras, maka pemotongannya harus sejalan sesuai naik turunnya
bidang tersebut. Operator hanya perlu melakukan kontrol naik turun blander
agar tidak menggores plat, jika sampai tergores maka blander dapat
mengalami kerusakan yaitu bentuknya menjadi bengkok dan mesin
mengalami mati mendadak.
Bahan bakar yang digunakan adalah plasma. Keunggulan dari plasma
sendiri adalah bahwa hasil potongan yang dikerjakan mendekati sempurna
dan tidak menyisakan tatal atau kerak yang menempel pada plat yang
dipotong. Dikarenakan plasma ini juga menghasilkan sinar kuat yang
menyilaukan mata maka operator wajib menggunakan alat pelindung mata
yaitu topeng las.

10
Gambar 3.3 Mesin Las Plasma
Satu hal lagi yang perlu diwaspadai saat mengoperasikan CNC Cutting
and Welding yaitu operator harus melindungi diri dari percikan api yang
menyembur saat pemotongan, maka operator juga harus mengenakan
wearpack lengan panjang agar kulit tidak mengalami luka bakar ketika
percikan api mengenai badan.
b. Mesin Snei

Gambar 3.4 Mesin Snei

11
Berikut adalah mesin Snei yang telah dimodifikasi sedemikian rupa
sehingga mampu dijalankan secara otomatis menggunakan motor, maka pekerja
tidak perlu lagi membuat baut ulir secara manual dan menggunakan tenaga yang
besar. Benda kerja yang dihasilkan dalam satu jam rata-rata adalah 200 buah,
tergantung diameter ulir dan panjang benda yang diulir. Cara menggunakannya
juga cukup sederhana :
1. Benda kerja dimasukkan (sebelum dimasukkan, besi digerinda ujungnya agar
tirus).
2. Kemudian dikunci.
3. Ujung dari benda kerja dimasukkan pada snei.
4. Mesin dihidupkan, sambil benda kerjanya didorong menggunakan besi agar
terjadi Pemakanan.
5. Setelah masuk dan terjadi pemakanan oleh snei maka benda kerja harus diberi
oli untuk
pelumasan supaya laju pemakanan lancar.
Kelemahan dari mesin ini adalah terkadang hasil snei suatu benda kerja
mengalami eror. Beberapa baut yang dihasilkan rusak, hal ini terjadi akibat dari
keausan snei karena telah lama digunakan dan jarang diperbarui. Dan disamping
itu juga benda kerja yang hendak dikerjakan memiliki bentuk yang kurang bagus
semacam bengkok atau hampir patah.

Gambar 3.5 Pemasangan Mur pada Ulir

12
Benda kerja yang rusak apabila dipasangkan sebuah mur maka mur tersebut akan
sulit dimasukkan. Terkadang faktor yang menyebabkan sulitnya mur yang
dipasang pada ulir adalah mur itu sendiri yang berkarat dan lapuk.
Menurut informasi dari salah satu pekerja yang berada di sana bahwa
hasil pembuatan baut-baut panjang itu digunakan untuk penguat pada pengecoran
bangunan. Tidak tanggung-tanggung pemesanannya dikirim hingga luar pulau
Jawa, yaitu di Makassar. Dalam sehari mesin ini menghasilkan 1.000 hingga
1.500 buah baut. Terdapat 3 buah mesin snei pada PT. Kalitelu Teknik.
Pekerjaan melakukan penyenaian mengharuskan snei diberikan pelumas
yaitu oli. Pelumasan dilakukan karena snei menyayat logam dan koefisien
geseknya sangat besar, maka pelumas diberikan agar koefisien geseknya kecil dan
hasil ulir bagus. Tetapi kendalanya adalah ketika oli dilumas pada logam dan snei
timbul penguapan karena panas yang ditimbulkan karena gesekan. Uap panas dari
oli ini kerap kali terhirup oleh operator mesin snei tersebut, padahal sifat dari uap
panas oli ini beracun dan bisa membuat masalah pada pernapasan dan indra
pengelihatan. Oleh karena itu alat pelindung yang wajib dipakai adalah masker
dan kaca mata. Kaca mata juga alat pelindung yang penting dikarenakan pada
proses penyayatan logam atau tatal selalu memercik ke segala arah dan berpotensi
mengarah ke mata.

Gambar 3.6 APD Masker dan Kacamata


c. Mesin Bubut
Mesin bubut adalah mesin yang jumlahnya paling banyak dibandingkan mesin-
mesin yang lain pada bengkel PT.Kalitelu Teknik. Ada 6 buah mesin bubut, 4 di

13
antaranya adalah mesin bubut cekam 4 dan 2 lainnya adalah mesin bubut cekam
tiga. Spesifikasi, merk, bentuk, dan jenisnya berbeda. Saat melakukan praktik
kerja industri pada bengkel tersebut penulis mengalami kesulitan yaitu kesulitan
berupa pemakaian mesin ketika saat ingin menghidupkan dan mematikan daya.
Wajar, karena mesin di bengkel tersebut sangat berbeda jika dibandingkan dengan
mesin bubut pada perkuliahan. Letak tuas, tombol, dan tabel sangat sulit
dipahami, ditambah lagi ukuran yang tertera pada mesin bubut tidak terlihat
disebabkan oleh kotoran berupa debu dan oli yang menempel. Butuh waktu lama
untuk memahami kondisi tersebut.
Dalam pengerjaan apapun entah itu pembubutan rata atau ulir pahat yang dipakai
adalah jenis pahat yang sama yaitu pahat metris yang memiliki sudut 60 derajat.
Bagi mereka para pekerja dan operator mesin bubut bengkel PT.Kalitelu Teknik
pahat tersebut adalah pahat yang penggunaannya sangat fleksibel dan mudah
dibentuk dengan gerinda. Namun memang diakui bahwa setiap operator mesin
bubut di sana memang sudah ahli mengerjakan berbagai pekerjaan dengan
macam-macam teknik yang tentunya teknik-teknik pembubutannya sangat unik
dan tidak ditemukan pada pelajaran di SMK atau perkuliahan. Penulis dan rekan-
rekan mencoba mengerjakan pembubutan beberapa benda kerja yang diberikan
oleh salah satu karyawan dan mencoba dengan teknik yang diajarakan.
Pembubutan Pipa Hidrolik

Gambar 3.7 Pembubutan Pipa Hidrolik

14
Pembubutan ini tergolong mudah karena penulis hanya ditugaskan untuk
mengurangi panjang benda kerja yang semula berukuran panjang 33 cm dikurangi
menjadi 27,5 cm, itu sebenarnya tidak memakan waktu lebih dari 10 menit per
benda kerja. Tetapi kesulitannya adalah saat melakukan pemusatan titik benda
kerja itu sangat sulit dilakukan karena harus menggunakan mesin bubut cekam 4,
yang mana setiap cekamnya harus diukur secara pas satu per satu. Meskipun ada 2
mesin bubut cekam 3 namun pada waktu itu mesinnya sedang digunakan oleh
pekerja yang lain.
Kebanyakan mesin bubut pada bengkel tersebut sudah mengalami
kerusakan berupa : tidak berfungsinya tuas otomatis, eretan atas yang tidak
berfungsi, dan pengatur kecepatan juga tidak berfungsi dengan baik.
Masalah muncul ketika pembubutan berlangsung yaitu tatal yang
memercik ke segala arah dan tidak jarang mengenai area wajah yang mana tatal-
tatal tersebut masih memiliki suhu panas sehingga kulit wajah tidak sedikit yang
melepuh. Kesalahan penulis dan rekan-rekan praktikum adalah bahwa selama
proses pembubutan tidak pernah memakai kacamata pelindung. Pihak bengkel
pun tidak menyediakan kacamata pelindung bagi para pekerjanya. Logistik hanya
menyediakan sarung tangan dan helm proyek, itu pun tidak banyak. Padahal
sangat mungkin bila selama proses bekerja di bengkel tersebut mengalami
kecelakaan yang mengakibatkan cidera pada mata dan benturan pada kepala.
PENGEPASAN DIAMETER LUAR PIPA DENGAN DIAMETER DALAM
SHOCK
Pengerjaan pembubutan juga penulis dan rekan-rekan lakukan ketika pihak
advisor bengkel PT. Kalitelu Teknik mendapat pesanan penyambungan pipa-pipa
saluran air PDAM. Penulis mendapat tugas untuk mengepaskan diameter pipa
dengan diameter dalam shock agar pipa dapat masuk dan bisa tersambung.
Ukuran pipa adalah 3 dim, sedangkan panjang pembubutan adalah 20 mm. Ada 16
buah pipa yang dibubut dan 16 buah shock yang akan dipasangkan. Ukuran
diameter pipa yang digarap tidak pasti, hanya dikira-kira saja. Karena menurut
instruksi dari advisor yang penting adalah pipa bisa masuk pada shock tersebut
asal tidak terlalu longgar.
Setelah semua pemasangan pipa dan shock selesai tindakan selanjutnya

15
adalah pengelasan untuk memperkuat shock yang dipasang pada pipa agar
terpasang secara permanen. Pada penegerjaan ini penulis tidak dapat
memperlihatkan gambar karena keterbatasan waktu dan kesempatan.
Pembubutan Noken

Gambar 3.8 Pembubutan Noken


Gambar di atas merupakan proses pengerjaan pembubutan eksentrik.
Benda kerja yang digarap adalah suatu komponen untuk mesin pemecah batu atau
stone crusher, kebetulan sekali usaha pemecah batu itu sendiri berada persis di
depan bengkel PT.Kalitelu Teknik. Kecerdasan dalam penempatan usaha bengkel
ini sangat bagus karena memang sangat mempertimbangkan peluang usaha yang
jelas-jelas berada di depan mata. Kawasan bengkel ini sendiri letaknya sangat
strategis berada pada jalur lintas nasional III yang pastinya memudahkan
konsumen untuk menemukan usaha bengkel ini.

Berikut gambar lain komponen pemecah batu yang sedang digarap pada
bengkel PT.Kalitelu Teknik.

16
Gambar 3.9 Pembuatan Ayakan Batu
Ini merupakan komponen ayakan batu yang fungsinya untuk memisahkan batu-
batu berukuran tertentu untuk pondasi jalan dan bangunan. Penulis mengamati
bahwa ukuran lubang-lubang pada ayakan tersebut sebesar 1 inci dan ¾ inci.
Ayakan tersebut dikerjakan dengan coining machine secara otomatis, coining
machine akan dibahas pada sub-bab berikutnya.
Mesin Penekuk Plat
Mesin plat pada bengkel PT. Kalitelu Teknik hanya ada satu buah. Mesin ini
merupakan salah satu mesin yang dioperasikan dan diprogram menggunakan
CNC. Pengaturannya sudah dikomputerisasi pada mesin tersebut dengan
memindahkan data yang telah di buat programmer. Mesin ini dipergunakan untuk
menekuk plat menjadi sudut 90 derajat.

17
Gambar 3.10 Mesin Penekuk Plat

Gambar 3.11 Plat yang akan di kerjakan

Kerumitan mesin penekuk plat ini adalah ketika ketika menyesuaikan die

18
yang terpasang pada mesin dengan logam penekuk. Proses pengepasan
berlangsung kurang lebih 10 menit sebelum pada akhirnya penekukan plat
dilakukan. Plat yang sudah diberi tanda dan ukuran untuk dipasang pada mesin,
pemasangannya dilakukan oleh 6 orang termasuk penulis. 1 orang rekan bertugas
menekuk plat dengan menekan handling.
PENGEBORAN
Praktik pembubutan yang lain adalah mengerjakan pengeboran pada poros-poros
bertingkat.

Gambar 3.12 Pengeboran Besi As

Gambar 3.13 Hasil Pengeboran

19
Pekerjaan ini tergolong mudah karena hanya mengerjakan pengeboran dengan bor
center diameter 13 dengan kedalaman kira-kira 20 mm. Mesin bubut yang
digunakan adalah mesin bubut cekam 3 sehingga pengepasan titik pusat mata
pahat tidak sesulit menggunakan mesin bubut cekam 4. Pekerjaan ini diberikan
dan ditugaskan oleh salah satu pekerja sekaligus sebagai pembimbing, yaitu
bernama bapak Toni, 67 tahun. Kerap kali beliau menjelaskan teknik pembubutan,
macam-macam pahat yang digunakan, serta pengalamannya selama bekerja di
bengkel PT. Kalitelu Teknik.
d. Pengelasan
Pengelasan adalah kegiatan penyambungan logam dengan cara mencairkan
sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan dengan
atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinu.
Pengelasan biasanya dilakukan ketika menyambung dan memasang suatu
konstruksi, misalkan tower listrik, pintu, pagar, terowongan, dan lain sebagainya.
Pada bengkel PT. Kalitelu Teknik memungkinkan untuk dilakukannya pengelasan
pada pengerjaan konstruksi terowongan dan jembatan. Dalam pengerjaan proyek
tersebut dibutuhkan banyak tenaga kerja untuk mempersingkat waktu pekerjaan.
Tenaga ahli yang terdapat pada bengkel tersebut berasal dari kepelatihan lapangan
kerja dan para lulusan SMK yang telah mahir dalam membidangi pengelasan,
sehingga kualitas pengelasan bisa dikatan sangat baik dan teruji.
Penulis dan rekan-rekan pada mulanya ragu untuk mencoba melakukan
praktik pengelasan dikarenakan dalam setiap pengerjaan pengelasan pada bengkel
PT. Kalitelu Teknik haruslah sempurna, pada penulis dan rekan-rekan adalah
mahasiswa dan mahasiswi yang ilmunya dalam pengelasan belum seberapa
baikdan memungkinkan untuk mengelas komponen-komponen yang ada di sana.
Namun, ada beberapa rekan pekerja bengkel PT. Kalitelu Teknik yang saat itu rela
menyempatkan waktunya untuk membimbing penulis dan rekan-rekan bagaimana
cara melakukan pengelasan yang baik dan benar. Jenis pengelasan yang dilakukan
adalah pengelasan SMAW, meskipun sudah pernah diajarkan pada perkuliahan
akan tetapi jika langsung belajar pada ahlinya dengan rentang waktu yang panjang

20
akan membuat pembelajaran semakin efektif. Oleh karena itu penulis mengamati
sekaligus mempraktikkannya secara langsung pengelasan pada salah satu proyek
komponen terowongan saluran air yang sedang dikerjakan oleh bengkel PT.
Kalitelu Teknik.
Terasa memuaskan jika mendapat kesempatan untuk belajar secara
langsung pengelasan pada salah satu bengkel yang terdapat banyak pekerja andal
serta ramah dalam memberi pengarahan dan pembimbingan jika penulis kesulitan
dalam praktikum. Namun, kekurangan dari praktik pengelasan yang terdapat pada
bengkel PT. Kalitelu Teknik tidak didukung oleh perlengkapan yang lengkap.
Contohnya alat pelindung seperti kacamata las dan sarung tangan las.
Saat berlangsungnya pengelasan arus listrik yang dialirkan sangat besar.
Holder las kondisinya sudah tidak sebaik saat keadaanya masih baru,
permukaannya sudah pecah dan terasa panas ketika digenggam. Sarung tangan
adalah perlengkapan yang penting untuk melindungi dari tangan agar tidak
melebih saat api memercik pada kulit tangan, dan juga untuk melindungi tangan
bagian dalam dari suhu yang panas. Pekerja bengkel PT. Kalitelu Teknik tidak
lagi memerdulikan hal itu karena mereka sudah terbiasa melakukan pengelasan
dengan tangan telanjang, mereka mengatakan sudah terbiasa dengan tangan
mereka yang melepuh karena panas dan mereka sanggup menahannya.
Berikut ini adalah kegiatan praktikum pengelasan yang dilakukan penulis
dan rekan-rekan saat melaksanakan Praktik Kerja Industri pada bengkel
PT.Kalitelu Teknik.

Gambar 3.14 Pengelasan Rangka Terowongan

21
Dengan alat yang terbatas jumlahnya maka pengelasan dilakukan secara
bergantian agar masing-masing anggota sama-sama mecoba pengelasan. Gambar-
gambar di atas adalah pengelasan kerangka terowongan saluran air.

e. Mesin Coining
Ada 2 tipe mesin coining pada bengkel PT. Kalitelu Teknik.
1. COINING MACHINE HIDRAULIK

Gambar 3.15 Proses Coining


Mesin Coining dengan hidraulik dioperasikan secara manual menggunakan tuas.
Mesin ini digunakan untuk melubangi plat-plat sebagai sekat penyambung
besi kanal H. Tekanan keluaran sebesar 3.000-4.500 bar sedangkan tekanan
masukannya 1.250-2.500 bar. Cara kerjanya adalah sebagai berikut :
1) Plat ditempatkan pada mal yang sudah ditentukan pada bagian bawah
mesin
2) Plat dilumasi oli supaya mudah dilubangi.
3) Handle ditarik mundur agar mesin menekan.

22
4) Handle ditarik naik agar mesin kembali naik.

Mesin ini selalu timbul suara-suara yang keras dan memekakkan telingan.
Perluadanya alat pelindung pendengaran agar gendang telinga tidak
terganggu. Namun, karena semua alat keselamatan kerja di bengkel ini
kurang memadai untuk segala jenis pekerjaan maka dengan terpaksa penulis
dan rekan-rekan sebagai operator tersebut melakukan pengepressan tanpa alat
pelindung telinga.

2. COINING MACHINE MENGGUNAKAN NOKEN

Gambar 3.16 Mesin Coining Menggunakan Noken

Mesin coining yang satu ini beroperasi secara otomatis menggunakan knocken.
Ukurannya lumayan besar, dan ditempatkan secara permanen tidak seperti mesin
coining yang penempatannya dapat berpindah-pindah. Ketika penulis sedang
melakukan pengamatan, mesin ini sedang digunakan untuk pembuatan ayakan
batu seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

f. Mesin Sekrap

23
Mesin sekrap adalah mesin yang digunakan untuk meratakan permukaan
benda. Pada bengkel PT. Kalitelu Teknik terdapat 3 buah mesin sekrap. Namun
penggunannya jarang dikarenakan sedikit sekali benda kerja yang dikerjakan
dengan mesin sekrap. Jika pun ada benda kerja yang dikerjakan adalah mal pada
geraji mesin dan alur pasak.
Pada dasarnya cara menggunakan mesin sekrap adalah sama meskipun
menggunakan tipe-tipe mesin yang berbeda-beda. Saat praktikum penyekrapan di
PT. Kalitelu Teknik penulis sama sekali tidak mengalami kesulitan saat praktikum
dikarenakan sebelumnya sudah menguasai materi di perkuliahan. Saat itu penulis
diberi tugas menyekrap meja gergaji mesin, luas meja tersebut + 1600 cm2.
Penyayatan sedalam 4 mm, pengerjaan itu memakan waktu kurang lebih 30 menit.
Pahat yang digunakan adalah pahat ulir metris.
Kendala yang dihadapi saat melakukan penyekrapan adalah penulis tidak
diberi kacamata pelindung. Padahal gram-gram dapat meloncat ke segala arah
termasuk bagian mata, ukurannya juga relatif kecil dan sangat rawan terhirup
melalui hidung, oleh karena itu selama praktik penulis selalu menggunakan
masker untuk berjaga-jaga bila sewaktu-waktu gram menyasar ke area
pernapasan. Pelajaran yang diperoleh dari mesin sekrap ini adalah bahwa dalam
setiap pekerjaan dituntut untuk menyelesaikan dengan sempurna dan disiplin.

24
Gambar 3.17 Proses Penyekrapan

g. Mesin Bor
Mesin bor adalah alat untuk melubangi benda. Benda yang dibor dapat
berbahan logam, kayu, atau polimer. Pada PT. Kalitelu Teknik jenis mesin bor
yang digunakan adalah mesin bor magnetis. Magnet yang terpasang berfungsi
agar mesin bor tidak bergeser dan tetap stabil karena benda kerja yang dibor
berbahan logam. Maka magnet memudahkan operator supaya saat mengebor titik
yang ditargetkan sesuai. Beberapa masalah yang dihadapi saat pengeboran adalah
terkadang tiba-tiba mesin mati mendadak, dan masalah lainnya adalah mata bor
terlepas dikarenakan patah atau bengkok karena puntiran.

25
Gambar 3.18 Mesin Bor Magnet

Pembuatan konstruksi terowongan yang sedang berlangsung di bengkel


PT.Kalitelu Teknik ini pengerjaannya sudah 85%. Menurut informasi terowongan
ini difungsikan untuk saluran air di salah satu bendungan di daerah Sulawesi.
Pengerjaan ini penulis amati setiap hari mulai dari pemasangan kerangka,
pemotongan plat, pengelasan, menekuk plat, dan lain-lain.

26
Gambar 3.19 Produk yang dihasilkan

Penulis sedikit berkontribusi dalam mengerjakan pemotongan plat dan


penyambungan kerangka dengan las. Pekerjaan ini minimal dikerjakan oleh 15
orang per hari. Proses ini tergolong cepat karena hanya memakan 6 bulan untuk 3
buah terowongan yang dibangun.
Faktor kesulitan pada pengerjaan terowongan air ini adalah ketika memasang plat
pada sisi luar terowongan yang mana itu harus menggunakan alat bantu berupa
fork lift yang telah di modifikasi dan diberi tambahan katrol bermerk Prohex
dengan daya angkat maksimum 2 ton. Semua pekerja telah mahir mengendarai
fork lift sehingga setiap harinya pekerja yang mengoperasikan fork lift dapat
bergantian. Setelah plat diangkat, selanjutnya adalah dibengkokkan sesuai radius
terowongan dengan cara dipukul menggunakan palu. Butuh 3-4 orang untuk
menekuk plat ini, plat berukuran 1 m x 2 m tebal 5 cm.
Jika plat semuanya sudah terpasang dengan rapi, kemudian disambung plat
satu dengan plat yang lain dengan cara dilas. Apabila terowongan sudah selesai
dibangun maka bagian dalamnya harus dicat dengan cat besi agar saat digunakan
untuk saluran air bagian dalamnya tidak berkarat oleh oksidasi air terhada logam.

27
Pekerjaan ini termasuk pekerjaan yang beresiko tinggi karena para pekerja
saat naik pada bagian terowongan yang tinggi tidak dilengkapi dengan pengaman
seperti tali pengait dan helm proyek. Saat pengelasan berlangsung pun para
pekerja juga tidak mengenakan topeng las, mereka hanya cukup memejamkan
matanya ketika cahaya las memancar.

Gambar 3.20 APD pembuatan terowongan


Alat diatas merupakan peralatan yang seharusnya digunakan pada
pengerjaan rangka terowongan yang sesuai k3. Pada umumnya setiap pekerjaan
yang dilakukan secara disiplin dan tekun akan membuahkan hasil yang maksimal,
serta didukung oleh nilai-nilai gotong royong. Setiap individu perlu agar
menghargai individu yang lain. Tidak menilai posisi seseorang dari jabatannya
karena setiap peran itu sangat penting dalam tujuannya untuk menyelesaikan suatu
proyek. PT. Kalitelu Teknik tidak hanya melayani pengerjaan konstruksi
terowongan tetapi juga melayani jasa penekuk besi. Besi besi ini adalah kanal H
untuk konstruksi bangunan terowongan kereta api bawah tanah. Besi-besi ini juga
akan dikirim di wilayah Sulawesi, bisa jadi pembangunan jalur kereta api di pulau
tersebut sudah cukup banyak untuk transportasi jalur darat untuk meningkatkan
perekonomian masyarakat Sulawesi.

BAB IV

28
PEMELIHARAAN

A. Manajemen Pemeliharaan
Pemeliharaan atau maintenance adalah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja
sekaligus dalam keadaan sadar terhadap fasilitas yang menganut sistematika
tertentu dengan tujuan agar fasilitas dapat bekerja dengan optimal, beroperasi
dengan efektif, efisien, aman dan lancar demi mencapai produksi yang sesuai
denan yang direncanakan.
Tujuan Pemeliharaan:
1. Memperpanjang kegunaan aset.
2. Menjamin kesiapan operasional dari seluruh aset yang diperlukan dalam
keadaan darurat setiap waktu.
3. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan
oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi tidak terganggu.
4. Mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan
kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien.
5. Membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan di luar batas dan
menjaga modal yang diinvestasikan.
Ada 3 jenis pemeliharaan perbaikan secara umum antara lain :
1. Preventive Maintenance
Adalah pemeliharaan yang bertujuan untuk menghindari kerusakan- kerusakan
yang timbul dengan cepat pada suatu fasilitas atau mesin atau peralatan yang
digunakan untuk bekerja. Adapun tipe preventive maintenance antara lain:

a) Pre-Maintenance

Menurut KBBI pre dalam bahasa Indonesia pra memiliki arti persiapan, jadi
pre-maintenance mempunyai arti persiapan pemeliharaan, maksudnya adalah
persiapan ditujukan untuk mempersiapkan apa saja alat atau mesin yang
digunakan saat nantinya digunakan dalam proses bekerja (pelaksanaan). Dalam
tahap ini umunya dilakukan penyusunan program pemeliharaan, ketersediaan
peralatan dan sarana penunjang dan persiapan tenaga pelaksana & pemeliharaan
dan lain sebagainya.
b) Routine Maintenance

29
Routine Maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan secara harian pada
tiap-tiap mesin atau peralatan atau fasilitas sebelum digunakan untuk bekerja yang
meliputi pelumasan, pencegahan terhadap beban yang berlebih ataupun korosi.
Kegiatan routine maintenance juga dilakukan oleh operator.
c) Periodic Maintenance
Periodic maintenance adalah pemeliharaan yang harus dilakukan secara
berkala dalam tiap-tiap mesin atau fasilitas atau peralatan yang telah
disusun/direncanakan. Dalam membuat jadwal pemeliharaan didasarkan atas
kepentingan perlakuan terhadap mesin seperti kegiatan mengganti oli tiap berapa
jam kerja, menyetel benda bergerak tiap berapa minggu dan lain sebagainya.
Adapun beberapa jenis pemeliharaan berkala diantaranya pemeliharaan mingguan,
bulanan dan tahunan.
2. Corrective Maintenance
Correvtive Maintenance adalah pemeliharaan dengan cara memperbaiki
(repair) dengan tujuan untuk mengembalikan kondisi mesin atau peralatan yang
semula rusak menjadi keadaan semula atau normal. Adapun tipe-tipe pada
corrective maintenance ini antara lain :
a) Light Repair
Light repair adalah pemeliharaan dengan cara memeriksa mesin dan
memperbaiki kerusakan tersebut. Pada umumnya light repair hanya memperbaiki
kerusakan-kerusakan mesin yang ringan dan hanya mengganti komponen-
komponen kecil yang tidak membutuhkan waktu serta biaya yang tinggi.
b) Medium Repair
Medium Repair adalah pemeliharaan yang dilakukan karena kerusakan
akibat terjadinya keausan atau kerusakan lainnya dengan membutuhkan biaya
lebih tinggi dan waktu yang lama selama perbaikan berlangsung.
c) Overhaul
Overhaul adalah pemeliharaan yang dilakukan karena kerusakan yang timbul
dari tiap-tiap komponen mesin sehingga membutuhkanperbaikan secara total
ataupun menyeluruh. Dalam pelaksanaan overhaul ini pada umumnnya dilakukan
oleh teknisi khusus yang mampu memahami sistematika pemeliharaan yang telah
disusun dan direncanakan.

30
3. Emergency Maintenance
Emergency maintenance adalah pemeliharaan yang dilakukan dalam
keadaan darurat yang dikerjakan diluar perencanaan program pemeliharaan
diakibatkan kerusakan yang tidak terduga. Adapun emergency repairing dalam
pemeliharaan ini yang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk
memperbaiki kerusakan yang terjadi secara tidak terduga dan bersifat
sementara.
Pada emergency repair terdapat istilah antara lain:

a) Running Maintenance

Running maintenance merupakan proses pemeliharaan suatu


mesin/peralatan/fasilitas dalam keadaan beroperasi atau berjalan.
b) Shut-down Maintenance
Shut-down maintenance merupakan proses pemeliharaan
mesin/peralatan/fasilitas yang mana mesin/peralatan/fasilitas harus dalam keadaan
mati/tidak beroperasi, karena tidak mungkin dilakukan pemeliharaan bila
mesin/peralatan/fasilitas dalam kondisi beroperasi
c) Lack of Maintenance
Lack of maintenance merupakan kekurangan atau kelemahan dalam
melakukan suatu proses pemeliharaan atau disebut juga dengan pemeliharaan
yang tidak baik.
d) Predictive Maintenance
Predictive maintenance merupakan kegiatan pemeliharaan yang
memperkirakan umur/masa pakai (life time) dan efisiensi suatu komponen
sehinga dapat diperkirakan kapan komponen tersebut mendapat perlakuan
pemeliharaan. Dalam merealisasikan pemeliharaan diperlukan jadwal
pemeliharaan yang baik agar dalam industri tidak sering terjadi breakdown pada
mesin terutama mesin yang merupakan jantung industri sehingga akan
menyebabkan target produksi tidak tercapai. Metode predictive maintenance,
sehingga teknisi dapat melakukan pra- maintenance yang akan meringankan
jalannya proses perbaikan.

31
B. Pemeliharaan pada Mesin Bubut

Mesin bubut dilakukan perawatan setiap sebulan sekali. Kerusakan yang


sering dialami adalah eretan atas yang kerap goyang dan mur yang sudah terpsang
berkarat dan harus diganti. Apabila tidak pernah diganti maka yang terjadi ulirnya
mengalami korosi atau keropos sehingga kekuatannya untuk mengunci semakin
berkurang, itulah sebab yang membuat eretan mudah goyang. Kalau eretan atas
mudah goyang maka ukuran yang semestinya sudah pas dalam pemakanan
menjadi tidak pas.
Selain dengan mengganti mur dan baut yang sudah berkarat mesin bubut
harus sesering mungkin diberi pelumas pada bagian-bagian mesin yang selalu
mengalami gesekan, contohnya adalah roda gigi. Inspeksi ini dilakukan dengan
jangka waktu harian atau di saat sedang mengalami kerusakan sewaktu-waktu.
Roda gigi yang rusak menjadi masalah dalam mengatur kecepatan putar mesin
bubut, dan atau handle tidak berfungsi dengan baik.
Hal yang terpenting lainnya adalah membersihkan permukaan luar mesin
bubut dari oli, debu, dan karat. Hal ini memang cukup sederhana namun sangat
penting dilakukan. Kotoran yang menyelimuti mesin bubut akan menutupi name
plate mesin bubut sehingga operator yang menggunakan mesin bubut akan
kesulitan membaca tabel pada mesin bubut. Dan juga kesulitan membaca ukuran
yang tertera pada setiap piringannya. Jadi kebersihan dalam perawatan mesin
bubut juga harus diperhatikan secara khusus dalam perwatan mesin bubut. Bagian
yang yang sebenarnya bugan menjadi bagian mesin bubut itu sendiri namun harus
mendapat perlakukan yang sama adalah pahat bubut, ini sama pentingnya karena
jika pahat bubut sudah tumpul maka operator harus membenahi bentuk yang
sesuai dengan ukuran yang diingankan. Padahal itu membutuhkan waktu yang
cukup lama, maka diperlukan tenaga bengkel lainnya sebagai seorang manajemen
bengkel yang memanajen segala perangkat dan kebutuhan bengkel, baik alat
ataupun bahannya.

32
Gambar 4.1 Mesin Bubut
C. Pemeliharaan pada Mesin Bor Magnet

Mesin bor magnetik perawatannya sangat mudah. Mesin bor


magnetik ini adalah jenis mesin bor dengan kemampuan untuk dipindah-
pindahkan ke segala tempat dengan mudah dan ringan. Penggunaan mesin bor
ini pada umumnya digunakan untuk mengebor pada bidang-bidang yang
berukuran sangat luas atau sangat panjang lebih dari 2 m 2 atau panjang lebih
dari 3 m. Bahan dari benda kerja yang dibor khususnya logam.
Untuk menjaga agar mesin bor ini awet atau tahan lama
penggunaannya harus dengan hati-hati. Yang pertama adalah dengan selalu
ingat untuk mengaktifkan daya magnetis pada mesin bor, hal ini dilakukan
agar mesin bor dapat berdiri tegak, tidak mudah goyang, dan menghindari
jatuh dari ketinggian. Yang kedua adalah saat proses pengeboran berlangsung
selalu dipastikan mata bor diberi minyak atau pelumas untuk meredam panas
yang dihasilkan. Logam yang panas membuat struktur atomnya berubah, hal
ini menyebabkan kekuatan bahan menjadi menurun. Dan yang perlu diingat
adalah agar selalu memperhatikan kualitas mata bor tetap dalam keadaan
baru, biasanya jika sudah digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama
kurang lebih 2-3 bulan mata bor mengalami bengkok pada chuck-nya
disebabkan oleh tegangan puntir pada mesin bor. Yang ketiga, menjaga
kualitas motor yang bekerja dan berputar pada mesin bor. Pergantian dinamo
dilakukan minimal 6 bulan sekali, dan dapat pula diganti jika sewaktu-waktu

33
mengalami kerusakan mendadak

Gambar 4.2 Mesin Bor Magnet

D. Pemeliharaan pada Mesin Sekrap

Mesin sekrap adalah alat yang berguna untuk meratakan


permukaan benda. Dalam penggunaannya pada bengkel PT. Kalitelu Teknik
yaitu sangat jarang. Karena tidak semua pekerjaan dilakukan dengan
penyekrapan. Mungkin hanya beberapa pekerjaan saja yang harus
menggunakan alat ini,seperti contohnya adalah alur pasak dan meja gergaji
mesin. Dari 3 mesin sekrap yang tersedia di bengkel tersebut rata-rata
kondisinya masih bagus dan bersih. Perawatan yang dilakukan hanya
berjangka waktu tiap 3 bulan sekali, itu pun hanya untuk melumasi bagian
roda gigi dan permukaan-permukaan komponen mesin yang sering kali
bergesekan. Handle yang terdapat pada mesin sekrap juga masih dapat
berfungsi dengan baik, atau tidak ada eror. Debu dan kotoran seperti oli bekas
juga tidak menempel pada permukaan luar mesin. Hal ini dikarenakan setelah
pemakaian mesin ditutup dengan terpal. Sehingga skala dan ukurannya masih
dapat terbaca dengan baik dan memudahkan operator untuk menentukan
ukuran yang diinginkan.
Selain merawat bagian-bagian mesin sekrap juga dilakukan
persiapan terhadap pahat yang akan digunakan. Pahat selalu dikondisikan

34
dalam bentuk yang selalu siap untuk digunakan, hal ini akan memepercepat
pekerjaan penyekrapan oleh operator karena sudah tidak perlu lagi
menyiapkan pahat sendiri. Cekam yang dipasang setiap seminggu sekali
dilakukan pembersihan pada bagian ulirnya agar tidak berkarat, apabila
berkarat maka cekam bisa jadi tidak begitu kuat mencekam benda kerja yang
dipasang.
Tidak sedikit pula tatal atau gram yang dihasilkan saat penyekrapa,
sehingga tatal harus dibersihkan dari mesin sekrap agar tidak mengganggu
proses penyekrapan. Oli yang digunakan untuk pelumasan juga merupakan
oli yang baru bukan oli bekas.

Gambar 4.3 Mesin Sekrap


E. Pemeliharaan pada Mesin Penekuk Plat

Untuk perawatan mesin penekuk plat ini tidak selalu mendapat


perlakukan khusus seperti mesin-mesin yang lain. Mesin ini hanya perlu
sedikit pelumasan pada die-nya. Disamping itu plat yang ditekuk tidak
membutuhkan tenaga yang besar, sehingga jig penekuk plat tidak atau
kemungkinan kecil untuk mengalami kerusakan. Jadi inspeksi dan perawatan
mesin ini dilakukan sewaktu bila hendak dipakai untuk memastikan apakah
instalasi listriknya aktif atau tidak.

35
Gambar 4.4 Mesin Penekuk Plat

F. Pemeliharaan pada Mesin Snei

Mesin snei adalah mesin yang digunakan untuk membuat ulir


dengan senai. Mesin ini kerap kali mengalami kerusakan pada senai karena
tumpul. Sehingga sewatu-waktu diganti dengan senai yang baru untuk
mempercepat pekerjaan. Bantalan yang terpasang diganti tiap 3 bulan sekali.
Mesin ini juga kerap menimbulkan suara karena gesekan, maka untuk
mengurangi gesekan yang terjadi harus sesering mungkin dilumas dengan oli
agar permukaan mesin tidak terkikis karena gesekan. Tatal atau gram yang
dihasilkan sangat banyak dan terkadang dibiarkan menumpuk begitu saja
sehingga harus dilakukan pembersihan secara berkala. Oli bekas yang telah
digunakan untuk melumasi diberi tempat tersendiri untuk mencegah agar
tidak tercecer ke lantai, apabila tercecer maka beresiko bagi pekerja sehingga
kemungkinan mengalami terpeleset dan cedera serius

36
Gambar 4.5 Mesin Snei

G. Pemeliharaan pada Mesin CNC Cutting and Welding

Mesin CNC Cutting and Welding merupakan mesin yang


digunakan untuk memotong dan mengelas secara otomatis. Pada PT. Kalitelu
Teknik ini mesin CNC Potong dan Las berfungsi sebagai alat untuk
memotong plat sebagai sambungan konstruksi-konstruksi terowongan,
jembatan, dan bendungan. Pemakaiannya harus hati-hati, selain karena
bahaya api dan cahaya yang dihasilkan alat ini juga rentan kerusakan. Salah
satunya adalah ujung dari blander tidak boleh sampai tergores benda kerja,
dan harus dijaga kebersihannya dari kerak dan lelehan logam. Apabila lubang
dari blander tertutup maka gas yang keluar akan terhambat sehingga membuat
benda kerja susah terpotong karena panas yang dihasilkan tidak sesuai ukuran
seperti yang seharusnya telah diatur sebelumnya. Diharapkan agar rel yang
terdapat pada mesin ini tetap steril dari hambatan berupa kotoran, karena ini
akan mengganggu laju atau pergerakan mesin saat beroperasi. Selain itu tetap
dilakukan pengecekan gas dan bahan bakar mesin agar mesin selalu siap
untuk digunakan, pergantian tabung gas bahan bakar biasanya setiap 4 hari
sekali.
Program yang dijalankan harus tetap dikontrol saat menggunakan.
Jika mesin berjalan tidak sesuai program maka dikhawatirkan mesin bergerak
melampaui batas dari rel dan mengakibatkan eror pada mesin. Landasan dari

37
logam yang hendak dipotong diberi air untuk mencegah logam dari landasan
benda kerja meleleh. Pergantian air dilakukan minimal 7 hari sekali.

Gambar 4.6 Mesin CNC and Welding

38
BAB V
KESELAMATAN DAN KEAMANAN DALAM BEKERJA
A. Resiko Bekerja di Bengkel
1. Bahaya kerja Kimiawi
Bahan kimia berbahaya sangat beracun bagi tubuh manusia. Radikal bebas
yang terperangkap di dalam tubuh akan mengganggu sistem syaraf tubuh dan
dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti jantung, paru, paruh,
kelumpuhan otak, dan kematian. Zat tersebut bisa masuk melalui pernapasan,
kulit, mata, hidung, mulut; dalam bentuk gas, uap, dan aerosol. Sedangkan
paparan asap, debu, dan uap panas pada industri, pabrik, dan bengkel dapat
mengganggu pernapasan.
Bagi seseoarang yan bekerja di bengkel atau pabrik harus berhati-hati agar
paparan bahan kimia berbahaya tidak menjangkau tubuhnya. Oleh karena
sangat penting menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan
kebutuhan kerja. Misal, jika seseorang bekerja pada pengelasan maka
disarankan untuk mengenakan masker dan kacamata las, serta diharuskan
menggunakan pakaian lengan panjang agar melindungi kulit dari percikan
logam panas dan membara.
2. Bahaya kerja Fisik
Bahaya kerja fisik erat kaitannya dengan getaran, kebisingan, suhu, dan
lain sebagainya. Pada umumnya pekerjaan di bengkel melibatkan mesin yang
beroperasi sehingga menimbulkan suara, getaran, dan panas.
Bagi pekerja yang bekerja sebagai operator mesin yang mana mesin
tersebut menghasilkan getaran dalam jangka waktu yang sangat lama, maka
pekerja tersebut beresiko mengalami nyeri otot, mual, gangguan ginjal, hingga
masalah pada pembuluh darah. Sama halnya dengan polusi suara yang
ditimbulkan oleh aktifitas mesin atau pun aktifitas-aktifitas lain pada bengkel.
Disarankan bagi para pekerja agar selalu melindungi indra pendengarannya
dengan alat penyumbat suara agar suara yang masuk pada telinga tidak terlalu
berlebihan.
Sedangkan untuk paparan sinar dan panas matahari yang diakibatkan oleh
pekerjaan yang dilakukan pada luar ruangan maka pekerja wajib mengenakan

39
baju lengan panjang. Kulit yang secara terus menerus terpapar sinar dan panas
matahari berpotensi mengalami kanker kulit.
3. Bahaya kerja ergonomi
Ergonomi adalah bidang studi yang berhubungan dengan mendesain
perlatan, mesin, proses, dan tempat kerja yang sesuai dengan kemampuan
serta keterbatasan pengguna. Gerakan berulang atau diam terlalu lama dapat
berpotensi mengakibatkan pegal linu, nyeri otot, nyeri sendi, sakit pinggang,
atau masalah yang lebih parah lagi. Memberikan jeda pada setiap pekerjaan
akan mampu memberi kesempatan untuk merilekskan otot-otot dengan
berjalan, peregangan, dan atau gerakan-gerakan kecil.
4. Bahaya kerja Biologi
Di masa saat penulis dan rekan-rekan melakukan praktikum pada bengkel
PT. Kalitelu Teknik adalah masa-masa yang rawan dikarenakan COVID-19.
Penularannya masih tetap diwaspadai oleh semua pihak termasuk para
pekerjanya. Pemakaian masker adalah hal yang wajib dilakukan setiap hari
selama kegiatan Praktik Kerja Industri berlangsung. Pasalnya virus ini
menyebar melalu sentuhan maka juga perlu dilakukan jaga jarak, jikalau
harus bersentuhan maka pekerja pada bengkel PT. Kalitelu Teknik
mengenakan sarung tangan. Upaya-upaya yang dilakukan adalah menjaga
imunitas tubuh dengan memakan makanan sehat, istirahat cukup, olahraga
teratur, serta vaksinasi.
Pandemi COVID-19 juga menyebabkan sedikitnya kemungkinan
pekerjaan yang dilakukan pada bengkel tersebut karena pesanan konsumen
juga sedikit. Setiap hari rata-rata pekerja yang hadir sekitar 10-15 orang dan
dilakukan secara bergantian.

5. Bahaya Kerja Psikologi


Resiko kerja psikologi erat kaitannya dengan emosi dan kejiwaan
seseorang. Beberapa diantaranya adalah rasa jenuh, bosan, frustrasi, dan lain-
lain. Pekerjaan di pabrik dan bengkel menawarkan jenis pekerjaan yang pada
umumnya membuat pekerja cepat bosan sehingga timbul rasa kantuk dan lelah
di sela-sela pekerjaannya. Banyak dari orang-orang tersebut memilih jalan

40
keluar yaitu mengundurkan diri dengan pertimbangan memilih pekerjaan yang
santai dan tidak menjemukan. Pekerja yang terganggu secara kejiwaan
dikarenakan bekerja dengan gaji yang rendah dan waktu yang sangat lama.

B. Alat Pelindung Diri


Alat pelindung diri adalah seperangkat alat untuk melindungi diri dari
resiko kecelakaan kerja; seperti: benturan, panas, radiasi, dan lain-lain.

Berikut adalah contoh-contoh alat pelindung diri pada bengkel.

1. Baju kerja
Baju kerja melindungi pekerja dari luka sayatan, goresan, panas logam,
panas sinar matahari, dan kotoran. Baju kerja pada umumnya berlengan
panjang fungsinya untuk melindungi kulit dari percikan api saat pengelasan.
Bahan dasar baju kerja di Indonesia adalah cotton, menyesuaikan iklim di
Indonesia yang panas. Wearpack adalah desain dari seragam kerja mekanik
juga mencerminkan status seseorang sebagai mekanikal.
2. Safety Shoes
Sepatu safety adalah alat pelindung diri untuk kaki berbahan dasar kulit
yang memiliki sifat isolator anti sengatan listrik. Bagian depannya terdapat
besi untuk melindungi jari-jari kaki agar tidak cedera saat tersandung dan
tertimpa benda-benda keras seperti besi dan baja. Safety Shoes juga
melindungi kaki agar tidak terluka jika kaki menginjak sesuatu yang tajam
seperti paku atau duri.
3. Kaca mata pelindung
Kacamata pelndung berfungsi untuk melindungi mata dari tatal-tatal yang
beterbangan terutama saat menggerinda dan mengoperasikan mesin bubut.
Kacamata harus diberi lubang atau celah untuk sirkulasi hawa pada area mata.
Ada tiga jenis kacamata pelindung :
a. Safety Spectacles, fungsinya untuk melindung mata dari partikel-partikel
yang halus
b. Safety Goggles, berguna untuk melindungi mata dari gas, asap, uap, dan
cairan. Kacamata jenis ini memberi segel ke seluruh tepi bagian mata.

41
Gambar 5.1 Pelindung Mata
c. Face Shield, berguna melindungi wajah dari bahaya percikan kilatan api.
Pada umumnya face shield juga digunakan untuk keperluan las, tetapi jenis
kacamata yang digunakan adalah gelap karena intensitas cahaya yang
tersirat sangat tinggi dan menyilauka
4. Helm Kerja atau Helm Proyek
Helm proyek sebagai pelindung kepala agar terhindar dari resiko benturan
seperti timpaan logam dan melindung rambut dari lilitan. Helm yang dipakai
setidaknya masih bagus dan terdapat tali pengait di dagu supaya tidak mudah
lepas.

42
Gambar 5.2 Helm Kerja
5. Alat pelindung telinga
Alat pelindung telinga adalah alat yang wajib dipakai untuk mengurangi
volume suara masuk yang dapat mengganggu pendengaran. Biasanya suara-
suara yang memekakkan telinga ini bersumber dari mesin press, truk-truk
yang menjatuhkan material berat, suara pukulan martil, gergaji mesin, gerinda,
dan lain sebagainya.
Alat pelindung telinga terdiri dari sumbat telinga (ear plug) dan penutup
telinga (ear muff). Berikut gambar dari alat pelindung telinga.

Gambar 5.3 Alat Pelindung Telinga

6. Sarung Tangan

43
Sarung tangan berguna sebagai alat untuk melindungi diri dari tangan agar
tidak terluka karena sayatan, panas, dan memudahkan penggunanya untuk
memegang alat-alat atau benda kerja di bengkel dengan baik. Sarung tangan
yang dipakai biasanya berbahan katun. Logam-logam yang berkarat dapat
membuat infeksi pada kulit tangan maka salah satu kegunaan dari sarung
tangan itu sendiri adalah melindungi diri dari karatan. Ada pula fungsi lainnya
adalah untuk melindung tangan saat memegang logam panas karena hasil dari
potongan oleh blander dan logam-logam yang sudah selesai dari proses
pembubutan.

C. Mencegah Kebakaran pada Area Gedung Bengkel


Kebakaran menjadi salah satu penyebab kecelakaan kerja. Segala
tindakan yang melibatkan pembakaran dapat berpotensi kebakaran, mulai dari
merokok, penempatan bahan bakar, dan kebersihan bengkel. Setiap gedung
harus memiliki seperangkat alat untuk persiapan dan pencegahan jika sewaktu-
waktu kebakaran terjadi.
Kebakaran dapat menghilangkan nyawa banyak orang sekaligus mampu
menyebabkan kerugian besar pada industri. Jika industri atau perusahaan
bangkrut maka ini akan berdampak pada para pekerja, mereka akan kehilangan
mata pencaharian. Kebakaran dapat disebabkan karena kelalaian atau kurangnya
peralatan yang memadai pada gedung dan perkantoran.
Untuk pengelola gedung, penting untuk memperhatikan hal berikut.
1. Alat Deteksi kebakaran
Alat deteksi kebakaran pada umumnya sangat peka terhadap panas
atau pun asap. Jika panas dan asap terdeteksi oleh alat ini biasanya ada alarm
yang berbunyi sebagai peringatan tanda bahaya. Alat ini harus sudah
terprogram sesuai dengan sistem manajemen gedung. Beberapa gedung atau
perusahaan di Indonesia tidak terlalu memerdulikan alat ini, khususnya pada
bengkel PT. Kalitelu Teknik. Di sana memang tidak terdapat alat pendeteksi
kebakaran yang tersedia. Begitu juga dengan APAR, hidrant, dan alat
pendukung lainnya.
2. Peralatan Mudah diakses

44
Memastikan agar peralatan pemadam kebakaran supaya mudah
dijangkau. Semua harus sudah berada pada tempat yang mana semua orang
sudah siap untuk memakainya. Misalkan selang, tabung pemadam, helm kerja,
masker, dan lain sebagainya. Penting juga untuk melakukan pengecekan
tekanan pada tabung APAR, Tekanan yang stabil ditunjukan pada area warna
hijau pada pengukur tekanan.

Gambar 5.4 Alat Pencegah Kebakaran


3. Pembuangan yang tepat
Menjaga kebersihan gedung perlu dilakukan. Banyak kasus kebakaran
yang terjadi dikarenakan banyaknya sampah atau sisa-sisa barang yang mudah
terbakar. Untuk sisa pembuangan limbah seperti sisa bahan bakar lebih baik
ditempatkan pada tempat khusus pada pembuangan untuk menghindari resiko
terbakar. Apabila limbah bahan bakar tersebut berada di tempat yang sama
dengan bahan lain yang mudah terbakar maka kemungkinan api dapat meluas
dan membesar. Kebakaran juga bisa terjadi karena sampah-sampah yang tidak
penting seperti puntung rokok.
4. Pengecekan
Pengecekan dilakukan untuk mengetahui kelayakan peralatan
pemadam kebakaran apakah masih bisa digunakan, sudah rusak, atau harus
diganti. Pemeriksaan juga harus dilakukan terhadap mesin-mesin yang sudah
rusak dan panas serta instalasi listrik yang kurang baik. Kabel yang putus
dapat menyebabkan arus pendek yang dapat menyebabkan kebakaran. Maka

45
tindakan pencegahan harus dilakukan dengan segera untuk kabel-kabel yang
sudah putus, jika memungkinkan untuk masih dapat disambung maka harus
disambung dengan alat dan bahan yang memadai. Jika kabel rusak parah maka
perlu pergantian dengan kabel yang baru. Kabel yang putus atau terbuka dapat
juga menimbulkan sengatan listrik pada pekerja yang tidak sengaja
menyentuhnya tanpa alat pelindung seperti sarung tanngan.
5. Penyimpanan yang Aman
Jika pada bengkel terdapat bahan kimia, bahan yang mudah terbakar,
dan bahan berbahaya lainnya maka penempatannya pada tempat yang terpisah
dari bahan yang mudah terbakar lainnya. Tempat penyimpanan harus kering
dan ventilasi ruangan memadai untuk menjaga agar suhu ruangan tetap stabil.
Lebih baik jika pada tempat penyimpanan bahan-bahan muda terbakar tersebut
diberi alat-alat proteksi kebakaran untuk berjaga-jaga.
6. Tindakan Pencegahan
Tindakan pencegahan juga berguna untuk melindungi gedung dari
kebakaran. Pihak pengelola bengkel harus memastikan untuk mengajari
penghuni gedung bagaimana bereaksi terhadap kebakaran dan bagaimana cara
menggunakan alat-alat pemadam kebakaran. Rambu-rambu untuk jalur
evakuasi dan titik kumpul lebih baik ada untuk memudahkan penyelamatan
pekerja pada bengkel. Jikalau api membesar dan sulit dipadamkan saat
kebakaran maka pengelola diharapkan untuk segera menghubungi pihak
pemadam kebakaran.
7. Area Khusus Merokok
Kebiasaan merokok memang tidak bisa dihindari oleh para pekerja
bengkel. Meskipun ada larangan bahwa tidak boleh merokok pada jam kerja,
akan tetapi tetap saja pekerja merokok sambil melakukan pekerjaannya.
Semua dilakukan karena alasan agar pekerjaan tidak terhambat oleh rasa lelah
dan kantuk. Melihat keadaan seperti ini perlu adanya penyediaan area khusus
merokok, dan disediakan pula tempat khusus pembuangan puntuk rokok,
misalkan asbak. Ini akan membantu bangunan agar tetap aman dari kebakaran
yang tidak sengaja dikarenakan puntung rokok yang masih menyala.

46
Gambar 5.5 Puntung Rokok

D. Teknik Mengangkat Benda


Dalam mengerjakan pekerjaan pada bengkel seringkali pekerja juga
melakukan pemindahan barang-barang atau bahan-bahan material berat dari satu
tempat ke tempat lainnya. Tidak semua pengangkatan beban itu dilakukan oleh
alat bantu berupa kendaraan atau mesin, melainkan pekerja juga melakukannya
meskipun dilakukan dengan tangan kosong. Material yang diangkat contohnya,
logam, motor listrik, pompa hidraulik, tangki hidraulik, pencekam, gardan truk,
dan lain-lain. Kesalahan saat mengangkat barang-barang yang berat dapat
menyebabkan cedera pada anggota badan tertentu, misalkan cedera pada lutut,
lengan, dan paha. Maka perlu ada teknik yang harus diterapkan pada proses
mengangkat barang. Berikut adalah teknik-teknik mengangkat barang dengan
benar :
1. Mengawali dengan jongkok.
Cara ini juga seperti yang dilakukan oleh para atlet angkat besi ketika
mengangkat beban, yaitu mengawali sikap tubuh dengan berjongkok. Ketika
jongkok punggung diposisikan agar tetap lurus, ketika benda mulai diangkat
otot kaki perlahan bergerak ke atas hingga stabil saat membawa barang
tersebut. Posisi punggung yang lurus juga bertujuan untuk melindungi
punggung agar tidak mengalami kram otot saat menegang.

47
Gambar 5.6 Cara Awal Mengangkat Barang
2. Meletakkan barang sedekat mungkin dengan tubuh.
Saat barang sudah berhasil terangkat maka barang harus didekatkan pada
tubuh sedekat mungkin. Hal ini bertujuan untuk meringankan beban karena
beban bertumpu pada badan. Posisi tubuh harus tegap dan ketika membawa
beban maka posisi beban harus sama antara beban tangan kiri dan beban
tangan kanan.

Gambar 5.7 Meletakkan Barang Dekat dengan Badan


3. Mengangkat beban lurus

48
Ketika membawa beban lengan dalam keadaan lurus. Dan tidak boleh
memutar posisi tubuh ke kiri atau ke kanan karena ini akan membahayakan
keadaan punggung yang sewaktu-waktu dapat membuat persendian terasa
nyeri.

Gambar 5.8 Posisi badan dalam mengangkat


4. Selalu Tegak
Usahakan selalu tegak saat membawa barang dengan berdiri, berjalan, dan
duduk maksimal dengan kemiringan 15 derajat untuk mengurangi tekanan
pada perut. Karena hampir semua tumpuan terpusat pada tulang belakang
maka pekerja wajib untuk selalu berhati-hati dalam membawa beban yang
berat.

Gambar 5.9 Posisi Badan Harus Tegak

5. Menggunakan tangga

49
Jika hendak mengambil benda dari tempat yang tinggi maka diperlukan
tangga. Benda yang sudah diambil dari ketinggian diletakkan dahulu di
bawah, kemudian diambil dengan cara atau teknik yang sudah dijelaskan
sebelumnya. Hal ini bermaksud agar tidak terjadi cedera karena tertimpa
barang dari atas.

Gambar 5.10 Penggunaan Tangga

6. Menggunakan Alat Bantu


Disarankan untuk tidak terlalu memaksakan diri untuk tidak mengangkat
barang yang terlalu berat dengan tangan kosong, karena itu sangat berbahaya.
Bisa saja pekerja tertimpa barang tersebut, cedera pada anggota tubuhnya, dan
terjatuh. Untuk mengurangi resiko tersebut maka perlu dibantu dengan suatu
alat yaitu sorongan, crane, forklift, dan lain sebagainya.

50
Gambar 5.11 Penggunaan Alat Bantu

E. Segi Keamanan Tempat Kerja dan Keamanan

Pada PT. Kalitelu Teknik memiliki bengkel dengan area yang cukup luas
untuk kegiatan perindustrian. Ruangan tersebut kurang lebih memiliki luas 60 m x
80 m. Hanya saja alat-alat yang digunakan untuk keamanan kurang memadai,
misalnya di bengkel tersebut tidak ada satu pun alat pemadam api ringan yang
biasanya setiap gedung diharuskan memilikinya untuk jaga-jaga jika kebakaran
kecil terjadi. Saat hujan talang air pada atap gedung bocor sehingga
mengakibatkan air hujan masuk ke area dalam bengkel dan menggenangi
lantainya, padahal di bawah talang yang bocor tersebut juga terdapat panel listrik
yang aktif. Banyak pula kabel-kabel yang putus namun tidak pernah diganti
dengan yang baru, tetapi hanya disambung dengan kain atau plastik seadanya. Hal
itu lah yang dikhawatirkan tejadinya arus pendek listrik yang akan menyebabkan
kebakaran.
Setiap gedung seharusnya mengantisipasi kemungkinan terjadinya gempa
bumi. Jika memang harus terjadi gempa bumi maka tindakan yang harus
dilakukan adalah berlindung dengan cara bersembunyi di bawah meja atau tempat
yang memiliki atap yang kuat ataupun menghamburkan diri ke luar ruangan
menuju tempat yang lapang. Maka setiap gedung yang pada umumnya berukuran
luas dan tinggi harus memiliki titik kumpul untuk tempat berkumpulnya massa

51
atau pekerja supaya tahu mana tempat lapang yang harus dituju saat terjadinya
gempa bumi. Oleh karena itu bengkel atau industri sebaiknya diberi akses jalan
keluar atau pintu darurat yang jumlahnya tidak hanya satu dan searah sehingga
memudahkan pekerja yang di dalam ruang bengkel dapat keluar ketika tejadinya
kebakaran besar atau pun gempa bumi. Namun yang didapati pada bengkel
PT.Kalitelu Teknik tempat kami Praktik Kerja Industri hanya memiliki satu pintu
keluar masuk.
Para pekerja juga tidak dilengkapi dengan APD lengkap, sebagaian besar
pekerja hanya mengenakan pakaian seadanya yaitu kaos pendek dan celana
panjang. Baiknya hampir semua pekerja sudah menggunakan sarung tangan.
Fungsi dari sarung tangan tersebut yaitu untuk melindungi tangan dari sayatan
logam dan logam-logam yang masih panas agar tangan tidak melepuh saat
memegangnya. Hanya satu orang yang mengenakan helm proyek dan sisanya
sama sekali tidak pernah memakai helm proyek waktu bekerja. Secara
keseluruhan dari sisi keamanan PT ini masih sangat kurang dalam menyiapkan
tempat kerja yang aman. Semoga ke depannya segala kekurangan ini segera
dibenahi agar PT. Kalitelu Teknik tidak hanya mampu melayani pelanggan
dengan baik namun juga dapat menciptakan tempat atau lapangan kerja yang
aman sesuai SOP.

52
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
PT. Kalitelu Teknik merupakan perusahaan yang membidangi usaha konstruksi
bendungan, jembatan, terowongan, stone crusher, penekukan plat, dan lain-lain.
Memiliki tempat kerja dengan sumber daya manusia yang mumpini dan
profesional. Praktik Kerja Industri di PT. Kalitelu Teknik bertujuan untuk
mengamati, mempelajari, mempraktikkan, dan untuk sarana mengadaptasikan diri
untuk terjun pada lapangan kerja indutri yang sesungguhnya. Praktik Kerja
Industri merupakan salah satu mata kuliah yang wajib diambil dalam perkuliahan
pada program studi S1 Pendidikan Teknik Mesin Universitas Negeri Malang.
Kegiatan ini juga dapat disiasati sebagai bentuk implementasi dari ilmu
pengetahuan yang diperoleh di bangku perkuliahan.

B. Saran
1. Jurusan Teknik Mesin FT UM
a. Memberikan pembekalan kepada mahasiswa yang akan melakukan
Praktik Industri tentang kompetensi yang harus dicapai pada
Praktik Industri.
b. Adanya format baku dan contoh penulisan laporan industry.
c. Adanya pendampingan terhadap mahasiswa yang sedang melaksanakan

53
Praktik Industri
2. Mahasiswa Praktik Industri Berikutnya
a. Dapat lebih mendalami dan kritis terhadap tempat yang digunakan
sebagai tempat praktik.
b. Memanfaatkan sebaik-baiknya kesempatan yang diberikan oleh
pihak perusahaan atas waktu praktik.
3. Industri yang digunakan untuk praktik
a. Hasil analisis laporan mahasiswa Praktik Industri digunakan sebagai bahan
masukan untuk meningkatkan efisiensi proses produksi
b. ubungan kerjasama dengan perguruan tinggi terkait, sehingga ada masukan
-masukan teknologi terbaru dari mahasiswa yang dipelajari di perkuliahan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2021. Kalitelu Teknik (online), melalui https://id-check.net/kali-telu-


teknik/397972.html, diakses pada 4 Februari 2021.
Atmojo. 2019. Potensi Bahaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Bengkel
Reparasi Elektronik (online), melalui
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia/article/view/31000, diakses pada
13 Februari 2021.
Anonim. 2020. Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD), Fungsi dan Manfaatnya
(online),melalui https://www.pengadaan.web.id/2020/02/alat-pelindung-diri-
apd.html, diakses 7 Maret 2021

54
LAMPIRAN

Gambar 1 Rangka Stone Crusher

55
Gambar 2 Proses Pemotongan Plat dengan CNC

Gambar 3 Foto Bersama Aggota Praktik Industri dengan Direktur Utama PT


KALITELU TEKNIK

56

Anda mungkin juga menyukai