TUGAS AKHIR
Karya tulis sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dari
Universitas Subang
Oleh
Fajar samsudin
NIM B1A 1200116
(Program Studi Teknis Mesin)
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUBANG
2015
1
LEMBAR PENGESAHAN
TUGAS AKHIR
OPTIMALISASI DESAIN PIPA PESAT PADA PLTMH SUNGAI
CIKARUNCANG YANG MEMENUHI STANDAR TEKNIS DAN
KELAYAKAN FINANSIAL
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh
Fajar Samsudin
NIM : B1A 12 0016
(Program Studi Teknik Mesin)
Universitas Subang
Subang, Desember 2016
Menyetujui
Pembimbing I,
Pembimbing II
Kasda, ST.MT
NIDN. 04.181173.01
2
ABSTRACT
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum warahmatullahhi wa barakatuh.
Puja dan puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, berkat
rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini.
Shalawat serta salam tercurahkan kepada Rasulullah SAW, keluarga dan
sahabatnya.
Selanjutnya, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang
tak terhingga kepada semua pihak yang membantu kelancaran penulisan
skripsi ini, baik berupa dorongan moril maupun materil. Karena penulis
yakin tanpa bantuan dan dukungan tersebut, sulit rasanya bagi penulis untuk
menyelesaikan penulisan tugas akhir ini.
Disamping itu, izinkan penulis untuk menyampaikan ucapan terima
kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang penulis cintai, dengan
segala ketulusan hatinya memberikan dorongan moril, materil serta
spiritual dan doa-doanya yang selalu menyertai penulis dalam
penyusunan tugas akhir ini.
2. Bapak Novandri Tri Setioputro, ST.MT. Sebagai dosen pembimbing
juga wali dosen dan salut akan jiwa besar yang selalu memberi
6
bagi penulis
inspirasi
dan
motivasi
bagi
penulis
Serta
sehingga
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN.....................................................................................ii
PEDOMAN PENGGUNAAN TUGAS AKHIR....................................................iii
ABSTRACT............................................................................................................iv
ABSTRAK...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR.............................................................................................vi
DAFTAR ISI...........................................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR...............................................................................................x
DAFTAR TABEL...................................................................................................xi
BAB I
PENDAHULUAN.................................................................................12
1.1
Latar belakang........................................................................................12
1.2
Tujuan Penelitian...................................................................................13
1.3
Batasan Masalah....................................................................................14
1.4
Metodologi Penelitian............................................................................14
1.5
Sistematika Penulisan............................................................................17
BAB II
Dasar teori..............................................................................................19
2.1
2.2
Pipa pesat...............................................................................................22
2.1
Pemilihan diameter............................................................................22
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Bendungan.--------------------------------------------------------------------19
Gambar 2. Intake.--------------------------------------------------------------------------20
Gambar 3. Bak pengedap.----------------------------------------------------------------20
Gambar 4. Saluran pembawa.------------------------------------------------------------21
Gambar 5. Bak penenang-----------------------------------------------------------------22
Gambar 6. Pipa pesat----------------------------------------------------------------------22
Gambar 7. Pondasi dan dudukan pipa pesat.-------------------------------------------23
Gambar 8. Rumah pembangkit.----------------------------------------------------------24
Gambar 9. Turbin dan generator.--------------------------------------------------------24
10
DAFTAR TABEL
11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang, penyediaan energi
ada beberapa bagian yang harus di rencanakan mulai dari segi bangunan
sipil,elektrikal,dan teknis.
Di dalam pembuatan PLTMH ada beberapa bagian yang harus di
rencanakan salah satunya pipa pesat . pada perencanaan desain pipa pesat ada
beberapa faktor, yaitu faktor kehandalan teknis dan kelayakan finansial. Faktor
kehandalan teknis meliputi kehandalan dalam kekuatan material dengan nilai
faktor keamanan memenuhi standar (mampu dan tahan terhadap tekanan operasi
atau memiliki safety factor 2) dan mempunyai nilai rugi-rugi aliran (head
losses) yang kecil. Hal hal yang mempengaruhi kehandalan teknis berupa
pemilihan diameter, tebal pipa, jenis material yang digunakan , dan faktor korosi .
Faktor kelayakan finansial di pengaruhi oleh kemampuan dalam
pengembalian investasi maka kelayakan investasi akan semkin baik . Faktor
kelayakan investasi sangat di pengaruhi faktor kehandaln teknis. Banyaknya
faktor yang mempengaruhi kelayakan ini maka perlu dibuat berupa matrik yang
menganalisis optimalisasi desain pipa pesat terhadap kelayakan investasi pada
PLTMH ini.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlu dilakukkan penelitian analisa
optimalisasi desain pipa pesat pada PLTMH sungai cikaruncang yang memenuhi
standar teknis dan kelayakan finansial
1.2
Tujuan Penelitian
Adapun Tujuan dari tugas akhir ini adalah menentukan diameter pipa,
tebal pipa, dan biaya yang optimal pada pembangunan sebuah PLTMH
berdasarkan dari kelayakan investasi.
13
1.3
Batasan Masalah
Dalam penelitian ini penulis membatasi poko-poko masalah meliputi :
1. Debit aliran sungai cikaruncang sebesar 0,37 m/s.
2. Ketinggian (head) 53 meter dan panjang pipa 538 meter .
Dari hasil pengolahan di auto cad berdasarkan kontur tanah.
3. Material yang digunakan yaitu baja stainless ST 37 ( plat
eser) dengan ukuan plat 2,4 x 1,2 m.
4. Biaya Investasi berdasarkan biaya manufaktur pipa pesat
5. Harga manufaktur sesuai yang ada di pasaran.
6. Optimasi berdasarkan faktor keamanan dengan safety factor
2
7. Optimasi berdasarkan faktor korosi dengan target oprasi 10
tahun
8. Optimasi berdasarkan faktor kelayakan finansial.
1.4
Metodologi Penelitian
Metodologi Penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Studi Literatur
Mencari referensi teori yang relefan dengan permasalahan yang di
temukan. Referensi dapat dicari dari buku, jurnal, artikel laporan
penelitian,dan situs-situs di internet.
2. Data potensi
Data potensi berasal dari narasumber berdasarkan potensi yang ada
3. Analisa data
14
start
Data potensi
Menentukan panjang pipa &
head berdasarkan kontur
Menentukan diameter pipa
Menghitung head losses
Y
Daya yang terbangkitkan
Menentukan tebal dan
T
Material
Safety factor
15
Y
Biaya manufaktur
Kelayakan investasi
Tidak layak
Layak
Finish
1.5
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan tugas akhir ini dilakukkan menurut urutan bab-bab
sebagai berikut :
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini membahas latar belakang masalah, tujuan penelitian , batasan
masalah, metodologi penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab ini membahas tentang dasar teori penelitian yang dijadikan landasan
literatur. Dasar teori ini diambil dari beberapa buku, jurnal, artikel dan
situs-situs internet.
BAB III. DATA POTENSI
Bab ini berisikan data-data yang dibutuhkan untuk mengnalisis
perencanaan pipa pesat pltmh dari narasumber.
17
BAB II
Dasar teori
2.1
mikrohidro, adalah suatu pembangkit listrik skala kecil yang menggunakan tenaga
air sebagai penggeraknya, misalnya saluran irigasi, sungai atau air terjun alam,
dengan cara memanfaatkan tinggi terjunnya (head, dalam meter) dan jumlah debit
airnya (m3/detik). Umumnya PLTMH yang dibangun jenis run off river dimana
head diperoleh tidak dengan membangun bendungan besar, melainkan dengan
mengalihkan aliaran air sungai ke satu sisi dari sungai dan menjatuhkannya lagi
ke sungai pada suatu tempat dimana beda tinggi yang diperlukan sudah diperoleh.
Dengan menggunakan pipa, air dialirkan ke power house (rumah pembangkit)
yang biasanya dibangun di pinggir sungai. Melalui nosel air akan menyemprot
keluar memutar roda turbin (runner), kemudian air tersebut dikembalikan ke
18
sungai asalnya. Energi mekanik putaran poros turbin akan diubah menjadi energi
listrik oleh sebuah generator.Pembangkit listrik tenaga air dibawah ukuran 200
KW digolongkan sebagai PLTMH (mikrohidro).
Desa Mayang
Keadaaan topografi Desa mayang merupakan desa perbukitan atau dataran
tinggi, iklim disana sebagaimana desa-desa lain mempunyai iklim penghujan dan
kemarau. Di sana terdapat potensi sumber daya air berupa sungai,yang bernama
sungai cikaruncang yang terletak di dusun cipatunjang, Desa mayang Kec.Cisalak
Kabupaten subang yang memiliki debit sungai 0,37 m/s dan memiliki head 53
meter yang hanya di biarakan mengalir begitu saja oleh warga sekitar . Rasanya
sayang jika potensi ini di biarkan begitu saja padahal bagus untuk di jadikan
Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro. Dalam perencanaan pembangunan sebuah
PLTMH, diperlukan pengetahuan tentang:
Hidrologi
Kelistrikan
Bangunan sipil
Permesinan
Ekonomi untuk studi kelayakan.
Bak penenang
Pipa pesat
Turbin
Generator
Rumah turbin
19
2.2
Pipa pesat
Pipa pesat adalah suatu media untuk mengalirkan air dari bak ke sebuah
turbin.pada perencanaan desain pipa pesat ada beberapa faktor, yaitu faktor
kehandalan teknis dan kelayakan finansial. Faktor kehandalan teknis meliputi
kehandalan dalam kekuatan material dengan nilai faktor keamanan memenuhi
standar (mampu dan tahan terhadap tekanan operasi atau memiliki safety factor
2) dan mempunyai nilai rugi-rugi aliran (head losses) yang kecil. Hal hal yang
mempengaruhi kehandalan teknis berupa pemilihan diameter, tebal pipa, jenis
material yang digunakan, dan faktor korosi .
2.2.1
Pemilihan diameter
Hal yang perlu di perhatikan dalam pemilihan pipa pesat untuk PLTMH
adalah pipa pesat. Bila debit aliran yang sama menggunakan diameter yang kecil
maka lossesnya akan besar dan daya yang di hasilkan akan kecil, dan sebaliknya
bila diameter yang besar maka lossesnya akan kecil dan daya yang di hasilkan
20
akan besar. Maka dari itu perlu pemilihan diameter yang optimal. Adapun rumus
untuk mencari diameter menggunakan persamaan :
D=
k
.................................................................................pers 1
Dimana :
D
diameter
keliling
3,14
Diameter di tentukan berdasarkan plat yang ada di pasaran dengan ukuran 1,2 x
2,4 m dengan menggunakan plat eser untuk menghindari potongan plat yang
terbuang, maka di dapatlah variasi sebagai berikut :
Ukuran Umum
Kelilin
Plat
g
0.6
1.2
1.8
2.4
3
3.6
1,2x2,4 m
Nilai
3.14
3.14
3.14
3.14
3.14
3.14
21
Diameter Pipa
0.19
0.38
0.57
0.76
0.96
1.15
M
M
M
M
M
M
2.2.2.2
Debit
Debit adalah volume air yang mengalir melalui penampang melintang
sungai atau saluran dalam satuan waktu tertentu, dalam sistem satuan SI (standar
internasional) besarnya debit dinyatakan dalam satuan (m3/s). debit di dapat dari
data potensi.
2.2.2.3
Luas penampang
Luas penampang adalah luas permukaan pipa yang berpengaruh pada
22
A=
.D
......................................................................................pers.2
4
Dimana :
A
Luas penampang
3,14
diameter
2.2.2.4
Kecepatan aliran
kecepatan adalah laju aliran dalam pipa dengan luas penampang tertentu.
Q
.D
4
Q
...................................................................................pers.3
A
Dimana :
2.2.2.5
Kecepatan
Debit
Luas penampang
Viskositas dinamik
Viskositas air adalah ukuran kekentalan fluida yang menyatakan besar
kecilnya gesekan di dalam fluida. Viskositas di tentukan dari tabel air dengan
suhu 20 sebagai berikut :
23
2.2.2.6
Bilangan reynold
Bilangan reynold adalah rasio antara gaya inersia terhadap gaya vikos
yang mengkuantifikasikan hubungn dua gaya tersebut dengan suatu kondisi aliran
tertentu. Bilangan reynold merupakan salah satu bilangan tak berdimensi yang
paling penting di mekanika fluida. Untuk mengetahui bilangan reynold digunakan
persamaan:
=
.V .D
.........................................................................pers 4
Dimana :
Re
Reynold number
= Kecepatan
= viskositas
24
Setelah di ketahui bilangan reynold number dapat dientukan jenis aliran, ada tiga
jenis aliran yaitu :
Aliran Laminer
Aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan
membentuk garis-garis alir yang tidak berpotongan satu sama lain. Hal tersebut d
tunjukkan oleh percobaan Osborne Reynold. Pada laju aliran rendah, aliran
laminer tergambar sebagai filamen panjang yang mengalir sepanjang aliran.
Aliran ini mempunyai Bilangan Reynold lebih kecil dari 2300.
Aliran Turbulen
Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak
dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi. Akibat dari
hal tersebut garis alir antar partikel fluidanya saling berpotongan. Oleh Osborne
Reynold digambarkan sebagai bentuk yang tidak stabil yang bercampur dalam
wamtu yang cepat yang selanjutnya memecah dan menjadi takterlihat. Aliran
turbulen mempunyai bilangan reynold yang lebih besar dari 3000.
Aliran Transisi
2.2.2.7
25
2.2.2.8
........................................................................................ pers.5
D
Dimana :
2.2.2.9
Diameter
26
Nilai friction factor di dapat dari perpotongan antara garis vertikal dan horizontal
dimana vertikal merupakan bilangan reynold dan horizontal kekasaran relatif.
2.2.2.10
Head losses adalah rugi-rugi yang diakibatkan oleh ketinggian. Head losses di
bedakan menjadi dua yaitu ada major dan minor.
Head major
Head major adalah rugi-rugi ketinggian akibat adanya gesekan pada permukaan
pipa. Adapun untuk menghitung head minor persamaan yang digunakan adalah
sebagai berikut :
H ma=f .
L V
.
......................................................................pers.6
d 2. g
27
Dimana :
Hma
Head major
Friction factor
Panjang pipa
diameter
grafitasi
Kecepatan
Head minor
Head minor adalah rugi-rugi yang diakibatkan karena adanya aksesoris dan
komponen pipa,seperti lubang masuk, belokan,dan katup.
Lubang masuk
Lubang masuk pada pipa terbagi menjadi tiga tipe yaitu reentrant, square-edged,
rounded. Masing-masing tipe mempunyai koefisien minor loss (k) yang berbeda,
beikut tabel koefisien minor loss :
28
Entrance type
Reentrant
0,78
Square-Edge
0,5
Rounded
r/D
0,28 0,15
0,04
Untuk tipe rounded tergantung radius dibagi diameter semakin besar radius maka
semakin besar nilai koefisienya. Untuk menghitung rugi-rugi lubang masuk
digunakan persamaan :
H
mi=f .
r V
.
d 2. g
............................................................pers.7
Dimana :
H mi
f
Head minor
Koefisien
Kecepatan
gravitasi
r
d
29
Belokan
Rugi-rugi dari belokan tergantung dari derajat belokan pipa. Semakin
besar derajatnya maka semakin besar pula nilai Le/D. Batas maksimal belokan
adalah 90. Dalam belokan ada dua tipe belokan, yaitu menurut radius relatif dan
sudut defleksi. Berikut ini tabel nilai Le/d berdasarkan radius :
Setelah di dapat nilai Le/d, dapat dihitung dengan persamaan dibawah ini :
H
V
mi=f . .
d 2. g
...........................................................pers.8
Dimana :
H mi
f
= Head minor
= Faktor gesekan (friction factor)
r
d
= Koefisien
= Kecepatan
= gravitasi
30
fungsikan hanya pada saat perawatan atau saat ada kerusakan pada turbin dan
instalasi lainnya. Katup yang sering digunakan dalam PLTMH yaitu katup dengan
tipe gate valve fully open. Berikut ini tabel nilai le/d untuk katup :
Kemudian setelah nilai Le/d di dapatkan, rugi-rugi katup dapat di hitung dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
V
Hmi=f . .
................................................................................pers.9
D 2. g
Dimana :
Hmi
= Head minor
= koefisien
= Kecepatan
= gravitasi
Setelah di hitung head major dan minor di dapatlah total rugi-rugi ketinggian
(Total Head losses).
HLtotal =H ma+ H mi .............................................................................pers.10
2.2.2.11
Head efektif adalah head gross dikurangi head losses total. Head efektif
digunakan untung menghitung daya yang terbangkitkan. Dengan perasamaan
H eff =H gross Hltotal ...........................................................................pers.11
2.2.2.12
= Energi
= Gravitasi
= Debit
Heff
= Head efektif
= Effesiensi
Material yang digunakan adalah plat eser (baja st37) dengan ukuran
panjang dan lebar 1,2 m x 2,4 m yang mudah di cari di pasaran. Adapun
spesifikasinya adalah sebagai berikut :
33
u = 370 Mpa
y = 60% x u
a = 60% x y
2.2.2.15
Laju korosi
2.2.2.18
T =
Pd =
R =
Jari-jari (m)
a=
Kp =
To =
yang minimum yang mampu mengkaper tegangan yang terjadi. Tegangan yang
terjadi pada pipa pesat yaitu tegangan circumferential dan tegangan longitudinal.
Karena tegangan circumperential dua kali lebih besar dari tegangan longitudinal
maka yang di perhitungkan hanya tegangan circumperential.
Tegangan circumperential
Tegangan circumferintal atau sebagian menyebutnya juga dengan hoop, yaitu
tegangan yang arahnya tangensial terhadap area potong pipa. Untuk menghitung
tegangan circumperential menggunakan persamaan :
c=Po
r
T
..............................................................................pers.14
Dimana:
c = Tegangan circumferential (Pa)
Po = Tekanan operasi (Pa)
r = Jari-jari (m)
T = Tebal pipa (m)
Faktor keamanan (Safety factor)
Untuk menentukan faktor keamanan menggunakan persamaan sebagai berikut :
Sf =
c
2 ............................................................................ pers.15
y
Dimana :
Sf
= Safety factor
= Yield strength
3.1.2
Analisa finanasial
Analisis finansial bertujuan untuk mengetahui perkiraan dalam hal pendanaan dan
aliran kas sehingga dapat di ketahui layak atau tidaknya investasi
jalankan
35
yang di
2.2.2.1
Biaya manufaktur
Dalam biaya manufaktur untuk perencanaan pipa pesat ada beberapa aspek biaya
yang harus di perhitungkan diantaranya adalah :
Biaya material
Biaya material merupakan biaya pembelian plat. Plat yang di gunakan
adalah plat eser dengan ukuran 1,2 x 2,4 ,Harga beli plat berdasarkan masa plat
per kilogram untuk mengetahui masa plat harus di hitung volumenya terlebih
dahulu dengan menggunakan persamaan :
V = p x l x T ......................................................................................pers.16
Dimana :
V
= Volume
= panjang plat
= Lebar plat
= Tebal plat
Setelah di ketahui volume plat, massa plat dapat di hitung tetapi harus tahu
terlebih dahulu masa jenis plat. Setelah diketahui masa jenis plat dapat di hitung
dengan persamaan :
m=Vx ............................................................................................pers.17
Dimana :
m
= masa
= Volume
Dimana :
B
= Biaya material
= masa plat
Ha
=harga (perkilogram)
Biaya motong
Biaya motong pipa berdasarkan tebal plat yang akan di potong dan di hitung per
turun pisau. Untuk menghitung biaya motong menggunakan persamaan:
B=Bm x H m ......................................................................................pers.19
Dimana :
B
= biaya motong
Bm
= Banyaknya motong
Hm
= Harga motong
Biaya rol
Dalam pembuatan pipa, plat harus di rol .Biaya ngerol berdasarkan harga sekali
ngerol, Untuk menghitung biaya ngerol digunakan persamaan :
B=Br x H r ........................................................................................pers.20
Dimana :
B
= Biaya rol
Br
= Banyaknya Rol
Hr
= Harga rol
37
Biaya las
Untuk mencari biaya las harus mengetahui harga ngelas per cm , harga las
di dapat dari standar pekerjaan umum berikut adalah harga tabel standar pekerjaan
umum untuk harga las mengerjakan 15 cm:
No
1
Kebutuhan
Bahan
Material
Kawat Las
Listrik
Solar
Minyak
Pelumas
Tenaga Kerja
Pekerja
Tukang Besi
Konstruksi
Kepala
Tukang
Mandor
Alat
Sewa alat
Indek
s
Satua
n
Harga umum
Harga satuan
0.05 Kg
0.03 Liter
42,000
8,000
2,100
240
0.04 Liter
25,000
1,000
0.04 Oh
65,000
2,600
0.02 Oh
75,000
1,500
0.002 Oh
0.001 Oh
85,000
100,000
170
100
37,500
JUMLAH Rp :
JUMLAH TOTAL Rp :
PEMBULATAN Rp :
6,375
14,085
14,085
14,000
0.17 Jam
38
Biaya cat
Dalam perencanaan pipa pengecetan sangat penting agar pipa tidak mudah
terkorosi, cara menghitung biaya untuk pengecatan pipa berdasarkan harga BSN
( Badan Standar Nasional) Adapun tabel harga cat berdasarkan BSN adalah
sebagai berikut :
Untuk harga biaya cat dasar
No
.
1
2
Kebutuhan
Bahan
Material
Meni besi
Kwas
Tenaga Kerja
Pekerja
Tukang cat
Kepala
Tukang
Mandor
Indek
s
Satua
n
Harga umum
Harga
satuan
0.1 Kg
0.01 Buah
17,500
10,000
1,750
100
0.02 Oh
0.2 Oh
65,000
75,000
1,300
15,000
85,000
100,000
JUMLAH Rp :
JUMLAH TOTAL Rp :
PEMBULATAN Rp :
1,700
1,000
20,850
20,850
20,800
0.02 Oh
0.01 Oh
No.
1
Kebutuhan
Bahan
Material
Cat meni
Plamir
Cat dasar
Cat penutup 2
kali
Tenaga Kerja
Pekerja
Indek
s
satua
n
Harga umum
Harga
satuan
0.2 Kg
0.15 Kg
0.17 Kg
17,500
15,000
23,000
3,500
2,250
3,910
0.26 Kg
45,000
11,700
0.07 Oh
65,000
4,550
39
Tukang cat
Kepala
Tukang
Mandor
0.009 Oh
75,000
675
0.006 Oh
0.002
5 Oh
85,000
510
100,000
JUMLAH Rp :
JUMLAH TOTAL Rp :
250
27,345
27,300
= biaya
= harga cat
Biaya setting
Biaya setting merupakan biaya pekerjaan memasang dan menyambungkan pipa.
Untuk biaya memasang pipa pesat berdasarkan tabel harga badan standar nasional
berikut tabel harga memasang pipa pesat:
No.
1
2
Kebutuhan
Bahan Material
Besi Penstock
Tenaga Kerja
Pekerja
Tukang Las
Konstruksi
Kepala Tukang
Mandor
Indeks
Satuan
Harga umum
Harga
satuan
1.2 m
17,500
21,000
0.06 Oh
65,000
3,900
0.06 Oh
0.006 Oh
0.003 Oh
75,000
85,000
100,000
4,500
510
300
40
JUMLAH Rp :
JUMLAH TOTAL Rp :
PEMBULATAN Rp :
30,210
30,210
30,200
= Biaya
Hs
= Harga seting
= Panjang pipa
2.2.2.2
Titik impas(Break Event Point) adalah sebuah titik dimana biaya atau
pengeluaran dan pendapatan adalah seimbang sehingga tidak terdapat kerugian
atau keuntungan. Dalam perencanaan pipa pesat perlunya perhitungan BEP
Pengeluaran
Pengeluaran merupakan biaya mencakup total dari biaya tetap dan tidak tetap.
Biaya tetap
Biaya tetap umumnya selalu konstan tidak terpengaruh oleh perubahan
dalam aktivitas oprasi pada sampai kondisi tertentu sekalipun biaya produksi di
kurangi. Biaya tetap dapat berupa biaya gaji kepala manajer, operator dan
karyawan lannya. Untuk biaya tetap untuk operasi dan pemeliharaan di hitung per
bulan dan per tahun.
41
Daya
Daya=g .Q . H eff . ............................................................... Pers.
Dimana : g
Q
= effisiensi
Energi
Energi=24.26 . bulan. Daya.0,83
...................................... Pers.
Dimana : 24
26
bulan =
0,83
12
USD
100
....................................................................... Pers.
42
Dimana : Trf
Perhitungan penjualan
Perhitungan penjualan adalah perhitungan aliran kas masuk dan kaskeluar selama
beroperasi. Berikut adalah persamaannya:
Kas keluar
Kk=BOT + BOTT
Dimana : Kk
................................................................. Pers.
= Kas keluar
................................................................ Pers.
P p=K m
Inv
( BTNP+
Inv )
Dimana : Pp
............................................................ Pers.
Km
= kas masuk
Inv
= investasi
P pn
To
................................................................................. Pers.
Dimana : Dp = depresiasi
Ppn = penarikan pinjaman
To = target operasi
Penghasilan bersih sebelum pajak
PBSP=P pPb D p .............................................................. Pers.
Dimana : PBSP = penghasilan bersih sebelum pajak
Pajak
P j =Bunga x PBSP ................................................................. Pers.
Dimana : Pj = pajak
Penghasilan bersih setelah pajak
PBStP=( PBSPPj )+ ( DpPpk ) ........................................... Pers
Dimana :
44
Ppk
= pembayaran pokok
= arus kas
Optimalisasi
Optimalisasi berdasarkan grafik titik temu antara Diameter terhadap
losses, Diameter terhadap biaya dan Diameter terhadap titik impas (BEP). Maka
itulah prencanaaan diameter pipa pesat yang di anggap layak untuk di oprasikan
untuk PLTMH .
45
BAB III
Data
1.1
Data awal
3.1.1
Data hidrologi
no
bulan
1
2
3
4
5
6
5.4
1.8
1.2
1.2
1.2
1.2
12
Qmean
(m^3/
s)
0.37
0.273
0.233
0.167
0.136
0.1
Data tofografi
Data topografi meliputi panjang pipa, ketinggian, dan jumlah belokan. Data ini
didapat berdasarkan kondisi kontur yang diolah diAutocad.
1. Panjang pipa (L) 538 m
2. Ketinggian atau beda elepasi (H) 53 m
3. Jumlah belokan ada 6 dengan sudut :
Belokan1
2
Belokan2
5
Belokan3
5
Belokan4
5
Belokan5
11
Belokan6
13
46
3.1.2
Data sifat-sifat air meliputi nilai percepatan gravitasi bumi, massa jenis air, dan
viskositas dinamik.
1. Percepatan gravitasi bumi (g) 9,81 m/s.
2. Massa jenis air () 1.000 kg/m
3. Viskositas dinamik () 1,002 x 10-3 kg/ms
3.1.3
Data materrial
Data perhitungan losses meliputi kekasaran permukaan material pipa dan jenis
katup yang digunakan.
1. Kekasaran permukaan material pipa (e) 4,5 x 10-5
2. Katup tipe globe valve (Le/D) 8
3.1.5
Data manufaktur
Data manufaktur meliputi harga atau biaya bahan material dan jasa pengelasan,
pengerolan, pengecatan, serta biaya setting pipa.
1. Harga bahan material perkilo gram Rp 9.000 (standar harga LIPI)
2. Biaya pemotongan persatu kali pemotongan Rp 2.500 dengan ketebalan
plat 4 mm
3. Harga per satukali ngerol Rp70.000
4. Harga ngelas per cm Rp 1000
5. Harga cat dasar per meterRp 20.800
6. Harga cat warna per meter Rp 27.300
7. Harga setting Rp 50.000
3.1.6
Data finansial
Prosedur analisa
Langkah 1 Start
Data potensi adalah data awal yang didapatkan dari narasumber. Data potensi
meliputi data debit sungai cikaruncang dan data kontur tanah.
Kontur tanah yang didapat dari narasumber kemudian diolah dalam autocad
sehingga mendapatkan panjang pipa, ketinggian (head), dan belokan.
Faktor keamanaan bisa di hitung dengan persamaan 13, faktor keamanan untuk
perencanaan pipa pesat harus diatas dua baru di katakan aman untuk beroprasi.
49
BAB IV
Analisa data
1.1
Pengolahan data
3.1.1
Debit
no
bulan
1
2
3
4
5
6
3.1.2
5.4
1.8
1.2
1.2
1.2
1.2
12
Qmean
(m^3/
s)
0.37
0.273
0.233
0.167
0.136
0.1
3.1.3
Menentukan diameter
D=
1,8
3,14
D=0,57
Menentukan panjang, belokan dan ketinggian (head)
Data ini didapat berdasarkan kondisi kontur yang diolah diAutocad.
4. Panjang pipa (L) 538 m
5. Ketinggian atau beda elepasi (H) 53 m
6. Jumlah belokan ada 6 dengan sudut :
Belokan1
2
Belokan2
5
Belokan3
5
Belokan4
5
Belokan5
11
Belokan6
13
51
A=
.D
4
3,14 (057 m)
4
A=0,26 m2
3.1.5
V=
Q
A
52
53