PENDAHULUAN
terhadap manusia, barang, dan jasa. Sebagai alat, transportasi berperan penting
dengan aman. Maka hal tersebut dapat tercapai apabila diimbangi dengan
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan juga menunjang bagi
melalui laut.
Transportasi laut merupakan bagian penting dalam sistem transportasi
nasional oleh karena itu diperlukan adanya pengembangan yang lebih baik lagi
yang teramat penting dalam hal sarana perhubungan yang mengangkut barang-
barang dan penumpang yang kira-kira 70% dari seluruh angkutan, sisanya adalah
dilayani oleh angkutan darat dan angkutan udara. Maka dari itu pengangkutan
barang dari transportasi laut haruslah dilakukan dengan baik (Setiono, 2011).
Pengangkutan barang dari transportasi laut tentunya membutuhkan alat baik
itu mekanis maupun non mekanis. Peralatan yang digunakan dalam bongkar muat
juga memiliki beberapa kriteria yang telah ditentukan. Menurut Iswanto (2016)
terdapat tiga kategori alat menurut kepentingan yaitu: 1) Jenis peralatan untuk
kegiatan bongkar muat petikemas khususnya di terminal petikemas meliputi Ship
to shore (STS) Container Crane (CC), Rail Mounted Gantry Crane (RMGC)
RTG, Reach stacker, Top Loader, side loader, HMC, dan Head Truck; 2) Jenis
peralatan yang digunakan dalam bongkar muat General Cargo meliputi : Kran
Air/BBM, Forklift, Truck Tronton, Mabile Truck, Kereta dorong (Hand Truck/
digunakan dalam bongkar muat muatan curah : Hopper, Conveyor. Peralatan baik
lapangan tidak hanya berpangkal pada sumber daya manusianya saja, baik itu
operator alat maupun sumber daya manusia yang bersifat administratif tetapi
faktor sarana dan prasarana sangat erat kaitannya. Misalnya, ketersediaan alat
bongkar muat seperti Rubber Tyre Gantry Crane (RTG), Reach Stacker, Head
Truck, Chassis, System dan lainnya serta kesiapan alat tersebut dituntut untuk
selalu dalam kondisi prima setiap saat (Umagapi, Amonalisa, & Lesmini,
2016:382).
Keberadaan pelayanan yang bergerak di bidang perusahaan jasa
pengangkutan maupun perusahaan jasa memiliki peran yang amat penting. Hal
sesuai dengan ketentuan. Maka dalam hal ini peralatan penunjang baik mekanis
maupun non mekanis menjadi amat penting dalam proses pengangkutan barang.
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang pelayanan pelabuhan adalah
PT. Pelindo III Tanjung Perak Surabaya (Persero), atau lebih dikenal dengan
sebutan Pelindo 3 merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Notaris Yatiningsih, S.H, M.H., Nomor: 72, tanggal 10 Juli 2015.Sebagai operator
yang tersebar di tujuh propinsi di Indonesia meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur,
Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Tengah, dan
Kalimantan Selatan. Keberadaan Pelindo 3 tak lepas dari wilayah Indonesia yang
terbentuk atas jajaran pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Sebagai jembatan
penghubung antar pulau maupun antar negara, peranan pelabuhan sangat penting
(empat) tahun sekali. Pelindo 3 memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan
visi dan misi perusahaan. Oleh karenanya, setiap tindakan yang diambil oleh
perusahaan selalu mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik (Good
perilaku (Code of Conduct) sebagai acuan bagi seluruh insan Pelindo 3 mulai dari
Komisaris, Direksi, hingga Pegawai untuk beretika dan berperilaku dalam proses
bisnis serta berperilaku dengan pihak eksternal. Perangkat lain yang mendukung
Pelindo 3 dalam meraih visi dan misi perusahaan adalah penghayatan nilai-nilai
menjadi budaya perusahaan yang pertama harus tertanam dalam diri setiap insan
Pelindo 3, dilanjutkan oleh Care dan budaya perusahaan yang ketiga adalah
Integrity. Kini, Pelindo 3 menjadi salah satu BUMN besar di Indonesia dengan
tingkat jumlah aset yang meningkat setiap tahunnya. Pelindo 3 juga menjadi
segelintir BUMN yang memasuki pasar global. Hal ini membuktikan bahwa
Pelindo 3 memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi perusahaan berkelas
internasional.
Terminal Jamrud Selatan merupakan salah satu terminal yang ada di PT.
Pelindo III yang menjalankan bisnis inti sebagai penyedia fasilitas jasa
kelancaran angkutan laut. Terminal Jamrud Selatan memiliki luas sekitar 1,2 Ha
dengan panjang dermaga sebesar 800 M. Dermaga Jamrud dibangun pada tahun
1915. Terminal ini merupakan salah satu fasilitas utama Pelabuhan Tanjung Perak
Maka dari itu Jamrud merupakan terminal yang tersibuk. Terminal Jamrud Selatan
saat ini terasa memiliki fasilitas minim, terutama pada alat penunjang non
mekanis yang digerakkan oleh Shore Crane sering mengalami trouble pada mesin
karena kurangnya perawatan pada mesin. Berikut ini adalah gambar dari fasilitas
terlihat bahwa peralatan terlihat berkarat dan hal tersebut dapat menjadi pemicu
Jamrud Selatan PT. Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya”.
Surabaya?
Surabaya.
2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan alat penunjang mekanis
Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teori
Diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu pengetahuan bagi para
petikemas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan tembaga (antikarat) dengan pintu yang dapat terkunci dan pada tiap sisi-sisi
dipasang suatu piting sudut dan kunci putar sehingga antara satu petikemas
kemasan yang dirancang dengan khusus dengan ukuran tertentu, yang dapat
muatan yang ada di dalamnya. Filosofi yang ada dibalik petikemas adalah
membungkus dan membawa muatan dalam peti-peti yang sama dan membuat
semua kendaraan dapat mengangkutnya sebagai satu kesatuan, baik itu kendaraan
yang berupa kapal laut, kereta api, truck maupun angkutan lainnya (Yulianto &
Setiono, 2013:42).
Berdasarkan Customs Convention on Containers 1972 yang dikutip oleh
di antaranya adalah general cargo, thermal, tank, dry bulk, platform, dan special.
muatan umum
2. Thermal, yaitu petikemas yang dilengkapi dengan pengatur suhu
oleh barang apa yang akan dibongkar dalam kondisi bagaimana barang itu saat
akan dibongkar. Menurut Iswanto (2016:59) ada 3 kategori alat yang digunakan
Rail Mounted Gantry Crane (RMGC) RTG, Reach stacker, Top Loader, side
Hopper, Conveyor
Ketika sebuah kapal mendarat di pelabuhan, tentunya awak kapal harus
segera menurunkan muatannya. Tidak jarang, muatan yang dibawa oleh kapal-
kapal itu tidaklah ringan. Bisa berupa kontainer atau peti kemas, atau bisa juga
berupa alat transportasi yang dikirim via laut. Tentunya, semua ini tidak bisa
diturunkan hanya dengan mengandalkan tenaga manusia saja. Butuh alat bantu
Nurhadini, Rafie, dan Indrayadi (2018) jenis alat berat yang digunakan dalam
memindahkan barang dari darat ke kapal, atau dari kapal ke darat dengan atau
muat petikemas dari dan ke kapal itu sendiri didefinisikan sebagai pekerjaan untuk
dermaga ataupun ke dalam tongkang dan juga sebaliknya memuat dari atas
dermaga atau dari dalam tongkang dan menempatkannya ke atas deck kapal
Produktivitas Kerja Terminal Jamrud Utara PT. Pelindo III Tanjung Perak
hanya dijelaskan mengenai teori-teori dan juga hasil daari penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Dalam meningkatkan produktivitas kerja, Terminal
bulan, yang dimulai dari bulan Januari 2006 sampai dengan bulan Desember
2006. Respon yang digunakan adalah data realisasi dengan satuan jumlah
kontainer per jam. Prediktor awal yang diduga memiliki pengaruh terhadap
muat, ratio full empty, total berat kontainer, dan waktu proses bongkar muat.
Dilakukan 4 tahap untuk analisis model regresi yang telah diperoleh. Uji
serentak (menggunakan P-value), uji individu (uji t), uji Glejser dan uji
semua kapal.
3. Purnomo dan Rumambi (2016)
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh
random sampling dengan jumlah populasi 300 dan sampel yang ditarik 30
variabel terikat dan data sekunder diperoleh dari studi kepustakaan. Data ini
uji koefesien determinasi, uji regresi, uji t dan uji F untuk pengujian
terhadap produktivitas bongkar muat pada PT. JICT sebesar 0.690 atau
atau 54,5%. Ada pengaruh signifikan ship operation dan pelatihan secara
bersama-sama terhadap produktivitas bongkar muat dengan nilai hubungan
sebesar 0,612 atau 61.2%. Ada pengaruh signifikan dari kesiapan alat dan
nilai hubungan sebesar 0,240 atau 24.0%. secara bersama-sama antar ketiga
variabel bebas ship operation, kesiapan alat dan pelatihan terhadap variabel
dengan nilai hubungan sebesar 0,615 atau 61.5%, serta ditunjukkan nilai
diterima, hal ini menunjukkan bahwa ship operation (X1), kesiapan alat
(Y).
oleh barang apa yang akan dibongkar dalam kondisi bagaimana barang itu saat
akan dibongkar. Jenis peralatan yang digunakan dalam bongkar muat General
Cargo meliputi : Kran Darat/Mobile Crane, Kran Apung/ Barge Crane Tongkang
memindahkan barang dari darat ke kapal, atau dari kapal ke darat dengan atau
muat petikemas dari dan ke kapal itu sendiri didefinisikan sebagai pekerjaan untuk
dermaga ataupun ke dalam tongkang dan juga sebaliknya memuat dari atas
dermaga atau dari dalam tongkang dan menempatkannya ke atas deck kapal
dan tembaga (antikarat) dengan pintu yang dapat terkunci dan pada tiap sisi-sisi
dipasang suatu piting sudut dan kunci putar sehingga antara satu petikemas
kemasan yang dirancang dengan khusus dengan ukuran tertentu, yang dapat
muatan yang ada di dalamnya. Filosofi yang ada dibalik petikemas adalah
membungkus dan membawa muatan dalam peti-peti yang sama dan membuat
semua kendaraan dapat mengangkutnya sebagai satu kesatuan, baik itu kendaraan
yang berupa kapal laut, kereta api, truck maupun angkutan lainnya (Yulianto &
Setiono, 2013:42).
Bongkar muat merupakan kegiatan yang dilakukan dalam rangka untuk
memindahkan barang dari darat ke kapal, atau dari kapal ke darat dengan atau
muat petikemas dari dan ke kapal itu sendiri didefinisikan sebagai pekerjaan untuk
dermaga ataupun ke dalam tongkang dan juga sebaliknya memuat dari atas
dermaga atau dari dalam tongkang dan menempatkannya ke atas deck kapal
Penggunaan Alat
Penunjang Mekanis
Produktivitas Bongkar
Muat Petikemas
Penggunaan Alat
Penunjang Non
Mekanis
Gambar 2.1
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
menyajikan tahap lebih lanjut dari observasi. Setelah memiliki seperangkat skema
antara anggota-anggota kelompok tertentu. Dalam hal ini muncul peranan teknik-
teknik statistik seperti distribusi frekuensi, tendensi sentral, dan dispersi (Silalahi,
2012:27-28). Jenis penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian kausal. Penelitian
kausal merupakan penelitian yang meneliti hubungan sebab akibat antara dua
variabel atau lebih, sehingga dapat menjelaskan dampak perubahan variasi nilai
dalam suatu variabel terhadap perubahan variasi nilai dalam satu atau lebih
yang semuanya memiliki ciri dan harus didefinisikan secara spesifik dan tidak
Pelindo III (Persero) Cabang Tanjung Perak Surabaya yang berjumlah ??????.
3.3.2. Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan purposive random sampling adalah
dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi. Data primer yang diperoleh dalam
Dengan skala likert maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi
likert mempunyai lima kategori, dari Sangat Setuju (SS) sampai dengan
Sangat Tidak Setuju (STS). Adapun skor yang diberikan pada setiap skala
item adalah:
a. Sangat setuju diberi skor 5
b. Setuju diberi skor 4
c. Ragu-Ragu diberi skor 3
d. Tidak setuju diberi skor 2
e. Sangat tidak setuju diberi skor 1
mengukur secara aktual konsep dalam pertanyaan dan bukan beberapa konsep
yang lain, serta bahwa konsep dapat diukur secara akurat. Uji ini digunakan untuk
pengukuran suatu alat ukur. Ketentuan yang diterapkan adalah bahwa sebuah item
kuesioner dinyatakan valid jika nilai r memiliki tingkat signifikan kurang dari 5%
(Silalahi, 2012:246).
sama sepanjang waktu dan lintas situasi. Uji reliabilitas digunakan untuk
ketentuan bahwa variabel yang diteliti dinyatakan reliabel apabila nilai cronbach’s
(multiple regression analysis) adalah satu teknik statistik yang dapat digunakan
untuk menganalisa hubungan antara satu variabel dependen tunggal dan beberapa
variabel independen. Model regresi linier berganda dalam penelitian ini disusun
simultan) dan standardized beta (untuk analisis pengaruh parsial). Rumus regresi
dan memastikan kelayakan dari model yang diuji. Uji asumsi klasik terdiri dari 4
uji yaitu:
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah suatu data normal
atau tidak. Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas
normalitas dinyatakan normal apabila nilai signifikan lebih besar dari 0,05.
uji Kolmogorov-Smirnov.
2. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
terikat. Semakin tinggi nilai R2 atau r² dan atau semakin mendekati 1, maka
variabel terikat.
b. Menetapkan besarnya nilai α (level of significance) yaitu 0,05.
c. Mengambil keputusan dengan ketentuan:
1) Jika nilai signifikansi menurut hasil perhitungan lebih
dan H1 diterima.
dan H1 diterima.
DAFTAR PUSTAKA
Gunawan, H., Suhartono, & Sianto, M. (2008). Analisis Faktor-Faktor yang
Berpengaruh terhadap Produktivitas Bongkar Muat Kontainer di Dermaga
Berlian Surabaya (Studi Kasus PT. Pelayaran Meratus). Widya Teknik, 79-
89.
Nurhadini, A., Rafie, & Indrayadi, M. (2018). Optimasi Pelayanan Bongkar Muat
Petikemas di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Universitas Tanjungpura, 1-
11.
Purnomo, R., & Rumambi, F. (2016). Pengaruh Ship Operation, Kesiapan Alat
Bongkar Muat dan Pelatihan terhadap Produktivitas Bongkar Muat di PT.
Jakarta International Container Terminal. Jurnal Magister Manajemen, 69-
102.
Yulianto, M., & Setiono, B. (2013). Efektifitas Bongkar Muat Petikemas terhadap
Kelancaran Arus Barang di PT. Nilam Port Terminal Indonesia (NPTI)
Cabang Tanjung Perak Surabaya. Jurnal Aplikasi Pelayaran dan
Kepelabuhanan, 38-49.
Catatan: