Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) atau lebih dikenal dengan sebutan


Pelindo 3 merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam jasa layanan operator terminal pelabuhan. Perusahaan dibentuk
berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 1991
tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan III Menjadi
Perusahaan Perseroan (Persero). Peraturan tersebut ditandatangani oleh Presiden
Ke-2 Republik Indonesia Soeharto pada tanggal 19 Oktober 1991. Selanjutnya,
pembentukan Pelindo 3 dituangkan dalam Akta Notaris Imas Fatimah, S.H.,
Nomor : 5, tanggal 1 Desember 1992 sebagaimana telah mengalami beberapa kali
perubahan hingga perubahan terakhir dalam Akta Notaris Yatiningsih, S.H, M.H.,
Nomor: 72, tanggal 10 Juli 2015.

Sebagai operator terminal pelabuhan, Pelindo 3 mengelola 43 pelabuhan


dengan 16 kantor cabang yang tersebar di tujuh propinsi di Indonesia meliputi
Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur,
Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.

Keberadaan Pelindo 3 tak lepas dari wilayah Indonesia yang terbentuk atas
jajaran pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Sebagai jembatan penghubung
antar pulau maupun antar negara, peranan pelabuhan sangat penting dalam
keberlangsungan dan kelancaran arus distibusi logistik. Pelayanan terbaik dan
maksimal merupakan komitmen Pelindo 3 untuk mejaga kelancaran arus logistik
nasional. Komitmen itu tertuang dalam visi perusahaan Berkomitmen Memacu
Integrasi Logistik dengan Layanan Jasa Pelabuhan yang Prima. Mendukung visi
tersebut, Pelindo 3 menetapkan strategi-strategi yang dituangkan dalam Rencana
Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang dievaluasi setiap 4 (empat) tahun sekali.

Pelindo 3 memiliki komitmen yang kuat dalam mewujudkan visi dan misi
perusahaan. Oleh karenanya, setiap tindakan yang diambil oleh perusahaan selalu
mengacu pada tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance).

1
Perusahaan juga menerbitkan pedoman etika dan perilaku (Code of Conduct)
sebagai acuan bagi seluruh insan Pelindo 3 mulai dari Komisaris, Direksi, hingga
Pegawai untuk beretika dan berperilaku dalam proses bisnis serta berperilaku
dengan pihak eksternal.

Perangkat lain yang mendukung Pelindo 3 dalam meraih visi dan misi
perusahaan adalah penghayatan nilai-nilai Budaya Perusahaan. Sebagai
perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa, mengutamakan kepuasan pelanggan
adalah menjadi prioritas. Customer Focus menjadi budaya perusahaan yang
pertama harus tertanam dalam diri setiap insan Pelindo 3, dilanjutkan oleh Care
dan budaya perusahaan yang ketiga adalah Integrity.

Kini, Pelindo 3 menjadi salah satu BUMN besar di Indonesia dengan tingkat
jumlah aset yang meningkat setiap tahunnya. Pelindo 3 juga menjadi segelintir
BUMN yang memasuki pasar global. Hal ini membuktikan bahwa Pelindo 3
memiliki daya saing yang tinggi dan menjadi perusahaan berkelas internasional.

1.2. Tujuan

Kuliah Praktek Kerja Lapangan (PKL) dilaksanakan dengan tujuan agar


mahasiswa memiliki kemampuan secara profesional untuk menyelesaikan
masalah-masalah pada bidang kompetensinya yang ada dalam dunia kerja, dengan
bekal ilmu yang diperoleh selama masa kuliah.

1.2. Manfaat

Adapun manfaat dalam pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan adalah sebagai


berikut :

a. Mengetahui atau memahami kebutuhan pekerjaan di tempat kerja praktek.


b. Mengetahui atau melihat secara langsung penggunaan atau peranan

teknologi terapan di tempat kerja praktek.


c. Menyesuaikan (menyiapkan) diri dalam menghadapi lingkungan kerja

setelah menyelesaikan studinya.

2
d. Menyajikan hasil-hasil yang diperoleh selama kerja praktek dalam bentuk

laporan Praktek Kerja Lapangan.


e. Diharapkan dapat menggunakan hasil atau data-data yang diperoleh pada

Praktek Kerja Lapangan untuk dapat dikembangkan menjadi tugas akhir.

1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Waktu

Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dari tanggal 13 Februari


13 April 2017.

Tempat
Adapun tempat pelaksaan Praktek Kerja Lapangan yaitu di P.T Pelabuhan
Indonesia III (PERSERO) Cabang Tanjung Emas ,Semarang

BAB II

TINJAUAN UMUM OBJEK PKL

2.1. Sejarah Instansi PKL

3
Nama Perusahaan : PT. PELABUHAN INDONESIA III(PERSERO)CABANG
TANJUNG EMAS SEMARANG
Alamat : jl. Coaster No 10 A, Semarang 50174 Jawa Tengah
Indonesia
Jenis Usaha : Bongkar Muat ,Terminal Penumpang
Didirikan : Abad ke-19
Luas Wilayah : Kurang Lebih 500 ha
Hasil bongkar muat : Kayu Log , Batu bara, Pasir
Peralatan Produksi : Luffing crane ,Exsavator, froklip,wheel Loder
Lain lain : Jam Kerja selama 24 jam terbagi dalam 3 shift

Sejak jaman kerajaan mataram, pelabuhanbsemarang merupakan tempat


berlabuhnya kapal-kapal dagang yang datang dari berbagai daerah . Semarang
waktu itu merupakan kota kecil yang dibangun menghadap kelaut jawa sekitar
benteng belanda .Saat itu, kali semarang menjadi satu-satunya urat nadi
perdagangan yang mengangkut barang barang dengan perahu kecil dari kota
kekapal kapal besar yang berlabuh jauh dilepas pantai dan sebaliknya .

Menara Suar yang tertulis angka 1874 menunjukkan bahwa pelabuhan


semarang dibangun pada permulaan abad ke-XIX . Untuk memenuhi tuntutan
perkembangan kota , maka dibuatlah perencanaan pelabuhan pada tahun 1886
untuk membangun PELABUHAN DALAM dan PELABUHAN COASTER .

Setelah pembangunan selesai , perdagangan dipelabuhan semarang meningkat


pesat . Pada tahun 1925 , pelabuhan ini pernah menduduki peringkat ke-III dalam
hal kegiatan bongkar muat setelah pelabuhan TANJUNG PRIOK dan
TANJUNG PERAK .

Seiring meningkatnya kegiatan oprasional , maka setelah proklamasi


kemerdekaan Republik INDONESIA dikumandangkan tahun 1945 , diperlukan
penambahan fasilitas pelabuhan. Pada tahun 1963 pembangunan pelabuhan
COASTER atau pelabuhan NUSANTARA yang dapat menampung kapal kapal
yang berukuran + 2.000 DWT mulai diwujutkan . Namun , waktu itu kapal
kapal yang berukuran lebih besar , masih harus berlabuh dan melakukan aktifitas
bongkar muat dipelabuhan REDE yang jaraknya + 3mil dari pelabuhan dengan
memakai tongkang .

Menurut data tahun 1970 1983 , kenaikan arus barang rata rata tiap tahun
naik sebesar 10% . Mengingat keterbatasan fasilitas pelabuhan , maka pemerintah
menetapkan untuk mengembangkan pelabuhan semarang . Rencana
pengembangan pelabuhan ( MATER PLAN ) dibagi 3 tahapan .

4
Setelah proyek pembangunan tahap 1 selesi dan diresmikan oleh presiden
Soeharto pada tanggal 23 November 1985 , pelabuhan secara resmi diberi nama
PELABUHAN TANJUNG EMAS .Tahap 2 berupa pembangunan dermaga
PETI KEMAS sepanjang 345m dengan fasilitas alat bongkar muat Container
berupa 4 Unit Gantry Crane dan 8 Unit RTG kemudian juga selesai dalam periode
1995 1997 . Proyek tahap 2 mengarahkan TANJUNG EMAS sebagai salah satu
pelabuhan Container diINDONESIA sebagai perwujudan partisipasi dalam
millennium ke3 dan globalisasi tujuannya untuk mewujudkan multimoda
transportasi yang terpadu telah dioprasikan DRY PORT Solo Jebres secara
penuh .

2.2 Struktur Instansi PKL

Pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merencanakan struktur


formal, mengelompokan dan mengatur sertamembagi tugas-tugas atau pekerjaan
diantara anggota organisasi agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan efisien.
Salah satucara untuk mewujudkan pengorganisasian yang baik adalah dengan
penyusunan struktur organisasi. Struktur organisasi menunjukan kerangka dan
susunan perwujudan pota tetap hubungan diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian
atau posisi posisi, bagian bagian atau posisi posisi, maupun orang orang
yang mewujudkan kedudukan, tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbede berbeda dalam suatu organisasi . struktur organisasi yang digunakan
pada PT PELINDO III (Persero) CABANG TANJUNG EMAS SEMARANG.

STRUKTUR ORGANISASI PT PELABUHAN INDONESIA III


(PERSERO)

5
CABANG TANJUNG EMAS

Gambar 2.1 Struktur Organisasi

Berdasarkan gambar struktur diatas dapat dilihat bahwa di PT Pelindo


dipimpin oleh manajer dan dibentuk staf-staf manajer lain-lainnya dengan
demikian proses struktur di PT Pelindo berjalan sangat detail karena perusahaan
negara maka dari itu dengan adanya struktur organisasi diatas maka dari itu

6
dengan adanya struktur organisasi diatas menambahkan wawasan bagi kami yang
PKL di PT Pelindo.

2.3. Peraturan Perusahaan Di Tempat PKL


Mahasiswa yang mengikuti Kerja Praktek harus mematuhi dan mentaati
tata tertib yang di buat oleh tempat kerja praktek , maupun program studi,
antara lain:
a. Mahasiswa harus berpakaian bersih dan rapi, memakai kemeja dan
memakai sepatu tertutup atau safety shoes serta alat pelindung diri ( bila di
perlukan ).
b. Mahasiswa menjaga nama baik almamater.
c. Mahasiswa memakai tanda pengenal Praktek Kerja ( jika ada ).
d. Mahasiswa harus hadir sesuai dengan jadwal jam kerja tempat praktek
Kerja Lapangan.
e. Mahasiswa dilarang merokok ditempat yang tidak diperuntukkan, tidak
minum minuman keras, membawa senjata tajam, membawa senjata api
dan narkoba dilingkungan tempat Praktek Kerja sebagaimana dilakukan di
AT.Warga .
f. Mahasiswa harus menjaga kebersihan, keeindahan dan kerapian.
g. Mahasiswa harus menjaga etika, sopan santun, ketenangan, ketertiban dan
ketentraman tempat PKL.
h. Mahasiswa harus mematuhi tata tertib tempat PKL.
i. Pelanggaran terhadap tata tertib tempat Praktek Kerja akan dikenakan
sanksi.
j. Hal hal lain dapat menyesuaikan dengan kondisi ditempat PKL.

2.4. Kegiatan Instansi Tempat PKL

Kegiatan Praktik Kerja Lapangan di PT Pelabuhan Indonesia III (Persero)


Cabang Tanjung Emas Semarang saya ditempatkan dibagian Divisi Teknik mulai

7
pukul 08.00 WIB sampai 17.00 WIB dari hari Senin sampai Kamis, jika hari
Jumat mulai pukul 07.00 WIB sampai pukul 16.00 WIB, antara lain :

a. Melaksanakan rencana penggunaan peralatan-peralatan kerja untuk


pengoperasian alat berat Luffing Crane di pelabuhan dalam .
b. Mempertahankan kondisi operasional peralatan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan jasa untuk memenuhi kebutuhan pabrik.
c. Melakukan pengelolaan untuk pemeliharaan alat Luffing Crane.
d. Bertanggung jawab melakukan pengolahan perawatan dan reparasi
peralatan pada pelabuhan dalam.

Setelah 1 (satu) bulan saya mengikuti dan menyelesikan kegiatan pkl di PT


PELABUHAN INDONESIA III (PPERSERO) CABANG TANJUNG EMAS
SEMARANG saya mendapat banyak ilmu baru dan saya kebetulan di
tempatkan di bagian Devisi Teknik dengan demikian saya bertambah ilmu
walaupun belum begitu sempurna paling tidak mengetahui proses maintenen
pada alat berat Luffing Crane yang berada di pelabuhan dalam.

BAB III

PELAKSANAAN PKL

8
3.1. Pelaksanaan PKL

Adapun waktu pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu dari tanggal
13 Februari 13 April 2017 yang bertempat di PT. Pelindo III (Persero) Cabang
Tanjung Emas Semarang. Kegiatan PKL yang berlangsung selama kurang lebih
dua bulan tersebut terlaksana dengan lancar tanpa ada kendala yang berarti.
Selama kami melaksanakan PKL banyak hal-hal yang belum kami ketahui selama
belajar di bangku kuliah, hal ini tentu saja membuka lebar pandangan kami
terhadap dunia industri. Kami berusaha semaksimal mungkin dalam kegiatan
tersebut dengan harapan bisa membantu menyelesaikan masalah-masalah yang
ada dan tentu saja dengan bantuan pembimbing industri.

Hari pertama dan kedua kami melakukan orientasi lingkungan pelabuhan dan
perkenalan dengan para karyawan yang ada di Divisi Teknik, selama seminggu
pertama kami perkenalan berbagai bagian-bagian pelabuhan mulai dari pelabuhan
dalam, pelabuhan nusantara, terminal penumpang dan RO - RO, pelabuhan
samudra, dan bagian lainnya. Walaupun yang kami teliti hanya di beberapa
pelabuhan tetapi paling tidak kami sudah mengenal proses alur bongkar muat
kayu log yang dijelaskan langsung oleh pembimbing industri. Tahap awal dari
bongkar muat kayu log yang berada di pelabuhan dalam , kita sebagai mahasiswa
teknik mesin, hanya mempelajari bagaimana cara memindah kayu log dari
tongkang kedarat, dengan menggunakan alat berat Luffing crane dengan kapasitas
beban muat 20Ton.

Menginjak pada minggu kedua disini kami melakukan kegiatan perawatan


pada Luffing Crane dengan dibimbing para mekanik yang sudah berpengalaman
menangani kerusakan-kerusakan yang ada. Wajar saja alat berat yang ada di
pelabuhan dalam ini sering dioprasikan untuk memindah kayu log . alat berat ini
sudah mengalami banyak perbaikan dan ada juga spare part yang harus diganti
agar alat berat bekerja dengan baik dan sempurna.

Selanjutnya pada minggu ketiga dan keempat kami berfokus di kantor devisi
teknik untuk mempelajari alat berat yang bisa dibilang paling penting perannya

9
dalam proses bongkar muat. Kami mempelajari engine ganset C15 , bagian
bagian harbour, juga mempelajari bagaimana mengetahui seling yang baik, lalu
mempelajari pentingnya system kelistrikan PLC pada Luffing Crane dan fungsi
pentingnya bagi kelancaran proses bongkar muat. Di pelabuhan dalam terdapat 2
unit Luffing Crane dengan 2 tipe yang sama tersebut cara pengoperasiannya
kurang lebih sama. Untuk prinsip kerja alat berat Luffing Crane pentingnya adalah
system kelistrikan pada ganset C15, system pada hidrolic ,dan yang terpenting
dalam alat berat tersebut adalah sytem kendali yang berada dalam system
kelistrikan PLC.

Untuk cara mengidupkan engine ganset C15 dan system kelistrikan PLC kami
dijelaskan oleh mekanik yang berpengalaman, dijelaskan bahwa Luffing Crane ini
digerakkan dengan dengan system kelistrikan PLC yang disuplay dengan ganset
C15. Luffing Crane yang di operasikan ini berperan untuk memindahkan kayu
log dari kapal tongkang ke darat.

Dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di PT.Pelindo III (persero)


cabang Tanjung Emas Semarang ini kami mendapat wawasan baru tentang
bagaimana proses pemindahan kayu Log dari kapal tongkang ke darat yang
berperan aktif dalam proses bongkar muat. Selain itu kegiatan yang kami
laksanakan yakni perawatan pada alat berat luffing crane yang digunakan.
Sebelum bongkar muat dilaksanakan ganset C15 dan system PLC harus
dipersiapkan dengan baik agar saat bongkar muat tidak terjadi kerusakan yang
akan menghambat proses bongkar muat berlangsung.

3.2. Pengertian Luffing Crane

Crane adalah alat pengangkat dan pemindah material yang bekerja dengan
perinsip kerja tali, crane digunakan untuk angkat muatan secara vertikal dan
gerak kearah horisontal bergerak secara bersama dan menurunkan muatan ke

10
tempat yang dituju dengan mekanisme pergerakan crane secara dua derajat
kebebasan. Luffing Crane Merupakan jenis lain dari alat bongkar muat di
pelabuhan. Berbentuk seperti crane kapal, namun terletak di dermaga. Beberapa
menggunakan rel atau roda sebagai sarana untuk berpindah tempat,alat ini dapat
digunakan untuk berbagai jenis cargo, seperti container, bag carge, maupun curah
kering (dengan penambahan alat tertentu).

Prinsip kerja luffing crane berdasarkan kekuatan mesin (genset),


keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat
berputar 360 derajat. Pada prinsipnya, luffing crane merupakan pesawat
pengangkat dan pengangkut yang memiliki mekanisme gerakan yang cukup
lengkap yakni : kemampuan mengangkat muatan (hoisting mechanisme)
mekanisme pemutar (slewing mechanisme), menahannya tetap di atas bila
diperlukan dan membawa muatan ke tempat yang ditentukan (traveling
mechanisme). Operasi kerja yang identik dan muatan yang seragam yang
diangkutnya, memungkinkan fasilitas transport dilakukan secara otomatis. Bukan
hanya untuk memindahkan, melainkan juga untuk proses bongkar muatan. luffing
crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang
besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.

Faktor luar yang harus diperhatikan dalam menentukan kapasitas alat adalah:

a) Kekuatan angina terhadap alat.

b) Ayunan beban pada saatn diayunkan .

c) Kecepatan perpindahan materian.

d) Pengereman mesin dalam penggerakannya.

3.3. Cara Kerja Luffing Crane

1) Mekanisme Pengangkat (hoisting mechanisme).


Digunakan untuk mengangkat atau menurunkan beban yang di kehendaki.Cara
kerja mekanisme pengangkat pada crane adalah: motor penggerak menggerakkan

11
atau memutar drum penggulung kabel baja yang bekerja menarik atau mengulur
kabel baja. Kemudian dari drum penggulung tersebut diteruskan kesistem puli.
Setelah itu kabel baja tersebut padaujungnya dipasang kait, yang fungsinya untuk
menaruh muatan yang akan dipindahkan. Apabila maumelakukan pengangkatan
atau penurunan muatan maka kita tinggal menghidupkan motor penggerakyang
akan memutar drum penggulung kabel baja tersebut.

2) Mekanisme Penjalan (traveling mechanisme).


Digunakan untuk memindahkan muatan (beban) sepanjang lengan crane
(pengangkat). Yang berdiri diatas rel dan menggunakan motor untuk menggerakan
crane secara secara horizontal untuk memudahkan memindahkan barang dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan mudah.

3) Mekanisme Pemutar (slewing mechanisme)


Digunakan untuk memindahkan beban sejauh radius lengan pengangkatannya.
Cara kerja mekanisme pemutar adalah motor penggerak pada mekanisme pemutar
yang dihubungkan dengan sistem roda gigi yang tujuannya untuk menurunkan
putaran yang dihasilkan dari motor penggerak. Dari putaran yang masih tinggi
dari motor penggerak menjadi putaran yang diinginkan (direncanakan). Roda gigi
tersebut dihubungkan dengan meja putar yang ada pada bagian sambungan antara
menara atau tiang utama dengan lengan, maka kita tinggal menghidupkan motor
penggerak yang akan memutar roda gigi tersebut.

3.4. Bagian Luffing Crane

Biasanya sebuah caren dengan jib berengsel akan cenderung memiliki Hook
sistem kerjanya bergerak keatas dan kebawah ,sebagai pengeraknya adalah jib.
Sebuah tingkat luffing crane adalah seperti bangau umumnya, tetapi dengan
mekanisme tambahan untuk menjaga tingkat hook saat luffing, sistem kerja

12
luffing crane sama seperti crane-crane yang ada diproyek pembangunan, yang
memili jantung kekuatan pada sistem hydrolicnya, dan bagian bagian pada luffing
crane meliputi , seperti motor traveling, hook, tali baja (seling), engine ganset
C15, sistem kelistrikan PLC, cabin operator, sistem hidrolic, motor balance.
Bagian-bagian tersebut memiliki fungsi yang berbeda-beda dan memiliki
kepentingan yang berbeda-beda, sebagai berikut saya akan mengenalkan luffing
crane yang berwujud gambar dan bagian-bagian pada luffing crane :

a) Jib atau Boom

Merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar
secara horisontal sebesar 360 atau sering disebut lengan luffing crane
yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek
dengan bantuan kabel baja (sling). Jib, merupakan lengan luffing crane
yang terdiri dari elemen-elemen besi yang tersusun menjadi satu bagian
rangka batang. Pemasangan jib harus sesuai dengan keperluan dan
persyaratannya, baik dengan panjang yang standard maupun yang
mencapai maksimum. Pemasangan jib ini, selanjutnya mempengaruhi
terhadap beban yang diangkat. Untuk tiap panjang jib tertentu, ada batasan
beban maksimum.

13
Gambar 3.1 Jib dan boom

b) Hook dan Sling


Hoist adalah bagian tower crane yang berfungsi sebagai alat angkut
arah vertical, sedangkan sling merupakan bagian luffing crane yang berupa
kabel baja dan menjadi bagian hoist. Pemakaian sling bisa berubah ubah
diameternya atau dapat di tambahkan (double sling), tergantung pada
kebutuhan di lapangan.

14
Gambar 3.2 Hook dan sling

c) Cabin (joint pin)


Cabin (joint pin) adalah bagian luffing crane yang merupakan tempat
operator mengoperasikan luffing crane.

15
Gambar 3.3 Cabin

d) Slewing Mechanism
Slewing mechanism adalah bagian yang bertugas untuk memutar tower
crane.

16
Gambar 3.4 Slewing Mechanism

e) Tower Top
Tower top adalah bagian puncak dari crane.

17
Gambar 3.5 Tower top

f) PLC
adalah sistem elektronik yang beroperasi secara digital, untuk system
kendali kelistrikan di luffing crane.

18
Gambar 3.6 PLC Luffing Crane

g) Genset C 15
Genset adalah sebuah perangkat yang berfungsi menghasilkan daya
listrik.

19
Gambar 3.7 Genset C 15

h) Sistem Hidrolik
Sistem hidrolik merupakan suatu bentuk perubahan atau pemindah
daya dengan menggunakan media pengantar berupa fluida cair untuk
memperoleh daya yang lebih besar dari daya awal yang dikerluarkan.

20
Gambar 3.8 Sistem Hidrolik

i) Motor
Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi listrik menjadi
energi mekanik. Alat yang berfungsi sebaliknya, mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik disebut generator atau dynamo.

21
Gambar 3.9 Motor

3.5. Kontruksi Luffing Crane

22
Gambar 3.10 Kontruksi Level Lufing Crane

3.6. Pemeliharaan/Perawatan Luffing Crane

23
No Waktu Poin pemliharaan
Pemriksaan

1 Kapasitas Oli

2 Suhu Oli

3 Pemriksaan Pemeriksaan Filter


Harian
4 Pemeriksaan Kebocoran Oli

5 Pressure valev

6 Hoisting Gear-Counter Bearing

7 Luffing Gear Counter Bearing

8 Slewing Bearing

9 Pemeriksaan Gearing of slewing Brearing


Mingguan
(Per 50 jam)
10 Jib bearing

11 Sea Lashing

12 Hooktackle block

13 Oil condition/oil samples

Pemeriksaan
2 minggu
(per 250jam)
14 Condensed moisture to be dropped

15 Change of filter without clogging indikators


Pemeriksaan
2 minggu
(per 250jam)

Pemeriksaan Ropes (hoisting and luffing ropes)


Bulanan( per
16 500jam)

17 Cleaning of breathers

18 Hoisting gear ropel

19 Luffing gear rope

20 Slipring assembly

21 Pemeriksaan Multi disk brake24


Bulanan( per
22 500jam) Check of the connetions for fastening
3.7. Sistem Hidrolik pada luffing crane

Crane bekerja berdasarkan hukum Pascal dimana crane dapat mengangkat


beban yang berat dengan menggunakan penggerak (actuator) yang kecil dengan
media Oli hidrolik yang bertekanan tinggi.

Untuk mengangkat dan menurunkan boom, menggulung wire rope, berputar


(swing) crane menggunakan sistem jalur hidrolik (hydraulic circuit) yang terdiri
dari : Pompa Hidrolik yang membangkitkan pressure oli hidrolik yang tinggi,
actuator/penggerak yang berupa hydraulic cylinder & motor, dan directional
control valve sebagai pengontrol gerakan actuator).

Bagian utama pada sistem Hidrolik Crane ada 4 :


a) Oil Tank
b) Hydraulic Pump
c) Directional Control Valve
d) Actuator
Prinsip kerja system Hidrolik Crane adalah sebagai berikut :

Gambar 3.11 Sistem hidrolik

25
Pompa menghisap oli hidrolik yang tersimpan di dalam oil Tank dan
mendorongnya menuju actuator (penggerak). Directional control valve berfungsi
untuk mengubah arah aliran oli hidrolik yang menuju actuator sehingga actuator
dapat bergerak bolak-balik (maju-mundur pada cylinder boom, berputar searah-
berlawanan arah jarum jam bila actuatornya berupa motor pada system winch atau
swivel/swing). Bila directional control valve pada posisi netral ( handle di posisi
tengah) maka oli akan dibuang ke oil tank kembali dan tidak keactuator.

a) Hydraulic Pump Set

Sebuah motor listrik menggerakan 3 pompa hidrolik sekaligus melalui kotak


roda gigi (gearbox) distribusi dengan kecepatan konstan dan selalu dengan arah
putar yang sama :

1) Sirkuit hoisting gear

Memberikan minyak hidrolik ke masing-masing motor roda gigi


(gearmotor). Dari motor ini, minyak dikembalikan ke pompa. Ini
adalah sirkuit tertutup. Pompa hoisting gear adalah pompa
perpindahan variable, jenis A4VG125EP.
Kemiringan dari rocker pengungkit menentukan langkah torak dan
oleh karena itu juga volume debit.
Kemiringan 25 sesuai dengan debit maksimum

Kemiringan 0 tidak ada aliran

2) Sirkuit Luffing gear

Pompa luffing gear memberikan minyak hidrolik ke motor luffing


gear, Dari motor, aliran minyak kembali ke pompa. Ini sirkuit
tertutup . Pompa roda gigi luffing juga merupakan jenis pompa
perpindahan variable A4VG125EP.
Motor luffing gear adalah motor perpindahan variable dengan
langkah torak tetap. Debit dalam cm3/putaran adalah tetap.

26
Kecepatan motor semata-mata tergantung pada buangan (discharge)
dari pompa variable.
Bagian sirkuit pengontrol minyak pengontrol pompa Berlaku
untuk pengontrol pompa, sama seperti untuk hoisting gear dan slewing
gear.
3) Sirkuit Slewing gear
Pompa slewing gear memberikan minyak hidrolic ke motor
slewing gear dari motor aliran minyak dikembalikan ke pompa. Jenis
pompa slewing juga adalah jenis pompa perpindahan variable
A4VG125EP.
Motor slewing gear adalah motor perpindahan variable dengan
langkah torak tetap. Debit dalam cm3/putaran adalah tetap.
Untuk mengontrol pompa slewing gear kedua sisi tekanan tinggi
dan tekanan rendah berubah tergantung pada arah dimana crane
diperlukan berputar untuk menyesuaikan terhadap sudut kemiringan
kapal.
b) Pendingin minyak Hidrolik
Lahkah kedua pompa kembar adalah menarik minyak dari tangka
memberikan itu melalui filter dan mendinginkan rumah pompa dan dari sana
kembali ke tangki. Untuk menghindari tekanan tinggi ketika memulai dengan
minyak dingin, bypass valve dengan kebutuhan untuk musim semi 3 bar dipasang
di saluran tersebut.
Komponen sistem pendingin terdiri motor listrik dengan kipas/fan pendingin
dan dengan radiator sarang lebah.Setelah melewati radiator sarang lebah udara
dibuang keudara terbuaka melalui flap knalpot. Minyak hidrolik dengan cepat
menghangat hingga suhu oprasi yang cocok, ventilator hanya diaktifkan oleh
sensor suhu ketika suhu minyak dalam tangka mencapai sekitar 50 C.
c) Tangki minyak hidrolik
Tangki oli hidrolik memiliki volume minyak maksimum 500 liter.
Tingkat/level minyak dapat diperiksa dengan dua gelas penduga tingkat/level
minyak harus selalu berada diantara dua gelas penduga tersebut.

27
Selain filter udara disediakan yang memungkinkan pergantian udara ketingkat
minyak bervariasi dibagian bawah tangka dipasang drain yang digunakan untuk
mengosongkan tangka sebagain atau seluruhnya.
d) Pengisian
Tingkat/level minyak tertinggi dalam tangka adalah puncak melalui mengisi
saringan dan tutup dengan kopling penutup berupa katup non-return valve. Setiap
crane dilengkapi dengan pompa pengisi yang dioprasikan secara manual dan
selang yang cocok dengan kopling penutup pada pompa di satu sisi dan disisi lain.
e) Inspeksi dan pemeliharaan
Komponen hidrolik telah dirancang dan tidak akan bermasalah untuk oprasi
lama tanpa masalah. Peralatan ini hanya membutuhkan pemeliharaan sangat
sedikit. Namun sedikit perhatian dibutuhkan agar dapat dioprasikan bebas. Dari
pengalaman praktis menunjukan bahwa hinggal 80% semua gangguan oprasi
disebabkan karena kotoran, pemeliharaan yang buruk dan cairan hidrolik yang
tidak cocok.
f) Tingkat/level minyak
Tingkat/level minyak harus sering diperiksa. Karena dengan kenaikan
temperature oprasi, penumpukan udara terlarut dan terjadi kegagalan pompa
karena kavitasu dapat membuat permukaan cairan turun di bawah tanda batas
minimum. Pemeriksaan level oli sebelum memulai sistem hidrolik.
g) Suhu minyak
Suhu oprasi tergantung pada beberapa faktorseperti jenis oprasi,siklus oprasi
mesin, sirkuit dll. Dalam praktiknya suhu minyak biasanya antara 40C sampai
90C.
Suhu minyak pada reservoir harus dipantau terus menerus. Suhu meningkat
secara bertahap dapat menunjukan adanya kontaminasi, adanya sumbatan atau
terjadinya keausan komponen logam dll.
h) Kondisi minyak
Pelumasan cairan tergantung pada sejumlah factor seperti suhu,lingkungan
kotor,tekanan oprasi,kelembaban dll.

28
i) Mencegah dan memperbaiki kebocoran
Pemeriksaan sistem hidrolik secara teratur untuk meneliti kebocoran.
Kebocoran dapat ditemukan hanya jika permukaan eksternal dari sistem hidrolik
tetap bersih. Selang bocor harus segera diganti. Ganti cincin 0 jika kebocoran
ditemukan di flens atau kopling kompresi yamg menggunakan 0 sebagai elemen
perapat.
j) Penggantian minyak
Tangki harus diperiksa dan dibersihkan dari endapan minyak (oil sludge)
sebelum mengisi ulang dan filter cartridge harus diganti pada waktu yang sama.
k) Pemeriksaan lainnya
Dengan sedikit perhatian kerusakan dapat diidentifikasi sebelum menjadi
serius. Hal ini berlaku baik ketika dioprasikan, hal yang perlu diperhatikan:
1) Kebocoran eksternal
2) Kontaminasi
3) Kerusakan khusus nya selang
4) Seara dari pompa, motor, kopling, mounting

29
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari isi materi diatas adalah :

1. PT.PELINDO III SEMARANG adalah suatu perusahaan yang member


tempat bongkar muat seperti terminal peti kemas, terminal penumpang dan
terminal bongkar muat.

2. Luffing Crane Merupakan jenis lain dari alat bongkar muat di pelabuhan
yang di gunakan untuk memindahkan kayu log dari tongkang ke darat.

3. Alat berat merupakan alat yang sengaja diciptakan/didesain untuk dapat


melaksanakan salah satu fungsi/kegiatan proses konstruksi yang sifatnya
berat bila dikerjakan oleh tenaga manusia, seperti mengangkut,
mengangkat, memuat, memindah, menggali, mencampur, dan seterusnya
dengan cara yang mudah, cepat, hemat, dan aman.

4.2 Saran
Saran yang dapat diberikan penulis untuk melengkapi karya tulis ini adalah :
1. Semua pihak yang terkait antara mekanik dan operator harus saling
membantu agar menunjang perawatan alat berat supaya teteap dapat
digunakan dengan baik.
2. Mengutamakan keselamatan kerja agar tidak terjadi hal hal yang tidak
diinginkan seperti mengunakan helm safety, sepatu safety dan lain lain
harus selalu digunakan agar menunjang keselamatan kerja.

30

Anda mungkin juga menyukai