Anda di halaman 1dari 16

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Daerah lepas pantai adalah bagian dari lautan yang permukaan dasarnya dibawah
pasang surut terendah atau bagian lautan yang berada diluar daerah gelombang pecah
(breaker zone) arah ke laut. Daerah lepas pantai yang berada di bagian lempengan
benua (continental shelves) yang mempunyai kedalaman kurang dari 200 m kira-kira
seluas 8% dari luas lautan atau sama dengan 20% dari luas daratan. Bangunan,
kendaraan dan fasilitas yang beroperasi di lepas pantai disebut bangunan, kendaraan,
dan fasilitas lepas pantai.
Ciri-ciri dari bangunan atau sistem lepas pantai adalah :
1. Beroperasi di daerah sekitar sumur minyak atau daerah pertambangan yang
terbatas. Jadi, tidak berpindah jauh seperti halnya dengan kapal laut.
2. Tidak beroperasi di daratan.
3. Tidak dibangun langsung di lapangan. Jadi, komponen-komponennya
dibuat di darat untuk kemudian diangkut dan dirakit di lapangan.
4. Tetap beroperasi di lapangan untuk perioda waktu yang lama sehingga
bangunan harus dapat bertahan dalam kondisi terburuk yang mungkin terjadi
selama masa operasi.

Fungsi utama daripada bangunan lepas pantai adalah untuk eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi. Adapun faktor lingkungan laut yang berpengaruh
untuk rancangan struktur bangunan laut terdiri darikedalaman perairan, angin,
gelombang, arus, kondisi dasar laut, penggerusan dan tektonik (gempa bumi).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana jenis-jenis pemeriksaan teknis pada platform?
b. Bagaimana pelaksanaan pemeriksaan teknik pada platform?

1
BAB II PEMBAHASAN

Di Indonesia pengaturan untuk keselamatan flatfrom dituangkan dalam


Peraturan menteri petambangngan No. 05/P/ M/ PERTAMB/ 1997:”kewajiban
memiliki sertifikat kelayakan konstruksi untuk platform minyak dan gas bumi di
daerah lepas pantai.” secara garis besar isi peratran tersebut adalah mengharuskan
setiap platform untuk memiliki sertifikat kelayakan konstruksi yang di keluarkan oleh
direktorat jenderal minyak dan gas bumi. Setelah menerima laporan pemeriksaan
teknis yang dilakukan dengan bantuan pihak ketiga.
Pengertian flatfrom di sini adalah setiap bangunan di atas dan atau di bawah air, yang
dipasang secara tepat dan digunakan untuk operasi minyak dan gas bumi di daerah
lepas pantai.

2.1 Jenis pemeriksaan teknis pada platform


a. Penilaian rancangan yang mencakup:
 Data umur yang di rencaanakan
 Data lingkungan termasuk tanah dasar laut, angin, pasang surut, gelombang,
arus, kadar garam, dan lain-lain.
 Gambara dan spesifikasi rancangan
 Data mengenai tiang pancang
 Toleransi untuk pertumbuhan biota laut
 Carah mencegah korosi
 Petunjuk operasi
 Factor keamanan dari konstruksi ddan pondasi termasuk perhitunganfaktor
keamanan dalam kondisi laut terburuk yang mungkin terjadi
 Daya tahan terhadap kelelahan bahan
 Daya tahan terhadap gempa bumi dan pergerakan oeh pengarruh lain
 Daya tahan terhadap getaran
b. Pemeriksaan fisik yang meliputi:
1. Untuk platform baru
 Pemeriksaan platform selama proses pembangunan

2
 Pemeriksaan prosedur pengelasan yang di pakai
 Pengujian bagi semua juru las yang ada
 Memeriksa seluruh material untuk platform sesuai standar yang di
tentukan
 Pemeriksaan sambungan-sambungan las tertentu dengan alat non-
destructive (x-ray, ultrasonic dan lain-lain).
 Pemeriksaan platform selama transportasi
 Pemeriksaan cara penempatan platform diatas alat transport (barge dan
lain-lain) untuk menghindari kerusakan akibat transportasi
 Pemeriksaan platform selama instalasi
 Pemeriksaan posisi platform
 Pemeriksaan proses pemancangan tiang pancang
 Pemeriksaan pengelasan sambungan tiang pancang, baik secarar visual
maupun dengan peralatan NDT.
 Pemeriksaan pengelasan antara tiang pancang dengan kaki jacket serta
antara tiang pancang dan kaki dek.
2. Untuk platform lama
 Pemeriksaan bawah air
 Visual inspection pada seluruh struktur untuk memeriksa kemungkinan
adanya cacat atau korosi (dan pembersihan mungkin diperlukan bila
tumbuhan laut sudah melebihi ketebalan tertentu).
 Pemeriksaan pada riser clamps (penjepit), sambungan boat landing dan
barge bumper, apakah semua hubungan dan baut masih lengkap dan
cukup kuat.
 Pemeriksaan system pencegahan krosi, yang antara lain meliputi
pengambilan foto anode dan lainnya.
 Pengukuran tumbuhan laut, bila tebal tumbuhan laut lebih besar dari
batas yang ditentukan dalam rancangan, maka harus dibersihkan dengan
water jet.

3
 Pemeriksaan detail dari sambungan-sambungan lass tertentu yang
lokasinya di tentukan dengan penilaian rancangan yang umunya di titik
tekanan yang relative tinggi
 Pembersihan dari sambungan sambungan las tersebut dengan water jet,
pemeriksaan sambungan las di bawah air tersebut menggunakan MPI,
bila ditemukan retak harus digerinda dan ujung-ujung retakan harus di-
punch untuk mengetahui menjalarnya retak pada pemeriksaan yang
akan dating dan apabila perlu harus segera diperbaiki. Juga retakan
perlu di foto secara detail untuk penyelidikan lebih lanjut.
 Pengukuran ketebalan pada tiang dan batang di bagian-bagian tertentu
untuk mengetahui tingkay korosi.
 Pemeriksaan platform di atas air dan disekitar permukaan air (splash zone)
 Pemeriksaan secara visual dari bagian-bagian strutur utama: Deck
Beam, Deck leg, dan sambungan kaki dek ke tiang pancang, untuk
mengetahui kemungkinan cacat, deformasi, atau korosi.
 Pemeriksaan detai dari sambungan-sambungan las tertentu yang
lokasinya di tentukan dengan design apprasisal. Pembersihan
sambungan las dengan menghilangkan cat yang ada, serta dilakukan
pemeriksaan MPI pada sambungan las tersebut, bila ditemukan crack
(retak) harus di-punch pada kedua ujungnya atau dibor bila mungkin.
Juga pengukuran ketebalan, serta kamera foto di bawah air, monitor
televise dan video recording system.

2.2 Pelaksanaan Pemeriksaan Teknik Pada Platform

PELAKSANAAN PEMERIKSAAN TEKNIK PADA PLATFORM


DAPAT DIKELOMPOKAN SEBAGAI BERIKUT:

1. Pemeriksaan permulaan

4
Yang dikenakan pada platform lama maupun platform baru yang belum
mempunyai sertifikasi kelayakan konstruksi yang terdiri atas penilaian
rancangan, pemeriksaan pada waktu platform dibangun (untuk platform baru)
dan pemeriksaan fisik diaut (untuk platform lama yang telah di uraikan
sebelumnya.
2. Pemeriksaan berkala
Yang terdiri atas pemeriksaan kecil, pemeriksaan besar dan pemeriksaan
lengkap

3. Pemeriksaan khusus
Yang dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
Platform mengalami kerusakan, platform mengalammi perubahan konstruksi,
kondisi platform yang meragukan yang mungkin disebabkan oleh suatu hal
seperti gempa, perawatan yang kurang baik dan lain-lain, dan platform
mengalami perubahan dan perbaikan yang sangat mendasar.

PEMERIKSAAN BERKALA
1. Pemeriksaan keci (minor inspection) (Tahun I dan II)
A. Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya sampai kedalam minus 25
feet.
B. Pemeriksaan visual dengan menggunakan video pada daerah splash
zone sampai kedalaman minimum minus 25 feet untuk mmemeriksa
integrasi struktur.
C. Pemeriksaan, pencatatan, dan pembuatan sketsa pada erosi di sekitar
kaki, batang-batang horizontal dan lengkungan-lengkungan riser
didasaar laut sampai sekitar 20 feet dari jacket dan 20 feet bagian
bahwa dari lengkungan riser. Catatan: pemeriksaan ini hanya berlaku
pada pemeriksaan kecil tahun pertama setelah platform terpasang.
D. Pemeriksaan dan pembuatan sketsa dari kotoran/sampah (debris) pada
platform sampai kedalam minus 25 feet.

5
E. Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system
pelindungan korosi dilakukan pada bagian luar seluruh kaki platform
di daerah splash zone dan titik buhul/pertemuan, sampai kedalam
minimum minus 25 feet.
F. Pemeriksaan baut-baut dan penjepit-penjepit riser terhadap
kemungkinan rusak sampai kedalam minimum minus 25 feet.
G. Pemeriksaan dan pengukuran pertumbuhan biota laut (marine growth)
paling tidak dilakukan pada satu kaki untuk patfrom yang mempunyai
maksimum empat kaki dan paling tidak dilakukan pada dua kaki
platform unntuk platform dengan kaki lebih dari empat.
H. Pemeriksaan MPI (magnetic particle inspection) sambungan las
dilakukan pada sambungan-sambungan yang ditentukan oleh penilaian
perencanaan, karena mengalami tegangan berlebih, serta sambungan
yang mempunyai umur kelelahan (fatigue life) yang rendah dan telah
dilampaui dari sambungan-sambungan ini paling tidak 2 (dua)
sambungan harus diperiksa.
I. Pengambilan foto dilakukan pada bagian-bagian yang dilakukan MPI.
Lokasi melekatnya biota laut dengan ketebalan rata-rata lebih besar
daripada ketebalan yang diizinkan (umumnya 2 inch), serta bagian-
bagian yang mengalami kelainan.
J. Pemeriksaan di atas permukaan air unntuk memeriksa integritas
struktur, meliputi tata letak bangunan dan peralatan, perubahan-
perubahan yang telah dilakukan,dan daerah-daerah kritis.
K. Pemeriksaan-pemeriksaan lain dilakukan apabila pada saat pemerisaan
fisik ditemukan hal-hal yang serius sehingga di pndang perluh
menambah tingkat pemeriksaan, serta apabila disyaratkan ole Ditjen
mimigas.
2. Pemeriksaan besar (major inspections) (tahun II)
A. Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya sampaidasar laut

6
B. Pemeriksaan visual dengan menggunakan video untuk memeriksa
integrritas struktur, termasuk perhitungan anode.
C. Pemeriksaan, pencatatan dan pembuatan sketsa pada erosi di sekitar
kaki, batang-batang horizontal dan lengkungan-lengkungan riser di laut
sampai sekitar 20 feet dari jacket dan 20 feet bagian bawah dari
lengkungan siser.
D. Pemeriksaan dan pembuatan sketsa dari kotoran/sampah (debris) yang
melekat pada platform dan di sekitar jacket sejauh 20 feet pada dasar
laut.
E. Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system
perlindungan korosi dilakukan pada bagian luar seluruh kaki platform
di daerah splash zone dan semua titik buhul/pertemuan dari permukaan
air sampai dasar laut.
F. Pemeriksaan baut-baut dan penjepit-penjepit riser terhadap
kemungkinan kerusakan dilakukan sampai ke dasar laut.
G. Pemeriksaan dan pengukuran pertumbuhan biota laut, paling tidak
dilakukan pada satu kaki untuk platform yangmempunyai maksimum 4
kaki, dan paling tidak dilakukan atas dua kaki untuk platform berkaki
lebih dari empat.
H. Pemeriksaan MPI sambungan las dilakukan pada sambungan-
sambungan yang ditentukan oleh penilaian perencanaan karena
mengalami tegangan berlebih, serta umur kelelahan yang rendah, dan
telah terpenuhi.
I. Pengukuran tebal dilakukan paling tidak ada satu kaki untuk setiap
platform, pada daerah splash zone, titik buhul/pertemuan dan pada
bagian tengah kaki antara dua elevasi horizontal, dan diambil pada
bagian luar
J. Pengambilan foto dilakukan pada bagian-bagian yang dilakukan MPI,
lokasi melekatnya biota laut dengan ketebalan rta-rata lebih besar

7
daripada ketebalan yang diizinkan serta bagian-bagian yang
mengalami kelainan.
K. Pemeriksaan di atas permukaan air untuk memeriksa integritas strutur
meliputi tata letak bangunan dan peralatan, perubahan-perubahan yang
telah dilakukan serta daerah-daerah kritis.
L. Pemeriksaan pemeriksaan lain dilakukan apabila pada saat
pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal yang serius sehingga dipandang
perlu untuk menambah tingkat pemeriksaan, serta apabila disyaratkan
oleh ditjen migas.
3. Pemeriksaan lengkap (complete inspection) (Tahun IV)
Pada pemeriksaan lengkap dilakukan sekurang-kurangnya sama
dengan yang dilakukan pada waktu pemeriksaan besar ditambah
dengan melakukan pemeriksaan/penilaian sampai sejauh mana
pelaksanaan mengenai batasan-batasan yang ada dalam pemeriksaan
berkala sebelumnya.

8
Gambar Daerah korosi pada fixed offshore stell structure
(Sumber: Direktolat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan BKI)

9
2.3 MARINE GROWTH ON OFFSHORE STRUCTURES

Keberadaan biota laut (marine growth) pada bangunan lepas pantai tidak dapat
dihindarkan. Sedangkan biota laut tersebut mempunyai pengaruh yang tidaqak
dikehendaki ditinjau dari kekuatan struktur. Oleh karena itu, struktur perlu diinspeksi
dan dimonitor secara terjadwal serta dibersihkan dari biota laut bilamana perlu.

Faktor yang mempengaruhi marine growth:

Lokasi geografis, kedalaman air, suhu air dan musim, arus air, kejernihan air. bentuk
struktur platform di bawah air, pengoperasian platform.

Pengaruh yang ditimbulkan oleh marine growth:

Koefisien drag lebih tinggi, luas proyeksi bagian-bagian struktur bertambah. juga
volume yang dipindahkan, berat struktur bertambah, masa tambah hidrodinamis lebih
tinggi, umur kelelahan berkurang, retak las menjadi tidak tampak, markah kedalaman
menjadi tidak jelas, serta menghambat pemasukan air pada lubang hisap.

Dari 122 laporan pemeriksaan, pada 60 bangunan lepas pantai di perairan indonesia
diperoleh informasi laju tumbuh berikut: Laut Cina Selatan 0,27-2,18” Laut Bagian
Barat 0,60-1.25", Laut Jawa Bagian Timur 0,88-1,34”, dan selat Makassar 0.16-1.28".
Di Laut Cina Selatan laju pertumbuhan pada posisi kedalaman antara 75 dan 180 feet
relatif lebih cepat.

alternatif pencegahan/pemecahan masalah marine growth:

 Pembersihan dengan water jet setelah tebal MG melebihi 2 inci


 Pemasangan piranti Marine Growth Preventer MGP) dan Marine Growth
Removal (MGR).
 penegunaan cat anti fouling atau sejenisnya.
 pengkajian ulang kekuatan struktur untuk menilai berapa tebal maksimum
marine growth yang masih diperkenankan, yang umumnya 2 inci.

10
2.4 REMOVAL OF OBSOLETE OFFSHORE JACKET LEG STRUCTURES
IN INDONESIAN WATERS (PLATFROM DECOMMISSIONING)

Sejak tahun 1971 sejumlah 446 anjungan lepas pantai terpasang di perairan Indonesia
yang dioperasikan oleh 12 kontraktor production sharing. Yang terbanyak (172 unit)
beroperasi pada kedalaman 100-150 feet, dengan berat 1000-1500 ton. Dan ada 172
unit yang beroperasi lebih dari 20 tahun. Menurut prediksi Ditjen Migas akan ada 370
unit yang tidak beroperasi akibat reservoir depletion pada tahun 2016 nanti.

Dalam penanganan anjungan yang sudah tidak beroperasi ada banyak pilihan, yaitu:

1) dijadikan rumpon,

2) dipotong dan dibuang di lautan dalam,

3) dipotong dan diangkut ke darat dijadikan scrap.

4) dipotong, diangkut ke darat dan dimanfaatkan lagi setelah diperbaiki dan di-re-
appraisal lagi kekuatan strukturnya. (Lihat Lampiran 10: Platform Decommissioning)

Ada banyak gagasan cara mengangkutnya ke darat dengan floating crane dan barge,
dengan buoyancy unit, dengan semacam semi sub-mersible atau floating dock dan
dengan balon-balon udara bertekanan untuk mengapungkan jacket ke permukaan air.

Pemotongan kaki jacket di atas dapat dilakukan dengan explosive, diamond wire
cutting system, abrassive blasting, atau cara lain. Ongkos bongkar sampai di darat
sekitar US$600.000-1.300.000.

11
2.5 REPAIR OF STEEL JACKET TYPE STRUCTURES

Untuk perbaikan diagonal atau horizontal brace apabila mengalami keretakan


(fractured) atau badly distorted, maka:

A. pertama yang dilakukan bagian yang rusak dipotong. Dengan menggunakan


template (mal) dan pengukuran yang cermat maka kemudian dibuat potongan
pipa yang disebut Pup yang ujung-ujungnya di-beveled (diserong) untuk full
penetration welding. External clamps (penjepit) digunakan untuk memegang
pup pada posisinya. Setelah itu habitat dipasang melingkari brace dan
dikosongi (dewatered) dan kemudian dilakukan full penetration welding
(Lihat Gambar 2.3). Sebagai alternatif dapat juga digunakan Underwater
"Wet" Welding, sepanjang kualitas las yang disyaratkan.

Gambar repairs to diamaged braces, scheme 1

B. Cara kedua adalah dengan cara memotong bagian yang rusak dan
dimasukkan/disisipkan bagian yang lebih panjang dengan diam yang sedikit
lebih kecil tetapi dengan ketebalan yang lebih, dan di-groutfitting. Dengan
menggunakan cementing techniques (teknik penyemenan) seperti pada pile
jacket sleeve connections, kekuatan brace dapat pulih kembali. Packers
dipasang pada ujung-ujung dan cement grout diinjeksikan serta dipasang vent
pada ujung pipa yang posisinya lebih tinggi guna menjamin bahwa semua air
telah dibuang /dipancarkan keluar (Lihat Gambar 2.4).

12
Gambar repairs to damaged braces,scheme 2

C. Cara ketiga adalah dengan menggunakan baik sleeves (selongsong) internal


maupun eksternal. Hanya external sleeves yang bersifat struktual sedangkan
internal sleeves semata-mata merupakan bentuk internal guna memudahkan
grouting.

Special Grouts yang sifatnya mudah mengembang (expansive) dan


kemampuan rekatnya tinggi dipergunakan agar terjadi transfer pada panjang
overlapping sependek mungkin. Peraturan Standard API RP2A tentang grous
transfer dari pile ke sleeve dipergunakan sebagai pedoman. Multiple weld
beads atau shear keys dipakai untuk membuat grout bond shear trane length.
Pilihan lain adalah dengan menggunakan injeksi epoxy.

Gambar repairs to damaged braces, scheme 3

13
D. Cara keempat adalah dengan menyisipkan a heavy internal structural member
dengan diameter yang lebih kecil dari pipa yang asli (original tubular).
potongan pipa baru ini dapat berupa bumbung yang berdinding tebal dengan
shear rings Yang dilas pada ujung-ujungnya. Pada ujung yang rendah suatu
pig atau packer dipasang external sleeve yang di-clamp/dijepit sepanjang gap-
nya, menggunakan dua belahan dengan flens dan gasket joints. Kemudian
brace-nya dipompa diisi dengan concrete (semen). Concrete yang dipakai
adalah fine concrete menggunakan campuran semen plus pasir yang berukuran
maksimum 6 mm.

Gambar repairs to damaged braces, scheme 4

(Sumber construction of offshore structures, Gerwick)

14
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Fungsi utama daripada bangunan lepas pantai adalah untuk eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi. Adapun faktor lingkungan laut yang berpengaruh
untuk rancangan struktur bangunan laut terdiri darikedalaman perairan, angin,
gelombang, arus, kondisi dasar laut, penggerusan dan tektonik (gempa bumi).

15
DAFTAR PUSTAKA

 Sugiono. 2004.Teknologi Produksi dan Perawatan Bangunan Laut. Airlangga


University Press. Surabaya

16

Anda mungkin juga menyukai