Fungsi utama daripada bangunan lepas pantai adalah untuk eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi. Adapun faktor lingkungan laut yang berpengaruh
untuk rancangan struktur bangunan laut terdiri darikedalaman perairan, angin,
gelombang, arus, kondisi dasar laut, penggerusan dan tektonik (gempa bumi).
1
BAB II PEMBAHASAN
2
Pemeriksaan prosedur pengelasan yang di pakai
Pengujian bagi semua juru las yang ada
Memeriksa seluruh material untuk platform sesuai standar yang di
tentukan
Pemeriksaan sambungan-sambungan las tertentu dengan alat non-
destructive (x-ray, ultrasonic dan lain-lain).
Pemeriksaan platform selama transportasi
Pemeriksaan cara penempatan platform diatas alat transport (barge dan
lain-lain) untuk menghindari kerusakan akibat transportasi
Pemeriksaan platform selama instalasi
Pemeriksaan posisi platform
Pemeriksaan proses pemancangan tiang pancang
Pemeriksaan pengelasan sambungan tiang pancang, baik secarar visual
maupun dengan peralatan NDT.
Pemeriksaan pengelasan antara tiang pancang dengan kaki jacket serta
antara tiang pancang dan kaki dek.
2. Untuk platform lama
Pemeriksaan bawah air
Visual inspection pada seluruh struktur untuk memeriksa kemungkinan
adanya cacat atau korosi (dan pembersihan mungkin diperlukan bila
tumbuhan laut sudah melebihi ketebalan tertentu).
Pemeriksaan pada riser clamps (penjepit), sambungan boat landing dan
barge bumper, apakah semua hubungan dan baut masih lengkap dan
cukup kuat.
Pemeriksaan system pencegahan krosi, yang antara lain meliputi
pengambilan foto anode dan lainnya.
Pengukuran tumbuhan laut, bila tebal tumbuhan laut lebih besar dari
batas yang ditentukan dalam rancangan, maka harus dibersihkan dengan
water jet.
3
Pemeriksaan detail dari sambungan-sambungan lass tertentu yang
lokasinya di tentukan dengan penilaian rancangan yang umunya di titik
tekanan yang relative tinggi
Pembersihan dari sambungan sambungan las tersebut dengan water jet,
pemeriksaan sambungan las di bawah air tersebut menggunakan MPI,
bila ditemukan retak harus digerinda dan ujung-ujung retakan harus di-
punch untuk mengetahui menjalarnya retak pada pemeriksaan yang
akan dating dan apabila perlu harus segera diperbaiki. Juga retakan
perlu di foto secara detail untuk penyelidikan lebih lanjut.
Pengukuran ketebalan pada tiang dan batang di bagian-bagian tertentu
untuk mengetahui tingkay korosi.
Pemeriksaan platform di atas air dan disekitar permukaan air (splash zone)
Pemeriksaan secara visual dari bagian-bagian strutur utama: Deck
Beam, Deck leg, dan sambungan kaki dek ke tiang pancang, untuk
mengetahui kemungkinan cacat, deformasi, atau korosi.
Pemeriksaan detai dari sambungan-sambungan las tertentu yang
lokasinya di tentukan dengan design apprasisal. Pembersihan
sambungan las dengan menghilangkan cat yang ada, serta dilakukan
pemeriksaan MPI pada sambungan las tersebut, bila ditemukan crack
(retak) harus di-punch pada kedua ujungnya atau dibor bila mungkin.
Juga pengukuran ketebalan, serta kamera foto di bawah air, monitor
televise dan video recording system.
1. Pemeriksaan permulaan
4
Yang dikenakan pada platform lama maupun platform baru yang belum
mempunyai sertifikasi kelayakan konstruksi yang terdiri atas penilaian
rancangan, pemeriksaan pada waktu platform dibangun (untuk platform baru)
dan pemeriksaan fisik diaut (untuk platform lama yang telah di uraikan
sebelumnya.
2. Pemeriksaan berkala
Yang terdiri atas pemeriksaan kecil, pemeriksaan besar dan pemeriksaan
lengkap
3. Pemeriksaan khusus
Yang dilakukan apabila terjadi hal-hal sebagai berikut:
Platform mengalami kerusakan, platform mengalammi perubahan konstruksi,
kondisi platform yang meragukan yang mungkin disebabkan oleh suatu hal
seperti gempa, perawatan yang kurang baik dan lain-lain, dan platform
mengalami perubahan dan perbaikan yang sangat mendasar.
PEMERIKSAAN BERKALA
1. Pemeriksaan keci (minor inspection) (Tahun I dan II)
A. Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya sampai kedalam minus 25
feet.
B. Pemeriksaan visual dengan menggunakan video pada daerah splash
zone sampai kedalaman minimum minus 25 feet untuk mmemeriksa
integrasi struktur.
C. Pemeriksaan, pencatatan, dan pembuatan sketsa pada erosi di sekitar
kaki, batang-batang horizontal dan lengkungan-lengkungan riser
didasaar laut sampai sekitar 20 feet dari jacket dan 20 feet bagian
bahwa dari lengkungan riser. Catatan: pemeriksaan ini hanya berlaku
pada pemeriksaan kecil tahun pertama setelah platform terpasang.
D. Pemeriksaan dan pembuatan sketsa dari kotoran/sampah (debris) pada
platform sampai kedalam minus 25 feet.
5
E. Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system
pelindungan korosi dilakukan pada bagian luar seluruh kaki platform
di daerah splash zone dan titik buhul/pertemuan, sampai kedalam
minimum minus 25 feet.
F. Pemeriksaan baut-baut dan penjepit-penjepit riser terhadap
kemungkinan rusak sampai kedalam minimum minus 25 feet.
G. Pemeriksaan dan pengukuran pertumbuhan biota laut (marine growth)
paling tidak dilakukan pada satu kaki untuk patfrom yang mempunyai
maksimum empat kaki dan paling tidak dilakukan pada dua kaki
platform unntuk platform dengan kaki lebih dari empat.
H. Pemeriksaan MPI (magnetic particle inspection) sambungan las
dilakukan pada sambungan-sambungan yang ditentukan oleh penilaian
perencanaan, karena mengalami tegangan berlebih, serta sambungan
yang mempunyai umur kelelahan (fatigue life) yang rendah dan telah
dilampaui dari sambungan-sambungan ini paling tidak 2 (dua)
sambungan harus diperiksa.
I. Pengambilan foto dilakukan pada bagian-bagian yang dilakukan MPI.
Lokasi melekatnya biota laut dengan ketebalan rata-rata lebih besar
daripada ketebalan yang diizinkan (umumnya 2 inch), serta bagian-
bagian yang mengalami kelainan.
J. Pemeriksaan di atas permukaan air unntuk memeriksa integritas
struktur, meliputi tata letak bangunan dan peralatan, perubahan-
perubahan yang telah dilakukan,dan daerah-daerah kritis.
K. Pemeriksaan-pemeriksaan lain dilakukan apabila pada saat pemerisaan
fisik ditemukan hal-hal yang serius sehingga di pndang perluh
menambah tingkat pemeriksaan, serta apabila disyaratkan ole Ditjen
mimigas.
2. Pemeriksaan besar (major inspections) (tahun II)
A. Pemeriksaan dilakukan sekurang-kurangnya sampaidasar laut
6
B. Pemeriksaan visual dengan menggunakan video untuk memeriksa
integrritas struktur, termasuk perhitungan anode.
C. Pemeriksaan, pencatatan dan pembuatan sketsa pada erosi di sekitar
kaki, batang-batang horizontal dan lengkungan-lengkungan riser di laut
sampai sekitar 20 feet dari jacket dan 20 feet bagian bawah dari
lengkungan siser.
D. Pemeriksaan dan pembuatan sketsa dari kotoran/sampah (debris) yang
melekat pada platform dan di sekitar jacket sejauh 20 feet pada dasar
laut.
E. Pemeriksaan dan pengukuran/pembacaan potensial dari system
perlindungan korosi dilakukan pada bagian luar seluruh kaki platform
di daerah splash zone dan semua titik buhul/pertemuan dari permukaan
air sampai dasar laut.
F. Pemeriksaan baut-baut dan penjepit-penjepit riser terhadap
kemungkinan kerusakan dilakukan sampai ke dasar laut.
G. Pemeriksaan dan pengukuran pertumbuhan biota laut, paling tidak
dilakukan pada satu kaki untuk platform yangmempunyai maksimum 4
kaki, dan paling tidak dilakukan atas dua kaki untuk platform berkaki
lebih dari empat.
H. Pemeriksaan MPI sambungan las dilakukan pada sambungan-
sambungan yang ditentukan oleh penilaian perencanaan karena
mengalami tegangan berlebih, serta umur kelelahan yang rendah, dan
telah terpenuhi.
I. Pengukuran tebal dilakukan paling tidak ada satu kaki untuk setiap
platform, pada daerah splash zone, titik buhul/pertemuan dan pada
bagian tengah kaki antara dua elevasi horizontal, dan diambil pada
bagian luar
J. Pengambilan foto dilakukan pada bagian-bagian yang dilakukan MPI,
lokasi melekatnya biota laut dengan ketebalan rta-rata lebih besar
7
daripada ketebalan yang diizinkan serta bagian-bagian yang
mengalami kelainan.
K. Pemeriksaan di atas permukaan air untuk memeriksa integritas strutur
meliputi tata letak bangunan dan peralatan, perubahan-perubahan yang
telah dilakukan serta daerah-daerah kritis.
L. Pemeriksaan pemeriksaan lain dilakukan apabila pada saat
pemeriksaan fisik ditemukan hal-hal yang serius sehingga dipandang
perlu untuk menambah tingkat pemeriksaan, serta apabila disyaratkan
oleh ditjen migas.
3. Pemeriksaan lengkap (complete inspection) (Tahun IV)
Pada pemeriksaan lengkap dilakukan sekurang-kurangnya sama
dengan yang dilakukan pada waktu pemeriksaan besar ditambah
dengan melakukan pemeriksaan/penilaian sampai sejauh mana
pelaksanaan mengenai batasan-batasan yang ada dalam pemeriksaan
berkala sebelumnya.
8
Gambar Daerah korosi pada fixed offshore stell structure
(Sumber: Direktolat Jenderal Minyak dan Gas Bumi dan BKI)
9
2.3 MARINE GROWTH ON OFFSHORE STRUCTURES
Keberadaan biota laut (marine growth) pada bangunan lepas pantai tidak dapat
dihindarkan. Sedangkan biota laut tersebut mempunyai pengaruh yang tidaqak
dikehendaki ditinjau dari kekuatan struktur. Oleh karena itu, struktur perlu diinspeksi
dan dimonitor secara terjadwal serta dibersihkan dari biota laut bilamana perlu.
Lokasi geografis, kedalaman air, suhu air dan musim, arus air, kejernihan air. bentuk
struktur platform di bawah air, pengoperasian platform.
Koefisien drag lebih tinggi, luas proyeksi bagian-bagian struktur bertambah. juga
volume yang dipindahkan, berat struktur bertambah, masa tambah hidrodinamis lebih
tinggi, umur kelelahan berkurang, retak las menjadi tidak tampak, markah kedalaman
menjadi tidak jelas, serta menghambat pemasukan air pada lubang hisap.
Dari 122 laporan pemeriksaan, pada 60 bangunan lepas pantai di perairan indonesia
diperoleh informasi laju tumbuh berikut: Laut Cina Selatan 0,27-2,18” Laut Bagian
Barat 0,60-1.25", Laut Jawa Bagian Timur 0,88-1,34”, dan selat Makassar 0.16-1.28".
Di Laut Cina Selatan laju pertumbuhan pada posisi kedalaman antara 75 dan 180 feet
relatif lebih cepat.
10
2.4 REMOVAL OF OBSOLETE OFFSHORE JACKET LEG STRUCTURES
IN INDONESIAN WATERS (PLATFROM DECOMMISSIONING)
Sejak tahun 1971 sejumlah 446 anjungan lepas pantai terpasang di perairan Indonesia
yang dioperasikan oleh 12 kontraktor production sharing. Yang terbanyak (172 unit)
beroperasi pada kedalaman 100-150 feet, dengan berat 1000-1500 ton. Dan ada 172
unit yang beroperasi lebih dari 20 tahun. Menurut prediksi Ditjen Migas akan ada 370
unit yang tidak beroperasi akibat reservoir depletion pada tahun 2016 nanti.
Dalam penanganan anjungan yang sudah tidak beroperasi ada banyak pilihan, yaitu:
1) dijadikan rumpon,
4) dipotong, diangkut ke darat dan dimanfaatkan lagi setelah diperbaiki dan di-re-
appraisal lagi kekuatan strukturnya. (Lihat Lampiran 10: Platform Decommissioning)
Ada banyak gagasan cara mengangkutnya ke darat dengan floating crane dan barge,
dengan buoyancy unit, dengan semacam semi sub-mersible atau floating dock dan
dengan balon-balon udara bertekanan untuk mengapungkan jacket ke permukaan air.
Pemotongan kaki jacket di atas dapat dilakukan dengan explosive, diamond wire
cutting system, abrassive blasting, atau cara lain. Ongkos bongkar sampai di darat
sekitar US$600.000-1.300.000.
11
2.5 REPAIR OF STEEL JACKET TYPE STRUCTURES
B. Cara kedua adalah dengan cara memotong bagian yang rusak dan
dimasukkan/disisipkan bagian yang lebih panjang dengan diam yang sedikit
lebih kecil tetapi dengan ketebalan yang lebih, dan di-groutfitting. Dengan
menggunakan cementing techniques (teknik penyemenan) seperti pada pile
jacket sleeve connections, kekuatan brace dapat pulih kembali. Packers
dipasang pada ujung-ujung dan cement grout diinjeksikan serta dipasang vent
pada ujung pipa yang posisinya lebih tinggi guna menjamin bahwa semua air
telah dibuang /dipancarkan keluar (Lihat Gambar 2.4).
12
Gambar repairs to damaged braces,scheme 2
13
D. Cara keempat adalah dengan menyisipkan a heavy internal structural member
dengan diameter yang lebih kecil dari pipa yang asli (original tubular).
potongan pipa baru ini dapat berupa bumbung yang berdinding tebal dengan
shear rings Yang dilas pada ujung-ujungnya. Pada ujung yang rendah suatu
pig atau packer dipasang external sleeve yang di-clamp/dijepit sepanjang gap-
nya, menggunakan dua belahan dengan flens dan gasket joints. Kemudian
brace-nya dipompa diisi dengan concrete (semen). Concrete yang dipakai
adalah fine concrete menggunakan campuran semen plus pasir yang berukuran
maksimum 6 mm.
14
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Fungsi utama daripada bangunan lepas pantai adalah untuk eksplorasi dan
produksi minyak dan gas bumi. Adapun faktor lingkungan laut yang berpengaruh
untuk rancangan struktur bangunan laut terdiri darikedalaman perairan, angin,
gelombang, arus, kondisi dasar laut, penggerusan dan tektonik (gempa bumi).
15
DAFTAR PUSTAKA
16