Anda di halaman 1dari 4

OTEC (Ocean Thermal Energy

Conversion) Untuk Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang sebagian besar wilayahnya terdiri dari lautan yaitu kedua didunia
setelah Kanada. Pemanfaatan sumber daya alam laut Indonesia sudah cukup baik diantaranya dibidang
perikanan, pertambangan dan perindustrian. Sumber daya alam laut Indonesia bisa juga dimanfaatkan
sebagai energi listrik terbarukan. Sinar matahari yang jatuh di lautan diserap oleh air laut secara efektif
dan energi tersebut tertahan pada lapisan permukaan laut pada kedalaman 35-100 m, dimana gaya angin
dan gelombang menyebabkan temperatur dan kadar garam mendekati uniform. Pada wilayah lautan tropis
yang terletak kira-kira diantara 15 lintang utara dan 15 lintang selatan, energi panas yang diserap dari
matahari memanasi air laut pada mixed layer dengan suhu sekitar 28 C (82 F) yang konstant siang dan
malam setiap bulan (Avery and Wu.1994).
Dibawah mixed layer, air laut menjadi semakin dingin seiring dengan pertambahan kedalaman hingga
mencapai kedalaman 800 sampai 1000 m (2500 to 3300 ft), temperatur air berubah menjadi 4.4 C (40 F).
Pada kedalaman 900 m keatas terdapat reservoir air dingin yang sangat besar. Air dingin ini merupakan
akumulasi dari air dan es yang mencari dari daerah kutub. Hasil yang terjadi 2 hal diatas adalah adanya
reservoir air panas yg besar di permukaan dan reservoir air dingin dibawah dengan perbedaan suhu sekitar
22 C sampai 25 C. Temperatur ini tak berubah drastis sepanjang tahun, dengan variasi beberapa derajat
akibat adanya perubahan cuaca dan musim, dan perbedaan suhu antara pergantian siang dan malam hanya
berefek sekitar 1 derajat (Rahman.2008).

Apa yang dimaksud dengan OTEC itu ? OTEC atau yang merupakan singkatan dari Ocean Thermal
Energy Conversion merupakan adalah metode untuk menghasilkan energi listrik menggunakan perbedaan
temperatur yang berada di antara laut dalam dan perairan dekat permukaan untuk menjalankan mesin
kalor.
Sistem kerja OTEC mirip dengan sistem kerja siklus hidrologi di bumi yaitu ketika pada siang hari,
matahari mengangkat molekul-molekul air mengalami penguapan (evaporation) ke awan lalu angin
meniupkan ke arah daratan dan saat terjadi pengembunan (condensation) di awan, maka butiran-butiran
air yang tadinya berupa uap kembali menjadi cair lalu turun ke darat. Sistem kerja inilah yang ditiru oleh
OTEC yaitu memompa air laut permukaan yang bertemperatur tinggi (hangat) dan mengevaporasikannya
kedalam turbin untuk menghasilkan listrik lalu mengkondensasikannya kembali dengan air laut dingin
yang diambil pada laut dalam dan kemudian siklus berulang (Rahman,2008).
Terus bagaimana prinsip kerja dari OTEC itu sendiri ? Secara sederhana dapat disebutkan bahwa OTEC
bekerja dengan memanfaatkan perbedaan temperatur untuk membangkitkan tenaga listrik dengan cara
memanfaatkannya untuk menguapkan Ammonia atau Freon. Tekanan uap yang timbul kemudian
dipergunakan untuk memutar turbin.Sistem kerja OTEC ini terbagi menjadi dua sistem yang
menggunakan siklusyang berbeda, yaitu siklus terbuka dan siklus tertutup. Siklus terbuka dan
siklustertutup ini merupakan pengembangan dari siklus rankine atau siklus termodinamikayang biasanya
menggunakan air sebagai fluida kerja. Siklus Rankine ini digunakanuntuk memproduksi 80% dari
kebutuhan listrik dunia.

Prinsip Kerja OTEC Secara Umum :

1. Konversi energi panas laut atau OTEC menggunakan perbedaan temperature antara permukaan yang
hangat dengan air laut dalam yang dingin, minimal sebesar 77 derajat Fahrenheit (25°C) agar bisa
digunakan untuk membangkitkan listrik.
2. Laut menyerap panas yang berasal dari matahari. Panas matahari membuat permukaan air laut lebih
panas dibandingkan air di dasar laut. Hal ini menyebabkan air laut bersirkulasi dari dasar ke permukaan.
Sirkulasi air laut ini juga dapat dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dan menghasilkan energi listrik.
3.Dalam beroperasinya OTEC, pipa-pipa akan ditempatkan di laut yang berfungsi untuk menyedot panas
laut dan mengalirkannya ke dalam tangki pemanas guna mendidihkan fluida kerja. Umumnya digunakan
ammonia sebagai fluida kerja karena mudah menguap. Dari uap fluida tersebut selanjutnya akan
digunakan untuk menggerakkan turbin pembangkit listrik. Selanjutnya, uap fluida dialirkan ke ruang
kondensor. Didinginkan dengan memanfaatkan air laut bersuhu 5 derajat Celcius. Air hasil pendinginan
kemudian dikeluarkan kembali ke laut. Begitu siklus seterusnya.
Selain digunakan untuk pembangkit listrik, Adapun manfaat manfaat lain dari OTEC itu sendiri
diantaranya :
1. Air Conditioning
Air laut yang dingin yang dipompa oleh fasilitas OTEC memberikankemampuan untuk pendinginan
mesin-mesin yang berkaitan dengan fasilitas OTEC.Menurut perhitungan Departemen Energi Amerika
Serikat, pipa berdiameter 0,3 m dapat memompa sebanyak 0,08 meter kubik air perdetik. Jika 6 0C air
dingin mampu dipompa oleh fasilitas OTEC, dapat digunakan untuk mendinginkan bangunan besar. Jika
sistem beroperasi selama 8000 jam dan listrik lokal dijual seharga 5-10 sen per kWh, maka ituakan
menghemat tagihan listrik sebesar 200.000 hingga 400.000 dolar pertahun.
2. Budidaya perairan
Sistem OTEC memiliki kemampuan untuk memompa air laut perairan dalam dalam jumlah besar. Air laut
tersebut mengandung nutrisi yang diperlukan untuk budidaya perikanan. Budidaya salmon dan lobster
sangat bergantung pada nutrisi dari laut dalam, sehingga hal ini sangat berpotensial untuk dikembangkan.
Dinginnya air juga dapat dipergunakan untuk mengatur suhu air kolam budidaya dan mendinginkan hasil
budidaya.
3. Desalinasi
Sistem siklus terbuka dan hybrid OTEC dapat dimanfatkan untuk desalinasi.Air yang dikondensasi adalah
air tawar tanpa mineral laut yang dapat dijadikan air minum atau irigasi pertanian dekat pantai.
4. Produksi hidrogen
Hidrogen bisa diproduksi lewat elektrolisis menggunakan listrik yangdihasilkan OTEC. Air hasil
disalinasi dapat dimanfaatkan sebagai medium elektrolisis dengan penambahan bahan lain untuk
meningkatkan efisiensi.
5. Ekstraksi mineral
Sejak dulu diketahui bahwa laut mengandung banyak sekali mineral terlarut yang dapat dimanfaatkan,
misalnya magnesium, namun mahalnya biaya pemompaan dibandingkan dengan hasilnya membuat
kegiatan tersebut tidak berlangsung secara besar- besaran. Dengan adanya fasilitas OTEC, ekstraksi
mineral air laut dalam dapat dilakukan sambil memproduksi listrik.
Menurut Para Peneliti Wilayah Indonesia terdapat dua lokasi dengan potensi situs OTEC
terbanyak, yaitu Sulawesi Utara dan Selatan Kalimantan dengan kedalaman masing-masing 500 m. Kami
menyimpulkan bahwa situs potensial OTEC ada di Kalimantan Selatan (ɳ = 0.732 385) dan Sulawesi
Utara (ɳ = 0.745 152) laut. Potensi OTEC di laut Indonesia sangat besar, berdasarkan beberapa wilayah
yang memiliki kondisi suhu optimal untuk konversi energi panas laut. Selain itu, Menurut Penelitian
menekankan pada optimalisasi pemanfaatan OTEC di kedalaman yang lebih dangkal (500 m hingga 600
m) harus dilakukan di masa mendatang Semoga dengan kemajuan pada bidang Renewable Energy di
Indonesia OTEC sendiri akan dikembangkan dan sigunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di
Indonesia
Referensi:
Avery, W. H. Wu, Chih. 1994. Renewable energy from the ocean : a guide to OTEC. Oxford University
Press, Inc.New York.
http://cdiac.esd.ornl.gov/ftp/cdiac74/chapter5.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Konversi_energi_termal_lautan
https://www.seatemperature.org/
Rahman, Y. 2008. OTEC : Ocean Thermal Energy Conversion. Bandung: Institut Teknologi Bandung
Press
Wu, Chih. 1987. “A performance bound for real OTEC heat engines”. Ocean engineering, 24,349.

Anda mungkin juga menyukai