NASRIL, CH
Nasril, Ch
Puslitbang Perhubungan laut, Badan Litbang Perhubungan
Jl. Medan merdeka Timur No. 5 Jakarta Pusat
e-mail: Nasril@Dephub..go.id
Naskah diterima 06 Oktober 2015, diedit 15 Oktober 2015, dan disetujui terbit 26 Nopember 2015
ABSTRAK
Peranan Pelabuhan Panjang memiliki kontribusi yang sangat besar untuk mendukung kegiatan usaha eksportir dan
juga memiliki peranan yang penting untuk menunjang pertumbuhan perekonomian Lampung. Tingkat pelayanan kapal
dan barang cukup baik, produktivitas bongkar muat di atas standar tolok ukur, namun pemakaian dermaga dan lapangan
penumpukan peti kemas (CY) belum efektif, masih rendah ( BOR 44,99 %), dengan komposisi kunjungan kapal 4,9 unit/
hari dibulatkan menjadi 5 Unit/hari, tolok ukur pemakaian dermaga normal 70%. Sedangkan tujuan kajian ini adalah
menganalisis tingkat pelayanan kapal dan bongkar. Metode pendekatan analisis memapakai metode kualitatif dan
formula kinerja pelabuhan. Hasil yang diharapkan, pemakaian dermaga dan fasilitas lain mencapai standar pemakaian
yang optimal. dalam arti tercapai tingkat pemakaian fasilitas dermaga yang efektif dan efisien.
Kata Kunci : Kinerja, Pelayanan, pelabuhan, Bongkar Muat.
ABSTRACT
The role of the Port of Panjang has a very large contribution to support the business activities of the exporter and
also has an important role to support economic growth in Lampung. The level of service is quite good ship and goods,
stevedoring productivity above standard benchmarks, but the use of the dock and container yard (CY) has not been
effective, low (BOR 44.99%), with the composition of ship visits of 4.9 units / day rounded to 5 units / day, a benchmark
of 70% of normal dock usage. While the purpose of this study is to analyze the level of service and unloading ships.
Methods of analysis approach memapakai qualitative methods and formulas port performance. The expected results,
the use of the dock and other facilities achieve optimal use of standards. in terms of consumption level achieved dock
facilities effectively and efficiently.
Keywords: Performance, Services, ports, loading and unloading
155
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 155-163
156
Kinerja Pelayanan Kapal....NASRIL, CH
Atas dasar inilah dapat dikatakan bahwa BOR dan status penyandaran OR merupakan tingkat
pelabuhan sebagai salah satu infrastruktur transpotasi, pemakaian Muin (2006) dengan judul Analisis Kinerja
dapat membangkitkan kegiatan perekonomian suatu Operasional Pelabuhan Sorong dan
suatu wilayah karena merupakan bagian dari mata Pengembangannya. Tujuan Penelitian tersebut
rantai dari sistem transportasi maupun logistik. dilakukan adalah untuk menjelaskan kinerja
Kondisi existing saat ini pelabuhan Panjang operasional dan arah pengembangan pelabuhan
Provinsi Lampung masih dapat menampung aktivitas dengan menganilisis factor-faktor pelayanan kapal.
kunjungan dan bongkar muat barang dengan baik, Yang hasilnya adalah kondisi pelayanan kapal
hal ini tercermin dengan pemakaian masih di bawah menurun akibat kujungan kapal yang cenderung
standar tolok ukur. Dan produktivitas bongkar muat, meningkat, untuk pengembangan perlu penambahan
tinggi baik General Cargo, Bags Cargo, dan panjang dermaga sedang gudang masih
produktivitas bongkar muat peti kemas, namun masih memungkinkan untuk digunakan 10 tahun ke depan
ada kendala bagi angkut komuditi cangkeng kelapa (8)
sawit dari sentra produksi masih mengalami Efendi (2004) dengan judul Analisis Prioritas
hambatan, karena terbatasnya kapasitas jalan untuk Pengembangan Pelabuhan Dalam Mendukung
kendaran angkutan cangkeng sawit tersebut yang Kapet Sasamba Propinsi Kalimantan Timur. Tujuan
bermuatan diatas 20 Ton. Menurut Tungkot Penelitian tersebut dilakukan untuk menemukan
Sipayung,(3) peraturan daerah yang paling eksis prioritas dan strategi pengembangan diantara dua
diberlakukan kepada industri sawit semenjak lima pelabuhan Samarinda dan Balikpapan. (9)Hasilnya
tahun terakhir. Aturan yang muncul bentuknya berupa adalah Balikpapan menjadi prioritas dikembangkan
larangan penggunaan jalan umum, pajak TBS, dan dengan strategi perluasan pembangunan infrastruktur.
ada pula yang memberlakukan pajak kepada limbah Kegiatan yang terjadi di pelabuhan tidak hanya
sawit. terbatas pada kegiatan-kegiatan yang merupakan
fungsi administrasi dan keuangan, dimana kegiatan
Kajian Terdahulu
ini timbul akibat adanya kegiatan utama yaitu bongkar
Djefri (2009), Analisis pengaruh produktivitas dan muat,
bongkar muat terhadap kinerja Pelabuhan Sunda
Analisis penelitian ini Analisis Kualitatatif dan
Kelapa. Hasil studi ini untuk mengevalasi sejauh mana
kuantitatif dan Fomula Kinerja Pelabuhan
pengaruh produktivitas bongkar muat barang
(Muhammad Nazir (1986), Analisis Kualitatif, suatu
terhadap kinerja operasionl pelabuhan Sunda
pendekatan dalam melakukan penelitian yang
Kelapa.(4)
beroriantasi pada gejala-gejala yang bersifat alamiah
Nasril, ( 2012 ), Kajian peningkatan produktivitas karena orientasinya demikian, maka sifatnya
Pelabuhan Pantoloan dalam rangka antisipasi naturalistik dan mendasar atau bersifat kealamiahan
pertumbuhan angkuatan barang di pelabuhan serta tidak bisa dilakukan di laboratorium melainkan
Pantoloan.(5) harus terjun di lapangan. Oleh sebab itu, penelitian
S. Siswadi - ?2005, Kajian kinerja peralatan semacam ini disebut dengan field study., Metode
bongkar muat petikemas di Tanjung Emas Semarang, Penelitian Bandung Remaja Rosdakarya,(10)
Tujuan kajian adalah meningkatkan kinerja sistem 1. Medel Formula Kinerja Pelabuhan
pelayanan di pelabuhan peti kemas Tanjung Emas
Perhitungan Kinerja Pelabuhan (Utiliasi dan
Semarang (6)
Peralatan) (11)Pengertian kinerja pelabuhan adalah
Dimas Krisna Prasetyo dan Setyo Nugroho hasil kerja terukur dari prestasi atau tingkat
(2012), Pengembangan Prototipe Dss Alokasi keberhasilan yang dicapai pelabuhan dalam
Penyandaran Kapal:Studi Kasus Pelabuhan Tanjung melaksanakan pelayanan kapal,barang dan utilisasi
Perak Surabaya, tujuan kajian adalah
untukmengetahui tingkat layanan kapal, seberapa baik ∑Kpl x Panjang Kapal + 5 Meter x BT
keputusan yang diambil pihak pelabuhan dalam Panjang Dermaga X 24 Jam
mengalokasikan penyandaran kapal yang saat ini pemakaian alat dalam priode waktu dengan satuan
masih dipakai.(7) tertentu.
Hasil dari perhitungan menunjukkan Keterangan :
bahwaDSS1sebagai aturan lama masih harus 1. Sikma Kapal = Jumlah kapal yang bertambat 1
digunakan sedangkan DSS3 sebagai DSS alternatif hari
cukup baik jika diterapkan dalam mengalokasikan
2. Panjang kapal = Panjang kapal rata-rata yang
penyandaran kapal karena berdasarkan analisa
157
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 155-163
158
Kinerja Pelayanan Kapal....NASRIL, CH
159
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 155-163
terjamin. Untuk cadangan zeolit sebesar 2.145.000 Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
m3 dengan cadangan yang diprediksi sebesar Republik Indonesia. PNPM Mandiri Pariwisata
8.000.000 m³, baik untuk kebutuhan domestik maupun merupakan salah satu program penanggulangan
ekspor, Bahan galian logam yang ada di provinsi ini kemiskinan yang melibatkan berbagai pihak, yaitu
meliputi emas, mangaan, bijih besi dan pasir besi, pemerintah dan masyarakat luas. Dalam
namun baru sebagian saja dari potensi ini yang telah pelaksanaanya, PNPM Mandiri Pariwisata
dikelola. Sekarang sumberdaya energi terbaru berupa menggunakan pola pemberdayaan masyarakat
panas bumi, air, serta bahan bakar nabati (BBN) yang dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek
berasal dari tebu, singkong, sawit, dan tanaman jarak pembangunan. Dalam rangka membangun kesadaran
tengah dikembangkan, Saat ini Provinsi Lampung masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat
memiliki pabrik etanol berbahan tebu terbesar di In- menjadi pelaku yang handal dalam usaha
donesia. kepariwisataan di Indonesia.PNPM Mandiri
Potensi energi seperti panas bumi yang berlokasi Pariwisata Tahun 2012 dikoordinir langsung oleh
di daerah Ulu Belu, Kabupaten Tanggamus, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
mencapai 400 MW. Di Suoh, Kabupaten Lampung Republik Indonesia.
Barat, potensi tersebut mencapai 300 MW. Semua Dalam rangka membangun kesadaran
potensi itu telah di eksplorasi oleh Pertamina sebesar masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat
110 MW. Potensi air untuk pembangkit tenaga listrik menjadi pelaku yang handal dalam usaha
juga sangat besar. Pada SWS Way Semangka Up- kepariwisataan di Indonesia.PNPM Mandiri
per tersedia kapasitas sebesar 78 MW dan telah Pariwisata Tahun 2012 dikoordinir langsung oleh
dioperasikan melalui PLTA Besai dan PLTA Baru Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif
Tegi. Pada SWS Way Semangka Lower dan Way Republik Indonesia. PNPM Mandiri Pariwisata
Semung masing-masing tersedia potensi sebesar 76 merupakan salah satu program penanggulangan
MW clan 2,6 MW. kemiskinan yang melibatkan berbagai pihak, yaitu
2. Pariwisata pemerintah dan masyarakat luas. Dalam
pelaksanaanya, PNPM Mandiri Pariwisata
Dalam rangka membangun kesadaran
menggunakan pola pemberdayaan masyarakat
masyarakat sehingga diharapkan masyarakat dapat
dengan menempatkan masyarakat sebagai subjek
menjadi pelaku yang handal dalam usaha
pembangunan.
kepariwisataan di Indonesia.PNPM Mandiri
Pariwisata Tahun 2012 dikoordinir langsung oleh 3. Perindustrian
Tabel 5. Perindustrian
Kode Industri Jenis Industri Jumlah Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja
10 Industri Makanan 34 4.746
11 Industri Minuman 1 174
14 Industri Pakaian Jadi 5 289
Industri Kayu, Barang dari Kayu dan Gabus (tidak termasuk
16 furnitur) dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan 3 287
sejenisnya
17 Industri Kertas dan Barang dari Kertas 1 191
19 Industri Produksi dari Batubara dan Pengilangan Minyak Bumi 1 27
20 Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan Kimia 4 128
22 Industri Karet, Barang dari Karet dan Plastik 4 593
23 Industri Barang Galian Bukan Logam 6 342
24 Industri Logam Dasar 1 201
25 Industri Barang dari Logam Bukan Mesin dan Peralatan 2 114
28 Industri Mesin dan Perlengkapan YTDL 4 466
29 Industri Kendaraan Bermotor, Trailer dan Semi Trailer 1 23
31 Industri Furnitur 3 425
32 Industri Pengolahan Lainnya 2 112
33 Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 1 136
Sumber : Internet 2014
160
Kinerja Pelayanan Kapal....NASRIL, CH
Tabel di bawah ini memmuat industri yang ada ∑Kpl x Panjang Kapal + 5 Meter x BT
di provinsi Lampung, berikut dengan jumlah __________________________________ X 100 %
perusahaan dan tenaga kerja pada tiap-tiap Panjang Dermaga X 24 Jam
perusahaan dan nomor kode-kode Industri.
5 x80 + (5 x 5) 50
Data Primer _________________ X 100%
(1) Dari hasil wawancara dengan pihak perusahaan 1968 X 24
pelayaran tentang fasilitas pelabuhan yang ada
21250
saat ini, fasilitas pelabuhan sudah cukup untuk
_________ x 100% = 44, 99 %
menampung aktivitas bongkar muat, sebagai 47232
bahan masukan agar fasilitas jalan di dalam
pelabuhan di perbaiki. Peralatan bongkar muat terutama dermaga sampai saat ini tahun 2014, masih
sudah cukup memadai. Gudang dan lapangan mampu untuk menampung aktivitas bongkar muat.
penumpukan cukup dan produktivitas bongkar Karena pemakaian dermaga BOR masih jauh di
muat cukup baik. Tempat kapal sandar cukup bawah standar tolok ukur (70%) saat ini Berth Oc-
aman. Tingkat koordinasi dengan kantor terkait cupancy Ratio (BOR) baru mencapai 44,99%,
termasuk dengan PBM cukup baik. (12) Untuk mencapai pemakaian dermga yang efektif dan
(2) Hasil wawancara dengan pengusaha sawit, efisien mencapai tolok ukur pemakaian dermaga
terdapat keluhan-keluhan mengenai prosedur apabila kunjungan kapal harus mencapai 9 unit kapal/
pengangkutan barang (Cantang) dari gudang- hari, dengan perhitungan formula kinerja pelabuhan
gudang yang terdapat pada senra-sentra sebagai berikut :
produksi, muatan yang diangkut rata-rata diatas
20 Ton per mobil, dengan demikian fasilitas jalan
9 x80 + (5 x 9) 50
belum memadai untuk menampung kendaraan
_________________ X 100%
tersebut, ada sebagian jalan ditutup untuk truk
1968 X 24
yang melebih kapasitas jalan. (13)
Pembahasan 38.250
Pelabuhan Panjang merupakan pelabuhan laut _________ x 100% = 80,98 %
yang berada dalam teluk Betung Panjang Provinsi 47.232
Lampung. Sesuai dengan keadaan geografis
pelabuhan yang berada dalam teluk, dengan Dengan 9 (sembilan) unit kunjungan kapal/hari
sendirinya kapal-kapal yang melakukan kegiatan di pelabuhan Panjang akan mencapai pemakaian
bongkar muat dapat terlindung dari serangan ombak. dermaga yang efektif dan efisien dalam arti mencapai
Dan kinerja pelabuhan Panjang dapat dilihat sebagai tolok ukur pekaian dermaga yang efektif ( tepat
berikut : guna), dan efisien penghematan investasi.
a. Tingkat pemakaian dermaga masih rendah, Upaya-upaya agar pelabuhan dapat dikunjungan
Berth Occupancy Ratio baru mencapai 44,99%, 9 unit kapal / hari yaitu menigkatkan komponen-
jauh di bawah angka standar pemakian dermaga komponen produksi yang ada di Provinsi Lampung
untuk pelabuhan Panjang yang di keluarkan oleh dan daerah hinterland pelabuhan yang luas lahan
Ditjen Perhubungan Laut (70%). Merujuk mencapai ± 3.528.835 ha, dan Provinsi Lampung
kepada tolok ukur pemakaian dermaga dapat memiliki potensi sumber daya alam yang sangat
disimpulkan bahwa dermaga pelabuhan Panjang beraneka ragam, prospektif, dan dapat diandalkan,
sampai saat ini (2014) masih mampu untuk mulai dari pertanian, perkebunan kepalasawit,
melayani kunjungan kapal dan kegiatan bongkar perikanan, peternakan, pertambangan, industri,
muat. Komponen Perhitungan pemakaian pariwisata, sampai kehutanan. Provinsi ini memiliki
dermaga (BOR) lahan sawah irigasi teknis seluas 103.245 ha, sawah,
irigasi setengah teknis 24.164 ha, dan lahan sawah
- Kunjungan kapal tahun terakhir 2013 = 1799
irigasi non teknis seluas 244.008 ha. Total saluran
Unit atau 5 Unit / hari
irigasi mencapai 371.417 km.
- Panjang kapal rata 80 Meter
b) Pemakaian lapangan penumpukan peti kemas
- lama kapal di dermaga 50 Jam masih rendah, baru mencapai rendah 24,53 %
- Panjang dermaga 1968 Meter masih jauh di bawah standar, sedangkan tolok
ukur pemakaian lapangan penumpukan peti
Dapat disimpulkan bahwa fasilitas pelabuhan kemas YOR 70%, maka sampai saat ini (2014)
161
J.Pen.Transla Vol.17 No.4 Desember 2015 : 155-163
lapangan penumpukan peti kemas masih mampu ha, dan lahan sawah irigasi non teknis seluas
untuk menampung aktivitas penumpukan peti 244.008 ha. Total saluran irigasi mencapai
kemas. 371.417 km. Sawah-sawah inilah yang pada
c) Produktivitas bongkar muat : 2006 menghasilkan 2.129.914 ton padi (gabah
keringgilingGKG), terdiri atas 1.959.426 ton padi
(1) General cargo, Produktivitas general cargo
sawah dan 170.488 ton padi ladang. Dibanding
sangat tinggi, sudah mencapai di atas standar
dua tahun terakhir, produktivitas padi yang dicapai
tolok ukur . tolok ukur 40 T/G/J, realisasi 58,11
meningkat, Pada 2004, produksi padi mencapai
T/G/J.
2.091.996 ton sementara pada 2005 mencapai
(2) Bags Cargo, Produktivitas bags cargo masih di 2.124.144 ton, Semua itu belum termasuk
bawah standar saat ini braru mencapai 33,8 T/ produksi ubi kayu rotan 2006 mencapai lebih dari
G/J, sedangkan standatr tolok ukur 40 T/G/J. 5.473.283 ton, dan produksi jagung 1.183.982
(3) Curah kering, Produktivitas bongkar muat curah ton. Dengan demikian ketahanan pangan di
kering sudah hampir mendekati standar tolok provinsi ini cukup kuat.
ukur, 149.72 T/J standar 150 T/J. g) Perindustrian
(4) Muatan Curah cair, Produktivitas muatan curah Sektor Indudstri di Provinsi Lampung sudah
cair sudah di atas standar tolok ukur, sudah cukup memadai mencapai 16 (enam belas) jenis
mencapa 139,37 T/J, sedangkan standar tolok anatara lain : Industri Makanan, Industri Pakaian
ukur 120 T/J Jadi, Industri Minuman, Industri Produksi dari
(5) Peti Kemas, Produktivit6as bongkar muat peti Batubara dan Pengilangan Minyak Bumi,
kemas sudah di atas standar tolok ukur, saat ini Industri Bahan Kimia dan Barang dari Bahan
sudah mencapai 26.17 B/C/H, sedangkan Kimia, Industri Karet, Barang dari Karet dan
standar tolok ukur bongkar muat peti kemas 22 Plastik, Industri Barang Galian Bukan Logam,
B/H/C. Industri Logam Dasar, Industri Kendaraan
d) Sektor Transportasi Bermotor, Trailer dan Semi Trailer, Industri
Sektor transportasi di provinsi Lampung sudah Furnitur, Jasa Reparasi dan Pemasangan Mesin
cukup memadai, anatara lain : transportasi darat, dan Peralatan
Stasiun Kareta Api.
(1) Transportasi laut laut, disamping pelayanan
KESIMPULAN
angkutan luar negeri, dalam negeri juga
penyeberangan Bakauni –Merak. 1. Tingkat pelayanan kapal dan bongkar muat
barang di pelabuhan Panjang cukup baik, hal ini
(2) Tranportasi Udara, Transportasi udara sudah
terlihat dari pelayanan kapal, waktu tunggu kapal
lengkap fasilitas untuk terminal penumpang
(Waiting Time) dan pelayanan pandu (AT) di
Bandara Raden Intan II yang setiap harinya
bawah standar tolok ukur (WT 0,10 Jam, AT.
melayani penerbangan dari Lampung - Jakarta,
0,63 Jam), standar tolok ukur WT 1 Jam, AT
atau dari Jakarta - Lampung.
1,5 Jam.
e) Sektor Pariwisata
2. Tingkat pelayanan barang, Produktivitas
Dalam rangka membangun kesadaran bongkar muat rata-rata sudah tinggi.
masyarakat sehingga diharapkan masyarakat Produktivitas general cargo tinggi, mencapai di
dapat menjadi pelaku yang handal dalam usaha atas standar tolok ukur . tolok ukur 40 T/G/J,
kepariwisataan di Indonesia.PNPM Mandiri realisasi 58,11 T/G/J. Bags Cargo Produktivitas
Pariwisata Tahun 2012 dikoordinir langsung oleh bags cargo masih di bawah standar saat ini braru
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mencapai 33,8 T/G/J, sedangkan standatr tolok
Republik Indonesia. ukur 40 T/G/J.Curah kering Produktivitas
f) Sektor Pertanian bongkar muat curah kering sudah hampir
Dengan luas ± 3.528.835 ha, Provinsi Lampung mendekati standar tolok ukur, 149.72 T/J standar
memiliki potensi sumber daya alam yang sangat 150 T/J.Muatan Curah cair Produktivitas muatan
beraneka ragam, prospektif, dan dapat curah cair sudah di atas standar tolok ukur, sudah
diandalkan, mulai dari pertanian, perkebunan, mencapa 139,37 T/J, sedangkan standar tolok
perikanan, peternakan, pertambangan, ukur 120 T/J Peti Kemas Produktivitas bongkar
pariwisata, sampai kehutanan. Provinsi ini muat peti kemas sudah di atas standar tolok ukur,
memiliki lahan sawah irigasi teknis seluas saat ini sudah mencapai 26.17 B/C/H, sedangkan
103.245 ha, sawah, irigasi setengah teknis 24.164 standar tolok ukur bongkar muat peti kemas 22
162
Kinerja Pelayanan Kapal....NASRIL, CH
163