1,2,3 Program Studi Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sriwijaya
E-mail: ihsanshabih12@gmail.com1, iyakrusanas@yahoo.com2, destriani@fkip.unsri.ac.id3
DOI: https://doi.org/10.36526/kejaora.v6i1.1289
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan zig-zag terhadap kelincahan menggiring
bola (dribbling) pada atlet sepak bola SSB Ogan Ilir United. Metode yang digunakan dalam penelitian
ini adalah eksperimen semu (quasi experimen) dengan rancangan pretest dan posttest one group.
Populasi penelitian ini adalah atlet SSB Ogan Ilir United yang berjumlah 30 orang. Sampel dalam
penelitiaan ini berjumlah 30 orang. Instrumen dalam penelitian ini adalah tes dribbling zig-zag. Data
diambil dari tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest). Perlakuan dalam penelitian ini berupa latihan
zig-zag diberikan latihan selama 5 minggu dengan frekuensi latihan 4 kali seminggu. Berdasarkan
hasil penelitian dan analisis data statistik uji t dengan taraf signifikan α=0,05 didapat t hitung (30,5)
sedangkan ttabel (1,70), maka thitung > ttabel sehingga H1 diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian H1
dapat diajukan dan dapat diterima, bahwa latihan zig-zag berpengaruh terhadap kelincahan
menggiring bola (dribbling) pada atlet sepak bola SSB Ogan Ilir United. Implikasi dari penelitian ini
bahwa latihan zig-zag dapat digunakan sebagai salah satu jenis latihan untuk meningkatkan
kelincahan menggiring bola (dribbling). Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa latihan zig-zag
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelincahan menggiring bola (dribbling) pada atlet
sepak bola SSB Ogan Ilir United.
Kata Kunci: Sepak Bola, Latihan Zig-Zag, Menggiring Bola (Dribbling), Kelincahan
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 145
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
Teknik menggiring dengan kura-kura kaki kontribusi pemain pada permainan akan
bagian luar”. Selain itu kelincahan menggiring sangat bagus karena menggiring bola
sangat dibutuhkan untuk menunjang teknik mewakili keterampilan lainnya sebagai salah
tersebut. Untuk mencapai prestasi dalam satu penunjang dalam permainan sepak bola.
kelincahan terhadap hasil menggiring harus Latihan adalah suatu proses yang
didukung oleh kondisi fisik yang baik, dilakukan secara sistematis dan berulang-
penguasaan teknik dan psikologis (Efendi et ulang dalam jangka waktu yang relatif lama,
al., 2018). dengan beban latihan yang semakin
Kemampuan teknik dasar dalam bertambah, agar terjadi peningkatan terhadap
permainan sepak bola juga harus didukung rangsangan gerak secara menyeluruh
dengan kondisi fisik yang prima. Kondisi fisik terhadap tubuh (Rahardian et al., 2019).
merupakan salah satu faktor penting yang Sedangkan menurut Harsono (dalam Iyakus,
harus dimiliki setiap pemain sepak bola dalam 2012). tujuan latihan serta sasaran utama
upaya pencapaian prestasi maksimal. Kondisi latihan bertujuan membantu atlet
fisik yang prima diperlukan agar latihan yang memaksimalkan keterampilan dan
dilakukan dapat terlaksana dengan baik, prestasinya meliputi empat aspek yaitu fisik,
terprogram, dan berkesinambungan sehingga teknis, taktis, dan spiritual. Ada 3 bentuk
tujuan latihan dapat tercapai (Ramdhon et al., latihan untuk meningkatkan kelincahan, yaitu
2018). Menurut Sukadiyanto (dalam shuttle run (lari bolak-balik), zig-zag run (lari
Ramdhon et al., 2018) menyatakan bahwa belak-belok), dan lari rintangan (Apriyadi,
kondisi fisik terdiri dari kekuatan, kecepatan, 2014).
kelincahan, kelentukan, keseimbangan, Muhajir (dalam Satriaputra & Widodo,
koordinasi, dan daya tahan yang merupakan 2019) berpendapat bahwa kelincahan adalah
satu kesatuan utuh yang perlu mendapat kemampuan seseorang untuk mengubah
perhatian dalam peningkatan dan arah dengan cepat dan akurat tanpa
pemeliharaannya. Ini tiada lain karena kondisi kehilangan keseimbangan saat bergerak.
fisik merupakan pondasi atau dasar untuk Karena kelincahan adalah kombinasi dari
melakukan aktivitas fisik lainnya seperti banyak komponen kecepatan, kekuatan,
pelaksanaan teknik dalam olahraga keseimbangan, dan koordinasi gerakan maka
(Tirtayasa et al., 2020; Sumerta, 2021). banyak cabang olahraga yang membutuhkan
Menurut Muhdhor (2013) bahwa kelincahan (Satriaputra & Widodo, 2019).
menggiring adalah salah satu keterampilan Menurut Widiastuti (2017) kelincahan adalah
sepak bola yang paling penting yang anda mengacu pada perubahan arah atau posisi
butuhkan untuk dikuasai. Sederhananya, jika tubuh secara cepat yang dilakukan bersama
anda tidak tahu bagaimana lawan anda sama dengan gerakan lainnya dan
menggiring bola, anda tidak akan tahu kelincahan memiliki peran yang penting demi
bagaimana bermain sepak bola. Menggiring tercapainya kemampuan penampilan secara
bola merupakan keterampilan dasar dalam baik untuk memiliki, memelihara dan menjaga
sepak bola karena semua pemain harus agar kemampuan agility tetap menjadi satu
dapat mengontrol bola sambil bergerak, kesatuan dengan kemampuan fisik lainnya.
berdiri atau bersiap mengoper atau Menurut Siswanto (dalam Hamdani,
menembak (Mielke, 2013). Sedangkan 2015). zig-zag adalah gerakan lari berbelok-
menurut Luxbacher (2016) dribbling adalah belok mengikuti lintasan lari zig-zag dapat
keterampilan menggiring bola yang digunakan untuk meningkatkan kelincahan,
digunakan dalam keadaan yang sesuai, akan karena unsur gerak yang terkandung dalam
mengacaukan pertahanan lawan dan dua latihan lari zig-zag merupakan komponen
teknik dribbling menggiring bola dengan rapat gerak kelincahan yaitu lari dengan mengubah
dalam ruang yang terbatas dan menggiring arah dan posisi tubuh, kecepatan,
bola dengan cepat untuk memasuki ruang keseimbangan yang juga merupakan
terbuka merupakan hal yang penting dalam komponen gerak kelincahan. Upaya yang
permainan. Ketika pemain telah menguasai dapat dilakukan untuk meningkatkan
keterampilan menggiring bola secara efektif, kemampuan teknik dasar dribbling yang baik,
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 146
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 147
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
instrumen tes dribbling zig-zag yang Tabel 3. Distribusi Data Instrumen Tes
dikembangkan untuk mengukur kelincahan Menggiring Bola (Pretest)
menggiring bola. No. Keterangan Hasil
1. Sampel (N) 30
2. Waktu Tercepat 11,06
3. Waktu Terlambat 13,55
4. Rentang 2,49
5. Banyak Kelas Interval 6
Gambar 2. Instrumen Dribbling Zig-zag 6. Panjang Kelas 0,41
Sumber: Subagyo Irianto, dkk (2010: 3) 7. Mean 12,34
8. Modus 12,02
Teknik analisis yang digunakan 9. Simpangan Baku 0,6
peneliti dalam penelitian ini adalah uji T (test), 10. Kemiringan Kurva 0,53
langkah-langkahnya:
1. Uji normalitas data Berdasarkan tabel 2. dapat diketahui
2. Uji hipotesis bahwa data waktu tercepat 11,06, data waktu
terlambat 13,55, rentangnya sebesar 2,49,
HASIL DAN PEMBAHASAN rata-rata yang didapat dari posttest yaitu
Hasil penelitian dari 30 sampel yang 12,34, modus sebesar 12,02, simpangan
diambil di SSB Ogan Ilir United, dari data baku sebesar 0,6, serta kemiringan kurva
pretest diperoleh data waktu tercepat 12,54 yang didapatkan dari hasil posttest yaitu 0,53.
detik, data waktu terlambat 15,96 detik, mean Hasil tes awal (pretest) diketahui
14,19, simpangan baku 0,82 dan kemiringan bahwa data waktu tercepat 12,54 dan data
kurva sebesar 0,90. Data posttest diperoleh waktu terlambat 15,96 dengan rata-rata
data waktu tercepat 11,06 detik, data waktu 14,19. Setelah diberikan perlakuan berupa
terlambat 13,55 detik, mean 12,34, latihan interval selama 5 minggu dengan
simpangan baku 0,6 dan kemiringan kurva frekuensi latihan 4 kali seminggu ternyata
0,53 untuk lebih jelasnya bisa dilihat sebagai terdapat peningkatan rata-rata perbedaan tes
berikut: awal (pretest) dan tes akhir (posttest) data
waktu tercepat 11,06 dan data waktu
Tabel 2. Distribusi Data Instrumen Tes terlambat 13,55 dengan rata-rata 12,34.
Menggiring Bola (Pretest) Berikut tabel perbandingan antara pretest dan
No. Keterangan Hasil posttest kelompok eksperimen:
1. Sampel (N) 30
2. Waktu Tercepat 12,54 Tabel 4. Daftar Perbandingan Hasil Pretest
3. Waktu Terlambat 15,96 dan Posttest
4. Rentang 3,42 Hasil Waktu Waktu Mean
5. Banyak Kelas Interval 6 Tercepat Terlambat
6. Panjang Kelas 0,57
7. Mean 14,19
8. Modus 13,45 Pretest 12,54 15,96 14,19
Posttest 11,06 13,55 12,34
9. Simpangan Baku 0,82
10. Kemiringan Kurva 0,90
Perbandingan hasil pretest dan
posttest di atas dapat dilihat hasil
Berdasarkan tabel 1. dapat diketahui
perbandingannya dari pretest menggiring
bahwa data waktu tercepat 12,54, data waktu
bola tercepat yaitu 12,54 detik dan hasil tes
terlambat 15,96, rentangnya sebesar 3,42,
menggiring bola terlambat 15,96 detik. Data
rata-rata yang didapat dari pretest yaitu
hasil posttest menggiring bola tercepat yaitu
14,19, modus sebesar 13,45, simpangan
11,06 detik dan hasil tes menggiring bola
baku sebesar 0,82, serta kemiringan kurva
terlambat yaitu 13,55 detik dan didapatlah
yang didapatkan dari hasil pretest yaitu 0,90.
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 148
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
mean atau rata-rata dari pretest sebesar bola SSB Ogan Ilir United dalam kriteria
14,19 dan posttest sebesar 12,34 sehingga sebagai berikut: Penelitian ini dilakukan
perbedaan mean pretest dan posttest selama 5 minggu dengan frekuensi latihan 4
sebesar 1,85. kali seminggu sesuai dengan pendapat
Pengujian dalam normalitas data, Bompa dalam Apta Mylsidayu dan Febi
rumus yang digunakan adalah uji kemiringan kurniawan (2015:50) yang mengatakan
kurva atau Km person. Berdasarkan bahwa: “peningkatan hasil latihan terjadi
perhitungan di atas, diketahui bahwa nilai dalam waktu 2-6 minggu tetapi biasanya 4
kemiringan kurva untuk data pretest minggu (1 bulan). Hal ini yang perlu
kelompok eksperimen adalah (0,90) diperhatikan adalah peningkatan dalam
kemudian nilai kemiringan kurva untuk data latihan apablia latihan dilakukan minimal 3
posttest kelompok eksperimen adalah (0,53). kali seminggu dan maksimal 12-14 kali dalam
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka baik seminggu (sehari 2 sesi)”. Semakin sering
pada saat pretest maupun posttest data dan semakin banyak latihan maka
terdistribusi normal yaitu terletak antara (-1) peningkatan semakin cepat, akan tetapi
dan (+1). harus memperhatikan prinsip-prinsip latihan
agar tidak overtraining, untuk itu
Tabel 5. Daftar Uji Hipotesis perkembangan komponen kondisi fisik yang
Hasil Mean ∑d ∑xd ∑Xd2 terbaik juga membantu seorang atlet untuk
mampu mengikuti latihan selanjutnya dalam
Pretest 14,19 usaha mencapai prestasi setinggi-tingginya.
55 0,1 3,2014
Posttest 12,34 Berdasarkan hasil data pretest
kelompok eksperimen terdapat 30 atlet yang
Berdasarkan tabel uji hipotesis dapat telah melakukan tes kelincahan menggiring
diketahui hasil data pretest kelompok bola dengan memperoleh waktu yang
eksperimen dengan rata-rata 14,19 dan data berbeda-beda. Hasil data pretest
posttest kelompok eksperimen dengan rata- menunjukkan bahwa terdapat seorang atlet
rata 12,34 dan diketahui juga ∑d berjumlah yang memperoleh data terbesar 15,96 (waktu
55, ∑xd berjumlah 0,1 dan∑Xd2 berjumlah terlambat) dan seorang atlet yang
3,2014. memperoleh data terkecil 12,54 (waktu
Data hasil perhitungan statistik “uji t” tercepat). Nilai Mean diperoleh dari hasil
Ʃ 𝑓𝑖 𝑥𝑖
didapat hasil 30,5 sedangkan Ttabel adalah menjumlahkan (jumlah frekuensi dikali
Ʃ𝑓𝑖
1,70 yang diperoleh dari tabel distribusi T
nilai tengah : jumlah frekuensi) dengan hasil
dengan dk (30-2)= 28 dan taraf kepercayaan
sebesar 14,19, nilai modus diperoleh dari
95% (α=0,05) ,tercantum dalam tabel. Kriteria 𝑏
pengujian hipotesis terima H1 jika hasil menjumlahkan b + p ( 1 ) (b= Batas
𝑏1 + 𝑏2
Thitung>Ttabel(1-α), dan tolak H0 jika Thitung < Ttabel(1- bawah kelas modal, yaitu interval dengan
α), Karena thitung (30,5) > ttabel (1,70) maka frekuensi terbanyak, p= Panjang kelas, b1=
terdapat perbedaan yang signifikan antara Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
post-test dan pre-test, dengan demikian maka kelas interval dengan kelas yang lebih kecil,
hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H1 diterima. b2= Frekuensi kelas modus dikurangi
Pernyataan H1 yaitu “Terdapat pengaruh frekuensi kelas interval dengan kelas yang
latihan zig-zag terhadap kelincahan lebih besar sesudah tanda kelas modus)
menggiring bola (dribbling) pada atlet sepak dengan hasil data 13,45, serta nilai standar
bola SSB Ogan Ilir United”. deviasi diperoleh dari hasil menjumlahkan
Pembahasan 𝑛 ∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖 2 − (∑ 𝑓𝑖𝑥𝑖)2
Berdasarkan kriteria penelitian bahwa yaitu 0,82, dan
𝑛 (𝑛−1)
diperlukan pembahasan untuk menyusun kemiringan kurva diperoleh dengan cara
hasil penelitian yang akan dibahas tentang memasukkan nilai hitung yang didapat
hasil data pretest dan posttest serta hasil data (modus, rata-rata, dan standar deviasi)
pengaruh latihan zig-zag terhadap kelincahan kedalam rumus
̅ − 𝑀𝑜
𝑋
dengan hasil sebesar
menggiring bola (dribbling) pada atlet sepak 𝑆
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 149
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
0,90. Data hasil posttest diperoleh dengan terhadap kelincahan menggiring bola
cara yang sama seperti cara penghitungan (dribbling) pada atlet sepak bola SSB Ogan
hasil data pretest, dengan data terbesar Ilir United.
13,55 (waktu terlambat) dan data terkecil
11,06 (waktu tercepat) dengan mean 12,34, UCAPAN TERIMA KASIH
modus data 12,02, serta standar deviasi yaitu Dalam proses pembuatan artikel ini
0,6 dengan kemiringan kurva 0,53. Rata-rata terdapat banyak sekali bantuan dari berbagai
dari pretest ke posttest naik 1,85. pihak. Oleh karena itu, diucapkan terima
Berdasarkan nilai-nilai tersebut, maka baik kasih yang sebesar-besarnya dan setulus-
pada saat pretest maupun posttest data tulusnya kepada yang terhormat:
berdistribusi normal, yaitu terletak antara (-1) 1. Dr. Hartati, M.Kes., selaku Koordinator
dan (+1). Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Hasil penelitian di atas menunjukkan Kesehatan FKIP Universitas Sriwijaya.
bahwa latihan zig-zag dapat digunakan untuk 2. Dr. Iyakrus, M.Kes., selaku Pembimbing
meningkatkan kelincahan menggiring bola Akademik yang telah memberikan
pada atlet sepak bola SSB Ogan Ilir United. bimbingan, motivasi, saran, dan
Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan masukan dalam penyelesaian penelitian
kelincahan antara pretest dan posttest ini.
setelah diberi perlakuan latihan zig-zag. 3. Destriani, M.Pd., selaku Pembimbing
Berdasarkan uji hipotesis, data pretest Jurnal yang telah memberikan
kelompok eksperimen dengan rata-rata 14,19 bimbingan, motivasi, saran, dan
dan data posttest kelompok eksperimen masukan dalam penyelesaian penelitian
dengan rata-rata 12,34. Diketahui juga ∑d ini.
berjumlah 55, ∑xd berjumlah 0,1 dan ∑xd² 4. Seluruh staff dosen dan pegawai
berjumlah 3,2014. Program Studi Pendidikan Jasmani dan
Berdasarkan hasil perhitungan Kesehatan yang telah memberikan
statistik “uji t” didapat hasil 30,5 sedangkan pengetahuan dan membantu
Ttabel adalah 1,70 yang diperoleh dari tabel kelancaran penelitian ini.
distribusi T dengan dk (30-2)= 28 dan taraf 5. Kedua orang tua dan keluarga besar
kepercayaan 95% (α=0,05) ,tercantum dalam yang telah memberikan dorongan
tabel. Kriteria pengujian hipotesis terima H1 secara moril dan materi sehingga
jika Thitung>Ttabel(1-α), dan tolak H0 jika Thitung < penelitian ini dapat diselesaikan.
Ttabel(1-α), Karena thitung (30,5) > ttabel (1,70) maka 6. Presiden klub dan staff pelatih SSB
terdapat perbedaan yang signifikan antara Ogan Ilir United yang telah memberikan
post-test dan pre-test, dengan demikian maka bantuan dalam penelitian ini.
hipotesis H0 ditolak dan hipotesis H1 diterima. 7. Semua pihak yang tidak dapat peneli
Pernyataan H1 yaitu “Terdapat pengaruh sebutkan satu persatu yang telah
latihan zig-zag terhadap kelincahan banyak memberikan bantuan dalam
menggiring bola (dribbling) pada atlet sepak penelitian ini.
bola SSB Ogan Ilir United”.
DAFTAR PUSTAKA
KESIMPULAN Anas, I. (2012). Penerapan Closed Skill dan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis Open Skill dalam Latihan
data, menunjukkan bahwa latihan zig-zag Sepaktakraw di Penjas FKIP
memberikan pengaruh yang signifikan Universitas Sriwijaya. Jurnal Ilmu
terhadap kelincahan menggiring bola. Olahraga Dan Kesehatan Altius, 1-6.
Implikasi dari penelitian ini bahwa latihan zig- Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian,
zag dapat digunakan sebagai salah satu jenis Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
latihan untuk meningkatkan kelincahan PT Rineka Cipta.
menggiring bola (dribbling). Dengan demikian Apriyadi, I., Dwi Rosella, K., St FT, S.,
dapat disimpulkan bahwa latihan zig-zag Santoso, T. B., & Fis, S. (2014).
memberikan pengaruh yang signifikan Pengaruh Agility Ladder Exercise
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 150
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 151
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 6 Nomor 1, Edisi April 2021
Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 152