PENDAHULUAN
tetapi,
meningkatnya
stres
dalam
pertandingan
dapat
BAB II
PEMBAHASAN
meningkatkan
penampilan/prestasi
seseorang
dalam
suatu
pengamatan
terhadap
peristiwa-peristiwa
di
lingkungan
olahraga,
menjadi
partner
bagi
para
pelatih
dalam
rangka
manusia
untuk
diimplementasikan
dalam
proses
komponen
kekuatan/daya
tahan,
fokus,
dan
emosi
mencapai
prestasi,
maka
aspek
fisik,
teknik,
dan
rasa
motivasi seperti apa yang kita miliki, apakah itu untuk menjadi juara,
mencari pengalaman, hanya sekedar mencari label anak basket, anak
bola, anak futsal, dsb, akan membantu kita mengatasi rasa lelah, sakit,
kemunduran, serta frustasi yang muncul dalam setiap latihan serta
pertandingan.
Kepercayaan diri. Memiliki kemampuan atau skill yang hebat tidak
langsung membuat kita menjadi individu yang terbaik. Tanpa memiliki
kepercayaan
diri,
individu
tidak
akan
mampu
menggunakan
(psikologi
kognitif)
sehingga
dengan
mempelajari
dan
Penetapan Sasaran
Penetapan sasaran (goal setting) merupakan dasar dan latihan
mental. Pelatih perlu membantu setiap atletnya untuk menetapkan
sasaran, baik sasaran dalam latihan maupun dalam pertandingan.
Sasaran tersebut mulai dengan sasaran jangka panjang, menengah,
sampai sasaran jangka pendek yang lebih spesifik.
Untuk menetapkan sasaran, ada tiga syarat yang perlu diingat agar
sasaran itu bermanfaat, yaitu:
a. Sasaran harus menantang.
Sasaran yang ditentukan harus sedemikan rupa, sehingga atlet
merasa tertantang untuk dapat mencapai sasaran tersebut.
b. Sasaran harus dapat dicapai.
Buatlah sasaran itu cukup tinggi, akan tetapi tidak terlalu tinggi.
Atlet harus merasa bahwa sasaran yang ditetapkan itu dapat
tercapai jika ia berusaha keras. Jika sasaran terlalu tinggi, atlet
sasaran
tersebut
agar
terlihat
jelas
arah
dan
peningkatannya.
3. Motivasi.
Motivasi dapat dilihat sebagai suatu proses dalam diri seseorang
untuk melakukan sesuatu sebagai usaha untuk mencapai tujuan
tertentu, ditinjau dari fungsinya motivasi dapat dibedakan antara
motivasi yang berasal dari luar dan motivasi yang berasal dari dalam
diri. Motivasi yang baik tidak mendasarkan doronganya pada factor
ekstrinsik, tetapi motivasi yang sangat baik, kuat dan lebih lama
menetap adalah factor intrinsic yang mendasarkan pada keinginan
pribadi yang lebih mengutamakan pencapaian prestasi.
4. Emosi.
Bentuk-bentuk emosi dikenal sebagai perasaan seperti senang,
sedih, marah cemas, rasa takut dan sebagainya, hal tersebut terdapat
pada seiap orang, akan tetapi yang perlu diperhatikan dalam hal ini
adalah bagaimana kita mengendalikan emosi tersebut agar tidak
merugikan penampilan baik saat berlatih maupun dalam bertanding,
pelatih harus mengetahui dengan jelas bagaimana gejolak emosi dari
pada para atlit yang dibinanya.
Gejolak
emosi
sangat
berpengaruh
pada
keseimbangan
kecemasan
dan
ketegangan
yang
penggunaannya
sosial
(untuk
mengalihkan perhatian).
i. Membuat pernyataan-pernyataan positif terhadap diri sendiri untuk
melakukan sesuatu yang diperlukan saat itu.
j. Lain-lain yang dapat mengurangi ketegangan.
6. Kepercayaan Diri
Dalam olahraga, kepercayaan diri sudah pasti menjadi salah satu
faktor penentu suksesnya seorang atlet. Masalah kurang atau
hilangnya rasa percaya diri terhadap kemampuan diri sendiri akan
mengakibatkan atlet tampil di bawah kemampuannya. Karena itu
sesungguhnya atlet tidak perlu merasa ragu akan kemampuannya,
sepanjang ia telah berlatih secara sungguh-sungguh dan memiliki
pengalaman bertanding yang memadai.
Memberitahu
pemain
di
mana
letak
kekuatan
dan
yang
telah
dibuat
tersebut.
Jadi,
hindarilah
untuk
yang
sama.
Demikian
pula
jika
atlet
yang
sama
hal-hal
yang
telah
dilakukannya,
sehingga
tersebut,
strategilah
yang
sangat
menentukan
lawan
dan
mengetahui
kelemahannya
untuk
lawan
menggunakan
taktiknya.
Pernyataan
tersebut
Plessinger
(plato.stanford.edu/entries/mental-imagery)
yang
sebenarnya
terhadap
indra
yang
relevan.
Peranan
dari
ketrampilan
imajeri
dan
visualisasi
juga
andal
dunia
telah
mengembangkan
kemampuan
atau
pengindraan,
meliputi
pikiran,
perasaan,
emosi
dan
subjektif
atau
personal
pada
diri
sendiri
untuk
sebenarnya.
Banyak
atlet
yang
menggunakan
latihan
melakukan
penampilan
servis
secara
pada
spesifik.
bulutangkis,
Misalnya,
ketrampilan
sebagai
Psychoneuromuscular
Theory.
Teori
ini
Suinn
menunjukkan
bahwa
ternyata
atlet
dapat
dapat
diperbaiki
kemudian)
yang
melalui
latihan
terencana
ketrampilan
dan
psikologis
sistematis,
yang
seluruh
kemampuan
yang
dimilikinya
pada
saat
24
jam
sehari.
Berikan
aktivitas
yang
sebelum bertanding, tidurlah pada saat yang tepat, tidak perlu tidur
terlalu cepat. Sebelum tidur, lakukan latihan relaksasi dan visualisasi.
Jika pertandingan besok dilakukan pagi atau siang hari, siapkan alatalat perperlengkapan pertandingan, termasuk baju ganti dan
perlengkapan cadangan malam ini juga agar esok tidak terburu-buru.
Pastikan semua dalam keadaan baik.
2. Pada Hari Pertandingan
a. Bangun tidur pada saat yang tepat, malamnya harus tidur cukup dan
tidak berlebihan. Kemudian lakukan aktivitas rutin kebiasaan seharihari, seperti sembahyang, berdoa, stretching, sarapan (perhatikan
kapan harus makan dan apa yang harus dimakan), latihan relaksasi
dan visualisasi, memeriksa kembali perlengkapan pertandingan
termasuk cadangannya. Memulai hari dengan gembira, optimis, dan
berpikir positif.
b. Berangkat
ke
tempat
pertandingan
pada
saat
yang
tepat.
penuh
konsentrasi
yang
kemudian
dapat
dilanjutkan
dan
menyesuaikan
tingkat
kecemasan,
lakukan
relaksasi.
b. Pusatkan perhatian pada permainan yang sedang dijalani.
Kesalahan yang baru atau pernah terjadi, atau yang mungkin
c.
d.
e.
f.
dipersiapkan.
g. Hindari hal-hal negatif seperti, menyalahkan diri sendiri secara
berlebihan, berbicara terhadap diri sendiri berlebihan, berpikir
negatif,
meragukan
kemampuan
clan
menyerah
sebelum
pertandingan selesai.
h. Jika bermain bagus, jangan bertanya mengapa dan mengganti
apapun; biarkan berjalan demikian. Jangan mengendor jika sedang
leading (memimpin pertandingan), clan tidak perlu kasihan jika
lawan mendapat angka nol.
sasaran.
c. Putuskan apakah perlu diadakan penyesuaian terhadap program
latihan.
d. Pusatkan perhatian terhadap aspek-aspek positif dari penampilan
dalam pertandingan.
2.3.1 Manfaat Psikologi Olahraga dalam meningkatkan prestasi atlet
Manfaat psikologi olahraga dalam meningkatkan prestasi atlet
menurut Soedibyo Setyobroto (1995:3) sebagai berikut :
a. Manfaat pertama mempelajari psikologi olahraga adalah untuk
dapat menjelaskan dan memahami tingkahlaku atlet dan gejalagejala psikologik yang terjadi dalam olahraga pada umumnya; ini
sangat perlu karena tingkahlaku manusia yang tampak (dapat
dilihat) pada hakekatnya tidak terlepas dari sikap (attitude) yang
tidak tampak.
kedua
yaitu
mempelajari
untuk
gejala
psikologik
dalam
yaitu
untuk
dalam
Misalnya
yang
pada
saling
perasaan
mempengaruhi. Apa
dan
perilaku,
apa
yang
dipikirkan
yang
dirasakan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikologi olahraga merupakan pemahaman mengenai perilaku
seseorang dalam kegiatan yang ada hubungannya dengan olahraga.
Perilaku atlet/pelatih/wasit termasuk lingkungan olahraganya sendiri
saling mempengaruhi..Jadi, psikologi olahraga dapat diartikan sebagai
psikologi yang diterapkan dalam bidang olahraga, yang meliputi faktorfaktor yang dapat mempengaruhi secara langsung terhadap atlet dan
faktor-faktor di luar atlet yang dapat mempengaruhi penampilan atlet
tersebut.
Psikologi olahraga ini mempelajari perilaku-perilaku psikis pada atlet
atau pun supporter dalam olahraga, seperti motivasi, emosi, kecemasan
dalam bertanding dan banyak lagi.
Dalam psikologi mempelajari antara kaitan pikiran dan perilaku, maka
dari itu si atlet diberikan pikiran positif agar menghasilkan perilaku yang
positif juga dalam pertandingan.
Selain itu psikologi olahraga harus dapat memanajemen stress pada
atlet agar mereka tidak stress dalam pertandingan dan tidak mengalami
kejenuhan dalam pelatihan ataupun pertandingan. Itu lah fungsi dari
psikologi olahraga yang termasuk dalam kajian psikologi sosial terapan.
3.2 Saran
Daftar Pustaka
Hoedaya, Danu. 2007. Kajian Psikologi Olahraga dari perspektif disiplik
keilmuan. Jakarta : FPOK-UPI, (Online),
(http://file.upi.edu/Direktori/FPOK/JUR._PEND._OLAHRAGA/19450
7311973031DANU_HOEDAYA/Kajian_Psi.Olahraga,_Makalah_2007.pdf,
diakses 5 oktober 2012, pukul 11:30)
Jono, Nova Ariyanto. 2009. Psikologi, Olahraga dan Prestasi, (Online),
(http://ruangpsikologi.com/psikologi-olahraga-dan-prestasi, diakses
pada 27 september 2012)
Juniatra, Tonang. Peran Psikologi Olahraga dan Psikologi Kepelatihan dalam
Olahraga,(Online),
(http://tonangjuniarta.blogspot.com/2008/11/peran-psikologiolahraga-dan-psikologi.html, diakses pada 2 oktober 2012)
PB PBSI, "Pedoman praktis bermain bulutangkis", (Online),
(http://www.bulutangkis.com/mod.php?
mod=userpage&menu=403&page_id=7, diakses pada 26
September 2012).
Real. 2009. Psikologi Olahraga. (Online),
(http://aszat.blogspot.com/2009/10/psikologi-olahraga.html, di akses
pada tanggal 5 oktober 2012).
Disusun oleh:
Sessy Chintara Mazavitri 115120300111021
Rini Yunita Utami
115120300111027
115120300111035
115120301111001
115120301111027
115120313111004
D.Psi.3
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012