Anda di halaman 1dari 9

TUGAS REVIEW JURNAL

MATA KULIAH PSIKOLOGI OLAHRAGA

Dosen Pengampu:

Dr. Dra. Niken Fatimah Nurhayati, M.Pd.

Imam Setyawan, S.Psi., M.A.

Disusun Oleh:

Tsamara Zafira Zehan Alfania

15000119130241

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2022
REVIEW JURNAL

Judul :
Hubungan antara Regulasi Emosi dengan Kecemasan Olahraga
pada Atlet Judo
Penulis :
Agnes Safitri dan Miftakhul Jannah
Tahun Publikasi,
Volume, Nomor, dan : 2020, Vol. 07, No. 03, Halaman 51-58
Halaman

https://ejournal.unesa.ac.id/index.php/character/article/view/
DOI/Link :
34497

Nama Jurnal : Jurnal Penelitian Psikologi

Reviewer : Tsamara Zafira Zehan Alfania

Tanggal dan Tahun : 26 Maret 2022

PENDAHULUAN

Kano (1989) kata judo ditulis dari dua karakter China. Arti “Ju” memiliki arti lemah
lembut atau memberi jalan. Sedangkan “do” memiliki arti prinsip atau cara. Cara yang
menjadi pengertian dari hidup itu sendiri. Judo berarti cara yang lemah lembut untuk
membela diri. Kano (1989) menerangkan jika tujuan olahraga judo adalah untuk membina
mental maupun fisik seseorang layaknya berjiwa kesatria yang disesuaikan dengan arti
judo itu sendiri, yakni “Ju” memiliki arti kebenaran dan “Do” memiliki arti jalan. Jadi
seorang pejudo haruslah berjalan pada garis yang benar sesuai dengan jiwa seorang
kesatria. Padatnya babak penyisihan, rumitnya taktik yang disusun, dan kesabaran ekstra
untuk tetap fokus menghadapi lawan ketika bertanding, terkadang menjadi beban ketika
atlet tidak siap dengan hal yang harus dihadapi secara mental. Diantara beberapa masalah
psikologi seputar keolahragaan, kecemasan olahraga merupakan salah satu masalah
psikologi yang sering dialami para atlet. Menurut Smith, Smoll, Cumming, dan Grossbard,
(2006) kecemasan olahraga merupakan keadaan bagian otak yang berbeda, dimana bagian
otak tersebut terlibat dalam berbagai aspek kecemasan olahraga ketika bertanding,
khususnya perbedaan kognitif dan somatik, meski mereka berinteraksi satu sama lain,
kecemasan kognitif dan somatik dapat sewaktu-waktu terjadi. Smith, Smoll, Cumming, dan
Grossbard, (2006) membagi kecemasan olahraga menjadi 3, yaitu: Somatic, Worry, dan
Concentration disruption. Problem kecemasan tersebut menjadi batu sandungan bagi atlet
dalam pencapaian prestasi mereka. Para ahli olahraga banyak berpendapat jika untuk
mencapai prestasi tinggi, para atlet membutuhkan ketangguhan dan kematangan mental
dalam mengatasi setiap permasalahan yang muncul ketika bertanding. Salah satu aspek
kematangan mental ditentukan oleh tingkat kematangan emosi. Regulasi emosi disini
berguna untuk menurunkan kecemasan olahraga yang dialami atlet dengan memberi
dampak positif dalam meredakan gejala-gejala kecemasan baik berupa rasa takut, khawatir,
ataupun gangguan fisiologis sejenisnya.

METODE

1. Variabel: Kecemasan Olahraga dan Regulasi Emosi

2. Populasi dan Karakteristik Populasi: Atlet judo di UKM judo UNNESA

3. Teknik Sampling: Sampel jenuh

4. Metode Pengumpulan Data: Menggunakan kuesioner dengan menyebarkan skala


Kecemasan Olahraga SAS-2 (Sport Anxiety Scale-2) dan Skala Regulasi Emosi yang
adaptasi dari Halimatussadiyah & Jannah (2019)

5. Tipe Penelitian: Kuantitatif korelasi

6. Teknik Analisis Data: Korelasi product moment dengan bantuan SPSS 22.0 for
windows

HASIL PENELITIAN

rata-rata variabel dari regulasi emosi adalah 31,44 dan rata-rata dari variabel kecemasan olahraga
yakni 35,00 dengan nilai minimum dari regulasi emosi yakni 23 sedangkan nilai maksimumnya
adalah 40, dan nilai minimum dari variabel kecemasan olahraga yakni 22 sedangkan maksimumnya
adalah 46. Nilai standart deviasi dari variabel regulasi emosi yakni 4.569 sedangkan variabel
kecemasan olahraga yakni 7.038. Berdasarkan hasil uji normalitas menggunakan uji Shapiro-wilk
terlihat bahwa nilai signifikansi variabel regulasi emosi sebesar 0,762 dan variabel kecemasan
olahraga sebesar 0,247. Terlihat bahwa nilai sig. Deviation from linierity antara variabel regulasi
emosi dan kecemasan olahraga sebesar 0,054 dan nilai sig. linierity sebesar 0,013. Hasil korelasi
diperoleh nilai r hitung sebesar 0,387 dan nilai sig. sebesar 0,046. Nilai r tabel dengan N=27
dengan taraf sig. 0,05 sebesar 0,381. Karena r hitung (0,387) > r tabel (0,381) dan nilai sig. (0,046)
< 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif antara regulasi emosi dengan
kecemasan olahraga pada atlet judo.

KESIMPULAN

Hasil analisis data menunjukkan terdapat hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan
olahraga pada atlet. Koefisiensi korelasi menunjukkan hasil sebesar 0,387 yang masuk dalam
kategori rendah. Kemudian berdasarkan nilai koefisien korelasi tersebut diketahui arah korelasi
adalah positif. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi skor regulasi emosi semakin tinggi skor
kecemasan, tingginya skor kecemasan maka tingkat kecemasan akan menurun. Jadi bisa diartikan
semakin tinggi tingkat regulasi emosi semakin menurun tingkat kecemasan olahraga. Sumbangan
efektif dari variabel X yakni regulasi emosi dengan varibel Y yakni kecemasan olahraga adalah
14%, dilihat dari hasil koefisien determinan (r2) = 0,140. Jadi dapat diartikan besar pengaruh
regulasi emosi terhadap kecemasan olahraga sebesar 14%, sedangkan sisanya (86%) dipengaruhi
oleh variabel lain diluar variabel regulasi emosi, seperti variabel mental imagery, kepercayaan diri,
dan masih banyak lagi yang lain.

CRITICAL APPRAISAL

Kelebihan:

Penelitian ini sudah disusun dengan rapih dan terarah serta menggunakan bahasa yang
singkat, padat, dan jelas sehingga mudah dimengerti. Sebelum menentukan analisa data
juga telah dilakukan uji normalitas dan korelasi product moment untuk mengetahui data
yang diperoleh terdistribusi normal dan mengetahui hubunga kedua variable.

Kekurangan:

Penelitian ini belum mewakili keseluruhan atlet judo karena hanya menggunakan sampel
dari satu instansi saja.

Saran:

Dapat memperluas subjek penelitian agar dapat mewakili variable secara umum. Juga
dapat dilakukan penelitian terkait aspek psikologis lainnya pada atlet atau bidang olahraga.
Judul : Hubungan Antara Kepercayaan Diri Dan Regulasi Emosi
Terhadap Kecemasan Menghadapi Pertandingan Pada Atlet
Karate Di Kota Demak
Penulis :
Syahida Alwin Widya Putri dan Agustin Handayani
Tahun Publikasi,
Volume, Nomor, dan : 2020, Vol. 15, No. 1, Halaman 88-97
Halaman

DOI/Link : http://dx.doi.org/10.30659/jp.15.1.88-97

Nama Jurnal : Proyeksi : Jurnal Psikologi

Reviewer : Tsamara Zafira Zehan Alfania

Tanggal dan Tahun : 26 Maret 2022

PENDAHULUAN

Persaingan antar atlet dalam suatu pertandingan yang akan memunculkan prestasi. Seorang
atlet wajib memperhatikan fakor psikisnya, mulai dari persiapan kondisi dan mental
(Gunarsa, 2008). Olahraga karate ialah salah satu cabang yang beregu maupun individu,
namun lebih seringnya diadakan pertandingan perorangan. Adanya pertandingan karate
perorangan membuat munculnya perasaan cemas yang dialami oleh para atlet. Sehingga
kecemasan akan timbul secara alami (Rachmawati, Kartini, & Priyatama, 2013).
Kecemasan adalah perasaan ketakutan dan kehawatiran terhadap yang akan dialami
kedepannya, tanpa sebab khusus. Kecemasan akan terjadi apabila muncul perasaan-
perasaan takut yang dipengaruhi seperti berkeringat, detak jantung yang berdetak kencang,
tangan mulai dingin dan berkeringat, terasa pusing, kaki dan tangan terasa kesemutan,
seringnya buang air kecil bahwakan sakit perut sampai diare, dan nafas terenggah-enggah.
Hal tersebut termasuk gangguan psikis yang akan dialami oleh individu saat mengalami
kecemasan, stress dan depresi (Rahmaiah, 2003). Gunarsa (2008) memberikan komentar
bahwa atlet dapat menilai situasi dan kondisi saat akan tanding dimana itu jauh-jauh hari
sebelum tanding bahkan menjelang pertandingan menyebabkan reaksi bermacam-macam.
Hal tersebut tergantung persepsi atlet dalam menyikapi pertandingan yang terdiri cara
menanggapi suasana dan arena tanding sebagai ancaman, sehingga sebagai atlet akan
muncul ketengangan dan perasaan cemas. bila kepercayaan diri saja tidak diimbangi
dengan adanya regulasi emosi maka, dampak kepercayaan diri dan kecemasan menghadapi
pertandingan menjadi semakin mengkhawatirkan untuk para atlet. Perlunya regulasi emosi
pada atlet, agar dapat mengontrol emosi dalam pertandingan nantinya. Gross (2007)
mengatakan bahwa regulasi emosi adalah cara mencari jalan keluar dimana itu dalam
keadaan sadar maupun tidak sadar yang merujuknya agar bisa bertahan, menjadi kuat, dan
dapat mengatur respon emosinya seperti berperilaku dan pengalaman-pengalaman emosi.
Ini akan berpengaruh pada kepercayaan diri atlet juga berakibat munculnya kecemasan
mengahadapi pertandingan.

METODE

1. Variabel: Kecemasan, Regulasi emosi, dan Kepercayaan diri

2. Populasi dan Karakteristik Populasi: 74 atlet karate di kota Demak

3. Teknik Sampling: studi populasi dari Arikunto (2006).

4. Metode Pengumpulan Data: menggunakan skala psikologi. Skala yang digunakan


yaitu skala kecemasan menghadapi pertandingan dari Kroll (Ravaie & Kumoluhadi,
2006), skala kepercayaan diri dari Thomas dkk (2011), dan skala regulasi emosi dari
Gross & Jhon (2003)

5. Tipe Penelitian: kuantitatif

6. Teknik Analisis Data: uji normalitas, uji normalitas, dan uji hipotesis

HASIL PENELITIAN

Uji normalitas terdapat pada data kecemasan menghadapi pertandingan diperoleh nilai K-
ZS sebesar 0,438 dengan taraf signifikansi sebesar 0,991 (p>0,05). Hal ini menunjukkan
bahwa data kecemasan menghadapi pertandingan diperoleh memiliki distribusi normal.
Hasil uji normalitas terdapat pada data kepercayaan diri diperoleh nilai K-ZS sebesar 1,136
dengan taraf signifikansi sebesar 0,151 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data
kepercayaan diri yang diperoleh memiliki distribusi normal. Hasil uji normalitas terdapat
pada data regulasi emosi diperoleh nilai K-ZS sebesar 0,989 dengan taraf signifikansi
sebesar 0,282 (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa data regulasi emosi yang diperoleh
memiliki distribusi normal.
Uji lineritas antara variabel kecemasan menghadapi pertandingan dengan variabel
kepercayaan diri diperoleh nilai Flinier sebesar 43,997 dengan taraf signifikansi p = 0,000
(p<0,01). Hasil uji linieritas antara variabel kecemasan menghadapi pertandingan dengan
variabel regulasi emosi diperoleh nilai Flinier sebesar 15,433 dengan taraf signifikansi p =
0,000 (p<0,01).
Uji hipotesis dihasilkan korelasi Ry(1,2) sebesar 0,629, Fhitung sebesar 23,269 dengan
taraf signifikansi sebesar 0,000 (p<0,01). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dan regulasi emosi dengan kecemasan
menghadapi pertandingan. Uji hipotesis yang kedua untuk melihat hubungan antara
kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate di kota
Demak. Hasil perhitungan nilai korelasi bivariate rx1y = -0,616, dengan taraf nilai
signifikansi p= 0,000 (p<0,01), artinya variabel bersifat signifikan. Hasil menunjukkan
bahwa ada hubungan signifikan antara kepercayaan diri dan kecemasan menghadapi
pertandingan, dengan nilai r negatif yang menunjukkan arah hubungan bersifat negatif.
Hipotesis ketiga untuk mengetahui hubungan antara regulasi emosi dengan kecemasan
menghadapi pertandingan pada atlet karate di kota Demak. Hasil perhitungan nilai korelasi
bivariate rx₂y= -0,420, dengan taraf nilai signifikansi p = 0,000 (p<0,01), artinya variabel
bersifat signifikan. Hasil menunjukkan bahwa ada hubungan signifikan antara regulasi
emosi dan kecemasan menghadapi pertandingan, dengan nilai r negatif yang menunjukkan
arah hubungan bersifat negatif.

KESIMPULAN

Hipotesis pertama menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara kepercayaan
diri dan regulasi emosi terhadap kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate di
kota Demak. Menunjukan hasil diterima.
Hipotesis kedua menunjukan hasil yang diterima, yang berarti terdapat hubungan negatif
yang sangat signifikan antara kepercayaan diri terhadap kecemasan menghadapi
pertandingan pada atlet karate di kota Demak. Semakin tinggi kepercayaan dirinya, maka
semakin rendah kecemasan menghadapi pertandingan. Sebaliknya, jika semakin rendah
kepercayaan dirinya, maka akan semakin tinggi kecemasan menghadapi pertandingan.
Hipotesis ketiga diterima, yang berarti terdapat hubungan negatif yang sangat signifikan
antara regulasi emosi terhadap kecemasan menghadapi pertandingan pada atlet karate di
Demak. Semakin tinggi regulasi emosinya, maka semakin rendah kecemasan menghadapi
pertandingan. Sebaliknya, jika semakin rendah regulasi emosinya, maka akan semakin
tinggi kecemasan menghadapi pertandingan.

CRITICAL APPRAISAL

Kelebihan:

Telah dilakukan uji normalitas dan uji linearitas untuk mengetahui data yang diperoleh
terdistribusi normal dan mengetahui hubunga kedua variable. Memberikan saran kepada
atlet, pengurus, dan bahkan bagi peneliti selanjutnya.

Kekurangan:

Bahasa yang digunakan dalam menyusun penelitian masih kurang efektif. Penyusunan
jurnal masih kurang terstruktur dan terdapat beberapa informasi yang tidak dicantumkan,
misalnya jenis penelitian dan teknik analisis data yang digunakan. Penelitian ini juga
belum mewakili seluruh atlet karate secara umum karena hanya menggunakan subjek dari
satu sumber saja.

Saran:

Dapat menggunakan faktor-faktor lain dari kecemasan selain yang digunakan oleh
penelitian ini. Untuk mendapatkan hasil yang lebih detail dan variatif dapat menggunakan
metodologi kualitatif. Dapat memperluas subjek penelitian.
LAMPIRAN JURNAL

Anda mungkin juga menyukai