Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN KECEMASAN TERHADAP PEAK PEFORMANCE PADA

ATLET TAEKWONDO KOTA PALEMBANG

PROPOSAL PENELITIAN

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar


Sarjana Psikologi Universitas Islam Negeri Raden Fatah

BIMMA KUNTORO
1730901073

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM


FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2020
1.1 Latar Belakang Masalah
Didalam pertandingan peak performance (penampilan puncak) sangat
menentukan kemenangan bagi para atlet. Penamplilan puncak adalah kemampuan
yang dicapai untuk mencapai kemampuan maksiamal. Dalam pencapaian
penampilan puncak dapat menumbuhkan rasa kepercayaan diri atlet yang tinggi
(Komarudin, 2013). Kecemasan akan dapat mempengaruhi penampilan puncak atlet
pada saat bertanding. Kecemasan merupakan hal yang wajar yang terjadi pada atlet
ketika menjelang pertandingan. Kecemasan memiliki kecenderungan yang negatif.
Kecemasan yang berlebihan dan cenderung meningkat pada diri atlet akan
mengurangi atau mengganggu penampilan atlet tersebut. Kecemasan yang dapat
dikontrol sehingga mengakibatkan berkurangnya atau menurunnya kecemasan akan
dapat meningkatkan performa seorang atlet (Rohmansyah, 2017).
Garfied dan Bennett (dalam Satiadarma, 2000) menjelaskan bahwa ada
delapan aspek yang mereka alami ketika mereka berada dalam keadaaaan peak
performance, yaitu : mental rileks, fisik rileks, optimis, terpusat pada kekinian,
berenergi tinggi, kesadaran tinggi, terkendali, terseludung.
Kecemasan merupakan reaksi normal seseorang terhadap situasi yang
dihadapinya, terutama di saat seseorang sangat tertekan. Kecemasan berlangsung
tidak lama. Kecemasan bisa muncul sendiri atau bergabung dengan gejala-gejala
lain dari berbagai gangguan emosi. Kecemasan akan muncul ketika seseorang
mengalami tekanan arau persoalan yang akan dialaminya juga yang sedang
dialaminya. Orang yang sedang mengalami kecemasakan akan merasakan ketakutan
dan kekhawatiran pada dirinya. Padahal belum tentu apa yang dipikirkannya akan
terjadi pada dirinya.
Menurut Saddock dan Kaplan, kecemasan adalah suatu sinyal yang
menyadarkan, mengingatkan adanya bahaya yang mengancam dan memungkinkan
seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman. Kecemasan adalah reaksi
wajar yang dapat dialami siapapun. Walaupun kecemasan adalah hal yang wajar,
jika seseorang tidak dapat mengatasinya atau beradaptasi, orang tersebut akan
mengalami gangguan yang dapat mempengaruhi fungsi di kehidupannya.
Kecemasan atau khawatir adalah takut yang tidak jelas sebabnya. Kecemasan juga
merupakan kekuatan besar dalam menggerakkan tingkah laku. Tingkah laku yang
dimaksud adalah tingkah laku yang menyimpang ataupun yang terganggu.
Keduanya merupakan pernyataan, penampilan, penjelmaan dari pertahanan
terhadap kecemasan yang dialami (Sadock & Sadock, 2010).
Dalam olahraga bela diri taekwondo tentunya kecemasan adalah dasar yang
mempengaruhi ketika seseorang atlet akan melakukan sebuah pertandingan. Ketika
atlet merasakan kecemasan yang tida dikendalika seluruh pola latihan yang telah
dilaluinya sebelum melakukan pertandingan akan hilang bahkan terkadang tidak
tahu apa yang akan dilakukan ketika berada diatas matras pertandingan.
Taekwondo merupakan seni bela diri yang berasal dari korea. Dalam Bahasa
korea, Tae berarti menendang dengan kaki, kwon berarti tinju dan do yang berarti
jalan atau seni. Jadi taekwondo merupakan suatu seni bela diri berjalan yang
menggunakan kaki dan tangan sebagai alat pertahanan diri. Popularitas taekwondo
telah menyebabkan seni bela diri ini berkembang dalam berbagai bentuk. Pada saat
ini taekwondo menjadi gabungan dari teknik perkelahian, bela diri, olahraga, olah
tubuh, hiburan, dan filsafat (Hermansyah, 2016). Pada umumnya taekwondo
menekankan tendangan sebagai teknik utamanya. Tendangan yang dilakukkan yaitu
dari suatu sikap bergerak, dengan menggunakan jangkauan dan kekuatan kaki yang
lebih besar untuk melumpuhkan lawan dari jarak yang cukup jauh. Dalam suatu
pertandingan, kombinasi dari beberapa tendangan merupakan teknik utama dalam
mencapai poin yang diinginkan. Kekuatan, kecepatan, dan kelincahan juga
merupakan faktor yang sangat penting bagi para atlet taekwondo, terutama atlet
kyorugi.
Sebenarnya banyak materi yang ada di dalam taekwondo, tetapi penulis
hanya membahas tentang dua materi yang selalu dipertandingan yaitu poomsae,
dan kyorugi. Poomsae adalah rangkaian teknik gerakan dasar serangan dan
pertahanan diri yang dilakukan melawan lawan khayalan, dengan mengikuti diagram
tertentu. Setiap diagram rangkaian poomsae didasari oleh filosofi timur yang
menggambarkan semangat dan cara pandang bangsa korea. Sedangkan kyorugi
adalah pertarungan yang mengaplikasikan dasar, dimana dua orang bertarung saling
mempraktikkan teknik serangan dan teknik pertahanan kaki.
Dari hasil penelitian oleh Miftah Faturochman berjudul pengaruh kecemasan
bertanding terhadap peak performance pada atlet softball universitas negeri
Yogyakartamenunjukan bahwa terdapat pengaruh antara kecemasan bertanding
terhadap peak performance yang menyatakan bahwa semakin tinggi tingkat
kecemasan bertanding maka semakin rendah tingkat peak performance pada atlet.
Kontribusi yang diberikan kecemasan bertanding terhadap peak performance
sebesar 46,3% sedangkan 53,7% dipengaruhi oleh faktor lain (Faturochman, 2017).
Sedangkan di dalam penelitian lain ternyata bukan hanya kecemasan yang
mempengaruhi peak performance, yaitu kepercayaan diri juga mampu
mempengaruh penampilan puncak seorang atlet. Penelitian pada skripsi oleh
Mukhammad Sapta Winahyu yang berjudul hubungan antara kepercayaan diri
terhadap penampilan puncak pemain sepak bola arema Indonesia dengan
mendapatkan hasil terdapat hubungan positif terhadap kedua variable tersebut. hasil
pebelitian ini menyatakan bahwa jika tingkat kepercayaan diri tinggi maka
penampilan punca akan tinggi juga, begitupun sebaliknya (Winahyu, 2014).
Selanjutnya hasil penelitian oleh Himawan Wismanadi yang berjudul
hubungan tingkat kecemasan dengan performa atlet tim bolabasketputra kota
surabaya dalam persiapan pekan olahraga provinsi iv dkota madiunmendapatkan
hasil dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah adanya
hubungan antara kecemasan dengan penampilan (performa) atlet bolabasket pada
tim putra kota surabaya. sedangkan besarnya hubungan kecemasan dengan
penampilan (performa) atlet bolabasket pada tim putra kota surabaya sebesar 32%
(Wismanadi, 2017).
Dari berbagai penelitian yang berbeda dan hasil yang berbeda di atas, itulah
yang mendasari peneliti untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana hubungan
kecemasan bertanding tehadap peak performance pada atlet taekwondo kota
Palembang.

1.2 Batasan masalah

Agar penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat lebih terarah dan tidak
menyebabkan perluasan pembahasan, maka peneliti memberikan batasan masalah
sebagai berikut:
1. Hubungan kecemasan terhadap peak performance pada atlet taekwondo kota
Palembang.
2. Metode yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode penelitian
kuantitaif.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana hubungan kecemasan bertanding terhadap peak performance pada


atlet taekwondo kota Palembang ?

2. Bagaimana cara mengatasi kecemasan pada saat bertanding maupun sebelum


pertandingan ?

1.4 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitan ini adalah sebagai
berikut :

1. Untuk mengetahui dan membuktikan bagaimana hubungan kecemasan


bertanding terhadap peak performance pada atlet taekwondo di kota Palembang.

2. Untuk mengetahui solusi dan cara agar para atlet bisa mengendalikan diri agar
tidak terlalu cemas pada saat sebelum bertanding maupun pada saat bertanding.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Manfaat Teoritis

Berdasarkan tujuan dari penelitian yang hendak dicapai, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan pemikiran dan pemahaman para pelatih dan atlet


taekwondo mengenai pengaruh kecemasan dalam pertandingan.
2. Sebagai referensi pada penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan kecemasan ataupun peak performance.
2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat sebagai berikut :

1. Bagi peneliti, dengan melakukan penelitian ini peneliti dapat menambah


wawasan dan pengetahuan serta menjadikan sarana aplikasi teori yang
diproleh selama perkuliahan.
2. Bagi subjek penelitian, dapat memberikan edukasi mengenai pengaruh
kecemasan terhadap penampilan puncak saat bertanding serta dapat
mengevaluasi diri agar bisa menjadi atlet yang mampu selalu mencapai peak
performance.
3. Memberikan solusi kepada para atlet untuk bisa mengendalikan
kecemasannya
4. Bagi pihak lain, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan bacaan yang
dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai pengaruh kecemasan
terhadap peak performance.

1.6 Keaslian Penelitian


Berikut adalah beberapa topik penelitian terdahulu yang sudah dilakukan oleh
beberapa peneliti yang memiliki topik serupa, diantaranya :
Dari hasil penelitian oleh Miftah Faturochman pada jurnal yang berjudul
pengaruh kecemasan bertanding terhadap peak performance pada atlet softball
universitas negeri Yogyakartamenunjukan bahwa terdapat pengaruh antara
kecemasan bertanding terhadap peak performance yang menyatakan bahwa
semakin tinggi tingkat kecemasan bertanding maka semakin rendah tingkat peak
performance pada atlet. Kontribusi yang diberikan kecemasan bertanding terhadap
peak performance sebesar 46,3% sedangkan 53,7% dipengaruhi oleh faktor lain
(Faturochman, 2017).
Sedangkan di dalam penelitian lain ternyata bukan hanya kecemasan yang
mempengaruhi peak performance, yaitu kepercayaan diri juga mampu
mempengaruh penampilan puncak seorang atlet. Penelitian pada skripsi oleh
Mukhammad Sapta Winahyu yang berjudul hubungan antara kepercayaan diri
terhadap penampilan puncak pemain sepak bola arema Indonesia dengan
mendapatkan hasil terdapat hubungan positif terhadap kedua variable tersebut. hasil
pebelitian ini menyata bahwa jika tingkat kepercayaan diri tinggi maka penampilan
punca akan tinggi juga, begitupun sebaliknya (Winahyu, 2014).
Selanjutnya hasil penelitian oleh Himawan Wismanadi yang berjudul
hubungan tingkat kecemasan dengan performa atlet tim bolabasketputra kota
surabaya dalam persiapan pekan olahraga provinsi iv dkota madiunmendapatkan
hasil dan kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian ini adalah adanya
hubungan antara kecemasan dengan penampilan (performa) atlet bolabasket pada
tim putra kota surabaya. sedangkan besarnya hubungan kecemasan dengan
penampilan (performa) atlet bolabasket pada tim putra kota surabaya sebesar 32%
(Wismanadi, 2017).
Dari beberapa penelitian diatas yang sama halnya dengan apa yang peneliti
lakukan yaitu untung mengetahui mengenai pengaruh atau hubungan antara
kecemasan dan peak performance dan juga sama menggunakan metode kuantitatif
sebagai ,metode penelitian. Yang membedakan peneliti dari penelitian sebelumnya
adalah memiliki perbedaan variabel dan juga subjek penelitian yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai