Anda di halaman 1dari 19

SURVEI MOTIVASI DAN KEPERCAYAAN DIRI

ATLET YANG MENGIKUTI KEJUARAAN


JAKARTA PENCAK SILAT CHAMPIONSHIP 12
Setriadipa1, Tirto Apriyanto2, Ika Novitaria Marani3
Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Universitas Negeri Jakarta
Jl. Pemuda No.10 Jakarta, Indonesia
Daftar Isi
Tujuan
Metode
Penelitian

Hasil dan
Pendahuluan
Pembahasan

Kajian Teori Penutup


Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui:
a. Motivasi atlet pencak silat yang mengikuti kejuaran Jakarta Pencak Silat
…Championship 12,
b. Kepercayaan diri atlet pencak silat yang mengikuti kejuaran Jakarta …
Pencak Silat Championship 12.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


deskriptif dengan menggunakan teknik survei. Pengambilan data dilakukan
di GOR POPKI Cibubur Jakarta Timur pada bulan Oktober 2019.

Populasi penelitian adalah semua atlet Pencak Silat yang mengikuti


kejuaran Jakarta Pencak Silat Championship 12. Sampel yang diambil
sebanyak 100 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Instrumen penelitian yang digunakan ada 2 (dua) yaitu: Sport Motivation
Scale (SSM) untuk mengukur motivasi dan State Confidence Inventory (SCI)
untuk mengukur kepercayaan diri.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah:
a. Hasil motivasi atlet yang mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak Silat
.[[.Championship 12 adalah : 32 orang (32%) yang berada pada skala tinggi
[.[.(>100), 43 orang (43%) yang berada pada skala rendah, (95-99), dan 25
[.[.orang (25%) yang berada pada skala kurang (>(94).

b. Hasil kepercayaan diri atlet yang mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak [.


[.Silat Championship 12 adalah : 29 orang (29%) yang berada pada skala [.
[.tinggi (>85), 38 orang (38%) yang berada pada skala sedang (77-84), dan [.
[.33 orang (33%) yang berada pada skala kurang (>76).

[.[.[.[.[.[.[.[.Kata Kunci : Motivasi, Kepercayaan Diri, Pencak Silat


Pencak Silat merupakan olahraga seni bela diri yang diturunkan atau diwarisi
oleh nenek moyang bangsa Indonesia. Saat ini pencak silat telah berkembang
menjadi salah satu pertandingan olahraga prestasi diberbagai manca negara.
Perkembangan olahraga tersebut mengalami peningkatan yang pesat,
pernyataan ini dibuktikan dari peraihan emas pada ajang asean games yang
mendapatkan 14 emas.Peraihan medali itu diperoleh dari kejuaraan – kejuaraan
Pencak Silat yang diselenggarakan secara single event dan multi event untuk
olahraga pencak silat.
Olahraga pencak silat kini sudah mulai dikenal oleh sekolah, dari jenjang sekolah
dasar hingga jenjang perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Sebagai bentuk
upaya pelestarian kebudayaan yang dimiliki Indonesia, maka diadakannya
program-program yang dilakukan untuk memunculkan bibit - bibit atlet yang
berpotensi untuk meningkatkan jumlah atlet yang berpastipasi,
Oleh karena itu, untuk dapat menjalankan program tersebut diperlukan adanya
dukungan dari organisasi – oranisasi olahraga terutama pencak silat baik di
tingkat daerah maupun nasional Program yang diadakan biasanya dalam bentuk
pertandingan. Pertandingan olahraga pencak silat pada umumnya terdiri dari
beberapa katagori. diantaranya yaitu tanding atau wiralaga dan seni. Untuk
kategori seni itu sendiri terdiri dari beberapa nomor yang dipertandingkan
yaitu: tunggal, ganda, regu.
Pencak silat olahraga memiliki istilah yang pertama kali digunakan untuk
menyebut pertandingan antara dua pesilat digelanggang, dengan tujuan meraih
kemenangan (prestasi). Istilah ini dipergunakan untuk memberikan suatu
pengertian terhadap aktivitas pencak silat sebagai cabang olahraga yang
dipertandingkan, dengan sasaran meraih prestasi setinggi - tingginya. Pencak
silat mempunyai gerakan – gerakan yang dinamis yaitu: menghindar,
menyerang, melangkah. dan untuk dapat melakukan gerakan – gerakan
tersebut dengan baik maka diperlukan komponen kondisi fisik seperti: kekuatan,
kecepatan, kelincahan, daya tahan, daya ledak, reaksi, dan koordinasi.
Seddangkan teknik – teknik dasar dalam pencak silat yang harus dikuasai oleh
seluruh atlet pencak silat adalah: pukulan, tendangan, bantingan/jatuhan,
hindaran/elakan, kuda-kuda dan lainnya.
Namun, selain dari komponen kondisi fisik, yang perlu diperhatikan oleh pelatih,
pengurus, maupun atlet itu sendiri adalah komponen psikologi/mental.
Psikologi olahraga mempelajari kejiwaan pada aktivitas olahraga atau pada atlet
olahraga. Perkembangan atau capaian dari olahraga yaitu kesehatan atau
perkembangan secara fisik akan berdampak pula pada konsisi psikis seseorang.
Karena kondisi psikis juga berpengaruh timbal balik pada proses pencapaian
kesehatan atau latihan fisik terhadap keberhasilan olahraga.
Oleh karena itu, faktor psikologi sangat penting untuk diperhatikan oleh pelatih,
pengurus maupun atlet itu sendiri karena setiap atlet adalah unik dan berbeda
baik di!ihat dari karakteristlk fisiknya, perilaku sosialnya dan kapasitas
lntelektualnya. Adapun tujuan utama dari kajian psikologi olahraga adalah:
mengkaji pengaruh dari faktor – faktor psikologis terhadap penampilan atlet
serta mengkaji pengaruh dan keikutsertaannya dalam aktivitas jasmani dan
mengembangkan kesehatan.
Aktivitas olahraga memiliki dampak pada emosi saat pelaksanaan aktivitas,
pada saat pertandingan berjalan, stress pada atlet dapat meningkat yang
menyebabkan atlet bereaksi secara negatif, baik dalam hal fisik maupun
psikis, sehingga kemampuan olahraganya menurun.
Mereka dapat menjadi tegang, denyut nadi meningkat, berkeringat dingin,
cemas akan hasil pertandingannya, dan mereka merasakan sulit
berkonsentrasi. Keadaan ini seringkali menyebabkan para atlet tidak dapat
menampilkan permainan terbaiknya. Penampilan seorang atlet dalam
pertandingan tidak bisa dilepaskan dari daya dorong yang dia miliki.
Sederhananya, semakin besar daya dorong yang dimiliki, maka penampilan
akan semakin optimal. Daya dorong itulah yang biasa disebut dengan
motivasi. Hampir semua aktivitas manusia didorong oleh motif-motif
tertentu yang bersifat sangat individualis.
Seorang atlet yang memiliki rasa percaya diri yang baik, percaya bahwa
dirinya akan mampu menampilkan kinerja olah raga seperti yang
diharapkan. Kepercayaan diri merupakan suatu sikap atau perasaan yakin
akan kemampuan diri sendiri sehingga orang yang bersangkutan tidak
terlalu cemas dalam tindakan-tindakannya, dapat merasa bebas melakukan
hal yang disukainya dan bertanggung jawab atas perbuatannya, hangat dan
sopan dalam berinteraksi dengan orang dan memiliki dorongan untuk
berprestasi. Percaya diri seseorang ditandai dengan harapan keberhasilan
yang tinggi. Hal ini dapat membantu individu untuk membangkitkan emosi
positif, memfasilitasi konsentrasi, menetapkan tujuan, meningkatkan usaha,
fokus strategi permainan, dan mempertahankan momentum.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk
melakukan penelitian tentang bagaimana Motivasi dan Kepercayaan Diri
Atlet U-19 yang Mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak Silat Championship 12.
Motivasi adalah suatu proses yang dimulai dengan kekurangan atau
kebutuhan psikologis atau fisiologis yang merupakan perilaku aktif atau
suatu dorongan yang mengarahkan pada suatu tujuan atau insentif.
Motivasi merupakan penggerak yang setiap saat dapat berfungsi dalam
berbagai aktivitas yang dilakukan manusia untuk mencapai tujuannya yang
ingin di capai.
Motivasi tampak sebagai kebutuhan sekaligus sebagai pendorong yang
dapat menggerakkan daya dan potensi yang ada secara produktif untuk
mencapai tujuan dan ditentukan oleh stimulusnya. Perilaku motivasi itu
sendiri terkait erat dengan derajat kepuasan (satisfaction) seseorang atas
terpenuhinya kebutuhan (needs) yang dimiliki individu pada saat tertentu.
Metode penelitian yang digunakan dalam suatu penelitian ditentukan oleh
sifat persoalannya dan jenis data yang diperlukan. Oleh karena itu metode
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode
deskriptif yaitu metode penelitian yang menggambarkan semua data atau
keadaan subyek/obyek penelitian kemudian dianalisis dan dibandingkan
berdasarkan kenyataan yang sedang berlangsung pada saat ini dan
selanjutnya mencoba utnuk memberikan pemecahan masalahnya.
Adapun tujuan dari penelitian deskriptif ini yaitu untuk membuat gambaran,
deskipsi atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta,
sifat serta hubungan antar fenomena yang sedang diselidiki. Sehingga, data
atau keadaan subyek/obyek penelitian yang diteliti pada penelitian ini adalah
untuk mengetahui bagaimana motivasi dan kepercayaan diri atlet yang
mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak Silat Championship 12 di Jakarta.
Pengukuran terhadap variabel yang terdapat dalam suatu penelitian
menggunakan intrumen penelitian. Instrument penelitian adalah alat-alat
yang akan digunakan untuk mengumpulkan data, instrument penelitian ini
dapat berupa kuesioner, formulir observasi, formulir-formulir lain yang
berkaitan dengan pencatatan data dan sebagainya.
Dalam penelitian ini terdapat dua jenis data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu data motivasi dan
kepercayaan diri, yang diperoleh dengan cara melakukan penyebaran angket
atau kuesioner. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini yaitu data yang
diperoleh dari perpustakaan, internet, dan lain - lain.
Kriteria Motivasi Atlet Yang Mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak Silat
Championship 12
Skala Data Kriteria Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

>100 Tinggi 32 32

95 – 99 Sedang 43 43

< 94 Kurang 25 25

    100 100

Kriteria Kepercayaan Diri Atlet Yang Mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak


Silat Championship 12

Skala Data Kriteria Frekuensi Frekuensi Relatif (%)

 85 Tinggi 29 29

77 – 84 Sedang 38 38

≤ 76 Rendah 33 33

    100 100
Motivasi Adalah keadaan pribadi seseorang yang mendorong keinginan
individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna mencapai tujuan dan
kepuasan serta mendapatkan hasil yang terbaik.
memiliki 6 (enam) dimensi, yaitu:
1) kondisi tidak termotivasi
2) penghargaan dari orang lain
3) kewajiban yang harus dijalankan
4) meningkatkan keterampilan
5) kebutuhan individu dan
6) kepuasan dan kesenangan.
.
Motivasi atlet yang mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak Silat Championship
12 berada pada kategori sedang dengan nilai interval berada di rentangan
16 – 18 sebanyak 54 responden. Hal ini menunjukkan bahwa atlet – atlet
yang mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak Silat Championship 12 cukup
termotivasi.
Ketika individu termotivasi, dirinya biasa menunjukkan tiga karakteristik
utama, misalnya:
(1) Penuh dengan energi untuk melaksanakan tindakan tertentu;
(2) Mengarahkan energi mereka untuk mencapai suatu tujuan tertentu;
(3) Memiliki perasaan dengan tingkat yang berbeda mengenai pencapaian
tujuan.
Kepercayaan diri
Berdasarkan intstrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini,
kepercayaan diri memiliki 3 (tiga) dimensi, yaitu: (1) Physical Skills and
Training (2) Cognitive Efficiency (3) Resilience. Hasil penelitian menurut
dimensi – dimensi tersebut menunjukkan bahwa hanya dimensi physical
skills and training yang berada pada kategori tinggi dengan rentang nilai >
21 sebanyak 62 responden.
Sedangkan, 2 (dua) dimensi yang lainnya menunjukkan bahwa kedua
dimensi tersebut berada pada kategori sedang.
Hal ini menunjukkan bahwa kepercayaan diri atlet yang mengikuti
Kejuaraan Jakarta Pencak Silat Championship 12 sudah cukup memiliki
kepercayaan diri. Namun, masih bisa ditingkatkan untuk dapat memperoleh
hasil yang lebih optimal.
Kesimpulan
1. Adapun hasil Motivasi atlet pencak silat yang mengikuti Kejuaraan
Jakarta Pencak Silat Championship 12 adalah 32 orang (32%) yang berada
pada skala tinggi (>100), 43 orang (43%) yang berada pada skala rendah
(95-99), dan 25 orang (25%) yang berada pada skala kurang (<94).
2. Adapun Kepercayaan diri atlet yang mengikuti Kejuaraan Jakarta Pencak
Silat Championship 12 adalah 29 Orang (29%) yang berada pada skala
tinggi (>85), 38 orang (38%) yang berada pada skala sedang (77-84), dan
33 orang (33%) yang berada pada skala kurang (>76).
 
Saran
1. Agar para pelatih perguruan Pencak Silat untuk lebih meningkatkan
motivasi dan kepercayaan diri dari para atlet yang mengikuti kejuaraan.
2. Untuk para pelatih, agar memasukkan berbagai komponen faktor
psikologis ke dalam program latihan untuk dapat meningkatkan faktor
psikologis.
3. Untuk para pelatih, atlet, maupun pengurus untuk tidak memandang
faktor psikologis sebelah mata. Karena banyak penelitian yang telah
membuktikan bahwa faktor psikologi penting bagi atlet saat latihan
maupun bertanding.
4. Untuk peneliti yang lain, disarankan agar dapat meneliti tentang
komponen psikologi yang lain atau apabila ingin meneliti tentang
motivasi dan kepercayaan diri dapat melakukan analisisi dari sudut
pandang yang berbeda.

Anda mungkin juga menyukai