Anda di halaman 1dari 21

II.

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian Yang Relevan

Penelitian ini didesain dan dirancang berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya. Beberapa

penelitian yang menjadi tolak ukur dalam mendesain penelitian ini adalah:

2.1.1 Nanda wijaya, 2016, Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi atlet mengikuti latihan

bola voliYuso Sleman putri ditinjau dari motif berprestasi yang berkategori sangat baik 1orang

atau 4%, baik 8orang atau 32%, cukup 11 orang atau 44%, kurang 3 orang atau12% dan sangat

kurang 2 orang atau 8%.Motivasi instrinsik atlet Yuso Sleman putriyang berkategori sangat baik

2 orang atau 8%, baik 6 orang atau 24%, cukup 9 orangatau 36%, kurang 5 orangatau 20% dan

sangat kurang 3 orang atau 12%. Motivasiekstrinsik atlet Yuso Sleman putri yang berkategori

sangat baik 0 orang atau 0%, baik8 orang atau 32%, cukup 9 orang atau 36%, kurang 7 orang

atau 28% dan sangatkurang 1 orang atau 4%. Berdasarkan nilai rata-rata, motivasi atlet

mengikuti latihanbola voli Yuso Sleman putri ditinjau dari motif berprestasi berada pada kategori

cukup baik dengan jumlah 11 orang atau 44%. Motivasi instrinsik atlet Yuso Slemanputri berada

pada kategori cukup baik dengan jumlah 9 orang atau 36%. Motivasi ekstrinsik atlet Yuso

Sleman putri berada pada kategori cukup baik dengan jumlah 9 orang atau 36%.

2.1.2 Lian hestri suri yekti, 2016, Hasil penelitian menunjukkan bahwa motivasi siswa dalam

mengikuti ekstrakulikuler bola voli di SMA Negri 1 kendal dalam kategori sangat tinggi

sebanyak 5%, kategori tinggi sebanyak 25%, kategori sedang sebanyak 40%, kategori rendah

sebanyak 15%, dan kategori sangat rendah sebanyak 15%.

2.1.3 Sutriyono (2011) yang berjudul “Motivasi Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta

dalam Mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswaa Karate”. Dalam penelitian tersebut menggunakan
penelitian deskriptif dengan metode survei. Instrumen yang digunakan adalah angket tertutup.

Angket tersebut diujicobakan terlebih dahulu sebelum digunakan untuk penelitian, agar diketahui

tingkat validitas dari masing-masing angket. Dalam penelitian tersebut angket berjumlah 32

butir, dan setelah diujicobakan terdapat 3 butir pernyataan yang tidak valid atau dinyatakan

gugur. Sehingga jumlah butir pernyataan yang digunakan sebagai penelitian berjumlah 29. Hasil

dari penelitian tersebut adalah motivasi mahasiswa UNY dalam mengikuti UKM karate termasuk

dalam kategori sangat rendah sebesar 37,1%. Faktor intrinsik motivasi mahasiswa UNY dalam

mengikuti UKM karate termasuk dalam kategori sedang sebesar 40%, dan faktor ekstrinsik

motivasi mahasiswa UNY dalam mengikuti UKM karate termasuk dalam kategori sangat rendah

sebesar 37,1%.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Hakikat Motivasi

Motivasi berasal dari bah asa latin yaitu “movere” yang mengandung artito move. Jadi

motivasi berarti menggerakan atau mendorong untuk bergerak, Komarudin (2014:23).Selain itu

menurut Aldermandalam Monty (2000: 71) motivasi sebagai suatu kecenderungan untuk

berperilaku secara selektif ke suatu arah tertentu yang dikendalikan oleh adanya konsekuensi

tertentu, dan perilaku tersebut akan bertahan sampai sasaran perilaku dapat dicapai.Tingkah laku

manusia akan cenderung mengalami perubahan ketika mendapat rangsangan dari motivasi.Teori

lain yang meyakinkan tentang pengertian motivasi adalah proses aktualisasi generator penggerak

internal didalam diri individu untuk menimbulkan aktivtas,menjamin kelangsungannya dan

menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuan yang telah ditetapkan,

Husdarta (2011:31).
Teori lain yang menjelaskan tentang pengertian motivasi yaitu Alderman dan Ansheldalam

Komarudin (2014: 23), bahwa motivasi merupakan kecenderungan pada arah selektivitas dari

tingkah laku yang diawasi dengan koneksinya pada konsekuensi, dan kecenderungannya untuk

mempertahankan tujuan hingga tercapai.Pengertian motivasi menurut beberapa ahli seperti

Krech, Murray,Atkinson, Fernald,Miller, Singer, Barelson & Steiner, dan Good &Brophy dalam

Komarudin (2014:24) mengemukakan bahwa motivasi adalah proses aktualisasi generator

penggerak internal didalam diri individu untuk menimbulkan aktivitas, menjamin

kelangsungannya dan menentukan arah atau haluan aktivitas terhadap pencapaian tujuanyang

telah ditetapkan. Loehrdalam Komarudin (2014: 24) juga menjelaskan bahwa motivasi adalah

energy yang membuat segala sesuatu bekerja atau berfungsi.

Memenuhi pokok-pokok uraian diatas, maka motivasi dapat didefinisikan sebagai

dorongan yang berasal dari dalam atau dari luar diri individu untuk melakukan suatu aktivitas

yang bisa menjamin kelangsungan aktivitas tersebut, serta dapat menentukan arah, haluan dan

besaran upaya yang dikerahkan untuk melakukan aktivitas sehingga dapat mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Motivasi memiliki ciri pokok yaitu dan yadirection, intensity, dan persisten

dalam berperilaku.Direction menunjukan kepada bentuk aktivitas yang dipilih untuk di

lakukan.Intensity menggambarkan seberapa besar atau seberapa banyak usaha untuk melakukan

aktivitas.Sedangkan persisten menggambarkan lamanya waktu dalam melakukan

aktivitas,Komarudin (2014: 24).

Motivasi dilihat dari fungsinya dibedakan menjadi dua yaitu motivasi instrinsik dan

motivasi ekstrinsik. Motivasi instrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau berfungsinya

tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk

melakukann sesuatu, Sardiman (2012: 89).Jadi,motivasi tersebut merupakan bagian dari sifat
kepribadiannya, yang muncul karena adanya faktor endogen, faktor dunia alam, atau factor

konstitusi, sesuatu bawaan, sesuatu yang ada, yang diperoleh ketika dilahirkan.Hal ini juga

dijelaskan oleh Komarudin (2014: 26) bahwa dengan adanya motivasi instrinsik atlet semakin

meningkatkan kepintarannya, kemampuannya, dan keterampilannya.Menurut Britton(2009: 22)

dijelaskan bahwa atlet yang memiliki motivasi instrinsik biasanya tekun bekerja keras, teratur

dan disiplin dalam menjalankan latihan tanpa menggantungkan dirinya kepada orang lain.Atlet

tersebut memiliki sifat mandiri yang melakukan sesuatu hal untuk dirinya sendiri tanpa

terpengaruh oleh orang lain Menuru Robert dan Daniel (2003: 137) menjelaskan ada tiga factor

dari motivasi instrinsik yang meliputi :

1. Pengetahuan

Individu tersebut menjalani aktivitasnya dengan kepuasan untuk dirinya sendiri

dalam berlatih dan eksplorisasi dengan tujuan untuk memahami sesuatu yang baru.Atlet

merasa masih memiliki pengetahuan yang sedikit sehingga muncul rasa ingin tahu yang

tinggi yang menjadi dorongan didalam diri atlet tersebut untuk menggali pengetahuan-

pengetahuan yang baru dan belum pernah dipahami.Contohnya mempelajari skema

pertahanan baru dalam bola voli.Seorang atlet harus mempertahankan performance yang

dimiliki dalam keadaan apapun, tidak peduli tentang latar belakang dia miliki, keadaan

sosial tim, masalah di dalam tim pada intinya seorang atlet harus memberikan yang

terbaik.Dibutuhkan pengetahuan yang tinggi pada setiap diri atlet untuk mengatur hal

tersebut yang dimasukkan kedalam aspek kontrol diri. Selain itu seorang atlet harus

mampu mengontrol ego kedalam aktivitas yang dilakukan. Ada kemungkinan bahwa atlet

akan lupa pada dirinya sendiri ketika melakukan aktivitas baik saat latihan atau pun
berkompetisi. Setiap atlet harus mampu bekerja keras dan disiplin dalam mengikuti setiap

latihan. Kedisiplinan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan atlet

2. Pencapaian

Individu tersebut menjalani aktivitasnya dengan kepuasan untuk dirinya dalam

membuat sesuatu yang baru atau menguasai kemampuan yang baru sekalipun.Pencapaian

merupakan lanjutan dari pengetahuan, yaitu atlet lebih ke arah mempraktekkan

pengetahuan baru yang sudah di pelajari dari tingkat kesulitan rendah ke tinggi sehingga

kemampuan atlet semakin bertambah.Contohnya menguasai teknik quick smash beserta

variasinya.Seorang atlet harus bisa menyeimbangkan antara kemampuan yang dia punya

dengan tantangan fisik, tantangan teknik, dan tantangan mental yang di hadapinya. Jika

seoarang atlet tidak bisa menyeimbangkan antara kemampuan dan tantangan maka atlet

akan mengalami kegagalan. Aspek lain yang mempengaruhi pencapaian adalah terkadang

seorang atlet melakukan tindakan tanpa menyadari apa yang dilakukan. Kesadaran diri ini

termasuk kedalam situasi mental seorang atlet. Seorang atlet bisa memiliki keterampilan

yang bagus dilapangan tanpa memperdulikan hal-hal yang membahayakan bagi dirinya.

3. Stimulasi

Individu tersebut menjalani aktivitasnya dengan kepuasan untuk dirinya dengan

tujuan untuk memperoleh sensasi pengalaman yang menyenangkan meliputirasa senang,

bahagia,kepuasan estetik.contohnya kepuasan yang didapat dari mendaki gunung.Ketika

atlet mampu menguasai dan mempraktikkan hal baru atlet tersebut melewati proses yang

cukup sulit tidak sekali jadi (instan). Atlet yang memiliki motivasi instrinsik mampu

melewati hal tersebut dengan rasa senang, setiap kendala dihadapi dengan kepala dingin

dan pemecahan masalah yang tepat sehingga mampu mencapai tujuan yang sudah
ditetapkam sejak awal.Tujuan menjadi hal yang sangat penting bagi atlet agar mereka

dapat mengetahui dan merancang hal apa saja yang harus merekalakukan untuk mencapai

tujuan tersebut. Konsentrasi dan perhatian penuh membantu atlet dalam mecapai tujuan.

Tanpa tujuan atlet akan berlatih tanpa terget yang diinginkan. Di lapangan banyak

terdapat gangguan seperti teriakan-teriakan penonton, reaksilawan, reaksi penggemar

lawan dan gangguan-gangguan lain.Kunci untuk mengatasi hal ini adalah dengan

berfokus pada aktivitas secara total. Untuk memiliki konsentrasi baik, atlet dibiasakan

dilatih dengan suasana latihan yang sesuai dengan pertandingan.

Dari penjabaran teori diatas dapat ditarik kesimpulan tentangfaktor-faktor instrinsik yaitu

pengetahuan yang meliputi kontrol diridan disiplin, pencapaian meliputi kemampuan dan

kesadaran diri, sertastimulasi yang meliputi kosentrasi dan tujuan.

Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang timbul karena adanya faktor luar

yang mempengaruhi dirinya, Komarudin(2014: 27).Faktor eksternal dapat mempengaruhi

penampilan atau tingkah laku seseorang, yaitu menentukan apakah seseorang akan menampilkan

sikap gigih dan tidak cepat putus asa dalam mencapai tujuannya.Motivasi ekstrinsik seringkali

dipengaruhi oleh insentif eksternal seperti penghargaan dan hukuman, Santrock (2009:

204).Komarudin (2014: 27) menjelaskan secara khusus tentang motivas iekstrinsik yang

hubungannya dengan penghargaan yaitu keinginan untuk menampilkan suatu aktivitas karena

adanya penghargaan dari luar diriny ayang meliputi menariknya hadiah-hadiah yang dijanjikan

kepada atlet apabila memperoleh kemenangan, liburan ke luar negeri,mendapat pujian dari orang

lain, dan akan menjadi bahan pemberitaandi media.Menurut Robert dan Daniel (2003: 141)

menjelaskan bahwa apabila seorang atlet mendapatkan beasiswa prestasi maka atlet tersebut

merasa memiliki kualitas diri diatas yang lainnya dan masyarakat mengakui kualitasnya,
sekaligus menjadi dorongan untuk mendapatkan beasiswa tersebut. Jika seorang atlet melakukan

sesuatu tindakan dia akan mendapatkan pehatian yang berupa respon positif dan negatif. Respon

positif akan meningkatkan keinginan untuk berkompetisi, sedangkan respon negatif akan

menurunkan keinginan untuk berkompetisi.Dalam proses pengembangan prestasi atlet

memerlukan alat atau tempat yang mendukung jalannya latihan yang sesuai dengan standart yang

dinamakan dengan sarana dan fasilitas.Menurut Robert dan Daniel (2003: 137), ada lima tipe

motivasi ekstrinsik meliputi:

1. Regulasi Terpadu

Aktivitas merupakan sesuatu yang penting bagi individu karena hasil dari aktivitas

tersebut lebih berharga dibandingdengan minat terhadap aktivitas tersebut. Contohnya seorang

pelatih yang melatih atletnya dengan teratur agar atletnya lebih berkualitas dalam mengikuti

kejuaraan bola voli.

2. Regulasi teratur

Membahas tentang kebiasaan. Kebiasaan merupakan sesuatu yang bernilai diterima

dan dipertimbangkan oleh seseorang. Karena kebiasaan dilakukan secara sukarela meskipun

olahraga yang dilakukan sangat tidak menyenangkan. Contohnya atlet berpartisipasi dalam

olahraga karena merasa berkontribusi dalam perkembangan dan olahraga tersebut.

3. Regulasi terpaksa
Dimana seseorang termotivasi karena adanya dorongan dan tekanan akan tetapi

dorongan tersebut bukan termasuk dalam penguasaan diri karena diatur dan dipengaruhi oleh

situasi ekternal.

4. Regulasi eksternal

Kebiasaan sepenuhnya diatur oleh eksternal seperti penghargaan dan paksaan.

Contohnya pelatih mnghabisakan waktu sangat banyak di tempat latihan untuk menaikkan

gajinya.

Dari penjelasan mengenai motivasi ekstrinsik di atas dapat ditarik kesimpulan mengenai

faktor yang terkandung dalam motivasi ekstrinsik yaitu penghargaan yang meliputi hadiah,

pujian, dan respon,serta sarana prasarana meliputi tempat latihan dan alat latihan.Faktor tersebut

muncul dari luar diri seseorang agar terangsang untuk melakukan sesuatu hal termasuk motivasi

latihan untuk pencapaian prestastasi.

Menurut Drever dalam Komarudin (2014: 3) mental adalah keseluruhan struktur` dan

proseskejiwaan yang terorganisasi , baik yang disadari maupun yang tidak disadari.

Kesiapan aspek mental atau psikologis harus diperhatikan dalam proses latihan. Mental

yang baik tidak dapat diperoleh secara cepat, tetapi harus melalui proses pembinaan yang tepat.

Dalam hal ini peran seorang pelatih untuk membentuk mental cukup besar. Pelatih harus

menyelipkan latihan mental yang baik dan tepat yang berseiringan dengan latihan teknik dan

taktik.

Dari penjelasan tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi atlet adalah dorongan

yang muncul dari dalam dan luar diri atlet untuk melakukan sesuatu sebaik mungkin untuk
mencapai target yang telah ditentukan. Terdapat dua jenis motivasi apabila ditinjau dari

fungsinya yaitu motivas instrinsik dan motivasi ekstrinsik,keduanya memiliki definisi yaitu

dorongan yang dilakukan oleh atlet untuk mencapai tujuan tertentu. Akan tetapi terdapat

perbedaan yaitu motivasi instrinsik muncul dari dalam diri atlet tanpa harus dirangsang terlebih

dahulu, dengan kata lain atlet sudah menjelankan aktivitas atau latihan dengan sepenuh hati

untuk mencapai tujuan tertentu bagi dirinya sendiri bukan karena orang lain atau lingkungan,

sedangkan motivasi ekstrinsik muncul karena adanya rangsangan dari luar seperti orang tua,

teman, lingkungan dan keadaan yang mengharuskan dirinya terdorong untuk mencapai tujuan

tersebut.Menurut definsi yang diuraikan diatas motivasi instrinsik lebih efektif daripada motivasi

ekstrinsik. Namun demikian dalam struktur realitanya kedua motivasi tersebut tidak dapat berdiri

sendiri-sendiri, melainkan berdiri bersama-sama menuntun tingkah laku atlet.Dengan demikian

dapat ditarik inti pembahasan yang meliputi variabel yaitu motivasi, sub variable lmeliputi

motivasi instrinsik (pengetahuan, pencapaian, dan stimulasi) dan motivasi ekstrinsik

(penghargaan, sarana prasarana, danperhatian).

1.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Motivasi

Motivasi yang dimiliki antar individu berbeda-beda, hal tersebut dapat disebabkan oleh

faktor-faktor yang mempengaruhi timbulnya motivasi disetiap diri individu. Menurut Achmad

Rifa’i dan Catharina Tri (2016:107) setidaknya terdapat enam faktor yang didukung oleh

sejumlah teori psikologi, keenam faktor tersebut, yaitu:

1. Sikap

Sikap yang berarti campuran dari konsep, informasi dan emosi yang diperoleh

seseorang untuk merespon orang, kelompok, pendapat, kejadian, atau objek yang

menyenangkan ataupun tidak menyenangkan.


2. Kebutuhan

Arti dari kebutuhan yang merupakan sebuah keadaan yang sedang dihadapi oleh

seseorang sebagai kekuatan dari dalam diri yang memadu manusia guna mencapai tujuan.

Tercapainya sebuah tujuan adalah kemampuan melepaskan perasaan kebutuhan bahkan

tekanan yang dialami seseorang. Kebutuhan merupakan hal yang menempel pada diri

individu selama ia masih hidup, dengan kata lain seseorang arang merasakan kebutuhan

yang tidak akan berakhir.

3 .Rangsangan

Rangsangan bisa dikatakan sebagai perubahan didalam pengalaman seseorang dengan

lingkungan yang akan membuatnya aktif. Kebutuhan manusia secara langsung akan

terpenuhi, hal tersebut dikarenakan adanya rangsangan pada dirinya.

2.2.2 Pengertian Survei

Survei adalah penyelidikan yang dilakukan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-

gejala yang ada dan mencari ketenangan-ketenangan secara faktual, baik tentang institusi sosial,

ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah (Nazir, 1988:65).

Survei merupakan metode yang digunakan secara luas, khususnya dalam riset konsumen,

informasi dikumpulkan dengan menanyai orang melalui daftar

pertanyaan atau kuesioner yang terstuktur. Dengan survei, bertujuan memperoleh prefrensi, sikap

, pendapat responden yang di ungkap dalam menjawab pertanyaanpertanyaan. Survei adalah met

ode dalam penelitian digunakan untuk mendapatkandata diri tempat tertentu yang alamia, akan te

tapi peneliti melakukanpengumpulan data misalnya dengan menggunakan kuensioner,wawancara 

terstuktur. Perlu juga di pahami bahwa survei menggunakan kuesioner yang terstuktur berarti
semua pertanyaan yang diajukan kepada tiap responden merupakan pertanyaan yang sama dan

tertulis secara rinci dalam kuesioner (Hendri, 2009-2)

2.2.3 Permainan Bola Voli

Menurut Nuril Ahmadi (2007: 20) permainan bola voli merupakan suatu permainan yang

kompleks yang tidak mudah dilakukan setiap orang. Sebab, dalam permainan bola voli

dibutuhkan koordinasi gerak yang benar-benar bisa diandalkan untuk melakukan semua gerakan

yang ada dalam permainan bolavoli. Permainan bola voli adalah sebuah permainan yang mudah

dilakukan, menyenangkan dan bisa dilakukan di halaman/lapangan. (Ahmad Rithaudin dan

Bernadicta Sri Hartati,2016: 52).

Menurut Suhadi (2004: 7), permainan bolavoli hakikatnya adalah memvoli bola dengan

menggunakan seluruh anggota badan dan menyeberangkan melalui net ke lapangan lawan.

Permainan bolavoli dimainkan dengan menggunakan bola besar oleh dua regu. Tiap regu hanya

boleh memvoli bola sebanyak tiga kali dan tiap pemain tidak melakukan sentuhan dua kali

berturut-turut, kecuali blocking. Lapangan permainan bolavoli berbentuk empat persegi panjang

dengan ukuran panjang 18 meter dan lebar 9 meter. Lapangan permainan bola voli dipisahkan

oleh net dengan ukuran lebar 1 meter dan panjang 9,50 meter dipasang secara vertikal di atas

garis tengah lapangan. Dengan tinggi net untuk putra adalah 2,43 meter dan untuk putri 2,24

meter. (PBVSI, 2004: 1).

Sebuah tim terdiri dari 6 pemain di lapangan selama pertandingan. Suatu regu tidak boleh

beranggotakan lebih dari 12 pemain. Susunan posisi pemain di awal pertandingan menentukan

urutan servis selama pertandingan berlangsung. Pemain dari kedua tim harus berada dalam

urutan posisi rotasi yang benar pada saat servis dilakukan oleh kedua pihak. (Barbara, 2000: 5).
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa permainan bola voli adalah

cabang olahraga yang dimainkan dua regu diatas lapangan persegi 4 dengan lebar lapangan 9

meter dan panjang lapangan 18 meter, bola dimainkan dengan menggunakan cara memvoli bola

di udara dan melewatkan bola di atas net dengan maksud dapat menjatuhkan bola di dalam petak

lawan untuk menang. Bola voli bersifat rekreatif untuk mengisi waktu luang dan kemudian

berkembang ke arah tujuan-tujuan yang lain seperti pencapaian prestasi. Permainan bola voli

merupakan salah satu cabang olahraga permainan yang diajarkan dan menjadi cabang olahraga

pilihan di seluruh jenjang sekolah.

2.2.4 Teknik Dasar Bola Voli

Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu dalam mencapai tujuan

tertentu secara efisien dan efektif (Muhjir, 2004: 34) . Teknik dalam permainan bola voli dapat di

artikan sebagai cara memainkan bola dengan efisien dan efektif sesuai dengan peraturan

permainan yang berlaku untuk mencapai sesuatu hasil yang optimal. Namun pada hekikatnya

permainan bola voli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang

meminatinya.

Teknik dasar permainan bola voli dapat di bedakan sebagai berikut:

1.Servis

Servis adalah pukulan pertama yang dilakukan oleh garis belakang

akhir lapangan permainan melampui net daerah lawan . Sedangkan menurut yunus (1992: 69),

servis merupakan pukulan pembuka untuk memulai suatu permainan sesuai dengan kemajuan

permainan , teknik saat ini hanya sebagai permulaan permainan, tapi jika di tinjau dari sudut

taktik sudah merupakan suatu serangan awal untuk mendapat nilai agar suatu team berhasil
mendapat kemenagan. Karena pukulan servis sangat berperan besar untuk meperoleh poin, maka

pukulan servis harus meyakinkan, keras, terarah, dan menyulitkan lawan.

2. Passing

Menurut M. Yunus(1992: 122), passing adalah mengoperkan bola pada teman teman

sendiri dalam suatu regu dengan teknik tertentu, sebagai langka awal langka awal untuk

menyusun pola serangan kepada regu lawan. Pasing adalah upaya seorang pemain untuk

menggunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang di mainkannya kepada teman

seregunya untuk di mainkan dilapangan sendiri (Nuril Ahmad, 2007: 22).

Berdasarkan pada macam teknik dasar pasing pada permainan bola voli, maka teknik

passing di bedakan meliputi teknik pasing atas dan teknik pasing bawah.

a.Pasing atas

Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka

Lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh

bola, lutut sedikit di tekuk sehingga berada di muka setinggi hidung . Sudut antara siku dan

badan kurang lebih 45 derajat. Bola disentuhkan dengan cara meluruskan kedua kaki dengan

lengan.

b.Passing bawah

Passing bawah adalah mengambil bola yang berada di bawah badan atau bola dari bawah

dan biasanya di lakukan dengan kedua tangan lenga bagian bawah (dari pergelangan tangan

bagian bawah sampai ke pergelangan tangan atas yang di rapatkan)baik untuk di operkan

kelawan, maupun langsung ke lapangan lawan melalui atas jaring Aip Syarifuddin dan Muhadi

(1992-1993: 189). Passing bawah ini merupakan teknik dalam permainan bola voli yang

mempunyai fungsi sebagai pertahanan terhadap serangan smash untuk menerima servis dari
lawan sehingga dengan memakai passing bawah, bola dapat di arahkan sesuai dengan arah yang

dikehendakinya.

3. Smash atau Spike

Smash atau spike adalah pukulan bola yang keras dari atas ke bawah, jalannya menukik

tajam. Menurut Yunus (1992: 108). Smash adalah pukulan yang utama dalam penyerangan untuk

mencapai kemenangan. Smash merupakan bentuk serangan yang paling banyak di pergunakan

dalam upaya memperoleh nilai oleh satu team.

4. Block

Aip Syarifuddin dan muhadi (1992: 193). Block tindakan dalam

usaha untuk menahan serangan lawan pada saat bola tepat melewati atau jaring, dengan

menggunakan satu atau dua tangan yang di lakukan oleh seorang atau dua orang atau tiga orang

pemain secara bersama- sama dari pihak yang mempertahankan.

2.2.6 Sarana Dan Prasarana Dalam Lapangan Bola Voli

Dalam olahraga voli, bukan hanya cara bermain dengan benar perlu kita ketahui dan

pahami dengan baik, melainkan setiap sarana dan prasarana olahraga voli juga penting untuk kita

ketahui. Setiap cabang olahraga memerlukan sarana dan prasarana dalam mendukung jalannya

permainan supaya lancar dan sempurna, begitu pun halnya dengan voli yang akan kita bahas kali

ini.

1. Lapangan

Lapangan bola voli tentu merupakan salah satu sarana prasarana penting karena tanpa adanya

lapangan, kita tak akan bisa bermain bola voli. Lapangan untuk permainan voli memiliki

standarnya sendiri yang perlu kita ketahui.


Ukuran untuk lapangan voli pun memiliki standar, yakni 9 x 18 meter, sementara itu jarak garis

batas serang pemain belakang setidaknya harus 3 meter jika diukur dari garis tengah yang sejajar

dengan jaring. Lebih dari itu, 5 cm adalah garis tepi lapangan yang berlaku di mana seluruh

sarana prasarana ini akan mendukung kelancaran permainan maupun pertandingan bola voli.

2. Jaring/Net

Permainan bola voli membutuhkan jaring atau net yang dipasang untuk membagi wilayah

kedua tim yang bermain. Bahkan untuk jaring atau netnya pun tidak boleh berukuran sembarang

sebab sudah ada standar ukuran yang sudah ada kesepakatan secara nasional.

Ukuran net untuk permainan voli yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dibedakan

sehingga keduanya perlu menggunakan sesuai yang sudah ditentukan. Tinggi net untuk

permainan voli laki-laki adalah 2,44 meter, sedangkan 2,24 meter adalah ukuran tinggi net bila

voli dimainkan oleh tim perempuan.

3. Bola Voli

Setelah lapangan dan juga jaring atau net, tentu saja sarana prasarana berikutnya yang tak boleh

sampai ketinggalan adalah bola voli itu sendiri. Ada standar nasional bahkan untuk ukuran bola

voli yang digunakan untuk bermain, terlebih permainan atau pertandingan resmi. Untuk keliling

lingkaran bola voli, besarnya haruslah 65-67 cm.Sedangkan untuk berat bola voli standar

nasionalnya adalah 260-280 gram yang juga telah diatur tekanan di dalam bola. Hanya

diperbolehkan 0.30 sampai 0.325 kg/cm2 saja untuk tekanan dalam dari bola voli menurut
standarnya. Ukuran-ukuran tersebut pun perlu diperhatikan karena tidak boleh sampai kurang

atau bahkan lebih dari yang telah ditentukan.

4. Peran Penting dalam Voli

Sebuah permainan voli, khususnya dalam sebuah pertandingan perlu ada beberapa peran yang

bertugas penting untuk mendukung jalannya pertandingan tersebut dan biasanya mereka akan

mengenakan seragam khusus serta resmi, seperti:

1. Pencatat skor – Tugas dari pencatat skor tentunya adalah mencatat jumlah poin yang kedua

tim hasilkan.

2.Hakim garis – Tugas hakim garis adalah sebagai penjaga garis kiri dan kanan sekaligus

pengamat jatuhnya bola.

3.Wasit – Tugas seorang wasit adalah sebagai pemimpin jalannya sebuah pertandingan voli.

5. Papan Skor

Sarana prasarana lain yang penting untuk tersedia selama permainan berlangsung dan

dapat terbilang wajib adalah papan skor, yakni sebuah papan khusus yang menjadi pencatat skor

kedua tim saat bermain. Walau ada petugas yang berjaga mengawasi pertandingan dan juga skor

setiap tim, alangkah memudahkan bila tersedia papan skor sebagai bagian di lapangan. Petugas

pencatat skor akan dengan gampang melakukan pencatatan skor untuk kedua tim ketika

pertandingan sedang berlangsung.

6. Rod Antena

Merupakan bagian dari jaring atau net bola voli, antena ini merupakan tongkat lentur

yang dijadikan sebagai batas samping dari area penyebrangan bola. Untuk bagian rod antena pun

sudah ada ukuran standarnya sendiri yang perlu untuk disediakan sesuai standarnya.1,80 meter
adalah untuk panjang antena sementara 10 mm adalah untuk garis tengahnya. Rod antena ini

biasanya terbuat dari bahan fiberglass atau sejenisnya. Pemasangan antena ini biasanya di bagian

luar setiap pita samping dan tinggi antena yang ada di atas net berukuran 80 cm. Tak lupa, ada

pemberian garis dengan warna kontras yang panjangnya 10 cm di mana warna terbaik adalah

putih dan merah.

7. Daerah Service

Area service merupakan bagian penting juga dalam sarana dan prasarana permainan voli

di mana telah ada ukuran standarnya pula. Daerah ini memiliki lebar 9 meter yang dapat

dijumpai di belakang setiap garis akhir. Ada 2 buah garis pendek yang membatasi daerah

ini.Garis pendek tersebut diketahui berukuran sepanjang 15 cm dan dibuat di belakang garis

akhir 20 cm yang menjadi kepanjangan garis samping. Dapat dikatakan, 2 buah garis pendek

itulah yang termasuk di dalam batas area servicedi mana untuk perpanjangan area service adalah

sampai dengan batas akhir area bebas, yakni ke belakang.

8.Perlengkapan Pemain

 perlengkapan olahraga bola voli bagi pemain pun turut diperhitungkan, seperti berikut

ini:

1. Pakaian seragam tim – Seragam tim biasanya dalam bentuk kaos yang sebaiknya memiliki

nomor punggung dan juga warna khas tim yang berbeda dari tim lawan. Untuk pakaian seragam,

bahan yang bisa menyerap keringat dengan baik akan lebih nyaman dikenakan. Biasanya libero

mengenakan kaos yang warnanya berbeda dari kawan setim.

2. Kaos kaki – Kaos kaki adalah hal pertama yang dikenakan sebelum disusul dengan sepatu

khusus voli. Kaos kaki akan melindungi dan membuat kaki lebih nyaman sewaktu bermain.
3. Sepatu voli – Pilihlah sepatu yang memang didesain untuk permainan bola voli; memang

tergolong mahal, namun akan sangat nyaman dipakai dan mendukung gerakan-gerakan aktif saat

bermain voli.

4. Pelindung/dekker – Pemain dianjurkan untuk mengenakan pelindung lutut maupun siku

walau bukanlah hal wajib. Dengan perlengkapan ini, otomatis dapat meminimalisir cedera

sekaligus meningkatkan kenyamanan saat bergerak.

9. P3K

Sarana prasarana dalam permainan voli sebaiknya juga dilengkapi dengan P3K di mana

hal ini termasuk hal wajib yang tersedia selama permainan berlangsung. Ketika pemain ada yang

mengalami cedera, ketersediaan P3K akan sangat membantu penanganan cedera secara

cepat.Sarana dan prasarana olahraga voli paling wajib telah disebutkan dan diuraikan di atas

demi kelangsungan permainan yang baik menurut peraturan permainan bola voli. Demi

permainan yang tak hanya seru tapi juga nyaman dan baik, segala sarana prasarana tersebut

penting untuk disediakan.

2.2.7 Hakikat Atlet

Dalam kehidupan sehari-hari sering terdengarkata atlet sebagai sebutan seseorang,

sebutan ini biasanya dikaitkan dengan bidang olahraga. Dilihat dari realita di lapangan disebut

sebagai atlet apabila seseorang adalah seorang olahragawan yang mengikuti sebuah perlombaan

atau pertandingan yang meliputi kekuatan ketangkasan dan kecepatan dalam bidang olahraga.

Selain itu dikatakan sebagai atlet apabila seseorang itu ahli dalam suatu cabang olahraga dan

memiliki prestasi (berprestasi) dari cabang olahraga tersebut.Hakikat dari kata atlet juga banyak

diungkapkan oleh para ahli. Menurut Basuki Wibowo (2002 : 05) atlet adalah subjek/seseorang
yang berprofesi atau menekuni suatu cabang olahraga tertentu dan berprestasi pada cabang

olahraga tersebut. Selain itu menurut Monty P. (2002: 29), atlet adalah individu yang memiliki

keunikan tersendiri, yang memiliki bakat tersendiri, pola perilaku dan kepribadian tersendiri,

serta latar belakang yang mempengaruhi spesifik dalam dirinya.Yang dimaksud dari atlet dalam

penelitian ini adalah subjek/seseorang yang berprofesi atau menekuni suatu cabang olahraga bola

voli dan memiliki prestasi di cabang tersebut.Dan untuk menjadi sampel dalam penelitian ini

adalah keseluruhan atlet putri junior club komunitas sojol.

2.2.8 Hakikat Latihan

Latihan adalah penerapan rangsangan fungsional secara sistematis dalam ukuran semakin

tinggi dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi. Pada prinsipnya latihan menurut Sukadiyanto

(2010: 1), menyatakan latihan merupakan suatu proses perubahan ke arah yang lebih baik, yaitu

untuk meningkatkan: kualitas fisik, kemampuan fungsional peralatan tubuh, dan kualitas psikis

anak latih. Jadi untuk pencapaian suatu prestasi dibutuhkan suatu progam latihan yang sistematis,

sehingga adanya adaptasi dalam tubuh. Menurut Sukadiyanto (2010: 5), menyatakan latihan

berasal dari kata dalam bahasa Inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti: practice,

excercies, dan training. Pengertian latihan yang berasal dari kata practice adalah aktivitas untuk

meningkatkan keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan

sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraganya. Artinya, selama dalam proses kegiatan

berlatih melatih agar dapat menguasai keterampilan gerak cabang olahraganya selalu dibantu

dengan menggunakan berbagai peralatan pendukung. Dalam proses berlatih melatih practice

sifatnya sebagai bagian dari proses latihan yang berasal dari kata exercises. Artinya, dalam setiap

proses latihan yang berasal dari kata exercises pasti ada bentuk latihan practice.
2.3 Kerangka Berfikir

Motivasi dalam olahraga yang bertujuan untuk prestasi sangat penting digunakan kepada

atlet. Proses penyampaian motivasi tersebut efektif dilakukan oleh pelatih. Meskipun masih ada

beberapa aspek yang berpengaruh yaitu atlet, pelatih, lingkungan,dan keluarga. Pelatih secara

langsung maupun tidak langsung mengetahui kehidupan sehari-hari dari atlet,bahkan pelatih

seharusnya mengatur kegiatan sehari-hari atlet sehingga semua aktivitas yang dilakukan berjalan

sesuai jadwal.

Setiap atlet harus menanamkan semangat untuk berlatih yang didasari oleh motivasi dan

dijalankan selaras dengan latihan. Latihan tersebut dilandasi oleh program latihan yang telah

disusun oleh pelatih. Untuk itu, pelatih harus mampu menyusun program latihan dan diluar

program latihan tersebut, pelatih harus mampu memunculkan motivasi untuk berprestasi dari

dalam diri atlet yang dirangsang dengan adanya motivasi dari luar diri atlet.

Atlet Putri Junior Club Komunitas


Sojol Utara

Motivasi

Kemauan Pelatih Bakat Lingkungan Teman Keluarga

H. Hipotesis penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan kajian teori diatas, maka hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini adalah motivasi atlet putri junior club bola voli komunitas sojol utara dalam
mungikuti latihan bola voli.

Anda mungkin juga menyukai