Anda di halaman 1dari 15

PENGARUH LATIHAN KOGNISI TERHADAP PENGAMBILAN

KEPUTUSAN PADA KELOMPOK ATLET INTELEKTUAL TINGGI

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar srajana

Disusun oleh :

Moch rizky priatna


2005596

PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


FAKULTAS PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN
KESEHATAN

UNIVERSITAS PENIDIKAN INDONESIA 2022


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Pengambilan keputusan adalah upaya seseorang mengambil pilihan yang dianggap
tepat, efektif dan efisien dan merupakan suatu pemilihan alternatif terbaik dari beberapa
alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan) sebagai suatu cara
pemecahan masalah.
Menurut Schermerhorn adalah kebijakan seseorang yang menghadapi
permasalahan dan berusaha mengambil peluang dari masalah tersebut. Agar tidak
berlanjut berdampak pada hasil yang kurang baik. Baik tidaknya keputusan bergantung
pada kualitas keputusan, persepsi, pengetahuan dan pengalaman orang tersebut. 
Tidak semua orang memiliki kemampuan mengambil keputusan. Apalagi
digenerasi serba instans seperti sekarang, khususnya bagi generasi muda banyak yang
memiliki mental takut mengambil keputusan. Padahal di dunia kerja dan di dunia nyata,
pengambilan keputusan sebuah pilihan yang wajib. 
Hampir seluruh cabang olahraga membutuhkan suatu pengambilan keputusan karena
pada umunya seorang atlet dituntut untuk memiliki keputusan yang bagus dalam
mengahadapi berbagai masalah dilapangan. Oleh karena itu suatu pengambilan keputusan
sangat dibutuhkan seorang atlet ketika bertanding

Berdasarkan hasil penulis dilapangan , dapat kita lihat masih ada atlet sepakbola yang
masih sulit untuk bisa mengambil suatu keputusan , meskipun sudah sering berlatih
namun mereka masih belum bisa untuk membuat suatu keputusan pada saat bertanding ,
sehingga hal tersebut berpengaruh terhadap penforma atlet tersebut di lapangan.

Dalam mengatasi masalah yang disebutkan diatas, penulis ingin


mengujicobakan sebuah metode latihan psikologis yang terbukti mampu mengatasi
permasalahan terhadap pengambilan keputusan pada atlet. Metode ini dikenal
dengan metode latihan kognitif.

Kognisi berhubungan dengan inteligensi. Kognisi lebih bersifat pasif atau statis
yang merupakan potensi atau daya untuk memahami sesuatu, sedangkan inteligensi lebih
bersifat aktif yang merupakan aktualisasi atau perwujudan dari daya atau potensi tersebut
yang berupa aktivitas atau perilaku.

Kognisi adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk


menghubungkan, menilai dan mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Proses
kognisi berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang mencirikan seseorang
dengan berbagai minat terutama ditujukan kepada ide-ide dan belajar. Setiap individu
berpikir menggunakan inteleknya. Kemampuan inteligensilah yang menentukan cepat
tidaknya atau terselesaikan tidaknya suatu masalah yang sedang dihadapi. Kecerdasan
merupakan kemampuan mental tertinggi yang dimiliki oleh manusia. Tingkat kecerdasan
dapat membantu seseorang dalam menghadapi berbagai permasalahan (Monks, Knoers
dan Haditono, 1999).

Penelitian ini penting dilakukan karena memberikan manfaat terhadap dunia


olahraga khususnya olahraga kompetitif. Manfaat dari cognitive training untuk
meningkatkan aspek-aspek psikologis, perlu didukung dengan hasil penelitian
supaya memberikan kejelasan kepada para praktisi dalam memanfaatkan model
latihan psikologis ini, dan memberikan keyakinan untuk memilih dan
menggunakan
model latihan manakah yang paling baik terhadap peningkatan aspek-aspek
psikologis khususnya aspek konsentrasi, percaya diri, dan pengambilan keputusan
(decision making), pada atlet cabang olahraga open dan close skill.
Performa atlet pada saat latihan dan pertandingan tidak lepas dari aspek
psikologis terutama yang menekankan pada pelatihan otak terutama dalam
meningkatkan fungsi kognisi, percaya diri, dan decision making sangat penting
untuk peningkatan performa. Oleh sebab itu, kondisi psikologis merupakan bagian
yang perlu diperhatikan dalam proses latihan untuk menunjukkan performa yang
baik pada saat pertandingan.
Dalam proses latihan kondisi psikologis masih belum maksimal diterapkan
oleh para pelatih, Metode yang akan digunakan yaitu coginitive training, metode
ini sudah diyakini memberikan pengaruh terhadap peningkatan kondisi psikologis
lainnya. Namun belum diketahui secara ilmiah model mana yang lebih baik
pengaruhnya kepada beberapa kondisi psikologis atlet baik pada atlet dalam
cabang olahraga dinamis maupun statis. Oleh karena itu penelitian ini lebih fokus
pada coginitive training untuk meningkatkan kepercayaan diri psikologis pada
atlet intelektual tinggi.

1.2 RUMUSAN MASALAH


Apakah terdapat pengaruh yang signifikan latihan kognisi terhadap pengambilan
keputusan pada atlet intelektual tinggi ?

1.3 TUJUAN
Untuk mengakaji pengaruh yang signifikan latihan kognisi terhadap pengambilan
keputusan pada atlet intelektual tinggi ?

1.4 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat secara
praktis maupun teoritis.
1.4.1Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan evaluasi tentang


kepercayaan diri yang dialami atlet sepak bola, sehingga para atlet
dapat

lebih tenang dalam menghadapi pertandingan.


1.4.2Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi sumbangan bagi


perkembangan ilmu pengetahuan mengenai latihan koginisi dan
kepercyaan diri pada kelompok atlet intelektual

1.5 Struktur Organisasi Penelitian


Struktur organisasi skripsi berisi mengenai keseluruhan isi skripsi dan
pembahasannya. Struktur organisasi skripsi dapat dijabarkan dan dijelaskan
dengan sistematika penulisan yang runtun. Struktur organisasi skripsi berisi
tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. Struktur organisasi
skripsi di mulai dari bab I sampai bab V.
Bab I berisi uraian mengenai pendahuluan. Bagian awal dari skripsi ini
menjelaskan dan memaparkan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penelitian.
Bab II berisi tentang kajian tinjauan pustaka yang terdiri dari latihan kognisi,
kepercayaan diri, intelektual tinggi, penelitian terdahulu, dan hipotesis.
Bab III bagian ini membahas mengenai komponen dari metode penelitian. Bab
ini berisi tentang metode penelitian, desain penelitian, prosedur penelitian,
populasi dan sampel, instrumen penelitian, perlakuan penelitian, dan analisis data.
Bab IV bagian ini membahas mengenai temuan dan pembahasan penelitian.
Hasil temuan dan pembahasan yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta
analisis temuan dan pembahasannya.
Bab V menjadikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan
penelitian. Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian,
ada dua alternatif cara penulisan kesimpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau
dengan uraian padat. Implikasi mengenai akibat langsung dari hasil temuan penelitian
yang dilakukan, dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis
temuan penelitian
BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1 KOGNISI

Istilah pelatihan kognitif, yaitu sebagai intervensi yang menggunakan acara


pembelajaran kognitif atau sosio-afektif yang dirancang khusus dan dibatasi perilaku,
disampaikan dengan cara yang dapat diskalakan dan dapat direproduksi, untuk berpotensi
meningkatkan operasi sistem saraf. Tujuan akhir dari pelatihan kognitif adalah untuk
menargetkan mekanisme saraf gangguan perilaku yang diketahui untuk memengaruhi
perubahan klinis.

Pelatihan kognitif bertujuan untuk mendorong pembelajaran dan perubahan


neuroplastik adaptif dalam sistem representasi saraf individu melalui peristiwa
pembelajaran yang ditentukan secara khusus, berbasis ilmu saraf, dan terkontrol.
Peristiwa pembelajaran yang didefinisikan dan dikontrol secara khusus yang disampaikan
dalam pelatihan kognitif berbeda dari pendekatan pembelajaran yang relatif tidak
dibatasi, tidak terkontrol, dan tidak dapat diprediksi, misalnya yang terkait dengan terapi
perilaku kognitif atau dengan penggunaan video tutorial psikoedukasi. Kami juga
membedakan pelatihan kognitif dari bentuk stimulasi kognitif dan sosio-afektif yang luas
dan nonspesifik (walaupun penting secara terapeutik) yang terjadi, misalnya, dari
berpartisipasi dalam program 12 langkah atau bergabung dengan organisasi komunitas
seperti kelompok gereja. Pelatihan kognitif seperti yang didefinisikan di atas biasanya
tertanam dalam konteks terapeutik yang lebih besar yang memanfaatkan harapan terapis
dan peserta, penanaman harapan, dan bahan psikososial lainnya. Faktor-faktor ini sendiri
semuanya adalah agen kuat dari perubahan neurobehavioral. Memang, pelatihan kognitif,
seperti banyak program perawatan yang berhasil (seperti terapi kelompok, rehabilitasi
kejuruan, dan pelatihan keterampilan psikososial) secara eksplisit memanfaatkan
beberapa faktor terapi nonspesifik dan kontekstual untuk memaksimalkan keuntungan
fungsional keseluruhan bagi atlet
2.2 PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pengambilan keputusan dalam olahraga sangat penting, karena pengambilan keputusan


merupakan jantung dari apa yang membuat seorang dikatakan baik atau lebih baik lagi (Plessner
& MacMahon, 2013). Pengambilan keputusan merupakan operasi kognitif dalam memilih
respons dari serangkaian respons yang tersedia dalam situasi dimana tindakan diperlukan.
Pengambilan keputusan biasanya terjadi pada saat berinteraksi dengan lingkungan eksternal
atau keinginan yang berhubungan dengan internal.

Pengambilan keputusan dapat diamati sebagai proses intelektual yang menghasilkan


pemilihan keyakinan atau tindakan di antara beberapa opsi yang berbeda. Secara umum,
pengambilan keputusan adalah studi untuk mengidentifikasi dan memilih alternatif berdasarkan
nilai dan preferensi pembuat keputusan. Pengambilan keputusan adalah salah satu kegiatan
utama manajemen dan merupakan bagian besar dari setiap proses implementasi (Reason, 1990).

Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagi suatu hasil atau keluaran dari proses
mental dan kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa
alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan
final. Pengambilan keputusan adalah ilmu dan seni pemilihan alternatif solusi atau alternatif
tindakan dari sejumlah alternatif solusi dan tindakan yang tersedia guna menyelesaikan masalah
(Dermawan, 2004). Selanjutnya Terry (2003), menjelaskan pengambilan keputusan adalah
pemilihan alternatif perilaku dari dua alternatif atau lebih, tindakan untuk memecahkan masalah
yang dihadapi melalui pemilihan satu diantara alternatif- alternatif yang memungkinkan.
Sedangkan menurut Baron dan Byrne (2008), pengambilan keputusan adalah suatu proses
melalui kombinasi individu atau kelompok dan mengintegrasikan informasi yang ada dengan
tujuan memilih satu dari berbagai kemungkinan tindakan.

Menurut Syamsi (1995 : 13) unsur-unsur dalam pengambilan keputusan yang harus
dipertimbangkan adalah: (1) tujuan dari pengambilan keputusan, yaitu mengetahui terlebih dahulu
tujuan yang ingin dicapai dari pengambilan keputusan tersebut, (2) identifikasi alternatif-alternatif
keputusan untuk memecahkan masalah dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. Oleh karena itu, perlu
dibuat daftar jenis-jenis tindakan yang memungkinkan untuk diadakan pemilihan, (3) perhitungan
mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya atau di luar jangkauan manusia
(uncontrollable events), (4) sarana atau alat yang digunakan untuk mengevaluasi atau mengukur hasil
dari suatu pengambilan keputusan.
2.3 Intelektual Tinggi
Intelektual tinggi adalah suatu kemampuan mental yang sangat umum antara lain
melibatkan kemampuan akal, merencana, memecahkan masalah, berpikir abstrak,
memahami ide ide yang kompleks, cepat belajar dan belajar dari pengalaman
(mainstream science on intelligence. MSI : 1994)
Setiap orang mempunyai tingkat kecerdasan intelektual yang berbeda beda. Hal ini
dapat dilihat dari kemampuan seseorang dalam mengingat sebuah informasi,
menggabungkan informasi baru dengan yang sudah ada, kemampuan menyederhanakan,
meringkas dan mencerna informasi tersebut, serta menguasi informasi yang diterima
untuk menemukan pemecahan suatu masalah. Secara singkatnya yaitu proses penggunaan
informasi demi keuntungan orang perorang atau suatu sistem.
Menurut Edward Claparede dan William Stern mengartikan intelektual sebagai
“penyesuaian diri secara mental terhadap situasi atau kondisi yang baru”. Karl Buhler
memberikan informasi tentang kecerdasan intelektual tinggi sebagai “perbuatan yang
disertai dengan pemahaman atau pengertian” (Sarwono : 2009
:154)
2.4 Kerangka berpikir

Performa rendah Tingkat pegambilan keputusan


Menyebabkan rendah

COGNITIVE TRAININING
output
Performa meningkat
Menyebabkan

Atlet cepat mengambil


keputusan

PRESTASI ATLET
Kemampuan atlet
lebih optimal

2.5 Hipotesis

Berdasarkan beberapa kajian teoretis yang diuraikan pada bagian asumsi, maka peneliti
akan merumuskan beberapa hipotesis dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh yang signifikan multimodel cognitive training terhadap
peningkatan pengambilan keputusan pada atlet cabang olahraga kategori
open skill.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan multimodel cognitive training terhadap
peningkatan pengambilan keputusan pada atlet cabang olahraga kategori
close skill.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 PENDEKATAN PENELITIAN


Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam
proses eksperimen peneliti mengujicobakan multimodel cognitive training melalui model
latihan Life Kinetik, dan model latihan 3 games, terhadap peningkatan pengambilan
keputusan atlet UKM UPI pada cabang olahraga open-skill yaitu cabang olahraga sepak bola.
Penelitian ini dibagi ke dalam dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen subjek diberikan perlakuan model latihan Life
Kinetik, sedangkan kelompok kontrol diberi perlakuan dengan model latihan Physical
Activity Games. Perlakuan dalam proses pelaksanaan eksperimen dilakukan sebanyak 12 kali
pertemuan dua kali dalam seminggu (Demirakca, 2015).

3.2 DESAIN PENELITIAN


Dalam penelitian, desain yang digunakan adalah Factorial Design 2x2, yang
memungkinkan peneliti untuk mempelajari interaksi antara variabel independent dengan satu
atau lebih variabel lainnya, dengan memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator
yang mempengaruhi hasil dari perlakuan terhadap variabel terikat. Desain ini
memperbolehkan peneliti untuk mengeksplorasi kompleksitas hubungan antar variabel dan
dapat memberikan informasi yang lebih kaya dan mendalam mengenai hubungan antar
variabel dalam penelitian. Oleh karena itu, paradigma factorial design dapat dianggap sebagai
salah satu metode penelitian yang efektif dan efisien dalam menghasilkan data yang
berkualitas.

3.3 PROSEDUR PENELITIAN


Prosedur penelitian adalah tahapan penting dalam penyusunan langkah-langkah yang
dilakukan dalam penelitian. Pada tahapan ini, penulis membagi dalam tiga tahapan utama,
yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir. Tahap persiapan dimulai dengan
studi pendahuluan dan studi literatur terhadap teori yang relevan mengenai variabel-variabel
penelitian seperti variabel bebas (model latihan Physical activity games), variabel terikat
(pengambilan keputusan), dan variabel moderator (kemampuan kognisi). Selanjutnya,
langkah selanjutnya adalah menentukan populasi dan sampel, melakukan penyesuaian jadwal
latihan, dan memastikan kesediaan sampel yang terlibat dalam penelitian. Setelah itu, peneliti
melakukan penyusunan program latihan Physical activity games dan instrumen untuk
mengukur kemampuan kognisi atlet dengan berkonsultasi dengan pihak yang terkait.
Pada tahap pelaksanaan, peneliti melakukan tes awal pengambilan keputusan atlet kepada
seluruh sampel dengan menggunakan instrumen pengambilan keputusan yang sudah teruji
validitasnya (Samuel et al., 2020). Setelah tes awal dilakukan, sampel dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen,
subjek diberikan perlakuan model latihan Life Kinetik, sedangkan kelompok kontrol diberi
perlakuan dengan model latihan Physical Activity Games. Perlakuan yang diberikan dalam
penelitian ini sebanyak 12 kali pertemuan. Tahap pelaksanaan diakhiri dengan pemberian tes
akhir, dengan tes pengambilan keputusan atlet.
Tahap akhir merupakan tahap dalam mengolah dan menganalisis data yang dihasilkan,
dengan menggunakan teknik analisis yang sesuai dengan kebutuhan dan kesesuaian
penelitian. Setelah pengolahan data, maka hasilnya di buat kesimpulan, penulis memberikan
rekomendasi, implikasi, dan kemungkinan-kemungkinan penelitian. Sumber yang dapat
digunakan dalam tahap persiapan adalah berbagai artikel jurnal ilmiah yang berkaitan dengan
topik penelitian dan referensi buku yang kredibel mengenai teori yang relevan dengan
penelitian. Sementara itu, untuk instrumen pengambilan keputusan dapat menggunakan
instrumen yang sudah teruji validitas dan reliabilitasnya melalui penelitian sebelumnya atau
mengembangkan instrumen baru dengan melakukan tahap uji coba dan validasi.
3.4 POPULASI DAN SAMPEL
Menurut Creswell (2014), populasi dalam penelitian adalah kelompok yang memiliki
karakteristik atau sifat tertentu yang menjadi fokus penelitian. Sedangkan sampel adalah
sebagian dari populasi yang dipilih secara acak atau dengan pertimbangan tertentu untuk
dijadikan objek penelitian. Untuk menentukan ukuran sampel yang representatif, peneliti
dapat menggunakan rumus statistik atau pertimbangan kualitatif yang mempertimbangkan
karakteristik populasi dan tujuan penelitian.
Dalam penelitian ini, populasi adalah atlet UKM SEPAKBOLA UPI. Sedangkan sampel
yang digunakan adalah seluruh anggota UKM SEPAKBOLA UPI yang berjumlah 30 orang.
Teknik sampling yang digunakan adalah sampel jenuh atau populasi keseluruhan dijadikan
sampel penelitian, sebagaimana yang dijelaskan oleh Sugiyono (2017).
Untuk pengelompokkan sampel dalam desain penelitian 2 x 2 factorial design, peneliti
menggunakan teknik random selection yaitu dengan membagi sampel menjadi tujuh
kelompok dengan masing-masing kelompok berjumlah lima orang. Hal ini dilakukan untuk
memastikan bahwa setiap kelompok memiliki karakteristik yang representatif dan dapat
dijadikan objek penelitian secara adil. (Creswell, 2014).

3.5 INSTRUMEN PENELITIAN


3.6 PERLAKUAN PENELITIAN
3.7 ANALIS DATA
DAFTAR PUSTAKA
Jang, H., Kwon, S. W., Kim, J., & Kim, Y. (2018). The sport confidence questionnaire for
young athletes: A psychometric evaluation. Journal of sport and health science, 7(4),
467-475.
Leykin, D. (2010). Decision-making style, mood, and perceived stress in college students.
Journal of College Counseling, 13(2), 101-114.
Mann, L., Vrijenhoek, D., & Engelhard, G. (2002). Decision-making confidence and styles of
students in Taiwan and the Netherlands. Journal of Cross-Cultural Psychology, 33(5),
522-531.
Raven, J. (1990). Advanced Progressive Matrices, Sets I and II. Oxford Psychologists Press.
Raven, J., Raven, J. C., & Court, J. H. (1998). Manual for Raven's Progressive Matrices and
Vocabulary Scales: Section 1: General Overview. Oxford Psychologists Press.
Creswell, J. W. (2014). Research design: Qualitative, quantitative, and mixed methods
approaches. Sage publications.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.
R. D., Tenenbaum, G., & Galily, Y. (2020). Decision-making in sport: A theoretical and
empirical review. International Review of Sport and Exercise Psychology, 13(1), 25-
52.
Demirakca, T. (2015). The effect of multi-model cognitive training on decision making of
university football players. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 195, 2142-2147.
Affandi, M. F., & Irsyada, M. (2022). PENGARUH LATIHAN LIFE KINETIC
TERHADAP KETERAMPILAN ATLET BOLAVOLI TIM GALOW VBC. Jurnal
Prestasi Olahraga, 5(7), 46-50.
Tomporowski, P. D., McCullick, B. A., & Pesce, C. (2015). Enhancing children's cognition
with physical activity games. Human Kinetics.
Nugraha, D. G. A. P., Astawa, I. W. P., & Ardana, I. M. (2019). Pengaruh model
pembelajaran blended learning terhadap pemahaman konsep dan kelancaran prosedur
matematis. Jurnal Riset Pendidikan Matematika, 6(1), 75-86.
Anshori, M., & Iswati, S. (2019). Metodologi penelitian kuantitatif: edisi 1. Airlangga
University Press.
Simanjuntak, P. (2008). Pengaruh time budget pressure dan resiko kesalahan terhadap
penurunan kualitas audit (Reduced Audit Qaulity)(Studi Empiris pada auditor KAP di
Jakarta) (Doctoral dissertation, Program Sarjana Universitas Diponegoro).
Upadana, I. W. Y. A., & Herawati, N. T. (2020). Pengaruh literasi keuangan dan perilaku
keuangan terhadap keputusan investasi mahasiswa. Jurnal Ilmiah Akuntansi Dan
Humanika, 10(2), 126-135.

Anda mungkin juga menyukai