SKRIPSI
Diajukan kepada Bapak/Ibu Dosen Pengampu Matakuliah Metodologi Penelitian Fakultas Ilmu
Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta
untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian
Oleh :
Abdul Kohar
20603141007
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdullilah, puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat,
karunia dan hidayahnya sehingga penulis mampu menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“Pengaruh Intensitas Simulasi Bertanding Pada Atlit Pencak Silat Terhadap Kesiapan
Mental Saat Mengikuti Perlombaan Di MTs-MA NU Tengguli Jepara”. Tak lupa solawat
serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, yang telah
membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman islamiyah. Semoga kita diakui menjadi
umatnya dan mendapatkan syafaatnya. Aamiin.
Penulisan tugas skripsi ini bertujuan untuk memenuhi tugas matakuliah Metodologi
Penelitian pada program Studi Ilmu Keolahragaan di Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas
Negeri Yogyakarta. Dalam proses penulisan ini banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak.
Dengan demikian, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1.Dr. dr Rachmah Laksmi Ambardini M.Kes., Dwi Kurnianto Pambudi S.Or., M.Or. dan Rizki
Mulyawan S.Pd., M.Or. selaku dosen pengampu mata kuliah Metodologi Penelitian.
2. Semua pihak yang membantu dalam penulisan skripsi ini.
Semoga dengan hasil karya ilmiah ini dapat memotivasi penulis untuk menjadi pribadi
yang lebih baik dalam kehidupan dan dalan bidang perkembangan keilmuan.
Wassalamu’alaikum wr wb
Abdul Kohar
20603141007
ABSTRAK
PENGARUH INTENSITAS SIMULASI BERTANDING PADA ATLET PENCAK SILAT
TERHADAP KESIAPAN MENTAL SAAT MENGIKUTI PERLOMBAAN DI MTs-MA
NU TENGGULI JEPARA
Oleh :
Abdul Kohar
20603141007
Dalam penelitian ini ada persoalan yang di kaji dalam penelitian ini adalah: Bagaimana
Pengaruh Intensitas Simulasi Bertanding Pada Atlit Pencak Silat Terhadap Kesiapan Mental Saat
Mengikuti Perlombaan Di Mts-Ma Nahdlatul Ulama Tengguli Jepara?
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan latihan simulasi bertanding
terhadap atlet Pencak Silat di MTs-MA NU Tengguli Jepara tahun 2022. Untuk menyampaikan
persoalan tersebut secara mendalam dan menyeluruh, peneliti menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan dua aspek yaitu data primer yang terdiri dari
observasi dan wawancara yang kedua data sekunder yang terdiri dari dokumentasi.
Dari hasil penelitian dan pembahasan maka peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut: Berdasarkan hasil penelitian atlet-atlet melalui latihan simulasi bertanding dapat
menambah mental dan percaya diri saat ajang kompetisi karena sudah terbiasa melakukan
simulasi bertanding dalam latihan, dalam simulasi tersebut tidak hanya ditandingkan dengan satu
kelasnya namun ditandingkan juga dengan kelas diatasanya sehingga atlet lebih berani dan
mentalnya pun tertata dengan baik. Pemberian semangat dan motivasi dari pelatih juga
berpengaruh terhadap mental atlet, ketika mental atlet tersebut baik maka penampilan atlet
tersebut juga dapat maksimal. Atlet membutuhkan dorongan semangat dan motivasi, bukannya
kekangan dan tuntutan untuk menjadi juara. Pelatih dan atlet bisa menjadi bapak dan anak ketika
dilapangan perlombaan atau saat latihan, dan menjadi sahabat ketika diluar lapangan
perlombaan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Profesi sebagai atlet saat ini mulai banayk diminati oelh generasi muda
Indonesia. Hal tersebut karena didukung adanya atlet-atlet Indonesia yang mampu
menjuarai cabang-cabang olahraga pada ajang kompetisi tingkat internasional
bahkan dunia. Definisi atlet Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atlet adalah
olahragawan yang terlatih ketangkasan, kekuatan, dan kecepatannya untuk
berpartisipasi dalam suatu pertandingan cabang olahraga.1 yang membedakan
antara seorang atlet dengan olahragawan biasa adalah seorang atlit berpartisipasi
dalam ajang kompetisi yang terstruktur, sedangkan olahragawan biasa berolahraga
guna menjaga kesehatan tubuh atau tujuan lain yang ingin dicapai. Dari hal tersebut
maka tidak semua orang yang melakukan olahraga tidak bisa disebut sebagai atlet.
Disebut sebagai atlet juga krena mempunyai program latihan tertentu untuk
meningkatkan kemampuan untuk menunjang skil dalam mengikuti kompetisi. Tidak
hanya latihan secara fisik, latihan mental juga dibutuhkan bagi seorang atlit untuk
mendukung keberhasilan dalam latihan maupun perlombaan. 2
Latihan bertanding dilakukan tidak hanya dengan atlet yang satu kelas namun
juga dipertemukan dengan atlet yang kelasnya lebih tinggi dari atlet tersebut
sehingga atlet tersebut terbiasa dengan lawan yang lebih unggul, dari hal itulah
mental atlet tersebut bisa tumbuh dan menjadi lebih baik lagi. Untuk menumbuhkan
mental dan kemampuan yang baik, latihan bertandingpun tidak hanya sekali namun
harus berkali-kali sampai seorang atlet tersebut benar-benar bisa mengendalikan
fisiologis dan pesikis saat bertanding. Latihan bertanding didepan orang banyak juga
sangat bermanfaat untuk melatih mental, karena bisa membuat seorang atlet itu
terbiasa tampil di depan keramaian.
terbang belum terlalu banyak sehingga sebuah perlombaan mejadi momok tersendiri.
Beban lain yang dirasakan seorang atlet ialah dia harus membawa nama baik
perguruan atau sekolah yang menaungi mereka. Dari hal itu timbul rasa setres
bahkan setres sudah ada sejak mengikuti latihan, ditambah lagi rasa tanggung jawab
dari hasil kompetisi yang mereka ikuti. Setiap atlet pasti menginginkan kemenangan
namun dalam kenyataannya kemenangan tidak selalu berpihak kepada mereka. 5
Memang perlu adanya latihan simulasi bertanding sejak dini agar mental atlet
mulai tertata lebih awal, dengan simulasi bertanding tersebut juga atlet berlatih agar
terbiasa menggunakan teknik-teknik yang sudah dikuasainya dan bisa memahami
betul bagaimana cara bertanding dikejuaraan nantinya. Namun terkadang pelatih
lebih terfokus untuk melatih fisik dan teknik atletnya dan jarang sekali melakukan
latihan simulasi bertanding. Kegiatan latihan bertanding biasanya hanya diadakan
ketika menjelang seleksi untuk mengikuti kejuaraan. Namun dari atlet itu sendiri
dirasa belum cukup, perlu adanya latihan bertanding yang intens sehingga nantinya
lebih siap dan lebih yakin untuk mengikuti kejuaraan.
Dari penjelasan atlet pencak silat di atas peneliti dapat menyimpulkan bahwa
atlet sudah mengetahui betapa perlunya latihan bertanding guna membiasakan diri
dan melatih mental agar lebih tertata dengan baik. Akan tetapi jika dilihat dari hasil
wawancara awal peneliti pelatih jarang sekalai melakukan latihan simulasi
bertanding. Diantara tugas dan fungsi seorang pelatih ialah harus memenuhi
kebutuhan dan membekali atlet-atletnya baik dari segi mental pengetahuan maupun
kemampuan. Dalam hal ini peneliti ingin mengetahui dan menggali lebih dalam lagi
bagaimana upaya pengaruh intensitas latihan simulasi bertanding terhadap kesiapan
mental atlet dalam perlombaan.
Berdasarkan penjelasan yang telah diuraikan di atas mengenai berbagai masalah
yang dihadapi, maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Intensitas Simulasi Bertanding Pada Atlet Pencak Silat Terhadap Kesiapan
Mental Saat Mengikuti Perlombaan Di MTs-Ma Nu Tengguli Jepara”
B. dentifikasi Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang dijelaskan diatas maka dapat dijumpai
beberapa permasalahan yaitu:
1. Kurangnya percaya diri saat bertanding
2. Sering turunnya mental saat bertanding
3. Kurang maksimalnya penampilan saat bertanding
4.
C. Batasan Masalah
Karena banyaknya cakupan maslah yang ada, keterbatasan waktu, dana dan
tenaga maka peneliti membatasi masalah dengan fokus penelitian ini adalah
pengaruh intensitas simulasi bertanding saat latihan terhadap kesiapan mental dalam
bertanding atlet Pencak Silat MTs-MA Nahdlatul Ulama Tengguli Jepara.
D. Rumusan Masalah
E. Tujuan Penelitian
G. Manfaat Penelitian
1. Kegunaan Teoritis
a. Sebagai bahan masukan bagi pelatih dan atlet agar menerapkan latihan
yang langsung menjurus dan berguna dalam ajang kompetisi terutama hal
yang punya pengaruh yang signifikan dalam menentukan hasil kompetisi
yang diikuti.
a. Sebagai bahan masukan bagi kita semua dalam upaya meningkatkan latihan
yang lebih baik dan efektif untuk sekarang dan masa akan datang.
b. Sebagai bahan masukan bagi peneliti lebih lanjut dimasa yang akan datang.