Anda di halaman 1dari 9

Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres

Kabupaten Gresik
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik

Nanda Pratiwi
Mahasiswa S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri
Surabaya
e_mail: nandapratiwi@mhs.unesa.ac.id

Kunjung Ashadi, S.Pd., M.Fis., AIFO


Dosen S1 Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya
e_mail: kunjungashadi@unesa.ac.id

Abstrak
Overtraining adalah proses latihan yang terlalu berlebihan sehingga atlet mengalami kelelahan yang
ditandai dengan beberapa gejala-gejala psikologi dan fisiologi, sehingga menurunnya kemampuan tubuh
ditengah-tengah program latihan akibat beban yang terlalu berat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat pengetahuan overtraining kepada atlet dan pelatih klub atletik Petrogres Kabupaten
Gresik tentang pengertian, mekanisme, tanda-tanda, dampak, penyebab, dan cara mengatasi overtraining.
Metode dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan menggunakan soal pilihan ganda
sebanyak 20 dan beberapa pertanyaan wawancara untuk penunjang kebenaran dari hasil data tersebut.
Sasaran penelitian menggunakan atlet dan pelatih dengan total 26 orang, dari 18 atlet dan 8 pelatih. Dari
hasil yang diperoleh maka kesimpulan dari rata-rata nilai pengetahuan atlet sebesar 54,6 dengan presentase
72% termasuk dalam kategori “cukup”. Sedangkan untuk pelatih adalah 71,3 dengan presentase 50%
termasuk dalam kategori “baik”. Dilihat dari skor jawaban atlet menurut komponen soal yang benar adalah
58% dan yang salah 42%, untuk pelatih dengan jawaban benar yaitu 63% dan 37% dengan jawaban salah.
Dari hasil tingkat pengetahuan atlet dan pelatih sebagian besar telah memahami overtraining dengan baik
dilihat dari kategori “baik” untuk pelatih dan “cukup” untuk atlet.

Kata Kunci: Pengetahuan, overtraining, atlet, pelatih, atletik.

Abstrack
Overtraining is the process of exercise that is too much so that athletes experience the fatigue which
is characterized by several symptoms of psychology and physiology, this decreasig the body’s ability in the
midst of an exercise program due to load too heavy. The athletic club Petrogres Gresik Regency of
understanding, mechanism,sign,impact, causes, and how to cope with overtraining. The method in this
research is quantitative descriptive using a multiple choice questions as much as 20 and some interview
questions for supporting the truth of the results of that data. Research targets using athletes and coaches.
From the results obtained then the conclusions of the average value of the knowledge of athletes with 54,6
percentage 72% is included in the category of “enough”. As for the coach was 71,3% with percentage of 50%
belong to “good” category. Seen from the score of the answers according to test component the correct
questions is 58% and wrong answer as many 42%, for coach right answer 63% and wrong answer as many
37%. From athlete and coach’s knowledge extent mstly has understand overtraining well if seeing from
“eniugh” category for coach and “good” category for athlete.

Keywords : knowledge, overtraining, athlete, coach, athletic.

1
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
PENDAHULUAN lelah yang melebihi 24 jam, gangguan tidur dimalam
Prestasi olahraga di Indonesia saat ini hari , nafsu makan menurun, rasa nyeri yang
mengalami penurunan yang cukup drastis disetiap dialami oleh atlet pada daerah otot maupun sendi,
cabang olahraga. Dari fakta yang ada, Indonesia sering gelisah sehingga menyebabkan depresi,
masih belum bisa memberikan hasil maksimalnya rendahnya motivasi akibat tekanan pelatih yang
dalam tingkat nasional . Salah satu faktor utama berlebihan, kurangnya konsentrasi pada atlet yang
dalam hal ini, bisa dikarenakan kurangnya berdampak pada gangguan penglihatan, suasana
pemahaman dan pengetahuan dalam diri atlet dan hati menjadi berubah-ubah yang berujung pada
juga pelatih. Sehingga dari permasalahan yang ada, stress yang dialami oleh atlet. Gejala tersebut muncul
dapat disimpulkan bahwa pelatih bisa mengevaluasi karena atlet tersebut telah melampaui batas yang
dan memperbaiki hasil prestasi atlet. Dari situlah tidak sewajarnya dari program latihan yang terlalu
atlet bisa memperbaiki hasil prestasi sebelumnya, melebihi beban, sehingga sulit diterima oleh tubuh
semua itu dapat dilihat dari proses latihan yang atlet (Meur, 2012).
mereka jalani selama ini. Hal tersebut dapat diatasi Apabila kasus tersebut tidak segera diatasi
dengan adanya pembibitan usia dini, pendidikan, dengan cepat, maka hal tersebut akan berpengaruh
pelatihan olahraga sedini mungkin (Rasyono, 2016). pada atlet yang menyebabkan gangguan fisiologi
Dalam menunjang prestasi olahraga di maupun psikologi. Dampak tersebut dapat
Indonesia , atlet perlu diberikan latihan intensif. menyebabkan sifat atlet yang mudah marah dan
Latihan merupakan aktivitas yang dilakukan secara juga depresi akibat prestasi yang tidak kunjung
sistematis dan terencana dalam program latihan. meningkat. Oleh karena itu, dampak tersebut bisa
Kegiatan olahraga memang sangat bermanfaat bagi dicegah melalui program latihan yang sistematis,
setiap individu maupun kelompok dalam cabang pemulihan cedera, komunikasi yang baik antar
olahraga yang mereka jalani saat ini. Hasil dari pelatih dan juga atlet, memperhatikan asupan gizi,
kegiatan itulah atlet dapat memperbaiki prestasi dan dan memberikan penjelasan tentang overtraining.
bisa memberikan hasil terbaiknya. Sehingga faktor Hal itu, memudahkan pelatih untuk memantau
yang paling utama disiapkan pelatih untuk atletnya kondisi atletnya (JG, 2014).
dari jauh-jauh hari berupa persiapan mental, fisik, Dengan diadakannya penelitian ini
teknik, dan taktik (Chan, 2012). bertujuan untuk mencegah permasalahan tersebut
Ketika melakukan suatu aktivitas olahraga, berlarut larut. Maka dapat disimpulkan bahwa
atlet memerlukan kondisi fisik yang bugar dan sesudahnya penelitian, atlet dan pelatih dapat
prima. Apabila dalam latihan kondisi atlet tidak memahami overtraining secara luas, tentang definisi
memungkinkan dan terus menerus dipaksa overtraining, penyebab, akibat, dan cara mengatasi.
menyelesaikan program latihan yang berlebih. Sehingga nantinya tidak akan berdampak pada
Padahal atlet tersebut sudah melebihi beban latihan prestasi atlet kedepannya.
yang sewajarnya, maka hal tersebut dapat Penelitian ini hanya dilakukan satu kali
berpengaruh pada kondisi dimana atlet tersebut ambil data, dihari itu dan jam itu juga, bertempat di
mengalami kelelahan yang berlebih , sehingga dapat Stadion Petrokimia yang letaknya berada ditengah
dikatakan bahwa atlet tersebut telah mengalami pusat Kota Gresik. Dengan sasaran penelitian ini
overtraining (Dwiariani, 2012). berjumlah 26 orang, dari 18 atlet dan 8 pelatih. Klub
Overtraining adalah proses latihan yang atletik Petrogres berdiri cukup lama, kurang lebih 30
terlalu berlebih tanpa istirahat yang cukup, sehingga tahunan. Jadwal latihan di Petrogres 1 minggu 5 kali
menurunnya kondisi atlet di tengah-tengah proses dari hari Senin sampai Jum’at untuk hari Sabtu dan
program latihan yang ditandai dengan Minggu libur, tapi pelatih masih tetap memberikan
berkurangnya kemampuan tubuh untuk melakukan istirahat aktif kepada atlet untuk melakukan latihan
latihan. Sehingga atlet mengalami kelelahan yang sendiri dengan intensitas rendah.
berlebih dan mudah meningkatkan insiden cedera Pelatih yang ada di stadion tersebut terdiri
lebih cepat (Sugiyono, 2012). dari 8 pelatih, diantaranya: pelatih lari, lompat, dan
Gangguan umum yang ditimbulkan akibat lempar. Pelatih memiliki tugas masing-masing
overtraining, yaitu: kelelahan yang berlebih atau rasa sebagai: pencatat hasil waktu yang diperoleh atlet

2
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
dan mengatur jalannya program latihan, dll. Atlet Gresik dengan total 26 orang dari jumlah sampel 8
yang ada di Stadion Petrokimia berjumlah 18 orang, pelatih dan 18 atlet, hanya dilakukan satu kali ambil
masing-masing atlet fokus pada nomer cabor yang data di tempat itu, dengan jam dan hari itu juga.
berbeda-beda, mulai dari lari jarak pendek, lari jarak Sebelum peneliti melakukan penelitian
menengah, lari jarak jauh, lompat jauh, lompat kepada klub tersebut, maka dilakukan survei di
tinggi, dan lempar lembing. Stadion Petrokimia pada tanggal 7 Agustus 2017
Dalam pengalaman yang pernah penulis pada jam 15.30 sampai selesai. Survei bertujuan
alami ketika menjadi atlet, pelatih sering kali lupa untuk memastikan apabila data yang akan diambil
menanyakan kondisi atletnya sebelum memulai pada klub tersebut benar adanya. Pelaksanaan
program latihan, Saya rasa itu perlu dilakukan penelitian dilakukan satu kali ambil data, bertempat
untuk semua pelatih dalam cabang olahraga masing- di Stadion Petrokimia pada tanggal 17 November
masing. Pelatih hanya memberikan program latihan 2017 pada jam 16.00 sampai selesai, untuk
hari itu dan tidak menjelaskan tujuan dari program pengambilan data dibentuk 10 tim yang diantaranya
latihan tersebut, yang seharusnya atlet tahu tujuan memiliki tugas masing-masing untuk pengambilan
dari program latihan tersebut. Sehingga nantinya data kepada atlet dan pelatih.
bisa dijadikan bahan evaluasi kekurangan atlet.
Sebagian besar pelatih cabang olahraga lainnya Instrumen
tentu pernah mengesampingkan hal tersebut, justru Instrumen yang digunakan dalam penelitian
pada dasarnya itu sangat penting dilakukan dan ini berupa 20 soal pilihan ganda yang dibuat sendiri
diperbaiki oleh semua pelatih-pelatih diluar sana. oleh peneliti dengan arahan validator dan beberapa
Komunikasi antar pelatih dan atlet perlu wawancara untuk memperkuat data yang ada. Soal
diperhatikan, karena dari situlah pelatih tetap bisa pilihan ganda diberi skor 5 apabila benar dan
menjaga kondisi atletnya. Sedangkan dalam latihan, apabila salah diberikan skor 0 tiap nomer. Maka dari
pelatih terlalu membebankan atletnya supaya nilai maksimal yang akan diberikan kepada atlet dan
mereka harus mencapai target maksimalnya, pelatih yaitu 100 dan untuk nilai minimal keduanya
memang itu tujuan untuk mencetak sebuah prestasi. akan diberikan nilai minimal 0.
Dalam keadaan tersebut, justru pelatih lupa dengan Dari hasil diatas maka dapat disimpulkan
keadaan atletnya. Dari situlah dapat memicu bahwa instrumen adalah suatu pengumpulan data
terjadinya overtraining. yang digunakan untuk mencari informasi dengan
Maka dari permasalahan tersebut dapat tujuan mengukur fenomena alam atau sosial yang
disimpulkan dari fakta yang ada yaitu, untuk ada disekitar
memperoleh data yang rill terhadap pengetahuan
tentang overtraining pada atlet dan pelatih klub Prosedur
atletik Petrogres. Dalam penelitian ini, nantinya Secara garis besar prosedur penelitian
dapat dijadikan pengetahuan baru terhadap atlet mempunyai beberapa tahapan yang nantinya akan
dan pelatih tentang permasalahan tersebut dan digunakan sebagai penelitian yang berupa tahap
sebagai bahan evaluasi. persiapan, tahap pelaksanaan penelitian, maka
dalam tahap pelaksanaan penelitian hal tersebut
METODE dibagi menjadi 2 alur oleh peneliti diantaranya: alur
Dalam penelitian yang nantinya akan pengambilan data dan tahap triangulasi data.
digunakan menggunakan metode kuantitatif dengan Maka dari penjelasan diatas dapat dijelaskan
pendekatan deskriptif. Menurut Sugiyono (2015:53) secara signifikan tentang beberapa alur tersebut,
kuantitatif adalah penelitian yang dilakukan untuk sebagai berikut:
mengetahui satu variabel atau lebih tanpa membuat 1. Tahap persiapan
perbandingan dengan menggunakan variabel Dalam tahap ini, maka yang harus
lainnya. diperhatikan oleh setiap individu tim adalah
Sasaran yang akan diteliti terhadap atlet dan memastikan bahwa setiap individu dalam
juga pelatih nantinya akan dikhususkan pada klub keadaan sehat, karena melakukan perjalanan
atletik Petrogres yang berada di wilayah Kabupaten dari Surabaya ke Gresik. Kostum yang akan

3
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
dikenakan saat pengambilan data. Kemudian dan soal pilihan ganda yang diberikan waktu
melakukan pengecekan konsumsi dan barang pengisian selama 20 menit tidak boleh lebih
bawaan serta berkas-berkas yang akan dibawah. atau kurang, selanjutnya sesi wawancara yang
Pengecekan ulang bertujuan agar barang atau diberikan jarak kurang lebih 30m dari
berkas tidak tertinggal dan dipastikan lengkap. kelompok lain agar tidak terjadinya
Dalam proses tersebut peneliti melebihi jumlah penumpukan suara ketika melakukan
soal atau berkas agar mengantisipasi terjadinya perekaman atau kesamaan jawaban. Kemudian
kerusakan soal atau berkas. Serta jumlah pembagian brosur tentang overtraining kepada
konsumsi. Dalam tahap persiapan sehari atlet dan pelatih, ucapan terimakasih, dan juga
sebelum pengambilan data, memastikan kepada pemberian konsumsi (Sugiyono, 2012:241)
semua tim dalam keadaan sehat dan juga tugas- b. Tahap triangulsi data
tugas yang akan mereka jalani, serta Triangulasi data adalah pengumpulan
memastikan barang bawaan seperti hp dan semua data yang bersifat menggabungkan dari
memori dalam keadaan cukup. berbagai teknik dari sumber data yang telah
2. Tahap pelaksaan penelitian ada berupa pengecekan kembali jawaban
Ketika melakukan pengambilan data, tersebut, kemudian dilanjutkan dengan proses
semua individu sudah diberikan tugas masing- menanyakan kembali kepada dosen yang
masing. Sebelum diadakan penelitian. Maka paham overtraining. Kemudian melakukan
mengumpulkan tim untuk briefing tentang wawancara pada atlet dan pelatih tentang
pembagian tugas dan menjelaskan aturan- jawaban tersebut dijawab dengan sunguh-
aturan pada saat proses pengambilan data. Agar sunguh dan jujur. Hal ini dilakukan agar data
data yang nantinya diambil bisa berjalan dengan yang diambil dapat memperoleh data yang rill
semestinya dan lancar. Untuk sesi pengisian dan akurat.
pilihan ganda maka dilakukan secara serentak
terhadap atlet dan juga pelatih, karena soal yang TEKNIKA ANALISIS DATA
diberikan terhadap atlet dan juga pelatih adalah Teknik analisis data yang nantinya akan
sama. Tugas yang diberikan kepada peneliti digunakan oleh peneliti berupa kuantitatif yang
terhadap masing-masing individu yaitu: tugas mengarah pada data statistik dengan menggunakan
penghendel berkas serta pembagian brosur dan aplikasi SPSS versi 22, excel, dan manual untuk
juga konsumsi, sesi dokumentasi, penghendel penghitungan akhirnya (Sugiyono, 2014:243).
atlet dan juga pelatih. Dalam penghendelan atlet Kemudian dari hasil data yang diperolah
dan pelatih, setiap tim menghendel 3-4 orang maka nantinya semua itu dijawab dengan rumus
pelatih atau atlet ketika melakukan sesi presentase, mean, dan standar deviasi (Maksum,
wawancara. Dalam melakukan sesi wawancara 2007).
tetap diberikan jarak, agar tidak terjadinya
kesamaan jawaban terhadap masing-masing HASIL DAN PEMBAHASAN
atlet maupun pelatih. Dari hasil dan pembahasan penelitian yang
Dalam tahap pelaksanaan ada alur dan menggunakan teknik pengumpulan data berupa
tahapan yang harus diperhatikan ketika melakukan beberapa pertanyaan soal pilihan ganda dan
proses pengambilan data, diantaranya: wawancara, berdasarkan hasil pengumpulan data
a. Alur pengambilan data dari penelitian yang digunakan atlet dan pelatih
Sebelum melakukan pengambilan data, klub atletik Petrogres Kabupaten Gresik, sebagai
semua tim dikumpulkan untuk melakukan berikut:
briefing dan juga doa bersama, agar proses
berjalan dengan lancar dan semestinya hingga Hasil
proses terselesaikannya tugas akhir ini. Hasil pengolahan jawaban dari soal dan
Kemudian mengumpulkan atlet dan juga wawancara yang telah dibagikan dan telah dihitung
pelatih dibariskan dengan rapi, ramah tama dengan menggunakan penghitungan SPSS versi 22,
dan perkenalan, pembagian bulpein, absensi, excel, dan manual untuk memperoleh hasil data.

4
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan 2. Hasil pengetahuan pelatih klub atletik Petrogres
rumus mean, presentase, dan standar deviasi. Kabupaten Gresik
Tabel 1.1 Jumlah subyek penelitian atlet dan pelatih Tabel 1.3 Kategori dan presentase pengetahuan
pengetahuan pelatih
Jumlah Jumlah Jumlah Usia Rata-Rata Standar
Subyek Laki-laki Perempuan Usia Deviasi
Rentang Rata-Rata Persentase
Kategori Frekuensi Jumlah
Nilai Nilai (%)

Atlet 18 6 12 12-17 12,8 1,02 Baik


tahun 81-100 0 0 0 0
sekali

Pelatih 8 5 3 25-55 42,9 10, 03 Baik 61-80 5 340 68,0 27,8


tahun Cukup 41-60 13 710 54,6 72,2
Kurang
Dari hasil yang diperoleh jumlah subyek 21-40 0 0 0 0

atlet menurut umur adalah 12-17 tahun, dari hasil Kurang


0-20 0 0 0 0
yang diperoleh dari keseluruhan umur rata-rata usia sekali
atlet adalah 12,8. Sedangkan untuk usia pelatih yaitu ∑ 18 1050 379,4 100%
25-55 tahun, maka hasil yang diperoleh dari Berdasarkan tabel 1.3 diketahui bahwa rata-
keseluruhan umur rata-rata pelatih adalah 42,9. rata nilai pengetahuan pelatih klub atletik Petrogres
Kabupaten Gresik sebesar 71,3 termasuk dalam
kategori “baik”.

Diagram 1.1 Jumlah subyek penelitian


atlet dan pelatih
1. Hasil pengetahuan atlet klub atletik Petrogres
Kabupaten Gresik Diagram 1.3 Kategori dan presentase pengetahuan
Tabel 1.2 Kategori dan presentase pengetahuan pelatih tentang overtraining
atlet
Tabel 1.4 Rata-rata, persentase, kategori, dan standar
Rentang Rata-Rata Persentase deviasi atlet dan pelatih
Kategori Frekuensi Jumlah
Nilai Nilai (%)
Subyek Rata-Rata Persentase Kategori Standar
Baik
81-100 0 0 0 0 Nilai Deviasi
sekali
Baik 61-80 4 285 71,3 50,0 Pengetahuan
Cukup 41-60 4 215 53,8 50,0 Atlet 54,6 72,2% Cukup 1,49
Kurang 21-40 0 0 0 0
Pengetahuan
Kurang Pelatih 71,3 50% Baik 2,14
sekali 0-20 0 0 0 0

∑ 8 500 311,0 100% Total


Rata-Rata 56,6 62,8 3,63
Berdasarkan pada tabel 1.2 diketahui bahwa Keseluruhan
rata-rata nilai pengetahuan atlet klub atletik
Petrogres Kabupaten Gresik sebesar 55,6 termasuk
dalam kategori “cukup”.

Diagram 1.4 Rata-rata pengetahuan atlet dan


Diagram 1.2 Kategori dan persentase pelatih
pengetahuan atlet tentang overtraining

5
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
Berdasarkan hasil dari diagram 1.4 rata-rata soal yang salah sebesar 151 dari jawaban soal yang
pengetahuan atlet dan pelatih yang paling tinggi benar sebesar 209 dan dari pengetahuan pelatih
yaitu pengetahuan pelatih sebesar 71,3 dan paling menurut komponen dari jawaban soal yang salah
terendahb yaitu sebesar 54,6. sebesar 60 dari jawaban yang benar sebesar 100.

Diagram 1.6 Skor jawaban atlet menurut


komponen soal
Diagram 1.5 Presentase pengetahuan atlet dan
pelatih
Berdasarkan hasil dari diagram 1.5 dapat
diketahui hasil presentase pengetahuan tertinggi.
Pengetahuan atlet yaitu 72,2% dengan kategori
“cukup”, pengetahuan tertinggi dari pelatih yaitu
didapat presentase 50%dengan kategori “baik”.
3. Hasil sumber pengetahuan pelatih dan atlet klub Diagram 1.7 Skor jawaban pelatih menurut
atletik Petrogres Kabupaten Gresik komponen soal
Tabel 1.5 Sumber pengetahuan atlet dan pelatih
Sumber Hasil Pelatih Hasil Jumlah Persentase Pembahasan
Pengetahuan Atlet Keseluruhan (%) 1. Pengetahuan atlet tentang overtraining
Perkuliahan 3 - 3 9,1 Berdasarkan pada kategori diatas maka
Program Latihan 2 1 3 9,1 dapat ditarik disimpulkan bahwa rata-rata
Pelatih - 7 7 21,2
pengetahuan atlet tentang overtraining termasuk
Buku 3 - 3 9,1
dalam kategori “cukup” dengan rata-rata 54,6
Internet 4 3 7 21,2
Teman
dan presentase 72,2%
2 3 5 15,2
Tidak Tahu - 5 5 15,2 Dari hasil pengetahuan atlet yang
Total 14 19 33 100% didapat tersebut adalah “cukup”, maka hal
Berdasarkan tabel 1.5 diketahui bahwa tersebut dapat berdampak pada performa atlet.
sumber pengetahuan dari perkuliahan sebesar Performa atlet pada akhirnya akan berpengaruh
9,1%dari program latihan sebesar 9,1% dari pelatih pada setiap prestasi atlet kedepannya, yang
sebesar 21,2% dari buku sebesar 9,1% dari internet berpengaruh pada stamina atlet. Apabila tidak
sebesar 21,2% dari teman sebesar 15,2% dari diatasi dengan baik, tentunya akan memicu
pengetahuan orang yang tidak tahu sebesar 15,2%. terjadinya dehidrasi atau kurangnya cairan,
4. Hasil sumber pengetahuan pelatih dan atlet yang menyebabkan performa atlet tidak
klub atletik Petrogres Kabupaten Gresik. optimal (Mashula&Ashadi, 2017).
Tabel 1.6 Pengetahuan pelatih dan atlet Overtraining juga saling berhubungan
menurut komponen soal dengan dehidrasi, apabila atlet telah mengalami
Definisi Cara
dehidrasi maka dapat dilihat dari warna urine
Skor Jawaban Penyebab Akibat Hasil
Overtraining Mengatasi yang dikeluarkan oleh atlet. Apabila waran
tersebut berwarna gelap maka atlet tersebut
Atlet Salah 28 35 49 39 151
telah mengalami dehidrasi yang disebabkan
Atlet Benar 62 55 41 51 209
Pelatih Salah 11 14 25 10 60
overtraining pada atlet, hal tersebut terjadi
Pelatih Benar 29 26 15 30 100
karena atlet terlalu melakukan aktivitas yang
Berdasarakan tabel 1.6 diketahui bahwa berlebih (Ashadi, 2015).
pengetahuan atlet menurut komponen dari jawaban

6
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
Prestasi tentu tidak jauh dengan pelatih masuk dalam kategori “baik” dengan
olahraga berlebihan atau overtraining. Dari rata-rata 71,3 dan presentase 50%.
penjelasan menurut pakar ahli Sugiyono (2012) Apabila hasil pengetahuan pelatih
overtraining adalah proses latihan yang terlalu adalah “baik”. Maka hal tersebut tentu akan
berlebih tanpa istirahat yang cukup, biasanya berdampak positif terhadap keberlangsungan
ditandai dengan berkurangnya kemampuan proses jalannya program latihan berupa
tubuh untuk melakukan latihan. Sehingga atlet persiapan mental, fisik, teknik, dan taktik, yang
akan mengalami kelelahan berlebih dan mudah diberikan oleh pelatih (Chan, 2012).
meningkatkan insiden cedera. Pelatih juga memiliki peran penting
Apabila atlet tersebut telah mengalami untuk memperbaiki setiap aktivitas olahraga
overtraining, sebaiknya atlet perlu istirahat yang dijalani oleh atlet. Untuk itu air mineral
sekitar beberapa hari, apabila kondisinya sangat penting bagi tubuh atlet ketika melakukan
memang tidak memungkinkan maka atlet harus setiap aktivitas olahraga. Air mineral dalam
istirahat sekitar beberapa bulan atau dengan tubuh terutama air putih. Pada saat latihan, tentu
latihan intensitas rendah (Leksana, 2015). banyak energi yang akan dikeluarkan pada
Cedera berlebih, overtraining, dan juga individu atlet. Maka pelatih harus memperbaiki
kelelahan yang dialami oleh atlet biasanya kecukupan air dalam tubuh atau hidrasi pada
dialami oleh atlet usia dini dan juga remaja. Hal atlet. Apabila hal tersebut tidak diperhatikan
tersebut tentu rawan sekali terhadap dampak maka akan terjadi kekacauan, penurunan
yang akan ditimbulkan oleh overtraining. memori, penurunan prestasi, resiko cedera, dan
Mungkin nantinya akan memiliki efek yang kematian (Pradana&Ashadi, 2017).
merugikan pada diri atlet tersebut. Salah satu Apabila atlet terus dipaksa untuk
penyebabnya adalah tekanan dari pelatih dan menyelesaikan program latihan yang berat tanpa
juga persaingan pada perlombaan (Brenner, istirahat yang cukup dan tidak memperhatikan
2017). kecukupan air dalam tubuh atlet atau hidrasi.
Kasus yang terjadinya tidak hanya Tentunya kondisi atlet tersebut tidak mungkin
pada gangguan kinerja pada atlet melainkan untuk menyelesaikan program latihan yang telah
pada psikologi dan fisiologi atlet. Maka hal diberikan oleh pelatih. Dari situlah pelatih tidak
tersebut bisa dicegah oleh atlet itu sendiri, boleh memberikan program latihan berlebihan
dengan memperbaiki program latihan yang terhadap atlet. Apabila terus dipaksa, maka
diberikan oleh pelatih, pemulihan yang cukup dapat berpengaruh pada kondisi dimana atlet
dengan memperbaiki pola tidur dan juga tidak tersebut mengalami kelelahan yang berlebihan.
banyak aktivitas, memperhatikan konsumsi Sehingga hal tersebut dapat dikatakan bahwa
sehingga dapat memperbaiki gizi untuk proses atlet tersebut telah mengalami overtraining
penyembuhan (Zaki, 2016). (Dwiariani, 2014).
Idealnya dari perolehan data yang Menurut pakar ahli Suharjan (2014)
didapat dan menggabungkan dengan teori overtraining adalah suatu keadaan dimana
yang ada terhadap atlet Petrogres maka hasil menurunnya penampilan kinerja pada atlet
yang didapat sudah cukup baik. Dari kategori akibat beban latihan yang terlalu berat dan
yang ada atlet termasuk dalam kategori menimbulkan beberapa gejala psikologi dan
“cukup” yang dilihat dari perhitungan hasil fisiologi pada tubuh atlet. Gejala-gejala tersebut
akhir. Sehingga dapat ditarik kesimpulan tidak akan berpengaruh buruk terhadap atlet
bahwa atlet tersebut sudah paham tentang apabila pelatih memberikan program latihan
pengetahuan overtraining. Sehingga atlet bisa yang sistematis, pemulihan cedera, komunikasi
bersaing dengan atlet yang lainnya untuk dapat baik antar pelatih dan memberikan penjelasan
meraih gelar juara pada ajang perlombaan. tentang overtraining (JG, 2014).
2. Pengetahuan pelatih tentang overtraining Tapi diawal pelatih sudah memberikan
Dari hasil yang didapat tentang program latihan, maka kedepanya akan sangat
pengetahuan pelatih tentang overtraining, maka berpengaruh terhadap prestasi dan kondisi

7
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
atletnya. Dimana gejala umum overtraining yang SARAN
biasanya ditimbulkan terhadap atlet, yaitu: Berdasarkan pada penelitian yang sudah
kelelahan, gangguan tidur, nafsu makan dilakukan oleh peneliti kepada atlet dan pelatih
menurun, kurangnya konsentrasi, dan suasana tentang pengetahuan overtraining dengan hasil yang
hati menjadi berubah-ubah. Hal ini dipengaruhi didapatkan kemudian dijabarkan pada uraian bab
pelatih terlalu memaksakan atletnya untuk dan simpulan. Maka saran yang harus diperbaiki
berprestasi (Meur, 2012). dan dikembangkan terhadap atlet dan pelatih,
Dampak dari permasalahan tersebut, antara lain:
mungkin memiliki efek yang nantinya akan 1. Secara umum beberapa atlet belum mengetahui
merugikan atlet yang berprestasi dan akan lebih overtraining, dilihat dari proses pengambilan
mudah mengalami cedera berlebih. Ketika atlet data berupa 20 soal pilihan ganda dan beberapa
sudah mengalami cedera yang berlebih, maka pertanyaan seputar overtraining, dengan
atlet akan beresiko mengalami burnout. Cara penelitian ini diharapkan peran semua pelatih
yang tepat untuk mengatasi hal tersebut, antara selain memberikan program latihan harus
lain: memberikan latihan menarik dan tidak memberikan penyuluhan kepada atlet atau
membosankan, program sesuai atlet, dan pengetahuan yang berhubungan tentang
memberikan waktu istirahat yang cukup sekitar 1 penjelasan berupa pengetahuan olahraga,
atau 2 hari perminggu (Brenner, 2017). khususnya tentang overtraining. Sehingga pada
saat atlet mengalami hal tersebut, atlet bisa
SIMPULAN mengatasi hal tersebut secara dini.
Kesimpulan dari hasil penelitian yang 2. Dilihat dari jalannya proses pengambilan data
didapatkan dari pengetahuan atlet dan pelatih klub terhadap pengetahuan overtraining, beberapa
atletik Petrogres tentang overtraining dapat pelatih cukup tahu tentang overtraining.
disimpulkan, bahwa: Diharapkan dalam hal ini pelatih lebih
1. Tingkat pengetahuan tentang overtraining pada mendekatkan diri kepada atlet, mulai dari
atlet klub atletik Petrogres Kabupaten Gresik pemantauan terhadap masing-masing atletnya
diketahui memiliki rata-rata nilai 54,6 dengan dan memahami karakter setiap individu atlet.
presentase 72% dan standar deviasi sebesar 1,49 Sehingga proses dalam keberlangsungan
termasuk dalam kategori “cukup”. suksesnya atlet adalah salah satu peran penting
2. Tingkat pengetahuan tentang overtraining pada dari seorang pelatih.
pelatih klub atletik Petrogres Kabupaten Gresik 3. Dari hasil pengolahan data dari keduanya,
diketahui memiliki rata-rat nilai 71,3 dengan memang sudah cukup baik. Tetapi keduanya
presentase 50% dan standar deviasi sebesar 2,14 saling bersosialisasi antar sesama dari pihak
termasuk dalam kategori “baik”. atlet maupun atlet melainkan proses pemberian
3. Tingkat pengetahuan tentang overtraining pada program latihan. Diharapkan sesudahnya
pelatih klub atletik Petrogres Kabupaten Gresik penelitian ini, pengetahuan mereka tentang
diketahui memiliki skor jawaban yang diperoleh dunia olahraga lebih luas dan dari hasil
pada soal pilihan ganda menurut komponen penelitian ini dapat bermanfaat untuk pihak-
soal yang benar sebesar 58% dan yang salah pihak yang lainnya. Sehingga prestasi di
42%. Indonesia semakin maju dan klub-klub yang ada
4. Tingkat pengetahuan tentang overtraining pada di Indonesia semakin berkembang.
atlet klub atletik Petrogres Kabupaten Gresik
diketahui memiliki skor jawaban yang diperoleh DAFTAR ISI
pada soal pilihan ganda menurut komponen Ashadi, Kunjung. 2015. Pentingnya Hidrasi Pada
soal yang benar sebesar 63% dan 37% dengan Atlet. Surabaya: Unipress.
Brenner, J.S., MD., etal. 2017. “Overus Injuries,
jawaban salah.
Overtraining, And Burnout in Child and
Adolescent Athletes”. Journal American
Academy of Pediaties. Vol.5(1): ISSN. 0031-
4005

8
Tingkat Pengetahuan Tentang Overtraining Pada Atlet Dan Pelatih Klub Atletik Petrogres
Kabupaten Gresik
Chan, Faizal. 2012. “Strenght Training (Latihan
Kekuatan)”. Porkes FKIP. Universitas Jambi.
Dwiariani, D.A., 2012. Peran Pelatihan Mental Dalam
Proses Penurunan Kecemasan Cedera Berulang
Pada Atlet Putri Bola Basket. Tesis tidak
disertakan. Depok: PPS Universitas
Indonesia.
JG, Carter. AW, Potter. KA, Brooks. 2014.
“Overtraining Syndrome: Causes, Consequences,
And Methods For Prevention”. Journal of Sport
and Human Performance. Vol.2(1):pp.1-14.
Leksana, Eri. 2015. Strategi Terapi Cairan Pada
Dehidrasi. FIKUNDIP. Vol.42, Nomer1,
(Online),hhtp:http://www.kalbemed.com/P
ortals/6/23_224PraktisStrategi%20Terapi%20
Cairan%20pada%20Dehidrasi.pdf, diakses 9
Mei 2017.
Maksum, Ali. 2017. Buku Ajar Statistik. Surabaya.
UNESA University Press.
Masula, D. Ashadi, K. 2017. Analisis Tingkat
Dehidrasi Atlet Wushe Dan Putri Puslatcab
Kabupaten Blitar. Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya.
Meur, Y.L, h. Chistophe, etc. 2012. “A
Multidisciplinary Approach to Overtraining
Detections In Endurance Traind Athlets”
Journal APPL Physiol. Vol.10(1152):pp.411-420.
Pradana, RS., Ashadi, K. 2017. Pengetahuan Tentang
Kesadaran Hidrasi Atlet Futsal SMAN 4
Tuban Dengan MAN 1 Bojonegoro. Surabaya:
Universitas Negeri Surabaya.
Rasyono, 2010. Ekstrakulikuler Sebagai Dasar
Pembinaan Olahraga Pelajar. Journal of
Phisical Education, Healt and Sport,
(Online),Vol.3,Nomer1,(http://journal.
unnes.ac.id/nju/index.php/jpehs/article/do
wnload/6501/4899, diunduh 8 mei 23017).
Sugiyono,2012.Memahami Penelitian Kuantitatif.
Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono, 2015. Statistika untuk Penelitian. Bandung:
Alfabeta.
Suharjan, 2011. “Overtraining, Staleness, and Burnout”.
Dosen FIK. Universitas Negeri Yogyakarta.
Zaki, E.A.m. 2016. “The Relation of Overtraining
Syndrome to Immunity of Distance Othletes”.
Journal New York Science. Vol.9(3).pp:70-73.

Anda mungkin juga menyukai