Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN

EKOLOGI HEWAN

Dosen Pengampu: Abd. Rauf, S.Pd.,M.Pd

OLEH:

NAMA : MARYAM

NIM : A 221 20 127

KELAS :E

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENDIDIKAN

ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS TADULAKO

2023
HASIL PENGAMATAN PADA KUTU JAGUNG

A. Alat Dan Bahan


Adapun alat dan bahan yang di gunakan yaitu :
1. Jagung
2. Toples
3. Kain kasa
4. Timbangan
5. Alat tulis
6. Alat dukumentasi
7.
B. Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja dari pengamatan ini yaitu :
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Menimbang jagung sebanyak 5 gram
3. Memasukan bahan yang di timbang ke dalam wadah
4. Menutup menggunakan kain kasa
5. Menyimpan bahan yang di amati ke dalam ruangan
6. Mengamati setiap perkembangan spesies yang berada di wadah tersebut
7. Mendekomentasikan setiap perkembangan yang di amati

C. Tabel Pengamatan

No Spesies Pengamatan
1 2 3 4

1 Sitophilus granarius 3 30gram 4 25 gram 7 15 gram 10 10 gram


D. Grafik

12

10

8
Series 1
6 Series 2
Series 3
4

0
30 gram 25 gram 15 gram 10 gram

E. Analisis
Pada serangga yang di dapatkan ini bernama Sitophilus zeamais mempunpunyai klasifikasi
sebagai berikut
Kingdom Animalia
Filum Arthropoda
Kelas Insekta
Ordo Coleoptera
Famili Curculionidae
Genus Sitophilus
Spesies S. zeamais

Pada Hama bubuk jagung S. zeamais merupakan hama utama pada komoditas
pascapanen biji-bijian terutama yang merupakan bahan pangan penting bagi kehidupan manusia
seperti gabah / beras, jagung pipilan, gandum, gaplek dan lainlain (Sunarno,2012)
Selain sebagai hama gudang utama pada jagung, Sitophilus zeamais Motschulsky
merupakan hama gudang utama yang menyerang tanaman jagung sebelum dipanen maupun di
gudang penyimpanan (Nonci et al, 2015).
zeamais merusak jagung di daerah tropis maupun subtropis menurut (Nonci et al, 2015). S.
zeamais tergolong hama utama, mampu merusak dan berkembang dengan baik pada komoditas
yang masih utuh, dan menyelesaikan siklus hidupnya di dalam biji sehingga mengakibatkan
kerusakan yang nyata.
Kumbang dewasa memakan, kawin, dan meletakkan telur pada biji jagung, sementara larva
memakan, tumbuh dan berkembang di dalam biji. Kehilangan hasil yang diakibatkan oleh S.
zeamais di penyimpanan di berbagai negara bervariasi. Di Meksico dilaporkan bahwa
kehilangan hasil jagung setelah disimpan selama 6 bulan dapat mencapai 30%.
Karakteristik dan Morfologi S. Zeamais Beberapa karakteristik dari hama ini yaitu ketika
masih potongan gaplek) ukuran tubuhnya lebih besar yaitu sekitar 4,5 mm, lebih besar dari pada
larva yang hidup pada butiran beras. Larvanya tidak berkaki, berwarna putih jernih. Ketika
melakukan gerakan tubuhnya selalu membentuk seperti agak bulat, mengkerut, sedangkan
kepompongnya tampak seakan-akan telah dewasa
Kerusakan yang disebabkan oleh S. zeamais bervariasi sesuai dengan varietas tanaman
yang diserang dan populasi S. zeamais. Hama ini bersifat polifag atau dapat merusak berbagai
jenis biji-bijian, antara lain beras/gabah, jagung, gandum, dan sorgum ( BPTP Sulawesi Tengah
2010). Hama ini juga merusak kacangkacangan seperti buncis, kapri, kacang tanah, dan kedelai.
Selain itu, S. zeamais mampu tumbuh dan berkembang pada berbagai jenis serealia maupun
produk olahan serealia, misalnya pasta dan mi. Namun, S. zeamais dominan ditemukan
berasosiasi dengan jagung dan gandum (CABI 2014).
F. Kesimpulan

Pada hasil pengamatan terdapat spesies yang di temukan yaitu S. zeamais yang di mana
merupakan salah satu utama pada penyimpanan komiditi jagung yang dapat menyebabkan
kehilangan hasil hingga 80 % dan kerusakan biji 100 % di tempat penyimpanan

Proses pengamatanya ini di lakukan melalui tahap-tahap proses pengamatan yang di mulai
dari prosedur kerja dan hasil pengamatan yang bisa di amati dengan baik, di mana memulai tahap
perkembangan selama 4 minggu atau 28 hari di mana pada minggu pertama di ada spesiesnya
berjumlah 3 pada minggu kedua bertambah 1 lagi menjadi empat pada minggu ke tiga
bertambah lagi menjadi 7 dan minggu ke empat bertambah 10. Maka dari itu populasi di
dalamnya ini berkembang dengan baik
DOKUMENTASI

REFERENSI

Sunarso.(2012).Pengandalian hayati biologi control sebagai salah satu komponen pengandalian


hama
Santosa J.S,Sulistyo, J (2007), Peranan musuh alami hama utama pada ekosistem sawah

Anda mungkin juga menyukai