Anda di halaman 1dari 10

Laporan Praktikum

Ilmu Hama Tumbuhan


Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

PREFERENSI SERANGGA HAMA TERHADAP KUALITAS TANAMAN


INANG

Nama : Muh.Maulana Wahyudi


Nim : G061221054
Kelas : Ilmu Hama Tumbuhan B
Kelompok : 2 [ Dua ]
Asisten : Idul Anshar

DEPARTEMEN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN


PROGRAM STUDI PROTEKSI TANAMAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2023
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

I. Pendahuluan
Mekanisme ketahanan tanaman terdiri dari tiga macam yaitu antixenosis
(nonpreferensi), antibiosis, dan toleran (Painter, 1951). Antixenosis merupakan
mekanisme ketahanan tanaman yang menyebabkan serangga hama akan menjauhi
atau menghindari tanaman sebagai inang dan pakannya (Kogan, 1982). Terdapat
dua faktor yang memengaruhi pemilihan inang yaitu faktor fisik dan kimiawi dari
tanaman.
Faktor fisik tanaman yang memengaruhi pemilihan inang oleh serangga
antara lain trikom, duri, ketebalan jaringan, kekerasan, sukulen, pilosity, warna,
bentuk, dan lapisan lilin (Smith, 2005). Contohnya wereng daun Empoasca sp.
yang tidak menyukai varietas tanaman kapas dengan rambut-rambut halus yang
lebih banyak dan tebal dapat menghalangi alat mulut (penusuk–penghisap) yang
digunakan untuk menusuk ke permukaan bagian tanaman dan memperoleh cairan
dari tanaman kapas. Namun, sebaliknya pada contoh lain yaitu hama Heliothis
yang menyerang tanaman kapas yang memiliki banyak rambut-rambut halus lebih
tinggi tingkat serangannya karena lebih disukai oleh imago betina untuk
meletakkan telur (Untung, 1993).
Faktor kimiawi tanaman yang memengaruhi pemilihan inang oleh
serangga antara lain adanya senyawa volatil allelokimia yang dilepaskan oleh
tanaman untuk menolak ataupun menarik kehadiran serangga pada tanaman.
Selain itu dapat juga berasal dari komponen internal sel yang mengandung nutrisi
dan metabolit sekunder pada tanaman. Contohnya yaitu kumbang mentimun
Diabrotica undecimpunctata Mannerheim (Coleoptera: Chrysomelidae) yang
lebih menyukai mentimun yang mengandung kukurbitasin (senyawa atraktan dan
stimulus makan) dibandingkan dengan mentimun yang kandungan
kukurbitasinnya lebih rendah (Untung, 1993).
Proses pemilihan tanaman inang oleh serangga hama dimulai dari tahap
(1) host-habitat finding, (2) host finding, (3) host recognition, (4) host acceptance,
dan (5) host suitability (Kogan, 1994).
Tujuan Praktikum
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kualitas pakan terhadap
ketertarikan (preferensi) serangga Sitophilus zeamais pada beberapa komoditas
serealia.
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

II. Metodelogi
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sangkar preferensi berbentuk
persegi (s= 15 cm; t= 5 cm), tabung kaca (Ø= 6,5 cm; t= 9 cm), sendok, kuas, dan
mikroskop stereo. Sedangkan bahan yang digunakan ialah kain, lem tembak,
selotip, label, 30 pasang imago Sitophilus zeamais, beras giling, benih padi,
jagung, dan sorgum masing-masing sebanyak 30 g.
Pelaksanaan
1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan;
2. Buatlah sangkar preferensi yang telah dimodifikasi menjadi empat ruang yang
diberikan sekat dan di tengah sangkar tidak diberikan sekat (Gambar 1);

Gambar 1. Ilustrasi desain sangkar preferensi yang digunakan


3. Penutup sangkar preferensi diberikan lubang ventilasi yang ditutup oleh kain
yang direkatkan oleh lem;
4. Timbang masing-masing pakan yang dibutuhkan sebanyak 30 g kemudian
masukkan ke dalam masing-masing ruang bersekat pada sangkar preferensi.
5. Letakkan masing-masing jenis pakan pada sisi bagian dalam untuk
menghidari pencampuran;
6. Berikan label informasi jenis pakan pada setiap ruang bersekat;
7. Lepaskan 30 pasang imago S. zeamais berumur 7–14 hari ke tengah sangkar
preferensi. Imago infestasi diperoleh dari perbanyakan yang telah dilakukan;
8. Tutup sangkar preferensi dengan penutup yang sudah dimodifikasi
sebelumnya. Tutup sangkar diberikan selotip agar tertutup rapat;
9. Sangkar preferensi diletakkan pada tempat yang aman dan tidak dipindahkan
secara signifikan;
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

10. Biarkan selama satu minggu;


11. Variabel pengamatan yang diamati pada 7 hari setelah infestasi yaitu
mortalitas imago infestasi dan jumlah imago yang hadir pada setiap pakan;
12. Pengamatan mortalitas imago infestasi dilakukan dengan cara menghitung
jumlah imago infestasi yang mati pada setiap ruang dan pakan;
13. Pengamatan jumlah imago yang hadir pada setiap pakan dilakukan dengan
menghitung jumlah imago yang terdapat pada setiap pakan dan ruang;
14. Seluruh imago infestasi dikeluarkan dari sangkar preferensi.
15. Seluruh jenis biji dipindahkan ke dalam tabung kaca secara terpisah dan
dibiarkan selama satu bulan hingga imago baru (F1) muncul.
16. Pengamatan imago baru (F1) dilakukan sejak imago pertama muncul hingga
tidak ada imago yang keluar dari biji selama satu minggu berturut-turut.
Pengamatan jumlah imago baru (F1) diamati setiap hari, dihitung jumlah
imago jantan dan betina.
17. Berat akhir masing-masing biji ditimbang untuk menghitung penurunan berat
biji dilakukan setelah seluruh imago baru keluar dari biji dan tidak ada lagi
yang muncul. Lakukan pengayakan terlebih dahulu untuk membuang debu
gerekan yang terdapat pada pakan.
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

III. Hasil dan Pembahasan


Hasil
1. Mortalitas imago infestasi
Table 1. Mortalitas imago infestasi pada masing-masing perlakuan jenis pakan

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Rerata
Beras giling 2 0 1 0 0.75
Benih padi 0 0 0 2 0.5
Jagung 1 2 3 2 2
Sorgum 5 1 3 3 3
Total 8 3 7 7 6.25
Sumber: Data primer 2023
2. Jumlah imago yang hadir
Table 2. Jumlah imago yang hadir pada masing-masing perlakuan jenis pakan

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Rerata
Beras giling 17 12 15 10 13.5
Benih padi 7 3 2 8 5
Jagung 7 7 11 14 9.75
Sorgum 29 38 32 28 31.75
Total 60 60 60 60 60
Sumber: Data Primer 2023

Table 3. Jumlah imago jantan yang hadir pada masing-masing perlakuan jenis
pakan

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Rerata
Beras giling 10 5 8 4 6.75
Benih padi 1 0 0 2 0.75
Jagung 4 3 7 6 5
Sorgum 15 22 15 18 17.5
Total 30 30 30 30 30
Sumber: Data Primer 2023

Table 4. Jumlah imago betina yang hadir pada masing-masing perlakuan jenis
pakan

Perlakuan U1 U2 U3 U4 Rerata
Beras giling 7 7 6 6 6.5
Benih padi 6 3 1 6 4
Jagung 3 4 5 7 4.75
Sorgum 14 16 18 11 14.75
Total 30 30 30 30 30
Sumber: Data Primer 2023
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

Pembahasan
Pada pengamatan terhadap 4 jenis pakan yang paling disukai imago Sitophilus
zeamais, yaitu beras giling, benih padi, jagung, dan sorgum, didapatkan hasil
bahwa sorgum merupakan pakan yang paling disukai oleh imago. Hal ini terlihat
dari rata-rata jumlah imago yang hadir di pakan sorgum, yaitu 31,75. Jumlah ini
jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pakan beras (13,5), gabah (5), dan jagung
(9,75). Hal ini sesuai dengan pernyataan Booroto (2015), bahwa sorgum dapat
digunakan sebagai alternatif pakan untuk imago Sitophilus zeamais. Hal ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan sorgum kepada imago di tempat penyimpanan
atau pengolahan beras, jagung, atau komoditas lainnya. Dengan demikian, imago
akan lebih tertarik untuk memakan sorgum daripada komoditas yang disimpan
atau diolah.
Menurut Sinaga (2018) menyatakan bahwa Ada beberapa faktor yang dapat
menjelaskan mengapa sorgum disukai oleh imago Sitophilus zeamais yaitu,
• Kandungan nutrisi
Sorgum merupakan sumber karbohidrat dan protein yang baik. Karbohidrat
merupakan sumber energi utama bagi imago, sedangkan protein diperlukan untuk
pertumbuhan dan perkembangan imago. Kandungan nutrisi yang tinggi pada
sorgum dapat membantu imago untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya.
• Aroma
Sorgum memiliki aroma yang khas yang dapat menarik perhatian imago. Aroma
ini dihasilkan oleh senyawa-senyawa kimia yang terdapat pada sorgum. Senyawa-
senyawa kimia ini dapat merangsang reseptor penciuman imago, sehingga imago
tertarik untuk mendekati sorgum.
• Tekstur
Sorgum memiliki tekstur yang keras. Tekstur yang keras ini dapat membantu
imago untuk mengunyah dan mencerna makanannya. Imago membutuhkan
makanan yang mudah dicerna agar dapat menyerap nutrisi dengan baik.
Penting untuk dicatat bahwa preferensi pakan imago Sitophilus zeamais
dapat memiliki implikasi besar dalam pengendalian hama dan manajemen
penyimpanan biji-bijian. Dengan memahami preferensi pakan, kita dapat
mengembangkan metode yang lebih canggih dan tepat sasaran dalam menjaga
keberlanjutan penyimpanan biji-bijian dan mengurangi dampak kerugian akibat
infestasi oleh Sitophilus zeamais.
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
sorgum merupakan pakan yang paling disukai oleh imago Sitophilus zeamais.
Sorgum memiliki kandungan nutrisi yang tinggi, aroma yang khas, dan tekstur
yang keras, sehingga dapat menarik perhatian imago
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

Daftar Pustaka
Booroto, L. A., Goo, N., & Noya, S. H. (2017). Populasi imago Sitophilus zeamais
L (Coleoptera: Curculionidae) pada beberapa jenis beras asal Desa
Waimital Kecamatan Kairatu. Jurnal Budidaya Pertanian, 13(1), 36-41.
Sinaga, S. E. (2018). Uji preferensi hama gudang Sitophilus zeamais Motsch
(Coleoptera: Curculionidae) pada berbagai jenis pakan serealia (Doctoral
dissertation, Universitas Bangka Belitung)
Laporan Praktikum
Ilmu Hama Tumbuhan

Anda mungkin juga menyukai