PENGENDALIANNYA
(Laporan Praktikum Pengendalian HamaTumbuhan)
Oleh
Zam Zami
1614121029
Kelompok: 4
I. PENDAHULUAN
Pada saat melakukan budidaya, tanaman tidak selamanya bisa hidup tanpa adanya
gangguan.Kadang tanaman mengalami gangguan oleh hewan atau organisme
kecil. Hewan dapat disebut hama karena mereka mengganggu atau merusak
tanaman sehingga menyebabkan kerugian secara ekonomis. Hama merupakan tiap
hewan yang mengganggu atau merusak tanaman dan menyebabkan kerugian
secara ekonomis. Kebanyakan hama yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
adalah dari kelompok serangga. Keberadaan hama tersebut sangat dirisaukan,
karena kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama bisa menyebabkan
kualitas dan kuantitas panen pada suatu pertanaman mengalami penurunan. Hal
tersebut tentu juga akan mengakibatkan kerugian secara ekonomi. Hama yang
merugikan secara ekonomi, biasanya merupakan hama yang menyerang pada
bagian tanaman yang kita konsumsi, atau biasa kita sebut dengan hama langsung
(Endah, 2008).
Hama tanaman selamanya tetap menjadi momok bagi para petani, baik petani
tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Jenis hama yang menyerang
tanaman pun bermacam-macam. Jika populasi hama tanaman tersebut tinggi,
maka tingkat kerusakan yang ditimbulkannya juga amat tinggi. Buku ini
menyampaikan pengalaman konkret dari para petani di lapangan berkaitan dengan
masalah hama tanaman dan solusi untuk mengantisipasi dan mencegah serangan
hama tanaman yang lebih parah lagi. Prinsip pengendalian hama yang ditawarkan
adalah pengendalian hama terpadu (PHT) untuk mencegah kerugian secara
ekonomis sekaligus untuk mencegah kerusakan lingkungan hidup(Harianto,2009).
Maka dari itu dilakukan persentasi ini yang berguna untuk mengetahui jenis hama
yang menyerang dan bagaimana pengendaliannya.
1.2 Tujuan
Adapun alat yang digunakan pada percobaan ini adalah alat tulis.
Bahan yang digunakan adalah artikel hama penting tanaman padi (WBC,
Penggerek Batang, tikus sawah, keong mas), artikel hama penting tanaman
kedelai )penggerek polong dan penghisap polong serta lalat bibit), artikel hama
penting tanaman jagung (penggerek batang jagung, tongkol jagung dan wereng
jagung, dan artikel hama penting tanman kentang (kutu daun persik, penggerek
umbi, dan kumbang kubah).
1. Tikus Sawah
(Rattus argentiventer)
Gambar 1.
Gambar 2.
3. Keong Mas
(Pila ampullaceal)
Gambar 3.
Gambar 4.
Gambar 5.
Gambar 6.
Gambar 7.
8. Penggerek Tongkol Jagung
(Helicoverpa armigera)
Gambar 8.
9. Wereng Jagung
(Peregrinus maidis)
Gambar 9.
Gambar 10.
Gambar 11.
12. Ulat Penggerek Umbi Kentang
(Phthorimaea operculella)
Gambar 12.
4.2 Pembahasan
Adapun gejala kerusakan yang disebabkan oleh hama tersebut sebagai berikut :
Kerusakan yang ditimbulkan oleh serangan hama tikus ini dapat terjadi mulai dari
lapangan sampai ke tempat penyimpanan.Tikus termasuk binatang nokturnal,
keluar dari sarangnya aktif pada malam hari untuk mencari makan. Bagian
punggung tikus sawah berwarna cokelat muda bercak hitam, perut dan dada
berwarna putih, panjang kepala dengan badan 130-210 mm, panjang ekor 120-200
mm dan tungkai 34-43 mm. Jumlah puting susu betina 12 buah, 3 pasang di dada
dan 3 pasang diperut (Muchrodji,2006).
Gejala serangan tikus terjadi pada fase persemaian, vegetatif maupun generatif.
Pada stadia persemaian, tikus mencabut benih yang sudah mulai tumbuh (bibit)
untuk memakan bagian biji yang masih tersisa (endosperm). Sedangkan pada
stadia vegetatif, tikus memotong bagian pangkal batang untuk memakan bagian
batangnya. Adapun pada stadia generatif, tikus memotong pangkal batang untuk
memakan bagian malai atau bulirnya.Kerusakan yang ditimbulkan oleh tikus
bersifat khas, yaitu ditengah- tengah petakan sawah tampak gundul, sedangkan
bagian tepi biasanya tidak diserang.Padi yang terserang tikus dari jauh terlihat
menguning tetapi kuningnya tidak sama dengan kondisi padi yang siap panen.
Dari dekat hanya terlihat kulit padi sedangkan isinya sudah habis, selain itu
banyak batang padi yang tumbang akibat dikerat.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Class : Mamalia
Ordo : Rodentia
Family : Muridae
Sub family : Murinae
Genus : Rattus
Spesies : Rattus argentiventer
WBC merusak dengan cara mengisap cairan tanaman sehingga tanaman menjadi
layu, mengering, dan akhirnya tampak seperti terbakar (hopperburn). WBC juga
dapat merusak tanaman padi dengan cara menularkan virus kerdil rumput dan
virus kerdil hampa, virus yang menyebabkan tanaman padi menjadi kerdil dan
berbulir hampa. Gejala tanaman mengering mula-mula berupa spot
setempat-setempat di bagian tengah petakan, kemudian akan menyatu sehingga
seluruh pertanaman mengering.
Nimfa maupun imago menyebabkan kerusakan pada polong kedelai dengan cara
mengisap cairan biji di dalam polong dengan menusukkan stiletnya.Serangan R.
linearis pada fase pembentukan polong menyebabkan polong kering dan gugur.
Serangan pada fase pertumbuhan polong dan perkembangan biji menyebabkan
polong dan biji kempes kemudian polong mengering dan akhirnya gugur.
Serangan pada fase pengisian biji menyebabkan biji berwarna hitam dan
busuk.Pada fase pematangan polong mengakibatkan biji keriput. Serangan pada
polong tua menjelang panen menyebabkan biji berlubang.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Alydidae
Genus : Riptortus
Spesies : Riptortus linearis
Gejala serangan penggerek polong berupa lubang gerek berbentuk bundar pada
kulit polong. Serangga ini menyerang pada dua waktu, yaitu pada saat menjelang
pengisian polong dan pada saat fase masak fisiologis. Fase kritis tanaman kedelai
terserang penggerek polong yaitu ketika berumur 56 HST hingga fase fisologis.
Tindakan yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan hama ini yaitu
dengan pengendalian secara kultur teknis, seperti tanam serempak dalam kurun
10 hari (tidak lebih dari 10 hari) dan penggunaan varietas unggul. Selain itu,
dilakukan pergiliran tanaman bukan inang (rotasi tanam). Pengendalian secara
mekanis dan fisik melalui penggunaan tanaman perangkap. Pengendalian hayati
dengan memanfaatkan musuh alami berupa pelepasan parasitoid Trichogramma
bactrae-bactrae. Pengendalian kimiawi dilakukandengan pemberian pestisida
nabati atau pun insektisida (Baliadi, 2008).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pyralide
Sub family : Phycitinae
Genus : Etiella
Spesies : Etiella zinckenella
4.2.6 Penggerek Tongkol Jagung (Holicoverpa armigera)
Imago betina bertelur 730 butir masa ovoposisi 10-23 hari. Telur menetas setelah
3 hari. Larva terdiri atas 5-7 instar dengan pergantian kulit (moulting) setiap 2-4
hari. Periode perkembangan larva sangat tergantung suhu dan kualitas makanan.
Spesies ini mengalami masa prapupa selama 1-4 hari. Selama periode ini, larva
menjadi pendek dan lebih seragam warnanya dan kemudian erganti kulit menjadi
pupa.
Imago betina akan meletakkan telur pada silk jagung dan sesaat setelah menetas
larva akan menginvasi masuk ke dalam tongkol dan akan memakan biji yang
sedang mengalami perkembangan.Infestasi serangga ini akan menurunkan
kualitas dan kuantitas tongkol jagung, karena larva hidup di dalam buah, biasanya
serangan serangga ini sulit diketahui dan sulit dikendalikan dengan insektisida.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Noctuidae
Genus : Helicoverpa
Spesies : Helicoverpa armigera
Siklus hidup wereng jagung 25 hari, masa telur 8 hari, telurnya berbentuk bulat
panjang dan agak membengkok (seperti buah pisang), warna putih bening yang
diletakkan pada jaringan pelepah daun secara terpisah atau berkelompok. Nimfa
mengalami 5 instar, instar pertama berwarna kemerah-merahan kemudian
berangsur-angsur berubah menjadi putih kekuning-kuningan. Disepanjang
permukaan atas badannya terdapat bintik-bintik kecil berwarna coklat ubuh
wereng dewasa berwarna kuning kecoklatan, sayap bening dan kedua mata
berwarna hitam. Terdapat duri pada tibia belakang yang dapat berputar. Serangga
dewasa ada yang mempunyai sayap panjang dan ada pula bersayap pendek.
Mempunyai bintik pada ujung sayap dan bergaris kuning pada belakangnya.
Sedangkan pada yang bersayap pendek mempunyai sayap transparan dengan
bintik warna gelap. Keduanya mempunyai karakteristik dengan corak warna hitam
dan putih pada bagian ventral abdomen.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Hemiptera
Family : Delphacidae
Genus : Peregrinus
Spesies : Peregrinus maidis
Bioekologi dari hama ini Telur penggerek batang berukuran 0,90. Telur
diletakkan secara berkelompok di bagian bawah daun, bentuknya menyerupai
sisik ikan dengan ukuran yang berbeda-beda. Lama perkembangan larva
bervariasi, bergantung pada bagian tanaman jagung yang dimakan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa jagung yang berumur 6 minggu paling disenangi
oleh larva O. furnacalis. Selanjutnya, Pupa terbentuk di dalam batang dengan
lama stadium bervariasi 7−9 hari atau rata-rata 8,50 hari. Akhirnya Ngengat
biasanya muncul dan aktif pada malam hari dan segera berkopulasi. Seekor
ngengat betina menghasilkan telur ratarata 81,10; 133,30; 122,60 butir/hari
masingmasing dari ngengat yang larvanya diberi makan bagian tanaman jagung
umur 4, 6, dan 8 minggu (Sulistyo,2008)
Salah satu faktor penghambat atau pengatur populasi hama adalah musuh alami.
Musuh alami berpotensi untuk dikembangkan sebagai agen pengendalian hama
yang aman bagi lingkungan. Namun, hingga saat ini informasi tentang komposisi
musuh alami bagi hama utama pertanaman jagung masih kurang (Nonci, 2007).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Family : Crambidae
Sub family : Pyraustinae
Genus : Ostrinia
Spesies : Ostrinia furnacalis
Gejalaserangan :pada tanaman kentang, kutu daun persik lebih berperan sebagi
vektor virus penggulung daun kentang (Potato Leaf Roll Virus / PLRV) dan PVY
(Potato Virus Y) dibading perannya sebagai serangga hama tanaman. Gejala awal
berupa bercak kering pada daun dan menyebabkan tanaman mengering, keriput,
tumbuh kerdil, warna daun kekuningan, terpelintir, layu dan mati.Kutu daun
persik biasanya berkelompok di bawah permukaan daun, menusuk dan mengisap
cairan daun muda serta bagian tanaman yang lebihmuda (pucuktanaman).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Famili : Aphididae
Ordo : Homoptera
Genus : Myzus
Spesies : Myzus persicae Sulz
4.2.10
Gejala yang dihasilkan hama ini Pada adaun yang berwarna merah tua dan terlihat
adanya Jalinan seperti benang yang berwarna kelabu yang merupakan materi
Pembungkus ulat. Umbi yang terserang bila di belah, akan terlihat
Adanya lubang – lubang karena sebagian umbi telah dimakan.
Serangga dewasa berupa ngengat kecil yang berwarna coklat kelabu, ngengat aktif
pada malam hari.Pada siang hari ngengat bersembunyi di bawah helaian
Daun atau pada rak – rak penyimpanan umbi di gudang kentang. Seekor ngengat
betina mampu menghasilkan telur sebanyak + 98 butir.Lama stadia telur berkisar
antara 10 – 16 hari.Telur berukuran kecil agak lonjong, berwarna putih
Kekuningan dan biasanya diletakkan pada permukaan bawah daun, pada batang
atau di atasumbi yang tersembul di permukaan tanah. Digudang penyimpanan,
telur hampir selalu di letakkan di atasumbi. Lama stadia telur 5 – 11 hari.
Larva berwarna putih kelabu dengan kepala coklat tua.Permukaanatas (dorsal)
memiliki bayangan hijauterang atau merah muda. Larva memakan permukaan
Atas daun dan cabang atau melipat daun dan hidup dibawah epidermis daun.larva
juga melubangi umbi di kebundan di gudangkentang. Lama hidup 21 – 35 hari.
Panjang larva sekitar 1 cm . Pupa (kepompong) terdapatdalamkokon yang
Tertutup butiran tanahberwarnakecoklatan. Di gudang pupa menempel pada
bagian luarumbi (biasanyadisekitarmata tunas) atau pada rak – rak penyimpanan
kentang. Lamanya daur hidup 4 – 6 minggu .
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Lepidoptera
Famili : Gelechiidae
Genus : Phthorimaea
Spesies : Phthorimaea operculella
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Coccilinedae
Genus : Epilachna
Spesies : Epilachna sparsa
Klasifikasi
Keingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Family - agromyzidae
Genus : Ophiomyia
Spesies : Ophiomyia phaseoli
V. KESIMPULAN
usat
Harianto, 2009. Pengenalan dan Pengendalian Hama-Penyakit Tanaman P
Penelitian tanaman.Jember.
Nonci, N. dan D. Baco. 2007. Pengaruh waktu infestasi dan jumlah larva Ostrinia
furnacalis Guenee terhadap kerusakan pada tanaman jagung. Agrikam,
Buletin Penelitian Pertanian Maros 2(2): 49−59.
Sutrisno. 2014. Resistensi wereng batang cokelat padi, Nilaparvata lugens Stål
terhadap insektisida di indonesia. Jurnal AgroBiogen, 10(3):115-124.