Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA
2021
PENDAHULUAN
1. Latar belakang
2. Tujuan praktikum
3. Manfaat praktikum
Pratikum ini bisa bermanfaat bagi para petani sebagai pedoman dalam hal
melakukan teknik budidaya tanaman jagung agar dapat meningkatkan produksi
yang baik, dan untuk menambah pengetahuan mahasiswa terutama dalam
pengelolaan budidaya dan produksi tanaman jagung.
Lokasi tanaman budidaya jagung yang saya amati berada di Desa paloh
awe kec. Muara Batu, Kabupaten Aceh Utara pada hari kamis, tanggal 18
November 2021 jam 13.30 WIB. Lokasi yang saya amatin di pimpin oleh
kelompok wanita tani (KWT) yang di ketuai oleh ibu Idawati, S.Pd.
PELAKSANAAN
1. Sarana
2. Alat
4. Hasil pengamatan
Praktikum Unit 2 : Pemberantasan hama, penyakit, serta gulma pada tanaman jagung
5. Pembahasan
Teknik Penanaman
Penentuan Pola Tanamana yang di gunakan dalam tanaman jagung ibu idawati yaitu Tumpang
sari. Pola tanam tumpang sari adalah Penanaman lebih dari 1 tanaman (umur sama atau
berbeda). Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir
bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti jagung dan kedelai, atau
jagung dan kacang tanah. Pola penanaman tumpang sari dapat memaksimalkan lahan
dibandingkan pola monokultur karena hasil panen pada lahan tidak luas bisa beberapa kali
dengan usia panen dan jenis tanaman berbeda, petani mendapat hasil jual yang saling
menguntungkan atau menggantikan dari tiap jenis tanaman berbeda dan, risiko kerugian dapat
ditekan karena terbagi pada setiap tanaman.
Lubang tanam
Lubang Tanam dan Cara Tanam Lubang tanam ditugal, kedalaman 3-5 cm, dan tiap lubang
diisi 2 butir benih. Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panennya, semakin panjang
umurnya jarak tanam semakin lebar. Jagung berumur panen lebih 100 hari sejak penanaman,
jarak tanamnya 40×100 cm (2 tanaman /lubang). Kedalaman tanam tergantung pada jenis tanah,
kelembapan dan suhu. Pada kondisi penanaman yang baik kedalaman ideal adalah 5 cm. Agar
dapat berkecambah dengan baik, setelah benih ditaburkan, benih ditekan -tekan dengan kaki.
Benih dapat masuk lebih dalam pada tanah berpasir dari pada tanah berlempung. Benih jagung
akan dapat berkecambah 4 -5 hari setelah ditaburkan.
Pengelolaan Tanaman
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan 2 minggu sekali. Penyiangan pada tanaman jagung yang masih
muda dapat dengan tangan atau cangkul kecil, garpu dll. Penyiangan jangan sampai
mengganggu perakaran tanaman yang pada umur tersebut masih belum cukup kuat
mencengkeram tanah maka dilakukan setelah tanaman berumur 15 hari.
3.Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi
batang agar tanaman tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas permukaan
tanah karena adanya aerasi. Dilakukan saat tanaman berumur 6 minggu, bersamaan dengan
waktu pemupukan. Tanah di sebelah kanan dan kiri barisan tanaman diuruk dengan cangkul,
kemudian ditimbun di barisan tanaman. Dengan cara ini akan terbentuk guludan yang
4. memanjang.
Pengairan dan Penyiraman Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman secukupnya,
kecuali bila tanah telah lembab, tujuannya menjaga agar tanaman tidak layu. Namun menjelang
tanaman berbunga, air yang diperlukan lebih besar sehingga perlu dialirkan air pada parit-parit
di antara bumbunan tanaman jagung.
.Hama
Hama yang terdapat pada tanaman jagung yang kami amti adalah Hama Lalat bibit
(Atherigona exigua Stein) Gejala: daun berubah warna menjadi kekuningan, bagian yang
terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman
menjadi kerdil atau mati.
Pemupukan
apabila pupuk yang digunakan dalam bahan jadi dari produsen pupuk organic (kotoran sapi)
gunakan sekitar 2 ton/ha atau 50 – 60 gr perlubang tanam. Dalam lahan jagung yang saya teliti
penggunaan pupuk nya hanya menggunakan pupuk organic, karena pupuk organic bisa
meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, baik efisiensi fisik maupun efisiesi ekonomi bila
dikombinasi dengan pupuk anorganik, lalu pupuk organic juga bisa meningkatkan kualitas hasil
panrn jagug, dan juga dapat meningkatkan kadar bahan organik tanah.
Umur Panen untuk jagung manis lebih kurang masa panen 60-75 hari setelah tanam. Waktu
panen sebaiknya dilakukan pada hari-hari cerah, jangan pada saat hujan agar supaya
penanganan jagung setelah dipanen yaitu pengeringan tidak mendapat hambatan. Pemanenan
jagung yang sederhana dan umum dilakukan dan hasilnya sangat baik adalah dipuntir dengan
tangan atau sabit dengan memotong tangkai buah. Sekaligus memotong batang dan bagian
tanaman lainnya dan ditinggal dilapangan dan kemudian dibenamkan kedalam tanah sebagai
bahan pupuk. Jagung sebaiknya dipanen dalam bentuk tongkol lengkap dengan kelobotnya, bila
dipanen tanpa kelobot resiko kerusakan butir-butir jagung tambah besar. Segera setelah dipanen
pisahkan jagung yang tidak sehat/terinfeksi penyakit dilapangan supaya penyebaran hama dan
penyakit dapat dicegah. (Lidar dan Sutinah 2012).
Pengeringan
Pengeringan adalah proses penurunan kadar air sampai mencapai nilai tertentu sehingga siap
untuk diproses selanjutnya dan aman untuk disimpan dan mutu produk yang dihasilkan tinggi.
Disamping itu tujuan pengeringan adalah memenuhi persyaratan mutu yang akan dipasarkan,
kadar air jagung yang memenuhi standar mutu perdagangan adalah 14%. Untuk biji yang akan
disimpan kadar air sebaiknya 13%, dimana jamur tidak tumbuh dan respirasi biji rendah. Oleh
karena itu disarankan agar pengeringan dilakukan segera dalam waktu 24 jam setelah panen.
Jagung dapat dikeringkan dalam bentuk tongkol berkelobot, tongkol tanpa kelobot, atau jagung
pipilan. Pengeringan jagung idealnya dalam dua tahap. Pengeringan awal biasanya dilakukan
dengan tujuan untuk mempermudah pekerjaan pemipilan jagung, sebab pemipilan tanpa
dilakukan pengeringan terlebih dahulu dapat menyebabkan butir rusak, terkelupas kulit, terluka
atau cacat, dan pengerjaannya lambat. Pengeringan awal ini dilakukan sampai kadar air sekitar
17-18%. Pada keadaan ini jagung akan mudah dipipil dan tidak menimbulkan kerusakan. Bila
jagung sudah berupa jagung pipilan dapat dikeringkan sampai kadar air 13% sehingga tahan
untuk disimpan. Waktu pengeringan dengan memanfaatkan sinar matahari sebaiknya dari pukul
08.00-11.30, dan lamanya pengeringan sekitar 3 hari bila cuaca cerah. Gunakan alas jemur
seperti tikar, lantai jemur, terpal dan sebagainya. Cara pengeringan dengan menggunakan sinar
matahari dianggap baik karena kadar air jagung tidak turun secara drastis, sehingga tidak
menimbulkan kerusakan dan selain itu cara ini adalah yang termurah. Pengeringan
konvensional lainnya adalah dengan cara pengasapan. Cara ini bisa digunakan untuk
mengamankan hasil jagung dimusim penghujan. Sumber asap dapat diperoleh dari pembakaran
sekam dan tongkol jagung. Dengan cara digantung setinggi 80 cm dari sumber asap,
pengeringan dari kadar 29% menjadi 14% jagung berkelobot membutuhkan waktu 7 hari. Untuk
tujuan benih, pengasapan lebih baik dari pada penjemuran ditinjau dari daya tumbuh dan
serangan jamur.
6. Kesimpulan
Jadi kesimpulan dari praktikum saya yaitu jagung merupakan tanaman pangan yang
mudah di budidayakan karena perawatannya dari awal sampai akhir tidak begitu rumit dan
Jagung merupakan kebutuhan yang cukup penting bagi kehidupan manusia dan hewan. Jagung
mempunyai kandungan gizi dan serat kasar yang cukup memadai sebagai bahan makanan
pokok pengganti beras. Selain sebagai makanan pokok, jagung juga merupakan bahan baku
makanan ternak. Kebutuhan akan konsumsi jagung di Indonesia terus meningkat.
Budidaya jagung harus melalui tahap tahapan agar menghasilkan jagung yang
berkulitas. Mulai dari pengelolaan lahan dengan menggunakan pupuk organic dan benih yang di
gunakan juga benih yang bersertifikat . karena benih yang bersertifkat adalah benih yang sudah
di pilih dari tahapan tahapan yang begitu banyak sehingga menghasilkan benih yang
berkualitas. Kemudian dalam masa perawatan jagung hanya memerlukan perawatan mulai dari
penyiraman, peyiangan gulma, pemupukan (menggunakan pupuk organic), penyemprotan
insektisida pada benih sebelum di tanam.
Dalam tahapan pasca panen tanaman jagung tidak banyak melalui tahapan tahapan yang
rumit, jagung hanya melalui beberapa tahapan seperti pemipilan dan pengeringan.
DAFTAR PUSTAKA
Kasryno, F., E. Pasandaran, Suyamto dan M.O. Adyana. 2007. Gambaran Umum Ekonomi
Jagung Indonesia Teknik Produksi dan Pengembangan. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Tanaman Pangan, Bogor, p 474-497.
Rauf. A, 2005. Teknik Konservasi Tanah dan Air. Diktat Bahan Kuliah. Fakultas Pertanian,
Jurusan Ilmu Tanah. USU, Medan
Sarief, E. S. 1989. Kesuburan dan Pemupukan Tanah Pertanian. Pustaka Buana. Bandung.197
hal
Kuyik, Antonius, R., Tumewu, P., Sumampow, D.M.F., Tulungen, E.G. 2012. Respon Tanaman
Jagung Manis (Zea mays saccharata L.) Terhadap Pemberian Pupuk Organik. Faperta
Univ. Sam Ratulangi. Manado.
Surtinah, dan Lidar, S. 2012. Pertumbuhan Vegetatif dan Kadar Gula Biji Jagung Manis (Zea
mays saccharata, Sturt) di Pekanbaru. J.Ilmiah Pertanian
LAMPIRAN
Foto lahan jagung sebelum di tanaman benih dan penanamn jagung menggunakan sistem
bedengan.
Foto jagung yang sudah di tanam berumur 3 minggu