Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRAKTIKUM

MATA KULIAH HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


“Sitophilus oryzae Hama Penting Pasca Panen Pada Beras”

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2021

Sitophilus oryzae Hama Penting Pasca Panen Pada Beras


Gambar 1. Imago Sitophilus oryzae (Manueke et al., 2015).

Setiap tahunnya kebutuhan beras di Indonesia mengalami peningkatan. Menurut


data BPS produksi beras di Indonesia mengalami kenaikan dari 2011 sebesar 65,75 juta
ton menjadi 82,38 juta ton pada tahun 2017. Faktor penyimpanan di gudang mempunyai
peran yang penting untuk ketersediaan beras (Yassin et al., 2020). Gudang untuk
menyimpan beras harus terbebas dari serangan hama. Akan tetapi, produk dalam
penyimpanan ini tidak terlepas dari organisme pengganggu terutama dari golongan
serangga. Hama yang menyerang pada bahan simpanan umumnya merupakan hama
langsung, yang dimana kerusakan terjadi secara langsung pada bahan yang dikonsumsi
(Booroto et al., 2017).
Serangga Sitophilus oryzae atau dikenal dengan kumbang beras merupakan hama
primer pada beras. Hama pasca panen Sitophilus oryzae ini dapat menyebabkan
kerusakan pada bahan simpan berupa kerusakan secara kuantitatif seperti penurunan berat
bahan. Selain itu, hama Sitophilus oryzae juga dapat menyebabkan kerusakan secara
kualitatif seperti perubahan warna, bau yang tidak enak, kontaminasi kotorran dan
penurunan kandungan gizi (Antika et al., 2014).
Klasifikasi dari kumbang beras (Sitophilus oryzae) menurut Manueke et al. (2015)
sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insekta
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Genus : Sitophilus
Spesies : Sitophilus oryzae
 Tanaman Inang Sitophilus oryzae
Sitophilus oryzae merupakan hama primer yang dapat menyerang beras, sorgum,
jagung dan gandum yang diletakkan di tempat penyimpanan (Yassin et al., 2020).
Sedangkan menurut pendapat Booroto et al. (2017) Sitophilus oryzae merupakan hama
yang merusak biji-bijian ditempat penyimpanan dan merupakan hama utama pada beras.
Selain itu juga menyerang jenis pangan lain seperti gandum, jagung, kedelai, kacang
kapri, kacang tanah dan kopra.

 Gejala Serangan Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)


Beras yang disimpan di dalam gudang dapat mengalami kerusakan sebesar 10-20%
dari keseluruhan produksi (Yassin et al., 2020). Kumbang beras dapat menyebabkan
butiran beras menjadi berlubang kecil-kecil. Selain itu, beras mudah pecah dan remuk
seperti tepung, sehingga kualitasnya rendah karena rasanya tidak enak dan berbau apek.
Butiran beras ini dapat hancur dan berdebu, dalam waktu yang cukup singkat. Serangan
hama Sitophilus oryzae dapat mengakibatkan perkembangan jamur, sehingga produksi
beras rusak, bau apek dan tidak dapat dikonsumsi lagi (Rizal et al., 2019).
 Bioekologi Hama Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
Menurut Manueke et al. (2015) hama Sitophilus oryzae ini mengalami metamorfosa
sempurna (holometabola) yaitu dalam perkembangan dari telur sampai dewasa melalui
empat stadium yaitu telur, larva, pupa dan imago. Imago akan merusak butiran bahan
yaitu beras dengan bentuk alat mulutnya yang khas yaitu berbentuk seperti moncong
(rostrum), dikhususkan untuk melubangi butiran beras. Beras yang terserang akan
menjadi berlubang kecil-kecil sehingga mempercepat hancurnya bijian tersebut menjadi
seperti tepung. Kerusakan yang berat mengakibatkan adanya gumpalan-gumpalan pada
bahan pascapanen akibat adaanya/bercampurnya air liur larva dan kotoran yang
dihasilkan oleh hama Sitophilus oryzae. Beberapa karakteristik dari hama Sitophilus
oryzae adalah sebagai berikut :
a) Imago ketika masih umur muda berwarna coklat agak kemerahan, setelah tua
warnanya berubah menjadi hitam. Kedua buah sayap bagian depan masing-
masing terdapat dua buah bercak berwarna kuning agak kemerahan.
b) Memiliki panjang tubuh imago antara 3,5 – 5 mm, tergantung dari tempat hidup
larvanya. Artinya pada material yang lebih besar (misalnya butiran jagung atau
potongan gaplek) ukuran tubuhnya lebih besar yaitu sekitar 4,5 mm daripada
larva yang hidup pada butiran beras;
c) Larvanya tidak memiliki kaki dan berwarna putih jernih.

Gambar 2. Siklus Sitophilus oryzae (a. Telur, b. Larva, c. Pupa, d. Imago) (Hanifia ,
2016).

Hal ini didukung oleh pendapat Hanifia (2016), bahwa morfologi dan biologi dari
Sitophilus oryzae yaitu memiliki imago muda yang berwarna cokelat kemerahan,
sedangkan imago dewasa berwarna hitam. Pada kedua sayap depan terdapat empat bintik
kuning kemerahan. Kumbang beras ini memiliki moncing panjang, berwarna cokelat
kehitaman dan berumur mencapai 5 bulan.
Kumbang betina akan membuat liang kecil dengan moncongnya kurang lebih 1 mm
untuk meletakkan telurnya. Kumbang betina akan menggerek butiran beras menggunakan
moncongnya dan meletakkan sebutir telur, lalu lubang tersebut akan ditutup dengan
sekresi yang keras. Telur berbentuk lonjong diletakkan satu per satu di dalam lubang dan
ditutup dengan sisa gerekan. Setiap imago memproduksi telur selama kurang lebih 3-5
bulan dengan jumlah telur 300-400 butir. Fase telur 5 -7 hari. Setelah menetas, larva tidak
berkaki, berwarna putih, berukuran kurang lebih 3 mm. Fase larva 13-15 hari dan
merupakan tingkat hidup yang paling aktif. Pada saat waktunya membentuk pupa, larva
terakhir akan membuat rongga dalam butiran beras. Setelah fase pupa selama 4-7 hari,
akan membentuk kumbang muda yang keluar dari beras. Setelah itu, 2-5 hari kemudian,
serangga dewasa keluar untuk mengadakan perkawinan. Daur hidup Sitophilus oryzae
dari telur menjadi dewasa selama 28-29 hari.
 Perilaku Hama Kumbang Beras (Sitophilus oryzae)
Menurut Manueke et al. (2015) ketika melakukan gerakan tubuh Sitophilus oryzae
selalu membentuk seperti agak bulat mengkerut, sedangkan kepompongnya tampak
seakan-akan telah tumbuh menjadi dewasa. Aktivitas perkembangbiakan, makan, dan
kopulasi hama Sitophilus oryzae umumnya dilakukan pada malam hari. Imago betina
meletakkan telurnya pada tiap butiran bebijian yang telah dilubanginya terlebih dahulu.
Daftar Pustaka
Antika et al. 2014. “Perkembangan Sitophilus oryzae Linnaeus (Coleoptera:
Curculionidae) Pada Berbagai Jenis Pakan.” HPT 2(4): 77–84.
Booroto et al. 2017. “Populasi Imago Sitophilus oryzae L (Coleoptera: Curculionidae)
Pada Beberapa Jenis Beras Asal Desa Waimital Kecamatan Kairatu.” Jurnal
Budidaya Pertanian 13(1): 36.
Hanifia. 2016. Studi Biologi Sitophilus oryzae (Linn ) ( Coleoptera : Curculionidae ) Pada
Beras Varietas Ciherang Dan IR 42. Palembang: Fakultas Pertanian Universitas
Sriwijaya.
Manueke et al. 2015. “Biologi Sitophilus oryzae dan Sitophilus zeamais (Coleoptera;
Curculionidae) Pada Beras Dan Jagung Pipilan.” Eugenia 21(1): 20–31.
Rizal et al. 2019. “Preferensi Konsumsi Kumbang Beras (Sitophilus Oryzae L) Pada
Beberapa Varietas Beras.” Sainmatika: Jurnal Ilmiah Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam 16(2): 157.
Yassin et al. 2020. “Kemangkusan Metarhizium anisoplae Dan Beauveria bassiana
Sebagai Bioinsektisida Bagi Hama Gudang Sitophilus oryzae.” Agronida 6 (April):
14–21.

Anda mungkin juga menyukai