Anda di halaman 1dari 5

PRAKTIKUM HAMA DAN PENYAKIT PENTING TANAMAN

“HAMA PENTING PASCA PANEN”

PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2021
Hama Pasca Panen

“Hama gudang (Callosobruchus chinensis L.)”

Salah satu hama yang kerap ditemukan pada budidaya tanaman kacang hijau ialah
hama gudang (Callosobruchus chinensis L.). Kacang hijau merupakan jenis komoditas yang
kerap diserang oleh hama baik saat masih pertumbuhan ataupun saat masa penyimpanan.
Penyimpanan yang sangat lama dapat mengalami kerusakan pada komoditas tanamannya
sebab dapat menghadirkan serangga hama gudang. Kumbang biji kacang hijau
(Callosobruchus chinensis L.) merupakan serangga pasca panen yang beresiko berat karena
serangan akan hama ini hampir luas (Gobai et al., 2015).

Klasifikasi

Menurut Zia et al., (2013) taksonomi kumbang kacang hijau (Callosobruchus


chinensis L.) yaitu sebagai berikut:

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insecta
Ordo : Coleoptera
Family : Bruchidae
Genus : Callosobruchus
Spesies : Callosobruchus chinensis

Tanamaan Inang

Tanaman inang pada hama gudang sering ditemui pada jenis budidaya kacang hijau
yang umumnya menyerang pada benih dan biji kacang hijau dan kedelai. Hama ini memiliki
sifat poligaf namun pada imagonya, imago lebih tertarik atau menyukai komoditas kacang
hijau (Prahartama, 2017).

Gejala

Gejala yang ditimbulkan oleh hama C. chinensis yaitu pada saat imago betina
bertelur, selanjutnya telur akan langsung diletakkan pada bagian permukaan produk material
untuk kemudian diserang dalam ruang penyimpanan. Kemudian setelah berumur sekitar 3-5
hari telur akan mulai menetas. Umumnya larva hanya akan merobek bagian kulit telur saja
untuk melekatkannya pada material agar larva mampu keluar. Ketika sudah sekitar 10-13 hari
masa stadia larva, kita dapat melihat ciri-ciri pada produk yang terserang hama yaitu
muncul/terlihat lubang-lubang akibat larva menggerek bagian biji dan larva akan terus berada
di dalam biji sampai nanti larva berkembang menjadi imago (Sari et al., 2013).

Gambar 2. Gejala Serangan Hama C.chinensis

Sumber: (Sari et al., 2013)

Bioekologi

Menurut Gobai et al., (2015), hama C. chinensis mempunyai bentuk telur lonjong,
berwarna kuning dan transparan. Telur ini memiliki masa inkubasi selama 4–5 hari. Larva
nya berwarna kuning jernih, pada bagian kepala berwarna coklat, dapat mengalami
pergantian kulit hingga menjadi pupa. Saat menjadi pupa berwarna putih kekuningan mirip
dengan serangga dewasa namun seluruh bagian tubuhnya masih menyatu. Saat menjadi
imago awalnya berwarna putih kekuningan, bagian bakal kepala terbentuk bintik-bintik
coklat yang makin lama menjadi banyak dan berubah menjadi hitam. Kumpulan bintik ini
akan menjadi mata majemuk. Kemudian seluruh badannya dimulai dari kepala secara
perlahan-lahan berubah menjadi coklat. Bentuk tubuh imago jantan lebih kecil dari pada
imago betina. Imago yang telah tumbuh sempurna dan siap melakukan kopulasi keluar dari
biji kacang hijau melalui jendela berbentuk lingkaran yang telah disiapkan sebelumnya pada
saat masih berbentuk larva.

Pengendalian

Pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengendalikan serangan hama pasca


panen yaitu sebagai berikut:

a) Pengendalian hama pasca panen umumnya dilakukan dengan bantuan zat kimia
(Gobai et al., 2015)..
b) Pengendalian C.chinensis juga dapat memanfaatkan ekstrak pada daun otikai dan
ekstrak pada buah pinang sebagai insektisida nabati melalui metode ekstraksi agar
mendapatkan senyawa aktif alami yang berguna menekan populasi hama sasaran
(Gobai et al., 2015).
Dampak Terhadap Ekonomi

Kerugian yang disebabkan oleh serangan hama Callosobruchus chinensis L. yaitu


pada biji yang terserang terdapat lubang –lubang, menghasilkan banyak serbuk hasil gerekan.
Kerusakan yang disebabkan oleh hama ini pada komoditas kacang hijau dapat mencapai 70
persen (Gobai et al., 2015).
DAFTAR PUSTAKA

Gobai, M., Tobing, OL, & Rochman, N. (2015). Daya insktisida ekstrak daun otikai
(Alphitonia sp.) Dan ekstrak buah pinang (Areca catechu L.) terhadap tingkat
kematian serangga gudang Callosobruchus chinensis L. JURNAL AGRONIDA , 1 (2).

Prahartama, NB (2017). PENGARUH BUBUK DAUN GAMAL (GLIRICIDIA SEPIUM)


TERHADAP CALLOSOBRUCHUS CHINENSIS L. TERHADAP PENYIMPANAN
BIJI HIJAU (Disertasi Doktor, Universitas Mecu Buana Yogyakarta).

Sari, P. M. S., Pangestiningsih, Y., & Oemry, S. (2013). Pengaruh Insektisida Botani
Berbentuk Serbuk Biji Terhadap Hama Kumbang Callosobruchus Chinensis L.
(Coleoptera: Bruchidae) Pada Benih Kacang Hijau. Jurnal Agroekoteknologi
Universitas Sumatera Utara, 1(4), 96336.

Suranto A., 2011. Dahsyatnya sirsak tumpas penyakit. Pustaka Bunda, Jakarta.

Zia, A., M. Aslam., F. Naz dan M. Ilyas. 2011. Bioefficacy of Some Plant Extracts Agains
Chickpea Beetle, Callosobruchus chinensis L. (Coleoptera:Bruchidae) Attacking
Chickpea. Department of Entomology, Pir Merh Ali Shah Arid Agriculture
University, Rawalpindi, Pakistan. 43 (4), pp. 733-737.

Anda mungkin juga menyukai