Anda di halaman 1dari 6

PAPER

HAMA KUTU PUTIH (Ferrisia virgata) PADA TANAMAN


KAKAO

Oleh :
1. Aji Bayu Prasetyo (171510501004)
2. Istiqomah Isworowati (171510501019)
3. Islah Alfarisi (171510501062)
4. Ahmad Zainuri Isman (171510501120)
5. Ahmad Rofiqi (171510501123)
6. Faisal Afnani (171510501132)
7. Fandi Suganda Rahmatullah (171510501144)
8. Mahendra Wahyu Waluyo Jati (171510501160)

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2019
BAB 1. PENDAHULUAN

Kakao (Theobroma cacao L) merupakan tanaman tropis yang banyak


dibudidayakan di Indonesia. Tanaman ini mempunyai nilai jual yang tinggi karena
banyak dibutuhkan dipasaran sebagai bahan baku pembuatan coklat, kosmetik dan
banyak manfaat yang lain. Kakao memiliki senyawa folivenol yang mana banyak
dimanfaatkan dalam pembuatan makanan (Silva et al, 2017). Untuk memperoleh
kakao yang berkualitas tentunya sangat diperlukan untuk memperhatikan aspek
budidaya tanaman agar hasil panen yang diharapkan memiliki kualitas dan kuantitas
yang tinggi. Selain budidaya yang baik, faktor OPT (Organisme Pengganggu
Tanaman) perlu diwaspadai untuk mengantisipasi susut hasil yang bisa disebabkan
oleh adanya organisme pengganggu tanaman. Dalam kelangsungan hidup suatu
tanaman pastinya akan terdapat suatu organisme yang akan menghambat atau
mengganggu pertumbuhan tanaman tersebut, seperti Ferrisia virgata atau yang biasa
disebut kutu putih pada tanaman kakao. Ferrisia virgata merupakan sutu pathogen
yang tergolong kedalam family Pseudococcidae, ordo Himaptera. Umumnya Ferrisia
virgata memiki karakteristik dengan diameter ukuran tubuh yang kecil, sehingga
kebanyakan hama ini terletak dibagian batang tanaman (Oliveira et al, 2014).
Hama Kutu Putih (Ferrisia virgata) merupaka salah satu hama yang menyerang
tanaman kakao. Disebut Kutu Putih karena tubuhnya berwarna putih dan terdapat
serbuk putih yang menyelimuti permukaannya. Hama kutu putih sebenarnya bukan
hama utama, namun apabila dibiarkan dan populasinya terus menerus dibiarkan
meningkat maka akan menimbulkan dampak yang besar bagi tanaman, sehingga
apabila tidak ditanggulangi akan mengakibatkan tertanggunya pertumbuhan tanaman.
Oleh karena itu, perlunya dilakukan pengendalian agar dapat menanggulagi dampak
serangan Kutu Putih (Ferrisia virgata) pada tanaman kakao. Sebelum melakukan
pengendalian hama sebaiknya mengenali biekologi dari hama tersebut, agar
keputusan pengandalian yang diambil dapat secara tepat.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Hama Kutu Putih (Ferrisia virgata)


Ferrisia virgata atau Pseudococcus virgatus merpakan hama famili
Pseudococcidae. Ordo hama ini Hemiptera. Hama kutu putih sering disebut kutu
dompol karena sifat dari hama ini yang suka begerombol. Tubuh dari Ferrisia virgata
memiliki cirikhas yaitu tubuh yang berwarna putih dan lilin kuning, seluruh tubuhnya
dilapisi tepung berwarna putih, terdapat terdapat benang-benang kecil di pinggiran
tubuhnya serta memiliki 2 benang yang lebih panjang pada bagian ekornya (Nuraeni,
dkk. 2016)
Kutu putih dewasa memiliki tubuh berwarna merah muda dengan bentuk
panjang oval, yang ditutupi oleh lilin berwarna putih. Dalam perkembang biakan kutu
putih, telur yang dihasilkannya akan diletakkan dalam kantung telur atau ovisac.
Telur yang nantinya menetas akan berubah bentuk menjdi nimfa. Adapun proses
nimpa yang terjadi pada kutu putih terdapat stadia instar pertama sampai ketiga (Mc
Corquedale and Hodges 2017). Proses instar dilakukan dengan maksud adanya
penambahan ruas tubuh serta berubahnya warna pada kutu putih.

2.2 Gejala serangan hama kutu putih


Kutu putih Ferrisia virgata merupakan serangga yang menjadi hama
meskipun serangannya tidak menimbulkan dampak yang terlalu besar. Tanaman
perkebunan yang menjadi inang salah satunya adalah tanaman kakao. Hama ini
biasanya menyerang pada bagian tunas muda, serta daun tanaman kakao. Gejala
serangan dari hama Ferrisia virgata yang menyerang tanaman kakao secara
kenampakan visual dapat dilihat dengan banyaknya kutu berwarna putih yang
menempel pada permukaan daun, buah, gejala lainnya yang dapat dilihat adalah
keadaan daun yang menguning serta layu sehingga mengganggu proses fotosintesis
(Wyniger 1971). Menurut Mccorquodale and Hodges (2017), Kutu putih
menghasilkan cairan yang mengandung karbohidrat tinggi yang dapat menjadi media
tumbuh dari jelaga, pertumbuhan jelaga yang banyak akan membentuk sebuah lapisan
gelap di sekitar permukaan daun sehingga mengganggu proses fotosintesis.

2.3 Pengendalian hama kutu putih


Kutu putih mengakibatkan kerugian karena siklus hidupnya yang merugikan
tanaman. Pengendalian dan pembasmian merupakan cara yang dapat di lakukan untuk
mengatasi dan menangani permasalahan serangan kutu putih terhadap kakao.
Penggunaan bahan kimia, atau pestisida merupakan salah satu cara yang dapat
dilakukan dengan hasil yang cepat. McQorquedale (2017) menambahkan bahwa
penggunaan pestisida untuk pengendalian kutu putih efektif aplikasikan pada usia
hama yang masih muda, karena hama kutu putih belum di lindungi lapisan lilin padat.
Namun penggunaan bahan kimia atau insektisida untuk membasmi hama kutu putih
haruslah tetap sesuai standard, karena penggunaan pestisida berlebih dapat berakibat
buruk pada ekologi sekitar. Adu-Acheampong et al. (2015) menjelaskan bahwa,
pengggunaan pestisida berlebih akan dapat membunuh serangga lain yang
menguntungkan bagi pembudidaya, dampak negatif yang ditimbulkan selain itu
residu pestisida dapat mencemari lingkungan.
Pengendalian biologi kemudian juga muncul sebagai salah satu alternative
pengendalian hama kutu putih. Pengendalian biologi atau pemanfaatan agen hayati
merupakan sebuah pemanfaatan musuh alami untuk mengurangi dan menanggulangi
hama tersebut. Penggunaan agen hayati dapat dilakukan dengan menyebarkan
ataupun mengembangkan musuh alami ataupun parasitoid yang merugikan bagi kutu
putih tersebut. Pengendalian secara biologi memiliki keuntungan yang baik bagi
ekologi yang sekitar, namun hal ini membutuhkan proses yang lebih lama dan
presentase keberhasilan yang lebih rendah. McQorquedale (2017) juga menjelaskan
bahwa kutu putih dapat beraliansi dengan semut sehingga mengganggu predator dan
parasitoid menyerang kutu putih yang ada.
BAB 3. PENUTUP.
3.1. kesimpulan
Hama kutu putih (Ferrisia virgata) merupakan bukan hama utama yang
menyerang tanaman kakao. Hama kutu putih menyeran daun, ujung daun, cabang dan
buah. Hama kutu putih menyerang dengan cara menusuk dan menghisap cairan
tanaman. Hama kutu putih dapat dikendalikan denga cara Penggunaan bahan kimia,
atau pestisida merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan dengan hasil yang
cepat. Pengendalian biologi atau pemanfaatan agen hayati merupakan sebuah
pemanfaatan musuh alami untuk mengurangi dan menanggulangi hama tersebut
Daftar Pustaka

AduAcheampong. et al. 2015. strategy for insects pest control in cocoa. American
journal experimental Agriculture. 6(6): 416-423.

McCorquodale. A., and Hodges A. 2017. Striped Mealybug Ferrisia virgata Cockerell
(Insecta: Hemiptera: Pseudococcidae).

Nuraeni, Y., I. Anggraeni, N. E. Lelana. 2016. Identifikasi Hama Kutu Putih Pada
Bibit Sengon (Falcataria Moluccana (Miq.) Barneby And J.W Grimes) Di
Persemaian Puslitbang Kehutanan. Agrologia. 5(2):48-52.

Oliviera, et al. 2014. Population growth and within-plant distribution of the striped
mealybug Ferrisia virgata (Cockerell) (Hemiptera, Pseudococcidae) on cotton.
Revista Brasileira de Entomologia 58(1): 71–76.

Silva, L., M. P. Quintana, L. Bravo, M. Radicce. J Sancesh. And M. Andino. 2017.


Cocoa Polyphenols (Theobroma Cacao) As Natural Amazonian Antioxidant In
Sausage Fresh. MOL2NET. 3(10):1-6.

Anda mungkin juga menyukai